• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Etika Keperawatan

N/A
N/A
Diah Ayu Oktarina

Academic year: 2025

Membagikan "Makalah Etika Keperawatan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

ETIKA KEPERAWATAN TUGAS KELOMPOK 7

Dosen Pengampu : Ns. Mochamad Heri, S.Kep.M.Kep

DISUSUN OLEH :

I Komang Yustikantara (23089014011) Ayu Kadek Devi Ariska Putri (23089014017) Ni Kadek Diah Ayu Oktarina (23089901422) Ni Putu Mariani (23089014016) Ni Kadek Sari Wati (23089014050)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG PROGRAM STUDI S1 FARMASI

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas anugerah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini yang merupakan tugas dari mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan dalam pembuatan makalah dengan judul “Etika Keperawatan”. Kami sampaikan terimakasih kepada Bapak Ns.

Mochamad Heri, S,Kep.,M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah dan semua pihak yang turut membantu proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari dalam makalah ini masih begitu banyak kekurangan dan kesalahan baik dari isinya maupun struktur penulisannya, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran positif untuk perbaikan dikemudian hari.

Demikian semoga makalah ini memberikan manfaat umumnya pada para pembaca dan khususnya bagi penyusun sendiri.

Bungkulan, 16 September 2023

Penulis

i

(3)

DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang………1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan ... 1

1.4 Manfaat... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dari Fungsi Sel Membran Sel...3

2.1.1 Pengertian Membran Sel ...3

2.1.2 Fungsi Membran Sel...3

2.2 Struktur pada Membran Sel...4

2.3 Mekanisme Transpor pada Sel...6

2.3.1 Transpor Positif...6

2.3.2 Transfor Aktif...8

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan... 14

3.2 Saran...14 DAFTAR PUSTAKA

ii

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1  Latar Belakang

Etika Keperawatan adalah Etika (Yunani kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”) adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan berdasarkan ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan mengatur hubungan antara perawat dan pasien, perawat terhadap petugas, perawat terhadap sesama anggota tim kesehatan, perawat terhadap profesi dan perawat terhadap

pemerintah, bangsa dan tanah air. Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan

masyarakat diatas kepentingan pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara holistik, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta menggunakan kode etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan pelayanan/asuhan keperawatan. Dengan memahami konsep etik, setiap perawat akan memperoleh arahan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan yang merupakan tanggung jawab moralnya dan tidak akan membuat keputusan secara sembarangan

1.2  Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, terdapat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara meningkatkan cairan tubuh pada manusia?

2. Apakah pengertian, jenis dan fungsi dari cairan tubuh?

3. Apakah pengertian dan peranan dari tekanan hidrostatik dan osmotik??

4. Faktor apa saja yang mempengaruhi tekana hidrostatik dan osmotik?

1.3 Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, terdapat tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian, jenis dan fungsi cairan tubuh.

2. Mengetahui komposisi yang terdapat dalam cairan intrasel dan ekstrasel.

1

(5)

2

3. Mengetahui pengertian pengertian dan peranan dari tekanan hidrostatik dan osmotic.

4. Mengetahui faktor yang memengaruhi tekanan hidrostatik dan osmotik

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Etika Keperawatan

Menurut Suhaemi (2010), Kata etika berasal dari Yunani, yaitu Ethos, yang berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan, benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi. Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu yang

dilayani.

Kode etik disusun dan disahkan oleh organisasi atau wadah yang membina profesi tertentu baik secara nasional maupun

internasional. Kode etik menerapkan konsep etis Karena profesi bertanggung jawab pada manusia dan menghargai kepercayaan serta nilai individu.

Etika memberi keputusan tentang tindakan yang diharapkan benar tepat atau bermoral. Banyak profesi dibidang hukum,

kedokteran, keperawatan, menyusun pernyataan tentang keyakinan terhadap perilaku yang etis bagi anggotanya. Etika profesi sebagai pedoman menumbuhkan tanggung jawab atau kewajiban bagi angngota profesi tentang hak-hak yang diharapkan oleh orang lain.

Anggota profesi memiliki pengetahuan atau keterampilan khusus yang dipergunakan untuk membuat keputusan yang memengaruhi orang lain.

Organisasi profesi menggunakan hak-hak dasar manusia dan dasar hukum untuk melindungi anggotanya dan keselamatan klien atau pasien, dengan menjamin pelayanan yang diberikan berdasarkan standar dan pelaksana pelayanan merupakan tenaga profesional yang

(7)

berkompeten. Perawat harus membiasakan diri untuk menerapkan kode etik yang memberi gambaran tanggung jawabnya dalam praktik keperawatan. Perawat juga harus mengerti undang-undang dan hukum yang berhubungan dengan kesehatan kepada umum, terutama undang-undang yang mengatur praktik keperawatan. Perawat harus juga memperhatikan fungsi dan tanggung jawabnya, seperti yang dijelaskan oleh hukum dan yang dikeluarkan oleh organisasi profesi keperawatan. Etika profesi keperawatan dikenal sebagai practice discipline, yang perwujudannya dikenal melalui asuhan atau praktik keperawatan.

Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaanya selalu berada dalam situasi yang menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling memengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang bersangkutan, dan dilandasi pula dengan etik perofesi

2.1 Tujuan Etik Keperawatan

Menurut Suhaemi, (2010), Etika profesi keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam keperawatan. Dalam penyusunan alat pengukur ini, keputusan diambil berdasarkan kode etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat.

Dengan menggunakan kode etik keperawatan, organisasi profesi keperawatan dapat dapat meletakkan kerangka berpikir perawat untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab kepada masyarakat, anggota tim kesehatan yang lain, dan kepada profesi (ANA, 1976 dalam buku Suhaemi, 2010). Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada 5 perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan.

(8)

Menurut American Ethics Commission Bureau on Teaching dalam buku Suhaemi 2010, tujuan etika profesi keperawatan adalah mampu :

1. Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik keperawatan

2. Membentuk strategi atau cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik keperawatan

3. Menghubungkan prinsip moral/pelajaran yang baik dan dapat di pertanggungjawabkan pada diri sendiri, keluarga, masyarakat dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya

Menurut Veatch, yang mengambil keputusan tentang etika profesi keperawatan adalah perawat sendiri, tenaga kesehatan lainnya; dan etika yang berhubunngan dengan pelayanan keperawatan ialah

masyarakat/orang awam yang menggunakan ukuran dan nilai umum sesuai dengan tuntutan masyarakat.

Menurut National League for Nursing (NLN [Pusat pendidikan keperawatan milik perhimpunan perawat Amerika]) dalam buku Suhaemi, 2010, pendidikan etika keperawatan bertujuan : 1. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan

antar profesi kesehatan lain dan mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim kesehatan tersebut.

2. Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moraliltas, keputusan tentang baik dan buruk yang akan dipertanggungjawabkan kepada Tuhan sesuai dengan kepercayaannya.

3. Mengembangkan sifat pribadi dan sikap profesional peserta didik.

4. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktik keperawatan profesional.

Diakui bahwa pengembangan keterampilan ini melalui dilemma etika, artinya konflik yang dialami, yang

(9)

memerlukan pengambilan keputusan yang baik dan benar dipandang dari sudut profesi, kemanusiaan,

kemasyarakatan, kesehatan dan keperawatan.

5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika keperawatan dalam praktik dan dalam situasi nyata.

Pendidikan etika sangat penting dalam pendidikan keparawatan yang berfungsi untuk meningkatkan

kemampuan peserta didik tentang perbedaan nilai, norma yang timbul dalam keputusan keperawatan. Namun, etika keperawatan tidak cukup hanya diajarkan, tetapi harus ditanamkan dan diyakini oleh peserta didik melalui pembinaan, tidak saja di pendidikan, tetapi dalam lingkungan pekerjaan dan lingkungan profesi.

1.3 Pendekatan dalam Etika Keperawatan

Sebelum membahas tentang masalah etika, perawat penting memahami metode pendekatan yang digunakan dalam diskusi permasalahan etika. Ladd.J (1978 dikutip oleh Frell; lih.

McCloskey, 1990 dalam buku Suhaemi, 2010) menyatakan ada empat metode utama: otoritas, consensus hominum, pendekatan intuisi atau self-evidence, dan metode argumentasi.

Metode otoritas menyatakan bahwa dasar setiap tindakan atau keputusan berdasarkan pada otoritas. Otoritas dapat berasal dari manusia atau kepercayaan supernatural, kelompok manusia, atau institusi seperti majelis ulama, dewan gereja, atau

pemerintah. Penggunaan metode ini terbatas hanya pada penganut yang percaya.

Metode consensum hominum menggunakan pendekatan berdasarkan pada persetujuan masyarakat luas atau peda sekelompok manusia yang terlibat dalam pengkajian suatu masalah. Segala sesuatu yang diyakini bijak, dan secara etika dapat diterima, dimasukkan dalam keyakinan.

(10)

Metode pendekatan intuisi atau self-evidence --dinyatakan oleh para ahli filsafat-- berdasarkan pada apa yang mereka kenal sebagai konsep teknikintuisi. Metode initerbatas hanya pada orang-orang yang mempunyaiintuisi tajam Metode argumentasi atau metide sokratik menggunakan pendekatan dengan

mengajukan pertanyaan atau mencari jawaban yang mempunyai alasan tepat. Metode analitik ini digunakan untuk memahami fenomena etika.

1.4 Tipe-tipe Etika Keperawatan

Menurut Dalami (2010), tipe-tipe etika keperawatan terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Bioetik Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan.

Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theologi.

Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara lain: peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberiaan pelayanan Kesehatan 2. Clinical Ethics/Etik Klinik Etik klinik merupakan bagian dari bioetik

yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics: adanya persetujuan atau penolakan,dan bagaimana seseorang sebaiknya merespons permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

3. Nursing Ethics/Etik Keperawatan Bagian dari bioetik,yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

(11)

1.5 Teori-teori dalam Etika Keperawatan

Teori etik digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara prinsip dan aturan.

Ahli filsafat moral telah mengembangkan beberapa teori etik, yang secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi teori teleologi dan deontology.

1. Teleologi

Teleologi (berasal dari bahasa Yunani, darin kata telos, berarti akhir). Istilah teleologi dan utilitarianisme sering digunakkan saling bergantian. Teleologi merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fenomena berdasarkan akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi.

Pendekatan ini sering disebut dengan ungkapan the end justifies the means atau makna dari suatu tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada pencapaian hasil akhir yang terjadi.

Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia.

2. Deontologi

Deontologi (berasal dari bahasa Yunani, Deon, berarti tugas) berprinsip pada aksi atau tindakan. Menurut Kant, benar atau salah bukan ditentukan oleh hasil akhir atau konsekuensi dari suatu tindakan, melainkan oleh nilai moralnya. Dalam konteks ini, perhatian difokuskan pada tindakann melakukan tanggung jawab moral yang dapat memberikan penentu apakah tindakan tersebut secara moral benar atau salah. Kant berpendapat bahwa prinsip moral atau yang terkait dengan tugas harus bersifat universal, tidak kondisional, dan imperative.

2.6 Prinsip-prinsip Etika Keperawatan

Prinsip bahwa dasar kode etik adalah menghargai hak dan martabat manusia, tidak akan pernah berubah. Prinsip

(12)

ini juga diterapkan baik dalam bidang pendidikan maupun pekerjaan. Juga dalam hak-haknya memperoleh pelayanan kesehatan

Apabila menghadapi suatu situasi yang melibatkan keputusan yang bersifat etis dan moralitas, perawat hendaknya bertanya kepada dirinya sendiri:

1. Bagaimana pengaruh tindakan saya kepada pasien?

2. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap atasan dan orang-orang yang bekerja sama dengan saya?

3. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap diri saya sendiri!

4. Bagaimana pengaruh tindakan saya terhadap profesi?

Bila jawaban atas pertanyaan diatas positif berdasarkan ukuran yang seharusnya.perilaku yang ditampilkan akan berkenan dan sesuai dengan hak-hak pasien, dan haknya sendiri untuk mempertahankan kewibawaan. Fungsi kode etik menurut Hipocrates:

1. Menghindari ketegangan antar- manusia

2. Memperbaiki status kepribadian 3. Menopang pertumbuhan dan

perkembangan kehidupan

Dan ada pun prinsip moral yang mempunyai peran penting dalam menentukan perilaku yang etis, terdapat tiga prinsip moral yang sering digunakan dalam diskusi moral, yaitu autonomy, Beneficience , non-maleficience dan justice.

Menurut Dalami (2010), prinsip-prinsip etika keperawatan adalah sebagai berikut:

1. Otonomy (Autonomy)

(13)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat sendiri,memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang lain.Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang.atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi

merupakan hak kemandirian dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktik profesional

merefleksikan otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan dirinya.

2. Berbuat Baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik.

Kebaikan, memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini

3. Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapainya sesuatu yang sama dan adil terhadap orang lain yang menjunjung prinsip- prinsip moral legal.dan kemanusiaan.Nilai ini Direfleksikan dalam praktik profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum.standar praktik dan keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

4. Tidak Merugikan (Non Maleficienci)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya cedera fisik dan psikologis selama perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien dan keluarga.

(14)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik dan dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat. Secara umum tujuan etika profesi keperawatan adalah menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara sesama perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan,

3.2 Saran

Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik keperawatan nantinya.

Referensi

Dokumen terkait

Makalah ini ditujukkan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan Dosen Pembimbing

MATA KULIAH Mata ajar Konsep Keperawatan membahas 5 pokok bahasan yang meliputi (1) konsep caring; (2) standar profesional dalam pelayanan keperawatan; (3) prinsip legal etis

Mata kuliah ini membahas mengenai konsep Keperawatan kesehatan Jiwa , meliputi konsep dasar keperawatan jiwa, trend isu keperawatan jiwa, model konsep dasar keperawatan

Mata kuliah ini membahas tentang konsep komunitas dan keperawatan komunitas, konsep epidemiologi, konsep biostatistik, konsep demografi, konsep kesehatan lingkungan, konsep

Modul ini disusun untuk menjelaskan tentang proses pembelajaran dari mata kuliah Keperawatan Komunitas Kelompok Khusus yang ada pada kurikulum Pendidikan D3 Keperawatan STIKes Kusuma

Makalah berjudul “Etika di Dunia Maya Menurut UU ITE” disusun oleh kelompok 3 untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Profesi dan

Paper tugas Mata Kuliah Pancasila yang mengupas tentang fungsi pancasila sebagai dasar moral etika tindakan dalam menghadapi issue

Makalah keperawatan tentang Demam Berdarah Dengue (DHF) yang membahas konsep dan asuhan keperawatan untuk pemenuhan kebutuhan badan