• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur Di Jalan Bajak IV Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Asuhan Keperawatan pada Tn. D dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat dan Tidur Di Jalan Bajak IV Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis,

yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Kebutuhan dasar manusia menurut Abraham Maslow dalam teori Hirarki.

Menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar yaitu

kebutuhan fisiologis, keamanan, cinta, harga diri, dan aktualisasi diri (Potter dan

Patricia, 1997). Manusia memiliki delapan macam kebutuhan oksigen, cairan,

nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal, istirahat, dan seks. Kebutuhan dasar

manusia (KDM) yang dapat digunakan untuk memahami hubungan antara

kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan perawatan. Beberapa kebutuhan

manusia tertentu lebih mendasar daripada kebutuhan lainnya. Oleh karana itu

beberapa kebutuhan harus dipenuhi sebelum kebutuhan lainnya (Potter & Perry,

2005).

Tidur merupakan kebutuhan dasar manusia yang bersifat fisiologis, atau

kebutuhan paling dasar atau paling bawah dari piramida kebutuhan dasar.

Kesempatan untuk istirahat dan tidur sama pentingnya dengan kebutuhan makan,

aktivitas maupun kebutuhan dasar lainnya. Setiap individu membutuhkan istirahat

dan tidur untuk memulihkan kembali kesehatannya (Kozier, 2010). Tidur sebagai

satu kebutuhan dasar, juga hal yang Universal. Apabila tidak terpenuhinya

kebutuhan tidur antara lain individu sering kali menjadi iritabel, depresi, letih,

atau lelah dan mempunyai kemampuan pengendalian buruk terhadap emosinya

(Kozier, 2010). Pernyataan yang sama juga dikemukakan oleh Potter & Perry

(2005), bahwa dengan tidak terpenuhinya istirahat dan tidur, maka dapat

menimbulkan penurunan kemampuan konsentrasi, membuat keputusan serta

berpartisipasi dalam melakukan aktivitas sehari-hari, menyebabkan terjadinya

peningkatan kepekaan (irritability).

Menurut Virginia Henderson dalam Potter & Perry, 2005. Kebutuhan dasar

(2)

komponen kebutuhan dasar manusia. Sedangkan menurut Abdellah

mem-pertahankan aktivitas, latihan fisik, istirahat dan tidur yang optimal merupakan

urutan kedua dari dua puluh satu masalah keperawatan Abdellah. Sedangkan

menurut NANDA internasional (2007-2008), aktivitas/istirahat berada pada

urutan domain keempat dari tiga belas domain.

Keteraturan dan lamanya tidur dari masing-masing orang seperti juga halnya

dengan masa sakit, maka tidur merupakan persoalan yang bersifat pribadi. Ada

orang yang memerlukan lebih banyak tidur dibandingkan yang lain. Ada orang

yang mudah tidur dan yang sulit tidur, ada tidur yang tidak tenang dengan tidur

yang dengan tenang. Kebiasaan-kebiasaan agaknya memegang peranan dalam

pola-pola tidur dan tidur akan lebih mudah jika kebiasaan-kebiasaan itu tetap

diikuti (Dian, 2006).

Keadaan sakit sering memerlukan waktu tidur lebih banyak dari orang normal

karena kondisi saat sakit memerlukan pemulihan sistem tubuh untuk

mengembalikan kondisi seperti semula saat sebelum sakit. Namun demikian,

keadaan sakit dapat menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur oleh

karena banyak faktor diantaranya adalah rasa sakit yang dideritanya, pengunjung

pasien lain secara berkelompok, lingkunagan yang kurang nyaman dan sebagainya

(Kozier, 2010). Tugas perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada

pasien yang mengalami gangguan dalam pemenuhan kebutuhan tidurnya. Usaha

pasien dalam memenuhi kebutuhan pola tidur pasien kurang menjadi fokus

perhatian perawat, selama ini perhatian perawat masih terfokus pada respon fisik

yang muncul akibat penyakit yang diderita pasien. Terpenuhi atau tidaknya

kebutuhan tidur pasien merupakan suatu yang bersifat subyektif, sulit dinilai dari

penampilan dan tanda-tanda fisik, sehingga pendekatan yang baik perlu dilakukan

untuk mengetahui persepsi, sikap dan harapan pasien tentang kebutuhan tidurnya.

Setiap pasien yang dirawat di rumah sakit memiliki pengalaman pribadi yang unik

serta memiliki persepsi, sikap dan harapan berbeda-beda. Tentang kebutuhan

tidur. Pasien sebagai individu, memiliki keunikan dalam usaha untuk memenuhi

kebutuhan tidurnya.

Untuk itu kebutuhan dasar gangguan pola tidur dan istirahat perlu

(3)

Karya Tulis Ilmiah terkait kebutuhan istirahat dan tidur pada Tn.D di Jalan.Bajak

IV Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Karya Tulis Ilmiah ini bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan

kepada Tn.D dengan gangguan pola istirahat dan tidur di Jalan.Bajak IV

Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn. D dengan gangguan

istirahat dan tidur.

b. Perawat mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. D dengan

gangguan istirahat dan tidur.

c. Perawat mampu melakukan perencanaan tindakan keperawatan pada Tn. D

dengan gangguan istirahat dan tidur.

d. Perawat mampu melakukan intervensi keperawatan pada Tn. D dengan

gangguan istirahat dan tidur.

e. Perawat mampu melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada Tn. D dengan

gangguan istirahat dan tidur.

C. Manfaat

1. Pendidikan

Menjadi bahan bacaan bagi mahasiswa keperawatan serta menambah

wawasan dalam memahami penerapan langkah-langkah asuhan keperawatan

dalam upaya peningkatan mutu pelayanan keperawatan khususnya bagi pasien

dengan masalah gangguan kebutuhan dasar istirahat dan tidur.

2. Praktik keperawatan

Menjadi bahan bacaan dalam menentukan asuhan keperawatan pada pasien

dengan masalah kebutuhan dasar istirahat dan tidur.

3. Pasien

Untuk memperoleh pengetahuan tentang cara merawat dan memenuhi

(4)

4. Bagi penulis

Memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melaksanakan asuhan

Referensi

Dokumen terkait

MAYJEN SUTOYO NO.805-939 , CILILITAN, KRAMATJATI, JAKARTA

Sesi Nomor Absen 1077 SANTHANA MOH.. AGIE

The essential oil of plants with ` ester a odour containing 50 } 70% of a -terpenyl acetate belong to a -terpenyl acetate chemotype, which was not noticed earlier in Thymus

The purpose of this paper is not to review the literature to evaluate the effectiveness of different treatments of reproductive disorders or methods used in pharmaceutical control

[r]

In method OS (Osendorfer et al., 2013), a descriptor learning architecture based on a Siamese CNN similar to our work was used, but the authors concentrated more on

mendapatkan keuntungan lebih dengan suku bunga yang sangat kompetitif serta kemudahan dalam bertransaksi. Keunggulan

We have shown that camera calibration with distortion parameters can be incorporated to structureless bundle adjustment and results with precision in object space