• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Konsep Teori Keperawatan Berdasarkan Ahli Keperawatan Imogene King

N/A
N/A
muhammad taufik

Academic year: 2025

Membagikan "Makalah Konsep Teori Keperawatan Berdasarkan Ahli Keperawatan Imogene King"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KONSEP TEORI KEPERAWATAN

BERDASARKAN AHLI KEPERAWATAN IMOGENE KING

Dosen Pengampu :

Dr. Ns Vivi Yosafianti Pohan,. M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 4F

1. Bagus Nur Fuaddiyanto (16092420304)   16. Istiqomah     (16092420328) 2. Zulfani Nailatus Syifa   (16092420305)   17. Alya Angelina Dwi P       (16092420331) 3. Muhammad Rizky Maulana    (16092420314)   18. Jihan Pradisti Maharani    (16092420332) 4. Dewi Lestari       (16092420317)   19. Aisyah Nuur Falih      (16092420333) 5. Chika Airi Salsabhila   (16092420320)   20. Nabilla Nafis Saffanah     (16092420336) 6. Fauziah Nafa Afrilia   (16092420326)   21. Muhammad Taufik       (16092420340) 7. Unaisa Azzahra (16092420334)   22. Dewa Rangga Budi S       (16092420343) 8. Orchid Talenta Akasya (16092420337)   23. M. RR Ninditiya B. P     (16092420348) 9. Kurnia Ayu Fajarrina     (16092420338)   24. Salwa Rositha Ananda     (16092420350) 10. Serly Yosiana Ningtias (16092420339)   25. Ayu Risma Yuliana     (16092420352) 11. Azizahtun Hasanah (16092420345)   26. Dzaky Pandu Maulana     (16092420354) 12. Rahmasyara La’Ali Sajid        (16092420347)   27. Retno Fitri Afizah     (16092420356) 13. Laviola Diva Agnesia (16092420353)  28. Cahya Dewi Putri R     (16092420359) 14. Noviana Eka Cahyani (16092420358)  29. Warda Rahma Mudyati     (16092420360) 15. Putri Salsabila Widodo      (16092420362)

PRODI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2024/2025

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan Puji Syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami , sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Konsep Teori Keperawatan Berdasarkan Ahli Keperawatan Imogene King dengan lancar tidak ada suatu halangan apapun.

Dalam makalah ini , kami akan membahas tentang Konsep Teori Keperawatan yang dikembangkan para ahli yang dimana menurut ahli Imogene King. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bimbingan selama penyusunan makalah ini . Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan bagi kita semua. Apabila banyak kesalahan dalam menuliskan materi ini dimohon untuk mengingatkan agar kami lebih meneliti kembali dan agar kami lebih memahami lebih mendalam tentang materi ini.

Semarang, 12 November 2024

(3)

DAFTAR ISI

COVER... 1

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI... 3

BAB I... 1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Tujuan Masalah...1

C. Rumusan Masalah... 1

BAB II...2

PEMBAHASAN... 2

A. Profil Imogene King...2

B. Isi Teori Imogene King...2

C. Asusmsi Imogene King... 5

D. Makna Teori Imogene King... 6

E. Pengaplikasian Teori Imogene King Dalam Keperawatan...9

F. Kekuatan dan Kelemahan Teori Imogene King...9

BAB III...10

PENUTUP...10

A. Kesimpulan... 10

B. Saran...10

DAFTAR PUSTAKA... 11

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan keperawatan di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perkembangan keperawatan secara global. Dengan jelas dapat diamati bahwa secara berkelanjutan keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Baik dibidang pendidikan maupun ditatanan praktek keperaawatan. Pada masa lalu keperawatan dilakukan lebih berdasarkan intuisi dan tradisi, sehingga keperawatan dianggap hanya seabagi kiat tanpa komponen ilmiah dan landasan keilmuan yang kokoh.

Salah satu komponen penting perkembangan disiplin keperawatan adalah riset keperawatan, karena riset keperawatan sangat diperlukan untuk menyelsaikan masalah keperawatan dan mengembangkan atau menvalidasi teori yang sangat dibutuhkan sebagai landasan dalam praktek keperawatan, serta pengembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge).

Masalah yang muncul adalah apabila peneliti kurang tepat dalam menyusun kerangka kerja atau teori konsep sesuai dengan variabel yang akan diteliti, sehingga hasil penelitian akan kurang bermakna dalam perkembangan tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge) dan akan mempengaruhi penerapannya dalam praktek keperawatan.

B. Tujuan Masalah

a. Mengetahui Biografi Imogene King

b. Mengetahui isi teori falsafah dan keperawatan menurut Imogene King c. Mengetahui makna teori falsafah dan keperawatan menurut Imogene King d. Mengetahui metode atau aplikasi teori Imogene King dalam proses keperawatan

C. Rumusan Masalah

1. Siapakah Imogene King?

2. Apa isi teori falsafah keperawatan menurut Imogene King?

3. Apa makna dari teori falsafah dan keperawatan menurut Imogene King?

4. Bagaimana metode atau aplikasi dari teori Imogene King dalam proses keperawatan?

5. Apa saja kekuatan dan kelemahan dari teori Imogene King?

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Profil Imogene King

Imogene King lahir pada tanggal 30 Januari 1923 di West Point, Iowa. Ia menerima diploma keperawatannya dari Sekolah Keperawatan Rumah Sakit St. John di St. Louis, Missouri, pada tahun 1945. Pada tahun 1948, ia memperoleh gelar Sarjana Sains dalam Keperawatan dari Universitas St. Louis, dan kemudian menyelesaikan gelar Magister Sains dalam Keperawatan, juga dari Universitas St. Louis pada tahun 1957. Ia juga memperoleh gelar doktornya dari Teachers College, Universitas Columbia pada tahun 1961. Ia meninggal pada tanggal 24 Desember 2007.

Antara tahun 1966 dan 1968, King bekerja sebagai Asisten Kepala Cabang Hibah Penelitian Divisi Keperawatan di Washington, DC di bawah Dr. Jessie Scott. Ia adalah direktur Sekolah Keperawatan Universitas Negeri Ohio dari tahun 1968 hingga 1972. Ia adalah Associate Professor dari tahun 1961 hingga 1966 dan Profesor dari tahun 1971 hingga 1980 di Universitas Loyola di Chicago. Setelah menjabat sebagai profesor di Fakultas Keperawatan Universitas South Florida di Tampa, Florida dari tahun 1980 hingga 1990, King pensiun dengan gelar Profesor Emeritus.

Selama kariernya, King merupakan anggota aktif Asosiasi Perawat Distrik IV Florida, Asosiasi Perawat Amerika, dan Sigma Theta Tau International. Ia juga merupakan Anggota di Akademi Keperawatan Amerika.

B. Isi Teori Imogene King

Dalam mencapai hubungan interaksi berdasarkan konsep kerjanya Imogene M.

King membagi menjadi tiga hal yaitu sistem personal, interpersonal, dan sistem sosial (King, 1981 dalam Christensen J.P. 2009).

1. Sistem personal

Sistem personal adalah individu klien yang dilihat sebagai sistem yang terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi dan informasi dengan lingkungannya. 

Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.

a. Persepsi ( Perception )

(6)

Persepsi adalah gambaran seorang tentang objek, orang dan kejadian- kejadian. Persepsi berbeda dari satu orang ke orang lain dan hal ini tergantung dengan pengalaman masa lalu, latar belakang, pengetahuan, dan status emosi.

Karakteristik persepsi adalah universal atau dialami olch semua, selektif untuk semua orang, dan subjektif atau personal.

b. Diri (self)

Diri adalah bagian dalam diri seorang yang berisi benda-benda dan orang lain.. Diri adalah individu atau bila seseorang berkata "AKU". Karakteristik diri adalah individu yang dinamis, sistem terbuka dan orientasi pada tujuan.

c. Pertumbuhan dan Perkembangan (Growth and Development)

Tumbuh kembang meliputi perubahan sel, molekul dan perilaku manusia.

Perubahan ini biasanya terjadi dengan cara yang tertib, dan dapat diprediksi walaupun individu itu bervariasi, dan sumbangan fungsi genetic, pengalaman yang berarti dan memuaskan. Tumbuh kembang dapat didefinisikan sebagai proses diseluruh kehidupan seorang dimana dia bergerak dari potensial untuk mencapai aktualisasi diri.

d. Citra diri (body image)

King mendefinisikan citra diri sebagai cara bagaimana orang merasakan tubuhnya dan reaksi-reaksi lain untuk penampilannya.

2. Sistem Interpersonal

King mengemukakan sistem interpersonal terbentuk oleh interaksi antar manusia. Interaksi antar dua orang disebut DYAD, tiga orang di sebut TRIAD, dan empat orang disebut GROUP. Konsep yang relevan dengan sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran dan stress, ruang (Marriner, A. 1986).

a. Interaksi

Interaksi didefinisikan sebagai tingkah laku yang dapat diobservasi oleh dua orang atau lebih didalam hubungan timbal balik.

b. Komunikasi

King mendefinisikan komunikasi sebagai proses dimana informasi yang diberikan dari satu orang ke orang lain baik langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui telepon, televisi atau tulisan. Ciri-ciri komunikasi adalah verbal, non verbal, situasional, perceptual, transaksional, tidak dapat diubah, bergerak maju

(7)

dalarn waktu, personal, dan dinamis. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis dalam menyampaikan ide-ide satu orang ke orang lain. Aspek perilaku nonverbal yang sangat penting adalah sentuhan. Aspek lain dari perilaku adalah jarak, postur, ekspresi wajah, penampilan fisik dan gerakan tubuh.

c. Transaksi

Ciri-ciri transaksi adalah unik, karena setiap individu mempunyai realitas personal berdasarkan persepsi mereka. Dimensi temporal-spatial, mereka mempunyai pengalaman atau rangkaian rangkaian kejadian dalam waktu.

d. Peran

Peran melibatkan sesuatu yang timbal balik dimana seseorang pada suatu saat sebagai pemberi dan disaat yang lain sebagai penerima. Ada 3 elemen utama peran yaitu, peran berisi perilaku yang di harapkan pada orang yang menduduki posisi di sistem sosial, prosedur atau aturan yang ditentukan oleh hak dan kewajiban yang berhubungan dengan prosedur atau organisasi, dan hubungan antara 2 orang atau lebih berinteraksi untuk tujuan pada situasi khusus.

e. Stress

Definisi stress menurut King adalah suatu keadaan yang dinamis dimanapun manusia berinteraksi dengan lingkungannya untuk memelihara keseimbangan pertumbuhan. perkembangan dan perbuatan yang melibatkan pertukaran energi dan informsi antara seseorang dengan lingkungannya untuk mengatur stressor. Stress adalah suatu yang dinamis sehubungan dengan sistem terbuka yang terus menerus terjadi pertukaran dengan lingkungan, intensitasnya bervariasi, ada dimensi yang temporal-spatial yang dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, individual, personal, dan subjektif.

3. Sistem sosial

King mendefinisikan sistem sosial sebagai sistem pembatas peran organisasi sosial, perilaku, dan praktik yang dikembangkan untuk memelihara nilai-nilai dan mekanisme pengaturan antara praktik-praktik dan aturan (George, 1995). Konsep yang relevan dengan system sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status, dan pengambilan Keputusan

a. Organisasi

(8)

Organisasi bercirikan struktur posisi yang berurutan dan aktifitas yang berhubungan dengan pengaturan formal dan informal seseorang dan kelompok untuk mencapai tujuan personal atau organisasi.

b. Otoritas

King mendefinisikan otoritas atau wewenang, bahwa wewenang itu aktif, proses transaksi yang timbal balik dimana latar belakang, persepsi, nilai-nilai dari pemegang mempengaruhi definisi, validasi dan penerimaan posisi di dalam organisasi serta berhubungan dengan wewenang.

c. Kekuasaan

Kekuasaan adalah universal, situasional, atau bukan sumbangan personal, esensial dalam organisasi, dibatasi oleh sumber-sumber dalam suatu situasi, dinamis dan orientasi pada tujuan.

d. Pembuatan keputusan

Pembuatan atau pengambilan keputusan bercirikan untuk mengatur setiap kehidupan dan pekerjaan, orang, universal, individual, personal, subjektif, situasional, proses yang terus menerus, dan berorientasi pada tujuan.

e. Status

Status bercirikan situasional, posisi ketergantungan, dan dapat diubah. King mendefinisikan status sebagai posisi seseorang di dalam kelompok atau kelompok dalam hubungannya dengan kelompok lain di dalam organisasi dan mengenali bahwa status berhubungan dengan hak-hak istimewa, tugas-tugas, dan kewajiban.

Ketiga system teori tersebut membentuk hubungan personal antara perawat dan pasien/klien. Hubungan perawat dan pasien/klien merupakan sarana dalam pemberian asuhan keperawatan. dimana proses interpersonal dinamis yang ditampilkan oleh perawat dan pasien klien dipengaruhi oleh perilaku satu dengan yang lain, demikian juga oleh sistem asuhan kesehatan. yang berlaku. Tujuan perawat adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu pasien/klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan.

C. Asusmsi Imogene King

Asumsi King terdiri dari dua asumsi, yaitu asumsi eksplisit dan asumsi implisit (Meleis, 1997):

(9)

1. Asumsi Eksplisit

a. Fokus sentra dari keperaawatan adalah intraksi dari manusia dan lingkungannya, dengan tujuan untuk kesehatan manusia.

b. Individu adalah sosial, rasional, reaksi penerimaan, kontrol, beririentasi pada kegiatan waktu.

c. Proses interaksi di pengaruhi oleh presepsi, tujuan, kebutuhan, dan nilai klien serta perawat.

d. Manusia sebagai pasien mempunyai hak untuk mendapatkan informasi, berpastisipasi dalam membuat keputusan yang mempengaruhi kehidupannya, kesehatan dan pelayanan komunikasi dan menerima atau menolak keperawatan.

e. Tanggung jawab dari anggota tim kesehatan adalah memberikan informasi kepada individu tentang semua aspek kesehatan untuk membantu mereka membuat atau mengambul keputusan.

f. Tujuan dari memberi pelayanan kesehatan dan menerima pelayanan mungkin tidak sama.

2. Asumsi Implisit

a. Pasien ingin berpastisipasi secara aktif dalam proses keperawat.

b. Pasien sadar, aktif, dan kognitif mampu berpastisipasi dalam pembuatan atau pengambilan keputusan..

c. Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.

d. Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan

D. Makna Teori Imogene King

Teori tersebut menjelaskan bahwa perawat dan pasien saling bahu-membahu dalam mengkomunikasikan informasi, menetapkan tujuan bersama, dan kemudian mengambil tindakan untuk mencapai tujuan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan adalah peran, stres, ruang, dan waktu. Di sisi lain, tujuan perawat adalah membantu pasien menjaga kesehatan sehingga mereka dapat berfungsi dalam peran masing-masing. Fungsi perawat adalah menafsirkan informasi dalam proses keperawatan , merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi asuhan keperawatan. Untuk membantu perawat memahami pekerjaannya, ia mendefinisikan beberapa istilah termasuk pasien, yang didefinisikan sebagai makhluk

(10)

sosial yang memiliki tiga kebutuhan mendasar: kebutuhan akan informasi kesehatan kebutuhan akan perawatan yang bertujuan untuk mencegah penyakit, dan kebutuhan akan perawatan saat pasien tidak mampu membantu dirinya sendiri.

Dia juga menjelaskan kesehatan sebagai sesuatu yang melibatkan pengalaman hidup pasien, termasuk penyesuaian terhadap stres di lingkungan internal dan eksternal dengan menggunakan sumber daya yang tersedia. Lingkungan , didefinisikan sebagai latar belakang interaksi manusia. Ini melibatkan lingkungan internal, yang mengubah energi untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan eksternal, dan ini melibatkan lingkungan eksternal, yang merupakan organisasi formal dan informal. Seorang perawat dianggap sebagai bagian dari lingkungan pasien.

Menurut King, ada tiga sistem yang saling berinteraksi dalam Teori Pencapaian Tujuan. Ketiganya adalah sistem personal , sistem interpersonal , dan sistem sosial . Setiap sistem diberi konsep yang berbeda. Konsep sistem personal adalah persepsi, diri, pertumbuhan dan perkembangan, citra tubuh, ruang, dan waktu. Konsep untuk sistem interpersonal adalah interaksi, komunikasi, transaksi, peran, dan stres. Konsep sistem sosial adalah organisasi, otoritas, kekuasaan, status, dan pengambilan keputusan . E. Pengaplikasian Teori Imogene King Dalam Keperawatan

1. Pengkajian

a. Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. perawat membawa pengetahuan dan keterampilan kepada pasien dan pasien/klien membawa pengetahuan diri dan persepsi masalah yang akan menjadi perhatian untuk interaksi ini. Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien diantaranya: tingkat tumbuh kembang, pandangan terhadap diri sendiri, persepsi yang memberikan dasar pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan.

b. Kasus Diabetes Mellitus Tipe 2

1) Interaksi: Perawat melakukan pendekatan kepada pasien dengan diabetes yang baru terdiagnosis untuk berdiskusi tentang kondisi kesehatannya.

2) Tujuan Bersama: Perawat dan pasien menetapkan tujuan untuk mengendalikan kadar gula darah dan meningkatkan gaya hidup sehat.

3) Tindakan: Perawat memberikan edukasi mengenai pentingnya pola makan sehat, olahraga teratur, dan penggunaan obat yang tepat. Mereka juga membuat rencana tindak lanjut untuk memantau kadar gula darah secara rutin.

(11)

4) Evaluasi: Perawat mengevaluasi kemajuan pasien melalui kontrol gula darah setiap bulan dan menyesuaikan intervensi jika diperlukan.

c. Kasus Ibu Hamil dengan Anemia

1) Interaksi: Perawat melakukan pemeriksaan antenatal kepada ibu hamil yang mengalami anemia.

2) Tujuan Bersama: Meningkatkan kadar hemoglobin ibu sebelum melahirkan untuk mengurangi risiko komplikasi saat persalinan.

3) Tindakan: Perawat memberikan edukasi tentang pentingnya konsumsi zat besi, mengatur pola makan yang kaya zat besi, dan memberikan suplementasi zat besi.

4) Evaluasi: Setelah beberapa minggu, perawat melakukan pemeriksaan ulang kadar hemoglobin untuk mengevaluasi keberhasilan intervensi.

d. Kasus Pasien dengan Hipertensi

1) Interaksi: Perawat berdiskusi dengan pasien mengenai keluhan pusing dan nyeri kepala yang dialaminya, serta hasil tekanan darah yang tinggi.

2) Tujuan Bersama: Mengendalikan tekanan darah ke tingkat normal dengan perubahan gaya hidup dan penggunaan obat.

3) Tindakan: Perawat mengajarkan pasien tentang diet rendah garam, pentingnya olahraga, dan memantau tekanan darah secara teratur di rumah.

4) Evaluasi: Pasien bersama perawat mengecek tekanan darah setiap bulan untuk memastikan apakah terjadi penurunan.

e. Kasus Pemulihan Pasien Pasca Operasi

1) Interaksi: Perawat bertemu dengan pasien pasca operasi untuk membahas rencana pemulihan.

2) Tujuan Bersama: Mempercepat pemulihan dengan mengurangi risiko infeksi dan meningkatkan mobilitas.

3) Tindakan: Perawat mengajarkan pasien dan keluarganya cara membersihkan luka, mengenalkan latihan mobilisasi awal, dan mengatur jadwal pemeriksaan ulang.

4) Evaluasi: Kemajuan pasien dievaluasi berdasarkan penyembuhan luka dan peningkatan aktivitas fisik.

(12)

F. Kekuatan dan Kelemahan Teori Imogene King 1. Kekuatan

Salah satu poin kuat dari sistem konseptual King dan Teori Pencapaian Tujuan adalah bagaimana perawat dapat memahami teori pencapaian tujuan dan menggambarkan rangkaian kejadian yang logis. Untuk sebagian besar bagian, konsep didefinisikan dan diilustrasikan secara konkret. Definisi King jelas dan secara konseptual berasal dari literatur penelitian. Teorinya tentang Pencapaian Tujuan menyajikan sepuluh konsep utama. Konsep-konsep tersebut mudah dipahami dan berasal dari literatur penelitian, yang dengan jelas menetapkan karya King sebagai hal penting untuk membangun pengetahuan dalam keperawatan.

2. Kelemahan

Teori Pencapaian Tujuan telah dikritik karena penerapannya yang terbatas dalam bidang keperawatan dimana pasien tidak mampu berinteraksi secara kompeten dengan perawat. King mempertahankan penggunaan teori tersebut secara luas dalam sebagian besar situasi keperawatan. Keterbatasan lainnya berkaitan dengan kurangnya pengembangan penerapan teori dalam pemberian asuhan keperawatan kepada kelompok, keluarga, atau masyarakat.

Teori King juga mengandung beberapa ketidakkonsistenan :

(1) Dia menyatakan bahwa perawat peduli terhadap perawatan kesehatan kelompok namun memfokuskan pembahasannya pada keperawatan sebagai hubungan diadik.

(2) King mengatakan bahwa perawat dan klien adalah orang asing, namun dia berbicara tentang kerja sama mereka untuk mencapai tujuan dan pentingnya menjaga kesehatan.

(13)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

King berkontribusi pada kemajuan ilmu keperawatan dengan mengembangkan sistem konseptual dan Teori Jangkauan Tujuannya. Dengan berfokus pada pencapaian tujuan atau hasil melalui kemitraan perawat-pasien, King memberikan sistem konseptual dan teori jangka menengah yang telah menunjukkan kegunaannya bagi perawat. Perawat yang bekerja di berbagai lingkungan dengan pasien dari seluruh dunia terus menggunakan karya King untuk meningkatkan kualitas perawatan pasien.

B. Saran

Saran yang dapat diambil dari Teori Tujuan Imogene King ini adalah :

1. Kolaborasi dalam Penentuan Tujuan: Penting bagi perawat dan pasien untuk bekerja sama dalam merumuskan tujuan perawatan. Ini akan meningkatkan motivasi dan rasa tanggung jawab pasien terhadap kesehatannya.

2. Komunikasi yang Efektif: Perawat perlu membangun komunikasi yang terbuka dan empatik dengan pasien untuk memahami kebutuhan dan harapan mereka, serta menyampaikan informasi yang dibutuhkan dengan jelas.

3. Fokus pada Hasil: Tujuan perawatan haruslah spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu. Hal ini akan membantu dalam evaluasi hasil perawatan dan pencapaian tujuan.

4. Penyesuaian Tujuan: Tujuan perawatan harus fleksibel dan bisa disesuaikan dengan perubahan kondisi atau kebutuhan pasien selama proses perawatan berlangsung.

5. Dengan mengikuti prinsip-prinsip ini, teori tujuan Imogene King dapat meningkatkan efektivitas perawatan dengan menciptakan interaksi yang lebih harmonis antara perawat dan pasien.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Murwani, Arnita, S.Kep. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Fitramaya:

Yogyakarta.

Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Penerbit Salemba Medika:

Jakarta.

Perry, Potter. 2005. Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, & Praktik: Edisi 4. Penerbit B Bukju Kedokteran EGC: Jakarta.

Taylor, Carol, dkk. 1993. Fundamentals of Nursing The Art and Science of Nursing Care: 2nd Edition, J.B. Lippincott Co: Philadelphia.

Perry, Potter. 1992. Fundamentals of Nursing-Concepts Process & Practice: 3rd Edition, Mosby Year Book: London.

Referensi

Dokumen terkait

Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan system perilaku, dimana individu dipandang sebagai sitem perilakuyang selalu ingin

Teori ini membangun tubuh ilmu pengetahuan keperawatan (Body of Knowledge.) Theory Goal Attainment (Pencapaian tujuan) menurut King adalah sistem interaksi yang dinamis

Florence Nightingale “Ibu dari keperawatan modern” merupakan salah satu pendiri yang meletakan dasar-dasar teoti keperawatan yang melalui model konsep dan

Mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan (KDK) ini membahas konsep dasar keperawatan. Pada mata kuliah ini akan membahas tentang sejarah dan paradigma keperawatan,

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:  Teori dan model keperawatan adalah suatu usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam

Karakteristik teori keperawatan • Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan dengan konsep keperawatan • Karakteristik teori keperawatan:  Teori

Makalah ini membahas tentang konsep terapi

Makalah tentang hubungan falsafah, paradigma dan teori keperawatan serta pengembangannya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan