BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,
KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Pengertian Koperasi
Koperasi pada hakekatnya merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang
mempunyai satu kepentingan yaittu secara bersama-sama, bahu membahu penuh
kegotongroyongan untuk mencapai satu tujuan bersama yaitu meningkatkan taraf
hidup bersama anggotanya dan kalau mungkin hidup masyarakat dilingkungan
daerah kerjanya yang sama-sama ekonominya (relative) lemah (Kartasapoetra,dkk, 2001).
Telah disebutkan, bahwa dalam upaya pengembangan koperasi, peranan
pemerintah tidak dapat dikesampingkan. Kalau peranan masyarakat adalah untuk
mengurus dan menjaga citra koperasi dimasyarakat awam, maka pemerintah juga
memiliki peran yang sama. Akan tetapi selain menjaga citra koperasi, pemerintah
juga berperan dalam membina dan mengarahkan serta memberikan bantuan dan
fasilitas yang diperlukan koperasi. Bantuan tersebut akan dipergunakan untuk
mewujudkan suatu koperasi yang benar-benar mandiri supaya dapat memberikan
point tersendiri dalam pembangunan nasional. Kebijakan dasar pengembangan
koperasi adalah pada tahap awal peranan pemerintah cukup besar dalam hal
koperasi. Sedangkan pada tahap terakhir, koperasi diharapkan mampu
berswadaya diatas kekuatannya sendiri (Anoraga dan Ninik, 1998).
Untuk mewujudkan harapan diatas selain daripada rasa solidaritas, kebersamaan
atau kekeluargaan merupakan sifat utama masyarakat Indonesia, koperasi juga
menghendaki adanya rasa individualitas yang dapat diartikan sebagai kesadaran
akan harga diri sendiri serta bertumpu pada kemampuan pribadi dari anggota
koperasi (Widiyanti, 2002).
Menurut Siwijatmo (1992), kalau ditelaah aspek-aspek yang diperlukan agar
suatu organisasi dapat berperan dalam dunia usha maka dengan menggunakan
pendekatan sistem kita dapat menggolongkan 3 kelompok faktor yang
diperlukan:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menemukan dan
menaikkan input yang dibutuhkan untuk usaha.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan transformasi, merubah
input menjadi output.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan memasarkan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa pentingnya kemampuan mengadakan
pemanfaatan unsur-unsur lingkungan baik dalam hal input maupun output. Salah
satu yang penting dilihat dari sudut kemampuan menarik input adalah masalah
Perkumpulan koperasi itu sengaja didirikan oleh anggota untuk kesejahteraan
anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu melayani para anggota secara
khusus. Akan tetapi karena koperasi itu organisasi ekonomi yang berwatak sosial,
maka koperasipun harus memperhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya
(Widiyanti, dan Sinindhia, 1992).
2.2 Landasan Teori
- Meningkatkan Produksi, Mewujudkan Pendapatan Yang Adil dan Kemakmuran
Yang Merata
Menurut Kartasapoetra (1985), secara kenyataan bahwa rakyat Indonesia di
pelosok- pelosok tanah air dan yang tinggal di kota-kota, dari dahulu hingga
sekarang merupakan rakyat yang mampu berproduksi, tetapi secara kenyataan
pula hanya sebagian kecil sekali yang mampu mengembangkan produksinya,
sedangkan sebagian yang lainnya merupakan usahawan-usahawan perorangan
yang sulit mengembangkan usaha produsinya (home industry) dan tetap hidup dibawah garis kemiskinan, hal ini dikarenakan :
• Modal yang mereka miliki sangat terbatas,
• Pengetahuan ekonomi mereka terbatas,
• Usaha hanya ditujukan untuk menanggulangi kesulitan hidup keluarga,
• Cara dan teknik pemasaran produksi yang menguntungkan belum
dikuasai dengan wajar,
• Kesadaran untuk menyatukan usaha sehingga merupakan suatu usaha
KUD sebagai Koperasi Serba Usaha yang mengelola bidang usaha tani
(agribisnis) dalam melaksanakan peran dan tugasnya memperlihatkan hasil-hasil
nyata sebagai berikut:
a. Mempersatukan Usaha Pertanian
b. Menimbulkan Kegairan Kerja
c. Melenyapkan Sistem Ijon dan Lintah Darat
d. Pembangunan Lingkungan
- Mempertinggi Taraf Hidup dan Tingkat Kecerdasan Rakyat
Menurut Setiady (1985), keberhasilan Koperasi mencapai tujuannya tergantung
dari aktivitas para anggotanya, apakah mampu bekerja sama, memiliki
kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis kebijaksanaan yang
telah ditetapkan Rapat Anggota. Sesungguhnya dalam peran dan tugas koperasi
untuk mempertinggi taraf hidup para anggotanya secara sekaligus terangkum
peranan dan tugas koperasi untuk mempertinggi kecerdasan para anggota
koperasi tersebut karena :
a. Meningkatnya kesejahteraan hidup para anggota, sangat berkaitan
dengan terwujudnya peningkatan pendapatan para anggotanya.
b. Terwujudnya peningkatan pendapatan para anggota, dikarenakan para
anggota dapat meningkatkan produksinya (baik kualitas maupun
kuantitas) yang melalui koperasi dipasarkan dengan harga yang layak,
yang memuaskan para anggotanya.
c. Peningkatan produksi hanya akan tercapai, selain karena adanya
mampu memberikan pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan tentang
pola kerja yang menguntungkan (efektif), jenis dan kualitas benda
yang harus diproduksi, cara dan teknik pengolahan, dan pengelolaan
yang berkaitan dengan itu.
d. Karena para anggota menginginkan terwujudnya peningkatan
produksi, dimana mereka dapat memperoleh peningkatan pendapatan
dan peningkatan taraf hidupnya maka segala pembinaan, pengarahan
dan penyuluhan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dalam
pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan terkandung pengetahuan
yang mudah diserap oleh mereka.
Koperasi aktif menyelenggarakan pendidikan, kursus-kursus, pembinaan,
pengarahan, dan penyuluhan-penyuluhan, mengharapkan agar para anggotanya
dapat ditingkatkan mutunya secara mental dan dapat mengerti perjuangan
ekonomi secara berkoperasi, juga agar para anggotanya dapat menyumbangkan
pikiran secara aktif bagi perkembangan Koperasi.
- Pengembangan Koperasi dengan Analisis SWOT
Menurut Kotler (1997), memberikan penjelasan tentang mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut: analisis internal merupakan
proses dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran, penelitian, dan
pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan,
serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan
mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan
memanfaatkanpeluang dengan cara yang paling efektif dapat menangani ancaman
Sedangkan faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan
dasar-dasar bagi manjer untuk mengantisipasi peluang dan merencanakan tanggapan
yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu manajer untuk
melindungi perusahaan terhadap ancaman atau mengembangkan strategi yang
tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan.
Masih menurut Kotler (1997), untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dapat
diuraikan sebagai berikut: disini seorang manajer akan berusaha mengidentifikasi
peluang dan ancaman apa saja yang sedang dan akan dialami. Kedua hal ini
merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan bisnis, sehingga
memang perlu untuk dicatat. Dengan demikian setiap pihak yang berkepentingan
akan terangsang untuk menyiapkan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu
diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan
kepada yang lebih penting dan mendesak.
Pengembangan koperasi dalam analisis SWOT menurut
Freddy Rangkuti (1997), sub- sub bagian dari analisis SWOT meliputi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dengan berbagai indikator.
1. Kekuatan dengan indikator:
a. Telah memiliki badan hukum
b. Struktur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi
c. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela
d. Resiko kekurangan pelanggan cukup kecil
e. Biaya rendah
f. Kepengurusan yang demokratis
2. Kelemahan dengan indikator:
a. Lemahnya struktur pemodalan koperasi
b. Lemahnya dalam pengelolaan/ manajemen usaha
c. Kurangnya pengalaman usaha
d. Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai
e. Kurangnya pengetahuan bisnis para pengelola koperasi
f. Pengelola kurang inovatif
g. Kurang pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang yang dilakukan
h. Kurang dalam penguasaan teknologi
i. Sulit menetukan bisnis inti
j. Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya
(partisipasi anggota rendah)
3. Peluang dengan indikator:
a. Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah
b. Undang-undang No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi
primer kedalam koperasi sekunder
c. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan
masyarakat untuk lebih membangun koperasi
d. Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi
e. Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin
terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia
f. Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agribisnis, agroindustri
g. Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi
h. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi
i. Dukungan kebijakan dari pemerintah
j. Undang-undang No 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman
mendorong diversifikasi usaha koperasi
4. Ancaman dengan indikator:
a. Persaingan usaha yang semakin ketat
b. Peranan iptek yang semakin meningkat
c. Masih kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku
ekonomi lain dan antar koperasi
d. Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi
koperasi
e. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta
kurangnyakepedulian dan kepercayaan masyarakatterhadap kopersi
f. Pasar bebas
g. Kurang memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah
tertentu, misalnya lembaga kekuangan, produksi dan pemasaran
h. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program
pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah
i. Persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi
j. Lingkungan usaha yang tidak kondusif
k. Anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi
l. Tarif harga yang ditetapkan pemerintah
Berdasarkan instruksi Presiden No.4 Tahun 1973. BUUD (Badan Usaha Unit
Desa) yang padadasarnya dibentuk disetiap wilayah unit desa adalah
merupakansuatu lembaga ekonomi berbentuk koperasi yang pada tahap awal
pertumbuhannya dapat merupakan gabungan usaha bersama dari
koperasi-koperasi pertanian, koperasi-koperasi-koperasi-koperasi desa yang terdapat di dalam wilayah unit
desa tersebut. Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden N0.2 Tahun 1978
BUUD/KUD.Maka sejak itulah yang semula merupakan bentuk antara untuk
disebut menjadi KUD, dipisahkan dari struktur KUD. Pada tahap permulaannya
KUD hanya mencakup koperasi pertanian, koperasi desa dan koperasi serba usaha
di desa-desa, akan tetapi selanjutnya KUD mengembangkan usahanya
kebidang-bidang lain seperti kebidang-bidang kerajinan rakyat, perkebunan dan perkreditan dan
kegiatan lainnya (Hadhikusuma, 2005).
Keberadaan KUD di desa sangat penting dalam menepis berkembangnya sistem
yang tidak sehat dikalangan petani yang terdesak kebutuhan konsumtifnya.
Misalnya : pengijon dan rentenir yang sangat menyengsarakan petani. Untuk
itulah maka KUD memasukkan komponen pemberian kredit sebagai salah satu
bagian usahanya untuk mensejahterakan petani dan membebaskan petani
(Nugroho, 1995).
Sumber modal utama bagi pelaksanaan usaha koperasi yaitu berasal dari
simpanan-simpanan pokok, wajib dan sukarela. Jika usahanya berkembang dapat
bertambah dengan sisa hasil usaha yang disihkan untuk permodalan.
Perkembangan usaha memerlukan modal yang banyak. Modal tersebut sulit atau
tidak akan memadai kalau hanya mengandalkan dari simpanan-simpanan dan sisa
dibenarkan untuk mengusahakan pinjaman-pinjaman dari pihak luar dengan
bunga yang rendah dan bank-bank pemerintah. Pembentukan modal dalam
koperasi dilakukan secara bertahap dan penuh dengan ketekunan serta loyalitas
para anggota dan para simpatisan koperasi, maka oleh karena itu penggunaannya
harus benar-benar terncana secara mantap dengan didasari disiplin rencana dan
disiplin anggaran, agar modal yang terkelola dengan baik sehingga dapat
berkembang (Kartasapoetra, 1990).
Koperasi Unit Desa adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan
merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat
pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Salah satu
kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan dengan berkoperasi yaitu memasarkan
hasil produk pertanian. Masyarakat pedesaan dapat dengan mudah memasarkan
produk pertaniannya tanpa perlu menjual ke tengkulak dengan harga murah
(Chaniago dan Ijod, 1994).
KUD dalam fungsinya sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian
memiliki fungsi :
a. Perkreditan
b. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi barang-barang keperluan
sehari-hari
c. Pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi
d. Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan(Sudarsono dan
Hambatan-hambatan bagi terlaksannya kegiatan KUD didaerah pedesaan yang
mungkin sulit untuk diatasi seperti (Kartasapoetra, 2001) :
a. Hambatan terhadap sikap dan pandangan hidup (sikap pasif,
familisentris, sikap nrimo, sikap acuh tak acuh, orientasi pada
masa lampau).
b. Hambatan kelembagaan (penggunaan tanah, lembaga perkreditan,
utang piutang yang masih bersifat pribadi, mobilisasi sosial
vertical masih rendah, enterpreneurship belum berkembang).
c. Hambatan lingkungan (keadaan kesehatan belum memuaskan,
keadaan gizi yang berada dibawah standar nasional, tingkat
pendidikan yang belum maju, pengangguran musiman selalu
terjadi).
Matrik SWOT atau matrik TOWS
Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk
merumuskan strategi organisasi. Analisis didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan(strength) dan peluang(opportunities), namunsecara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman(threats). Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman
eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan
alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini
SW
- Tentukan 5-10 faktor
kelemahan internal
Opportunities
-Tentukan 5-10 faktor
peluang eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan
peluang.
Threats
-Tentukan 5-10 faktor
ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman
Gambar 1. Matrik SWOT
- Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan fikiran organisasi yaitu untuk memanfaatkan
seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
- Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
organisasi untuk mengatasi ancaman.
- Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada
- Strategi WT
Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
Proses pengambilan keputusan straetgi selalu berkaitan dengan pengembangan
misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian
perencanaan strrategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam
kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 1997).
Penelitian menunjukkan bahwa kinerja organisasi/KUD dapat ditentukan oleh
kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus
dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan
antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan
dan kelemahan
3Mendukung 1. mendukung
Strategi strategi
turn-around agresif
4 Mendukung 2. Mendukung
Strategi defensif strategi diversifikasi
Gambar 2. Analisis SWOT
Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat mengutungkan perusahaan
tersebut sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang haarus
diterpakan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif
(growth oriented strategy).
BERBAGAI PELUANG
KELEMAHAN
INTERNAL
KEKUATAN
INTERNAL
Kuadran 2 : Dengan beberapa ancaman perusahaan masih memiliki kekuatan
dari sisi internal strategi yang harus diterapkan adalah penggunaan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi
diversifikasi
Kuadran 3 : Perusahaan memiliki kekuatan eksternal misalkan penguasaan
pasar, namun masih ada beberapa kendala dari sisi internal. Fokus strategi
perusahaan pada kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal
perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.
Kuadran 4 : Adalah merupakan situasi yang paling sulit perusahaan tersebut
mengahadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal
2.3 Kerangka Pemikiran
Dalam sehari-hari koperasi harus dikelola dengan berdasarkan atas kehendak
dan keputusan para anggota. Para anggota yang memegang serta melaksanakan
kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Koperasi yang dikelola dengan baik akan
menunjukkan perkembangan yang baik pula. Perkembangan koperasi juga
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.
Kurang berkembangnya koperasi khususnya KUD di Indonesia seperti di
KabupatenDeli Serdang tidak hanya dari faktor internal maupun faktor eksternal
dari koperasi tersebut, tetapi karena kurangnya perhatian dari pemerintah
setempat dalam pengembangan koperasi tersebut. Hal ini yang membuat
Faktor-faktor internal itu antara lain : pengurus, anggota, modal, dan aktifitas.
Sedangkan untuk faktor-faktor eksternalnya adalah pembinaan terhadap koperasi
dan masyarakat serta bantuan dana.
Keberadaan koperasi dan kegiatannya dalam suatu wilayah akan memberikan
manfaat baik kedalam dan keluar koperasi. Untuk manfaat kedalam koperasi
tentu saja bagi para anggota koperasi karena koperasi mempunyai azas dari
anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. Sedangkan manfaat keluar koperasi
untuk masyarakat sekitar yang bukan anggota koperasi. Beberapa manfaat yang
dapat dirasakan oleh yang bukan anggota koperasi antara lain :
• Kemudahan dalam memperoleh pinjaman
• Harga barang dikoperasi lebih murah dibandingkan harga di pasaran
• Koperasi dapat menampung hasil-hasil produksi pertanian anggotanya
dan masyarakat
Tujuan dibentuknya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para
anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu akan melayani para anggotanya
secara khusus. Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut terdapat berbagai
masalah yang harus dihadapi KUD. Maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk
mengatasi masalah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan skema
Keterangan, : Menyatakan pengaruh
Gambar 3. Skema kerangka pemikiran KUD yang sesuai dengan eksistensi koperasi
- Biaya rendah
-Keanggotaan yang terbuka dan sukarela
-Kepengurusan bersifat demokratis
-Resiko kekurangan cukup kecil bagi pelanggan
-Banyaknya unit usaha yang dikekola
-Bisnis inti sulit ditentukan
- Partisipasi anggota rendah
-Daya beli turun
-Tarif harga yang tuntutan masyarakat
-Kondisi ekonomi yang cukup mendukung
-Perekonomian dunia yang terbuka
-Industrialisasi
-Daya beli tinggi
2.4 Hipotesis Penelitian
1. Faktor- faktor internal dari KUD untuk pengembangan KUD didaerah
penelitian adalah jumlah modal (modal sendiri maupun modal pinjaman),
jumlah anggota, manajemen yang kurang baik, teknologi, dan pemasaran.
2. Faktor- faktor eksternal dari KUD untuk pengembangan KUD di daerah
penelitian adalah bantuan dana, prasarana yang memadai untuk
membangkitkan kegairahan berkoperasi belum memadai.
3. Strategi pengembangan yang dilakukan untuk pengembangan KUD
didaerah penelitian adalah dengan menggunakan strategi Defensif