• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pengambilan Keputusan Peternak Dalam Pemilihan Bangsa Ruminansia Kecil Di Desa Jatimerta, Kecamatan Cirebon Utara, Cirebon

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pengambilan Keputusan Peternak Dalam Pemilihan Bangsa Ruminansia Kecil Di Desa Jatimerta, Kecamatan Cirebon Utara, Cirebon"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

5

3. Jenjang dari konsekuensi-konsekuensi yang mungkin terjadi dapat disusun berdasarkan preferensi pe-ngambil keputusan.

Definisi Peubah

Dalam penelitian ini terdapat beberapa peubah

berhubungan erat dengan tujuan penelitian yang

dicapai. Untuk menyamakan pengertian dan maksud

peubah-peubah yang digunakan, maka definisi peubah disamakan terlebih dahulu. Peubah-peubah tersebut

yang ingin dari perlu adalah mac am ternak, bangsa ternak, peternak, keputusan

pilihan peternak dan kriteria keputusan peternak.

peternak, Definisi yang dimaksud dari setiap peubah untuk penelitian ini, yaitu:

1. Macam ternak ialah menunjukkan kelompok ternak

yang dibedakan secara morfologi dan fisiologinya, misalnya kambing dan domba.

2. Bangsa ternak ialah kelompok ternak yang merupakan bagian kelompok jenis yang memiliki sifat-sifat morfologis dan fisiologis yang sama atau hampir sama dan sifat-sifat tersebut dapat diturunkan pa-da keturunannya, misalnya bangsa kambing Kacang, bangsa kambing Peranakan Etawah, bangsa domba Lo-kal dan bangsa domba Priangan.

(20)

6

4. Keputusan peternak ialah tindakan menerima atau me-nolak memelihara bangsa ruminansia keGil tertentu.

5. Pilihan peternak ialah bangsa-bangsa ruminansia

(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)

METODE PENELITIAN

Populasi

Populasi yang diteliti adalah masyarakat peternak di

desa

penelitian yang

beternak ruminansia kecil

90

orang).

Pemilihan desa penelitian didasarkan pertimbangan

bahwa

di

Desa Jatimerta pada mUlanya terdiri

atas

para

peternak

yang

memelihara

kambing,

tetapi

saat

ini

mengalami pergeseran ke arah pemeliharaan domba.

Peternak Contoh

Penentuan peternak contoh penelitian dilakukan

dalam

dua tahap.

Tahap pertama, bertujuan utama untuk menemukan

kriteria keputusan peternak (hipotetik)

dalam pemilihan

bangsa

ruminansia kecil.

Kriteria digali

dari

peternak

sebagai

informan

(4 orang)

melalui

wawancara mendalam

sejalan dengan metode yang diikuti oleh Darmawan

(1986).

Metode

yang digunakan untuk menemukan

peternak

informan

adalah metode tertuju

(purposive sampling method)

dengan

mempertimbangkan taraf kekayaan dan ragam bangsa

ruminan-sia kecil

yang

dipeliharanya.

Pada

akhir tahap

ini

dibangun

suatu Model Pengambilan Keputusan

Denah

Pohon

(MPKDP) hipotetik.

(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan Umum Lokasi Desa

Karakteristik Geografik

Desa Jatimerta adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Cirebon Utara, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Wilayah Desa Jatimerta disebelah utara berbatasan dengan Desa Kalisapu, Desa Astana dan Desa Kalitengah, sebelah selatan dengan Desa Klayan, Desa Kejaksan dan Desa Batembat, sebelah timur dengan Laut Jawa dan sebelah barat dengan Desa Dawuan.

Jarak balai desa ke Kantor Pemerintahan Kecamatan Cirebon Utara lebih kurang dua km, sedangkan ke ibu kota Kabupaten Cirebon berjarak lebih kurang 25 km, keduanya dapat ditempuh dengan angkutan kota. Untuk ke ibu kota propinsi dapat menggunakan bis antar kota dengan jarak lebih kurang 95 km.

Wilayah Desa Jatimerta merupakan daerah data ran

rendah dengan kesuburan tanah dari rendah sampai sedang. Panjang musim kemarau dengan musim hujan relatif sama.

Gambar 2 menunjukkan peta Desa Jatimerta. Desa

Jatimerta dibagi dalam tiga blok (tiga RW), untuk lokasi penelitian, yang terpilih sebagai contoh adalah blok tiga

(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)

49

/---\

:8an984 Combo Lokal/0L : BangsA Kambing Peranakan Etawah/PE:

\---/

: Ya

,:,

/---\ Tldak /---\ /---_\

: Ti dak Pe 11 hara : (---: Kh1 :---: Ungkapan :

: D L / P E : \---/ : 11,12,13,14:

\---/ : \---1

\---\ : Ya

.:. v

/---\ Tidak /---\ /---\

: Tidak Pelihara

1 <---l

Kh2 :---: Ungkapan :

: D L / P E : \---/ : 11,12,13,14 :

\---/ : \---1

\---\ : Ya

.} ..(

/---\. Tidak /---\ /---\ : Tidak'Pel1hara :

<---:

Kh3

:---1

Ungkapan :

: O L / P E : \---/ : 11,12,13,14 :

\---/

:

\---/

\---\ : Ya

• •

'I' v

/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pelihara :

<---:

Kh4 :---: Ungkapan :

: D L / P E : \---/ : 11,12.13,14 :

\---/

:

\---/

\---\ : Ya .} セ@

/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pelihara :

<---:

KhS' :---: Ungkapan :

: DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :

\---/

:

\---/

\---\ : Ya

• •

...

"

/---\ Tldak /---\ /---\ : T1dak Pel1hara

1<---:

KhC :---: Ungkapan : : DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :

\---/

\ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ \

:

I Ya

\---/

.:. .!,

/---=----\

T1dak /---\ /---\ : Tidak Pel1hara

:<---:

Kh7 :---: Ungkapan

!

: DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 ,

\---/

:

\---/

\---\ : Ya

V

セ@

/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pelihara

1<---:

Kh8

1---:

Ungkapan : : DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :

\---/

:

\---/

\---\ 1 Ya

y

V

/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pel1hara :

<---:

Kh9 :---: Ungkapan : : DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :

|MMMMMMMMMMMMMセMMO@

:

\---/

\---\ : Ya

. .:, セ@

/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pel1hara :

<---:

Khl0 ;---: Ungkapan :

: DL/PE: \---/ : 11.12,13,14 :

\---/

:

\---/

\---\ : Ya

.} V

/---\ Tldak /---\ /---\ : Tidak Pelihara

:<---:

Khl1 :---: Ungkapan :

: DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :

\---/

:

\---/

: Ya I 01<

/---\

: Pelihara DL/PE :

\---/

(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)

61

Keragaman

tanggapan

terhadap kriteria yang

diajukan

kepada para peternak menurut lapisan sosialnya hanya terjadi

untuk

kriterium pemeliharaan (Tabel

12).

Para peternak

lapisan bawah memandang pemeliharaan untuk DL dan kambing PE

adalah

sarna

mudahnya

(p

=

0.15).

Hal

ini

mungkin

disebabkan

para peternak lapisan bawah yang

memelihara DL

masih banyak yang kurang memperhatikan kegiatan

memandikan,

meneukur

bulu dan memotong kuku.

Pengamatan

di

lapangan

menunjukkan DL yang dipeliharanya kotor dan berbulu

panjang

sehingga domba tampak gemuk, tetapi bila dilakukan

perabaan

padabadannya dapat diketahui bahwa DL tersebut kurus sampai

sedang,

serta kuku

kaki

DL

tampak

sudah

melipat atau

panjang.

Para

peternak

lapisan

menengah

menilai

pemeliharan

untuk

kambing

PE lebih mudah dari pada

DL

(p

=

0.05a).

Keadaan

ini mungkin terjadi karena memandikan dan

meneukur

bulu pada DL dipandang para peternak lapisan menengah

harus

lebih sering.

Hal lain yang turut diperhitungkan adalah

kotoran

DL eenderung basah, yang mengakibatkan kandang

dan

tubuh domba mudah kotor dan ditambah sisa hijauan yang masuk

ke kandang akan menempel di lantai kandang sehingga

member-sihkannya perlu waktu lebih lama.

(76)
(77)
(78)
(79)

65

penanganan

reproduksinya

lebih mudah (p

=

o.

00

* \

C I ; ( 3 )

mudah

dijual

dan harga jual lebih baik

(p

=

0.01 b);

*

( 4 )

*

pembuatan kandangnya lebih mudah (p

=

0.00 c); dan (5) lebih

cocok

bila

digunakan

sebagai

bahan

makanan

olahan

*

(p

=

0.00 c).

Sementara

itu kambing

PE

tetap dipelihara

para peternak karena dipandang pemeliharaannya lebih mudah

(p

=

O.Olb).

.

(80)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Bedasarkan hasil pengujian Model Pengambilan Keputusan Denah

Pohon

(MPKDP)

hipotetik untuk pengambilan

keputusan

peternak,

maka dapat ditar1k beberapa butir kesimpulan, yaitu :

(1)

Di Desa Jatimerta ada keragaman bangsa ruminansia kecil

yang diputuskan dipelihara para peternak.

(2)

Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa domba Lokal

lebih

banyak

dipelihara oleh para peternak dibandingkan

de-ngan kambing PE.

(3)

Hal

tersebut di at as sejalan dengan

hasil

pengujian

model, yang memperlihatkan bahwa para peternak

memutus-kan memilih DL karena produksi lebih tinggi, penanganan

reproduksi

lebih mudah, mudah dijual dan

harga jual

lebih

baik, pembuatan kandang lebih mudah serta lebih

cocok

bila digunakan

sebagai bahan

makanan

olahan.

(4)

Sementara para peternak yang masih memelihara kambing

PE menyatakan bahwa bangsa ternak tersebut lebih mudah

dipelihara.

(81)

67

Saran

Saran yang ingin disampaikan penulis berdasarkan hasil

pene-litian ini adalah:

(1)

Para peternak di Desa Jatimerta perlu melakukan

koordi-nasi

untuk

penjualan ternak dan

lebih memperhatikan

pemberian

pakan ternak, antara lain melalui

pemberian

rumput

unggul,

kacang-kacangan atau

konsentrat

yang

tersedia secara lokal dan harga terjangkau.

(2)

Penyuluh di Desa Jatimerta perlu lebih mengintensifkan

pembinaan kepada para peternak agar pengetahuan dan

ke-terampilan pengelolaan peternakannya menjadi lebih baik.

(3)

Untuk lebih memahami model dalam studi pengambilan

(82)

Amri Jahi. nakan. nakan,

DAFTAR PUSTAKA

19M.

Penyuluhan

Pell1bangunan

Bahan Kuliah. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.

Peter-Batubara, L.P., M. Rangkuti dan P. Sitorus. 1979. Per-forman domba priangan yang dipelihara pada

pasture

dan diberikan makanan penguat. Proceedings Seminar Penelitian Peternakan. Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian. Jakarta.

Bishop, C.E. dan W.O. Taussaint. 1979. Pengantar Analisa Pertanian. C.V. Mutiara. Jakarta.

Darmawan, A. 1986. Model Pengambilan Keputusan Petani

dalam Pemilihan Varitas Padi. Thesis. Fakultas Pas-ca Sarjana, IPB. Bogor.

De.vendra, C. and M. Burns. 1983. Goat Production in the Tropics. Commonwelth Agricultural Bureaux. London. Direktorat Bina Usaha Petani (Ternak) dan Pengolahan Hasil

Peternakan._ 1983. Usaha Peternakan Perencanaan Usa-hatani Analisa dan Pengelolaan. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta.

Edey, LN. 1983. Tropical

Australian Universities

Program. Cambera.

Sheep and Goat Production.

International Development

Herman, R. 1983. Peternakan.

(2) 1-19.

Produksi Daging Kambing Kacang. Media

Fakultas Peternakan, IPB. Bogor. 8

1986. Peningkatan Produksi dan Mutu Daging

Kambing Kacang. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.

---'=---0' M. Duldjaman dan N. Sugana.

Produksi Daging Kambing Peranakan

Peternakan, IPB. Bogor.

1985. Perbai kan Etawah. Fakultas

1990. Produks i Kambi ng dan Domba. Laborato-rium Ilmu Produksi Ternak Daging dan Kerja, Jurusan

Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, IPB.

Bogor.

Kusumamiharja, S. 1981. Pengaruh pemberian makanan tam-bahan dan antelmintika kepada produksi anak domba

ga-rut. Proceedings Seminar Penelitian Peternakan.

(83)
(84)
(85)
(86)

72

Makanan

/---\

,

,

(11)

Makanan

untuk kambing PE adalah rumput

lapang,

sisa

hasil

pertanian dan turi.

Makanan ini

harus selalu

dicari karena kambing tidak pernah digembalakan dan

untuk rumput lapang harus dipilih kalau untuk kambing.

(I2 )

Domba

Lokal

membutuhkan rumput lapang

lebih

daripada untuk kambing PE, tetapi s9waktu-waktu

digembalakan.

(13 dan 14)

ban yak

dapat

Rumput

lapang

saja sudah cukup

untuk

sedangkan kalau

untuk kambing PE harus

turi terutama untuk induk yang menyusui.

domba

Lokal,

ditambah

daun

,

,

\--- ---/

,

,

,

\

/

\ /

/---\

··Apakah

saudara merasa lebih mudah

mendapat- :

,

kan makanan untuk bangsa ini setiap saat

?. : [image:86.602.98.533.104.668.2]

\---/

Gambar

4.

Bagan

Pembentukan

Kriterium Hipotetik

1
(87)

73

Produksi

/---\

: 11 I

I I I I I I

Anak

kambing PE pertumbuhannya lebih

cepat

daripada

anak

DL.

PE

beranak

sering

kembar

tiga

dan

menghasilakn air susu.

12

Anak

DL pertumbuhannya agak lambat , tetapi

beranak dua kali dalam setahun

DL

dapat

13

Jumlah

anak

DL dalam setahun lebih

banyak

daripada

anak

kambing PE, pertumbuhan anak memang agak

lambat

mungkin dikarenakan air susu induk yang sedikit

14

Anak kambing PE mempunyai laju pertumbuhan yang

cepat dibanding

anak DL tapi jumlah anak

per

lebih sedikit bila dibandingkan dengan DL.

lebih

tahun

I I • I I I I I I I I \---

---/

I I I I

\

I

\ /

/---\

:"Apakah saudara merasa bangsa ini berproduksi:

:lebih baik

?" : [image:87.603.92.541.97.707.2]

\---1

,

,

Gambar

5.

Bagan

Pembentukan

Kriterium Hipotetik

2
(88)

74

Reproduksi

/---\

I1 dan I3

Pejantan untuk kambing PE saat ini su1it dan

annya

harus

selalu dibantu karena

kandang

sehingga dapat gaga1 kawinnya jika berahi

diketahui.

I2 dan I4

perkal1i

n-di sekat,

terlambat

Perkawinan DL tidak per1u dibantu karena kandang tidak

disekat dan

se1ang beranaknya menjadi" lebih

pendek

,

bi1a dibandingkan dengan kambing.

,

\---

,

---/

,

,

,

,

\

/

\

/

/---\

: "Apakah saudara merasa bangsa ini

penanganan:

: reproduksinya lebih mudah

?.

[image:88.600.81.545.71.816.2]

\---/

Gambar

6.

Bagan

Pembentukan

Kriterium Hipotetik

3

(Kh3 )

Penvakit

/---\

:

I1, I2, I3 dan I4

:

,

,

,

,

:

Kambing

PE dan domba Loka1 keduanya

dapat

terserang

:

:

penyakit mencret, mabok atau kembung.

Penyakit terse-

:

:

but

kadang-kadang dapat disembuhkan, tetapi ada

juga

:

:

ternak yang mati terutama bi1a kembung.

:

\---

---/

,

,

,

I

\

/

\ /

/---\

: "Apakah saudara merasa bangsa ini

penanganan:

: penyakitnya 1ebih mudah

?"

\---/

Gambar

7.

Bagan

Pembentukan

Kriterium Hipotetik

4
(89)

75

Pemasaran

/---\

:

I1 dan I3

I

I

Harga kambing PE akhir-akhir ini lebih rendah daripada

harga jual DL dan yang banyak dicari tengkulakpun

DL.

Namun seandainya ada yang memerlukan khusus (biasanya

orang luar desa) harga dapat menjadi lebih baik.

I2

Seandainya membutuhkan

uang

Lokal lebih mudah terjual dan

kulit DL lebih mahal daripada

14

secara mendadak

menurut tengkulak

kulit kambing PE.

domba

harga

Domba

Lokal harganya lebih baik dibandingkan

kambing

PE,

tetapi bulan November sampai dengan

Maret

harga

turun karen a banyak yang menjual untuk modal bertani.

I

I I

\---

MMMMMMMMMセMMMMMMMMMMMMMMMMMMi@ I I I I I

\

1

\ 1

1---\

: "Apakah

ada pembeli bangsa ini dengan

harga:

: yang lebih baik

?, : [image:89.600.92.533.86.644.2]

\---1

,

,

(90)

76

Perkandangan

/---\

,

I1

Pembuatan

kandang

(d i sekat-sekat) ,

kandang untuk DL.

untuk PE perlu

dikeu7eung-keu7eung

kuat

dan

lebih

tinggi

daripada

I2

Untuk DL pembuatan kandang tidak perlu disekat

karena

DL mempunyai sifat

rukun.

I3

Penyekatan dilakukan

untuk kandang

PE

beradu

juga kandang

harus

kuat dan

kambing suka memanjat-manjat.

I4

karena

tinggi

suka

sebab

,

,

Bahan

untuk pembuatan kandang DL lebih sedikit

dibandingkan untuk membuat kandang kambing PE.

bi 1

a

,

:

,

,

,

\---

---/

,

,

,

\

I

\ /

/---\

: "Apakah saudara merasa bangsa ini untuk

pem-:

: buatan kandangnya lebih mudah

?" : [image:90.600.103.540.130.661.2]

\---1

,

,

Gambar

9.

Bagan

Pembentukan

Kriterium Hipotetik

6
(91)

77

Pemeliharaan

/---\

Il

dan

I3 I

Kambing

PE

jarang

sekali

dimandikan

dan

dicukur

bulunya, tetapi kalau beranak harus dibantu menyusukan

karena kandang untuk anak kambing disekat.

Kandang PE

akan

tetap

bersih meskipun

tidak

setiap

hari

dibersihkan.

I2

dan

I4

perlu lebih sering dicukur

bulunya dan

Domba

Lokal

dimandikan

juga kandangnya

harus

lebih

sering

I

dibersihkan

karena

kotoran

lebih

basah

sehingga

:

menempel di lantai.

I I \---

---1

I I I I I

I I

\

/

\

/

1---\

,

,

: "Apakah saudara merasa bangsa ini pemelihara-:

:annya lebih mudah ?" :

[image:91.602.100.534.119.589.2]

\---1

,

,

Gambar

10.

Bagan

Pembentukan Kriterium Hipotetik

7

(Kh7)

(92)

78

Permodalan

1 - - - - ______________________________________________________ \

,

,

I I1

dan

I3 I

I I

Modal

untuk membeli bibit kambing PE dan domba

Lokal

relatif

sama

karena harus dipilih

namun

untuk

pembuatan kandang, maka untuk PE lebih mahal.

Biaya

mahal

biaya

I2

dan

I4

untuk

membuat kandang kambing

PE

akan

dibandingkan

untuk kandang

DL,

tetapi

membeli bibit sebaliknya.

lebih

kalau

I I

\---

---/ I

\

\ I

I I I I

/

/---\

: "Apakah saudara merasa,modal yang

dibutuhkan:

: untuk beternak bangsa ini lebih rendah?"

:

[image:92.602.97.536.58.814.2]

\---/

Gambar

11.

Bagan

Pembentukan Kriterium Hipotetik 8

(Kh8)

Lingkungan Alam

/---\

I I I I I I

I1, I2, I3

dan

I4

Lingkungan

alam di daerah Desa

Jatimerta dirasakan

cocok, baik untuk memelihara kambing PE

maupun

untuk

memelihara domba Lokal.

I I I I I \--- MMMMMMセMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMO@ I I I I

\

/

\ /

/---\

: "Apakah

saudara merasa

bangsa

ini

sesuai:

:dengan lingkungan alam disini ?"

:

\---/

(93)

79

Kesesuaian dengan Kehendak Pemilik Ternak

/---\

,

,

,

,

,

Kambing

maro dan

terpaksa

modalnya

11

PE yang saya pelihara sekarang

berasal

dari

pemiliknya tidak mau mengganti dengan DL jadi

tetap

bertahan.

Untuk

membeli

sendiri

saat ini dipakai untuk bertani.

I2, I3 dan I4

Pemeliharaan ternak kambing PE maupun ternak DL

lebih

ditentukan yang maro (memelihara) karena dia yang akan

merawat

ternak.

Akan

tetapi

akan

lebih

baik

seandainya itu merupakan kesepakatan bersama.

,

,

,

,

,

,

,

\---

,

---/

,

,

,

,

,

,

\

/

\

/

/---\

: "Apakah

bangsa inisesuai

dengan

kehendak:

: pemilik ternak yang dipelihara saudara

?.

\---/

[image:93.597.95.536.176.717.2]
(94)

80

Kecocokan Sebagai Bahan Olahan

/---\

:

I1 dan I2

I

I

I I

Daging

kambing

PE

kurang

empuk

dan

terutama untuk pejantan serta lemaknya

dibandingkan dengan daging yang berasal

I3 dan I4

lebih

berbau

sedikit

bila

dari DL.

Untuk

dibuat masakan, daging domba

baik

(rasa

lebih enak dan

empuk

dengan daging kambing PEl.

Lokal

bil a

akan

lebih

dibandingkan

I

I

\---

---/

I ,

\

/

\ /

/---\

:"Apakah bangsa ini lebih cocok bila diguna-:

:kan sebagai bahan makanan olahan

?"

\---/

[image:94.595.102.536.137.499.2]
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETERWAK

DALAM PEMlLlHAN BANGSA RUMlRlANSlA KECIL

Dl

DESA JATIMERTA. KECAMATAN CIREBON UTARA, CIREBON

K A R Y A

ILMIAH

WAHYU

BUD1

PRIATNA

FAKULTAS PETERNAKAN

INBTITUT PERTANIAN

B O O O R

(106)

Wahyu Budi P r i a t n a . 1990. Model Pennambi l a n Kepu- t u s a n P e t e r n a k dalam P e m i l i h a n Banqsa Ruminansia K e c i l d i Desa J a t i m e r t a , Kecamatan C i r e b o n U t a r a , Kabupaten C i r e -

m.

Karya I l m i a h . J u r u s a n S o s i a l Ekonomi P e t e r n a k a n ,

. .

:,.

F a k u l t a s P e t e r n a k a n , IPB.

Pembimbing Utama : D r . 1 . A m r i J a h i

Pembimbing Anggota : D r h . Rachmat Herman, MVSc.

Mode! Pengambilan Keputusan Denah Pchon (MPKDP!

,ang b a i k u n t u k m e n g a n a l i s a merupakan s a l a h s a t u c a r a

s u a t u keputusan. Pada d a s a r n y a MPKDP a d a l a h s e r a n g k a i a n hubungan yang l o g i s a n t a r a b e r b a g a i a l t e r n a t i f yang d i h a d a p i , b e r b a g a i k r i t e r i a k e p u t u s a n dan macam k e p u t u s a n berupa t i n d a k a n menerima a t a u menclak. Prosedur MPKDP yang mudah dan sederhana dipandang cccok densan j a l a n p i k ~ r a n p a r a p e t e r n a k d i pedesazn.

T u j u a n p e n e l j t i a n i n i a d a l a h u n t u k menjawab t i g a b u t i r masalah, y a j t u : ( 1 ) bagaimana ragam p i l i h a n p a r a p e t e r n a k dalam p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i ! d i desa p e n e l i t i a n ? ;

(2)

apakah MPKDP d a p a t m e n j e l a s k a n keragaman p i l i h a n p a r a p e t e r n a k d i desa p e n e l i t i a n dalam p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l ? ; dan ( 3 ) bagaimanakah b e n t u k MPKDP, b i l s s t r u k t u r p e l a p i s a n s o s i a l p e t e r n a k t u r u t d i p e r t i m b a n g k a n ?

Asumsi yang d i p a k a i dalam k a i t a n n y a dengan r a s i o n a l i - s a s i pengambilan k e p u t u s a n a d a l z h ( 1 ) a l t e r n a t i f yang t e r s e d i a I e b i h d a r i s a t u menurut pandangan p e t e r n a k dan i a mampu menggambarkan a k i b a t - a k i b a t d a r i s e t i a p p i l i h a n ; ( 2 )

s e t i a p p i l i h a n t i d a k tumpang t i n d i h dan d a p a t d i b a n d i n g - kan; , dan ( 3 ) j e n j a n g d a r i a k i b a t - a k i b a t yang mungkin

t e r j a d i d z p a t d i s u s u n b e r d a s z r k a n p r e f e r e n s i p e t e r n a k . Metode penentuan p e t e r n a k c o n t c h d i l a k u k a n dalam dua t a h a p . Tahap p e r t a m a , u n t u k mencari p e t e r n a k sebagai i n f o r m a n ( 4 o r a n g ) d i g u n a k a n metcde t e r t u j u ( p u r p c s i v e samp!ing n?et!?cd) dari pada a k h i r t a h a p i n i dibangun MPKDP h i p o t e t i k . Penentuan p e t e r n a k responden sebanyak 30 o r a n g digunakan rnetode acak b e r t i n g k a t ( s t r a t i f i e d s a m p ? f n g method) d i l u a r p e t e r n a k i n f o r m a n . P e n g u j i a n MPKDP h i p o - ' t e t i k d i l a k s e n a k a n d i Desa J a t i m e r t a , Kecamatan C i r e b o n

U t a r a , Kabupaten C i r e b o n t e t a p i sebelumnya d i c o b a k a n kepa- da 1 5 o r a n g p e t e r n a k d i Desa S r o g o l , Kecamatan C i j e r u k , Kabupaten Bogor.

(107)

a n t a r a jawaban p e t e r n a k dan macam k e p u t u s a n yang d i a m b i l . U j i p e l u a n g F i s h e r d i g u n a k a n u n t u k m e m p e l a j a r i hubungan a n t a r a p r o p o r s i f r e k u e n s i p e t e r n a k yang memutuskan p e l i h a - r a a t a u t i d a k p e l i h a r a s u a t u bangsa r u m i n a n s i a k e c i l de- ngan k r i t e r i a k e p u t u s a n yang t e r s u s u n .

P i l i h a n d a r i 30 o r a n g p e t e r n z k c o n t o h t e r n y a t a mempunyai keragaman dalam p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l . Bangsa domba L o k a l (DL) d i p i l i h o l e h 25 o r a n g p e t e r n a k (83.33%) dan bangsa kambing Peranakan Etawah (PE) o l e h l i m a o r a n g p e t e r n a k ( 1 6 . 6 7 % ) . MPKDP yang d i p e r o l e h m e l i p u t i dua buah a l t e r n a t i f (bangsa DL dan bangsa kambing PE), 11 k r i t e r i a k e p u t u s a n p e t e r n a k dan dua macam kepu- t u s a n p e t e r n a k ( p e l i h a r a dan t i d a k p e l i h a r a bangsa D L a t a u kambing PE).

Bangsa DL d i p i l i h p a r a p e t e r n a k d i Desa J a t i m e r t a k a r e n a memenuhi l i m a k r i t e r i a k e p u t u s a n p e t e r n a k , y a i t u

( 1 ) mempunyai p r o d u k s i l e b i h b a i k ( p

=

0 . 0 4 ' a ) ; ( 2 )

penanganan r e p r o d u k s i n y a l e b i h mudah ( p

=

0 . 0 0 ' ~ ) ; ( 3 ) mudah d i j u a l dan h a r g a j u a l l e b i h b a i k ( p

=

O . O I * b ) ; ( 4 1

pembuatan kandangnya l e b i h mudah ( p

=

O.OO*c); dan ( 5 )

l e b i h cocok b i l a d i g u n a k a n sebagai bahan makanan o l a h a n ( p

=

O.OO*c). Untuk kambing PE d i p u t u s k a n t e t a p d i p e l i h a r a p a r a p e t e r n a k k a r e n a d i p a n d a n g p e m e l i h a r a a n n y a
(108)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETERNAK

DALAM P E M I L I H A N BANGSA RUMINANSIA K E C I L

D I DESA JATIMERTA, KECAMATAN CIREBON UTARA, CIREBON

K a r y a I l m i a h s e b a g a i s a l a h s a t u s y a r a t u n t u k m e m p e r o l e h g e l a r S a r j a n z P e t e r n a k a n

O l e h :

Wahyu B u d i P r i a t n a

FAKULTAS PETERNAKAN

I N S T I T U T PERTANIAN BOGOR

(109)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETERNAK

DALAM PEMILIHAN BANGSA RUMINANSIA KECIL

Oleh :

Wahyu Budi P r i a t n a

D 22.0112

Karya I l m i a h i n i t e l a h d i s e t u j u i dan d i s i d a n g k a n dihadzpan Komisi U j i a n L i s a n pada t a n g g a l 19 J u n i 1990

D r . Drh. Rachmat Herman, MVSc.

Pembimbing Utamz Pembi rnbi ng Anggota

Ketuz Jurusan Dekan

S o s i a l Ekonomi Peternakan F a k u l t a s Peternakan

I n s t i t u t P e r t a n i a n B

I

(110)

RIWAYAT HIDUP

P e n u l i s d i l a h i r k a n d i Bandung pada t a n g g a l 10 A p r i l

1967. P e n u l i s adalah anak ke dua d a r i empat bersaudara

dengan ayah 0 . Sumiarso dan i b u T i n t i n .

Tahun 1979 p e n u l i s tamat d a r i SDN Bendungan I,

Sumedang. Pendidikan d i SMPN I dan SMA Petang Sumedang

dapat d i s e l e s a i k a n pada tahun 1982 dan 1985. Pada tahun

1985 p e n u l i s d i t e r i m a d i TPB, IPB m e l a l u i j a l u r Sipenmaru

dan tahun 1986 t e r d a f t a r d i F a k u l t a s Peternakan. Jurusan

S o s i a l Ekonomi d i p i l i h p e n u l i s pada semester V I I tahun

i 98s.

Selama b e l a j a r d i F a k u l t a s Peternakan, IPB p e n u l i s

i k u t b e r p a r t i s i p a s i dalam kepengurusan o r g a n i s a k i

mahasiswa, petugas lapang pada p e n e l i t i a n Dosen j u r u s a n

(111)

KATA PENGANTAR

P u j i dan syukur p e n u l i s p a n j a t k a n k e h a d i r a t A l l a h SWT

a t a s limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga pembuatan

K a r f a I l m i a h i n i dapat d i s e l e s a i k a n .

Penghargaan yang s e t i n g g i - t i n g g i n y a p e n u l i s sampaikan

kepada I b u dan Bapak yang t e l a h bersusah payah membesarkan

dan mendidik p e n u l i s d i s e r t a i i r i n g a n do'a yang t i a d a

p u t u r kepada A l l a h SWT.

Pada kesempatan i n i p e n u l i s mengucapkan t e r i m a k a s i h

yang sebesar-besarnya kepada bapak D r . I r . A m r i J a h i

sebagai dosen pembimbing utama dan bapak Drh. Rachmat

Herman, MVSc. sebagai dosen pembimbing anggota yang t e l a h

banyak memberikan dorongan, bimbingan dan saran-saran

selama p e n u l i s a n u s u l a n p e n e l i t i a n sampai dengan p e n u l i s a n

Karya I l m i a h . P e n u l i s menyampaikan t e r i m a k s i h p u l a kepada

bapak P r o f . D r . Imam K . Abdulgani dan bapak I r . I g n a t i u s

Kismono, MS. yang t e l a h b e r s e d i a menjadi p e n g u j i dan i b u

I r . L i n a K a r l i y e n a , MS. dan bapak I r . Harun N a j i b sebagai

p a n i t i a u j i a n . P e n u l i s menyampaikan penghargaan yang

s e t i n g g i - t i n g g i n y a kepada s e l u r u h s t a f p e n g a j a r dan

pegawai F a k u l t a s Peternakan, IPB yang t e l a h memberikan

bekal i l m u pengetahuan dan mernbantu memperlancar p r o s e s

p e n d i d i k a n p e n u l i s .

Ucapan t e r i m a k a s i h , penul i s sampai kan p u l a kepada

rekan Cecep Mansur, I r . I d a t G a l i h Permana, Asep Saefudin,

(112)

mahasiswa F a k u l t a s P e t e r n a k a n yang b e g i t u b a i k

p a r t i s i p a s i n y a . Semcga semua mendapat b a l a s a n d a r i A l l a h

SWT dengan b e r l i p a t ganda, a a m i i n .

T i a d a g a d i n g yang t a k r e t a k , d e m i k i a n p u l a dengan

K a r y a I l m i a h i n i , maka k r i t i k dan s a r a n s a n g a t p e n u l i s

h s r g a i . A k h i r n y a , semcga b e r m a n f a a t b a g i semua yang

memerlukannya.

Bogor, J u n i 1990

(113)

DAFTAR I S 1

Hal aman

KATA PEMGANTAR

. . .

..I i

DAFTAR TABEL

. . .

Y,

DP.FTAR GP.MBP.R

. . .

;

. . .

x i i

DAFTAR LAMPIRAN

. . .

x i i i

PENDAHULUAN

. . .

1

L a t a r belakang

. . .

1

Perumusan Masalah

. . .

..

3

. . .

Tujuan

. . .

Kegunaan

. . .

Asumsi

. . .

D e f i n i s i Peubah

TINJAUAN PUSTAKA

. . .

Pengambilan Keputusan

...

P e n g e r t i a n dan S t u d i Pengambilan Kepu-

. . .

t u s a n

Model Pengambi!an Keputusan Denah Pohon

Petani-Peternak

. . .

F a k t o r - f a k t o r yang Mempengaruhi Pengam-

b i l a n Keputusan Peternak

. . .

14

C i r i - c i r i Beberapa Bangsa Ruminansia K e c i l

yang B e r n i l a i Ekonomi

. . .

1 7

Produksi

. . .

1 7

. . .

Reproduksi 20

Makanan

. . .

2 1
(114)

Hal aman

METODE PENELITIAN

. . .

. . .

P o p u l a s i

. . .

Peternak Contoh

Data

. . .

I n s t r u m e n t a s i

. . .

Pengumpulan Data

. . .

Pengolahan Data

. . .

HASIL DAN PEMBAHASAN

...

...

Keadaan Umum i o k a s i P e n e l i t i a n

K a r a k t e r i s t i k G e o g r a f i k

...

K a r a k t e r i s t i k Demografik

...

Sarana dan Praszrzna

...

Usahaternak

...

Kelompok Peternak

. . .

Keadaan Umum Peternak Contoh

...

K a r a k t e r i s t i k Peternak Contoh

...

Sumberdaya yang D i k u a s a i Peternak Contoh

Hubungan Peternak Contoh dengan Usaha- t e r n a k n y a

. . .

Pembentukan Mode! Keputusan H i p o t e t i k

...

...

A l t e r n e t i f Peternak

K r i t e r i a Peternak

...

Model Pengsmhilan Keputusan H i p o t e t i k

..

Model Pengambilan Keputusan Peternak

...

KESIMPULAN DAN S A R A N

. . .

DAFTAR PUSTAKA

. . .

(115)

DAFTAR TABEL

No.

1 .

Teks

H a l arnan

D i s t r i b u s i Penduduk Menurut Umur dan J e n i s

Kelamin d i Desa J a t i m e r t a

. . .

32

D i s t r i b u s i Penduduk Menurut T.ingkat P e n d i d i k-

an d i Desa J a t i m e r t a

. . .

33

D i s t r i b u s i Penduduk Berdasarkan Mata Pencaha-

r i a n Utama d i Desa J a t i m e r t a

. . .

34

Luas A r e a l Lahan Menurut Pemanfatannya d i De-

sa J a t i m e r t a

. . .

35

P e n a k s i r a n P e r s e n t a s e Jumlah P e t e r n a k yang Memutuskan Memelihara u n t u k Berbagai Bangsa

. . . .

Ruminansia K e c i l d i Desa J a t i m e r t a , 1990 42

Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 1 ( K h l ) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -

m e r t a

. . .

51

Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 2 (Kh2) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -

m e r t a

. . .

52

Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 3 (Kh3) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -

m e r t a

. . .

52

Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 4 (Kh4) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -

. . .

m e r t a 53

10. Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 5 (Kh5) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -

. . .

m e r t a 54

11. Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 6 (Kh6) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -

m e r t a

. . .

54

12. Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 7 (Kh7) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -

[image:115.616.76.526.129.728.2]
(116)

Hal aman

13. Tabel Pengujian K r i t e r i u m H i p o t e t i k 8 (Kh8) Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i -

. . .

rnerta 56

1 4 . Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 9 (Kh9) Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i -

merta

. . .

56

15. Tabel Pengujian K r i t e r i u m H i p o t e t i k 10 (KhlO) Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i -

rnerta

. . .

5 7

1 6 . Tabel Pengujian K r i t e r i u m H i p o t e t i k 11 ( K h l l ) Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i -

m e r t a

. . .

58

1 7 . Rangkurnan H a s i l P e n g u j i a n MPKDP Menurut La-

[image:116.619.88.544.76.765.2]
(117)

DAFTAR GAMBAR

Teks

No. Hal aman

1 . Contoh Model Pengarnbilan Keputusan Denah Po-

hon (MPKDP)

. . .

1 1

2 . P e t a Desa J a t i m e r t a ,

. . .

3 1

3 . Model Pengarnbilan Keputusan Peternak dalam P e m i l i h a n Bangsa Ruminansia K e c i l H i p o t e t i k Berdasarkan Wawancara dengan Empat Orang Pe-

t e r n a k Inforrnan d i Desa J a t i m e r t a , 1990

....

4 9

4 . Model Pengambilan Keputusan Peternak dalam

P e m i l i h a n Bangsa Rurninansia K e c i l Berdasar- kan H a s i l P e n g u j i a n Model H i p o t e t i k Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i m e r t a ,

(118)

DAFTAR L A M P I R A N

-

No. 1. 2. 3. 4. 5 . 6 . 7 . 8. 9. 10. 11. Hal aman

Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k

1 ( K h l )

...

7 2

Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k

2 (Kh2)

...

73

Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k

3 (Kh3)

...

74

Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k

4 (Kh4)

...

7 4

Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k

5 (Kh5)

...

7 5

Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k

6 (Kh6)

...

7 6

Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k

7 (Kh7)

...

7 7

Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k

8 (Kh8)

...

78

Gambar Bagan Pembentukan ~ r i t e r i u m ' ~ i p o t e t i k 9 (Kh9)

...

79

Gambar Bagan Pernbentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k

l o

(KhlO)

...

7 9

Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u r n H i p o t e t i k

[image:118.616.86.516.72.723.2] [image:118.616.81.527.133.747.2]
(119)

PENDAHULUAN

L a t a r Be1 akang

Usaha-usaha u n t u k memacu pembangunan p e r t a n i a n d i

pedesaan t e l a h banyak d i l a k u k a n . Namun demikian, pemerata-

an h a s i l - h a s i l n y a belum dapat d i r a s a k a n sepenuhnya o l e h

p e t a n i

.

Dalam proses pembangunan, upaya u n t u k meningkatkan

p r o d u k s i berbagai k o m o d i t i t i d a k dapat l e p a s d a r i unsur

manusianya. J a d i bagaimanapun bentuk dan apapun s e k t o r n y a

harus dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Masyara-

k a t harus d i l i b a t k a n secara a k t i f dalam s e t i a p tahap

pembangunan dan mengerti apa yang d i l a k u k a n n y a . Dengan

p e r k a t a a n l a i n , menjadikan masyarakat bukan hanya sebagai

obyek pembangunan, t e t a p i j u g s s e k a l i g u s sebagai subyek

pembangunan.

Peternakan merupakan sub s e k t o r p e r t a n i a n yang pemba-

ngunannya b e r k a i t a n e r a t dengan pembangunan usahatani d i

pedesaan. Ruminansia k e c i l adalah t e r n a k yang t e l a h

d i k e n a l b a i k o l e h p e t a n i , terutama d i d a e r a h yang t e r d a p a t

lahan untuk h i j a u a n makanan t e r n a k . Upaya pengembangannya

d i pedesaan diharapkan sebagai pemanfaatan waktu luang,

tambahan sumber g i z i dan pendapatan b a g i p e t a n i s e r t a

keluarganya.

Salah s a t u f a k t o r penentu t u j u a n d i a t a s adalah

(120)

b a g ? z e t e r n a k d i pedesaan. S e l a n j u t n y a diharapkan dapat

d:seker!uaskan dan d i t e r a p k a n o l e h peternak yang b e r p a r t i -

s i p a s i dalam pengembangannya.

O i t e r i m a a t a u d i t o l a k n y a s u a t u bangsa r u m i n a n s i a k e c i l

o l e h p e t e r n a k , akan s e l a l u d i l a k u k a n m e l a l u i p r o s e s

pengambilan keputusan. Kecepatan menerima s u a t u i n o v a s i

d i a n t a r a p a r a p e t a n i t i d a k l a h merata, bahkan ada p e t a n i

yang t i d a k pernah menerimanya.

Supaya dapat menjelaskan tanggapan yang beragam

terhadap bangsa r u m i n a n s i a k e c i l dalam pengambilan

keputusan p e t e r n a k , maka pertimbangannya p e r l u d i k e t a h u i

m e l a l u i sebuah s t u d i . Hal

i n i

disebabkan o l e h pertimbangan

para p e t e r n a k dimana akan mernpengaruhi tindakannya, yang

a k h i r n y a menentukan k e b e r h a s i l a n peternak dalam membangun

d i r i n y a .

Perumusan Permasalahan

Kecenderungan peternak u n t u k merumuskan s u a t u kepu-

tusan menerima a t a u menolak s u a t u bangsa r u m i n a n s i a k e c i l

dan kemudian mengukuhkan keputusannya d i p e n g a r u h i o l e h

pertimbangan-pertimbangan yang beragam. Dengan p e r k a t a a n

l a i n sebelum b e r t i n d a k

,

p e t e r n a k akan melakukan s u a t u

pen i 7a ian. Pen i la ian peternak terhadap bangsa ruminansi a

k e c i l yang d i p e l i h a r a , t i d a k s e l a l u sama, sehingga

keputusan yang d i a m b i l p u n berbeda. Perbedaan keputusan

(121)

k o n d i s i s o s i a l ekonomi dan t a t a n i l a i yang ada pada d i r i

p e t e r n a k dan lingkungannya.

Berdasarkan u r a i a n d i a t a s , maka t e r d a p a t permasalahan

y a i t g :

1 . Bagaimanakah ragam p i l i h a n yang d i a m b i l p a r a

p e t e r n a k ruminansia k e c i l d i desa p e n e l i t i a n dalam

p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l ?

2 . Apakah keragaman keputusan p e t e r n a k dalam pemi-

l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l d i desa p e n e l i t i a n

dapat d i j e l a s k a n dengan Model Pengambilan Keputus-

an Eenah Pohcn (MPKDP) ?

3 . Bagaimanakah bentuk MPKDP b i l a s t r u k t u r l a p i s a n

s o s i a l peternak d i desa p e n e l i t i a n t u r u t d i p e r -

timbangkan ?

Tu j uan

Berdasarkan permasalahan t e r s e b u t , maka p e n e l i t i a n i n i

mempunyai t u j u a n sebagai b e r i k u t :

1 . Mempelajari ragam p i l i h a n yang d i a m b i l p a r a p e t e r -

nak ruminansia k e c i l d i desa p e n e l i t i a n dalam

p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l .

2 . Mempel a j a r i keampuhan MPKDP dalam menjelaskan

keragaman keputusan p e t e r n a k dalam p e m i l i h a n bang-

sa ruminansia k e c i l d i desa p e n e l i t i a n .

3 . Mempelajari bentuk MPKDP dengan mempertimbangkan

s t r u k t u r p e l a p i s a n s o s i a l p a r a p e t e r n a k d i desa

(122)

Kenunaan

H a s i l p e n e l i t i a n i n i merupakan s u a t u r e a l i t a s o s i a l

d i lapangan. Model pengambilan keputusan peternak yang

d i p e r o l e h d i h a r a p k a n dapat memberikan gambaran mengenai

a l a s a n p e t e r n a k m e m i l i h bangsa ruminansia k e c i l t e r t e n t u .

Oleh karena i t u , p e n e l i t i a n i n i akan berguna u n t u k :

1 . Perekayasa t e k n o l o g i ( p e t e r n a k a n ) u n t u k merancang

t e k n o l o g i agar l e b i h sesuai dengan kebutuhan p a r a

p e t e r n a k .

2 . Penyuluh dapat mengembangkan program penyuluhan

peternakan yang l e b i h sesuai dengan kebutuhan pe-

t e r n a k k e c i l .

3 . Bahan pengk-ajian l e b i h l a n j u t .

Asumsi

Suatu model pengambilan keputusan p a l i n g s e d i k i t

memberikan dua p i l i h a n kepada pengambil keputusan. Asumsi

yang d i p a k a i dalam k a i tannya dengan r a s i o n a l i s a s i

pengambilan keputusan adalah:

1 . P i l i h a n yang t e r s e d i a l e b i h d a r i s a t u menurut

pandangan pengambil keputusan dan mampu menggam-

barkan a k i b e t - a k i b a t d a r i s e t i a ~ p i l i h a n berdasar-

kan pengalamannya a t a u orang l a i n .

2 . S e t i a p p i l i h a n t i d a k tumpang t i n d i h dan dapat

(123)

3. J e n j a n g d a r i

konsekuensi-konrekuensi

yang mungkin

t e r j a d i dapat d i

s u s u n

berdasarkan p r e f e r e n s i pe-

n g a m b i l

keputusan.

Definisi

Peubah

D a l a m

penel

i

t i an

i

n i t e r d a p a t beberapa peubah yang

berhubungan e r a t dengan

t u

j u a n

penel

i t i a n yang i n g i n

d i c a p a i .

Untuk

m e n y a m a k a n

p e n g e r t i a n dan meksud

d a r i

peubah-peubah yang d i gunakan

,

maka d e f i n i s i peubah p e r 1

u

disamakan

terlebih

d a h u l u . Peubah-peubah t e r s e b u t a d a l a h

macam t e r n a k

,

bangsa

ternak

,

p e t e r n a k

,

keputusan

p e t e r n a k

,

p i 1 i

h a n

p e t e r n a k dan k r i t e r i

a keputusen

p e t e r n a k . D e f

i

n i s i yang dimaksud

d a r i

s e t i a p peubah untuk

penelitian

i n i ,

y a i

tu:

I. Macam

t e r n a k

i a l a h

menunjukkan

kelompok

t e r n a k

yang dibedakan secara

morfclogi dan fisiologinga,

misalnya

kambing

dan domba,

2, Bangsa t e r n a k i a l a h kelompok t e r n a k y a n g

merupakan

bagian

kelornpok

j e n i s y a n g

memiliki sifat-sifat

m o r f o l o g i s

d a n

fisiclcsis

y a n g sama

atau

hampir

sama dan

sifat-sifat

t e r s e b u t dapat

diturunkan

pa-

d a keturunannya, m i s a l n y a bangsa kambi ng Kacang

,

bangsa

kambi

n g Peranakan Etawah

,

bangsa domba Lo-

ka7 dan bangsa domba P r i a n g a n .

3 . P e t e r n a k a d a l a h orang yang

mata

pencahariannya se-
(124)

4 . Keputusan p e t e r n a k i a l a h t i n d a k a n rnenerima

atau

me-

n o l a k

memelihara

bangsa

ruminansia kecil

t e r t e n t u .

5 . P i 1

i

han p e t e r n a k i a1

ah

bangsa-bangsa

rumi

nansi a k e c i l y a n g

dipelihara peternak

di, desa

penelitian.

6 . K r i t e r i a keputusan p e t e r n a k i a l a h semua aspek d a r i

bangsa-bangs3 r u m i n a n s i a

kecil

yan3 rnenjadi p i l i h -

an p e t e r n a k a t a u k e n d a l a - k e n d a l

a

y a n g

dipandang

(125)

TINJAUAN PUSTAKA

Hampir s e t i a p s a a t manusia membuat keputusan a t a u

mengambil keputusan dan melaksanakannya. Hal i n i d i l a n d a -

s i asumsi bahwa s e g a l a tindakannya d i l a k s a n a k a n s e c a r a

s a d a r . Dengan demikian, putusan merupakan pencerminan

h a s i l proses pengambilan keputusan dalam p i k i r a n n y a , se-

h i n g g a sebenarnya manusia sudah sangat t e r b i a s a dalam

membuat keputusan.

Permasalahan yang d i h a d a p i sekarang muncul, karena

keputusan yang d i b u a t akan menimbulkan konsekuensi t e r t e n -

t u . Oleh sebab i t u , p e r l u u r a i a n t e n t a n g sasaran, a l t e r -

n a t i f yang dapat d i p i l i h , i n f o r m a s i yang t e r s e d i a dan

k r i t e r i a yang akan digunakan u n t u k m e m i l i h s u a t u a l t e r n a -

t i f yang d i k a i t k a n dengan konsekuensi yang akan d i p e r o l e h

pengambil keputusan.

Pengambilan Keputusan

P e n g e r t i a n dan S t u d i Pengambilan Keputusan

m i

J a h i

(1988)

berpendapat hahwa pengambilan kepu-

t u s a n adalah s a l a h s a t u proses yang t e r j a d i dalam d i r i

s e t i a p orang dan s u a t u masyarakat. Pengambilan keputusan

merupakan pengalokasian sumberdaya yang d i k u a s a i s i s t e m

s o s i a l untuk dapat mencapai t u j u a n . Proses i n i m e l i b a t k a n

p e m i l i h a n c a r a b e r t i n d a k yang p a l i n g b a i k d a r i beberapa

(126)

S i a g i a n (1986) berpendapat, bahwa pengambilan kepu-

t u s a n adalah s u a t u pendekatan yang s i s t e m a t i s terhadap su-

a t u masalah, pengumpulan f a k t a dan d a t a , penentuan yang

b a i k d a r i a l t e r n a t i f yang d i h a d a p i dan mengambil t i n d a k a n

yang menurut p e r h i t u n g a n p a l i n g t e p a t . T i t i k t o l a k d a r i

s e t i a p pernbahasan t e n t a n g proses, p o l a dan t e k n i k pengam-

b i l a n keputusan i n i adalah pengambil keputusan.

Putusan-putusan adal ah h a s i 1 d a r i s u a t u proses

b e r p i k i r yang mernbentuk hubungan a n t a r a i d e - i d e d a r i mana

kesimpulan-kesimpulan d i t a r i k dan terhadap mana melaksana-

kan s u a t u k e t e r i k a t a n (commitment). Putusan d i l a k u k a n

pada s a a t mengadakan p i l i h a n terhadap a l t e r n a t i f -

a l t e r n a t i f yang t e r s e d i a . Pembuat keputusan harus dapat

m e m i l i h a l t e r n a t i f yang akan menggerakan a t a u membuatnya

l e b i h dekat pada t u j u a n (Robbins dan Jones, 1982).

Robbins dan Jones (1982) rnengatakan, bahwa k r i t e r i a

adalah a l a t pengukur dengan rnana k e e f e k t i f a a n putusan

dapat d i u k u r . Penentuan k r i t e r i a akan dapat menghindari

banyak pemborosan waktu dan keruwetan masalah yang d i h a -

dap!. Menurut S i a g i a n ( 1 9 8 6 ) , keputusan yang b a i k adalah

keputusan yang t e l a h secara t e l i t i d i p i l i h d a r i berbagai

a l t e r n a t i f dengan s e l a l u memperhatikan i r n p l i k a s i - i m p l i k a s i

lingkungan, t u j u a n , pengalaman dan pemahaman t e n t a n g

(127)

Menurut Darmawan ( 1 9 8 5 ) , s t u d i s o s i o l o g i s terhadap

pengambilan keputusan p e t a n i pada dasarnya adalah :

Memberikan tekanan p e r h a t i a n u n t u k mencari p e n j e l a s - an t e r j a d i n y a p i l i h a n dalam hubungannya dengan peubah s o s i a l , ekonomi dan t e k n i s . A n a l i s i s proses p s i k o -

l o g i s yang t e r j a d i selama proses pengambilan kepu- t u s a n berada d i l u a r cakupannya. S t u d i i n i t i d a k mem- p e r h a t i k a n gambaran perorangan, namun mempunyai t i p e a n a l i s i s yang d i t u j u k a n pada masalah: "mengapa ke-

lompok-kelompok s o s i a l t e r t e n t u berada pada s i t u a s i yang l e b i h s t r a t e g i s d a r i p a d a kelompok s o s i a l l a i n - nya " ?

Mangkusubroto dan T r i s n a d i (1989) menyatakan, bahwa

c i r i - c i r i d a r i a n a l i s i s keputusan adz l i m a , y a i t u : ( 1 )

adanya pengambil keputusan; ( 2 ) p e r s t r u k t u r a n a n a l i s i s ,

dimana d i j a b a r k a n semua a l t e r n a t i f , s e g a l a i n f o r m a s i

d i k a i t k a n dengan s e t i a p a l t e r n a t i f dan percobaan yang

mungkin d i l a k s a n a k a n ; ( 3 ) p e n j a j a g a n kemungkinan k e t i d a k -

p a s t i a n m e l a l u i i n f o r m a s i , pendapat p a r a a h l i dan

pertimbangan s u b y e k t i f d a r i pengambi 1 keputusan; ( 4 )

ungkapan p r e f e r e n s i pengambil keputusan terhadap r i s i k o ;

dan ( 5 ) m e m i l i h t i n d a k a n t e r b a i k yang dapat memaksimumkan

harapan.

Kerangka untuk membentuk keputusan mencakup empat

unsur pokok, y a i t u : ( 1 ) pembuat keputusan; ( 2 ) t u j u a n

pembuat keputusan; ( 3 ) s y a r a t - s y a r a t a t a u keadaan dengan

mana keputusan d i b u a t ; dan ( 4 ) s u a t u t i n g k a t pengukur

u n t u k menentukan t u j u a n i t u dapat d i c a p a i (Bishop dan

(128)

Model Pengambilan Keputusan

en ah

Pohon (MPKDP)

Menurut Mangkusubroto dan T r i s n a d i (1989), penyusunan

model keputusan adalah s u a t u c a r s u n t u k menggambarkan

hubungan l o g i s yang mendasari p e r s o a l a n keputusan ke dalam

model matematis. Oleh sebab i t u , model dapat men-

cerminkan hubungan yang t e r j a d i d i a n t a r a f a k t o r - f a k t o r

yang t e r l i b a t . Dalam p r o s e s keputusan dimana makin banyak

a l t e r n a t i f yang dapat d i t e t a p k a n , maka akan b a i k p u l a

h a s i l yang d i p e r o l e h . Demikian h a l n y a dengan dengan

k r i t e r i a yang t e r k a i t pada t i a p a l t e r n a t i f makin banyak

k r i t e r i a n y a a t a u makin komprehensip dapat m e w a k i l i

kenystaan, maka semakin b a i k p u l a r e p r e s e n t a s i n y a terhadap

permasalahan yang d i h a d a p i .

Penggunaan MPKDP yang b i l a d i l i h a t d a r i bentuknya

sangat sederhana, t e r n y a t a menunjukkan p o t e n s i o p e r a s i o n a l

yang t i n g g i untuk d i p a k a i dalam pendugaan pengambilan

keputusan sesungguhnya. H a s i l percobaan menggunakan MPKDP

i n i memberikan daya ramal ( p r e d i c t a b i l i t y ) b e r k i s a r a n t a r a

8 5

-

95% (Gladwin, 1980 Darmawan, 1986).

Darmawan (1986) menyatakan bahwa Model Pengambilan

Keputusan Denah Pohon (MPKDP) dapat digunakan dalam s t u d i

pengambilan keputusan p e t a n i karena memungkinkan berbagai

pertimbangan p e t a n i d i p e l a j a r i

.

Pada dasarnya MPKDP

t e r d i r i a t a s s u a t u rangkaian k r i t e r i a d i s k r i t yang harus

(129)
[image:129.622.84.532.99.724.2]

Gambar

1

menunjukkan satu contoh denah pohon keputus-

an hi poteti k. Model pengambi lan keputusan

i ni memperl i hat-

kan dua pilihan yang dihadapi seorang petani, yaitu penggu-

naan pupuk buatan dan penggunaan pupuk alam. Supaya pupuk

buatan dapat diputuskan untuk digunakan oleh petani, maka

pupuk ini harus lo!os dari kriteria biaya

! ! )

dan produk-

tivitas

( 2 ) .

Seandainya pupuk buatan gaga1 melalui sa-

ringan salah satu kriteria yang tersedia, maka model

ini

akan menunjukkan bahwa petani yang bersangkutan masih tetap

menggunakan

pupuk

alam yang telah

bi asa

digunakan

(Darmawan,

1 9 8 6 ) .

/---\

:Pupuk buatan

:

Pupuk alam

I

\---I

( 1 )

l9iaya pupuk buatan;

<

FBiaya pupuk alami

\---/

\ - - - I

/

\

/'

\

Y

a

tidak

d

L

/---\

/---\ /---\

!2)

IProduktivitas;

2

;Produktivitasl ITetap menggunakan;

ldengan pupuk

;

ldengan pupuk

lpupuk alam

I

I

buatan

,

I

:slam

1 I \--- \

\---/

\---

/

/

/

\

/

\

tidak

\

II

/---\

/---\

L4

lMenggunakan

lTetap menggunakanl

:pupuk buatan;

lpupuk alam

\

---

/

\---/

Gambar

1 .

Contoh Model Pengambilan Keputusan Denah

(130)

S e l a n j u t n y a Darrnawan ( 1 9 8 6 ) , rnenyatakan bahwa MPKDP

merupakan s e r a n g k a i a n hubungan yang l o g i s a n t a r a p i l i h a n

yang d i h a d a p i , b e r b a g a i k r i t e r i a keputusan, dan rnacam

k e p u t u s a n berupa t i n d a k a n rnenerirna a t a u menolak. T i a p

p i 1 i han akan b e r j a Tan s e s u a i a r u s rnelal u i s e r a n g k a i a n

k r i t e r i a k e p u t u s a n s a t u derni s a t u . P r o s e d u r MPKDP i n i

rnudah dan sederhana, s e h i n g g a dipandang cocok dengan j a l a n

p i k i r a n p a r a p e t a n i d i pedesaan. M e l a l u i MPKDP akan

d i k e t a h u i f a k t o r - f a k t o r pernbatas yang m e n j a d i harnbatan

penerirnaan s e s u a t u yang b a r u o l e h rnasyarakat. Dengan

d e m i k i a n , t e r b u k a kesernpatan b a g i

Gambar

Gambar 4. Bagan
Gambar 5. Bagan
Gambar 6. Bagan
Gambar 8. Bagan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nilai rasio konversi pakan pada pemeliharaan ikan dengan penambahan bahan perekat tepung tapioka 5% yaitu sebesar 1,02 merupakan yang paling rendah dan berbanding

Berdasarkan wawancara dan observasi peneliti di SMA PGII 2 Bandung dengan guru matematika dan beberapa kelas XI yang ada disana, didapatkan hasil bahwa disekolah tersebut

Berdasarkan hasil analisis Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda, dan Efektivitas Pengecoh, seperti yang terlihat pada lampiran 8 maka dapat

Dari hasil pengolahan data dan penyortiran aturan asosiasi dengan mempertimbangkan syarat pemilihan aturan asosiasi yang baik didapatkan 9 aturan asosiasi antar

Sesuai dengan waktu dari project charter maka perencanaan proyek ini tidak melebihi batasan yang telah ditetapkan, sehingga perencanaan proyek ini sudah sesuai

tentang fad diet mahasiswa S1 kluster sosio-humaniora UGM angkatan 2012 sebagai variabel bebas yang juga dipengaruhi oleh tingkat pemahaman tentang diet dan motivasi seseorang

Kajian Kapasitas Daerah adalah mekanisme terpadu untuk memberikan gambaran menyeluruh terhadap kapasitas daerah untuk mengurangi risiko bencana dengan menganalisis

Kegiatan yang diamati dalam lembar keterlaksanaan LKS yaitu membaca petunjuk pengerjaan LKS, membaca ringkasan materi mengenai struktur dan fungsi mata (LKS 1),