• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jurnal Geo Ekonomi makalah (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Jurnal Geo Ekonomi makalah (1)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMALISASI SEKTOR PARIWISATA UNTUK MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PESISIR DI BANYUWANGI

Ryan Darmawan Email: dar _ry@ymail.com

Program Studi Ilmu Geografi Jurusan Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang

Abstrak

Dewasa ini pariwisata yang ada di Banyuwangi mulai menunjukkan kelasnya. Banyak tempat-tempat wisata yang diunggulkan di Banyuwangi, terlebih pariwisata laut. Namun hal ini menyisakan sebuah pertanyaan yang sangat mendalam, karena meskipun pariwisata laut cukup maju, namun kehidupan masyarakat disekitar pantai tidak bisa semakmur masyarakat ditempat lain. Masyarakat setempat tetap hidup dibawah garis kemiskinan. Ada sebuah sistem yang salah disini, karena seharusnya masyarakat dipesisir bisa hidup dengan makmur, karena sumberdaya laut yang cukup luar biasa. Hal ini perlu penanganan yang serius, salah satunya adalah dengan mengoptimalisasi sektor pariwisata agar masyarakat setempat bisa hidup dengan makmur.

Kata kunci : pesisir, kemiskinan.

Abstrack

Today the tourism in Banyuwangi began to show his class. Many tourist attractions are seeded in Banyuwangi, especially marine tourism. However, this leaves a very profound question, because although the sea tourism is quite developed, but the lives of the people around can not be as abundant coastal communities elsewhere. Local people still live below the poverty line. There is a system that is wrong here, because people should be able to live with prosperous coastal area, because the marine resources which is quite remarkable. This needs serious treatment, one of which is to optimize the tourism sector so that local people can live with prosperous.

Keywords: coastal, poverty.

Banyuwangi merupakan kabupaten yang terletak di ujung paling Timur pulau Jawa dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo di utara, selat Bali di Timur, Samudra Hindia di selatan serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat.

(2)

Dengan luas 5.800 Km2, segala hal yang ada di Kabupaten Banyuwangi sangat menarik untuk di bahas, baik dari segi budaya, pariwisata alamnya atau bahkan kulinernya. Di tambah dengan lokasinya yang dekat dengan Samudra Hindia. Dengan begitu, terdapat penyatuan lokasi yang bisa dikunjungi yaitu pantai dan daerah pegunungan seperti Taman Nasional Baluran, Kawah Ijen, Taman Wisata Rogojampi dan masih banyak lagi.

Pergerakan ekonomi Banyuwangi yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir, dikontribusi oleh dua sektor utama yaitu pertanian (termasuk perikanan dan peternakan) serta perdagangan, hotel dan restoran. Petanian memberikan kontribusi rata-rata 46,5 %, sedangkan sektor perdagangan, hotel, dan restoran memberikan kontribusi rata-rata 26,8%.

Pariwisata merupakan bagian dari kebutuhan manusia, manusia membutuhkan tempat yang yang nyaman untuk menenangkan pikiran. Dan saat tempat-tempat pariwisata ini banyak dikunjungi orang, maka tempat ini akan menjadi suatu core area untuk wilayah sekitarnya. Mobilitas menuju tempat ini akan semakin ramai. Hal ini akan menjadikan perputaran uang ditempat ini semakin banyak. Akan banyak orang yang menggantungkan hidup pada sektor ini. Jika perputaran uang banyak, itu akan membuat tingkat perekonomian warga sekitarnya menjadi lebih baik.

Dengan banyaknya tempat wisata di Banyuwangi, sektor wisata seharusnya bisa dijadikan andalan pemasukan daerah, tidak hanya menggantungkan dari sektor-sektor diatas. Sebetulnya pemerintah Kabupaten Banyuwangi sudah menggarap sektor ini dengan baik, namun kenyataannya sekarang ini banyak warga pesisir yang kehidupannya kurang layak. Hal ini tidak berkesinambungan dengan kemajuan pariwisata pantai tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran secara jelas tentang masalah- masalah yang dihadapi oleh masyarakat pesisir. Dan gambaran ini bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi pada warga pesisir terutama masalah perekonomian. Agar perkembangan pariwisata di Kabupaten Banyuwangi juga berdampak pada meningkatnya sektor perekonomian warga pesisir.

METODE PENELITIAN

(3)

Data yang diambil untuk penelitian ini merupakan data dari dinas-dinas terkait yang disajikan secara online di website masing-masing dinas tersebut. Setelah penulis mendapatkan gambaran secara langsung keadaan dilapangan. Data tersebut bisa untuk dijadikan pembanding dengan keadaan yang sebenarnya dipesisir. Karena terkadang data yang disajikan beda dengan keadaan sebenarnya dilapangan.

2. Survei Lapangan

Penulis merupakan orang asli Banyuwangi, hal ini akan memudahkan dalam mendapatkan gambaran secara jelas dilapangan. Hal-hal yang diamati masih merupakan hal-hal yang nampak saja, mulai dari bangunan rumah, fasilitas yang ada disekitar rumah-rumah penduduk, maupun dari pendidikan warganya.

Keadaan warga di sekitar pantai ini terkadang sangat kontras dengan kemajuan pariwisata didaerah tersebut. Hal ini yang melandasi perlunya survei dilapangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil dari data

Dari data yang dihimpun dari berbagai dinas terkait, pemerintah Kabupaten Banyuwangi tidak menyampaikan secara jelas keadaan perekonomian warga didaerah tempat pariwisata laut. Padahal sektor perekonomian merupakan sektor dasar untuk memulai suatu pembangunan.

(4)

Dalam suatu kajian geografi untuk menumbuhkan suatu pembangunan ekonomi, ada 4 unsur yang harus diperhatikan yaitu penduduk, modal, sumberdaya alam, teknologi dan fungsi wiraswasta. Peran penduduk disini adalah sebagai produsen, distributor, dan konsumen. Namun jika kita melihat objek disini adalah warga pesisir yang daerahnya sebagai tempat wisata. Peran produsen adalah penduduk itu sendiri untuk mengelola, menumbuhkan, dan mengembangkan daerah mereka sendiri, agar pengelolaan pariwisata laut tidak hanya dikelola warga luar daerah. Ini juga ada kaitanya dengan tingkat pendidikan warga setempat, jika pendidikan rata-rata masyarakat tinggi, dimungkinkan cara mengelola mereka juga akan lebih modern. Peran penduduk juga harus dikaitkan dengan ketiga unsur-unsur lain tersebut.

Jika pemkab Banyuwangi benar ingin membangun sektor pariwisata, seharusnya keempat unsur ini harus benar-benar diperhatikan. Agar tujuan sebenarnya dari pembangunan sektor pariwisata benar-benar menyentuh masyarakat golongan bawah ataupun warga sekitar pesisir yang daerahnya dijadikan tempat wisata.

2. Hasil dari survei

Jika kita benar melihat keadaan dilapangan, keadaan antara yang diharapkan dari program pengembangan pariwisata ini dengan keadaan dilapangan sangatlah beda. Masyarakat diwilayah tempat pariwisata laut ini cenderung lebih memilih bekerja sebagai nelayan. Sebetulnya hal ini tidaklah masalah jika kita melihat begitu melimpahnya sumberdaya laut di Indonesia. Namun hal ini juga mempunyai kelemahan yaitu jika ombak sedang pasang, pastilah para nelayan ini tidak dapat mencari ikan. Hal ini juga akan berdampak pada perekonomian mereka.

Jika kita melihat model pembangunan di Indonesia, memang prioritas utama pembangunan adalah pembangunan sektor darat, sektor laut bukan prioritas utama pembangunan. Padahal sektor kelautan merupakan sektor yang cukup menjanjikan. Sektor laut disini tidak hanya pada ikannya saja, tapi juga pembangunan pariwisata laut.

(5)

Banyuwangi. Banyaknya tempat wisata sepertinya kurang berdampak signifikan pada perekonomian warganya.

Menurut Prof. Muhadjirin dalam tulisannya menyatakan bahwa orang-orang pesisir mempunyai suatu kebiasaan , dan kebiasaan ini ada yang cenderung bersifat negatif pada perekonomian mereka yaitu sifat boros. Hal ini ada kaitannya dengan cara mereka memperoleh penghasilan yang sering tidak tetap. Orang yang pergi melaut misalnya, dalam musim ikann mereka dengan mudah akan memperoleh penghasilan berlebih. Pada saat seperti itu, para nelayan, para pemilik empang-empang, dengan mudah bisa membelanjakan pendapatannya dalam jumlah yang cukup besar. Keberanian untuk itu, ada kaitannya pula dengan perasaan ingin pamer. Perasaan ingin pamer itu seringkali tidak dikontrol lagi oleh pendapatan riilnya, tetapi yang penting adalah bisa membeli barang-barang mewah tadi. Oleh karena itu, orang-orang pesisir mudah untuk melakukan transaksi dengan model hutang-piutang (lihat misalnya suasana yang terbentuk pada hari-hari menjelang Hari Raya Idul Fitri).

Sebetulnya jika kita mencermati tulisan dari Prof. Muhadjirin tersebut, kebiasan boros juga didapat dari pola kerja mereka yang kurang teratur, tidak ada suatu kepastian pendapatan. Pastinya hal ini akan dapat diatasi jika ada suatu lembaga yang menaungi para warga pesisir ini dan bisa memberikan penghasilan yang tetap sehingga kebiasaan yang cenderung negatif ini bisa dikurangi.

Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo ada empat persoalan yang kini dihadapi oleh masyarakat pesisir yaitu, kemiskinan, kerusakan sumber daya pesisir, rendahnya kemandirian organisasi sosial desa, serta minimnya infrastruktur dan kesehatan lingkungan di pemukiman desa. Jika kita mencermati pendapat tersebut ada hal mendasar yang mempengaruhi keempat persoalan ini yaitu masalah pendidikan.

Pendidikan dan kemiskinan merupakan dua sisi yang harus selaras. Jika ingin menuntaskan kemiskinan harus diatasi dengan pendidikan yang layak begitupun juka ingin menuntaskan masalah pendidikan harus dituntaskan masalah kemiskinan. Karena pada saat ini pendidikan merupakan sesuatu yang mahal.

3. Analisis dari kedua metode penelitian

(6)

Jika melihat dari data keadaan perekonomian Banyuwangi terutama didaerah pesisir seharusnya sangatlah berkembang. Hal ini dikarenakan sektor pariwisata di Banyuwangi terutama sektor pariwisata laut cukuplah berkembang, apalagi dengan adanya Pantai Plengkung yang merupakan pantai untuk para peselancar profesional tingkat dunia. Dengan adanya tempat wisata yang sudah berskala dunia ini akan menumbuhkan sektor perekonomian dibawahnya.

Apabila dibandingkan antara potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia di wilayah pesisir dan pantai sangatlah tidak seimbang, seharusnya masyarakat pesisir lebih sejahtera bila dibandingkan dengan fakta yang ada sekarang ini. Di wilayah pesisir banyak kantong-kantong kemiskinan, dan kesejahteraannya tidak merata,

Hal ini terbukti dengan keadaan yang ada di wilayah pesisir Banyuwangi. Warga yang ada disekitar pantai kehidupannya masih tergolong kurang mampu. Memang dalam penelitian ini tidak ada data dari pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang resmi untuk menunjukkan tingkat kemiskinan di daerah pesisir tempat wisata. Namun jika melihat keadaan bangunan-bangunan warga sekitar pesisir, hal itu menunjukkan bahwa perekonomian warga memanglah kurang. Warga hanya menggantungkan hidup dari mencari ikan, dan ada yang berkebun.

Menurut Yudi Wahyudin dalam tulisannya menyebutkan bahwa sesungguhnya hidup didaerah pesisir mempunyai banyak kemudahan contohnya pertama adalah mudahnya tingkat aksebilitas kesumber mata pencaharian mereka, karena kebanyakan dari warga pesisir bekerja sebagai nelayan. Kedua adalah mudahnya mendapatkan kebutuhan akan MCK.

Namun kemudahan-kemudahan ini sepertinya belum bisa termanfaatkan dengan baik. Pemerintah daerahpun sepertinya juga kurang perhatian dengan masalah ini.

Kemajuan sektor wisata kurang bisa termanfaatkan dengan baik oleh masyarakat setempat. Untuk hal ini diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat setempat dengan pihak pemerintah. Pihak pemerintah Kabupaten Banyuwangi harus melakukan suatu penyuluhan dan pelatihan kepada masyarakat.

(7)

Sistem budaya masyarakat pesisir umumnya terbentuk karena faktor pekerjaan mereka sebagai nelayan, dan akhirnya kebiasaan ini berdampak pula pada sistem budaya mereka sendiri. Yang pertama adalah tergantung pada kondisi lingkungan, tergantung pada musim, dan tergantung pada pasar. Kebiasaan ini jika terbawa pada kehidupan pastinya akan berdampak pada etos kerja masyarakat setempat. Mereka bergantung sepenuhnya pada alam. Padahal jika melihat kebutuhan pada saat ini manusia harus bisa mencari alternatif-alternatif lain agar tidak selalu bergantung pada alam. Inilah yang mendasari perlunya adanya suatu penyuluhan dan pelatihan sesuai dengan sistem sosial budaya masyarakat setempat. Jika penyuluhan dan pelatihan ini berhasil pastinya etos kerja masyarakat setempat akan berubah.

Namun tidak semua sistem budaya di masyarakat pesisir itu negatif, dan sistem budaya yang posistif inilah nantinya yang akan menjadi nilai jual untuk meningkatkan perekonomian warga setempat.

Pesisir di Banyuwangi mempunyai keindahan yang luar biasa, hal ini terbukti dengan cukup majunya sektor pariwisata dibidang ini. Namun kebanyakan dari pariwisata ini dikelola oleh pihak swasta atau pemerintah tanpa memberdayakan masyarakat setempat.

Kebijakan-kebijakan dari pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang pro dengan kepentingan masyarakatlah yang sangat ditungu-tunggu oleh masyarakat. Seharusnya pemerintah bisa membuat kebijakan bahwa semua pariwisata dipesisir Banyuwangi dikelola oleh masyarakat setempat, dengan didampingi oleh pihak swasta. Pihak swasta hanya sebagai pendamping untuk mengarahkan setiap kebijakan yang akan diambil oleh masyarakat. Agar masyarakat tidak salah dalam membuat suatu kebijakan yang akan merugikan usahanya.

Pihak swasta bukan sebagai penentu maupun pengambil kebijakan, namun hanya sebagai pendamping. Karena dalam kajian geografi salah satu hal yang untuk menumbuhkan perekonomian adalah optimalisasi fungsi wiraswasta.

(8)

Optimalisai teknologi juga sangat penting disini, hal ini disebabkan masyarakat di Indonesia cenderung lebih suka tempat wisata modern jika dibandingkan wisata yang masih kuno/sederhana.

Perbaikan akses juga sangat menentukan tingkat mobilitas parawisatawan. Jika akses menuju tempat wisata laut ini mudah, maka para wisatawan akan senang datang ketempat wisata itu lagi. Untuk masalah akses pihak pemerintahlah yang mempunyai wewenang untuk ini. Karena tidak mungkin masyarakat yang membangun jalan.

Namun hal ini diperlukan kerjasama yang antara pemerintah, pihak swasta, maupun dari masyarakat pesisir itu sendiri. Pihak pemerintah Banyuwangi harus dengan serius menangani masalah ini, karena kemiskinan yang ada didaerah pesisir merupakan masalah yang sangat klasik. Padalah di pesisir banyak sekali sumber penghidupan yang bisa dimaksimalkan.

Dan untuk menangani ini pastinya akan membutuhkan waktu yang lama, hal ini karena pihak pemerintah harus melakukan suatu observasi dulu tentang sistem budaya yang ada dimasyarakat tersebut. Di Banyuwangi ada 3 suku yang cukup besar yaitu Suku Osing, Suku Jawa, dan Suku Madura. Dan pastinya setiap suku ini mempunyai karakter, maupun sistem budaya yang berbeda-beda. Pemerintah harus tahu dulu pada wilayah pesisir tersebut, masyarakat suku mana yang menempati wilayah pesisir tersebut. Jika pemerintah tahu pastinya tidak akan salah dalam membuat suatu kebijakan untuk mengoptimalisasi wilayah pesisir tersebut menjadi sebuah tempat wisata.

Namun optimalisasi pariwisata ini tidak untuk menghilangkan mata pencaharian asli penduduk sebagai nelayan. Jika hal ini dihilangkan maka akan membuat masyarakat daerah lain krisis ikan laut. Nelayan-nelayan ini justru bisa dijadikan suatu objek wisata bagi parawisatawan. Para wisatawan bisa menyaksikan moment saat para nelayan pulang melaut, dan membawa ikan-ikan yang mereka dapatkan.

(9)

Pariwisata merupakan kebutuhan setiap individu, jadi seharusnya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bisa mengoptimalkan sektor ini dengan baik. Sumber daya alam yang telah ada jika bisa dimaksimalkan, akan membuat tingkat perekonomian yang ada semakin baik.

Tingkat perekonomian masyarakat merupakan suatu dasar untuk pembangungan suatu daerah maupun negara. Perekonomian akan sangat menentukan banyak hal, mulai dari pendidikan, kesehatan, dll. Namun untuk meningkatkan hal ini bukanlah suatu hal yang mudah. Perlu adanya suatu kordinasi antar elemen masyarakat dan pemerintah.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis yang ada, perkembangan perekonomian masyarakat pesisir yang kurang maju disebabkan oleh kurangnya perhatian dari Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Pemerintah belum begitu perhatian dengan sektor ini. Padahal jika sektor ini dimanfaatkan dengan baik, maka sektor ini akan memberikan sumbangsih yang cukup banyak untuk pendapatan asli daerah.

Pemerintah belum tanggap dengan keadaan perekonomian masyarakat pesisir. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi hanya menggarap pariwisatanya saja, namun tidak peduli dengan tingkat perekonomian masyarakat setempat.

Hal ini perlu ditindaklanjuti dengan cepat, agar masyarakat pesisir bisa hidup dengan berkecukupan. Dimuali dengan analisis sitem budaya masyarakat setempat agar pemkab tidak salah membuat kebijakan, melakukan pendampingan agar saat masyarakat mengelola tempat wisata tidak mengalami dampak negatif. Hal ini perlu dilakukan agar saat masyarakat tidak bisa bekerja sebagai nelayan karena keadaan cuaca yang tidak mendukung, mereka sudah mempunyai pekerjaan sampingan yang penghasilannya juga bisa diandalkan.

Daftar Pustaka

(10)

Wahyudin, Yudi .Sistem Sosial Ekonomi Dan Budaya Masyarakat Pesisir, (online), diakses pada 27 April 2014

Purwanto. 2013. Valuasi Ekonomi Ekowisata Dengan Model Travel Cost Dan Dampaknya Terhadap Usaha Kecil Pariwisata, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahan, (Online), Volume 14, No. 1, diakses 27 April 2014

Rizkiyah, Nur. Kajian Pengembangan Objek Wisata Pantai Depok Terhadap Pendapatan Asli Daerah, Jurnal, (Online), diakses pada 30 Maret 2014 Nandi. 2008. Pariwisata Dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Jurnal

Pendidian Geografi , Volume 08, No. 1, diakses pada 30 Maret 2014

Banyuwangi tourism (online) , http://www.eastjava.com/tourism/banyuwangi/ina/, diakses pada 27 April 2014

Penghasilan tukang parkir di Banyuwangi (online), http://daerah.sindonews.com, diakses pada 27 April 2014

Pariwisata Banyuwangi Makin Bergairah, (online), http://travel.kompas.com, diakses pada 27 April 2014

Muhadjirin. 2010. Sosiologi Pedesaan Masyarakat Jawa Pesisiran, (online),

http://staff.undip.ac.id, diakses pada 27 April 2014

Program Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Pantai , (online),

http://bapemas.jatimprov.go.id, diakses pada 27 April 2014

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan empat perspektif balanced scorecard yaitu, perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan,

Pelaksanaan pengukuran jarak dengan menggunakan theodolit sama persis dengan waterpass, hanya haja yang perlu diperhatikan dalam menggunakan theodolit untuk pengukuran jarak ini

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga tesis dengan judul „Perbandingan Efek Antifertilitas Ekstrak Kulit

Menjalani profesi sebagai guru selama pelaksanaan PPL telah memberikan gambaran yang cukup jelas bahwa untuk menjadi seorang guru tidak hanya cukup dalam hal penguasaan

dan sisa asset dalam proses likuidasi perusahaan. Pada dasarnya ada dua jenis keuntungan yang diperoleh investor dengan.. membeli saham, yaitu deviden dan Capital Gain

• For Applet, Macromedia Flash, and Shockwave files: In the File Name field in the Select File dialog box, enter the path to the media and click OK.. Your file is inserted, and

The suggestions that the writer would like to give, especially about teaching grammar, are: First is teachers should alter the techniques for teaching grammar so that the students

Kesimpulan dari penelitian ini adalah perendaman ekstrak purwoceng pada induk guppy betina bunting dengan lama waktu perendaman yang berbeda memberikan pengaruh terhadap