Falsafah dan Paradigma Keperawatan
Perkembangan Ilmu Keperawatan
Falsafah Keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari layanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan.
Falsafah Keperawatan: kenyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang menjadi pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan.
Keyakinan Yang Harus Dimiliki Perawat
Manusia adalah individu yang unik holistik
Meningkatkan derajat kesehatan yang optimal
Kolaborasi dengan tim kesehatan dan pasien/keluarga.
Proses keperawatan
Perawat bertanggung jawab dan bertanggung gugat
Pendidikan keperawatan harus dilaksanakan terus-menerus Paradigma Keperawatan
Paradigma keperawatan : Merupakan suatu pandangan global yang dianut oleh perawat yang mengatur hubungan di antara teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan.
Unsur paradigma keperawatan
Keperawatan
Memberikan layanan kesehatan
Memberikan bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien
Membantu klien (dari level individu hingga masyarakat)
Melaksanakan intervensi keperawatan :
o Promotif
o Preventif
o Kuratif
o Rehabilitatif
Manusia
Manusia sebagai makhluk unik
Mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda
Manusia sebagai sistem adaptif/terbuka
memerlukan berbagai masukan dari subsistem dan suprasistem .
o Manusia sebagai makhluk sosial o Makhluk sebagai makhluk spiritual Kebutuhan Manusia
Kebutuhan aktualisasi diri
Kebutuhan harga diri
Kebutuhan cinta dan dicintai
Kebutuhan keselamatan dan keamanan
Kebutuhan fisiologis Sehat-Sakit
Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik, mental, dan sosial, tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan (WHO)
Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara efektif (parson)
Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang – Undang Kesehatan RI No.23 Tahun 1992) Sakit
Sakit adalah ketidak seimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk jumlah sistem biologis dan kondisi kondisi penyesuaian ( parson).
Sakit adalah adanya gejala, persepsi tentang keadan sakit yang dirasakan, dan kemampuan beraktivitas sehari-hari yang menurun (Bauman).
Sakit adalah suatu keadaan tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan pada aktivitas jasmani maupun sosial (perkins).
kesimpulanya sakit adalah keadaan tidak normal atau sehat. Rentang Sehat – Sakit
Prilaku sehat dipengaruhi oleh faktor
Pendidikan
Adat istiadat
Kepercayaan
Kebiasaan
Sosial ekonomi Perilaku Sakit
Tidak memegang tanggung jawab selama sakit
Bebas dari tugas dan peran sosial
Berupaya mencapai kondisi sehat secepat mungkin
Bersama keluarga mencari bantuan dengan segera Efek Sakit Terhadap Peran Individu
Perubahan Peran
Masalah keungan
Kesepian
Perubahan kebiasan sosial Perkembangan Ilmu Keperawatan Ilmu
Merupakan kumpulan pengetahuan yang padat dan proses mengetahui melalui penyelidikan yang sistematis dan terkendali (metode ilmiah).
Karakteristik ilmu :
Mempercepat rasional sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan yang benar
Mempunyai alur pikir yang logis dan konsisten dengan pengetahuan yang telah ada
Melalui pengujian empiris sebagai kriteria kebenaran objektif
Memiliki mekanisme yang terbuka terhadap koreksi Keperawatn Sebagai Ilmu
Apakah ilmu keperawatan memenuhi persyaratan untuk eksis sebagai sebuah disiplin ilmu yang mandiri? 1. Ilmu keperawatan ditinjau dari sudut filsafat ilmu (philosophy of science)
Ilmu Keperawatan ditinjau dari sudut ontologi
Mempunyai pengertian , falsafah , sejarah, tujuan, penerima layanan keperawatan, fokus keperawatan, objek formal, objek materi.
Objek materia ilmu keperawatan adalah manusia yang tidak dapat berfungsi secara sempurna dalam kaitannya dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan.
Titik fokus dalam keperawatan adalah respon manusia terhadap ketidakseimbangan yang dapat ditangani dengan ASKEP.
Objek formal : bantuan bagi individu dalam proses penyembuhan secara holistik. Ilmu Keperawatan Dari Sudut Epistemologi
Untuk mengembangkan ilmu keperawatan dibutuhkan ilmu lain sebagia pembentuk body of knowledge ilmu keperawatan antara lain:
Kelompok ilmu humaniora, metodologi, hukum dan etika
Kelompok ilmu alam dasar : biofisika, kimia, biologi
Kelompok ilmu perilaku yang mencakup psikologi
Kelompok ilmu sosial : sosiologi, antropologi,demografi dan politik
Kelompok ilmu biomedik : anatomi, fisiologi, biokimia, patofisiologi, farmako dll
Kelompok ilmu kesehatan masyarakat
Kelompok ilmu kedokteran klinik : penyakit syaraf, kulit dll Ilmu Keperawatan Dari Sudut Aksiologi
Aplikasi asas moral dari ilmu keperawatan adalah tanggung jawab profesional terhadap klien , masyarakat dan Tuhan YME.
Asas moral yang terkandung dalam ilmu keperawatan dimanifestasikan kedalam kode etik keperwatan
Kode etik keperawatan : asas/moral tertulis yang harus dijadikan pedoman/prinsip bagi setiap perawat dalam berinteraksi dengan klien agar perilaku perawat tetap dalam koridor kebenaran. Kode etik keperawatan Indonesia(PPNI)
Perawat dan klien
o perawat dalam memberikan layanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia
o Perawat dalam memberikan layanan keperawatan senantiasa memelihara seasana lingkungan yg menghargai nilai-nilai budaya
o Tanggung jawab utama perawat adalah mereka yang membutuhkan ASKEP
o Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yg diketahui dgn tugas yg dipercayakan kepadanya
Perawat dan praktik
o Perawat dan masyarakat
o Perawat memelihara dan meningkatkan kompetensi di bidang keperawatan
o Perawat senantiasa memelihara mutu layanan keperawatan yang tinggi dan profesional o Perawat menbuat keputusan berdasarkan informasi yang adekuat
Perawat dan masyarakat
Perawat mengembang tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung berbagai kegiatan kebutuhan kesehatan masyarakat
Perawat dan rekan sejawat
o Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dgn sesama perwat maupun tenaga kesehatan lain
o Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberi layanan yang tidak kompeten, tidak etis, dan ilegal
Perawat dan profesi
o Perawat mempunyai peran penting dlm menentukan standar pendidikan dan layanan keperawatan
o Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan o Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara
MAKALAH FALSAFAH DAN PARADIGMA
KEPERAWATAN
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kuliah
Oleh
:
HartonoDwi SantosoBAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latarbelakang
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system
pengaturanserta pengendaliannya melalui perundang-undangan keperawatan (Nursing
Act),dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000). Keperawatan hubungannya sangat
banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah
kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga
praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan keterampilan yang
kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan
perawat dan klien harus dipelihara interaksidinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan
pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional
sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain
keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan eksternal dan internal yang
kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai
pihak yang terkait dan berkepentingan.
1.2
Rumusan masalah
1.
Bagaimana pengertian Falsafah keperwatan ?
2.
Bagaimana pengertian Paradigma keperawatan ?
1.3
Tujuan Umum
Untuk mengetahui peran falsafah keperawatan
1.4
Tujuan Khusus
1.
Untuk mengetahui pengertian Falsafah keperawatan.
2.
Untuk mengetahui pengertian paradigma keperawatan.
3.
Untuk mengetahui komponen dan perkembangan paradigma keperawatan.
1.5
Manfaat
1.
Sebagai masukan, literature dan pengembangan bagi mahasiswa Stikes Hutama Abdi Husada
Tulungagung.
2.
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang Program Promosi Kesehatan untuk masyakat.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatan merupakan cara pandang manusia dankeperawatan sebagai keran
gka dasar pelaksanaan perawatan baik kepada orangsehat maupun sakit. Falsafah ini memiliki e
mpat komponen dasar yaitu manusia,lingkungan, kesehatan dan keperawatan.
Beberapa ahli memiliki pendekatan spesifik sesuai dengan hasil kesimpulanmasing-masing
terhadap keperawatan, berikut ini beberapa contohnya:
1. Jean Watson
Jean Watson memandang manusia sebagai fokus sentral dan keperawatan
merupakan sains yang menggunakan pengetahuan, estetika, kemanusiaan dan
seni sebagai dasar dalam pengembangan ilmu keperawatan melalui human care.Dalam hal ini,
perawat dituntut untuk mampu memahami perilaku dan responmanusia dalam menghadapi s
etiap masalah kesehatan baik yang bersifat aktualmaupun potensial.
2. Ida Jean Orlando
Orlando mengemukakan konsep disiplin proses keperawatan yang meliputikomunikasi perawat k
lien, identifikasi permasalahan yang ditemui pada klien,dan validasi maupun perbaikan. Orla
ndo lebih menekankan pada perilaku klienyang kemudian akan menimbulkan reaksi perawatan y
ang dimunculkan dalambentuk tindakan keperawatan. Tindakan keperawatan yang dilakukan ole
hperawat tersebut akan mempengaruhi tingkat kesehatan klien baik saatitu juga maupun yang
jangka panjang dimana setelah mendapatkan tindakankeperawatan klien akan berusaha
memenuhi kebutuhan untuk mengatasi stresyang timbul akibat adanya ketimpangan kebutuhan d
an lingkungan.
Roy membuat simpulan bahwa setiap manusia pasti memiliki suatu potensiuntuk
dapat beradaptasi terhadap stimulus baik internal maupuneksternal yang berbeda pada berbagai ti
ngkatan usia.
Dalam konsep Roy ini perawat dituntut untuk mampu membuat analisamengenai klien dala
m hal kebutuhan fisiologis, konsep diri, peran sosialmaupun keseimbangan antara kemandiri
an dan ketergantungan sehinggadapat melihat kemungkinan – kemungkinan yang ada pada klie
n dan melakukanpengkajian yang lebih spesifik mengenai akibat yang ditimbulkan dan mekanis
meadaptasi yang dilakukan klien.
4. Betty Neumann
Neumann memandang manusia merupakan gabungan dari konsep holistik danpendekatan sistem t
erbuka dan fokus keperawatan adalah penurunan stressdengan memperkuat garis pertahanan diri
. Neumann melihat bahwa klien harusdilihat secara menyeluruh termasuk dengan lingkungannya
baik
yang internalmaupun eksternal. Pencegahan sebagai respon terhadap tingkatan reaksi yangdiberi
kan oleh klien terhadap stresor menjadi perhatian utama dalam teori yangdikemukakan oleh Neu
mann.
5. Florence Nightingale
Manipulasi dari lingkungan eskternal membantu proses perbaikan ataupergantian dan
kesehatan klien merupakan
pokok pikiran FlorenceNightingale yang memandang interkasi klien dangan lingkungan seba
gai halyang pokok dalam proses keperawatan. Nightingale
menempatkan
perawatsebagai agen penting
dalammemodifikasi lingkungan klien di luar medikasi tindakan medis lain.Dengan melak
ukan intervensi terhadap lingkungan sebagai hasil dari observasidan pengumpulan data perawa
t akan mampu membuat peningkatan ststuskesehatan klien.
6. Hildegard Peplau
Menurut Peplau individu/klien adalah manusia yang memiliki kebutuhanPerasaan dan peraw
ata hadir sebagai fasilitator baik bagi klien maupun keluarga.Dengankapasitas profesionalnya p
erawat harus mampu membangun proses yangsifatnya interpersonal dan terapeutik sebaga
i gagasan utama teori Peplau,mendampingi asumsi bahwa setiap individu memiliki kebutuhan
perasaan.
2.2 Paradigma keperawatan
eda mungkin akan melihat masalah yang timbul berbedadan menuntun pada perbedaan diag
nosa serta perencanaan keperawatan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Falsafah Keperawatan
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai sebab-sebab,
azas-azas, hukum dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun
mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta).
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentang hakikat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia
bio-psiko-sosial-spiritual. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam
arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta,
menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia. Keperawatan bersifat universal dalam arti
tidak membedakan ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik dan status
sosial ekonomi. Keperawatan falsafah adalah keperawatan yang mengkaji penyebab dan
hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih
berdasarkan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah Keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) adalah Roy memiliki delapan
falsafah, empat berdasarkan falsafah prinsip humanisme dan empat berdasarkan prinsip falsafah
veritivity. Falsafah humanisme/kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan
pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat
bahwa :
1.
Saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui
masalah yang dihadapi, mencari solusi.
2.
Bertingkah laku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi.
3.
Memiliki holism intrinsik
4.
Berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan
dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran yang bermaksud mengungkap keyakinan Roy
bahwa ada hal benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang
mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip
veritivity adalahsebagai berikut :
Tujuan eksistensi manusia.
Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia.
Aktifitas dan kratifitas untuk kebaikan-kebaikan umum.
Bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai
partner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan
keperawatan.
2.2
Paradigma Keperawatan
Banyak ahli yang membahas pengertian paradigma seperti Masterman (1970) yang
mendefinisikan paradigma sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu
cabang ilmu pengetahuan. Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat
bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat
memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikir, memberi makna, menyikapi
dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau
cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma keperawatan
berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat
professional.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini
paradigma keperawatan masih berdasarkan empat komponen yang diantaranya manusia,
keperawatan, kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan. Sebagai disiplin ilmu,
keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus
berkembang.
Keperawatan Kesehatan
Manusia
Lingkungan
Gambar 1.1 Komponen Paradigma Keperawatan
1.
Konsep Manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan
keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat
individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem tersebut dapat meliputi :
Sistem terbuka,
manusia dapat mempengaruhi dan pengaruhi oleh lingkungan baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi
khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Sistem adaptif,
manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang
akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
2.
Konsep Keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu, keluarga atau masyarakat
dalam rentang sehat sakit. Dengan demikian konsep ini memamng bahwa bentuk pelayanan
keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah
dalam keadaan tidak mampu, tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan
dasar.
3.
Konsep Sehat Sakit
Rentang Sehat rentang Sakit
. . . . . . .
Sejahtera … Sehat … sehat … setengah … sakit … sakit … mati
Sekali normal sakit kronis
Gambar 1.2 Rentan Sehat Sakit
Berdasarkan rentang sehat sakit tersebut, maka paradigma keperawatan dalam konsep sehat sakit
memandang bahwa bentuk pelaynan keperawatan yang akan diberikan selama rentan sehat dan
sakit, akan melihat terlebih dahulu status kesehatan dalam rentang sehat sakit tersebut, apakah
statusnya dalam tahap setengah sakit, sakit akut atau sakit kronis, sehingga akan diketahui
tingkatan asuhan keperawatan yang akan diberikan serta tujuan yang ingin diharapkan dalam
meningkatkan status kesehatannya. Rentang ini merupakan suatu alat ukur dalam menilai status
kesehatan yang bersifat dinamis dan selalu berubah dalam setiap waktu. Melalui rentang ini
dapat diketahui batasan perawat dalam melakukan praktek keperawatan dengan jelas.
4.
Konsep lingkungan
Paradigma keperwatan dalam konsep lingkungan ini adalah memandang bahwa lingkunan fisik,psikologis ,sosial, budaya dan spiritual dapat mempengaruhi kebutuhan dasar manusia selama pemberian asuhan keperawatan dengan meminimalkan dampak atau pengaruh yang ditimbulkannya sehingga tujuan asuhan keperawatan dapat tercapai.
2.3
Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.
Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek
fisik,emosi,sosial dan spiritual. Maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah:
pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua,
memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang
kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan, dan sikap
seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang
faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena
keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan tersebut
dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien.
demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain:
1) Perkembagan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.
2) Sosial dan Kultural sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.
4) Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan kearah yang optimal.
5) Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6) Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik. 7) Pelayanan
Pelayanan dapat berupa tempat pelayanan atau sistem pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan.
2.4
Rentang Sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian. Tahapan proses sakit
1. Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2. Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap ini seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan.
4. Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,di mana seseorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap berpedoman
pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara pandang dari sebuah ilmu
dan keperawatan itu adalah ilmu yang didasari atas teori-teori yang ada. Dalam
perkembangannya, teori keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi. Di bawah ini adalh pandangan dari berbagai ahli tentang perkembangan
paradigma keperawatan diantaranya :
1.
Johnson
memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari dua sistem mayor yaitu
biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan tujuan primernya
adalah membantu keseimbangan individu khususnya pada sistem perilaku ketika ia sakit,
sehingga akan dicapai status kesehatan yang berarti adanya respon adaptasi baik fisisk, mental,
emosi maupun sosial terhadap stimulasi internal dan eksternal untuk mempertahankan
keseimbangan dan kenyamanan.
2.
King
memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa, pengontrol,
bertujuan, beraksi dan berorientasi pada waktu.
3.
Leininger
memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan dalam mempengaruhi
minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan mempertahankan hidup.
4.
Levine
memandang kehidupan manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya dan
menyesuaikan diri terhadap perubahan.
5.
Newman
memandang manusia sebagai
total person
seperti sistem klien yang terdiri dari
biopsikososial, kultur dan selalu berkembang.
6.
Orem
memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis, interpesonal dan
sosial dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku.
7.
Roger
memandang manusia secara keseluruhan dan terus-menerus terjadi pertukaran energi
dengan lingkunganny.
8.
Roy
memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan
yang baik.
9.
Watson
manusia membutuhkan proses kepedulian dalam mempertahankan kesehatan atau
meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal dan mental spiritual
untuk kesembuhan diri sendiri.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
1.1
Simpulan
Dari uraian – uraian yang telah disampaikan pada makalah ini dapatdisimpulkan beberapa hal sebaga
i berikut:
1.
Falsafah keperawatan merupakan gagasan yang peling mendasar mengenaikeperawatan sebagai suatu
proses, cara, perbuatan merawat membela orangsakit yang sesuai dengan sifat sains dan akan dikemba
ngkan dengan dasar hasildari perawatan itu sendiri.
3.
Paradigma keperawatan merupakan cara pandang yang mendasar memkirkan,memberi makna, m
enyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomenayang ada dalam keperawatan.
Pelayanan perawatan yang profesional harus dilandasi oleh sains keperawatanyang mengacu
pada empat komponen dasar yaitu menusia, perawat, kesehatandan lingkungan.
1.2
Saran
1.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah pengetahuan tentang falsafah
dan paradikma keperawatan.
2.
Semoga makalah kami ini, dapat dijadikan referensi bagi penulis selanjutnya.
3.
Diharapkan para pembaca bisa memberikan kami kritik dan saran untuk dapat menjadikan kami
lebih baik lagi dalam penulisan makalah-makalahkami selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,Aziz Alimul. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Salemba medika:Jakarta. Potter and Perry. Buku Ajar Fundamental Keperaw
DeLaune, Sue C., Ladner, K. Patrcia. 2002.
Fundamental of Nursing: Standard andP
ractice 2nd Edition
. Delmar. New York
Falsafah dan Paradigma
Keperawatan Dalam Praktik
Keperawatan
- Falsafah Keperawatan
Merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan. Hakekat manusia yang dimaksud disini adalah manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, sosial dan spiritual, sedangkan esensinya adalah falsafah keperawatan yang meliputi :
1. Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (holistik) yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
diberikan secara komprehensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak atau sebagian dari kebutuhannya.
2. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan.
3. Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku, kepercayaan, status sosial, agama dan ekonomi.
4. Pelayanan keperawatan tersebut merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan mengingat perawat bekerja dalam lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri. 5. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang penerima jasa yang pasif.
- Paradigma Keperawatan
fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan.
Menurut Poerwanto (1997) mengartikan paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tinggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar khas dalam melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan sampai saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan 4 komponen yang diataranya manusia, keperwatan, kesehatan dalam rentang sehat sakit dan lingkungan. Sebagai disipin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk mencapai profesi yang mandiri seiring dengan
perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma keperawatan akan terus berkembang.
- Praktik Keperawatan
Menurut Persatuan Perawat Nasional Indonesia, praktek keperawatan adalah tindakan pemberian asuhan keperawatan profesional baik secara mandiri maupun kolaborasi, yang disesuaikan denagn lingkup wewenang dan tanggung jawabnya berdasarkan ilmu
keperawatan.
Praktik Keperawatan Profesional mempunayi ciri-ciri sebagai berikut : 1. Otonomi dalam pekerjaan
2. Bertanggung jawab dan bertanggung gugat 3. Pengambilan keputusan yang mandiri 4. Kolaborasi dengan disiplin lain
5. Pemberian pembelaan (advocacy)
6. Memfasilitasi kepentingan pasien atau klien B. KLASIFIKASI
Di bawah ini adalah pandangan beberapa ahli tentang perkembangan paradigma keperawatan diantaranya :
Johnson
Memandang manusia sebagai sistem perilaku yang terdiri dari 2 sistem mayor yaitu biologi dan perilaku yang merupakan fokus pelayanan keperawatan dengan tujuan primernya. King
Memandang manusia sebagai sistem terbuka yang sosial, rasional, perasa, pengontrol, bertujuan, bereaksi dan berorientasi pada waktu.
Leininger
Memandang manusia sebagai kepedulian akan kemampuan dalam mempengaruhi minat atau rasa hormat terhadap kebutuhan orang lain, kesehatan dan mempertahankan hidup. Levine
Memandang kehidupan manusia selalu beriteraksi dengan lingkungannya dan menyesuaikan diri terhadap perubahan.
Newman
Memandang manusia sebagai total person seperti sistem klien yang terdiri dari bio psiko sosial, kultural dan saling berkembang.
Memandang manusia sebagai gabungan dari komponen fisik, psikologis, interpersonal dan sosial dalam memenuhi kebutuhan perwatan diri sendiri melalui belajar dari perilaku.
Roger
Memandang manusia secara keseluruhan secara terus-menerus terjadi pertukaran energi dengan lingkungannya.
Roy
Memandang manusia sebagai makhluk biopsikososial yang merupakan dasar bagi kehidupan yang baik.
Watson
Manusia membutuhkan proses kepedulian dalam mempertahankan kesehatan atau meninggal dengan damai dan merupakan mekanisme personal, internal dan mental spiritual untuk kesembuhan diri sendiri.
Banyak ahli yang membahas tentang beberapa konsep keperawatan, diantaranya adalah sebagai berikut :
Florence Nightingale (1895)
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktifitas.
Martha Roger (1970)
Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, keperawatan dan
rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat. King (1971)
Keperawatan ialah proses aksi dan interaksi, untuk membantu individu dari berbagai kelompok umur dan memenuhi kebutuhannya dan menangani status kesehatan mereka pada saat tertentu dalam suatu siklus kehidupan.
Dorothea Orem (1971)
Perawatan ialah pelayanan yang bersifat manusiawi yang berfokus pada pemenuhan kebutuhan manusia untuk merawat diri, kesembuhan dari penyakit atau cidera dan penanggulangan komplikasinya sehingga dapat menunjang kehidupan.
Callista Roy (1976)
Keperawatan merupakan disiplin ilmu yang berorientasi kepada praktik keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang ditujukan untuk memberikan pelayanan kepada klien. V. Handerson (1978)
Perawatan adalah upaya membantu individu baik yang sehat maupun sakit untuk
menggunakan kekuatan, keinginan dan pengetahuan yang dimilikinya sehimgga individu tersebut mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari, sembuh dari penyakit, atau meninggal dunia dengan tenang. Tenaga perawat berperan menolong individu agar tidak
menggantungkan diri pada bantuan orang lain dalam waktu secepat mungkin. Menurut Lokakarya Keperawatan (1983)
maupun sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Pelayanan keperawatan, diberikan akibat adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya kemauan untuk melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari. Kegiatan dilakukan dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,
penyembuhan, pemulihan serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama (PHC) sesuai dengan wewenang tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan.
Dari berbagai definisi yang disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa keperawatan merupakan satu bentuk pelayanan/asuhan yang bersifat humanistik, profesional dan holistik berdasarkan ilmu dan kiat, memiliki standart asuhan dan menggunakan kode etik, serta dilandasi oleh profesionalisme yang mandiri dan atau kolaborasi.
C. KOMPONEN DAN PERKEMBANGAN PARADIGMA KEPERAWATAN
Dalam memahami komponen dan perkembangan teori keperawatan tetap berpedoman pada paradigma keperawatan, mengingat paradigma merupakan cara pandang dari sebuah ilmu dan keperawatan adalah ilmu yang didasari atas teori-teori yang ada. Dalam
perkembanganya, teori keperawatan dapat bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
D. SISTEM PRAKTIK KEPERAWATAN
Dalam sistem ini mencakup beberapa hal yaitu antara lain : Ilmu Keperawatan
Dalam prakteknya ilmu ini menggunakan pendekatan ilmiah untuk penyelesaian masalah yang ditujukan untuk menolong, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh
kebutuhan dasar.
Pelayanan Keperawatan
Menurut Handerson (1980) pelayanan keperawatan atau Nursing services adalah upaya untuk membantu individu baik sakit maupun sehat dari lahir sampai meninggal dunia dalam bentuk peningkatan pengetahuan dan kemampuan yang dimilki sehingga individu tersebut dapat secara optimal melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Asuhan Keperawatan
1. Proses atau rangkaian kegiatan pada praktek keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien atua pasien diberbagai tantanan pelayanan kesehatan.
2. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidak keperawatan sebagai profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, bersifat humanistik dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien.
3. Merupakan inti pelayanan / praktik keperawatan yang berupaya untuk : 1. Membantu mencapai kebutuhan dasar melalui bentuk-bentuk keperawatan. 2. Menggunakan ilmu kiat keperawatan dalam setiap tindakan.
3. Memanfaatkan potensi dari berbagai sumber Tujuan
1. Membantu individu untuk mandiri
2. Mengajak individu atau masyarakat berpatisipasi dalam bidang kesehatan
optimal agar tidak tergantung pada orla dalam memelihara kesehatannya 4. Membantu individu memperoleh derajat kesehatan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya Medika. Hidayat, A Aziz Alimul. 2002. Pengantar Kosep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
FALSAFAH dan PARADIGMA KEPERAWATAN dalam PRAKTIK KEPERAWATAN A. PENDAHULUAN
Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system pengaturan serta pengendaliannya melalui perundang – undangan keperawatan (Nursing Act),
dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000).Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan
keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif
pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya.
Penerimaan dan pengakuan keperawatan sebagai pelayanan professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka upaya perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan
kebutuhan eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan berkepentingan.
B. FALSAFAH KEPERAWATAN 1. Pengertian falsafah
Falsafah adalah pengetahuan dan penyelidikan denga akal budi mengenai sebab-sebab, azas-azas, hukum,dan sebagainya daripada segala yang ada dalam alam semesta ataupun mengenai kebenaran dan arti adanya sesuatu (WJS Poerwadarminta.
Falsafah keperawatan adalah pandangan dasar tentamg hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan.
Falsafah Keperawatan bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.. Keperawatan menganut pandangan holistik terhadap manusia yaitu kebutuhan manusia bio-psiko-sosial-spiritual.
Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistik, dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia, memberi perhatian kepada klien serta, menjunjung tinggi keadilan bagi sesama manusia.
Keperawatan bersifat universal dalam arti tidak membedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etik, agama, aliran politik, dan status sosial ekonomi. Keperawatan
adalaFalsafah keperawatan mengkaji penyebab dan hukum-hukum yang mendasari realitas, serta keingintahuan tentang gambaran sesuatu yang lebih berdasakan pada alasan logis daripada metoda empiris.
Falsafah keperawatan menurut Roy (Mc Quiston, 1995) :
berdasarkan prinsip falsafah veritivity.
falsafah humanisme/ kemanusiaan “mengenali manusia dan sisi subyektif manusia dan pengalamannya sebagai pusat rasa ingin tahu dan rasa menghargai”. Sehingga ia berpendapat bahwa seorang individu :
1. saling berbagi dalam kemampuan untuk berpikir kreatif yang digunakan untuk mengetahui masalah yang dihadapi, mencari solusi
2. bertingkahlaku untuk mencapai tujuan tertentu, bukan sekedar memenuhi hukum aksi-reaksi
3. memiliki holism intrinsik
4. berjuang untuk mempertahankan integritas dan memahami kebutuhan untuk memiliki hubungan dengan orang lain veritivity. Berarti kebenaran, yang bermaksud mengungkapkan keyakinan Roy bahwa ada hal yang benar absolut. Ia mendefinisikan veritivity sebagai “prinsip alamiah manusia yang mempertegas tujuan umum keberadaan manusia”. Empat falsafah yang berdasarkan prinsip veritivity adalah sebagai berikut ini. Individu dipandang dalam konteks
1. tujuan eksistensi manusia
2. gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia 3. aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan-kebaikan umum 4. nilai dan arti kehidupan
bagian integral dari pelayanan kesehatan. Keperawatan menganggap klien sebagai pertner aktif, dalam arti perawat selalu bekerjasama dengan klien dalam pemberian asuhan
keperawatan.
C. PARADIGMA KEPERAWATAN 1. Pengertian Paradigma
Paradigma keperawatan sebagai pandangan fundamental tentang persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan(Masterman,1970).
Paradigma sebagai suatu perangkat bantuan yang memiliki nilai tanggi dan sangat menentukan bagi penggunanya untuk dapat memiliki pola dan cara pandang dasar kas dalam memikirkan,memyikapi dan memilih tindakan mengenai suatu kenyataan atau fenomena kehidupan manusia.
Ritzer dalam zamroni, membuat pengertian tentang paradigma yaitu pandangan yang mendasar dari para ilmuwan tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh salah satu cabang atau disiplin ilmu pengetahuan. Dari pengertian ini dapat disimpulkan, dalam suatu cabang ilmu pengetahuan dimungkinkan terdapat beberapa paradigma. Artinya dimungkinkan terdapatnya beberapa komunitas ilmuwan yang masing-masing berbeda titik pandangnya tentang apa yang menurutnya menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari dan diteliti oleh cabang ilmu pengetahuan tersebut. (ahmad sihabudin dalam Jurnal Kampus Tercinta, 1996 : 43).
Paradigma keperawatan menurut Gaffar, 1997, adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, mmenyikapi dan memilih tindakanterhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan. Dengan demikian paradigma
keperawatan yang bersifat professional.
Penjelasan paradigma fakta sosial berasal dari pendapat Durkheim. Fakta sosial dianggap sebagai barang sesuatu yang berbeda dengan ide yang menjadi obyek penyelidikan seluruh ilmu pengetahuan dan tidak dapat dipahami melalui kegiatan mental murni. Tetapi untuk memahaminya diperlukan penyusunan data riil di luar pemikiran manusia. Fakta sosial ini terdiri atas dua jenis, yaitu :
1. Bentuk material, berupa barang sesuatu yang dapat dilihat, ditangkap dan diobservasi, 2. Dalam bentuk non material, merupakan fenomena yang terkandung dalam diri manusia hanya muncul dalam kesadaran manusia (zamroni, 1992:24)
penjelasan paradigma definisi sosial bersumber dari karya Weber yang konsepsinya tentang fakta sosial sangat berbeda dengan konsep Durkheim. Weber tidak memisahkan antara struktur sosial dengan pranata sosial karena keduanya sama-sama membantu untuk membentuk tindakan manusia yang penuh makna (Zamroni, 1992 : 53)
KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN 1. Konsep manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari pelayanan keperawatan.manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma keperawatan ini bersifat individu,kelompok dan masyarakat daam suatu sistem.sistem tersebut dapat meliputi:
a.sistem terbuka,manusia dapat mempengaruhi dan di paengaruhi oleh lingkungan baik fisik,psikologis,sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
b.sistem adaptif,manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di lingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
c.sistem personal,interpersonal dan social,manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan tumbuh kembang yang berbeda.
2. Konsep keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk peleyanan kesehatan yang bersifat profesional dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada individu,keluarga atau masyarakat dalam rentang sehat sakit.dengan demikian konsep ini memandang bahwa bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk pemberian asuhan keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu,tidak mau dan tidak tahu dalam proses pemenuhan kebutuhan dasar.
3. Konsep sehat sakit
Komponen ini memandang bahwa keperawatan itu bahwa bentuk pelayanan yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat sakit.
Konsep Sehat (Travis and Ryan, 1998)
1. Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan
2. Sehat merupakan gaya hidup, disain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi untuk sehat
4. Sehat efisien dalam mengolah energi, energi yang diperoleh dari lingkungan, ditransfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.
5. Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikirkan, rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.
6. Sehat adalah penerimaan terhadap diri. a. Rentang sehat
Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera.dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi aspek fisik,emosi,sosial dan spiritual.maka dapat diketahui karakteristik sehat sebenarnya adalah: pertama, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia;kedua, memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan; dan ketiga, memiliki hidup yang kreatif dan produktif keyakinan terhadap kesehatan adalah pendapat, keyakinan, dan sikap seseorang terhadap sehat dan sakit. Keyakinan terhadap kesehatan didasarkan informasi yang faktual/kesalahan informasi, pikiran sehat/mitos, dan kenyataan atau harapan yang salah. Karena keyakinan terhadap kesehatan biasanya mempengaruhi perilaku sehat, maka keyakinan tersebut dapat berpengaruh secara positif/negatif terhadap tingkat kesehatan klien.
Keyakinan klien terhadap kesehatan bergantung pada beberapa faktor antara lain persepsi tentang tingkat sehat, faktor-faktor yang dapat di modifikasi seperti demografi(misal jenis dan tempat perumahan), kepribadian, dan persepsi terhadap keuntungan yang dapat diperoleh dari perilaku sehat yang positif. Faktor pengaruh stasus kesehatan, antara lain: 1.Perkembagan
Status kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor perkembangan yang mempuyai arti bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia.
2.Sosial dan Kultural
Hal ini dapat juga mempengaruhi proses perubahan bahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
3.Pengalama Masa Lalu
Hal ini dapat mempegaruhi perubahan status kesehatan,dapat diketahiu jika ada pengalaman kesehatan yang tidak diinginkan atau pengalamam kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutya.
4.Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status kesehatan kearah yang optimal.
5.Keturunan
Keturunan juga memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah dimiliki melalui faktor genetik.
6.Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik. 7.Pelayanan
mempengaruhi status kesehatan b.Rentang sakit
Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit,sakit,sakit kronis dan kematian. Tahapan proses sakit
1.Tahap gejala
Merupakan tahap awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala.
2.Tahap asumsi terhadap sakit
Pada tahap inin seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang di alaminya dan akan merasakan keraguan pada kelainan atau gangguan yang di rasakan pada tubuhnya.
3.Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Tahap ini seorang mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasehat dari profesi kesehatan.
5.Tahap penyembuhan
Tahap ini merupakan tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,di mana srsrorang akan melakukan proses belajar untuk melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit.
4. Konsep lingkungan
Sejarah, Falsafah dan Paradigma Keperawatan
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN
Perkembangan Keperawatan di DUNIA
ZAMAN PURBA
• Kepercayaan animisme
• Peran tabib dan perawat jelas sekali
• Tabib adalah medicimen yang mengobati penyakit dengan cara nyanyian, memberi semangat dari ketakutan,
membuka otak untuk menghilangkan jiwa yang jahat
• Perawat berperan sebagai ibu dengan memberikan perawatn fisik dan obat dari tumbuh-tumbuhan
Zaman Keagamaan
• Kuil menjadi pusat perawatan medis sebab orang percaya penyakit disebabkan oleh dosa dan kutukan dari
tuhan
• Pemimpin agama dijunjung tinggi sebagai tabib
• Perawat dianggap sebagai budak
Permulaan Masehi
EROPA
• Agama kristen mulai berkembang
• Perawat mulai berkembang
• Organisasi wanita orang kristen “DEACONESSES” mengunjungi orang sakit, memberi perawatan
• Berdiri RS Monastic Hospital di Roma untuk orang tidak mampu
ASIA
• Keperawatan berkembang di timur tengah atas keberhasilan Nabi Muhammad SAW
• Tokoh keperawatan dari Arab “RAFIDAH”
Permulaan Abad XVI – Sebelum PDII
• Orientasi agama berubah jadi orientasi perang
• Banyak tempat perawatan ditutup
• Gaji perawat rendah, jam kerja tinggi, kondisi sangat buruk
Masa Perang Dunia II
• Masa tekanan akibat perang
• Pengaruh perang salib : P3K
• Penerapan teknologi modern
• Didirikan RS
• Perawat terdidik dari mantan WTS
• Perawat orde agama (bebas beragama)
• Florence Nightingale memulai karir memperhaharui keperawatan
Masa Pasca Perang Dunia II
• Banyak penderitaan
• LUCILE BROWN (1948) menulis laporan “PENGAKUA PERAWAT SEBAGAI PROFESI”
• Perkembangan keperawatan pesat, dipengaruhi :
1. Kesadaran masy di bid keperawatan
2. Pertambahan penduduk
3. Pertumbuhan ekonomi
4. Perkembangan ilmu pengetahuan
5. Perkembangan kebijakan pendidikan
6. Perkembangan upaya pelayanan promotif, preventif dan rehabilitatif
Sejak Tahun 1950
• Pengakuan perawat sebagai profesi
• Didirikan pendidikan perawat
1. 1919 pendidikan Bachelor di AS
2. 1927 pendidikan bachelor di Thailand
3. 1972 ada 9 institusi S3 keperawatan di dunia
4. 1977 terdapat 3830 lulusan master
Perkembangan Keperawatan di Indonesia
I. Masa Sebelum Kemerdekaan
Zaman VOC (1602 – 1799)
- perawat berasal dari penduduk pribumi “Verpleger” dan dibantu “Zieken Oppaser” sebagai penjaga orang sakit - Th 1799 didirikan RS BINNEN HOSPITAL di Jakarta
- Pemerintah Belanda membentuk Dinas Kesehatan Tentara (milliatary Gezondhersds Dienst) & Dinas Kesehatan Rakyat (Burgerlijke Gezondhersds Dienst)
- Deandels mendirikan RS di Semarang dan Surabaya - Dampak Perkembangan Profesi tidak ada
Zaman Penjajahan Belanda (1799-1811) - Usaha lanjutan
Zaman Penjajahan Inggris (1811 – 1816)
- Raffles sangat memperhatikan rakyat : semboyan “KESEHATAN ADALAH MILIK MANUSIA” - Usaha untuk memperbaiki kesehatan rakyat :
1. mengadakan pencacaran umum 2. membenahi cara perawatan pasien jiwa
Zaman Penjajahan Belanda II (1816 – 1942)
- Tahun 1819 didirikan RS STADSVERBAND di Glodok , yang tahun 1919 dipindah ke Salemba jadi RSCM - Tahun 1898 didirikan STOVIA, tahun 1927 CHS, tahun 1929 Komisi Disiplin Ilmu
- 1816-1942 berdiri RS swasta Milik misionaris Katolik dan Zending Protestant : 1. RS Persatuan Gereja Indonesia (PGI) di Cikini
2. RS St. Carolus Salemba 3. RS St. Boromeus Bandung 4. RS Elizabet Semarang
- Tahun 1906 RS PGI Cikini mendirikan PENDIDIKAN JURU RAWAT - Tahun 1912 RSCM mendidikan PENDIDIKA JURU RAWAT - Tahun 1894 berdiri RSJ Lawang terbesar di ASTE Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
- keperawatan mengalami kemunduran - perawat menjadi TENAGA TIDAK TERDIDIK
- obat-obatan sangat kurang : timbul wabah penyakit
Zaman Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
- keperawatan mengalami kemunduran - perawat menjadi TENAGA TIDAK TERDIDIK
Zaman Kemerdekaan (1945 - sekarang)
- kRS dan Balai Pengobatan mulai dibangun
- 1952 : sekolah perawat mulai didirikan yaitu Sekolah Guru Perawat dan Sekolah Perawat - 1962 : AKPER mulai didirikan
- 1985 : S1 Keperawatan pertama kali didirikan di UI - didirikan Organisasi Profesi (PPNI)
- Penataan profesi perawat
- Rancangan UU Praktik Keperawatan
Sejarah Perkembangan Keperawatan
• Masa lalu
- naluri
- kepercayaan
- kasih sayang
• Masa Sekarang
- pemahaman konsep keperawatan scr mendasar
- penataan peran fungsi
- penataan sistem pendidikan
- penataan praktik keperawatan
- penataan organisasi profesi
• Masa Yang Akan Datang
- bidang garap jelas
- pelayanan yg diberikan ilmiah dan etis
- penyelesaian masalah, pendekatan nursing proses
FALSAFAH KEPERAWATAN
Konsep Keperawatan Profesional
Tujuan :
Setelah membaca bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
– Menjelaskanfalsafah praktik keperawatan.
– Mengidentifikasikan fokus praktik keperawatan profesional.
Falsafah Praktik Keperawatan
Dalam lokakarya nasional bulan Januari, 1983 telah disepakati adanya profesionalisasi keperawatan, dengan
menetapkan pengertian keperawatan, falsafah keperawatan dan peran/fungsi perawat
Falsafah Keperawatan di Indonesia
Perawatan merupakan bantuan, diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, serta kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari.
Kegiatan dilakukan dalam upaya penyembuhan, pemulihan, serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan
kepada upaya pelayanan utama (PHC) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan etika keperawatan (Ibrahim C.,1988
Falsafah Dasar Praktik Keperawatan (Mary H. Kohnke, Ed.D, RN)
Tenaga profesional harus mempunyai otoritas penuh terhadap pelayanan yang diijinkan bagi
mereka untuk memberikan kepada klien, bahwa mereka harus bertanggung jawab penuh pada pelayanan tersebut, dan mereka harus diberikan akuntabilitas secara penuh
Manusia merupakan bagian integral dari alam raya dan manusia merupakan sistem terbuka yang
berlaku dan diberlakukan oleh lingkungan yang universal.
Manusia tumbuh dan berkembang secara kontinu.
Manusia tumbuh dalam kompleksitas dan berubah secara konstan, di mana jika kita dapatkan
seorang klien hari ini bukan di mana seperti ia besoknya.
Manusia merupakan suatu bagian tersendiri, suatu sistem energi, dimana ia juga merupakan
bagian aktif dari suatu kelompok. Kelompok yang paling dasar adalah keluarga, dan keluarga ini dapat merupakan keluarga inti yang terdiri dari ibu, ayah, suami, istri, anak-anak; keluarga besar yang juga beranggota teman-teman, kekasih, dan binatang piaraan. Bila terjadi suatu hal pada seseorang maka akan mempengaruhi unit atau tindakan keluarga, atau sebaliknya. Dengan demikian, keluarga merupakan konsep penting bagi Perawat dan interaksi Perawat dengan klien sebagai manusia
Perawatan kesehatan merupakan hak semua orang.
perawatan kesehatan harus diberikan pada orang yang telah siap menerimanya dan harus
tersedia sewaktu dibutuhkan.
perawatan kesehatan dapat diberikan dalam bentuk yang bermakna terhadap kelompok dengan
budaya yang berbeda.
perawatan kesehatan harus mempunyai penekanan utama dalam sistem pelayanan, meskipun
pada saat kami melanjutkan memberikan perawatan terhadap keadaan sakit.
keperawatan harus memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat dalam lingkup luas kapanpun
dan di manapun.
kesinambungan keperawatan harus dipertahankan bagi setiap klien.
Pengertian Perawat, Tenaga Perawat’
Perawat adalah orang yang mengasuh, merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia
lanjut(dikutip oleh Elis, Hartley, 1980).
Florence Nightingale peran perawat adalah menjaga pasien mempertahankan kondisi terbaiknya terhadap masalah kesehatan yang menimpa dirinya.
Dalam Surat Keputusan Menteri Negara Perdagangan Aparatur Negara Nomor 94/MENPAN/1986, tanggal 4
Nopember 1986, tenaga perawatan adalah, Pegawai negeri sipil yang berijazah perawatan yang diberi tugas secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat pada unit pelayanan kesehatan (rumah sakit, Puskesmas dan unit pelayanan kesehatan lainnya).
Pengertian Keperawatan
Virginia Henderson (1958) keperawatan adalah Fungsi unik dari perawat adalah membantu individu, sakit
atau sehat, dalam melakukan segala aktivitasnya untuk mencapai kesehatan atau kesembuhan atau untuk meninggal dunia dengan tenang yang dapat ia lakukan sendiri tanpa bantuan apabila cukup kekuatan, harapan atau pengetahuan. Perawat juga berfungsi membantu hal-hal ini dalam upaya mencapai kemandirian secepat mungkin
keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian intregral dari pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif serta ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia(lokakarya kep.Nas 1983
Disimpulkan Keperawatan di Indonesia merupakan pelayanan yang diberikan secara profesional. Definisi ini juga mempertegas bahwa keperawatan merupakan profesi bukan sekedar pekerjaanatau vokasi, hal ini antara lain dinyatakan dengan kalimatdidasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
Ciri-ciri atau tanda-tanda profesionalisme keperawatan (Miller)
Peningkatan dasar pengetahuan yang diberikan pada tingkat universitas dan orientasi pengetahuan pada tingkat
pascasarjana dan doktor (graduate level) keperawatan.
Perwujudan kompetensi yang berasal dari dasar teoripenegakan diagnosa dan penanganan respon manusia
terhadap masalah kesehatan baik aktual atau potential (ANA, 1980).
Spesialisasi ketrampilan dan kompetensi yang membatasi keahlian (Miller, 1985).
– seorang yang serius terhadap perkerjaannya,
– berpenampilan sangat baik, dan mendemonstrasikan etik dan tanggung jawab terhadap pekerjaannya (Ellis
dan Hartley, 1980)
Profesionalisme perawat
Para perawat percaya bahwa tenaga profesional dalam bekerja tidak terlepas dari empat esensi profesionalisme
yaitu:
– Kompetensi,
– Standar etik yang tinggi,
– Pengetahuan yang memadai dan
– Welas asih (kasih sayang)
Keprofesionalan dari kemampuan perawat :
– berinspirasi,
– menjalin rasa percaya dan konfidensi dengan pasien,
– mempunyai pengetahuan yang memadai,
– kapabilitas terhadap pekerjaan.
Ciri profesional antara lain juga meliputi:
Terbuka dengan ide baru, memiliki rasa humor, dapat berinteraksi dengan orang lain secara harmonis, berpenampilan baik, periang dan dalam bekerja tidak semata-mata berorientasi pada uang
PRAKTIK KEPERAWATAN (ANA)
Praktik keperawatan perlakuan terhadap kompensasi pelayanan profesional yang memerlukan pengetahuan khusus tentang ilmu biologi, fisika/ilmu alam, perilaku, psikologi, sosiologi dan teori keperawatan sebagai dasar untuk mengkaji, menegakkan diagnosa, melakukan intervensi, dan evaluasi upaya peningkatan dan
pemertahanan kesehatan; penemuan dan pengelolaan masalah kesehatan, cidera, atau kecacatan; pemertahanan fungsi optimal; atau meninggal dengan nyaman.
Praktik keperawatan termasuk tetapi tidak terbatas pada administrasi, pendidikan, konseling, supervisi dan
evaluasi dun pelaksanaan penanatalaksanaan medis, termasuk pemberian obat dan penanganan sesuai dengan pesanan orang yang sah.
Setiap registered nurse secara langsung mempunyai akuntabilitas dan tanggung jawab terhadap konsumen
NCBSN (National Council of State Boards of Nursing)
Praktik keperawatan berarti membantu individu atau kelompok dalam mempertahankan atau meningkatkan
kesehatan yang optimal sepanjang proses kehidupan dengan mengkaji status kesehatannya, menentukan diagnosa, merencanakan dan mengimplementasikan strategi perawatan untuk mencapai tujuan, serta mengevaluasi respons terhadap perawatan dan pengobatan.
Registered nurse berarti seseorang yang melakukan praktik keperawatan profesional dengan:
1. Mengkaji status kesehatan individu dan kelompok 2. Menegakkan diagnosa keperawatan
3. Menentukan tujuan untuk memenuhi kebutuhan perawatan kesehatan
4. Membuat rencana strategi perawatan
5. Menyusun intervensi keperawatan untuk mengimplementasikan strategi perawatan
6. Memberi kewenangan intervensi keperawatan yang dapat dilaksanakan orang lain, dan tidak bertentangan dengan undang-undang
Mempertahankan perawatan yang aman dan efektif baik langsung maupun tidak langsung Melakukan evaluasi respon terhadap intervensi
Mengajarkan teori dan praktik keperawatan
Mengelola praktik keperawatan dan
Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam mengelola perawatan kesehatan.
Praktik keperawatan profesional
Praktik keperawatan profesional yang dilakukan oleh seorang registered professional nurse
didefinisikan sebagai penegakan diagnosa dan penanganan respons manusia terhadap masalah kesehatan aktual atau potensial melalui pelayanan seperti penemuan masalah, pendidikan, pendidikan kesehatan, dan memberikan perawatan untuk meningkatkan atau memulihkan hidup atau kesehatan, dan melakukan penanganan medis sesuai yang dipesan oleh dokter atau dokter gigi yang
Praktik keperawatan profesional mengandung arti praktik yang dilakukan oleh perawat
profesional; yaitu perawat lulusan program baccalaureate keperawatan (rata-rata 4 tahun pendidikan di Universitas) atau lulusan pendidikan keperawatan lebih tinggi.
Walaupun perawat profesional mungkin mengerjakan berbagai tugas ketrampilan teknik, namun
kemampuan dan potensinya mencerminkan ruang lingkup pengetahuan yang berdasarkan kurikulum S1 Keperawatan (Kohnke, dan kawan-kawan, 1974).
Fokus Praktik Keperawatan Profesional
Praktik keperawatan tidak boleh terlepas dari upaya kesehatan masyarakat dunia dan sistem kesehatan
Fokus utama keperawatan saat ini adalah kesehatan masyarakat dengan target populasi total.
Manusia tidak dipandang hanya dari aspek fisik tetapi manusia dipandang sebagai mahluk
bio-psiko-sosio-spiritual.
Praktik keperawatan meliputi empat area yang terkait dengan kesehatan (Kozier, Erb, 1990)
1. Peningkatan kesehatan (Health promotion). Dalam kegiatan ini, perawat membantu masyarakat mengembangkan sumber-sumber atau meningkatkan kesejahteraan/kesehatannya. Tujuan kesehatan yang ingin diwujudkan adalah mencapai derajat kesehatan yang optimal (lihat SKN). Contoh kegiatan di sini adalah menjelaskan manfaat program latihan bagi pasien.
2. Pemeliharaan kesehatan (Health Maintenance). Perawat melakukan aktivitas untuk membantu masya-rakat mempertahankan status kesehatannya. Contoh kegiatan di sini adalah mengajarkan atau menganjurkan seorang usia lanjut melakukan latihan untuk mempertahankan kekuatan dan mobilitas otot.
3. Pemulihan kesehatan (Health restoration). Perawat membantu pasien meningkatkan kesehatan setelah pasien memiliki masalah kesehatan atau penyakit. Sebagai contoh adalah mengajarkan pasien merawat luka pembedahan atau membantu orang cacat mempertahankan kekuatan fisik seoptimal yang dapat dilakukan.
4. Perawatan orang yang menjelang ajal. Perawat memberikan rasa nyaman dan merawat orang dalam keadaan menjelang ajal. Kegiatan dapat dilakukan di rumah sakit, rumah dan fasilitas kesehatan yang lain.
FALSAFAH DAN PARADIGMA KEPERAWATAN
FALSAFAH
Keyakinan terhadap nilai kemanusiaan yang menjadi pedoman dalam melaksanakan asuhan keperawatan
kesehatan masyarakat baik untuk individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Pekerjaan luhur dan manusiawi
Berdasarkan kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
Harus terjangkau dan dapat diterima semua orang.
Upaya promotif dan preventif merupakan upaya pokok
Sebagai provider dan masyarakat sebagai consumer pelayanan kesehatan
Pengembangan tenaga kesehatan masyarakat secara berkesinambungan..
Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatan.
KONSEP KEPERAWATAN
Manusia adalah makhluk bio-psiko-sosial-kultural dan spiritual yang utuh dan unik, dalam arti merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani dan unik karena mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai dengan tingkat perkembangannya. (Konsorsium Ilmu kesehatan, 1992)
KONSEP MANUSIA : Intelektual, Emosi, fisik, Spiritual, Sosial-Budaya, Lingkungan, Fisik
Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
Kebutuhan Dasar Manusia : AD, HD, Dicintai dan rasa mmiliki, Keamanan dn kenyamanan, bniofisiologi
Keluarga sebagai klien
1. Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
Alasan keluarga sebagai focus pelayanan
Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
masyarakat
Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki atau mengabaikan masalah
kesehatan dalam kelompoknya sendiri.
Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan.
Dalam merawat anggota keluarga sakit
Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tetentu yang bersifat terus menerus
dan terikat oleh suatu indentitas bersama
Ciri-ciri:
Interaksi antar warga
diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas
Suatu komuniatas dalam waktu