5
3. Jenjang dari konsekuensi-konsekuensi yang mungkin terjadi dapat disusun berdasarkan preferensi pe-ngambil keputusan.
Definisi Peubah
Dalam penelitian ini terdapat beberapa peubah
berhubungan erat dengan tujuan penelitian yang
dicapai. Untuk menyamakan pengertian dan maksud
peubah-peubah yang digunakan, maka definisi peubah disamakan terlebih dahulu. Peubah-peubah tersebut
yang ingin dari perlu adalah mac am ternak, bangsa ternak, peternak, keputusan
pilihan peternak dan kriteria keputusan peternak.
peternak, Definisi yang dimaksud dari setiap peubah untuk penelitian ini, yaitu:
1. Macam ternak ialah menunjukkan kelompok ternak
yang dibedakan secara morfologi dan fisiologinya, misalnya kambing dan domba.
2. Bangsa ternak ialah kelompok ternak yang merupakan bagian kelompok jenis yang memiliki sifat-sifat morfologis dan fisiologis yang sama atau hampir sama dan sifat-sifat tersebut dapat diturunkan pa-da keturunannya, misalnya bangsa kambing Kacang, bangsa kambing Peranakan Etawah, bangsa domba Lo-kal dan bangsa domba Priangan.
6
4. Keputusan peternak ialah tindakan menerima atau me-nolak memelihara bangsa ruminansia keGil tertentu.
5. Pilihan peternak ialah bangsa-bangsa ruminansia
METODE PENELITIAN
Populasi
Populasi yang diteliti adalah masyarakat peternak di
desa
penelitian yang
beternak ruminansia kecil
(±
90
orang).
Pemilihan desa penelitian didasarkan pertimbangan
bahwa
di
Desa Jatimerta pada mUlanya terdiri
atas
para
peternak
yang
memelihara
kambing,
tetapi
saat
ini
mengalami pergeseran ke arah pemeliharaan domba.
Peternak Contoh
Penentuan peternak contoh penelitian dilakukan
dalam
dua tahap.
Tahap pertama, bertujuan utama untuk menemukan
kriteria keputusan peternak (hipotetik)
dalam pemilihan
bangsa
ruminansia kecil.
Kriteria digali
dari
peternak
sebagai
informan
(4 orang)
melalui
wawancara mendalam
sejalan dengan metode yang diikuti oleh Darmawan
(1986).
Metode
yang digunakan untuk menemukan
peternak
informan
adalah metode tertuju
(purposive sampling method)dengan
mempertimbangkan taraf kekayaan dan ragam bangsa
ruminan-sia kecil
yang
dipeliharanya.
Pada
akhir tahap
ini
dibangun
suatu Model Pengambilan Keputusan
Denah
Pohon
(MPKDP) hipotetik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keadaan Umum Lokasi Desa
Karakteristik Geografik
Desa Jatimerta adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Cirebon Utara, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Wilayah Desa Jatimerta disebelah utara berbatasan dengan Desa Kalisapu, Desa Astana dan Desa Kalitengah, sebelah selatan dengan Desa Klayan, Desa Kejaksan dan Desa Batembat, sebelah timur dengan Laut Jawa dan sebelah barat dengan Desa Dawuan.
Jarak balai desa ke Kantor Pemerintahan Kecamatan Cirebon Utara lebih kurang dua km, sedangkan ke ibu kota Kabupaten Cirebon berjarak lebih kurang 25 km, keduanya dapat ditempuh dengan angkutan kota. Untuk ke ibu kota propinsi dapat menggunakan bis antar kota dengan jarak lebih kurang 95 km.
Wilayah Desa Jatimerta merupakan daerah data ran
rendah dengan kesuburan tanah dari rendah sampai sedang. Panjang musim kemarau dengan musim hujan relatif sama.
Gambar 2 menunjukkan peta Desa Jatimerta. Desa
Jatimerta dibagi dalam tiga blok (tiga RW), untuk lokasi penelitian, yang terpilih sebagai contoh adalah blok tiga
49
/---\
:8an984 Combo Lokal/0L : BangsA Kambing Peranakan Etawah/PE:\---/
: Ya,:,
/---\ Tldak /---\ /---_\
: Ti dak Pe 11 hara : (---: Kh1 :---: Ungkapan :
: D L / P E : \---/ : 11,12,13,14:
\---/ : \---1
\---\ : Ya
.:. v
/---\ Tidak /---\ /---\
: Tidak Pelihara
1 <---l
Kh2 :---: Ungkapan :: D L / P E : \---/ : 11,12,13,14 :
\---/ : \---1
\---\ : Ya
.} ..(
/---\. Tidak /---\ /---\ : Tidak'Pel1hara :
<---:
Kh3:---1
Ungkapan :: O L / P E : \---/ : 11,12,13,14 :
\---/
:
\---/
\---\ : Ya
• •
'I' v
/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pelihara :
<---:
Kh4 :---: Ungkapan :: D L / P E : \---/ : 11,12.13,14 :
\---/
:
\---/
\---\ : Ya .} セ@
/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pelihara :
<---:
KhS' :---: Ungkapan :: DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :
\---/
:
\---/\---\ : Ya
• •
...
"
/---\ Tldak /---\ /---\ : T1dak Pel1hara
1<---:
KhC :---: Ungkapan : : DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :\---/
\ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ \:
I Ya\---/
.:. .!,
/---=----\
T1dak /---\ /---\ : Tidak Pel1hara:<---:
Kh7 :---: Ungkapan!
: DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 ,\---/
:
\---/
\---\ : Ya
V
セ@/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pelihara
1<---:
Kh81---:
Ungkapan : : DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :\---/
:
\---/
\---\ 1 Ya
y
V
/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pel1hara :
<---:
Kh9 :---: Ungkapan : : DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :|MMMMMMMMMMMMMセMMO@
:
\---/
\---\ : Ya
. .:, セ@
/---\ Tidak /---\ /---\ : Tidak Pel1hara :
<---:
Khl0 ;---: Ungkapan :: DL/PE: \---/ : 11.12,13,14 :
\---/
:
\---/
\---\ : Ya
.} V
/---\ Tldak /---\ /---\ : Tidak Pelihara
:<---:
Khl1 :---: Ungkapan :: DL/PE: \---/ : 11,12,13,14 :
\---/
:
\---/
•
: Ya I 01<
/---\
: Pelihara DL/PE :\---/
61
Keragaman
tanggapan
terhadap kriteria yang
diajukan
kepada para peternak menurut lapisan sosialnya hanya terjadi
untuk
kriterium pemeliharaan (Tabel
12).
Para peternak
lapisan bawah memandang pemeliharaan untuk DL dan kambing PE
adalah
sarna
mudahnya
(p
=
0.15).
Hal
ini
mungkin
disebabkan
para peternak lapisan bawah yang
memelihara DL
masih banyak yang kurang memperhatikan kegiatan
memandikan,
meneukur
bulu dan memotong kuku.
Pengamatan
di
lapangan
menunjukkan DL yang dipeliharanya kotor dan berbulu
panjang
sehingga domba tampak gemuk, tetapi bila dilakukan
perabaan
padabadannya dapat diketahui bahwa DL tersebut kurus sampai
sedang,
serta kuku
kaki
DL
tampak
sudah
melipat atau
panjang.
Para
peternak
lapisan
menengah
menilai
pemeliharan
untuk
kambing
PE lebih mudah dari pada
DL
(p
=
0.05a).
Keadaan
ini mungkin terjadi karena memandikan dan
meneukur
bulu pada DL dipandang para peternak lapisan menengah
harus
lebih sering.
Hal lain yang turut diperhitungkan adalah
kotoran
DL eenderung basah, yang mengakibatkan kandang
dan
tubuh domba mudah kotor dan ditambah sisa hijauan yang masuk
ke kandang akan menempel di lantai kandang sehingga
member-sihkannya perlu waktu lebih lama.
65
penanganan
reproduksinya
lebih mudah (p
=
o.
00
* \
C I ; ( 3 )mudah
dijual
dan harga jual lebih baik
(p=
0.01 b);
*
( 4 )*
pembuatan kandangnya lebih mudah (p
=
0.00 c); dan (5) lebih
cocok
bila
digunakan
sebagai
bahan
makanan
olahan
*
(p
=
0.00 c).
Sementara
itu kambing
PE
tetap dipelihara
para peternak karena dipandang pemeliharaannya lebih mudah
(p
=
O.Olb).
.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Bedasarkan hasil pengujian Model Pengambilan Keputusan Denah
Pohon
(MPKDP)
hipotetik untuk pengambilan
keputusan
peternak,
maka dapat ditar1k beberapa butir kesimpulan, yaitu :
(1)
Di Desa Jatimerta ada keragaman bangsa ruminansia kecil
yang diputuskan dipelihara para peternak.
(2)
Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa domba Lokal
lebih
banyak
dipelihara oleh para peternak dibandingkan
de-ngan kambing PE.
(3)
Hal
tersebut di at as sejalan dengan
hasil
pengujian
model, yang memperlihatkan bahwa para peternak
memutus-kan memilih DL karena produksi lebih tinggi, penanganan
reproduksi
lebih mudah, mudah dijual dan
harga jual
lebih
baik, pembuatan kandang lebih mudah serta lebih
cocok
bila digunakan
sebagai bahan
makanan
olahan.
(4)
Sementara para peternak yang masih memelihara kambing
PE menyatakan bahwa bangsa ternak tersebut lebih mudah
dipelihara.
67
Saran
Saran yang ingin disampaikan penulis berdasarkan hasil
pene-litian ini adalah:
(1)
Para peternak di Desa Jatimerta perlu melakukan
koordi-nasi
untuk
penjualan ternak dan
lebih memperhatikan
pemberian
pakan ternak, antara lain melalui
pemberian
rumput
unggul,
kacang-kacangan atau
konsentrat
yang
tersedia secara lokal dan harga terjangkau.
(2)
Penyuluh di Desa Jatimerta perlu lebih mengintensifkan
pembinaan kepada para peternak agar pengetahuan dan
ke-terampilan pengelolaan peternakannya menjadi lebih baik.
(3)
Untuk lebih memahami model dalam studi pengambilan
Amri Jahi. nakan. nakan,
•
DAFTAR PUSTAKA
19M.
Penyuluhan
Pell1bangunan
Bahan Kuliah. Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.
Peter-Batubara, L.P., M. Rangkuti dan P. Sitorus. 1979. Per-forman domba priangan yang dipelihara pada
pasture
dan diberikan makanan penguat. Proceedings Seminar Penelitian Peternakan. Pusat Penelitian Pengembangan Peternakan, Departemen Pertanian. Jakarta.
Bishop, C.E. dan W.O. Taussaint. 1979. Pengantar Analisa Pertanian. C.V. Mutiara. Jakarta.
Darmawan, A. 1986. Model Pengambilan Keputusan Petani
dalam Pemilihan Varitas Padi. Thesis. Fakultas Pas-ca Sarjana, IPB. Bogor.
De.vendra, C. and M. Burns. 1983. Goat Production in the Tropics. Commonwelth Agricultural Bureaux. London. Direktorat Bina Usaha Petani (Ternak) dan Pengolahan Hasil
Peternakan._ 1983. Usaha Peternakan Perencanaan Usa-hatani Analisa dan Pengelolaan. Direktorat Jenderal Peternakan. Jakarta.
Edey, LN. 1983. Tropical
Australian Universities
Program. Cambera.
Sheep and Goat Production.
International Development
Herman, R. 1983. Peternakan.
(2) 1-19.
Produksi Daging Kambing Kacang. Media
Fakultas Peternakan, IPB. Bogor. 8
1986. Peningkatan Produksi dan Mutu Daging
Kambing Kacang. Fakultas Peternakan, IPB. Bogor.
---'=---0' M. Duldjaman dan N. Sugana.
Produksi Daging Kambing Peranakan
Peternakan, IPB. Bogor.
1985. Perbai kan Etawah. Fakultas
1990. Produks i Kambi ng dan Domba. Laborato-rium Ilmu Produksi Ternak Daging dan Kerja, Jurusan
Ilmu Produksi Ternak, Fakultas Peternakan, IPB.
Bogor.
Kusumamiharja, S. 1981. Pengaruh pemberian makanan tam-bahan dan antelmintika kepada produksi anak domba
ga-rut. Proceedings Seminar Penelitian Peternakan.
72
Makanan
/---\
,
,
(11)Makanan
untuk kambing PE adalah rumput
lapang,
sisa
hasil
pertanian dan turi.
Makanan ini
harus selalu
dicari karena kambing tidak pernah digembalakan danuntuk rumput lapang harus dipilih kalau untuk kambing.
(I2 )
Domba
Lokal
membutuhkan rumput lapang
lebih
daripada untuk kambing PE, tetapi s9waktu-waktudigembalakan.
(13 dan 14)
ban yak
dapat
Rumput
lapang
saja sudah cukup
untuk
sedangkan kalau
untuk kambing PE harus
turi terutama untuk induk yang menyusui.
domba
Lokal,
ditambah
daun
,
,
\--- ---/,
,
,
\
/
\ /
/---\
··Apakah
saudara merasa lebih mudah
mendapat- :
,
kan makanan untuk bangsa ini setiap saat
?. : [image:86.602.98.533.104.668.2]\---/
Gambar
4.Bagan
Pembentukan
Kriterium Hipotetik
173
Produksi
/---\
: 11 I
I I I I I I
Anak
kambing PE pertumbuhannya lebih
cepat
daripada
anak
DL.
PE
beranak
sering
kembar
tiga
dan
menghasilakn air susu.
12
Anak
DL pertumbuhannya agak lambat , tetapi
beranak dua kali dalam setahun
DL
dapat
13
Jumlah
anak
DL dalam setahun lebih
banyak
daripada
anak
kambing PE, pertumbuhan anak memang agak
lambat
mungkin dikarenakan air susu induk yang sedikit
14
Anak kambing PE mempunyai laju pertumbuhan yang
cepat dibanding
anak DL tapi jumlah anak
per
lebih sedikit bila dibandingkan dengan DL.
lebih
tahun
I I • I I I I I I I I \---
---/
I I I I\
I
\ /
/---\
:"Apakah saudara merasa bangsa ini berproduksi:
:lebih baik
?" : [image:87.603.92.541.97.707.2]\---1
,
,
Gambar
5.Bagan
Pembentukan
Kriterium Hipotetik
274
Reproduksi
/---\
I1 dan I3
Pejantan untuk kambing PE saat ini su1it dan
annya
harus
selalu dibantu karena
kandang
sehingga dapat gaga1 kawinnya jika berahi
diketahui.
I2 dan I4
perkal1i
n-di sekat,
terlambat
Perkawinan DL tidak per1u dibantu karena kandang tidak
disekat dan
se1ang beranaknya menjadi" lebih
pendek
,
bi1a dibandingkan dengan kambing.
,
\---
,
---/
,
,
,
,
\
/
\
/
/---\
: "Apakah saudara merasa bangsa ini
penanganan:
: reproduksinya lebih mudah
?.
[image:88.600.81.545.71.816.2]\---/
Gambar
6.Bagan
Pembentukan
Kriterium Hipotetik
3(Kh3 )
Penvakit
/---\
:
I1, I2, I3 dan I4
:
,
,
,
,
:
Kambing
PE dan domba Loka1 keduanya
dapat
terserang
:
:
penyakit mencret, mabok atau kembung.
Penyakit terse-
:
:
but
kadang-kadang dapat disembuhkan, tetapi ada
juga
:
:
ternak yang mati terutama bi1a kembung.
:
\---
---/
,
,
,
I\
/
\ /
/---\
: "Apakah saudara merasa bangsa ini
penanganan:
: penyakitnya 1ebih mudah
?"\---/
Gambar
7.Bagan
Pembentukan
Kriterium Hipotetik
475
Pemasaran
/---\
:
I1 dan I3
II
Harga kambing PE akhir-akhir ini lebih rendah daripada
harga jual DL dan yang banyak dicari tengkulakpun
DL.
Namun seandainya ada yang memerlukan khusus (biasanyaorang luar desa) harga dapat menjadi lebih baik.
I2
Seandainya membutuhkan
uang
Lokal lebih mudah terjual dan
kulit DL lebih mahal daripada
14
secara mendadak
menurut tengkulak
kulit kambing PE.
domba
harga
Domba
Lokal harganya lebih baik dibandingkan
kambing
PE,
tetapi bulan November sampai dengan
Maret
harga
turun karen a banyak yang menjual untuk modal bertani.
II I
\---
MMMMMMMMMセMMMMMMMMMMMMMMMMMMi@ I I I I I\
1
\ 1
1---\
: "Apakah
ada pembeli bangsa ini dengan
harga:
: yang lebih baik
?, : [image:89.600.92.533.86.644.2]\---1
,
,
76
Perkandangan
/---\
,
I1
Pembuatan
kandang
(d i sekat-sekat) ,
kandang untuk DL.
untuk PE perlu
dikeu7eung-keu7eung
kuat
dan
lebih
tinggi
daripada
I2
Untuk DL pembuatan kandang tidak perlu disekat
karena
DL mempunyai sifat
rukun.
I3
Penyekatan dilakukan
untuk kandang
PE
beradu
juga kandang
harus
kuat dan
kambing suka memanjat-manjat.
I4
karena
tinggi
sukasebab
,
,
Bahan
untuk pembuatan kandang DL lebih sedikit
dibandingkan untuk membuat kandang kambing PE.
bi 1
a
,
:
,
,
,
\---
---/
,
,
,
\
I
\ /
/---\
: "Apakah saudara merasa bangsa ini untuk
pem-:
: buatan kandangnya lebih mudah
?" : [image:90.600.103.540.130.661.2]\---1
,,
Gambar
9.Bagan
Pembentukan
Kriterium Hipotetik
677
Pemeliharaan
/---\
Il
dan
I3 IKambing
PE
jarang
sekali
dimandikan
dan
dicukur
bulunya, tetapi kalau beranak harus dibantu menyusukan
karena kandang untuk anak kambing disekat.
Kandang PE
akan
tetap
bersih meskipun
tidak
setiap
hari
dibersihkan.
I2
dan
I4perlu lebih sering dicukur
bulunya dan
Domba
Lokal
dimandikan
juga kandangnya
harus
lebih
sering
Idibersihkan
karena
kotoran
lebih
basah
sehingga
:
menempel di lantai.
I I \---
---1
I I I I II I
\
/
\
/
1---\
,
,
: "Apakah saudara merasa bangsa ini pemelihara-:
:annya lebih mudah ?" :
[image:91.602.100.534.119.589.2]\---1
,
,Gambar
10.Bagan
Pembentukan Kriterium Hipotetik
7
(Kh7)
78
Permodalan
1 - - - - ______________________________________________________ \
,
,
I I1
dan
I3 II I
Modal
untuk membeli bibit kambing PE dan domba
Lokal
relatif
sama
karena harus dipilih
namun
untuk
pembuatan kandang, maka untuk PE lebih mahal.
Biaya
mahal
biayaI2
dan
I4untuk
membuat kandang kambing
PE
akan
dibandingkan
untuk kandang
DL,
tetapi
membeli bibit sebaliknya.
lebih
kalau
I I\---
---/ I\
\ I
I I I I
/
/---\: "Apakah saudara merasa,modal yang
dibutuhkan:
: untuk beternak bangsa ini lebih rendah?"
:
[image:92.602.97.536.58.814.2]\---/
Gambar
11.Bagan
Pembentukan Kriterium Hipotetik 8
(Kh8)
Lingkungan Alam
/---\
I I I I I II1, I2, I3
dan
I4Lingkungan
alam di daerah Desa
Jatimerta dirasakan
cocok, baik untuk memelihara kambing PE
maupun
untuk
memelihara domba Lokal.
I I I I I \--- MMMMMMセMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMO@ I I I I
\
/
\ /
/---\
: "Apakah
saudara merasa
bangsa
ini
sesuai:
:dengan lingkungan alam disini ?"
:
\---/
79
Kesesuaian dengan Kehendak Pemilik Ternak
/---\
,
,
,
,
,
Kambing
maro dan
terpaksa
modalnya
11
PE yang saya pelihara sekarang
berasal
dari
pemiliknya tidak mau mengganti dengan DL jadi
tetap
bertahan.
Untuk
membeli
sendiri
saat ini dipakai untuk bertani.
I2, I3 dan I4
Pemeliharaan ternak kambing PE maupun ternak DL
lebih
ditentukan yang maro (memelihara) karena dia yang akan
merawat
ternak.
Akan
tetapi
akan
lebih
baik
seandainya itu merupakan kesepakatan bersama.
,
,
,
,
,
,
,
\---
,
---/,
,
,
,
,
,
\
/
\
/
/---\
: "Apakah
bangsa inisesuai
dengan
kehendak:
: pemilik ternak yang dipelihara saudara
?.\---/
[image:93.597.95.536.176.717.2]80
Kecocokan Sebagai Bahan Olahan
/---\
:
I1 dan I2
II
I I
Daging
kambing
PE
kurang
empuk
dan
terutama untuk pejantan serta lemaknya
dibandingkan dengan daging yang berasal
I3 dan I4
lebih
berbau
sedikit
bila
dari DL.
Untuk
dibuat masakan, daging domba
baik
(rasa
lebih enak dan
empuk
dengan daging kambing PEl.
Lokal
bil aakan
lebih
dibandingkan
I
I
\---
---/
I ,
\
/
\ /
/---\
:"Apakah bangsa ini lebih cocok bila diguna-:
:kan sebagai bahan makanan olahan
?"\---/
[image:94.595.102.536.137.499.2]MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETERWAK
DALAM PEMlLlHAN BANGSA RUMlRlANSlA KECIL
Dl
DESA JATIMERTA. KECAMATAN CIREBON UTARA, CIREBON
K A R Y A
ILMIAH
WAHYU
BUD1
PRIATNA
FAKULTAS PETERNAKAN
INBTITUT PERTANIAN
B O O O R
Wahyu Budi P r i a t n a . 1990. Model Pennambi l a n Kepu- t u s a n P e t e r n a k dalam P e m i l i h a n Banqsa Ruminansia K e c i l d i Desa J a t i m e r t a , Kecamatan C i r e b o n U t a r a , Kabupaten C i r e -
m.
Karya I l m i a h . J u r u s a n S o s i a l Ekonomi P e t e r n a k a n ,. .
:,.F a k u l t a s P e t e r n a k a n , IPB.
Pembimbing Utama : D r . 1 . A m r i J a h i
Pembimbing Anggota : D r h . Rachmat Herman, MVSc.
Mode! Pengambilan Keputusan Denah Pchon (MPKDP!
,ang b a i k u n t u k m e n g a n a l i s a merupakan s a l a h s a t u c a r a
s u a t u keputusan. Pada d a s a r n y a MPKDP a d a l a h s e r a n g k a i a n hubungan yang l o g i s a n t a r a b e r b a g a i a l t e r n a t i f yang d i h a d a p i , b e r b a g a i k r i t e r i a k e p u t u s a n dan macam k e p u t u s a n berupa t i n d a k a n menerima a t a u menclak. Prosedur MPKDP yang mudah dan sederhana dipandang cccok densan j a l a n p i k ~ r a n p a r a p e t e r n a k d i pedesazn.
T u j u a n p e n e l j t i a n i n i a d a l a h u n t u k menjawab t i g a b u t i r masalah, y a j t u : ( 1 ) bagaimana ragam p i l i h a n p a r a p e t e r n a k dalam p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i ! d i desa p e n e l i t i a n ? ;
(2)
apakah MPKDP d a p a t m e n j e l a s k a n keragaman p i l i h a n p a r a p e t e r n a k d i desa p e n e l i t i a n dalam p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l ? ; dan ( 3 ) bagaimanakah b e n t u k MPKDP, b i l s s t r u k t u r p e l a p i s a n s o s i a l p e t e r n a k t u r u t d i p e r t i m b a n g k a n ?Asumsi yang d i p a k a i dalam k a i t a n n y a dengan r a s i o n a l i - s a s i pengambilan k e p u t u s a n a d a l z h ( 1 ) a l t e r n a t i f yang t e r s e d i a I e b i h d a r i s a t u menurut pandangan p e t e r n a k dan i a mampu menggambarkan a k i b a t - a k i b a t d a r i s e t i a p p i l i h a n ; ( 2 )
s e t i a p p i l i h a n t i d a k tumpang t i n d i h dan d a p a t d i b a n d i n g - kan; , dan ( 3 ) j e n j a n g d a r i a k i b a t - a k i b a t yang mungkin
t e r j a d i d z p a t d i s u s u n b e r d a s z r k a n p r e f e r e n s i p e t e r n a k . Metode penentuan p e t e r n a k c o n t c h d i l a k u k a n dalam dua t a h a p . Tahap p e r t a m a , u n t u k mencari p e t e r n a k sebagai i n f o r m a n ( 4 o r a n g ) d i g u n a k a n metcde t e r t u j u ( p u r p c s i v e samp!ing n?et!?cd) dari pada a k h i r t a h a p i n i dibangun MPKDP h i p o t e t i k . Penentuan p e t e r n a k responden sebanyak 30 o r a n g digunakan rnetode acak b e r t i n g k a t ( s t r a t i f i e d s a m p ? f n g method) d i l u a r p e t e r n a k i n f o r m a n . P e n g u j i a n MPKDP h i p o - ' t e t i k d i l a k s e n a k a n d i Desa J a t i m e r t a , Kecamatan C i r e b o n
U t a r a , Kabupaten C i r e b o n t e t a p i sebelumnya d i c o b a k a n kepa- da 1 5 o r a n g p e t e r n a k d i Desa S r o g o l , Kecamatan C i j e r u k , Kabupaten Bogor.
a n t a r a jawaban p e t e r n a k dan macam k e p u t u s a n yang d i a m b i l . U j i p e l u a n g F i s h e r d i g u n a k a n u n t u k m e m p e l a j a r i hubungan a n t a r a p r o p o r s i f r e k u e n s i p e t e r n a k yang memutuskan p e l i h a - r a a t a u t i d a k p e l i h a r a s u a t u bangsa r u m i n a n s i a k e c i l de- ngan k r i t e r i a k e p u t u s a n yang t e r s u s u n .
P i l i h a n d a r i 30 o r a n g p e t e r n z k c o n t o h t e r n y a t a mempunyai keragaman dalam p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l . Bangsa domba L o k a l (DL) d i p i l i h o l e h 25 o r a n g p e t e r n a k (83.33%) dan bangsa kambing Peranakan Etawah (PE) o l e h l i m a o r a n g p e t e r n a k ( 1 6 . 6 7 % ) . MPKDP yang d i p e r o l e h m e l i p u t i dua buah a l t e r n a t i f (bangsa DL dan bangsa kambing PE), 11 k r i t e r i a k e p u t u s a n p e t e r n a k dan dua macam kepu- t u s a n p e t e r n a k ( p e l i h a r a dan t i d a k p e l i h a r a bangsa D L a t a u kambing PE).
Bangsa DL d i p i l i h p a r a p e t e r n a k d i Desa J a t i m e r t a k a r e n a memenuhi l i m a k r i t e r i a k e p u t u s a n p e t e r n a k , y a i t u
( 1 ) mempunyai p r o d u k s i l e b i h b a i k ( p
=
0 . 0 4 ' a ) ; ( 2 )penanganan r e p r o d u k s i n y a l e b i h mudah ( p
=
0 . 0 0 ' ~ ) ; ( 3 ) mudah d i j u a l dan h a r g a j u a l l e b i h b a i k ( p=
O . O I * b ) ; ( 4 1pembuatan kandangnya l e b i h mudah ( p
=
O.OO*c); dan ( 5 )l e b i h cocok b i l a d i g u n a k a n sebagai bahan makanan o l a h a n ( p
=
O.OO*c). Untuk kambing PE d i p u t u s k a n t e t a p d i p e l i h a r a p a r a p e t e r n a k k a r e n a d i p a n d a n g p e m e l i h a r a a n n y aMODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETERNAK
DALAM P E M I L I H A N BANGSA RUMINANSIA K E C I L
D I DESA JATIMERTA, KECAMATAN CIREBON UTARA, CIREBON
K a r y a I l m i a h s e b a g a i s a l a h s a t u s y a r a t u n t u k m e m p e r o l e h g e l a r S a r j a n z P e t e r n a k a n
O l e h :
Wahyu B u d i P r i a t n a
FAKULTAS PETERNAKAN
I N S T I T U T PERTANIAN BOGOR
MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETERNAK
DALAM PEMILIHAN BANGSA RUMINANSIA KECIL
Oleh :
Wahyu Budi P r i a t n a
D 22.0112
Karya I l m i a h i n i t e l a h d i s e t u j u i dan d i s i d a n g k a n dihadzpan Komisi U j i a n L i s a n pada t a n g g a l 19 J u n i 1990
D r . Drh. Rachmat Herman, MVSc.
Pembimbing Utamz Pembi rnbi ng Anggota
Ketuz Jurusan Dekan
S o s i a l Ekonomi Peternakan F a k u l t a s Peternakan
I n s t i t u t P e r t a n i a n B
I
RIWAYAT HIDUP
P e n u l i s d i l a h i r k a n d i Bandung pada t a n g g a l 10 A p r i l
1967. P e n u l i s adalah anak ke dua d a r i empat bersaudara
dengan ayah 0 . Sumiarso dan i b u T i n t i n .
Tahun 1979 p e n u l i s tamat d a r i SDN Bendungan I,
Sumedang. Pendidikan d i SMPN I dan SMA Petang Sumedang
dapat d i s e l e s a i k a n pada tahun 1982 dan 1985. Pada tahun
1985 p e n u l i s d i t e r i m a d i TPB, IPB m e l a l u i j a l u r Sipenmaru
dan tahun 1986 t e r d a f t a r d i F a k u l t a s Peternakan. Jurusan
S o s i a l Ekonomi d i p i l i h p e n u l i s pada semester V I I tahun
i 98s.
Selama b e l a j a r d i F a k u l t a s Peternakan, IPB p e n u l i s
i k u t b e r p a r t i s i p a s i dalam kepengurusan o r g a n i s a k i
mahasiswa, petugas lapang pada p e n e l i t i a n Dosen j u r u s a n
KATA PENGANTAR
P u j i dan syukur p e n u l i s p a n j a t k a n k e h a d i r a t A l l a h SWT
a t a s limpahan rakhmat dan hidayah-Nya, sehingga pembuatan
K a r f a I l m i a h i n i dapat d i s e l e s a i k a n .
Penghargaan yang s e t i n g g i - t i n g g i n y a p e n u l i s sampaikan
kepada I b u dan Bapak yang t e l a h bersusah payah membesarkan
dan mendidik p e n u l i s d i s e r t a i i r i n g a n do'a yang t i a d a
p u t u r kepada A l l a h SWT.
Pada kesempatan i n i p e n u l i s mengucapkan t e r i m a k a s i h
yang sebesar-besarnya kepada bapak D r . I r . A m r i J a h i
sebagai dosen pembimbing utama dan bapak Drh. Rachmat
Herman, MVSc. sebagai dosen pembimbing anggota yang t e l a h
banyak memberikan dorongan, bimbingan dan saran-saran
selama p e n u l i s a n u s u l a n p e n e l i t i a n sampai dengan p e n u l i s a n
Karya I l m i a h . P e n u l i s menyampaikan t e r i m a k s i h p u l a kepada
bapak P r o f . D r . Imam K . Abdulgani dan bapak I r . I g n a t i u s
Kismono, MS. yang t e l a h b e r s e d i a menjadi p e n g u j i dan i b u
I r . L i n a K a r l i y e n a , MS. dan bapak I r . Harun N a j i b sebagai
p a n i t i a u j i a n . P e n u l i s menyampaikan penghargaan yang
s e t i n g g i - t i n g g i n y a kepada s e l u r u h s t a f p e n g a j a r dan
pegawai F a k u l t a s Peternakan, IPB yang t e l a h memberikan
bekal i l m u pengetahuan dan mernbantu memperlancar p r o s e s
p e n d i d i k a n p e n u l i s .
Ucapan t e r i m a k a s i h , penul i s sampai kan p u l a kepada
rekan Cecep Mansur, I r . I d a t G a l i h Permana, Asep Saefudin,
mahasiswa F a k u l t a s P e t e r n a k a n yang b e g i t u b a i k
p a r t i s i p a s i n y a . Semcga semua mendapat b a l a s a n d a r i A l l a h
SWT dengan b e r l i p a t ganda, a a m i i n .
T i a d a g a d i n g yang t a k r e t a k , d e m i k i a n p u l a dengan
K a r y a I l m i a h i n i , maka k r i t i k dan s a r a n s a n g a t p e n u l i s
h s r g a i . A k h i r n y a , semcga b e r m a n f a a t b a g i semua yang
memerlukannya.
Bogor, J u n i 1990
DAFTAR I S 1
Hal aman
KATA PEMGANTAR
. . .
..I iDAFTAR TABEL
. . .
Y,DP.FTAR GP.MBP.R
. . .
;. . .
x i iDAFTAR LAMPIRAN
. . .
x i i iPENDAHULUAN
. . .
1L a t a r belakang
. . .
1Perumusan Masalah
. . .
..
3. . .
Tujuan. . .
Kegunaan. . .
Asumsi. . .
D e f i n i s i Peubah
TINJAUAN PUSTAKA
. . .
Pengambilan Keputusan
...
P e n g e r t i a n dan S t u d i Pengambilan Kepu-
. . .
t u s a n
Model Pengambi!an Keputusan Denah Pohon
Petani-Peternak
. . .
F a k t o r - f a k t o r yang Mempengaruhi Pengam-
b i l a n Keputusan Peternak
. . .
14C i r i - c i r i Beberapa Bangsa Ruminansia K e c i l
yang B e r n i l a i Ekonomi
. . .
1 7Produksi
. . .
1 7. . .
Reproduksi 20
Makanan
. . .
2 1Hal aman
METODE PENELITIAN
. . .
. . .
P o p u l a s i
. . .
Peternak Contoh
Data
. . .
I n s t r u m e n t a s i
. . .
Pengumpulan Data
. . .
Pengolahan Data
. . .
HASIL DAN PEMBAHASAN
...
...
Keadaan Umum i o k a s i P e n e l i t i a n
K a r a k t e r i s t i k G e o g r a f i k
...
K a r a k t e r i s t i k Demografik
...
Sarana dan Praszrzna
...
Usahaternak
...
Kelompok Peternak
. . .
Keadaan Umum Peternak Contoh
...
K a r a k t e r i s t i k Peternak Contoh
...
Sumberdaya yang D i k u a s a i Peternak Contoh
Hubungan Peternak Contoh dengan Usaha- t e r n a k n y a
. . .
Pembentukan Mode! Keputusan H i p o t e t i k
...
...
A l t e r n e t i f Peternak
K r i t e r i a Peternak
...
Model Pengsmhilan Keputusan H i p o t e t i k
..
Model Pengambilan Keputusan Peternak
...
KESIMPULAN DAN S A R A N
. . .
DAFTAR PUSTAKA
. . .
DAFTAR TABEL
No.
1 .
Teks
H a l arnan
D i s t r i b u s i Penduduk Menurut Umur dan J e n i s
Kelamin d i Desa J a t i m e r t a
. . .
32D i s t r i b u s i Penduduk Menurut T.ingkat P e n d i d i k-
an d i Desa J a t i m e r t a
. . .
33D i s t r i b u s i Penduduk Berdasarkan Mata Pencaha-
r i a n Utama d i Desa J a t i m e r t a
. . .
34Luas A r e a l Lahan Menurut Pemanfatannya d i De-
sa J a t i m e r t a
. . .
35P e n a k s i r a n P e r s e n t a s e Jumlah P e t e r n a k yang Memutuskan Memelihara u n t u k Berbagai Bangsa
. . . .
Ruminansia K e c i l d i Desa J a t i m e r t a , 1990 42
Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 1 ( K h l ) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -
m e r t a
. . .
51Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 2 (Kh2) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -
m e r t a
. . .
52Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 3 (Kh3) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -
m e r t a
. . .
52Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 4 (Kh4) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -
. . .
m e r t a 53
10. Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 5 (Kh5) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -
. . .
m e r t a 54
11. Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 6 (Kh6) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -
m e r t a
. . .
5412. Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 7 (Kh7) Menurut L a p i s a n S o s i a l P e t e r n a k d i Desa J a t i -
[image:115.616.76.526.129.728.2]Hal aman
13. Tabel Pengujian K r i t e r i u m H i p o t e t i k 8 (Kh8) Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i -
. . .
rnerta 56
1 4 . Tabel P e n g u j i a n K r i t e r i u m H i p o t e t i k 9 (Kh9) Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i -
merta
. . .
5615. Tabel Pengujian K r i t e r i u m H i p o t e t i k 10 (KhlO) Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i -
rnerta
. . .
5 71 6 . Tabel Pengujian K r i t e r i u m H i p o t e t i k 11 ( K h l l ) Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i -
m e r t a
. . .
581 7 . Rangkurnan H a s i l P e n g u j i a n MPKDP Menurut La-
[image:116.619.88.544.76.765.2]DAFTAR GAMBAR
Teks
No. Hal aman
1 . Contoh Model Pengarnbilan Keputusan Denah Po-
hon (MPKDP)
. . .
1 12 . P e t a Desa J a t i m e r t a ,
. . .
3 13 . Model Pengarnbilan Keputusan Peternak dalam P e m i l i h a n Bangsa Ruminansia K e c i l H i p o t e t i k Berdasarkan Wawancara dengan Empat Orang Pe-
t e r n a k Inforrnan d i Desa J a t i m e r t a , 1990
....
4 94 . Model Pengambilan Keputusan Peternak dalam
P e m i l i h a n Bangsa Rurninansia K e c i l Berdasar- kan H a s i l P e n g u j i a n Model H i p o t e t i k Menurut Lapisan S o s i a l Peternak d i Desa J a t i m e r t a ,
DAFTAR L A M P I R A N
-
No. 1. 2. 3. 4. 5 . 6 . 7 . 8. 9. 10. 11. Hal amanGambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k
1 ( K h l )
...
7 2Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k
2 (Kh2)
...
73Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k
3 (Kh3)
...
74Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k
4 (Kh4)
...
7 4Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k
5 (Kh5)
...
7 5Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k
6 (Kh6)
...
7 6Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k
7 (Kh7)
...
7 7Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k
8 (Kh8)
...
78Gambar Bagan Pembentukan ~ r i t e r i u m ' ~ i p o t e t i k 9 (Kh9)
...
79Gambar Bagan Pernbentukan K r i t e r i u m H i p o t e t i k
l o
(KhlO)...
7 9Gambar Bagan Pembentukan K r i t e r i u r n H i p o t e t i k
[image:118.616.86.516.72.723.2] [image:118.616.81.527.133.747.2]PENDAHULUAN
L a t a r Be1 akang
Usaha-usaha u n t u k memacu pembangunan p e r t a n i a n d i
pedesaan t e l a h banyak d i l a k u k a n . Namun demikian, pemerata-
an h a s i l - h a s i l n y a belum dapat d i r a s a k a n sepenuhnya o l e h
p e t a n i
.
Dalam proses pembangunan, upaya u n t u k meningkatkan
p r o d u k s i berbagai k o m o d i t i t i d a k dapat l e p a s d a r i unsur
manusianya. J a d i bagaimanapun bentuk dan apapun s e k t o r n y a
harus dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Masyara-
k a t harus d i l i b a t k a n secara a k t i f dalam s e t i a p tahap
pembangunan dan mengerti apa yang d i l a k u k a n n y a . Dengan
p e r k a t a a n l a i n , menjadikan masyarakat bukan hanya sebagai
obyek pembangunan, t e t a p i j u g s s e k a l i g u s sebagai subyek
pembangunan.
Peternakan merupakan sub s e k t o r p e r t a n i a n yang pemba-
ngunannya b e r k a i t a n e r a t dengan pembangunan usahatani d i
pedesaan. Ruminansia k e c i l adalah t e r n a k yang t e l a h
d i k e n a l b a i k o l e h p e t a n i , terutama d i d a e r a h yang t e r d a p a t
lahan untuk h i j a u a n makanan t e r n a k . Upaya pengembangannya
d i pedesaan diharapkan sebagai pemanfaatan waktu luang,
tambahan sumber g i z i dan pendapatan b a g i p e t a n i s e r t a
keluarganya.
Salah s a t u f a k t o r penentu t u j u a n d i a t a s adalah
b a g ? z e t e r n a k d i pedesaan. S e l a n j u t n y a diharapkan dapat
d:seker!uaskan dan d i t e r a p k a n o l e h peternak yang b e r p a r t i -
s i p a s i dalam pengembangannya.
O i t e r i m a a t a u d i t o l a k n y a s u a t u bangsa r u m i n a n s i a k e c i l
o l e h p e t e r n a k , akan s e l a l u d i l a k u k a n m e l a l u i p r o s e s
pengambilan keputusan. Kecepatan menerima s u a t u i n o v a s i
d i a n t a r a p a r a p e t a n i t i d a k l a h merata, bahkan ada p e t a n i
yang t i d a k pernah menerimanya.
Supaya dapat menjelaskan tanggapan yang beragam
terhadap bangsa r u m i n a n s i a k e c i l dalam pengambilan
keputusan p e t e r n a k , maka pertimbangannya p e r l u d i k e t a h u i
m e l a l u i sebuah s t u d i . Hal
i n i
disebabkan o l e h pertimbanganpara p e t e r n a k dimana akan mernpengaruhi tindakannya, yang
a k h i r n y a menentukan k e b e r h a s i l a n peternak dalam membangun
d i r i n y a .
Perumusan Permasalahan
Kecenderungan peternak u n t u k merumuskan s u a t u kepu-
tusan menerima a t a u menolak s u a t u bangsa r u m i n a n s i a k e c i l
dan kemudian mengukuhkan keputusannya d i p e n g a r u h i o l e h
pertimbangan-pertimbangan yang beragam. Dengan p e r k a t a a n
l a i n sebelum b e r t i n d a k
,
p e t e r n a k akan melakukan s u a t upen i 7a ian. Pen i la ian peternak terhadap bangsa ruminansi a
k e c i l yang d i p e l i h a r a , t i d a k s e l a l u sama, sehingga
keputusan yang d i a m b i l p u n berbeda. Perbedaan keputusan
k o n d i s i s o s i a l ekonomi dan t a t a n i l a i yang ada pada d i r i
p e t e r n a k dan lingkungannya.
Berdasarkan u r a i a n d i a t a s , maka t e r d a p a t permasalahan
y a i t g :
1 . Bagaimanakah ragam p i l i h a n yang d i a m b i l p a r a
p e t e r n a k ruminansia k e c i l d i desa p e n e l i t i a n dalam
p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l ?
2 . Apakah keragaman keputusan p e t e r n a k dalam pemi-
l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l d i desa p e n e l i t i a n
dapat d i j e l a s k a n dengan Model Pengambilan Keputus-
an Eenah Pohcn (MPKDP) ?
3 . Bagaimanakah bentuk MPKDP b i l a s t r u k t u r l a p i s a n
s o s i a l peternak d i desa p e n e l i t i a n t u r u t d i p e r -
timbangkan ?
Tu j uan
Berdasarkan permasalahan t e r s e b u t , maka p e n e l i t i a n i n i
mempunyai t u j u a n sebagai b e r i k u t :
1 . Mempelajari ragam p i l i h a n yang d i a m b i l p a r a p e t e r -
nak ruminansia k e c i l d i desa p e n e l i t i a n dalam
p e m i l i h a n bangsa r u m i n a n s i a k e c i l .
2 . Mempel a j a r i keampuhan MPKDP dalam menjelaskan
keragaman keputusan p e t e r n a k dalam p e m i l i h a n bang-
sa ruminansia k e c i l d i desa p e n e l i t i a n .
3 . Mempelajari bentuk MPKDP dengan mempertimbangkan
s t r u k t u r p e l a p i s a n s o s i a l p a r a p e t e r n a k d i desa
Kenunaan
H a s i l p e n e l i t i a n i n i merupakan s u a t u r e a l i t a s o s i a l
d i lapangan. Model pengambilan keputusan peternak yang
d i p e r o l e h d i h a r a p k a n dapat memberikan gambaran mengenai
a l a s a n p e t e r n a k m e m i l i h bangsa ruminansia k e c i l t e r t e n t u .
Oleh karena i t u , p e n e l i t i a n i n i akan berguna u n t u k :
1 . Perekayasa t e k n o l o g i ( p e t e r n a k a n ) u n t u k merancang
t e k n o l o g i agar l e b i h sesuai dengan kebutuhan p a r a
p e t e r n a k .
2 . Penyuluh dapat mengembangkan program penyuluhan
peternakan yang l e b i h sesuai dengan kebutuhan pe-
t e r n a k k e c i l .
3 . Bahan pengk-ajian l e b i h l a n j u t .
Asumsi
Suatu model pengambilan keputusan p a l i n g s e d i k i t
memberikan dua p i l i h a n kepada pengambil keputusan. Asumsi
yang d i p a k a i dalam k a i tannya dengan r a s i o n a l i s a s i
pengambilan keputusan adalah:
1 . P i l i h a n yang t e r s e d i a l e b i h d a r i s a t u menurut
pandangan pengambil keputusan dan mampu menggam-
barkan a k i b e t - a k i b a t d a r i s e t i a ~ p i l i h a n berdasar-
kan pengalamannya a t a u orang l a i n .
2 . S e t i a p p i l i h a n t i d a k tumpang t i n d i h dan dapat
3. J e n j a n g d a r i
konsekuensi-konrekuensi
yang mungkint e r j a d i dapat d i
s u s u n
berdasarkan p r e f e r e n s i pe-n g a m b i l
keputusan.
Definisi
PeubahD a l a m
penel
i
t i ani
n i t e r d a p a t beberapa peubah yangberhubungan e r a t dengan
t u
j u a npenel
i t i a n yang i n g i nd i c a p a i .
Untuk
m e n y a m a k a n
p e n g e r t i a n dan meksudd a r i
peubah-peubah yang d i gunakan
,
maka d e f i n i s i peubah p e r 1u
disamakan
terlebih
d a h u l u . Peubah-peubah t e r s e b u t a d a l a hmacam t e r n a k
,
bangsaternak
,
p e t e r n a k,
keputusanp e t e r n a k
,
p i 1 i
h a n
p e t e r n a k dan k r i t e r ia keputusen
p e t e r n a k . D e fi
n i s i yang dimaksudd a r i
s e t i a p peubah untukpenelitian
i n i ,y a i
tu:
I. Macam
t e r n a k
i a l a h
menunjukkankelompok
t e r n a kyang dibedakan secara
morfclogi dan fisiologinga,
misalnya
kambing
dan domba,2, Bangsa t e r n a k i a l a h kelompok t e r n a k y a n g
merupakan
bagian
kelornpok
j e n i s y a n gmemiliki sifat-sifat
m o r f o l o g i s
d a n
fisiclcsis
y a n g samaatau
hampirsama dan
sifat-sifat
t e r s e b u t dapatditurunkan
pa-d a keturunannya, m i s a l n y a bangsa kambi ng Kacang
,
bangsakambi
n g Peranakan Etawah,
bangsa domba Lo-ka7 dan bangsa domba P r i a n g a n .
3 . P e t e r n a k a d a l a h orang yang
mata
pencahariannya se-4 . Keputusan p e t e r n a k i a l a h t i n d a k a n rnenerima
atau
me-n o l a k
memelihara
bangsaruminansia kecil
t e r t e n t u .5 . P i 1
i
han p e t e r n a k i a1ah
bangsa-bangsarumi
nansi a k e c i l y a n gdipelihara peternak
di, desapenelitian.
6 . K r i t e r i a keputusan p e t e r n a k i a l a h semua aspek d a r i
bangsa-bangs3 r u m i n a n s i a
kecil
yan3 rnenjadi p i l i h -an p e t e r n a k a t a u k e n d a l a - k e n d a l
a
y a n gdipandang
TINJAUAN PUSTAKA
Hampir s e t i a p s a a t manusia membuat keputusan a t a u
mengambil keputusan dan melaksanakannya. Hal i n i d i l a n d a -
s i asumsi bahwa s e g a l a tindakannya d i l a k s a n a k a n s e c a r a
s a d a r . Dengan demikian, putusan merupakan pencerminan
h a s i l proses pengambilan keputusan dalam p i k i r a n n y a , se-
h i n g g a sebenarnya manusia sudah sangat t e r b i a s a dalam
membuat keputusan.
Permasalahan yang d i h a d a p i sekarang muncul, karena
keputusan yang d i b u a t akan menimbulkan konsekuensi t e r t e n -
t u . Oleh sebab i t u , p e r l u u r a i a n t e n t a n g sasaran, a l t e r -
n a t i f yang dapat d i p i l i h , i n f o r m a s i yang t e r s e d i a dan
k r i t e r i a yang akan digunakan u n t u k m e m i l i h s u a t u a l t e r n a -
t i f yang d i k a i t k a n dengan konsekuensi yang akan d i p e r o l e h
pengambil keputusan.
Pengambilan Keputusan
P e n g e r t i a n dan S t u d i Pengambilan Keputusan
m i
J a h i(1988)
berpendapat hahwa pengambilan kepu-t u s a n adalah s a l a h s a t u proses yang t e r j a d i dalam d i r i
s e t i a p orang dan s u a t u masyarakat. Pengambilan keputusan
merupakan pengalokasian sumberdaya yang d i k u a s a i s i s t e m
s o s i a l untuk dapat mencapai t u j u a n . Proses i n i m e l i b a t k a n
p e m i l i h a n c a r a b e r t i n d a k yang p a l i n g b a i k d a r i beberapa
S i a g i a n (1986) berpendapat, bahwa pengambilan kepu-
t u s a n adalah s u a t u pendekatan yang s i s t e m a t i s terhadap su-
a t u masalah, pengumpulan f a k t a dan d a t a , penentuan yang
b a i k d a r i a l t e r n a t i f yang d i h a d a p i dan mengambil t i n d a k a n
yang menurut p e r h i t u n g a n p a l i n g t e p a t . T i t i k t o l a k d a r i
s e t i a p pernbahasan t e n t a n g proses, p o l a dan t e k n i k pengam-
b i l a n keputusan i n i adalah pengambil keputusan.
Putusan-putusan adal ah h a s i 1 d a r i s u a t u proses
b e r p i k i r yang mernbentuk hubungan a n t a r a i d e - i d e d a r i mana
kesimpulan-kesimpulan d i t a r i k dan terhadap mana melaksana-
kan s u a t u k e t e r i k a t a n (commitment). Putusan d i l a k u k a n
pada s a a t mengadakan p i l i h a n terhadap a l t e r n a t i f -
a l t e r n a t i f yang t e r s e d i a . Pembuat keputusan harus dapat
m e m i l i h a l t e r n a t i f yang akan menggerakan a t a u membuatnya
l e b i h dekat pada t u j u a n (Robbins dan Jones, 1982).
Robbins dan Jones (1982) rnengatakan, bahwa k r i t e r i a
adalah a l a t pengukur dengan rnana k e e f e k t i f a a n putusan
dapat d i u k u r . Penentuan k r i t e r i a akan dapat menghindari
banyak pemborosan waktu dan keruwetan masalah yang d i h a -
dap!. Menurut S i a g i a n ( 1 9 8 6 ) , keputusan yang b a i k adalah
keputusan yang t e l a h secara t e l i t i d i p i l i h d a r i berbagai
a l t e r n a t i f dengan s e l a l u memperhatikan i r n p l i k a s i - i m p l i k a s i
lingkungan, t u j u a n , pengalaman dan pemahaman t e n t a n g
Menurut Darmawan ( 1 9 8 5 ) , s t u d i s o s i o l o g i s terhadap
pengambilan keputusan p e t a n i pada dasarnya adalah :
Memberikan tekanan p e r h a t i a n u n t u k mencari p e n j e l a s - an t e r j a d i n y a p i l i h a n dalam hubungannya dengan peubah s o s i a l , ekonomi dan t e k n i s . A n a l i s i s proses p s i k o -
l o g i s yang t e r j a d i selama proses pengambilan kepu- t u s a n berada d i l u a r cakupannya. S t u d i i n i t i d a k mem- p e r h a t i k a n gambaran perorangan, namun mempunyai t i p e a n a l i s i s yang d i t u j u k a n pada masalah: "mengapa ke-
lompok-kelompok s o s i a l t e r t e n t u berada pada s i t u a s i yang l e b i h s t r a t e g i s d a r i p a d a kelompok s o s i a l l a i n - nya " ?
Mangkusubroto dan T r i s n a d i (1989) menyatakan, bahwa
c i r i - c i r i d a r i a n a l i s i s keputusan adz l i m a , y a i t u : ( 1 )
adanya pengambil keputusan; ( 2 ) p e r s t r u k t u r a n a n a l i s i s ,
dimana d i j a b a r k a n semua a l t e r n a t i f , s e g a l a i n f o r m a s i
d i k a i t k a n dengan s e t i a p a l t e r n a t i f dan percobaan yang
mungkin d i l a k s a n a k a n ; ( 3 ) p e n j a j a g a n kemungkinan k e t i d a k -
p a s t i a n m e l a l u i i n f o r m a s i , pendapat p a r a a h l i dan
pertimbangan s u b y e k t i f d a r i pengambi 1 keputusan; ( 4 )
ungkapan p r e f e r e n s i pengambil keputusan terhadap r i s i k o ;
dan ( 5 ) m e m i l i h t i n d a k a n t e r b a i k yang dapat memaksimumkan
harapan.
Kerangka untuk membentuk keputusan mencakup empat
unsur pokok, y a i t u : ( 1 ) pembuat keputusan; ( 2 ) t u j u a n
pembuat keputusan; ( 3 ) s y a r a t - s y a r a t a t a u keadaan dengan
mana keputusan d i b u a t ; dan ( 4 ) s u a t u t i n g k a t pengukur
u n t u k menentukan t u j u a n i t u dapat d i c a p a i (Bishop dan
Model Pengambilan Keputusan
en ah
Pohon (MPKDP)Menurut Mangkusubroto dan T r i s n a d i (1989), penyusunan
model keputusan adalah s u a t u c a r s u n t u k menggambarkan
hubungan l o g i s yang mendasari p e r s o a l a n keputusan ke dalam
model matematis. Oleh sebab i t u , model dapat men-
cerminkan hubungan yang t e r j a d i d i a n t a r a f a k t o r - f a k t o r
yang t e r l i b a t . Dalam p r o s e s keputusan dimana makin banyak
a l t e r n a t i f yang dapat d i t e t a p k a n , maka akan b a i k p u l a
h a s i l yang d i p e r o l e h . Demikian h a l n y a dengan dengan
k r i t e r i a yang t e r k a i t pada t i a p a l t e r n a t i f makin banyak
k r i t e r i a n y a a t a u makin komprehensip dapat m e w a k i l i
kenystaan, maka semakin b a i k p u l a r e p r e s e n t a s i n y a terhadap
permasalahan yang d i h a d a p i .
Penggunaan MPKDP yang b i l a d i l i h a t d a r i bentuknya
sangat sederhana, t e r n y a t a menunjukkan p o t e n s i o p e r a s i o n a l
yang t i n g g i untuk d i p a k a i dalam pendugaan pengambilan
keputusan sesungguhnya. H a s i l percobaan menggunakan MPKDP
i n i memberikan daya ramal ( p r e d i c t a b i l i t y ) b e r k i s a r a n t a r a
8 5
-
95% (Gladwin, 1980 Darmawan, 1986).Darmawan (1986) menyatakan bahwa Model Pengambilan
Keputusan Denah Pohon (MPKDP) dapat digunakan dalam s t u d i
pengambilan keputusan p e t a n i karena memungkinkan berbagai
pertimbangan p e t a n i d i p e l a j a r i
.
Pada dasarnya MPKDPt e r d i r i a t a s s u a t u rangkaian k r i t e r i a d i s k r i t yang harus
Gambar
1menunjukkan satu contoh denah pohon keputus-
an hi poteti k. Model pengambi lan keputusan
i ni memperl i hat-
kan dua pilihan yang dihadapi seorang petani, yaitu penggu-
naan pupuk buatan dan penggunaan pupuk alam. Supaya pupuk
buatan dapat diputuskan untuk digunakan oleh petani, maka
pupuk ini harus lo!os dari kriteria biaya
! ! )dan produk-
tivitas
( 2 ) .Seandainya pupuk buatan gaga1 melalui sa-
ringan salah satu kriteria yang tersedia, maka model
ini
akan menunjukkan bahwa petani yang bersangkutan masih tetap
menggunakan
pupuk
alam yang telah
bi asa
digunakan
(Darmawan,
1 9 8 6 ) ./---\
:Pupuk buatan
:Pupuk alam
I
\---I
( 1 )
l9iaya pupuk buatan;
<
FBiaya pupuk alami
\---/
\ - - - I/
\
/'
\
Y
a
tidak
d
L
/---\
/---\ /---\
!2)
IProduktivitas;
2
;Produktivitasl ITetap menggunakan;
ldengan pupuk
;
ldengan pupuk
lpupuk alam
II
buatan
,
I:slam
1 I \--- \\---/
\---
/
/
/
\
/
\
tidak
\
II
/---\
/---\
L4
lMenggunakan
lTetap menggunakanl
:pupuk buatan;
lpupuk alam
\
---
/
\---/
Gambar
1 .Contoh Model Pengambilan Keputusan Denah
S e l a n j u t n y a Darrnawan ( 1 9 8 6 ) , rnenyatakan bahwa MPKDP
merupakan s e r a n g k a i a n hubungan yang l o g i s a n t a r a p i l i h a n
yang d i h a d a p i , b e r b a g a i k r i t e r i a keputusan, dan rnacam
k e p u t u s a n berupa t i n d a k a n rnenerirna a t a u menolak. T i a p
p i 1 i han akan b e r j a Tan s e s u a i a r u s rnelal u i s e r a n g k a i a n
k r i t e r i a k e p u t u s a n s a t u derni s a t u . P r o s e d u r MPKDP i n i
rnudah dan sederhana, s e h i n g g a dipandang cocok dengan j a l a n
p i k i r a n p a r a p e t a n i d i pedesaan. M e l a l u i MPKDP akan
d i k e t a h u i f a k t o r - f a k t o r pernbatas yang m e n j a d i harnbatan
penerirnaan s e s u a t u yang b a r u o l e h rnasyarakat. Dengan
d e m i k i a n , t e r b u k a kesernpatan b a g i