• Tidak ada hasil yang ditemukan

Falsafah dan Teori Keperawatan

N/A
N/A
CHANNEL JEJE

Academic year: 2025

Membagikan "Falsafah dan Teori Keperawatan"

Copied!
183
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN

Penulis :

Sukma Ayu Candra Kirana, S.Kep.,Ns.,M.Kep.Sp.Kep.J Nonik Eka Martyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Dr. Agus Sri Lestari, M.Erg

Dr. Ns. Komang Ayu Henny Achjar, MKep.,SpKom Yayuk Nuryanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

I Ketut Gama, S.KM.,M.Kes

Ivonne Junita Fabanjo, S.Kep.,Ns.,M.Kep Dr. Rukmini, S.Kep.,Ns.,M.Pd.,M.Kes Ns. Gracia Herni Pertiwi, M.Kep.,Ph.D.NS

Dr. Ns. Ratanto, S.Kep.,M.Kep

Ketut Sudiantara, A Per Pen.,S.Kep.,Ns.,M Kes Nurul Mawaddah, S.Kep.Ns.,M.Kep

Sri Ariyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep Dr. Drs. I Wayan Mustika, M.Kes

Penerbit:

(3)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN

Penulis :

Sukma Ayu Candra Kirana, S.Kep.,Ns.,M.Kep.Sp.Kep.J Nonik Eka Martyastuti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Dr. Agus Sri Lestari, M.Erg

Dr. Ns. Komang Ayu Henny Achjar, MKep.,SpKom Yayuk Nuryanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep

I Ketut Gama, S.KM.,M.Kes Ivonne Junita Fabanjo, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Dr. Rukmini, S.Kep.,Ns.,M.Pd.,M.Kes Ns. Gracia Herni Pertiwi, M.Kep.,Ph.D.NS

Dr. Ns. Ratanto, S.Kep.,M.Kep Ketut Sudiantara, A Per Pen.,S.Kep.,Ns.,M Kes

Nurul Mawaddah, S.Kep.Ns.,M.Kep Sri Ariyanti, S.Kep.,Ns.,M.Kep Dr. Drs. I Wayan Mustika, M.Kes

ISBN : 978-623-09-4225-9

Editor:

Putu Intan Daryaswanti Penyunting :

Efitra

Desain sampul dan Tata Letak:

Yayan Agusdi Penerbit :

PT. Sonpedia Publishing Indonesia Redaksi :

Jl. Kenali Jaya No 166 Kota Jambi 36129 Tel +6282177858344 Email: [email protected]

Website: www.sonpedia.com Anggota IKAPI : 006/JBI/2023

Cetakan Pertama, Juni 2023 Hak cipta dilindungi undang-undang

Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara Apapun tanpa ijin dari penerbit

(4)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN ii KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat, karunia, dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan buku ini dengan baik dan lancar. Buku ini berjudul "Falsafah & Teori Keperawatan”. Tidak lupa kami ucapkan terimakasih bagi semua pihak yang telah membantu dalam penulisan dan penerbitan buku ini.

Buku Falsafah dan Teori Keperawatan merupakan buku panduan yang membahas tentang berbagai teori keperawatan yang mempunyai peran penting dalam kemajuan dunia keperawatan.

Buku ini disusun sebagai referensi yang menguraikan beberapa teori keperawatan diantaranya Abraham Maslow, Leininger, Florence Nightingale, Dorothy Johnson, Virginia Henderson, Jean Watson, Dorothea E. Orem, Callista Roy, Martha E. Rogers, Betty Neuman dan Imogene King. Selain teori keperawatan juga membahas paradigma dalam keperawatan, konsep sistem dan pendekatan sistem.

Harapan dengan membaca buku ini, para pembaca mendapatkan banyak ilmu dan gagasan baru serta menambah referensi pengetahuan tentang teori keperawatan. Buku ini mungkin masih terdapat kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu, saran dan kritik para pemerhati sungguh penulis harapkan. Semoga buku ini bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, Juni 2023 Tim Penulis

(5)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB 1 DEFINISI TEORI KEPERAWATAN ... 1

A. SEJARAH KEPERAWATAN ... 1

B. DEFINISI TEORI KEPERAWATAN ... 5

C. JENIS ATAU TINGKATAN TEORI KEPERAWATAN ... 6

BAGIAN 2 PARADIGMA KEPERAWATAN ... 12

A. PENGERTIAN PARADIGMA ... 12

B. FUNGSI PARADIGMA ... 13

C. KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN ... 14

BAGIAN 3 TEORI MODEL ABRAHAM MASLOW ... 19

A. DASAR EVIDENCE KEBUTUHAN MANUSIA DARI MASLOW ... 19

B. HIRARKI MASLOW ... 21

C. PERLUASAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA ... 25

BAGIAN 4 TEORI MODEL KEPERAWATAN LEININGER ... 28

A. DEFINISI KEPERAWATAN ... 28

B. DEFINISI KEPERAWATAN TRANSKULTURAL ... 28

C. KONSEP DASAR KEPERAWATAN TRANSKULTURAL ... 28

D. KOMPETENSI KULTUR ... 29

E. KONSEP BUDAYA ... 31

F. ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL (MODEL LEININGER) ... 31

BAGIAN 5 TEORI MODEL KEPERAWATAN FLORENCE NIGHTINGALE ... 42

A. LATAR BELAKANG ... 42

B. BIOGRAFI FLORENCE NIGHTINGALE ... 43

(6)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN iv

C. TEORI FLORENCE NIGHTINGALE ... 45

BAGIAN 6 TEORI MODEL KEPERAWATAN DOROTHY JOHNSON ... 53

A. DEFINISI ... 53

B. SISTEM PERILAKU (BEHAVIORAL SYSTEM) ... 54

C. SUBSISTEM ... 54

D. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN JOHNSON ... 55

E. ASUMSI-ASUMSI ... 58

BAGIAN 7 TEORI MODEL KEPERAWATAN VIRGINIA HENDERSON ... 60

A. BIOGRAFI VIRGINIA HANDERSON ... 60

B. KONSEP UTAMA DAN TEORI VIRGINIA HENDERSON ... 64

C. HUBUNGAN PERAWAT-PASIEN-DOKTER ... 69

D. APLIKASI TEORI VIRGINIA HENDERSON DALAM PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN ... 70

E. KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI VIRGINIA HENDERSON ... 72

BAGIAN 8 TEORI MODEL KEPERAWATAN JEAN WATSON ... 73

A. BIOGRAFI JEAN WATSON ... 73

B. FILOSOFI JEAN WATSON ... 74

C. ASUMSI DASAR TEORI JEAN WATSON... 75

D. PARADIGMA KEPERAWATAN MENURUT JEAN WATSON ... 76

E. HUMAN SCIENCE AND HUMAN CARING ... 78

F. CARATIVE FACTORS ... 80

BAGIAN 9 TEORI MODEL KEPERAWATAN DOROTHEA E. OREM ... 83

A. BIOGRAFI DOROTHEA E. OREM ... 83

B. METAPARADIGMA KEPERAWATAN OREM ... 84

C. TEORI SELF CARE ... 84

D. KONSEP UTAMA SELF CARE ... 85

E. ASUMSI DASAR ... 90

BAGIAN 10 TEORI MODEL KEPERAWATAN CALLISTA ROY ... 91

(7)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN v

A. TEORI ADAPTASI CALLISTA ROY... 91

B. ASUMSI ... 94

C. KONSEP UTAMA MODEL ADAPTASI ... 96

D. PROSES INTERNAL ... 100

E. JENIS-JENIS ADAPTASI ... 100

F. TINGKATAN ADAPTASI ... 101

G. LANGKAH-LANGKAH PROSES ADAPTASI ... 102

H. ANALISIS TEORI ADAPTASI ROY ... 102

I. PENERAPAN MODEL ADAPTASI ROY ... 103

BAGIAN 11 TEORI MODEL KEPERAWATAN MARTHA ROGER ... 105

A. BIOGRAFI MARTHA ELIZABETH ROGERS ... 105

B. MODEL KONSEP DAN TEORI KEPERAWATAN ... 106

C. ASUMSI DASAR TEORI ROGERS ... 108

D. PRINSIP HOMEODINAMIKA ... 110

E. MANUSIA SEBAGAI SATU KESATUAN ... 112

F. TEORI ROGERS DAN UNSUR UTAMA KEPERAWATAN ... 113

G. APLIKASI DARI TEORI KEPERAWATAN MARTHA ELIZABETH ROGERS ... 115

BAGIAN 12 TEORI MODEL KEPERAWATAN BETTY NEUMAN ... 118

A. BIOGRAFI BETTY NEUMAN ... 118

B. KONSEP DASAR TEORI MODEL KEPERAWATAN BETTY NEUMAN ... 120

C. KONSEP UTAMA TEORI MODEL KEPERAWATAN BETTY NEUMAN ... 123

D. APLIKASI TEORI MODEL KEPERAWATAN BETTY NEUMAN DALAM PRAKTEK KEPERAWATAN ... 127

BAGIAN 13 TEORI MODEL KEPERAWATAN IMOGENE KING ... 131

A. BIOGRAFI IMOGENE KING ... 131

B. TEORI IMOGENE KING DAN METAPARADIGMA ... 132

(8)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN vi

C. MODEL KONSEP IMOGENE KING ... 133

D. APLIKASI TEORI IMOGENE M. KING DALAM PROSES KEPERAWATAN ... 138

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI KING ... 140

BAGIAN 14 KONSEP SISTEM DAN PENDEKATAN SISTEM ... 142

A. PENDAHULUAN ... 142

B. PENGERTIAN SISTEM ... 143

C. KOMPONEN SISTEM SECARA UMUM ... 145

D. KOMPONEN SISTEM DALAM KEPERAWATAN ... 147

E. TIPE SISTEM ... 149

F. PENDEKATAN SISTEM DALAM PELAYANAN KESEHATAN ... 150

G. LINGKUP SISTEM PELAYANAN KESEHATAN... 152

H. PENERAPAN SISTEM DALAM KEPERAWATAN ... 153

I. HUBUNGAN SISTEM DENGAN SUBSISTEM DAN SUPRA SISTEM BAGIAN-BAGIANNYA YANG BERINTERAKSI SATU SAMA LAIN ... 156

DAFTAR PUSTAKA ... 158

TENTANG PENULIS ... 166

(9)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 1 BAB 1

DEFINISI TEORI KEPERAWATAN

A. SEJARAH KEPERAWATAN

Sosok Florence Nightingale dikenal sebagai pioner keperawatan dunia pada zaman perang dunia. Namun, sejarah Islam mengungkapkan sosok pioner keperawatan abad ke 8, sebelum kemunculan Florence Nightingale adalah Rufaida Al-Asalmiya.

Rufaida adalah sosok perawat profesional yang hidup di jaman Rasulullah SAW. Pada abad ke 8 tersebut, Islam telah dikenal dengan para pemuda yang berilmu. Beberapa keahlian tercatat dalam sejarahnya seperti keahlian dibidang science, filosofi, sejarah, ilmu kedokteran, matematika, arsitek dan ulama (Lestari et al., 2018).

Rufaida lahir di kota Yasrib.

Rufaida merupakan wanita anshor yang menerima islam di Madinah dan ikut serta menyambut kedatangan Rasulullah SAW di kota Madinah. Ayahnya Saad Al-Aslamy adalah seorang dokter, sehingga Rufaida dapat mempelajari ilmu kedokteran dan bekerja sebagai asisten yang membantu ayahnya bekerja. Rufaida digambarkan sebagai wanita yang lemah lembut, berjiwa kepemimpinan, berempati terhadap keadaan dan kondisi orang lain, mampu bekerja sama dan mempengaruhi orang lain kearah yang lebih baik. Rufaida sendiri juga aktif terlibat dalam kegiatan sosial membantu masyarakat yang membutuhkan sebagai seorang perawat. Melalui ijin Rasulullah SAW, Rufaida diijinkan untuk mendidik wanita muslim agar memiliki ilmu keperawatan.

Hal ini sesuai dengan tujuan Rasulullah SAW untuk memajukan pendidikan wanita muslim. Sekolah keperawatan pertama bagi wanita juga didirikan di jaman ini. Rufaida semakin mengembangkan dirinya sebagai perawat bersama dengan wanita muslim lainnya di

(10)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 2 Madinah. Ketika perang Badar, Uhud, Khandag, Khibar dan lainnya, Rufaida dan perawat wanita muslim lainnya ikut berperan dalam mempersiapkan peralatan dan makanan bagi tentara muslim.

Dukungan keperawatan yang diberikan Rufaida dan teman- temannya tidak hanya sebatas perawatan tetapi juga dukungan sosial. Rufaida juga mempromosikan tindakan preventif dan mendidik anak-anak yang memiliki keterbatasan fisik dan mental.

Namun, keberadaan Rufaida sebagai pioner keperawatan terlupakan dengan kehadiran perawat modern yang dikembangkan oleh Florence Nightingale (Lestari et al., 2018).

Florence Nightingale dikenal sebagai ibu dari keperawatan modern.

Florence Nightingale lahir dari keluarga kaya di Inggris dan lahir di Italia. Orang tuanya mendidik Nightingale dengan pengetahuan bahasa Latin, Yunani, Jerman, Prancis, Italia, matematika, ilmu pengetahuan alam, sastra kuno, sastra modern. Beranjak dewasa Nightingale membuat keputusan besar untuk dirinya dan keluarga.

Nightingale memutuskan untuk menolak beberapa lamaran pernikahan yang datang padanya, dan memberitahukan kepada orang tuanya jika dirinya ingin mengabdikan hidupnya sebagai relawan kemanusiaan.

Nightingale juga menyatakan ketertarikan dirinya untuk merawat orang sakit, dan membuat keluarganya terkejut, karena pekerjaan merawat orang yang sakit saat itu dirasa bukan sebuah pekerjaan yang layak, apalagi untuk wanita yang berasal dari keluarga yang kaya raya (Pavey, 1953). Florence Nightingale sendiri bercita-cita menjadikan perawat sebagai sekumpulan perempuan yang berpendidikan, meski saat itu tidak didukung oleh pemerintah karena tidak adanya pelayanan publik sebagai sekolah bagi perempuan.

Berlatar belakang hal tersebut Nightingale bertekad untuk mendirikan sekolah keperawatan di rumah sakit St.Thomas di London. Hal ini sekaligus menandai lahirnya keperawatan modern.

Nightingale merupakan pelopor dari perawat praktik, perawat

(11)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 3 pendidik dan tulisannya dijadikan panduan pengembangan sekolah keperawatan dan rumah sakit diawal abad dua puluh (Alligood, 2014).

Dibawah naungan Nightingale keperawatan berkembang pesat, hal ini juga memacu perkembangan teori keperawatan selama lebih dari enam dekade dan mengarah pada perkembangan ilmu pengetahuan tentang keperawatan. Pada pertengahan tahun 1800 an Nightingale fokus keperawatan yang unik dan mendeklarasikan ilmu keperawatan sebagai bagian dari pengetahuan medis. Nightingale menggambarkan bahwa seorang perawat dibutuhkan karena memiliki fungsi yang penting dalam membantu pasien mencapai kesehatannya secara alami. Tahun 1950, sesaat sebelum era kebangkitan perawat profesional dimulai, Nightingale mengadakan forum diskusi yang sangat serius untuk merancang bagian-bagian ilmu keperawatan yang dapat digunakan untuk membimbing praktik keperawatan. Berdasarkan diskusi ini diputuskan bahwa praktik keperawatan didasarkan pada prinsip dan tradisi yang diturunkan berdasarkan pengalaman merawat pasien di rumah sakit (Alligood, 2017).

Perkembangan pesat teori keperawatan terjadi pada tahun 1980, dimana pada periode ini pengembangan teori keperatan telah memasuki tahap transisi dari pre-paradigma menjadi paradigma.

Begitu pula lahirnya konsep baru paradigma keperawatan yang mengklasifikasikan model keperawatan sebagai paradigma dalam metaparadigma yang terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan yang sistematis. Ilmu keperawatan semakin berkembang seiring dengan berkembangnya jenjang karir pendidikan keperawatan. Perkembangan teori keperawatan semakin sering digunakan dalam penelitian, panduan praktik keperawatan dan pembuatan kurikulum. Lahirnya era teori keperawatan telah mengembalikan keseimbangan antara penelitian dan praktik dalam keperawatan yang dimanfaatkan hingga saat ini. Teori baru dan

(12)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 4 metodelogi baru dari pendekatan kualitatif terus berkembang untuk meningkatkan kualitas ilmu keperawatan (Alligood, 2014).

Keperawatan di Indonesia dimulai sejak jaman VOC sepanjang tahun 1602-1799. Rumah sakit pertama didirikan di Batavia (Jakarta) dan diberi nama Binnen Hospital. Rumah sakit ini menggunakan tenaga keperawatan orang asli Indonesia dari kaum terjajah. Peninggalan rumah sakit dan tenaga perawat VOC masih digunakan hingga zaman penjajahan Belanda I di tahun 1799-1811. Fasilitas kesehatan kembali mengalami perkembangan dimasa penjajahan Inggris tahun 1811-1816. Pemerintah inggris mulai menggalakan vaksin cacar, perawatan bagi tawanan dan kesehatan jiwa. Tahun 1819 setelah masa penjajahan Inggris berakhir, Indonesia kembali di jajah oleh Belanda tahun 1816-1942. Ditahun 1819 ini Prof.Dr. Reinwardt mendirikan rumah sakit yang diberi nama Stadverband di Glodok dan sempat mengalami pemindahan ke Salemba dan berubah nama menjadi Central Burgerlij ke Ziekeninrichting. Tahun 1852, bidang kesehatan di Indonesia kembali mengalami perkembangan. Dr. W.

De Bosch mendirikan sekolah dokter jiwa dan pendidikan kebidanan.

Tahun 1875, pemerintah mendirikan rumah sakit jiwa yang berlokasi di kota Bogor, Lawang dan Magelang.

Kemunduran dibidang kesehatan terjadi di jaman penjajahan Jepang tahun 1942-1945. Jaman ini masyarakat Indonesia mengalami hal-hal yang tidak manusiawi. Obat-obatan sulit didapat. Masyarakat Indonesia yang mengalami luka terpaksa menggunakan daun pisang dan pelepahnya untuk membalut luka (Lestari et al., 2018). Pada jaman kemerdekaan Indonesia, kemajuan kesehatan tidak berlangsung cepat, namun keperawatan berkembang dengan didirikannya Persatuan Perawat Nasional Indoensia (PPNI) pada tanggal 17 Maret 1974. PPNI merupakan wadah persatuan bagi seluruh perawat di Indoneisa. PPNI memiliki komitmen dalam memberikan perlindungan bagi masyarakat dan profesi (Kusumawaty et al., 2022).

(13)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 5 B. DEFINISI TEORI KEPERAWATAN

Definisi dari teori menekankan adanya variasi dibeberapa aspek yang konsisten terhadap general ide teori dalam praktik keperawatan, pendidikan, administrasi atau penelitian. Berikut beberapa definisi teori keperawatan menurut pakar:

1. Teori merupakan suatu konsep yang tersusun secara sistematik berdasarkan fenomena yang bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan atau mengontrol fenomena (Chinn& Jacobs 1987 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

2. Teori merupakan suatu gagasan atau ide yang kreatif dan teliti yang tersusun dari suatu fenomena yang bersifat tentatif, bertujuan, dan sistematik (Chinn &Kramer, 2004 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

3. Teori keperawatan merupakan kumpulan beberapa konsep yang didasarkan oleh beberapa aspek kenyataan yang berkaitan dengan keperawatan. Konsep ini bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memprediksi dan menentukan tindakan asuhan keperawatan (Meleis, 1997 dalam Smith, M. C.

& Parker, 2015).

4. Teori keperawatan suatu gagasan koheren yang bersifat induktif atau deduktif, kreatif yang berfokus pada fenomena keperawatan, memberi arti, dan membantu untuk menjelaskan aspek keperawatan dan praktiknya secara spesifik dan selektif (Silvia,1997 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

5. Teori merupakan suatu kelompok gambaran pengetahuan, idea, dan pengalaman yang dilakukan secara simbolik atau jelas untuk menjelaskan suatu fenomena yang terjadi (Watson, 1985 dalam Smith, M. C. & Parker, 2015).

6. Teori merupakan suatu kreasi hubungan antara konsep yang membentuk fenomena yang spesifik. Teori digunakan untuk menjelaskan sesuatu atau memprediksi, dan konsep yang ditawarkan mampu untuk dijelaskan sehingga dapat diuji

(14)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 6 melalui sebuah penelitian. Kategori teori keperawatan dibagi menjadi tiga yaitu grand theory, middle range theory, dan practice theory. Grand theory digunakan untuk memberikan acuan kerangka kerja struktural dan ide yang abstrak. Middle range theory digunakan untuk praktik keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena yang terjadi dalam praktik keperawatan dan populasi yang lebih spesifik. Practice theory digunakan untuk mengorientasikan suatu tindakan yang nyata dengan berfokus pada praktik klinis yang terbata pada populasi tertentu dan situasi (Jackson, 2015)

Teori keperawatan merupakan suatu gagasan atau ide yang menjelaskan tentang pengalaman, hasil observasi, menggambarkan hubungan dan hasil. Teori keperawatan sangat penting bagi ilmu keperawatan karena menjadi cerminan keprofesionalan suatu disiplin ilmu. Teori keperawatan merupakan sebuah rancangan yang diciptakan untuk memantau perkembangan ilmu pengetahuan, dan menjelaskan fenomena yang terjadi di keperawatan kedalam level yang lebih spesifik. Teori keperawatan digunakan untuk mendukung praktek keperawatan, membantu dalam membuat keputusan tentang apa yang diketahui dan apa yang dibutuhkan (Lee, 2014).

C. JENIS ATAU TINGKATAN TEORI KEPERAWATAN

Jenis atau tingkatan teori keperawatan terbagi menjadi dua yaitu berdasarkan fungsinya dan berdasarkan generalisasi isi dari teori keperawatan tersebut. Berdasarkan fungsinya teori keperawatan terbagi menjadi deskriptif, eksplanatori, prediktif, dan preskriptif.

Deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi sifat dan cara kerja sebuah disiplin ilmu. Eksplanatori digunakan untuk mengetahui atau menganalisis bagaimana sikap dan keyakinan mempengaruhi atau berhubungan dengan sebuah disiplin ilmu. Prediktif digunakan untuk menghitung hubungan sifat yang muncul dan bagaimana mereka bisa

(15)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 7 muncul. Preskriptif digunakan untuk mengidentifikasi kondisi dimana hubungan terjadi.

Berdasarkan generalisasi isi teori dibedakan menjadi empat tingkatan atau jenis yaitu metatheory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Metatheory merupakan teori yang berisikan kumpulan teori, untuk mengidentifikasi fenomena yang terjadi melalui konsep teori yang abstrak. Grand theorymerupakan teori yang digunakan untuk memberikan acuan kerangka kerja struktural yang abstrak, ide, prinsip utama disiplin ilmu yang bisa diidentifikasi.Middle range theory merupakan teori yang digunakan untuk praktik keperawatan dan menjelaskan tentang fenomena yang terjadi dalam praktik keperawatan dan populasi yang lebih spesifik.

Teori middle range theory berisikan teori yang lebih ringkas, mudah dipahami dan digunakan untuk menganalisis situasi tertentu dengan jumlah variable yang terbatas. Practice theory digunakan untuk mengeksplorasi dan mengorientasikan suatu tindakkan yang nyata dengan berfokus pada praktik klinis yang terbatas pada populasi tertentu dan situasi ((Jackson, 2015; Lee, 2014).

1. Philosophical Theory / Metatheory

Filosofi bersifat abstrak yang menunjukkan keyakinan dasar disiplin keperawatan dalam memandang manusia sebagai makhluk biologis dan respon manusia dalam keadaan sehat dan sakit, serta berfokus kepada respons mereka terhadap suatu situasi. Filosofi belum dapat diaplikasikan langsung dalam praktik keperawatan, sehingga perlu dijabarkan dan dibuat dalam bentuk yang lebih konkrit (less abstrak) yang dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk paradigma keperawatan.

Filosofi adalah teoritis beberapa kegiatan yang menunjukkan satu atau lebih konsep-konsep metaparadigma (manusia, lingkungan, sehat, dan keperawatan) dan sebuah filosofi ilmiah. Filosofi dapat dikatakan sebagai metatheory yaitu tingkatan yang paling abstrak dari semua level teori.

(16)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 8 Metatheory memiliki karakteristik yaitu untuk memprediksi, menjelaskan, memahami tentang fenomena keperawatan melalui proses analisa, menjelaskan alasan, dan pendapat-pendapat logis.

Selain itu, metatheory memiliki karakteristik sebagai pandangan awal/asumsi dasar tentang pengembangan pengetahuan dengan memberikan panduan atau membentuk dasar dari pengembangan tersebut. Fungsi metatheory adalah ringkasan pemikiran, misi sosial suatu disiplin ilmu (Lestari et al., 2018). Teori ini juga digunakan untuk menjawab pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan dengan cara :

a. Mengidentifikasi mengenai tujuan dan macam teori yang diperlukan dalam keperawatan

b. Mengembangkan dan menganalisa metode yang digunakan dalam teori keperawatan

c. Menentukan kriteria yang digunakan dalam mengevaluasi teori keperawatan yang ada

Metatheory adalah teori dengan level tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta” yang berarti perubahan pada posisi, yakni pada level tertinggi atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran. Metatheory memberikan panduan bagaiman cara menggeneralisasi, menggunakan dan menguji teori, tapi tidak bisa diberlakukan terhadap dirinya sendiri (McKenna, 2006). Melalui studi, penalaran, dan argumentasi logis, filsafat keperawatan menetapkan makna fenomena keperawatan. Pengetahuan keperawatan menjadi berorientasi (disiplin) dengan filosofi, yang berfungsi sebagai landasan pemahaman akademik, profesional, dan teoritis (Wijaya et al., 2022).

2. Grand Theory

Grand theory merupakan merupakan teori yang cakupannya lebih luas dan kompleks, dari pada filosofi yang terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang mendefinisikan perspektif praktek

(17)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 9 keperawatan dan melibatkan perbedaan cara dalam melihatmfenomena keperawatan, memuat konsep yang menggabungkan teoriteori dengan cakupan lebih kecil (Alligood, 2014). Grand Nursing Theory didalamnya memuat konsep-konsep sumatif yang menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil (Alligood, 2017).

Jika dilihat dari definisinya dapat disimpulkan bahwa grand teori merupakan turunan dari filosofi teori. Salah satu contoh yang dapat dianalisa yaitu teori dari Martha E. Rogers. Beliau menyatakan bahwa manusia merupakan suatu bentuk energy yang bergerak dan terintegrasi dengan lingkungan. Hal tersebut jika ditelaah lebih lanjut merupakan hasil penjabaran dari teori Florence Nightingale.

Florence menjelaskan dalam teorinya bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan semua organisme yang dapat berpengaruh juga pada kemampuan mencegah, menekan terjadinya penyakit atau kematian. Florence yang menjelaskan bahwa lingkungan berpengaruh terhadap kehidupan, oleh Martha E. Rogers diturunkan dengan menjabarkan bahwa manusia terintegrasi dengan lingkungan yang artinya manusia juga berpengaruh terhadap lingkungan (Zborowsky, 2014).

3. Middle Range Theory

Middle Range Theory merupakan pengembangan ketiga dari suatu teori keperawatan. Middle Range Theory merupakan serangkaian konsep yang berhubungan dengan fokus pada dimensi terbatas pada realitas keperawatan dan dapat digambarkan dalam suatu model.

Sehingga Middle Range Theory dapat menggambarkan sebuah fenomena, memprediksi dampak dari suatu fenomena lain, dan dapat digunakan untuk mengontrol dimensi yang terbatas dalam keperawatan. Middle Range Theory memiliki kriteria, lingkup, tingkat abstraksi, dan kestabilan penerimaan secara luas.

(18)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 10 Middle Range Theory relatif baru dalam ilmu keperawatan dan teori ini berguna untuk praktik dan penelitian keperawatan. Peran utama Middle Range Theory adalah mendefiniskan atau menghaluskan substansi ilmu dan praktik keperawatan. Hal tersebut sangat penting bagi perawat praktisioner dan perawat pendidik yang secara terus menerus membangun pengetahuan untuk disiplin keperawatan.

Middle Range Theory juga merupakan turunan dari grand theory atau teori-teorI lain diluar disiplin ilmu keperawatan. Contohnya adalah teori yang dikembangkan oleh Ramona T. Mercer, yang mengembangkan teori tentang pencapaian maternal yang merupakan interaksi antara ibu dan anaknya. Hal tersebut lebih condong kearah perilaku yang merupakan turunan atau perkembangan dari salah teori dari tokoh grand teory yaitu Dorothy E. Jhonson yang mengembangkan model system perilaku, meskipun dengan memodifikasinya dengan dengan teory dari disiplin ilmu lain seperti teori psikologi (teori perkembangan dan teori peran).

Disampingitu Merecer juga mengadaptasi dari teori psikologi (teori peran & teori perkembangan)(Alligood, 2014).

4. Practice Theory

Tingkatan teori yang paling akhir pada level teori adalah Practice Theory yang digunakan dalam proses keperawatan pada pasien.

Practice Theory merupakan tingkatan teori yang tidak formal dan bersifat sementara dibandingkan dengan tingkatan teori lainnya dan sangat terbatas dalam hal waktu serta lingkup aplikasinya (Higgins &

Moore, 2004). Ada beberapa karakteristik yang mencirikan Practice Theory, yaitu :

a. Digunakan untuk intervensi keperawatan psikomotor atau aspek komunikasi seperti konseling dan edukasi

b. Berasal dari grand atau middle theory atau berasal dari beberapa penelitian yang mendeskripsikan, menjelaskan, dan menentukan intervensi keperawatan

(19)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 11 c. Mengkombinasikan beberapa prinsip dan arahan untuk

digunakan dalam praktik dan sering kali berperan dalam pengujian sebuah teori.

Wald dan Leonard (1964) merupakan tokoh pertama yang memperkenalkan dan mengemukakan practice theories sebagai teori yang memandu tindakan keperawatan. Mereka mengatakan bahwa teori harus berasal dari praktik, digunakan dan ditujikan didalam praktik, serta memiliki causal hypotheses. Artinya, melalui practice theory, perawat memiliki kemampuan untuk mengetahui apa yang akan terjadi atas tindakan yang dilakukan, sehingga perawat akan lebih jauh dari tindakan yang hanya mampu menjelaskan atau memprediksi fenomena. Oleh sebab itu, practice theory merupakan teori yang mengatur intervensi klinik dari praktik keperawatan (McKenna, 2006; Wijaya et al., 2022). Hal tersebut di atas selaras dengan pendapat (McEwan & Wills, 2021) yang menyatakan bahwa sumber utama practice theory berasal dari pengalaman praktik keperawatan, yang didapatkan melalui wawancara maupun melalui hasil penelitian terkait masalah keperawatan. Akan tetapi level teori ini biasanya terbatas pada populasi maupun area praktik keperawatan tertentu dan sering memakai pengetahuan dari disiplin lainnya.

(20)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 12 BAGIAN 2

PARADIGMA KEPERAWATAN

A. PENGERTIAN PARADIGMA

Paradigma merupakan pola pikir yang berakar pada filsafat atau teori tertentu yang dianut pemikirnya. Paradigma itu sendiri berupaya menjelaskan hakekat suatu fenomena, apa sesuatu itu, mengapa sesuatu itu seperti itu, darimana kita mulai, dan kemana kita pergi?

Setiap paradigm baru menawarkan sesuatu yang lebih baru. Apa kemampuan yang dituntut dari kita untuk memahami kemampuan itu? Perubahan perubahannya?

Paradigma merupakan instrumen para pakar mengabtrasikan realita suatu tata pikir bagaimana melihat fenomena masalah dalam bentuk obyek pengamatan dan variabel variabel yang mempengaruhinya. Dengan demikian arah suatu paradigma diturunkan dari filsafatnya. Penafsiran atas suatu obyek kajian dimulai dari jawaban acuan tersebut atas hakekat sesuatu yang dikaji.

Di dalam suatu ilmu, paradigma itu merupakan suatu tata pikir sebagai jabaran atas persoalan dasar. Idealnya suatu paradigma mengoperasioanalkan logika filsafat yang diacu dalam perpektif latar, masalah, asumsi, pendekatan, metodologi, data hipotesis, uji hipotesis.

Paradigma Keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap fenomeba yang ada dalam keperawatan.

Paradigma keperawatan adalah cara pandangan secara global atau yang dianut atau dipakai oleh mayoritas kelompok keperawatan atau menghubungkan berbagai nerbagai teori yang membentuk

(21)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 13 suatu susunan yang mengatur hubungan diantara teori guna mengembangkan model konseptual dan teori-teori keperawatan sebagai kerangka kerja keperawatan (Budiana, 2016).

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara melihat kita melihat, memikirkan, memberi makna. Menyikapidan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.

Paradigma keperawatan sangat membantu perawat menyikapi dan menyelesaikan atau mencari solusi dari berbagai persoalan yang muncul di ruang lingkup keperawatan, seperti aspek pendidikan, pelayanan keperawatan, praktik keperawatan di fasilitas pelayanan kesehatan, dan permasalahan di organisasi perawat (Gaffar, 2006).

B. FUNGSI PARADIGMA

Dari penjelasan diatas, adapun fungsi Paradigma Keperawatan adalah :

1. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktik dn organisasi profesi.

2. Membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan.

Sedangkan, yang termasuk komponen paradigma keperawatan yaitu menurut Budiana (2016):

1. Manusia atau klien sebagai penerimaan asuhan keperawatan (individu, keluarga, kelompok dan masyarakat)

2. Keperawatan atribut, karakteristik dan tindakan dari perawat yang memberikan asuhan bersama sama dengan klien.

3. Kesehatan (sehat-sakit) meliputi derajat kesehatan dan kesejahteraan klien.

4. Lingkungan adalah keadaan internal dan eksternal yang mempengaruhi klien. Hal ini meliputi lingkungan fisik.

(22)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 14 C. KOMPONEN PARADIGMA KEPERAWATAN

Dari berbagai referensi yang ada paradigma keperawatan memiliki empat (4) komponen, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. Semua komponen ini sangat penting, memiliki kedudukan yang sama tidak ada yang lebih dominan. Jadi jika salah satu komponen tersebut ada masalah dapat di simpulkan akan menimbulkan dampak tertentu.

Gambar 2.1 Paradigma Keperawatan

Dari gambar di atas dapat dijelaskan masing masing komponen sebagai berikut :

1. Manusia

Menurut Bastomi, 2018 manusia merupakan makhluk yang paling sempurna sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia memiliki sifat, karakteristik dan berespon terhadap stimulus yang diberikan tentunya akan berbeda dalam meresponnya. Manusia dalam mempertahankan hidupnya memerlukan berbagai dukungan sistem, yang terdiri dari subsistem (sistem organ) dan suprasistem (keluarga, masyarakat dan sosial budaya).

Bila kita mengamati secara cermat seluruh aspek hidup manusia, dapat digolongkan kedalam 4 aspek utama yaitu fisik, mental, sosial dan spiritual.

(23)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 15 Pertama, aspek fisik berkaitan dengan bagian yang tampak dari manusia. Aspek ini terutama mengacu pada hubungan manusia dengan bagian luar dirinya. Dengan aspek fisik ini manusia dapat dilihat, disentuh dan diukur.

Kedua, aspek ini berkaitan dengan pikiran, emosi dan kepribadian manusia. Aspek mental ini berkaitan dengan cipta, ras, karsa, motivasi, dan integrasi manusia. Selanjutnya aspek mental mengacu pada hubungan seseorang dengan bagian dalam dirinya (jiwa).

Sesungguhnya aspek ini tidak tampak, karena tidak bisa diraba, disentuh dan diraba, apalagi diukur. Aspek mental memampukan manusia berhubungan dengan diri sendiri dan lingkungan secara utuh, membuat jarak (distansi), membedakan diri dan bahkan dengan dirinya sendiri.

Ketiga, aspek sosial berkaitan dengan keberadaan manusia yang tidak mungkin berdiri sendiri. Manusia harus dilihat dalam hubungannya dengan pihak luar secara horizontal, yakti dunia sekelilingnya.

Manusia selalu hidup dalam interelasi dan interaksi yang berkesinambungan. Manusia tidak dapat tumbuh tanpa relasi dan interaksi. Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan dalam dirinya dan lingkungan luar baik keluarga, kelompok maupun komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus mengembangkan stategi koping yang efektif agar mampu beradaptasi (Basuki, 2005).

Keempat, aspek spiritual berhubungan dengan jatidiri manusia.

Manusia secara vertikal berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam hal ini manusia berhungan dengan sesuatu yang berada jauh diluar jangkaunnya. Aspek ini tidak tampak.

2. Keperawatan

Konsep keperawatan dikembangkan dari paradigma keperawatan yang disepakati sebagai bentuk pelayanan professional yang merupakan kajian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan

(24)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 16 pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk perawatan biopsikososialkulturalspiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas, baik sakit maupun sehat mencakup seluruh kehidupan manusia. Asuhan keperawatan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari hari secara mandiri. Sebagai suatu profesi, keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan yang dilakukan. Kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic yang diartikan menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia. Keperawatan juga dapat diartikan bersifat universal dalam arti tidak membedakan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status ekonomi maupun aliran politik.

Metaparadigma keperawatan, perawat tidak hanya harus memahami ilmu dan fisiologi penyakit ketika merawat pasien, tetapi juga harus benar-benar peduli pada kesejahteraan pasien. Kasih sayang dan empati harus menjadi kualitas dalam diri seorang perawat dan dia harus mampu mengesampingkan penilaian pribadi, terlepas dari hal-hal seperti ras, agama atau status sosial ekonomi, perawat meluangkan waktu untuk menunjukkan prosedur dan mengajar pasien untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Perawat tidak hanya mengobati penyakit yang ada, tetapi mengambil inisiatif untuk melakukan semua yang mereka bisa untuk mencegah penyakit lebih lanjut. (Branch et al., 2016)

3. Kesehatan

Sehat dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam menggerakkan sumber daya baik fisik, mental maupun spiritual, untuk pemeliharaan dan keuntungan dirinya sendiri. World Health Organization (WHO) merumuskan sehat dalam arti kata yang luas,

(25)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 17 yaitu keadaan yang sempurna baik fisik, mental maupun sosial, tidak hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan/ cacat. Salah satu ukuran yang dipakai untuk mengukur tingkat atau status kesahatan adalah rentang sehat sakit. Rentang sehat sakit merupakan skala hipotesa seseorang yang berjenjang untuk mengukur keadaan seseorang berada pada skala yang bersifat dinamis, individulis dan tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.

Menurut model ini, keadaan sehat selalu berubah secara konstan dimana rentang sehat sakit berada diantara dua kutub yaitu sehat optimal dan kematian. Apabila status kesehatan kita bergerak kearah kematian kita berada pada kondisi area sakit (illness area), tetapi apabila status kesehatan kita bergerak kearah sehat maka kita berada dalam area sehat (wellness area).

Sehat yang Sehat Normal Sakit Kematian optimal

Gambar 2.2 Rentang Sehat Sakit

4. Lingkungan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lingkungan adalah suatu kawasan yang terdapat di dalamnya. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan manusia, meliputi lingkungan sosial, status ekonomi, dan kesehatan. Pendapat lain menurut Iskandar, 2018 lingkungan termasuk faktor yang mempengaruhi kesehatan manusia, baik faktor dari internal maupun dari eksternal. Lingkungan internal meliputi aspek genetika, struktur dan fungsi tubuh, serta psikologis. Sedangkan lingkungan eksternal meliputi lingkungan sekitar manusia, baik lingkungan fisik, biologi, sosial, kultural dan juga spiritual. Lingkungan internal dan eksternal

(26)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 18 akan mempengaruhi sikap dan perilaku manusia termasuk persepsinya tentang sehat sakit, cara-cara memelihara dan mempertahankan kesehatan serta menanggulangi penyakit. Secara nyata, lingkungan merupakan faktor penting yang mempengaruhi kesehatan dimana apabila lingkungan itu kotor maka kesehatan manusia akan terganggu sehingga manusiaa perlu merawat dirinya atau membutuhkan perawatan diri orang lain.

(27)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 19 BAGIAN 3

TEORI MODEL ABRAHAM MASLOW

A. DASAR EVIDENCE KEBUTUHAN MANUSIA DARI MASLOW Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kebutuhan dasar sebagai suatu keseimbangan. Kebutuhan ini akan menimbulkan perilaku manusia untuk memenuhinya. Kebutuhan dasar manusia merupakan dorongan yang akan dipenuhi baik kebutuhan fisiologi, biologi, sosial dan spiritual. Kebutuhan ini pada dasarnya sama pada manusia dan sifatnya terus menerus. Kebutuhan dasar tersebut berbentuk pyramid yang artinya semakin dasar kebutuhan seseoarang semakin urgen untuk dipenuhi.

Abraham Maslow adalah seorang psikologi yang sejak tahun 1943 telah mengembangkan teori motivasi.Teori Hirarki kebutuhan Maslow merupakan teori motivasi dalam psikologi yang terdiri dari model kebutuhan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial mempunya “berkeinginan” dan keinginan ini menimbulkan kebutuhan. Kebutuhan ini bertingkat dari bersifat mendasar sampai dengan sampai meningkat, dan terus menerus. Apabila kebutuhan yang mendasar telah terpenuhi maka akan menimbullkan keinginan atau kebutuhan yang lebih meningkat lagi dan sampai terpenuhi kebutuhan puncak. Kebutuhan dasar dibutuhkan manusia untuk mempertahankan keseimbangan fisioogis, psikologis, sosial dan spiritual untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan. Apabila kebutuhan dasar tidak terpenuhi maka seseorang akan terganggu kelangsungann hidupnya. Kebutuhan dasar manusia adalah unsur mendasar yang dibutuhkan oleh setiap orang dalam memepertahankan keseimbangan fisiologis dan psikologis. Manusia sebagai mahluk sosial memiliki kebutuhan dasar sebagai suatu keseimbangan. Kebutuhan ini akan menimbulkan perilaku manusia

(28)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 20 untuk memenuhinya. Kebutuhan ini pada dasarnya sama pada manusia dan sifatnya terus menerus dan semakin dasar kebutuhan seseoarang semakin urgen untuk dipenuhi.

Hierarki kebutuhan Dasar Manusia yang dikemukakan Maslow adalah teori motivasi yang mengurutkan kebutuhan individu menurut persepsinya. Kebutuha dasar Ini divisualisasikan sebagai piramida, dengan kebutuhan yang lebih mendasar berada paling bawah sedangkan yang tidak terlalu mendasar berada mengerucut di puncak. Tipikal manusia adalah termotivasi untuk memenuhi kebutuhan yang lebih dasar sebelum memuaskan memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi, meskipun secara eksternal setiap orang memiliki kebutuhan yang berbeda, kondisi ini bisa dirasakan pada saat pandemic covid 19. Apabila kebutuhan dasar tidak sesuai dengan pyramid akan dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan fisik dan psikologis (Gupta & Kale, 2022).

Teori Abraham Maslow, 1943; terkenal dengan “teori motivasi manusia” untuk pertama kali diusulkan dalam teks, dibagi menjadi lima, kategori yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, sosial kebutuhan, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan realisasi diri disusun secara berurutan dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi. (Liu et al., 2022). Hirarki kebutuhan Maslow, dalam prkteknya untuk memenuhi kebutuhan disetiap tingkatan dapat fleksibel dan lebih keseimbangan manusia. Ini berarti bahwa setiap kebutuhan dapat dikaitkan dengan banyak kebutuhan lain meskipun pengaturan mereka dalam hirarki. Misalnya, ketika kesehatan fisik individu memburuk, kemampuan mereka untuk mempertahankan lingkaran sosial dan akses ke faktor pelindung lainnya juga akan memburuk, dan dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental.

(29)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 21 Maslow mengemukakan konsep dasar dari hasil peneitiannya tentang kebutuhan, motivasi, dan perilaku, yang dirangkum dalam delapan prinsip sebagai kunci yaitu:

1. Perilaku manusia dimotivasi: yaitu perilaku tidak dapat dijelaskan hanya sebagai reaksi terhadap peristiwa dan kondisi eksternal.

2. Motivasi seseorang didorong oleh kebutuhannya sehingga Individu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya dan menghindari ketidakpuasan kebutuhan.

3. Keanekaragaman perilaku yang luas dapat dijelaskan dengan seperangkat kebutuhan dasar yang relatif kecil.

4. Kebutuhan mendasar adalah bawaan sejak lahir dan universal;

mereka berlaku untuk semua manusia lintas usia dan budaya.

5. Agar manusia dapat bertahan hidup, berfungsi, dan berkembang, semua kebutuhan harus dipenuhi, setidaknya sampai taraf tertentu.

6. Hanya kebutuhan yang belum terpuaskan yang memotivasi perilaku, akan tetapi ketika kebutuhan sudah terpuaskan, berhenti menjadi motivator.

7. Kebutuhan diatur dalam hierarki, ditangani secara berurutan, dari dasar hingga kompleks.

8. Ketika kebutuhan tingkat rendah terpenuhi, ini akan mendorong aktivasi memenuhi kebutuhan tingkat berikutnya. Kebutuhan tingkat yang lebih tinggi atau diatasnya tidak dapat dipenuhi apabila kebutuhan tingkat dasar belum terpenuhi.

B. HIRARKI MASLOW

Maslow berpendapat bahwa kebutuhan bertahan hidup harus dipenuhi sebeum individu dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi. Kebutuhan yang lebih tinggi menjadi semakin bersifat psikologis dan jangka panjang dari pada kebutuhan fisiologis.

(30)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 22 Inti dari teori motivasi Maslow adalah hierarki kebutuhannya, sering divisualisasikan sebagai piramida pada Gambar 1. . Hierarki mencakup lima kategori, dimulai dengan kebutuhan fisiologis di dasar, bergerak ke atas ke kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri (atau ego), dan terakhir, kebutuhan aktualisasi diri.

Gambar 3.1 Hierarkhi kebutuhan dasar manusia

Kategori setiap kebutuhan sebagai berikut (Desmet & Fokkinga, 2020)

1. Physiological Needs : Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar setiap individu sebagai kebutuhan tubuh untuk bertahan hidup, seperti kebutuhan air, oksigen, makanan, dan tidur.

Secara umum, kebutuhan fisiologis memengaruhi perilaku melalui keinginan atau keinginan pribadi.

2. Security Needs : Kebutuhan keamanan bersifat psikologis, seperti kebutuhan akan lingkungan keluarga yang aman, pekerjaan tetap, lingkungan yang aman, dan situasi keuangan yang stabil.

3. Social Needs : Kebutuhan sosial meliputi kebutuhan akan rasa memiliki, cinta, keintiman, dan kasih sayang Hubungan dengan teman, pasangan romantis, dan keluarga memenuhi kebutuhan ini, seperti halnya keterlibatan dalam komunitas dan kelompok sosial atau agama.

(31)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 23 4. Estem Needs : Kebutuhan penghargaan dibagi menjadi dua

kategori. Yang pertama berisi kebutuhan akan validasi dari orang lain, seperti kebutuhan akan status, rasa hormat, pengakuan, dan reputasi. Yang kedua mencakup kebutuhan akan evaluasi diri yang positif, seperti kebutuhan akan kompetensi, kepercayaan pada kemampuan, prestasi, dan penguasaan keterampilan.

5. Self actualization Needs : Setelah semua kebutuhan sebelumnya telah terpenuhi, seorang individu dapat mengarahkan fokusnya pada kebutuhan-kebutuhan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri (atau ego), dan akhirnya, self-Maslow mengusulkan bahwa manusia harus memenuhi kebutuhan biologis mereka untuk kebutuhan pertumbuhan pribadi. , kreativitas, moralitas, dan pembuatan makna diri pribadi.

Gambar 3.2 Kebutuhan manusia secara Hirarkhi

Yang pertama adalah Kebutuhan fisiologi : Kebutuhan kita yang paling mendasar adalah keberlangsungan hidup fisik, dan ini hal utama yang memotivasi perilaku kita untuk memenuhinya yaitu:

sandang, pangan dan papan (pakaian, makanan, oksigen,

(32)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 24 perumahan, seksual Setelah kebutuhan fisiologis ini terpenuhi baru memotivasi kebutuhan yang llebih diatasnya. Tetapi apabila kebutuhan fiiologis ini belum terpenuhi maka secara relative belum menuntut untuk dipenuhi.

Yang kedua Kebutuhan Keamanan: kebutuhan dimana orang ingin merasakan ketentraman, keamanan dalam hidup mereka. Rentang rasa keamanan sangat luas, dari keamanan alam, biologi, kecelakaan, pencurian, penyakit,, keamanan bekerja. Kehidupan keamanan, kenyamanan dapat dipenuhi oleh keluarga dan masyarakat, seperti memperoleh perawatan kesehatan, bersekolah, bisnis, perlindungan dari polisi.

Kebutuhan cinta dan rasa memiliki sebagai kebutuhan ke tiga : sebagai kebutuhan emosional manusia dalam menjalankan hubungan interpersonal, berafiliasi, keterhubungan serta diakui dalam hubungan komunitas atau kelompok. Misalnya kebutuhan akan persahabatan, keintiman, kepercayaan, memberikan kasih sayang dan cinta. Sebagai makhuk sosial kebutuhan cinta dan rasa dimilik serta memiliki dapat dicapai dengan afiliasi atau bersosialisasi dengan orang lain, antara lain:

1. Kebutuhan akan perasaan diterimaoleh orang lain dilingkungan tempat tinggal serta tempat kerja.. Kita bisa melihat disaat kondisi pandemic Covid 19 , dimana anak- anak sangat tergantung kepada keluarga.

2. Kebutuhan akan perasaan dihormati karena setiap orang adalah berharga dan setiap orang merasa dirinya dipentingkan.

3. Kebutuhan akan perasaan “ diikut sertakan” atau berpartisipasi.

Setiap orang dan setiap karyawan. Keikut sertaan seseorang atau karyawan dapat dalam bentuk pendapat, ide, saran saran.

4. Kebutuhan Penghargaan adalah tingkat keempat yang mencakup harga diri, prestasi, dan rasa hormat. Maslow memilah kebutuhan harga diri menjadi dua bagian yaitu: Yanng pertama adalah penghargaan pada diri sendiri seperti: martabat,

(33)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 25 prestasi, kemandirian, Yang kedua adalah keinginan akan reputasi atau rasa hormat dri orang lain misalnya prestise.

5. Kebutuhan kelima adalah Aktualisasi diri merupajkan tingkat tertinggi dalam hirarkhi Maslow, ini mengacu pada realisasi potensi seseorang, pemenuhan pertumbuhan pribadi dan pengalaman puncak. Di posisi ini seseorang digambarkan sebagai keinginan untuk mencapai segala sesuatu yang dapat dilakukan.

Kebutuhan aktualisasi diri juga berhubungan dengan keinginan untuk mewujudkan bakat, mencri pertumbuhan dan pengalaman serta untuk menjadi segala sesuatu yang diinginkan.

Maslow tidak percaya bahwa banyak dari kita dapat mencapai aktualisasi diri yang sebenarnya, akan tetapi dia percaya bahwa kita semua dapat mengalami saat-saat sementara atau dikenal sebagai pengalan puncak (aktualisasi diri). Momen seperti ini terkait dengan peristiwa istimewa secara pribadi seperti lahirnya seorang anak dipasangan baru, prestasi olah raga, keberhasilan ujian, walaupun sulit dicapai dan dipertahankan sebagai konsisten.

Dari konsep diatas dapat diambil rangkuman bawa individu dimotivasi oleh hirarki kebutuhan, dimana kebutuhanyang lebih unggul atau lebih mendasar akan dipenuhi terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan yang lebih diatasnya. Pemenuhan kebutuhan dalan pelaksanaannya bersifat fleksibel berdasarkan kondidi eksternal pada perbedaan individu. Dan sebagai besar pemenuhan kebutuhan bersifat multimotivasi, yaitu diperlukan dan dipenuhi secara bersamaan oleh lebih ddari satu kebutuhan.

C. PERLUASAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

Maslow mengembangkan kebutuhan dasar manusia dari model lima tahap menjadi 8 hirarki sebagai berikut;

(34)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 26 1. Kebutuhan biologi dan fisiologi: meliputi udara, makanan,

minuman, tempat berlindung, kehangata, seksual, tidur dan lain sebagainya.

2. Kebutuhan Keamanan : yaitu perlindungan dari berbagai elemen, keamanan, ketertiban, hukum, bebas dari rasa takut.

3. Kebutuhan cinta dan rasa memiliki : meliputi persahabatan, kepercayaan, penerimaan, memberi kasih saying dan cinta.

Berkumpul bersama keluarga dan juga menjadi suatu bagian dalam kelompok.

4. Kebutuhan harga diri : Maslow mengelompokkan ke dalam dua kategori: harga diri seperti martabat, prestasi, penguasaan, kemandirian) dan kebutuhan untuk diterima dan dihargai oleh orang lain seperti: prestise, status dimasyarakat.

5. Kebutuhan Kognitif : merupakan kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman, rasa ingin tahu, eksplorasi, kebutuhan akan makna serta predikat positip.

6. Kebutuhan estetika : melalui apresiasi dan kebutuhan keindahan, kecantikan, keeimbangan, kebanggaan bentuk tubuh.

7. Kebutuhan aktualisasi diri : yaitu dengan menyadari potensi pribadi, pemenuhan diri, pengembangan diri dan pengalaman puncak.

8. Kebutuhan transendensi : seseorang dimotivasi oleh nilai-nilai yang melampaui diri pribadi seperti pengalaman indigo, memiliki indra ke 6, pengalaman tertentu dengan alam semesta, pengalaman estetis, pengejaran ilmu pengetahuan, keyakinan agama dan lain sebagainya.

(35)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 27 Gambar 3.3 Delapan hirarki Maslow

(36)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 28 BAGIAN 4

TEORI MODEL KEPERAWATAN LEININGER

A. DEFINISI KEPERAWATAN

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan dalam bentuk biopsikososiokultural yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga, masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan.

B. DEFINISI KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Ada beberapa pengertian keperawatan transkultural yaitu:

1. Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi perbandingan tentang perbedaan budaya.

2. Keperawatan transkultural adalah ilmu dan kiat yang humanis yang difokuskan pada perilaku individu atau kelompok.

3. Keperawatan transkultural merupakan proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat dan sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya.

C. KONSEP DASAR KEPERAWATAN TRANSKULTURAL

Perawat menurut konsep Keperawatan Transkultural, perlu meyakini bahwa setiap individu merupakan makhluk yang holistik dan unik yang berbeda antara pasien yang satu dengan lainnya. Perbedaan dapat disebabkan karena nilai dan norma yang dianut tiap individu dalam keluarga. Perawat menggunakan dirinya sendiri secara terapeutik untuk memberikan stimulus yang konstruktif kepada klien

(37)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 29 dalam pelayanan keperawatan, seperti dijelaskan pada gambar 1 berikut.

Gambar 4.1 Konsep Dasar Transkultural Nursing

Adanya perbedaan value/ nilai dan norma yang dimiliki setiap individu dalam keluarga dengan budaya yang berbeda, menyebabkan setiap klien memerlukan perbedaan dalam asuhan keperawatan yang diterimanya. Keunikan inilah memerlukan kompetensi kultur yang berbeda juga dari perawat yang memberikan pelayanan keperawatan. Asuhan keperawatan trankcultural mengedepankan humanis dengan konsep memanusiakan manusia dan pemberian asuhan keperawatan secara holistik (bio psiko sosio spiritual dan kultural)

D. KOMPETENSI KULTUR

Kompetensi kultur merupakan seperangkat perilaku yang saling melengkapi dalam sistem kehidupan sehingga memungkinkan untuk berinteraksi secara efektif dalam berhubungan antar budaya.

Kompetensi kultur juga merupakan kemampuan dan sistem nilai yang dimiliki individu dalam berespon secara efektif terhadap semua

(38)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 30 kultur yang dihadapi, kelompok kelas kehidupan, ras, latar belakang etnik dan agama, memahami perbedaan dan kesamaan sistem nilai yang dianut. Memahami dan menghormati perbedaan antara klien dengan sistem nilai yang dianut, harapan, pengalaman menerima pelayanan kesehatan.

Perawat perlu mencermati praktik keperawatan berbasis budaya.

Asuhan keperawatan yang berbasis kompetensi budaya memungkinkan perawat sebagai petugas kesehatan mengelola secara utuh elemen pelayanan kesehatan, termasuk mengelola hambatan.

Perawat idealnya memiliki kompetensi budaya sehingga asuhan keperawatan yang diberikan efektif dan bersifat humanis. Hal ini dijelaskan seperti gambar 2 berikut.

Gambar 4.2 Kompetensi kultur

Kompetensi perawat dalam asuhan keperawatan trankultural, diperoleh dari kesadaran adanya budaya (cultural awareness), yang diikuti dengan diperlukannya pengetahuan terkait apa itu budaya (cultural knowledge) dan bagaimana budaya tersebut diterapkan

(39)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 31 dalam kehidupan sehati hari perawat (cultural skill). Perawat akan dapat memilah mana yang sesuai dengan budaya klien dalam praktik asuhan keperawatan, dilakukan melalui perjumpaan antara budaya yang berbeda (cultural encounter).

E. KONSEP BUDAYA 1. Pengertian Budaya

a. Merupakan keyakinan dan perilaku yang diturunkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya.

b. Sesuatu yang kompleks yg mengandung pengetahuan, keyakinan, seni, moral, hukum, kebiasaan dan kecakapan lain yang merupakan kebiasaan manusia sebagai anggota komunitas setempat (Andrew & Boyle, 1995).

c. Rencana untuk melakukan kegiatan tertentu (leininger, 1991).

d. Nilai nilai, norma yang diyakini oleh individu atau kelompok yang mendasari suatu tindakan (Leininger, 1991

2. Klasifikasi Budaya

Budaya diklasifikasikan berdasarkan:

a. Budaya materiil yaitu budaya yang berupa objek (pakaian, seni, benda kepercayaan, makanan)

b. Budaya non materiil yaitu budaya berupa kepercayaan, kebiasaan, Bahasa

F. ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL (MODEL LEININGER)

1. Konsep Budaya menurut Leininger (1991)

a. Budaya adalah pengalaman yang bersifat universal sehingga tidak ada dua budaya yang sama persis.

(40)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 32 b. Budaya bersifat stabil tetapi juga dinamis karena budaya

diturunkan kepada generasi berikut sehingga mengalami perubahan.

c. Budaya ditentukan oleh kehidupan manusianya sendiri tanpa disadari

2. Jenis budaya menurut Leininger (1991)

a. Etno caring: budaya yang diturunkan oleh orang tuanya b. Professional caring : budaya yang dipelajari melalui formal Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada klien yang dirawat, memiliki budaya professional caring, yang dipelajari selama mengikuti pendidikan keperawatan. Nilai dan norma yang diyakini oleh perawat untuk melaksanakan asuhan keperawatan. Proses keperawatan merupakan salah satu bentuk budaya perawat dalam melakukan asuhan keperawatan kepada setiap klien yang dirawat di Rumah Sakit. Perawat memiliki budaya etnocaring yang diperoleh selama berinteraksi diengan keluarga sendiri (contohnya: kebiasaan saling memuji, kebiasaan sarapan, kebiasaan minum susu dan sebagainya)

3. Tujuan Penggunaan Transkultural Nursing menurut Leininger (1991)

Tujuan dari keperawatan transkultural yaitu untuk mengembangkan sains dan pohon keilmuan yang humanis sehingga tercipta praktik keperawatan pada kultur yang spesifik dan universal. Kultur yang spesifik adalah kultur dengan nilai nilai dan norma spesifik yang tidak dimiliki oleh kelompok lain (contoh: bahasa suku dayak di kalimantan, bahasa suku asmat di Irian dan sebagainya). Kultur yang universal adalah nilai atau norma yang diyakini dan dilakukan hampir semua kultur (contoh: budaya minum teh untuk membuat tubuh segar, budaya berolahraga agar dapat sehat dan cantik).

(41)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 33 4. Paradigma transcultural nursing menurut Leininger (1991) Paradigma keperawatan adalah cara pandang, keyakinan, nilai-nilai dan konsep-konsep dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya, meliputu 4 konsep sentral yaitu (Tomey, AM & Alligood, MR, 2006 : Leininger, 1991).

a. Manusia

Manusia menurut teori model keperawatan Transklutural (Leininger) adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai- nilai dan norma-norma yg diyakini berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan tindakan (Giger & Davidhizar, 1995 ; Andrew & Boyle, 1995). Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat dan dimanapun dia berada (Leininger, 1991: Sagar, 2014). Klien yang dirawat di Rumah Sakit harus belajar budaya baru, yaitu budaya Rumah Sakit selain membawa budayanya sendiri. Klien harus secara aktif memilih budaya dari lingkungan termasuk dari perawat dan semua pengunjung di RS. Klien yang sedang dirawat belajar agar cepat pulih dan segera pulang ke rumah untuk memulai aktivitas hidup yang lebih sehat.

b. Kesehatan

Kesehatan menurut teori model keperawatan Transkultural (Leininger), merupakan keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam mengisi kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit.

Kesehatan merupakan keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan memelihara keadaan seimbang/ sehat yang dapat diobservasi dalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat sakit yang adaptif.

c. Keperawatan

Keperawatan menurut teori model Transkultural (Leininger), merupakan Ilmu dan kiat yang diberikan kepada klien dengan berfokus pada perilaku, fungsi dan proses untuk meningkatkan

(42)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 34 dan mempertahankan kesehatan atau pemulihan dari sakit dengan landasan budaya. Asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan penyelesaian masalah.

d. Lingkungan

Lingkungan menurut teori model keperawatan Transkultural (Leininger), merupakan keseluruhan fenomena yang mempengaruhi perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien.

Lingkungan dipandang sebagai totalitas kehidupan dimana klien dan budayanya saling berinteraksi. Lingkungan terdiri dari lingkungan fisik, sosial dan simbolik yang berinteraksi dengan diri manusia membentuk budaya tertentu. Lingkungan dapat berupa lingkungan fisik yaitu lingkungan alam, pegunungan, iklim atau lingkungan yang diciptakan oleh manusia seperti pemukiman padat. Lingkungan fisik dapat membentuk budaya tertentu seperti bentuk rumah di daerah panas yang banyak lubang berbeda dengan bentuk rumah orang eskimo yg hampir tertutup. Lingkungan sosial merupakan keseluruhan struktur sosial yang berhubungan dengan sosialisasi individu atau kelompok kedalam masyarakat yang lebih luas seperti keluarga, komunitas dan tempat ibadah. Di dalam lingkungan sosial, individu harus mengikuti aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Keluarga merupakan tempat pertama klien berinteraksi dan dipandang sebagai pilar utama untuk mencapai keberhasilan klien bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih besar.

Keberhasilan bersosialisasi dalam keluarga merupakan pengalaman untuk digunakan ke kelompok lain seperti saat dirawat di RS (sosialisasi dengan klien lain dan petugas kesehatan). Lingkungan simbolik merupakan keseluruhan bentuk atau simbol yang menyebabkan individu atau kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, bahasa atau atribut yang digunakan.

Penggunaan lingkungan simbolik bermakna bahwa individu memiliki tenggang rasa dengan kelompoknya, seperti

(43)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 35 penggunaan bahasa pengantar, penggunaan atribut (pemakaian ikat kepala, kalung, anting, hiasan dinding, slogan). Rumah sakit umumnya memiliki bentuk lingkungan simbolik seperti penggunaan baju seragam dan atributnya.

5. Asuhan keperawatan Transkultural (Leininger)

Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan meningkatkan kemampuan klien memilih secara aktif budaya yang sesuai dengan status kesehatannya. Untuk memilih budaya yang sesuai dengan status kesehatannya, dicapai melalui belajar dengan lingkungannya.

Sehat yang dicapai adalah kesehatan holistik dan humanistik, karena melibatkan peran serta klien yang lebih dominan. Merupakan rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yg diberikan kpd klien sesuai latar belakang budaya. Ditujukan untuk memandirikan sesuai dengan budaya klien. Budaya yang telah menjadi kebiasaan tersebut diterapkan dalam asuhan keperawatan transkultural melalui tiga strategi utama intervensi yaitu mempertahankan, negosiasi dan merestrukturisasi budaya.

Model konseptual asuhan keperawatan transkultural dikembangkan oleh Leiningers Sunrise Model. Penggunaan proses keperawatan harus menjadi budaya perawat. Pendekatan menggunakan proses keperawatan dalam melakukan askep transkultural yaitu:

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai latar belakang budaya. Pengkajiadilakukan terhadap respon adaptif dan maladaptif untuk memenuhi kebutuhan dasar yang tepat sesuai dengan latar belakang budaya. Pengkajian menurut teori model Keperawatan Transkultural, dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada Leiningers Sunrise models, seperti gambar 4.3 berikut

(44)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 36 Gambar 4.3 Leiningers Sunrise models

1) Faktor tehnologi (tehnological factors)

Faktor tehnologikal merupakan sarana yang memungkinkan manusia untuk memilih atau mendapat penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Pemanfaatan tehnologi kesehatan dipengaruhi oleh sikap tenaga kesehatan, kebutuhan serta permintaan masyarakat.

Hal yang perlu dikaji pada pengkajian faktor tehnologikal antara lain:

a) Persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan tehnologi utk mengatasi permasalahan kesehatan saat ini.

b) Alasan mencari bantuan kesehatan

c) Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat dan d).Alasan memilih pengobatan alternative.

2) Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)

Perawat perlu mengkaji pada pengkajian faktor agama dan falsafah hidup antara lain:

a) Agama yang dianut klien

b) Kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap Kesehatan c) Cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara

pengobotan dan penularan kepada orang lain

d) Melakukan ikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal putus asa.

(45)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 37 3) Faktor sosial & keterikatan kekeluargaan (Kinship & social

factors)

Keluarga merupakan dua orang atau lebih yang bergabung karena ikatan tertentu untuk berbagi pengalaman dan emosi, serta mengidentifikasikan diri sebagai bagian dari keluarga. Sosial adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan perilaku interpersonal atau yang berkenaan dengan proses social. Di Rumah Sakit untuk mengurangi dampak kejiwaan pada anak akibat Cultural shock, asuhan keperawatan yang diberikan harus melibatkan keluarga agar asuhan keperawatan yang diberikan sesuai dengan budaya anak.

Hal yang perlu dikaji pada pengkajian faktor sosial & keterikatan kekeluargaan:

a) Nama lengkap dan nama panggilan dalam keluarga, umur, tempat tanggal lahir, seks, status, tipe klluarga

b) Pengambilan keputusan dalam anggota keluarga c) Hubungan klien dengan kepala keluarga

d) Kebiasaan rutin yang dilakukan keluarga seperti arisan keluarga e) Kegiatan yang dilakukan bersama masyarakat seperti ikut

kelompok pengajian

4) Faktor nilai-nilai budaya & gaya hidup (cultural value &lifeways) Nilai merupakan konsepsi abstrak di dalam diri manusia, mengenai apa yang dianggap baik dan buruk. Nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang baik dan buruk. Norma adalah aturan sosial atau patokan perilaku yang dianggap pantas.

Hal yang perlu dikaji pada pengkajian faktor nilai-nilai budaya &

gaya hidup antara lain: Bahasa yg digunakan, bahasa non verbal yang sering digunakan pasien, posisi/jabatan, kebiasaan makan, kebiasaan membersihkan diri, makanan pantang, sarana hiburan yang biasa dimanfaatkan, persepsi sakit berkaitan dg aktivitas sehari-hari

(46)

FALSAFAH & TEORI KEPERAWATAN 38 (contoh: klien menganggap dirinya sakit apabila sudah tergeletak dan tidak dapat pergi ke sekolah/ ke kantor).

5) Faktor kebijakan & peraturan RS yg berlaku (Political & legal factors)

Faktor kebijakan dan peraturan Rumah sakit merupakan segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan individu dan kelompok dalam asuhan keperawatan transkultural (Andrew & Boyle, 1995).

Hal yang perlu dikaji pada pengkajian faktor kebijakan dan peraturan Rumah sakit antara lain: Peraturan atau kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, hak dan kewajiban klien dalam perjanjian dengan Rumah Sakit, cara pembayaran untuk klien yang dirawat, klien harus memakai baju seragam RS.

6) Faktor ekonomi (economical factors)

Ekonomi adalah usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan materiil dari sumber yang terbatas. Klien yang dirawat di RS memanfaatkan sumber material untuk membiayai sakitnya agar cepat sembuh.

Hal yang perlu dikaji pada pengkajian faktor ekonomi:

a) Pekerjaan klien

b) Sumber biaya pengobatan

c) Kebiasaan menabung dan jumlah tabungan dalam sebulan d) Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien seperti asuransi, biaya

kantor, tabungan, patungan dengan keluarga.

7) Faktor pendidikan (Educational factors)

Hal yang perlu dikaji pada pengkajian faktor pendidikan antara lain latar belakang pendidikan klien (tingkat pendidikan klien dan keluarga), kemampuan klien menerima pendidikan kesehatan, jenis

Gambar

Gambar 2.1  Paradigma Keperawatan
Gambar 3.1 Hierarkhi kebutuhan dasar manusia
Gambar 3.2  Kebutuhan manusia secara Hirarkhi
Gambar 4.1 Konsep Dasar Transkultural Nursing
+7

Referensi

Dokumen terkait

KK8 Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang tidak diharapkan secara cepat dan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan

Perawat profesional melaksanakan prakteknya didasarkan pada ilmu keperawatan dan materi yang relevan dengan keperawatan yang berasal dari ilmu-ilmu lain

Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami berbagai pengetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan dalam penyelesaian

Dalam penelitian, diskripsi teori merupakan uraian sistematis tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang relevan dengan variabel

• Teori keperawatan digunakan untuk menyusun suatu model konsep dalam keperawatan ➔ model keperawatan ini mengandung arti aplikasi dari struktur keperawatan itu sendiri yang

Ditinjau dari kajian teori yang relevan bahwasanya peneliti memberikan komentar bahwa Nilai-nilai pendidikan Islam yang terdapat dalam Falsafah Nengah Nyappur sudah sangat relevan akan

Menjembatani antara teori filsafat dengan praktik keperawatan sehari-hari, sehingga dapat diterapkan dalam memberikan asuhan yang lebih holistik.. Menyumbangkan ide-ide baru dan