• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN - Strategi Pengembangan Kud Di Kabupaten Deli Serdang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN - Strategi Pengembangan Kud Di Kabupaten Deli Serdang"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,

KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Pengertian Koperasi

Koperasi pada hakekatnya merupakan suatu perkumpulan orang-orang yang

mempunyai satu kepentingan yaittu secara bersama-sama, bahu membahu penuh

kegotongroyongan untuk mencapai satu tujuan bersama yaitu meningkatkan taraf

hidup bersama anggotanya dan kalau mungkin hidup masyarakat dilingkungan

daerah kerjanya yang sama-sama ekonominya (relative) lemah (Kartasapoetra,dkk, 2001).

Telah disebutkan, bahwa dalam upaya pengembangan koperasi, peranan

pemerintah tidak dapat dikesampingkan. Kalau peranan masyarakat adalah untuk

mengurus dan menjaga citra koperasi dimasyarakat awam, maka pemerintah juga

memiliki peran yang sama. Akan tetapi selain menjaga citra koperasi, pemerintah

juga berperan dalam membina dan mengarahkan serta memberikan bantuan dan

fasilitas yang diperlukan koperasi. Bantuan tersebut akan dipergunakan untuk

mewujudkan suatu koperasi yang benar-benar mandiri supaya dapat memberikan

point tersendiri dalam pembangunan nasional. Kebijakan dasar pengembangan

koperasi adalah pada tahap awal peranan pemerintah cukup besar dalam hal

(2)

koperasi. Sedangkan pada tahap terakhir, koperasi diharapkan mampu

berswadaya diatas kekuatannya sendiri (Anoraga dan Ninik, 1998).

Untuk mewujudkan harapan diatas selain daripada rasa solidaritas, kebersamaan

atau kekeluargaan merupakan sifat utama masyarakat Indonesia, koperasi juga

menghendaki adanya rasa individualitas yang dapat diartikan sebagai kesadaran

akan harga diri sendiri serta bertumpu pada kemampuan pribadi dari anggota

koperasi (Widiyanti, 2002).

Menurut Siwijatmo (1992), kalau ditelaah aspek-aspek yang diperlukan agar

suatu organisasi dapat berperan dalam dunia usha maka dengan menggunakan

pendekatan sistem kita dapat menggolongkan 3 kelompok faktor yang

diperlukan:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menemukan dan

menaikkan input yang dibutuhkan untuk usaha.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan transformasi, merubah

input menjadi output.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan memasarkan.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa pentingnya kemampuan mengadakan

pemanfaatan unsur-unsur lingkungan baik dalam hal input maupun output. Salah

satu yang penting dilihat dari sudut kemampuan menarik input adalah masalah

(3)

Perkumpulan koperasi itu sengaja didirikan oleh anggota untuk kesejahteraan

anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu melayani para anggota secara

khusus. Akan tetapi karena koperasi itu organisasi ekonomi yang berwatak sosial,

maka koperasipun harus memperhatikan kepentingan masyarakat pada umumnya

(Widiyanti, dan Sinindhia, 1992).

2.2 Landasan Teori

- Meningkatkan Produksi, Mewujudkan Pendapatan Yang Adil dan Kemakmuran

Yang Merata

Menurut Kartasapoetra (1985), secara kenyataan bahwa rakyat Indonesia di

pelosok- pelosok tanah air dan yang tinggal di kota-kota, dari dahulu hingga

sekarang merupakan rakyat yang mampu berproduksi, tetapi secara kenyataan

pula hanya sebagian kecil sekali yang mampu mengembangkan produksinya,

sedangkan sebagian yang lainnya merupakan usahawan-usahawan perorangan

yang sulit mengembangkan usaha produsinya (home industry) dan tetap hidup dibawah garis kemiskinan, hal ini dikarenakan :

• Modal yang mereka miliki sangat terbatas,

• Pengetahuan ekonomi mereka terbatas,

• Usaha hanya ditujukan untuk menanggulangi kesulitan hidup keluarga,

• Cara dan teknik pemasaran produksi yang menguntungkan belum

dikuasai dengan wajar,

• Kesadaran untuk menyatukan usaha sehingga merupakan suatu usaha

(4)

KUD sebagai Koperasi Serba Usaha yang mengelola bidang usaha tani

(agribisnis) dalam melaksanakan peran dan tugasnya memperlihatkan hasil-hasil

nyata sebagai berikut:

a. Mempersatukan Usaha Pertanian

b. Menimbulkan Kegairan Kerja

c. Melenyapkan Sistem Ijon dan Lintah Darat

d. Pembangunan Lingkungan

- Mempertinggi Taraf Hidup dan Tingkat Kecerdasan Rakyat

Menurut Setiady (1985), keberhasilan Koperasi mencapai tujuannya tergantung

dari aktivitas para anggotanya, apakah mampu bekerja sama, memiliki

kegairahan kerja dan mentaati segala ketentuan dan garis kebijaksanaan yang

telah ditetapkan Rapat Anggota. Sesungguhnya dalam peran dan tugas koperasi

untuk mempertinggi taraf hidup para anggotanya secara sekaligus terangkum

peranan dan tugas koperasi untuk mempertinggi kecerdasan para anggota

koperasi tersebut karena :

a. Meningkatnya kesejahteraan hidup para anggota, sangat berkaitan

dengan terwujudnya peningkatan pendapatan para anggotanya.

b. Terwujudnya peningkatan pendapatan para anggota, dikarenakan para

anggota dapat meningkatkan produksinya (baik kualitas maupun

kuantitas) yang melalui koperasi dipasarkan dengan harga yang layak,

yang memuaskan para anggotanya.

c. Peningkatan produksi hanya akan tercapai, selain karena adanya

(5)

mampu memberikan pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan tentang

pola kerja yang menguntungkan (efektif), jenis dan kualitas benda

yang harus diproduksi, cara dan teknik pengolahan, dan pengelolaan

yang berkaitan dengan itu.

d. Karena para anggota menginginkan terwujudnya peningkatan

produksi, dimana mereka dapat memperoleh peningkatan pendapatan

dan peningkatan taraf hidupnya maka segala pembinaan, pengarahan

dan penyuluhan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Dalam

pembinaan, pengarahan, dan penyuluhan terkandung pengetahuan

yang mudah diserap oleh mereka.

Koperasi aktif menyelenggarakan pendidikan, kursus-kursus, pembinaan,

pengarahan, dan penyuluhan-penyuluhan, mengharapkan agar para anggotanya

dapat ditingkatkan mutunya secara mental dan dapat mengerti perjuangan

ekonomi secara berkoperasi, juga agar para anggotanya dapat menyumbangkan

pikiran secara aktif bagi perkembangan Koperasi.

- Pengembangan Koperasi dengan Analisis SWOT

Menurut Kotler (1997), memberikan penjelasan tentang mengidentifikasi

kekuatan dan kelemahan perusahaan sebagai berikut: analisis internal merupakan

proses dengan mana perencanaan strategi mengkaji pemasaran, penelitian, dan

pengembangan, produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan,

serta faktor keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan

mempunyai kemampuan yang penting, sehingga perusahaan

memanfaatkanpeluang dengan cara yang paling efektif dapat menangani ancaman

(6)

Sedangkan faktor tertentu dalam lingkungan eksternal dapat menyediakan

dasar-dasar bagi manjer untuk mengantisipasi peluang dan merencanakan tanggapan

yang tepat sesuai dengan peluang yang ada, dan juga membantu manajer untuk

melindungi perusahaan terhadap ancaman atau mengembangkan strategi yang

tepat yang dapat merubah ancaman menjadi bermanfaat bagi perusahaan.

Masih menurut Kotler (1997), untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dapat

diuraikan sebagai berikut: disini seorang manajer akan berusaha mengidentifikasi

peluang dan ancaman apa saja yang sedang dan akan dialami. Kedua hal ini

merupakan faktor luar yang dapat mempengaruhi masa depan bisnis, sehingga

memang perlu untuk dicatat. Dengan demikian setiap pihak yang berkepentingan

akan terangsang untuk menyiapkan tindakan, baik peluang maupun ancaman perlu

diberikan urutan sedemikian rupa sehingga perhatian khusus dapat diberikan

kepada yang lebih penting dan mendesak.

Pengembangan koperasi dalam analisis SWOT menurut

Freddy Rangkuti (1997), sub- sub bagian dari analisis SWOT meliputi kekuatan,

kelemahan, peluang dan ancaman dengan berbagai indikator.

1. Kekuatan dengan indikator:

a. Telah memiliki badan hukum

b. Struktur organisasi yang sesuai dengan eksistensi koperasi

c. Keanggotaan yang terbuka dan sukarela

d. Resiko kekurangan pelanggan cukup kecil

e. Biaya rendah

f. Kepengurusan yang demokratis

(7)

2. Kelemahan dengan indikator:

a. Lemahnya struktur pemodalan koperasi

b. Lemahnya dalam pengelolaan/ manajemen usaha

c. Kurangnya pengalaman usaha

d. Tingkat kemampuan dan profesionalisme SDM koperasi belum memadai

e. Kurangnya pengetahuan bisnis para pengelola koperasi

f. Pengelola kurang inovatif

g. Kurang pengetahuan dan ketrampilan teknis dalam bidang yang dilakukan

h. Kurang dalam penguasaan teknologi

i. Sulit menetukan bisnis inti

j. Kurangnya kesadaran anggota akan hak dan kewajibannya

(partisipasi anggota rendah)

3. Peluang dengan indikator:

a. Adanya aspek pemerataan yang diprioritaskan oleh pemerintah

b. Undang-undang No 25 tahun 1992. Memungkinkan konsolidasi koperasi

primer kedalam koperasi sekunder

c. Kemauan politik yang kuat dari pemerintah dan berkembangnya tuntutan

masyarakat untuk lebih membangun koperasi

d. Kondisi ekonomi cukup mendukung eksistensi koperasi

e. Perekonomian dunia yang makin terbuka mengakibatkan makin

terbukanya pasar internasional bagi hasil koperasi Indonesia

f. Industrialisasi membuka peluang usaha di bidang agribisnis, agroindustri

(8)

g. Adanya peluang pasar bagi komoditas yang dihasilkan koperasi

h. Adanya investor yang ingin bekerjasama dengan koperasi

i. Dukungan kebijakan dari pemerintah

j. Undang-undang No 12 tahun 1992. Tentang sistem budidaya tanaman

mendorong diversifikasi usaha koperasi

4. Ancaman dengan indikator:

a. Persaingan usaha yang semakin ketat

b. Peranan iptek yang semakin meningkat

c. Masih kurangnya kepercayaan untuk saling bekerjasama dengan pelaku

ekonomi lain dan antar koperasi

d. Terbatasnya penyebaran dan penyediaan teknologi secara nasional bagi

koperasi

e. Kurangnya kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang koperasi serta

kurangnyakepedulian dan kepercayaan masyarakatterhadap kopersi

f. Pasar bebas

g. Kurang memadainya prasarana dan sarana yang tersedia di wilayah

tertentu, misalnya lembaga kekuangan, produksi dan pemasaran

h. Kurang efektifnya koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan program

pembinaan koperasi antar sektor dan antar daerah

i. Persepsi yang berbeda dari aparat pembina koperasi

j. Lingkungan usaha yang tidak kondusif

k. Anggapan masyarakat yang masih negatif terhadap koperasi

l. Tarif harga yang ditetapkan pemerintah

(9)

Berdasarkan instruksi Presiden No.4 Tahun 1973. BUUD (Badan Usaha Unit

Desa) yang padadasarnya dibentuk disetiap wilayah unit desa adalah

merupakansuatu lembaga ekonomi berbentuk koperasi yang pada tahap awal

pertumbuhannya dapat merupakan gabungan usaha bersama dari

koperasi-koperasi pertanian, koperasi-koperasi-koperasi-koperasi desa yang terdapat di dalam wilayah unit

desa tersebut. Pemerintah mengeluarkan Instruksi Presiden N0.2 Tahun 1978

BUUD/KUD.Maka sejak itulah yang semula merupakan bentuk antara untuk

disebut menjadi KUD, dipisahkan dari struktur KUD. Pada tahap permulaannya

KUD hanya mencakup koperasi pertanian, koperasi desa dan koperasi serba usaha

di desa-desa, akan tetapi selanjutnya KUD mengembangkan usahanya

kebidang-bidang lain seperti kebidang-bidang kerajinan rakyat, perkebunan dan perkreditan dan

kegiatan lainnya (Hadhikusuma, 2005).

Keberadaan KUD di desa sangat penting dalam menepis berkembangnya sistem

yang tidak sehat dikalangan petani yang terdesak kebutuhan konsumtifnya.

Misalnya : pengijon dan rentenir yang sangat menyengsarakan petani. Untuk

itulah maka KUD memasukkan komponen pemberian kredit sebagai salah satu

bagian usahanya untuk mensejahterakan petani dan membebaskan petani

(Nugroho, 1995).

Sumber modal utama bagi pelaksanaan usaha koperasi yaitu berasal dari

simpanan-simpanan pokok, wajib dan sukarela. Jika usahanya berkembang dapat

bertambah dengan sisa hasil usaha yang disihkan untuk permodalan.

Perkembangan usaha memerlukan modal yang banyak. Modal tersebut sulit atau

tidak akan memadai kalau hanya mengandalkan dari simpanan-simpanan dan sisa

(10)

dibenarkan untuk mengusahakan pinjaman-pinjaman dari pihak luar dengan

bunga yang rendah dan bank-bank pemerintah. Pembentukan modal dalam

koperasi dilakukan secara bertahap dan penuh dengan ketekunan serta loyalitas

para anggota dan para simpatisan koperasi, maka oleh karena itu penggunaannya

harus benar-benar terncana secara mantap dengan didasari disiplin rencana dan

disiplin anggaran, agar modal yang terkelola dengan baik sehingga dapat

berkembang (Kartasapoetra, 1990).

Koperasi Unit Desa adalah suatu organisasi ekonomi yang berwatak sosial dan

merupakan wadah bagi pengembangan berbagai kegiatan ekonomi masyarakat

pedesaan yang diselenggarakan oleh dan untuk masyarakat itu sendiri. Salah satu

kegiatan ekonomi yang dapat dilakukan dengan berkoperasi yaitu memasarkan

hasil produk pertanian. Masyarakat pedesaan dapat dengan mudah memasarkan

produk pertaniannya tanpa perlu menjual ke tengkulak dengan harga murah

(Chaniago dan Ijod, 1994).

KUD dalam fungsinya sebagai pusat pelayanan berbagai kegiatan perekonomian

memiliki fungsi :

a. Perkreditan

b. Penyediaan dan penyaluran sarana produksi barang-barang keperluan

sehari-hari

c. Pengolahan dan pemasaran hasil-hasil produksi

d. Kegiatan perekonomian lainnya seperti perdagangan(Sudarsono dan

(11)

Hambatan-hambatan bagi terlaksannya kegiatan KUD didaerah pedesaan yang

mungkin sulit untuk diatasi seperti (Kartasapoetra, 2001) :

a. Hambatan terhadap sikap dan pandangan hidup (sikap pasif,

familisentris, sikap nrimo, sikap acuh tak acuh, orientasi pada

masa lampau).

b. Hambatan kelembagaan (penggunaan tanah, lembaga perkreditan,

utang piutang yang masih bersifat pribadi, mobilisasi sosial

vertical masih rendah, enterpreneurship belum berkembang).

c. Hambatan lingkungan (keadaan kesehatan belum memuaskan,

keadaan gizi yang berada dibawah standar nasional, tingkat

pendidikan yang belum maju, pengangguran musiman selalu

terjadi).

Matrik SWOT atau matrik TOWS

Analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematika untuk

merumuskan strategi organisasi. Analisis didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan kekuatan(strength) dan peluang(opportunities), namunsecara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan(weakness) dan ancaman(threats). Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi organisasi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan

kelemahan yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan 4 set kemungkinan

alternatif strategis seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 berikut ini

(12)

SW

- Tentukan 5-10 faktor

kelemahan internal

Opportunities

-Tentukan 5-10 faktor

peluang eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang.

Strategi WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan

peluang.

Threats

-Tentukan 5-10 faktor

ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman

Gambar 1. Matrik SWOT

- Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan fikiran organisasi yaitu untuk memanfaatkan

seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

- Strategi ST

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

organisasi untuk mengatasi ancaman.

- Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada

- Strategi WT

Strategi ini berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

(13)

Proses pengambilan keputusan straetgi selalu berkaitan dengan pengembangan

misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian

perencanaan strrategi (strategic planner) harus menganalisis faktor-faktor strategi perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam

kondisi yang ada saat ini (Rangkuti, 1997).

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja organisasi/KUD dapat ditentukan oleh

kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus

dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan

antara faktor eksternal peluang dan ancaman dengan faktor internal kekuatan

dan kelemahan

3Mendukung 1. mendukung

Strategi strategi

turn-around agresif

4 Mendukung 2. Mendukung

Strategi defensif strategi diversifikasi

Gambar 2. Analisis SWOT

Kuadran 1 : Merupakan situasi yang sangat mengutungkan perusahaan

tersebut sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang haarus

diterpakan adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

(growth oriented strategy).

BERBAGAI PELUANG

KELEMAHAN

INTERNAL

KEKUATAN

INTERNAL

(14)

Kuadran 2 : Dengan beberapa ancaman perusahaan masih memiliki kekuatan

dari sisi internal strategi yang harus diterapkan adalah penggunaan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi

diversifikasi

Kuadran 3 : Perusahaan memiliki kekuatan eksternal misalkan penguasaan

pasar, namun masih ada beberapa kendala dari sisi internal. Fokus strategi

perusahaan pada kondisi ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal

perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Adalah merupakan situasi yang paling sulit perusahaan tersebut

mengahadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal

2.3 Kerangka Pemikiran

Dalam sehari-hari koperasi harus dikelola dengan berdasarkan atas kehendak

dan keputusan para anggota. Para anggota yang memegang serta melaksanakan

kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Koperasi yang dikelola dengan baik akan

menunjukkan perkembangan yang baik pula. Perkembangan koperasi juga

dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Kurang berkembangnya koperasi khususnya KUD di Indonesia seperti di

KabupatenDeli Serdang tidak hanya dari faktor internal maupun faktor eksternal

dari koperasi tersebut, tetapi karena kurangnya perhatian dari pemerintah

setempat dalam pengembangan koperasi tersebut. Hal ini yang membuat

(15)

Faktor-faktor internal itu antara lain : pengurus, anggota, modal, dan aktifitas.

Sedangkan untuk faktor-faktor eksternalnya adalah pembinaan terhadap koperasi

dan masyarakat serta bantuan dana.

Keberadaan koperasi dan kegiatannya dalam suatu wilayah akan memberikan

manfaat baik kedalam dan keluar koperasi. Untuk manfaat kedalam koperasi

tentu saja bagi para anggota koperasi karena koperasi mempunyai azas dari

anggota, oleh anggota, dan untuk anggota. Sedangkan manfaat keluar koperasi

untuk masyarakat sekitar yang bukan anggota koperasi. Beberapa manfaat yang

dapat dirasakan oleh yang bukan anggota koperasi antara lain :

• Kemudahan dalam memperoleh pinjaman

• Harga barang dikoperasi lebih murah dibandingkan harga di pasaran

• Koperasi dapat menampung hasil-hasil produksi pertanian anggotanya

dan masyarakat

Tujuan dibentuknya koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para

anggota, maka dengan sendirinya koperasi itu akan melayani para anggotanya

secara khusus. Akan tetapi, untuk mewujudkan hal tersebut terdapat berbagai

masalah yang harus dihadapi KUD. Maka dari itu diperlukan upaya-upaya untuk

mengatasi masalah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan skema

(16)

Keterangan, : Menyatakan pengaruh

Gambar 3. Skema kerangka pemikiran KUD yang sesuai dengan eksistensi koperasi

- Biaya rendah

-Keanggotaan yang terbuka dan sukarela

-Kepengurusan bersifat demokratis

-Resiko kekurangan cukup kecil bagi pelanggan

-Banyaknya unit usaha yang dikekola

-Bisnis inti sulit ditentukan

- Partisipasi anggota rendah

-Daya beli turun

-Tarif harga yang tuntutan masyarakat

-Kondisi ekonomi yang cukup mendukung

-Perekonomian dunia yang terbuka

-Industrialisasi

-Daya beli tinggi

(17)

2.4 Hipotesis Penelitian

1. Faktor- faktor internal dari KUD untuk pengembangan KUD didaerah

penelitian adalah jumlah modal (modal sendiri maupun modal pinjaman),

jumlah anggota, manajemen yang kurang baik, teknologi, dan pemasaran.

2. Faktor- faktor eksternal dari KUD untuk pengembangan KUD di daerah

penelitian adalah bantuan dana, prasarana yang memadai untuk

membangkitkan kegairahan berkoperasi belum memadai.

3. Strategi pengembangan yang dilakukan untuk pengembangan KUD

didaerah penelitian adalah dengan menggunakan strategi Defensif

Gambar

Gambar 1. Matrik SWOT
Gambar 2. Analisis SWOT
Gambar 3. Skema kerangka pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dengan adanya peran dari orang tua dan guru bimbingan dan konseling, siswa pada usia remaja terutama pada siswa SMP tidak melakukan penyimpangan

Dikatakan semakin baik karena lamanya penjualan persediaan barang dagang dapat dijual dalam jangka waktu yang relatif semakin singkat sehingga perusahaan tidak

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh senyawa 2’,4’-dimetil-3,4- metilendioksikalkon dari 2,4-dimetilasetofenon dan piperonal melalui reaksi kondensasi Claisen-Schmidt

Kosmetika dekoratif terdiri atas bahan aktif berupa zat warna dalam berbagai bahan dasar (bedak, cair, minyak, krim, tingtur, aerosol) dengan pelengkap bahan pembuat stabil

Sumber Daya Manusia yang kurang kompeten diberikan nilai daya tarik 2 pada penetrasi pasar, nilai 3 untuk pengembangan produk dan pada pengembangan pasar diberi nilai 2. Hal

( ناﻮـﻨﻋ ﻪـﺑ ﺪــﻧدﺮﻛ هدﺎﻔﺘــﺳا ﻲــﻳﻼﻃ دراﺪﻧﺎﺘــﺳا. ) 15 ( ﻪﻌﻟﺎﻄﻣ رد ﺎﺳ رد ﻪﻛ يا ل 1986 ﻂﺳﻮﺗ Kazar يرﻮﻬﻤﺟ رد ﺎﻳﺪــﻴﻣﻼﻛ ﻲﻳﺎــﺳﺎﻨﺷ رد ﻲــﻔﻠﺘﺨﻣ يﺎﻬــﺷور ،ﺪــﺷ مﺎــﺠﻧا

Apabila berkurangnya permintaan uang kuasi maka likuiditas lembaga keuangan (perbankan) rendah, sehingga tidak mampu memenuhi transaksi jangka pendek dan