• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan - Pengetahuan dan Perilaku Lansia Terhadap Perawatan Diri di Desa Narumonda V Kecamatan Siantar Narumonda

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Pengertian Pengetahuan - Pengetahuan dan Perilaku Lansia Terhadap Perawatan Diri di Desa Narumonda V Kecamatan Siantar Narumonda"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah kesan didalam pemikiran manusia sebagai hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu orang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya baik melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Pada wakru yang tepat dengan sendirinya mengasilkan pengetahuan dan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek tersebut

(Notoatmodjo, 2010). 2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan orang terhadap objek mempunyai tingkatan atau intensitas

yang berbeda-beda. Secara garis besar tingkat Pengetahuan mencakup dalam 6 tingkat dalam Notoatmodjo 2010 yaitu :

2.1.2.1 Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya setelah mengamati sesuatu atau hanya mengingat (recall) terhadap

suatu yang spesifik dari seluruh rangsangan yang diterima. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan,

(2)

2.1.2.2. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menginterprestasikan

secara benar tentang objek yang di ketahui, bukan hanya sekedar tahu atau menyebutkan objek. Individu yang telah memahami objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

sebagai objek yang dipelajari.

2.1.2.3. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan atau mengaplikasikan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang lain.

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum- hukum, rumus, metode prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

2.1.2.4. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menggambarkan atau menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen- komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat

dilihat dari penggunaan kata- kata kerja : menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya.

2.1.2.5.Sintesis (syntesis)

Sintesis menujukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian- bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

(3)

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, merencanakan, meringkas, menyesuaikan, dan sebagainya, terhadap suatu teori atau rumus- rumus yang telah

ada.

2.1.2.6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau norma-norma yang

berlaku dimasyarakat. Misalnya dapat membandingkan, menanggapi, menafsirkan dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

2.1.3.1 Pendidikan.

(4)

Namun, perlu ditekankan bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut.

2.1.3.2 Mass media / informasi.

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan terhadap hal tersebut.

2.1.3.3 Sosial budaya dan ekonomi.

(5)

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

2.1.3.4 Lingkungan.

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap individu.

2.1.3.5 Pengalaman.

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

2.1.3.6 Usia.

(6)

Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini.

Ada dua sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup: Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

2.2 Perilaku

2.2.1 Pengertian perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makluk hidup yang bersangkutanSk iner (1938), perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (ransangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses: stimulus...> organisme....> respon, sehingga teori skinner ini disebut teori “S-O-R”(stimulus-organisme-respon). Selanjutnya teori skinner ini menjelaskan adanya dua jenis responden, yaitu:

2.2.1.1 Respondent respon atau reflektif

(7)

emosional, misalnya mendengar berita musibah akan menimbulkan rasa sedih, mendengar berita suka atau gembira, atau menimbulkan rasa suka cita.

2.2.1.2 Operant respon atau instrumental respons

Yakni respon yang timbul dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau ransangan yang lain.perangsang yang terkahir ini disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena berfungsi untuk memperkuat respons. Misalnya, apabila seorang petugas kesehatan melakukan tugasnya dengan baik adalah sebagai respon terhadap gaji yang cukup, misalnya (stimulus). Kemudian karena kerja baik tersebut, menjadi stimulus untuk memperoleh promosi pekerjaan. Jadi, kerja baik tersebut sebagai reinforcer untuk memperoleh promosi pekerjaan (Notoatmodjo,2010).

2.2.2 Determinan perilaku

Menurut Snehandu B. Karr mengidentifikasi adanya 5 determinan perilaku.

1.Adanya niat (intention) seseorang untuk bertindak sehubungan dengan objek atau stimulus di luar dirinya. 2. Adanya dukungan dari masyarakat sekitarnya (social suport). Di dalam kehidupan seseorang di masyarakat, perilaku oarang tersebut cenderung memerlukan legitimasi dari masyarakat disekitarnya. 3. Terjangkaunya informasi (accessibility of information), adalah tersedianya informasi-informasi terkait dengan tindakan yang akan diambil oleh seseorang. 4. Adanya otonomi atau kebebasan pribadi (personal autonomy) untuk mengambil keputusan. 5. Adanya kondisi dan situasi yang memungkinkan (action situation). Untuk bertindak apapun memang diperlukan suatu kondisi dan situasi yang tepat (Notoatmodjo, 2010).

(8)

Tindakan atau praktik merupakan domain dari perilaku, praktik atau tindakan ini dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu

1. Praktik terpimpin (guided response), apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih terganggu pada tuntunan atau menggunakan panduan. 2. Praktik secara mekanisme (mechanism), apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis. 3. Adopsi (adoption) suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya apa yang dilakukan bukan sekedar rutinitas atau mekanisme kerja saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas (Notoatmodjo, 2010).

2.3. Lansia

2.3.1 Pengertian lansia

Lansia merupakan suatu proses yang alami yang ditentukan oleh Tuhan

Yang Maha Kuasa semua oarang akan mengalami proses menjadi tua dan mas tua merupakan masa hidup yang paling terakhir. Dimasa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial secara bertahap.

Menurut undang-undang no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia pada bab 1 pasal 1 ayat 2, yang dimaksud lanjut usia adalah seseorang yang

mencapai usia 60 tahun ke atas. Menurut surini dan utomo (2003), lanjut usia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh

untuk beradaptasi dengan stres lingkungan.

Menurut Reimer et al (1999) dan stanley and Beare (2007), mendefinisikan

(9)

orang telah tua jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut beruban, kerutan kulit, dan hilangnya gigi. Dalam peran masyarakat tidak bisa lagi melaksanakan fungsi

peran orang dewasa, seperti pria yang tidak lagi terikat dalam kegiatan ekonomi produktif, dan untuk wanita tidak dapat memenuhi tugas rumah tangga. Kriteria

simbolik seseorang dianggap tua etika cucu pertamanya lahir (Azizah, 2011). 2.3.2 Batasan lanjut usia

WHO (1999) menggolongkan lanjut usia berdasarkan usia kronologis

lanjut usia berdasarkan usia kronologis/biologis menjadi 4 kelompok yaitu usia pertengahan(middle age) antara usia 45 sampai 59, lanjut usia (elderly) berusia

antara 60 sampai 74 tahun, lanjut usia tua 75 sampai 90 tahun, dan usia sangat tua (very old) diatas 90 tahun.

Menurut Prof. Dr. Koesmanto Setyonegoro, lanjut usia dikeompokan

menjadi usia dewasa muda (elderly adulhood) 18 atau 29-25 tahun, usia dewasa penuh (middle years) atau maturasi, 25-60 tahun atau 65 tahun, lanjut usia

(geriatric age) lebih dari 65 tahun atau 70 tahun yang dibagi lagi denga 70-75 tahun (young old), 75-80 (old), lebih dari 80(very old).

Menurut UU No.4 tahun1956 pasal 1 seorang dapat dinyatakan sebagai

seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak dapat berdaya mencari nafkah sendiri untuk

keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. UU no 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia bahwa lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas (Azizah, 2011).

(10)

Proses menua merupakan suatu proses biologis yang tidak dapat dihindarkan, yang akan dialami setiap orang. Menua adalah proses

menghilangnya secara perlahan-lahan (graduail) kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mengganti dan mempertahankan struktur dan fungsi secara

normal, ketahanan terhadap injury termasuk adanya infeksi ( paris constantinides, 1994 ). proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai dewasa, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan otot, susunan syaraf dan jaringan

lain sehingga tubuh matisedikit demi sedikit. Sebenarnya tidak ada batas yang tegas, pada usia berapa penampilan seseorang mulai menurun. Pada setiap orang,

fungsi fisiologis alat tubhnya sangat berbeda, baik dalam hal pencpaian puncak maupun saat menurunnya. Namun umumnya fungsi fisiologis tubuh mencapai puncaknya pad umur 20-30 tahun. Setelah mencapai puncak, fungsi alat tubuh

akan berada dalam kondisi tetap utuh beberapa saat, kemudian menurun sedikit demi sedikit sesuai bertambahnya umur (Wahit, 2006).

2.3.4 Teori-Teori Penuaan

Ada beberapa teori yang berkaitan dengan proses penuaan, yaitu : teori

biologi, teori psikologi, teori sosial, dan teori spiritual (Azizah, 2011).

2.3.4.1 Teori biologis.

Teori biologi mencakup teori selular, teoti genetik Clock, sintesis protein (kolagen dan elastin), keracunan oksigen, sistem imun, mutasi somatik (teori Error Catastrophe), teori menua akibat metabolisme, dan kerusakan akibat radikal

(11)

penuaan dan mempunyai kemampuan yang sedikit atau tidak sam sekali untuk tumbuh dan memperbaiki diri. Dalam teori “Genetik Clock” menyatakan bahwa

menua ini telah di program secara genetik untuk species-apesies tertentu. Teori protein menyatakan terjadinya kehilangan elastisitas yang dihubungkan dengan

adnya perubahan kimia pada komponen protein dalan jaringan tersebut. Teori keracunan oksigen menyatakan bahwa adanya penurunan sejumlah kemampuan sel di dalam tubuh untuk mempertahankan diri dari oksigen yang mengandung

zat racun dengan kadar yang tinggi, dan adanya penurunan reproduksi sel oleh mitosis yang mengakibatkan jumlh sel anak di semua jaringan dan organ

berkurang. Hal ini akan menyebabkan peningkatan kerusakan sistem tubuh. Teori imun, sistem imun mengalami kemunduran pada masa penuaan. Teori mutasi somatik menurut teori ini terjadinya mutasi yang progresif pada DNA sel somstik

akan menyebabkan terjadinya penurunan kemampuan fungsional sel tersebut. Dalam teori menua akibat metabolisme menyatakan terjadinya menurunya salah

satu atau bebrapa proses metabolisme sehingga mengakibatkan penurunan pengeluaran hormon yang merangsang pruferasi sel. Pada teori kerusakan akibat radikal bebas. Radikal bebas dapat terbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal

bebas (kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organik seperti karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat

melakukan regenerasi.

2.3.4.2 Teori psikologis.

Teori terdiri dari tiga teori yaitu aktivitas atau kegiatan, kepribadian

(12)

menyatakan bahwa seeorang dimasa muda memelihara keefektifan dalm kegiatan sosial sampai tua. Dapat mempertahankan hubungan antar sistem sosial dan

individu tetap stabil. Kepribadian berlanjut pada teori ini menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia sangat dipengaruhi oleh

tipe personality yang dimilkinya. Paada teori pembebasan teori ini menyatakan bahwa dengan pertambahan usia, seseorang secara perlahan tapi pasti mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan

sekitarnya. Keadaan ini menyebabkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kualitas maupun kuantitas.

2.4. Perawatan diri

2.4.1 Pengertian Perawatan Diri

Perawatan diri merupakan perawatan diri yang dilakukan untuk

mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis. Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas atau

inisiatif yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya (Aziz, 2008).

Perawatan diri merupakan perawatan yang dilakukan oleh diri sendiri

terkait dengan perawatan kulit, rambut, kuku, gigi dan mulut, hidung mata telinga dan area perineum atau genital (Kozier, 2010).

2.4.2 Faktor yang mempengaruhi pemenuhan perawatan diri

(13)

pancuran 2 kali dalam sehari. Sedangkan orang dari budaya lain mandi sekali dalam seminggu. Bau badan dianggap sebagai sesuatu yang menjijikan pada

beberapa budaya dan diterima sebagai sesuatu yang normal pada budaya lain. Agama. Seremoni pembersihan dipraktekkan oleh beberapa agama

Lingkungan. Kondisi lngkungan dapat mempengaruhi ketersediaan fasilitas untuk mandi. Sebagai contoh para tunawisma mungkin tidak memiliki ketersediaan air hangat; sabun, shampo, losion pencukur, dan deodoran mungkin

terlalu mahal untuk orang-orang yang memiliki keterbatsan sumber dana.

Tahap perkembangan. Anak-anak belajar hygiene di rumah. Praktik hygiene bervariasi sesuai dengan usia individu

Kesehatan dan energi. Orang sakit mungkin tidak memiliki motivasi atau tenaga untuk melakukan praktek higiene.

Pilihan personal. Beberapa orang memilih untuk mandi menggunan bak mandi atau memilih menggunakan pancuran (kozier,2011).

2.4.3 Jenis-jenis perawatan diri

Jenis- jenis perawatan diri dalam Aziz, 2009 yaitu:

2.4.3.1Perawatan diri pada kulit.

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi sebagai pelindung dari berbagai kuman atau trauma, sekresi, eksresi, pengatur temperature, dan sensasi, sehingga

diperlukan perawatan yang adekuat dalam mempertahankan fungsinya. Kulit memiliki 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis, dan subkutan. Fungsi kulit secara umum memiliki beberapa fungsi, yaitu

(14)

bagian dalam yang dapat juga menjaga keutuhan kulit.

b. Mengatur keseimbangan suhu tubuh dan membantu produksi keringat

serta penguapan.

c. Sebagai alat peraba yang dpat membantu tubuh menerima rangsangan dari

luar melalui rasa sakit, sentuhan ,tekanan, atau suhu.

d. Sebagai alat ekskresi keringat melalui pengeluaran air, garam, dan nitrogen.

e. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit yang bertugas mencegah pengeluaran cairan tubuh secara berlebihan.

f. Memproduksi dan menyerap vitamin D sebagai penghubung atau pemberi vitamin D dari sinar ultraviolet matahari.

Pelembab pada permukaan kulit merupakan media pertumbuhan bakteri dan

menyebabkan iritasi lokal, menghaluskan sel epidermis, dan dapat menyebabkan maserasi kulit. Keringat, urine, material fekal berair, dan drainase luka dapat

mengakumulasikan pada permukaan kulit dan akan menyebabkan kerusakan kulit dan infeksi. pada lansia perawat dapat menggunakn dan mengintruksikan lansia tentang penggunaan sabun yang mengandung kelembaban (Potter 2005). Tujuan

perawatan kulit adalah pasien akan memiliki kulit yang utuh, bebas bau badan, pasien dapat mempertahankan rentang gerak, merasa nyaman dan sejahtera, serta

dapat berpartisipasi dan memahami metode perawatan kulit. Usaha untuk membersihkan kulit dapat dilakukn dengan cara mandi tiap hari 2 kali sehari secara teratur (Aziz, 2009).

(15)

Gigi dan mulut merupakan bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya sebab melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk.

Kebersihanmulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir, menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak,

bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Beberapa penyakit yang mungkin muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, gingivitis (radang gusi), dan

sariawan. Kebersihanmulut yang baik memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan. Tujuan perawatan mulut pasien adalah pasien akan

memiliki mukosa mulut utuh yang terhidrasi baik serta untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut (misalnya tifus, hepatitis), mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai

rasa nyaman, mempertahankan kebersihan mulut dan gigi (Aziz, 2009).

Pada hasil penelitian yang dilakukan diSlovenia tahun 2001. Usia yang

paling banyak tidak pernah melakukan sikat gigi adalah kelompok lansia berusia 60 sampai 64 tahun (Artnik, 2008).

2.4.3.3 Perawatan diri pada rambut

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagia proteksi serta pengaturan suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri

dapat diidentifikasi. penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau ketidakmampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut

(16)

rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum, perubahan hormonal, stress emosional maupun fisik, penuaan, infeksi dan

penyakit tertentu atau obat obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut. Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta

pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidakmampuan menjadikan pasien tidak dapat memelihara perawatan rambut sehari – hari. Pasien immobilisasi rambutnya

cenderung terlihat kusut. Menyikat, menyisir, dan bersampo merupakan dasar perawatanrambut untuk semua pasien. Pasien juga harus diizinkan bercukur bila

kondisi mengizinkan. masalah yang terjadi pada rambut yaitu kutu, ketombe, botak (alopecia), radang pada kuli di rambut (Potter dan Perry, 2005). Tujuan perawatan rambut adalah pasien akan memiliki rambut dan kulit kepala yang

bersih dan sehat, pasien akan mencapai rasa nyaman dan harga diri, dan pasien dapat berpartisipasi dalam melakukan praktik perawatan rambut (Aziz, 2009).

2.4.3.4 Perawatan kaki dan kuku.

Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian khusus untuk mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan

masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan perawatan diri karena berbagai

kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku. Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Secara anatomis kuku terdiri atas dasar kuku, badan kuku, dinding kuku, kantong kuku, akar kuku, dan lunula.

(17)

transparan, dasra kuku berwarana merah muda. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Tujuan perawatan kaki dan kuku

adalah pasien akan memiliki kulit utuh dan permukaan kulit yang lembut, pasien merasa nyaman dan bersih, pasien akan memahami dan melakukan metode

perawatan kaki dan kuku dengan benar (Aziz, 2009). 2.4.3.5 Perawatan diri pada alat kelamin.

Perawatan genitalia merupakan bagian dari mandi lengkap. Pada alat

kelamin perempuan, perawatan diri pada organ eksterna yang terdiri dari atas

mons veneris, terletak di depan simpisis pubis; labia mayora, yang merupakan

dua lipatan besar yang membentuk vulva; labia minora yang merupakan dua lipatan besar yang membentuk dua lipatan kecil di antara atas labia mayora;

klitoris (sebuah jaringan erektil yang serupa dengan penis laki-laki) kemudian

bagian yang terkait di sekitarnya, seperti uretra, vagina, perineum, dan anus. Tujuan perawatan perawatan diri pada alat kelamin ini adalah untuk mencegah

terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genitalia, meningkatkan kenyamanan (Aziz, 2009).

2.4.4 Jenis perawatan diriberdasarkan waktu pelaksanaannya

Perawatan dini hari. Perawatan diri yang dilakukan pada waktu bangun tidur, untuk melakukan tindakan untuk tes yang terjadwal seperti dalam pengambilan

bahan pemeriksaan (urine atau feses), memberikan pertolongan seperti menawarkan bedpan atau urinal jika pasien tidak mampu ambulasi , mempersiapkan pasien dalam melakukan sarapan atau makan pagi dengan

(18)

kebersihan mulut, .

Perawatan pagi hari. Perawatan diriyang dilakukan setelah melakukan sarapan atau makan pagi seperti melakukan pertolongan dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi (BAB / BAK), mandi atau mencuci rambut, melakukan perawatan kulit,

melakukan pijatan pada punggung, membersihkan mulut,kuku, rambut, serta merapikan tempat tidur.

Perawatan siang hari. Perawatan diriyang dilakukan setelah melakukan berbagai tindakan pengobatan atau pemeriksaan dan setelah makan siang. Berbagai tindakan perawatan diriyang dapat dilakukan, antara lain mencuci muka dan

tangan, membersihkan mulut, merapikan tempat tidur, dan melakukan pemeliharaan kebersihan lingkungan kesehatan pasien.

Perawatan menjelang tidur. Perawatan diriyang dilakukan pada saat menjelang tidur agar pasien relaks sehingga dapat tidur atau istirahat dengan tenang. Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan, antara lain pemenuhan kebutuhan

eliminasi (BAB / BAK), mencuci tangan dan muka, membersihkan mulut, dan memijat daerah punggung.

2.4.5 Tujuan perawatan diri.

Tujuan perawatan diri secara umum adalah untuk mempertahankan perawatan diri, baik secara mandiri maupun dengan menggunakan bantuan, dapat

melatih hidup sehat/bersih dengan cara memperbaiki gambaran atau persepsi terhadap kesehatan dan kebersihan, serta menciptakan penampilan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan. Membuat rasa nyaman dan relaksasi dapat

(19)

gangguan sirkulasi darah, dan mempertahankan integritas pada jaringan (Alimul, 2009).

2.4.6 Dampak kurang perawatan diri 2.4.6.1 Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Ganguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, serta gangguan fisik

kuku dan pada rambut. 2.4.6.2 Dampak psikososial

Referensi

Dokumen terkait

oleh peneliti dengan melalui proses pemeriksaan dari Tim Penilai Usul dan. Lnporan Penelitian Puslit

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.... STUDI KELAYAKAN WEB PROFIL SEKOLAH SMA NEGERI 1 KOTA

Tabel 2.3 menunjukkan perbandingan IGBT dengan MOSFET dalam hal rugi konduksi yang dinyatakan dalam bentuk tegangan drop (tegangan yang terdapat pada kedua ujung

Skripsi ini merupakan laporan penelitian penulis untuk mendapatkan gambaran mengenai “Strategi Public Relations PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan

Faktor ini sangat menentukan keberhasilan pencapaian visi dan misi Pemerintah Kabupaten Sleman, karena masyarakat dan swasta merupakan subyek sekaligus obyek

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran aktif tipe question students have, prestasi belajar siswa setelah mengikuti

In this research, the writer has decided to limit the topic only “The Inf luence of Using Scrabble Game for Improving Students’ Vocabulary Mastery at the Fifth Grade

Berdasarkan penelitian diperoleh hasil dan kesimpulan bahwa angka piutang tak tertagih pada CV Al Abrar Surakarta masih tinggi karena sistem akuntansi penagihan