• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hanafi, Jurnal BERTANI, 2009.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hanafi, Jurnal BERTANI, 2009.pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KUBIS PADA KONSENTRASI PUPUK PELENGKAP CAIR

DAN INTERVAL WAKTU APLIKASI Hanafi *)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi green tonik dan interval waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis. Berlangsung pada November 2008 hingga maret 2009. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial 2 faktor, yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah konsentrasi Green Tonik (G) terdiri atas tiga taraf, yaitu: g1= 2 cc.l air-1, g2= 4 cc.l air-1dan g3= 6 cc.l air-1.

Faktor kedua adalah interval waktu aplikasi (W) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu: w1= 7 hari, w2

= 10 hari dan w3= 13 hari. Sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu: g1w1, g1w2, g1w3,

g2w1, g2w2, g2w3, g3w1, g3w2, dan g3w3. Tiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga

terdapat 27 unit percobaan dan tiap unit ditanami 18 bibit, total 486 tanaman kubis yang diteliti. Hasil analisis sidik ragam yang menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata diuji lanjut dengan Beda Nyata Jujur tarafα= 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Green tonik 6 cc.l

air-1 memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter krop) dan produksi (bobot krop.tanaman-1, produksi kubis.petak-1 dan produksi kubis.hektar-1). Interkasi antara green tonik 6 cc.l air-1 dengan interval waktu aplikasi 7 hari memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter krop) dan produksi (produksi kubis.petak-1dan produksi kubis.hektar-1).

Kunci kunci: Tanaman kubis, pupuk pelengkap cair, waktu aplikasi. *) Staf pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Makassar.

PENDAHULUAN

Tanaman kubis (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura

yang mempunyai arti penting bagi sebagian besar petani di Indonesia. Tanaman kubis memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan juga merupakan salah satu jenis komoditi sayuran yang diekspor. Tanaman ini diduga berasal dari daerah sub tropis, kemudian meluas dibudidayakan diberbagai negara yang beriklim tropis (Pracaya, 2005).

Kubis banyak dimanfaatkan menjadi berbagai jenis masakan serta diketahui berkhasiat untuk kesehatan tubuh manusia karena mengandung gizi yang cukup tinggi. Setiap 100 g kubis mengandung protein 1,5 g, lemak 0,2 g, karbohidrat 4 g, serat 0,8 g, kalsium 40 mg, besi 0,5 mg, vitamin A 30 IU, nikotinamide 0,3 mg, asam askorbat 40,0 mg dan air 93,0 ml (Ashari S., 1999).

Luas panen kubis di Indonesia pada tahun 2005 adalah 57.765 ha dengan produksi 1.292.984 ton dan produktivitas 22,4 ton.ha-1 (Anonim, 2006a). Sedangkan di Sulawesi Selatan luas panen kubis pada tahun 2005 adalah 2.716 ha dengan produksi 65.048 ton dan produktivitas 23,9 ton.ha-1. Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu penghasil kubis dengan luas panen 169 ha dengan produksi 4.309,5 ton dan produktivitas 25,50 ton.ha-1(Anonim, 2006b).

(4)

dengan menambahkan pupuk anorganik (kimia) ke dalam tanah. Penggunaan pupuk kimia yang secara terus menerus dapat menyebabkan terjadinya kemasaman tanah, olehnya itu untuk mengembalikan fungsi tanah bagi tanaman maka penggunaan pupuk organik mutlak dilakukan. Pemberian pupuk yang tepat, baik konsentrasi, dosis maupun waktunya akan menunjang pertumbuhan dan produksi tanaman yang lebih baik (Lingga P. dan Marsono, 2003).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketersediaan hara pada pertanaman kubis adalah dengan pemberian pupuk organik. Pemupukan dengan bahan organic cair maupun padat dimaksudkan untuk menciptakan lingkungan tumbuh yang optimal dengan memberikan tambahan hara ke dalam tanah sehingga tersedia bagi tanaman dalam keadaan cukup dan berimbang. Pemberian pupuk organik cair green tonik diharapkan dapat me-ningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kubis yang mengarah pada peningkatan kualitas hasil.

Pupuk organik cair green tonik mengandung unsur hara makro N 0,59 %, P2O5 0,57 %,

K2O 1,57 %, SO4 0,11 %, CaO 0,073 %, MgO 0,009 %, unsur hara mikro Fe 27,70 ppm, Cu

0,011 ppm, Zn 0,58 ppm, B 0,74 ppm dan Mo 1.926 ppm. Pemberian pupuk ini dengan melarutkan 2 3 cc.l air-1 dan disemprotkan pada tanaman umur 14 hari setelah tanam dan selanjutnya diberikan dengan interval waktu 714 hari (Anonim, 2007).

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan maka dilaksanakan penelitian untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan waktu aplikasi pupuk green tonik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis.

Hipotesis

1. Terdapat satu konsentrasi green tonik yang memberikan pengaruh terbaik terhadap per-tumbuhan dan produksi tanaman kubis.

2. Terdapat satu interval waktu aplikasi yang memberikan pengaruh terbaik terhadap per-tumbuhan dan produksi tanaman kubis.

3. Terdapat interaksi antara konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi yang memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis.

Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi green tonik dan interval waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis.

Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan informasi mengenai manfaat penggunaan pupuk green tonik pada tanaman kubis dan sebagai pembanding untuk penelitian selanjutnya.

Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di desa Bonto Lojong Kecamatan Ulu Ere Kabupaten Bantaeng. Terletak pada ketinggian 1.350 meter diatas permukaan laut, suhu udara rata-rata harian 20oC, kelembaban udara rata-rata 80 %, curah hujan rata-rata periode 19972006 adalah 1.519 mm per tahun, hari hujan rata-rata 127,6 hari, lama waktu penyinaran rata-rata 9 jam. Tipe iklim C menurut Schmidt dan Ferguson, jenis tanah alluvial, struktur tanah remak gumpal dan tekstur lempung liat berpasir. Berlangsung pada Nopember 2008 hingga Maret 2009.

(5)

Bahan yang digunakan adalah benih kubis varietas 88, pupuk organik cair Green Tonik, Urea, TSP, KCl, pupuk kandang ayam dan pestisida.

Alat yang digunakan adalah cangkul, koret, sekop, pisau, hand sprayer, gembor, ember, mistar, timbangan, tali plastik, tripleks, pagar bamboo, alat tulis menulis dan alat dokumentasi.

Metode Penelitian

Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial 2 faktor, yang disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Faktor pertama adalah konsentrasi Green Tonik (G) terdiri atas tiga taraf, yaitu: g1= 2 cc.l air-1, g2= 4 cc.l air-1dan g3= 6 cc.l air-1. Faktor

kedua adalah interval waktu aplikasi (W) yang terdiri atas tiga taraf, yaitu w1 = 7 hari, w2 = 10

hari, dan w3= 13 hari.

Dengan demikian terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu: g1w1, g1w2, g1w3, g2w1, g2w2,

g2w3, g3w1, g3w2, dan g3w3. Tiap kombinasi perlakuan diulang tiga kali sehingga terdapat 27 unit

percobaan dan tiap unit ditanami 18 bibit, total 486 tanaman kubis yang diteliti. Hasil analisis sidik ragam yang menunjukkan pengaruh nyata atau sangat nyata diuji lanjut dengan Beda Nyata Jujur tarafα= 0,05.

Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian terdiri atas pembuatan pesemaian, pembibitan, pembersihan lahan, pengolahan tanah, lahan digemburkan dan diratakan serta dibuat bedengan dengan ukuran 3,0 m x 1,5 m dan tinggi bedengan 0,2 m sebanyak 27 unit. Jarak antara bedengan 25 cm dan jarak antara petak ulangan 40 cm.

Pupuk kandang diberikan sebanyak 4,5 kg.petak-1 (10 ton.ha-1) satu minggu sebelum tanam. Bibit kubis yang akan ditanam diambil dari pesemaian dengan kriteria pertumbuhan seragam, ditanam dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm. Pemupukan Urea, TSP dan KCl diberikan ¼ dosis anjuran yaitu: Urea 50 kg.ha-1(22,5 g.petak-1), TSP 75 kg.ha-1(33,75 g.petak-1), dan KCl 50 kg.ha-1 (22,5 g.petak-1) dilakukan dalam dua tahap, yaitu: Pada saat tanaman berumur 2 minggu setelah tanam diberikan ½ bagian pupuk Urea serta 1 bagian pupuk TSP dan KCl. Pada saat tanaman berumur 4 minggu setelah tanam dipupuk lagi ½ bagian pupuk urea yang merupakan sisa yang belum diberikan pada saat tanaman berumur 2 minggu.

Pemberian pupuk organik green tonik dilaksnakan sesuai perlakuan dengan cara disemprotkan pada tanaman umur 14 hari setelah tanam dan selanjutnya dilakukan sesuai dengan perlakuan. Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, penyiangan, penyulaman dan pengendalian hama dan penyakit. Komponen yang diamati: Tinggi tanaman, Jumlah daun, Diameter krop, Bobot krop tanaman-1, Produksi kubis petak-1, Produksi kubis hektar-1.

Hasil Tinggi Tanaman

(6)

Tabel 1. Tinggi Tanaman (cm) pada Umur 28 Hari Setelah Tanam.

tinggi tanaman tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 6 cc.l air-1 dengan interval waktu aplikasi 7 hari (g3w1) menghasilkan tinggi tanaman tertinggi dan

berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 6 cc.l air-1 dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g3w2) serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Perlakuan g2w1 berbeda tidak nyata dengan perlakuan g1w1 berbeda tidak nyata dengan

perlakuan g1w2. Interaksi antara perlakuan konsentrasi green tonik 2 cc.l air-1 dengan interval

waktu aplikasi 13 hari (g1w3) menghasilkan tinggi tanaman terendah dan berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya.

Jumlah Daun

Hasil pengamatan jumlah daun 28 hari setelah tanam dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik, interval waktu aplikasi dan interaksi antara konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun tanaman kubis.

Tabel 2. Jumlah Daun (helai) pada Umur 28 Hari Setelah Tanam. Konsentrasi Green

jumlah daun tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 4 cc.l air-1dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g2w2) serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Perlakuan g2w1berbeda tidak nyata dengan perlakuan g1w2. Perlakuan g3w2berbeda tidak nyata

dengan perlakuan g3w3. Perlakuan g1w3menghasilkan jumlah daun terendah dan berbeda nyata

dengan perlakuan lainnya.

(7)

Hasil pengamatan diameter krop pada saat panen dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap diameter krop tanaman kubis.

Tabel 3. Diameter Krop (cm) pada Saat Panen. Konsentrasi Green

diameter krop tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 4 cc.l air-1dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g2w2) serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Perlakuan g3w2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan g3w3 dan g2w3. Perlakuan g1w1

berbeda tidak nyata dengan perlakuan g1w2. Perlakuan g1w3 menghasilkan diameter krop

terendah dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.

Bobot Krop.Tanaman-1

Hasil pengamatan krop.tanaman-1 setelah panen dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik dan internal waktu aplikasi berpengaruh tidak nyata terhadap diameter krop tanaman kubis.

Tabel 4. Bobot Krop.Tanaman-1(kg) Setelah Panen. Konsentrasi Green

konsentrasi green tonik 2 cc.l air-1(g1).

Perlakuan interval waktu aplikasi 7 hari (w1) menghasilkan bobot krop.tanaman-1

ter-tinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan interval waktu aplikasi 10 hari (w2) dan

(8)

Hasil pengamatan produksi kubis.petak-1 pada akhir percobaan dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik, interval waktu aplikasi dan interaksi antara konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi berpengaruh sangat nyata terhadap produksi kubis.petak-1.

Tabel 5. Produksi Kubis.Petak-1(kg) Pada Akhir Percobaan Konsentrasi Green

produksi kubis.petak-1 tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 4 cc.l air-1 dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g2w2) serta berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya.

Perlakuan g3w2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan g3w3. Perlakuan g1w3

meng-hasilkan produksi kubis.petak-1 terendah dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan g1w2 dan

g2w3.

Produksi Kubis.Hektar-1

Hasil pengamatan produksi kubis.hektar-1 dan sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green tonik, interval waktu aplikasi dan interaksi antara konsentrasi green tonik dengan interval waktu aplikasi berpengaruh sangat nyata terhadap produksi kubis.hektar-1. Tabel 6. Produksi Kubis.Petak-1(kg) Pada Akhir Percobaan

Konsentrasi Green

Hasil uji BNJ α 0,05 pada Tabel 6 menunjukkan bahwa interaksi antara perlakuan

konsentrasi green tonik 6 cc.l air-1 dengan interval waktu aplikasi 7 hari (g3w1) menghasilkan

produksi kubis.hektar-1 tertinggi dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan konsentrasi green tonik 4 cc.l air-1 dengan interval waktu aplikasi 10 hari (g2w2) serta berbeda nyata dengan

perlakuan lainnya.

Perlakuan g3w2 berbeda tidak nyata dengan perlakuan g3w3. Perlakuan g1w3

meng-hasilkan produksi kubis.hektar-1 terendah dan berbeda tidak nyata dengan perlakuan g1w2 dan

g2w3.

(9)

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman merupakan suatu proses fisiologis penting yang berlangsung secara biokimia dalam menyelesaikan daur hidup setiap spesies, merupakan pertambahan ukuran, volume dan berat kering tanaman yang tidak dapat balik serta mencerminkan pertambahan protoplasma.

Dalam arti sempit pertumbuhan berarti pembelahan sel atau peningkatan jumlah sel dan pembesaran sel. Perkembangan berarti sel mengalami diferensiasi yaitu suatu perubahan dalam tingkat yang lebih tinggi yang menyangkut spesialisasi dan organisasi secara anatomi dan fisiologi yang ditandai oleh adanya perubahan dari fase vegetatif ke fase generatif berupa pembentukan bunga dan buah.

Konsentrasi Pupuk Green Tonik

Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan green tonik berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter krop, bobot krop.tanaman-1, produksi.petak-1dan produksi.hektar-1.

Hasil analisis sidik ragam dan uji beda nyata jujur tarafα 0,05 menunjukkan bahwa

per-lakuan green tonik dengan konsentrasi 6 cc.l air-1memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kubis. Hal ini diduga bahwa perlakuan konsentrasi yang sesuai dan rapat memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro serta terdapat keseimbangan unsur hara yang diperlukan tanaman.

Menurut Hardjodinomo (1992), untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimal dibutuhkan unsur hara dalam jumlah yang cukup dan seimbang, sehingga perkembangan sel akan berlangsung dengan cepat dan bagian-bagian tanaman yang mem-butuhkan dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik. Untuk mendapatkan efisiensi pemupukan yang optimal, pupuk harus diberikan dalam jumlah yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan tanaman. Bila diberikan dalam jumlah yang berlebihan dan tidak sesuai kebutuhan tanaman akan menyebabkan tanaman mengalami gejala keracunan dan sebaliknya jika mengalami kekurangan maka pengaruh pemupukan tidak akan tampak.

Interval Waktu Aplikasi

Hasil percobaan menunjukkan bahwa perlakuan interval waktu aplikasi berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, diameter krop, bobot krop.tanaman-1, produksi.petak-1dan produksi.hektar-1.

Hasil analisis sidik ragam dan uji beda nyata jujur tarafα 0,05 menunjukkan bahwa

lakuan interval waktu aplikasi 7 hari memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap per-tumbuhan dan produksi tanaman kubis. Hal ini diduga bahwa perlakuan tersebut merupakan interval waktu aplikasi yang sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan unsur hara makro dan mikro yang diberikan melalui permukaan daun.

Menurut Mulyani-Sutedjo (1995), aplikasi pupuk organik melalui daun dengan cara penyemprotan dilakukan dengan pupuk yang mudah larut dalam air dan tujuannya agar unsur hara yang terkandung dalam larutan pupuk dapat diserap oleh stomata daun atau batang. Untuk mendapatkan efisiensi pemupukan yang optimal pupuk harus diberikan dalam jumlah mencukupi kebutuhan tanaman. Dalam keadaan dimana hasil percobaan mengenai waktu aplikasi belum tersedia, maka interval waktu aplikasi yang digunakan adalah rekomendasi yang diberikan oleh produsen atau instansi yang berwenang.

(10)

diberikan dengan konsentrasi rendah dan interval waktu yang teratur. Aplikasi pupuk melalui daun tidak dimaksudkan untuk memenuhi seluruh keperluan unsur hara bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dengan demikian pemupukan melalui daun hanyalah sebagai pelengkap dari pemupukan yang diberikan melalui tanah (Setyamidjaya, 1986).

Interaksi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh interaksi antara konsentrasi green tonik dan interval waktu aplikasi terhadap pertumbuhan dan produksi. Hal ini terlihat pada komponen yang diamati; tinggi tanaman, jumlah daun, diameter krop, bobot produksi.petak-1dan produksi.hektar-1. Adanya pengaruh interaksi diduga disebabkan perlakuan yang diberikan sudah sesuai dengan kebutuhan unsur hara sebagai pelengkap sehingga memberikan respon yang baik bagi pertumbuhan dan produksi tanaman.

Hasil uji beda nyata jujur taraf α 0,05 menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi green

tonik 6 cc.l air-1dengan interval waktu aplikasi memberikan pengaruh terbaik terhadap rata-rata tinggi tanaman (23,10 cm), jumlah daun (21,20 helai), diameter krop (22,07 cm), bobot krop.tanaman-1(2,320 kg), produksi kubis.petak-1(41,700 kg) dan produksi.hektar-1(92,667 ton). Pupuk green tonik sebagai salah satu jenis pupuk organik cair diketahui mengandung unsur nitrogen 0,59 %, fosfor 0,57 % dan kalium 1,57 %. Ketiga unsur hara tersebut merupakan unsur hara utama dan dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang banyak. Menurut Setyamidjaya (1986), nitrogen merupakan unsur hara makro yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan terutama pembentukan bagian vegetatif tanaman seperti akar, batang dan daun, tetapi apabila berada dalam jumlah yang berlebihan dapat menghambat pembentukan bunga dan buah.

Lingga P. dan Marsono (2003), menyatakan bahwa unsur nitrogen merupakan bahan penyusun protein (bagian dari protoplasma) dan pembentukan zat hijau (klorofil). Daun tanaman berwarna hijau karena adanya nitrogen sebagai bahan penyusun utama pembentukan klorofil, jadi unsur nitrogen penting untuk merangsang pertumbuhan vegetatif.

Unsur hara fosfor yang terdapat di dalam pupuk green tonik memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot krop.tanaman-1, produksi.petak-1 dan produksi.hektar-1. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Suseno (1984), secara umum fungsi fosfor pada tanaman adalah (1) mempercepat pertumbuhan semai, (2) mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa, (3) mempercepat pembungaan dan pemasakan buah dan biji, (4) meningkatkan produksi biji-bijian. Selanjutnya Sutedjo dan Kartasapoetra (1990), menyatakan bahwa fungsi fosfor di dalam tanah bagi tanaman adalah sebagai zat pembangun dan terikat dalam senyawa-senyawa organik. Sebagai bahan pembentuk fosfor terpencar-pencar dalam tubuh tanaman. Semua inti mengandung fosfor dan selanjutnya sebagai senyawa-senyawa fosfat di dalam sitoplasma dan membrane sel. Bagian-bagian tubuh tanaman yang berkaitan dengan pembiakan dengan pembiakan generatif seperti daun-daun bunga, tangkai-tangkai sari, kepala-kepala sari, butir-butir tepung sari, daun buah serta bakal biji ternyata mengandung fosfor. Sehingga untuk mendorong pembentukan bunga dan buah pada tanaman sangat diperlukan unsure fosfor dalam jumlah yang banyak.

(11)

Kalium banyak terdapat pada sel-sel muda atau bagian tanaman yang banyak mengandung protein, inti-inti sel tidak mengandung kalium. Pada sel-sel zat ini terdapat sebagai ion di dalam cairan sel dan keadaan demikian akan merupakan bagian yang penting dalam melaksanakan turgor yang disebabkan oleh tekanan osmosis. Selain itu ion kalium mempunyai fungsi fisiologis yang khusus pada asimilasi zat arang, yang berarti apabila tanaman sama sekali tidak menyerap kalium maka proses asimilasi akan terhenti (Sutedjo dan Kartasapoetra, 1990).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Green tonik 6 cc.l air-1memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter krop) dan produksi (bobot krop.tanaman-1, produksi kubis.petak-1 dan produksi kubis.hektar-1).

2. Interval waktu aplikasi 7 hari memberikan pengaruh terbaik terhadap (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter krop) dan produksi (bobot krop.tanaman-1, produksi kubis.hektar-1).

3. Interaksi antara green tonik 6 cc.l air-1 dengan interval waktu aplikasi 7 hari memberikan pengaruh terbaik terhadap pertumbuhan (tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter krop) dan produksi (produksi kubis.petak-1dan produksi kubis.hektar-1).

Saran

Untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi tanaman kubis yang optimal, sebaiknya menggunakan pupuk organik green tonik 6 cc.l air-1dengan interval waktu aplikasi 7 hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006a. Statistik Indonesia Dalam Angka 2005. Badan Pusat Statistik, Jakarta, Indonesia.

---, 2006b. Statistik Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sulawesi Selatan 2005. Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan, Makassar.

---, 2007. Petunjuk Teknis Penggunaan Pupuk Green Tonik. CV. Yan Utama Corporation, Jakarta, Indonesia.

Ashari S., 1999. Hortikultura, Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Harjodinomo S., 1992. Ilmu Memupuk. Bina Cipta, Bandung.

Lingga P., dan Marsono, 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya, Jakarta. Mulyani-Sutejo, 1995. Pupuk dan Cara Pemupukan. Rineka Cipta, Jakarta.

Pracaya, 2005. Kol alias Kubis. Penebar Swadaya, Jakarta.

Setyamidjaya, 1986. Pupuk dan Pemupukan. PT. Simplex, Jakarta.

Suseno H, 1984. Fisiologi Tumbuhan, Metabolisme Dasar dan Beberapa Aspeknya. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Tabel 1. Tinggi Tanaman (cm) pada Umur 28 Hari Setelah Tanam.

Referensi

Dokumen terkait

Että tota, mä luulen että siinäkin auttaa varmaan se, että lähtee selvittää sen perheen kulttuuria, tai perheen tapoja ja käytöntöjä ja se, että aika helposti tai siis

Setelah dilakukan percobaan untuk menyelipkan perlombaan olah raga pada Muktamar ke II, dengan bertujuan untuk lebih memeriahkan pegelaran Muktamar, maka dalam rangkaian

Kajian Pengembangan Bahan Ajar Berorientasi Literasi Sains Untuk Pendidikan Dasar. Bandung :Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan

Di jaman yang sangat maju seperti sekarang ini pemain atau konsumen tak perlu mendatangi bandar untuk membelinya, masyarakat hanya perlu SMS ke bandar judi togel

Kelemahan siswa dalam matematika terlihat dari nilai ulangan yang diperoleh siswa dan Nilai Ujian Akhir Nasional (NUAN) matematika yang umumnya relative rendah.

Hendriantika (2012) dalam penelitian yang berjudul studi komparatif aktivitas fisik dengan faktor resiko terjadinya penyakit jantung koroner di.. Desa Karangmojo

Pendidikan Agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan,