MAKALAH
HUBUNGAN FALSAFAH, PARADIGMA DENGAN TEORI KEPERAWATAN
Disusun Oleh:
Magister Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas
2024
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Saat ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan terus berkembang. Sehingga perawat harus meningkatkan pengetahuan sains keperawatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan yang mana dapat memberikan pelayanan asuhan keperawatan profesional kepada pasien. Sains keperawatan sendiri dapat membantu seorang perawat menemukan pengetahuan dan kebenaran melalui proses identifikasi mengenai sesuatu yang berharga dan penting dalam suatu gagasan (Fawcett, 2005) Sains keperawatan dirancang dari kumpulan teori/model konseptual keperawatan sehingga didalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan sains keperawatan dan hubungan antara falsafah, paradigma dan model konseptual/teori keperawatan dan pengembangan keperawatan.
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan yang dilakukan memiliki beberapa tujuan diantaranya:
1. Mampu memberikan gambaran tentang pengembangan sains keperawatan d an hubungan antara falsafah, paradigma dan model konseptual/teori keperawatan dalam pengembangan keperawatan
2. Bertujuan agar penyusun mampu memberikan gambaran tentang pengembangan sains keperawatan yang meliputi:
a. Mampu menjelaskan definisi teori/model konseptual keperawatan b. Mampu menjelaskan pengembangan teori/model konseptual
keperawatan
c. Mampu menjelaskan analisis hubungan falsafah dan paradigma dengan model konsepual/teori keperawatan
1.3 Manfaat Penulisan
Penulisan yang dilakukan diharapkan dapat bermanfaat bagi beberapa pihak sebagai berikut:
1. Sebagai bahan pengembangan sains keperawatan khususnya hubungan antara falsafah dan paradigma dengan model konseptual/teori keperawatan 2. Menjadi referensi tambahan ilmu dalam upaya pengembangan diri
terutama dalam hal penerapan pengembangan empiris tentang teori/model k eperawatan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengembangan Empiris Tentang Teori/Model Konseptual Keperawatan
Dunia keperawatan memiliki berbagai komponen pengetahuan. Pemahaman pada masing-masing komponen sangat diperlukan untuk membantu menganalisa hubungan beberapa komponen tersebut. Hasil dari analisis hubungan ini dapat mengarahkan perawat dalam melakukan praktik pemberian asuhan keperawatan kepada klien dan melakukan perbaikan praktik sesuai dengan teori dan riset terbaru
2.2 Pengertian Teori/Model Konseptual Keperawatan
Teori merupakan kumpulan konsep, definisi, dan usulan yang memproyeksi sebuah pandangan atas suatu fenomena melalui rancangan dan hubungan yang sistematis sehingga dapat memberi gambaran, penjelasan, perkiraan dan pengendalian terhadap suatu fenomena (Alligood, 2014). Teori adalah satu atau lebih pernyataan yang relative dan konsep spesifik yang terbentuk dari konseptual model yang digunakan untuk menginterprestasi pertanyaan, situasi, dan kejadian (Fawcett, 2005). Definisi menurut para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa teori adalah suatu rancangan gagasan untuk menyampaikan ide-ide dan konsep- konsep secara sistematis dan terencana sehingga ide dan konsep tersebut mampu diterima dan diterapkan dalam
mena\nggapi suatu fenomena.
Peterson dan Bredow (2009) mengemukakan bahwa model konseptual dikembangkan melalui tiga tahapan yaitu konseptualisasi, formalisasi model dan validasi. Prosesnya dapat berupa intuitif, empiris, deduktif, dan induktif.
1. Intuitif
Pakar keperawatan mengembangkan suatu pandangan 2. Empiris
Pakar keperawatan membuat suatu observasi dari suatu titik pandang 3. Deduktif
Pakar keperawatan menggabungkan dari berbagai area yang diperlukan terutama dari teori lain berbasis ilmiah
4. Induktif
Mengeneralisasi dari situasi atau observasi yang spesifik
McEwen dan Wills (2011) mengatakan model konseptual keperawatan merefleksikan asumsi, kepercayaan dan nilai-nilai. Model konseptual terdiri dari e nam unit yang biasanya terlihat juga pada perspektif filsafat. Berikut ini adalah contoh unit yang diambil dari Johnson behavioral system model yaitu tujuan keperawatan, konsep mengenai klien, peran sosial perawat, sumber masalah, intervensi, konsekuensi yang bersifat humanistis, idealis, dan pragmatis.
2.3 Tingkatan Teori dan Perkembangannya
Krippendorf (1986, dalam Van Sell dan Kalofissudis 2003) mengatakan bahwa profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory.
1. Meta Theory
Krippendorf (1986, dalam Sell dan Kalofissudis 2004) mengatakan bahwa meta theory adalah teori dengan level tertinggi dan merujuk pada body of knowledge tentang suatu bidang pembelajaran. Meta theory adalah tingkatan yang paling abstrak dari semua level teori (Fawcett, 2005).
Defenisi para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa meta theory adalah tingkatan tertinggi dalam sebuah tubuh pengetahuan yang masih bersifat abstrak dari satu bidang pembelajaran.
2. Grand Theory
Fawcett (2005) mendefinisikan grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan hubungannya tidak dapat di uji secara empiris. Alligood (2014) menjelaskan grand theory mempunyai kontribusi yang signifikan dalam keperawatan yaitu memberi batasan-batasan sehingga keperawatan dapat mempunyai identitas dalam keberadaannya, mempunyai kontribusi untuk memberikan perspektif sejarah keperawatan, memberikan gambaran bagaimana para pencipta mengembangkan teori yang mendasari ilmu keperawatan, pendidikan serta praktik keperawatan.
3. Midle Range Theory
Middle-range theory menjelaskan mengenai dunia keperawatan secara empiris, spesifik dan formal, serta merupakan turunan dari grand theory.
Middle range theory berisikan diskusi tentang“what it is” dan “what comes before and after in its range” (Smith & Parker, 2015)
McKenna (2006) mengatakan middle-range theory bisa digunakan secara umum pada berbagai situasi tetapi sulit diaplikasikan dalam teori, tanpa indikator pengukuran, masih cukup abstrak, inklusif, memiliki sedikit konsep dan variabel, dalam bentuk yang lebih mudah diuji, memiliki hubungan yang kuat dengan riset dan praktik, dapat dikembangkan secara deduktif, retroduktif.
Defenisi menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa middle- range theory merupakan turunan dari grand theory yang sudah memiliki bentuk yang dapat diuji secara empiris namun masih lemah dan sedikit abstrak karena masih sulit untuk diaplikasikan kedalam teori
4. Practice Theory
Practice theory adalah level teori keperawatan yang berorientasi praktek.
Inti dari practice theory adalah tercapainya tujuan dari tindakan yang dilakukan (Walker & Avant, 1983). Practice theory dikembangkan dari pengalaman klinik dan riset keperawatan (Peterson & Bredow, 2009).
Walker dan Avant (2011) menjelaskan keperawatan yang sesuai dengan tujuan, memiliki daftar rumusan tindakan keperawatan sebagai persiapan tindakan berikutnya.
2.4 Hubungan Falsafah, Paradigma, dan Teori Keperawatan Secara Empiris
Falsafah adalah cara untuk mencari pengetahuan dengan mengurai sebuah gagasan serta mempertanyakan sebuah eksistensi (McEwen & Wills, 2011).
Filsafah sendiri belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga perlu di jabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit dalam bentuk paradigma keperawatan. Kuhn (1962, dalam Fawcett 2005) mengatakan paradigma juga disebut sebagai tahap kedua perkembangan ilmu pengetahuan Paradigma keperawatan merupakan serangkaian konsep yang bisa sama dan terdapat dalam berbagai disiplin keilmuan lain. Paradigma ini terdiri dari empat komponen yaitu manusia, sehat dan kesehatan, masyarakat dan lingkungan, serta komponen keperawatan (Fawcett, 2005).
Teori adalah seperangkat konsep yang saling terkait yang memberikan gambaran tentang suatu fenomena. Teori dapat dibagi dua berdasarkan pengembanganya yaitu “descriptive theory” dan “explanatory theory”. Descriptive theory melihat sebuah fenomena dan mengidentifikasi elemen-elemen utamanya.
Explanatory theory menjelaskan bagaimana elemen-elemen saling tekait dalam suatu fenomena Barnum (1990, dalam Fawcet 2005).
Carper (1978, dalam Alligood 2013) mengatakan bahwa falsafah, paradigma, dan teori keperawatan adalah struktur teoritis yang menjadi sebuah
Statement Developmen t
konsep sentral dari disiplin ilmu keperawatan. Ada beberapa komponen dalam hirarki yang muncul secara konsisten dalam literatur dengan label tunggal karena is tilah model konseptual, kerangka konseptual, dan teori kadang-kadang digunakan secara bergantian (Peterson & Bredow, 2004)
Conceptual Concept
Theory Development
Theory Concept Revision
Theory Testing Statement Revision
Metaparadigm
Phylosophie
Paradigm Nursing
Person Health Environm
Nursing Science & Further Theory Testing
Theory Revision
Gambar 2.1
Hubungan Falsafah, Paradigma dan Teori Keperawatan serta Pengembangan dalam Ilmu Keperawatan (Fawcett, 2005; Walker & Avant, 2011).
Bagan diatas bermula dari metaparadigma sebagai konsep umum yang mengidentifikasi fenomena dari minat suatu disiplin ilmu melalui penggambaran konsep dan menjelaskan hubungan antara konsep keperawatan yaitu kesehatan, manusia dan lingkungan (Fawcet, 2005). Metaparadigma merupakan suatu ide besar yang sangat abstrak dan belum memberikan arahan yang pasti bagi aktivitas penelitian dan praktek keperawatan oleh karena itu metaparadigma perlu dipertanyakan melalui filsafat. Hasil selanjutnya jawaban- jawaban dari pertanyaan filsafat itu akan menjadi paradigma, konseptual model, dan teori.
Model konseptual merupakan sekumpulan konsep dan dalil-dalil umum yang memberikan perspektif pada konsep utama dari metaparadigma, seperti orang,kesehatan dan lingkungan. Model konsep juga mencerminkan sekumpulan nilai dan keyakinan sebagai pernyataan filosofis dan juga pilihan pendekatan praktek dan penelitian (Asmadi, 2008). Fungsi setiap model konseptual adalah menyediakan suatu kerangka acuan khusus yang dikatakan pada suatu disiplin ilmu tentang cara mengamati dan menginterpretasikan fenomena dari disiplin ilmu khususnya ilmu keperawatan.
Para ahli di bidang keperawatan telah mengeluarkan beberapa model konseptual yang dapat diterima oleh akademisi maupun praktisi keperawatan di dunia. Suatu model konseptual adalah sekelompok konsep atau ide yang berhubungan, tetapi hubungannya tidak eksplisit. Model adalah suatu perspektif abstrak atau kerangka kerja yang mewakili realitas. Contoh dari model konseptual dalam keperawatan adalah model perawatan diri Orem (1980), model adaptasi Roy (1984), dan model system perilaku untuk keperawatan Johnson (1980). Proses keperawatan juga dianggap sebagai model karena proses keperawatan adalah sekelompok konsep yang saling berhubungan Christensen (2009, dalam Alligood 2014)
Sebuah model konseptual/teori akan berkembang atas dasar keyakinan filsafat seorang ilmuwan untuk mencari kebenaran dari fenomena yang terus berkembang. Pengembangan sebuah konsep itu dimulai dengan pengembangan statement dimana ilmuwan mencari tahu apa yang terjadi, merancang dan menyusun ulang konsep secara sistematis berdasarkan fenomena yang terjadi, serta memprediksi bagaimana penerapannya di masyarakat sehingga konsep baru ini bisa diterima dan digunakan di dunia keperawatan. Teori itu sendiri agar bisa diaplikasikan diperlukan uji coba melalui riset dan praktik. Hasil dari uji coba bisa menghasilkan revisi pada konsep, statement, ataupun teori itu sendiri.
Pengembangan teori dilakukan kembali secara berulang. Riset dan praktik adalah bagian proses terbesar dari pengembangan teori sampai akhirnya menjadi suatu disiplin yang dapat diterima dan diterapkan di lingkungan praktek keperawatan.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Dari hasil penulisan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Teori adalah cara berkomunikasi seorang ilmuwan untuk menyampaikan ide-ide dan konsep-konsep secara sistematis, dan terencana sehingga ide dan konsep tersebut mampu diterima dan diterapkan di ranah aksiologi.
2. Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory yang dimana keempatnya memiliki keterkaitan satu sama lain dalam proses perkembangan teori keperawatan.
3. Proses pengembangan suatu teori memiliki beberapa tahapan mulai dari metaparadigma yang terus dikaji secara filosofis hingga menjadi sebuah paradigm yang mengkhusus kepada disiplin keperawatan, hingga terbentuk model konseptual yang akan berkembang menjadi sebuah teori
yang dapat diterapkan di ranah praktik keperawatan untuk menjwab fenomena yang ada.
3.2 Saran
Mengacu kepada kesimpulan hasil penulisan ini, maka penyusun menyampaikan beberapa saran dengan penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan dan sumber informasi bagi perawat dan juga sebagai bahan pengembangan pengetahuan dalam keilmuan keperawatan khususnya tentang pengembangan empiris teori keperawatan dan hubungan falsafah, paradigma, dan teori keperawatan.
2. Makalah ini diharapkan menjadi referensi tambahan ilmu dalam upaya pengembangan diri terutama dalam hal penerapan pengembangan empiris te ori keperawatan dan hubungan falsafah, paradigma, dan teori keperawatan.
Daftar pustaka
Asih, & Dewi, I. (2020). Fenomenologi Husserl: Sebuah Cara Kembali ke Fenomena. Jurnal Keperawatan Indonesia, 9(2), 75²