MAKALAH
TEORI KEPERAWATAN HENDERSON
SEBAGAI TUGAS MATA KULIAH:
FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN DISUSUN OLEH KELOMPOK 3
1. ENI LOERIANA BR KARO 2. ERIS NOVITA NABABAN 3. HAYATI
4. DORA MARTHALENA 5. ITA PURNAMA DAMANIK 6. ROSALIN NOVALINA
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TRANSFER A UNIVERSITAS MURNI TEGUH
MEDAN TAHUN 2023
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul “Teori Keperawatan Virginia Henderson”.
Makalah ini berisikan informasi tentang definisi keperawatan menurut Virginia Henderson” atau yang lebih khususnya membahas model keperawatan Virginia Henderson, serta konsep utama teori Henderson. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang definisi keperawatan menurut Virginia Henderson.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melindungi segala usaha kita. Amin.
2
DAFTAR ISI
Judul ... i
Kata Pengantar ... ix
BAB I pendahuluan
1.latar belakang ... .
BAB II Tinjauan Teoritis... ………..
a. Definisi Teori Keperawatan Virginia Henderson ………
b. Model keperawatan Virginia Henderson………
c. Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan ...
d. Hubungan Perawat-Pasien-Dokter………..
e. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan………
f. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson………..
BABIIISTUDIKASUS………
…
BAB IV PEMBAHASAN ……….
BAB V PENUTUP……….
DAFTAR PUSTAKA………
3
BAB I
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Keperawatan menurut Virginia Handerson dapat di definisikan membantu individu yang sakit dan sehat dalam melaksanakan aktifitas yang memiliki kontribusi terhadap kesehatan dan penyembuhannya. Dimana individu tersebut akan mampu mengerjakannya tanpa bantuan bila pasien memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan yang dibutuhkan dan hal ini dilaksanakan dengan cara membantu mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin.
Dalam hal ini klien dianggap sebagai tokoh utama (central figure) dan menyadari bahwa tim kesehatan pada pokoknya adalah membantu tokoh utama tadi. Usaha perawat menjadi sia-sia bila klien tidak mengerti, tidak menerima atau menolak atas asuhan keperawatan, karenanya jangan sampai muncul klien tergantung pada perawat/tim kesehatan. Pada dasarnya tanggung jawab seorang perawat adalah menolong klien dalam membantu klien menjalankan pekerjaan- pekerjaan yang biasanya dia lakukan tanpa bantuan.
1. Teori Virginia Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan. Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar(basic nursing care). 1.
Aktifitas bernafas secara normal, 2. Aktifitas makan dan minum sesuai kebutuhan, 3. Aktifitas eliminasi secara normal, 4. Aktifitas bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki, 5. Aktifitas istirahat dan tidur, 6.
Aktifitas berpakaian dan melepas pakaian, 7. Aktifitas mempertahankan suhu tubuh normal dengan berpakaian dan modifikasi lingkungan, 8. Aktifitas menjaga tubuh tetap bersih dan rapi, 9. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
4
, 10. Aktifitas berkomunikasi dengan orang lain, 11. Aktifitas beribadah menurut keyakinan, 12. Aktifitas bekerja, 13. Aktifitas bermain dan rekreasi, 14. Aktifitas belajar atau memuaskan keingintahuan.
1.1 BIOGRAFI VIRGINIA HENDERSON
Virginia Avanel Henderson dilahirkan di Kota Kansas, Missouri pada tanggal 19 Maret 1897 dan meninggal pada tanggal 30 november 1996 di usia ke 98 tahun. Selama 60 tahun kehidupannya, Handerson banyak memberikan kontribusinya dibidang ilmu keperawatan dan menjadi salah satu orang yang berpengaruh di bidang keperawatan pada abad 20. Hal ini dikarenakan selama 60 tahun tersebut dirinya telah mengabdikan diri untuk berkarir sebagai seorang perawat, guru, penulis, dan peneliti (Masters, 2015).
Ketertarikannya pada keperawatan dimulai sejak perang dunia I, dan terus bertumbuh seiring dengan ketertarikan dan pengabdiannya membantu orang yang sakit dan terluka akibat perperangan. Handerson sekolah di sekolah keperawatan tentara (Army School of Nursing) tahun 1921 dan praktek keperawatan di Hendry Street Visiting Nurse Service di kota New York. Setelah itu ia melanjutkan pendidikannya di Columbia University Teachers College. Disini ia menyelesaikan gelar sarjana dan masternya di bidang keperawatan dan mulai bekerja sebagai dosen di Teachers College dan Universitas Yale (Masters, 2015). Tahun 1955, Henderson mulai memperkenalkan definisi keperawatan berdasarkan hasil pemikirannya yang sangat terkenal, melakukan berbagai penelitian yang menjadi dasar ilmu pengetahuan keperawatan, dan menjadi rujukan keperawatan yang holistic. Model keperawatan Henderson dikenal sepanjang abad 20. Henderson dianugerahi 12 gelar tertinggi dalam derajat pendidikan.Kontribusi Henderson dibidang keperawatan yang paling populer adalah teori keperawatan yang dikenal dengan teori kebutuhan. Teori kebutuhan (Need Theory) menekankan pada pentingnya kemandirian pasien dalam memenuhi kebutuhan dasar sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan dengan lancar (Masters, 2015).
Virginia Henderson adalah ahli teori keperawatan yang penting, yang telah memberi pengaruh besar pada keperawatan sebagai teori yang mendunia. Ia lahir pada tahun 1897 di kota Kansas, Missouri, Amerika Serikat. Ia memulai karir keperawatan di Army School
of Nursing psds tahun 1918. Pada tahun 1960-an, ia membuat model konseptual ketika profesi keperawatan mencari identitasnya sendiri. Masalah intinya adalah apakah perawat cukup berbeda dengan prrofesi yang lain dalam layanan kesehatan dalam kinerjanya.
Pertanyaan ini merupakan hal penting sampai tahun 1950-an sebab perawat lebih sering hanya melakukan instruksi dokter. Virgina Henderson merupakan orang pertama yang mencari fungsi unik dari keperawatan. Pada saat menulis pada tahun 1960-an ia dipengaruhi oleh aspek negative dan positif dari praktek keperawatan pada masa itu. Hal tersebut meliputi :
Autiritaria dan struktur hirarki di rumah sakit.
Sering terdapat fokus satu pihak yaitu pada penyembuhan gangguan fungsi fisik semata.
Fakta bahwa mempertahankan kontak oribadi dengan pasien merupakanhal yang tidak mungkin dilakukan pada masa itu.
Adanya keanekaragaman yang ia miliki selama karier keperawatannya di Amerika Serikat diberbagai bidang layanan Kesehatan
Virginia Henderson diminta untuk memplubikasikan model konseptualnya oleh International Council of Nurse (ICN) pada tahun 1960-an.Oleh karena diarahkan lebih pada aspek-aspek psikologis dari perawatan pasien.Kontribusi penting oleh Henderson (1966) adalah definisi perawatan berikut yang menjadi definisi yang sudah diterima secara umum. Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu sehat atau sakit. Dalam hal memberikan pelayanan kesehatan atau pemulihan atau kematian yang damai, yang dapat ia lakukan tanpa bantuan jika ia memiliki kekuatan, kemauan, atau pengetahuan.
melakukannya dengan cara tersebut dapat membantunya mendapatkan kemandirian secepat mungkin.
2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah teori Virginia Henderson?
2. Apa saja sumber teori untuk pengembangan teori keperawatan Virginia Henderson?
3. Apa saja konsep umum dan definisi teori viginia Henderson?
4. Bagaimana penggunaan temuan empiris teori Virginia Henderson?
5. Apa hubungan antara model keperawatan dengan paradigma keperawatan?
6. Bagaimana aplikasi teori Henderson dalam proses keperawatan?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Falsafah dan Teori Keperawatan, yang berjudul “Teori dan Model Keperawatan
Virginia Henderson”Sedangkan tujuan khusus penulisan makalah ini adalah untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah di rumuskan dalam rumusan masalah agar pembaca dapat memahami dan mengerti tentang Teori dan model keperawatan menurut Virginia Henderson.
4. Manfaat
Agar semua mahasiswa mengetahui apa saja Teori Virginia Henderson, dari mana asal sejarahnya serta pengaplikasian nya dalam dunia keperawatan.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Teori Keperawatan Virginia Henderson
Virginia Henderson mendefinisikan keperawatan sebagai “penolong individu, saat sakit atau sehat, dalam melakukan kegiatan tersebut yang bertujuan untuk kesehatan, pemulihan , atau kematian yang damai dan individu akan dapat melakukannya sendiri jika mereka mempunyai kakuatan, keinginan, atau pengetahuan”(Harmer dan Henderson, 1955; Henderson, 1996). Proses keperawatan mencoba melakukan hal tersebut dan tujuannya adalah kebebasan.
Henderson dalam teorinya mengategorikan empat belas kebutuhan dasar semua orang dan mengikutsertakan fenomena dari ruang lingkup klien berikut ini : fisiologis, psikologis, sosiokultural, spiritual, dan perkembangan. Bersama perawat dan klien bekerjasama untuk mendapatkan semua kebutuhan dan mencampai tujuannya, tujuan keperawatan menurut Virginia Henderson 1955 bekerja secara bebas dengan pekerja pelayan kesehatan lainnya (Tomey dan Alligood, 2006), membantu klien mendapatkan kekuatannya lagi. Dan latar belakang untuk praktik menurut Henderson yaitu perawat membantu klien melaksanakan empat belas dasar kebutuhan Henderson, 1966.
Virginia Henderson memperkenalkan definisi keperawatan. Virginia Henderson mendefinisikan tentang keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya dan kecintaanya dengan keperawatan saat ia melihat korban-korban perang dunia. Ia mengatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbanganfisiologis. Menurutnya, “Tugas unik perawat ialah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui usahanya melakukan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai” dengan begitu maksud dari teori Virginia Henderson yaitu berusaha mengembalikan kemandirian, kekuatan, kemampuan, kemauan, dan pengetahuan individu tersebut. Selain itu, Virginia Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan “The Actifities of Living”.
B. Model keperawatan Virginia Henderson
Model keperawatan Henderson memandang pasien sebagai seorang individual yang membutuhkan pertolongan untuk mencapai kemandirian fisik maupun psikis secara utuh atau menyeluruh. model keperawatan yang dapat digunakan dalam praktik keperawatan salah satunya adalah Virginia Henderson yaitu 14 Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia yang bertujuan untuk memandirikan pasien (Herdman H, 2018).
Henderson menyatakan keperawatan merupakan suatu hal yang unik karena membantu individu yang sakit maupun yang sehat. Perawat juga berkontribusi memberikan asuhan keperawatan yang dapat mengantarkan pasien untuk mempertahankan kesehatan, mengembalikan kesehatan dan membantu menberikan kenyamanan dalam mengantar pasien meninggal dengan damai. Semua ini dapat dilakukan seorang perawat jika memiliki kemauan, kekuatan dan pengetahuan dengan tujuan membantu pasien mencapai kemandirian secara oprtimal dan cepat (Alligood, 2014).
Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virginia Handerson adalah model konsep aktivitas sehari hari dengan memberikan gambaran tentang Fungsi utama perawat yaitu menolong seseorang yang sehat/sakit dalam usaha menjaga kesehatan atau penyembuhan atau untuk menghadapi kematiannya dengan tenang. Usaha tersebut dapat dilakukan sendiri oleh klien bila ia sadar, berkemauan dan cukup kuat, oleh karena itu perawat berperan untuk memandirikan klien sebagai kemampuan yang harus dimiliki.
C. Hubungan Model dengan Paradigma Keperawatan 1. Manusia
Teori Handerson berfokus pada individu yang berdasarkan pandangannya, yaitu bahwa jasmani (body) dan rohani (mind) tidak dapat dipisahkan.
Menurut Handerson, manusia adalah unik dan tidak ada dua manusia yang sama.
Kebutuhan dasar individu tercermin dalam 14 komponen dari asuhan keperawatan dasar
(basic nursing care). Pemahaman konsep teori keperawatan dari Virginia Handerson didasari kepada keyakinan dan nilai yang dimilikinya manusia akan mengalami perkembangan mulai dari prtumbuhan dan perkembangan dalam rentang kehidupan, dalam melaksanakan aktifitas sehari – hari individu akan mengalami ketergantungan sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi oleh pola asuh, lingkungan dan kesehatan, dan dalam melaksanakan aktifitas sehari hari individu dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktifitas, belum dapat melaksanakan aktifitas dan tidak dapat melakukan aktifitas. Sehingga Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan raga adalah satu kesatuan. Lebih lanjut lagi, indifidu dan keluarganya dipandang sebagai unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk memepertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional.
2. Lingkungan
Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh faktor eksternal dan kondisi yang memengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Lingkungan adalah salah satu yang harus di perhatikan karena lingkungan sekitar adalah cerminan pola kehidupan manusia dan merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar bagi kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam lingkungan yaitu :
a. Manusia harus mampu menjaga lingkungan sekitarnya agar tetap dalam kondisi sehat.
b. Perawat dituntut mampu menjaga pasien dari cedera mekanis.
c. Sebagai seorang perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang kesehatan, kebersihan, dan keamanan lingkungan.
d. Perawat harus mampu membuat observasi secara menyeluruh terhadap seorang pasien dengan tepat agar hasilnya dapat membantu dokter dalam memberikan resep.
e. Dalam menjalankan tugasnya perawat harus memiliki ketelitian agar dapat meminimalkan peluang terjadinya kecelakaan atau luka dikarenakan sarana kontruksi bangunan dan pemeliharaannya.
f. Dalam menjaga keselamatan yang lebih bagi seorang pasien maka perawat harus memiliki pengetahuan tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya ancaman.
3. Sehat dan Sakit
Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson dihubungkan dengan kemandirian. Karakteristik utama dari sakit, adalah ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien) untuk memuaskan kebutuhan manusianya. Menganggap bahwa sehat adalah kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai simplifikasi. Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
4. Keperawatan
Dalam menjalankan fungsinya penanganan keperawatan didasari oleh 14 kebutuhan dasar manusia (independence). Untuk membantu individu yang sakit maupun sehat untuk mendapatkan kembali pemulihannya yang tujuannya ialah kebebasan.
1. Kesehatan
Dalam mendapatkan kesehatan manusia perlu memiliki kesadaran dan pengetahuan dalam meningkatkan kualitas hidup lebih baik yang menjadi dasar manusia berfungsi bagi kemanusiaan karena mencegah lebih baik daripada mengobati penyakit. Agar manusia mendapatkan kesehatannya maka diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan.
2. Lingkungan
Lingkungan adalah salah satu yang harus di perhatikan karena lingkungan sekitar adalah cerminan pola kehidupan manusia dan merupakan faktor yang memiliki pengaruh besar bagi kesehatan.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam lingkungan yaitu :
a. Manusia harus mampu menjaga lingkungan sekitarnya agar tetap dalam kondisi sehat.
b. Perawat dituntut mampu menjaga pasien dari cedera mekanis.
c. Sebagai seorang perawat dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang kesehatan, kebersihan, dan keamanan lingkungan.
d. Perawat harus mampu membuat observasi secara menyeluruh terhadap seorang pasien dengan tepat agar hasilnya dapat membantu dokter dalam memberikan resep.
e. Dalam menjalankan tugasnya perawat harus memiliki ketelitian agar dapat meminimalkan peluang terjadinya kecelakaan atau luka dikarenakan sarana kontruksi bangunan dan pemeliharaannya.
Dalam menjaga keselamatan yang lebih bagi seorang pasien maka perawat harus memiliki pengetahuan tentang kebiasaan sosial dan praktik keagamaan untuk memperkirakan adanya ancaman
Fungsi unik dari perawat adalah untuk membantu individu, baik apakah ia sakit atau sehat, dalam peran tambahan atau peran pendukung. Tujuan dari keperawatan adalah untuk membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin. Namun demikian, keputusan Henderson untuk meningkatkan kemandirian dan hanya melakukan sesuatu untuk pasien jika ia tidak dapat melakukannya sendiri tidak disetujui oleh profesi sebagai prinsip dasar asuhan keperawatan sebelum Henderson menjelaskannya lebih lanjut.
D. Hubungan Perawat-Pasien-Dokter 1. Hubungan Perawat Pasien
Tiga tingkatan hubungan perawat pasien dapat di kenali : a. Perawat sebagai substitute (pengganti) bagi pasien.
b. Perawat sebagai helper (penolong)
c. Perawat sebagai partner (rekan) dengan pasien.
Pada saat-saat penyakitnya gawat, perawat kelihatan seperti pengganti apa- apa yang pasien kekurangan untuk membuatnya menjadi lengkap, utuh, atau bebas karena berkurangnya kekuatan fisik, kemauan atau pengatahuan.
Selama kondisi pemulihan (convalescence), perawat membantu pasien meraihatau mendapatkan kembali kemandiriannya. Henderson menyatakan kemandirian adalah yang relatif.
2. Hubungan Perawat Dokter
Henderson menuntut tugas unik yang di miliki perawat dari para dokter. Rencana perawatan, yang di rumuskan oleh perawt dan pasien bersama-sama, harus di jalankan dengan suatu cara untuk mengusulkan rencana pengobatan yang di tentukan dokter.
E. Aplikasi Teori Henderson dalam Proses Keperawatan
Definisi ilmu keperawatan Henderson dalam kaitannya dengan praktik keperawatan menunjukkan bahwa perawat memiliki tugas utama sebagai pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien. Manfaat asuhan keperawatan ini terlihat dari kemajuan kondisi pasien, yang semula bergantung pada orang lain menjadi mandiri. Perawat dapat membantu pasien beralih dari kondisi bergantung (dependent) menjadi mandiri (independent) dengan mengkaji, merencanakan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi 14 komponen penanganan perawatan dasar.
Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode observasi, indra penciuman, peraba, dan pendengaran.
Setalah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul. Diagnosis keperawatan, menurut Henderson, dibuat dengan mengenali kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhannya-dengan atau tanpa bantuan-serta dengan mempertimbangkan kekuatan atau pengetahuan yang dimiliki individu.
Tahap perencanaan, menurut Henderson, meliputi aktivitas penyusunan rencana perawatan sesuai kebutuhan individu-termasuk di dalamnya perbaikan rencana jika ditemukan adanya perubahan-serta dokumentasi bagaimana perawat
membantu individu dalam keadaan sakit atau sehat. Selanjutnya, pada tahap implementasi, perawat membantu individu memenuhi kebutuhan dasar yang telah disusun dalam rencana perawatan guna memelihara kesehatan individu, memulihkannya dari kondisi sakit, atau membantunya meninggal dalam damai.
Intervensi yang diberikan perawat sifatnya individual, bergantung pada prinsip fisiologis, usia, latar belakang budaya, keseimbangan emosional, dan kemampuan intelektual serta fisik individu. Tarakhir, perawat mengevaluasi pencapaian kriteria yang diharapkan dengan menilai kemandirian pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
F. Tujuan Keperawatan Menurut Henderson
Dari penjelasan tersebut tujuan keperawatan yang dikemukakan oleh Handerson adalah untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi pelayanan kesehatan dan membantu klien untuk mendapatkan kembali kemandiriannya secepat mungkin. Dimana pasien merupakan mahluk sempurna yang dipandang sebagai komponen bio, psiko, cultural, dan spiritual yang mempunyai empat belas kebutuhan dasar. (Aplikasi model konseptual keperawatan, Meidiana D). Menurut Handerson peran perawat adalah menyempurnakan dan membantu mencapai kemampuan untuk mempertahankan atau memperoleh kemandirian dalam memenuhi empat belas kebutuhan dasar pasien.
BAB III STUDI KASUS
THEORY VIRGINIA HENDERSON DALAM ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS POST-SECTIO CAESARIA DI RSIA ROSIVA
1. Pengkajian
Pengkajian pada Ny. K berusia 42 tahun, pada saat wawancara klien mengatakan luka bekas operasinya terasa nyeri, nyeri terasa terus menerus terutama saat bergerak, nyeri di sekitaran luka bekas operasi di perut klien, nyeri dengan skala 4 dari (1-10) seperti tertusuk- tusuk, sehingga untuk saat ini tidak bisa beraktivitas seperti biasanya, karena badan juga masih terasa lemas dan tidak mau bergerak karena luka bekas operasi akan semakin menjadi sakit. Pada saat dilakukan observasi klien tampak meringis ketika mencoba bergerak, belum mampu untuk miring kiri dan miring kanan belum mampu untuk duduk, berdiri dan berjalan, bedrest total, fisik tampak lemah, Visual
Analogue Scale : P (provokes, palliative/penyebab) : nyeri karena adanya luka bekas sectio carsarea, Q (quality/kualitas) : Seperti tertusuk-tusuk, R (Radiates /penyebaran) : di perut sekitaran luka bekas sectio caesarea, S (severety/keparahan) : 4 (skala 1-10), T (time, waktu) : terus menerus terutama saat begerak. Serta saat diwawancara tentang kebersihan klien mengatakan kalau membersihkan badannya terutama bagian yang sulit dijangkau tangan klien, dibantu oleh keluarga dengan cara dilap menggunakan handuk kecil dan air hangat, karena klien belum mampu bergerak secara bebas karena nyeri dibagian luka post sectio caesarea., dari hasil observasi terdapat darah disekitar perineum klien yang keluar dari vagina, klien tampak dibantu keluarga ketika mengganti pakaian, keluarga tampak membantu klien membersihkan badannya, keluarga tampak membersihkan klien menggunakan air hangat dan handuk kecil saja.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data tersebut pasien Ny. K mengalami masalah keperawatan yaitu ketidakmampuan bergerak dan mempertahankan postur tubuh serta ketidakmampuan menjaga kebersihan diri dan penampilan.
3. Intervensi Keperawatan
Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan, penulis memfasilitasi klien dalam melakukan penanganan masalah ketidakmampuan bergerak dan mempertahankan postur tubuh serta ketidakmampuan menjaga kebersihan diri dan penampilan, sehingga klien mampu untuk memperoleh dan mempertahankan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan dasar, terkhususnya dalam pemenuhan kebutuhan bergerak dan mempertahankan postur tubuh serta serta menjaga kebersihan diri dan penampilan, yang mana pada masalah pemenuhan kebutuhan bergerak dan mempertahankan tubuh, penulis menetapkan rencana tindakan yaitu mengajarkan klien untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien pada luka post sectio caesarea dengan teknik nonfarmakologis dan menganjurkan sekaligus
mengajarkan klien untuk ambulasi dini. Kemudian, pada masalah pemenuhan kebutuhan menjaga kebersihan diri dan penampilan, penulis menetapkan rencana tindakan untuk mengembalikan kemandirian klien, yaitu dengan cara akan menyediakan pakaian yang mudah di jangkau oleh klien dan akan menginfromasikan pada klien pakaian yang harus digunakan, akan menjelaskan cara membersihkan diri pada klien, mendampingi klien melakukan perawatan sampai ia mandiri dan akan memberi anjuran pada klien untuk melakukan perawatan secara konsisten terutama pada bagian periniumnya.
4. Implementasi Keperawatan
Pada kasus ini pelaksanaan tindakan keperawatan pada klien dilaksanakan selama dua hari,seluruh rencana tindakan keperawatan dapat diaplikasikan dengan baik dan tidak ada masalah yang berarti, banyak hal yang mendukung dalam pelaksanaan asuhan keperawatan ini.
Adapun faktor yang mendukung pelaksanaan implementasi tersebut mulai dari adanya keinginan klien untuk sembuh sehingga pasien menerima saran dan anjuran perawat, adanya keinginan klien untuk mengetahui tentang kondisi dan penanganannya, adanya keinginan klien untuk berkolaborasi dengan penulis dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien terkhususnya pemenuhan kebutuhan bergerak dan mempertahankan postur yang diingkan serta pemenuhan kebutuhan menjaga kebersihan diri dan penampilan. Semua masalah yang ada penulis dapat melaksanakannya dari tindakan yang telah direncanakan dan diimplementasikan atas persetujuan klien.
5. Evaluasi Keperawatan
Dari diagnosa keperawatan yang penulis angkat, semua sesuai dengan masalah yang dialami klien pada saat penulis melakukan studi kasus kepada Ny. K. Semua intervensi dan implementasi telah dilakukan selama dua hari dan sudah mencapai tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, yang mana pada masalah ketidakmampuan klien memenuhi kebutuhan bergerak dan mempertahankan postur tubuh, pada implementasi hari terakhir klien di rumah sakit dan bertemu perawat, keluhan nyeri pada luka post sectio caesarea sudah tidak dirasakan klien lagi ketika dalam keadaan tidak beraktivitas apapun, namun ketika klien melakukan pergerakan luka masih terasa sedikit nyeri, tetapi untuk mengalihkan/mengurangi rasa sakit pada luka post sectio caesarea tersebut klien melakukan teknik napas dalam yang telah diajarkan perawat, sehingga nyeri tidak dirasakan klien lagi ketika melakukan aktivitas, yang membuat klien sudah mampu melakukan ambulasi yaitu miring kiri-miring kanan, duduk dan berdiri secara mandiri.
Pada masalah ketidakmampuan pemenuhan kebutuhan menjaga kebersihan diri dan penampilan dari hasil evaluasi hari terakhir klien sudah mampu membersihkan diri secara mandiri dan sudah mampu membuka dan mengenakan pakaian secara mandiri dan klien konsisten dalam menjaga kebersihannya terutama pada bagian periniumnya dengan rutin mengganti pembalut setiap 4 jam sekali.
BAB IV PEMBAHASAN
Virginia Henderson memperkenalkan definisi keperawatan. Virginia Henderson mendefinisikan tentang keperawatan dipengaruhi oleh latar belakang pendidikannya dan kecintaanya dengan keperawatan saat ia melihat korban-korban perang dunia. Ia mengatakan bahwa definisi keperawatan harus menyertakan prinsip kesetimbangan fisiologis. Menurutnya,
“Tugas unik perawat ialah membantu individu, baik dalam keadaan sakit maupun sehat, melalui usahanya melakukan berbagai aktifitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai” dengan begitu maksud dari teori Virginia Henderson yaitu berusaha mengembalikan kemandirian, kekuatan, kemampuan, kemauan, dan pengetahuan individu tersebut. Selain itu, Virginia Henderson juga mengembangkan sebuah model keperawatan “The Actifities of Living”. Model tersebut menjelaskan bahwa tugas perawat ialah membantu individu dalam meningkatkan kemandiriannya secepat mungkin (Asmadi, 2008).
Disaat seorang pasien dalam keadaan sakit maka ia akan mengalami penurunan kekuatan fisik, kemampuan, atau kemauan pasien. Setelah melewati masa tersebut maka seorang pasien akan berangsur-angsur mendapatkan kemandiriannya kembali walaupun kemandirian sifatnya relatif karena manusia adalah makhluk sosial atau tidak bisa hidup tanpa orang lain dan kebutuhan tiap-tiap manusia berbeda. Disinilah peran perawat sebagai penolong (helper) dalam berusaha mewujudkan kesehatan pasien membantunya mendapatkan kembali kemandirianya berdasarkan 14 komponen dasar kebutuhan manusia dari bernafas secara normal, makan dan minum yang cukup, eliminasi (BAB dan BAK), bergerak dan mempertahankan postur tubuh, tidur dan istirahat, memilih pakaian yang tepat, mempertahankan suhu tubuh dalam kisaran yang normal dengan menyesuaikan pakaian yang digunakan dan memodifikasi lingkungan, menjaga kebersihan diri dan penampilan, menghindari bahaya dari lingkungan dan menghindari membahayakan orang lain, berkomunikasi dengan orang lain dalam mengekspresikan emosi,
kebutuhan, kekhawatiran dan opini, beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan, bekerja sedemikian rupa sebagai modal untuk membiayai kebutuhan hidup, bermain atau berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi, belajar, menemukan, atau memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada perkembangan yang normal, kesehatan dan penggunaan fasilitas kesehatan yang tersedia (Susanto.,dkk,2015).
Pada kasus ini penulis telah melakukan pengkajian pada Ny. K berdasarkan proses pengkajian melalui proses wawancara dengan klien dan keluarga serta mengobservasi dan melalui pemeriksaan fisik (indra penglihatan, penciuman, peraba dan pendengaran). Selama melakukan pengkajian terhadap pasien, dalam kasus ini penulis tidak banyak menemukan kesulitan dalam memperoleh identitas klien, yang diperoleh dari wawancara demikian juga dengan data fisik yang penulis peroleh dari wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik, sehingga pengumpulan data dapat berjalan dengan baik dan ini juga atas partisipasi dan sikap kooperatif dari klien. Pengkajian keperawatan yang dilakukan ini mengacu pada teori model Virginia Henderson.
Menurut teori model Virginia Henderson ada 14 komponen kebutuhan dasar manusia yang dapat diklasifikasikan menjadi empat kategori, yaitu komponen kebutuhan biologis, psikologis, sosiologis, dan spiritual. Pada tahap penilaian (pengkajian), perawat menilai kebutuhan dasar pasien berdasarkan 14 komponen di atas. Dalam mengumpulkan data, perawat menggunakan metode wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi melalui indra penglihatan, penciuman, peraba, dan pendengaran. Setelah data terkumpul, perawat menganalisis data tersebut dan membandingkannya dengan pengetahuan dasar tentang sehat-sakit. Hasil analisis tersebut menentukan diagnosis keperawatan yang akan muncul (Risnah & Irwan, 2021).
Pada kasus ini diagnosa keperawatan yang diangkat berdasarkan hasil pengkajian dari aplikasi teori model Virginia Henderson, yang mana masalah yang muncul pada klien, yaitu ketidakmampuan bergerak dan mempertahankan postur tubuh serta tidak mampu menjaga kebersihan diri dan penampilan.
Diagnosa keperawatan tersebut didapat berdasarkan pada analisis dari kesimpulan yang diperoleh dari pengkajian. Bergerak dan mempertahankan postur tubuh serta menjaga kebersihan diri dan penampilan merupakan bagian dari 14 komponen kebutuhan dasar manusia yang termasuk di dalam teori model Virginia Henderson, pada dua komponen kebutuhan dasar tersebut dari hasil pengkajian mengalami gangguan pada klien Ny. K dengan post sectio
caesarea, untuk mengembalikan kemandirian klien dalam memenuhi kebutuhan dasarnya, penulis menyusun perencanaan keperawatan sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah diangkat yaitu ketidakmampuan bergerak dan mempertahankan postur tubuh serta ketidakmampuan menjaga kebersihan diri dan penampilan, dalam menentukan intervensi keperawatan pada pasien penulis menyusun sesuai dengan apa yang dibutuhkan klien dan disesuaikan dengan usia, kebudayaan, emosi dan kapasitas intelektual klien.
Masalah yang ditemukan pada klien saat sekarang maupun masalah yang dapat timbul di kemudian hari dengan memberikan pengetahuan kepada klien dan keluarga mengenai kondisi klien agar klien dan keluarga dapat melakukan pencegahan maupun penanganan secara mandiri sehingga klien mendapatkan kesehatan yang maksimal. Pada penetapan tujuan dan rencana tindakan keperawatan, penulis memfasilitasi klien dalam melakukan penanganan
masalah ketidakmampuan bergerak dan mempertahankan postur tubuh serta ketidakmampuan menjaga kebersihan diri dan penampilan, sehingga klien mampu untuk memperoleh dan mempertahankan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan dasar, terkhususnya dalam pemenuhan kebutuhan bergerak dan mempertahankan postur tubuh serta serta menjaga kebersihan diri dan penampilan, yang mana pada masalah pemenuhan kebutuhan bergerak dan mempertahankan tubuh, penulis menetapkan rencana tindakan yaitu mengajarkan klien untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien pada luka post sectio caesarea dengan teknik nonfarmakologis dan menganjurkan sekaligus mengajarkan klien untuk ambulasi dini, dengan ambulasi dini, hal ini akan mencegah kekakuan otot dan sendi sehingga juga mengurangi nyeri, dapat juga menjamin kelancaran peredaran darah, memperbaiki pengaturan metabolisme tubuh dan mengembalikan kerja fisiologis organ-organ vital yang pada akhirnya justru akan mempercepat penyembuhan luka.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Konsep keperawatan yang dirumuskan oleh Virginia Henderson dalam definisinya tentang teori keperawatan dan empat belas komponen asuhan keperawatan dasar, tidak rumit dan cukup jelas. Oleh karena itu, dapat digunakan sebagai panduan untuk praktik keperawatan oleh sebagian besar perawat tanpa kesulitan. Banyak idenya disajikan dan digunakan di seluruh dunia baik di negara maju maupun negara berkembang untuk memandu kurikulum keperawatan dan praktek. Hal ini divalidasi oleh permintaan untuk publikasi ICN, yang pada 1972 berada di cetakan ketujuh.
Jika saran dapat dibuat untuk meningkatkan konsep keperawatan Henderson, itu adalah penggabungan teori. Sebagai contoh, akan menarik untuk melihat bagaimana holisme atau teori sistem umum menjelaskan hubungan antara komponen asuhan keperawatan dasar. Konfirmasi dari ada tidaknya daftar komponen yang diprioritaskan diperlukan untuk memperjelas apa yang perawat harus dilakukan jika masalah yang diajukan adalah selain fisik.
Mengingat waktu di mana Henderoson dipublikasikan kepada definisi keperawatan, ia pantas banyak mendapat pujian sebagai pemimpin dalam pengembangan praktik keperawatan, pendidikan, dan, lisensi. Karyanya harus dianggap sebagai awal dan dorongan bagi perawat mengejar gelar akademis tertinggi. Ini sangat penting untuk analisis praktik keperawatan dan untuk mengidentifikasi dan menguji teori dasar untuk perawatan pasien.
B. Saran
Diharapkan kepada pembaca agar lebih banyak lagi mempelajari tentang teori-teori keperawatan yang lain. Setelah mengetahui pengetahuan tentang teori keperawatan menurut Virginia Henderson yang telah diuraikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami teori ini, karena teori ini juga sangat penting bagi perawat untuk menjelenkan praktik keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. S. Kep. 2005.Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG.
Basford, Lynn dan Slevin, Oliver. 2006.Teori dan Praktik Keperawatan.Jakarta: Penerbit Buku Kedokterran ECG.
Si Torus, DR. Ratna S. Kp, M. App, Sc. 2005. Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
ECG.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika. Potter dan Perry. 2006. Fundamental Keperawatan.
Lestari, Lilis Ns. S. Kep. M. Kep Dan Ramadhaniyati Ns S.Kep.M.Kep.2018 Falsafah dan teori Keperawatan.: Penerbit Buku Pustaka Pelajar.