Pola Guna Lahan dan
Nilai Lahan Perkotaan
Ekonomi
Kota
Presented By : 1. Amalia M.
3614100012 2. M. Fahri S.
3614100025 3. Hariz Ghifari
3614100048 4. Alvian H. A.
Outline
Ketersediaan Lahan
Kebutuhan Lahan di Perkotaan Pola Guna Lahan
Hubungan Pola Guna Lahan dengan Ekonomi Kota
Nilai Lahan, Tanah dan Struktur Kota Keseimbangan Pengunaan Lahan
Definisi
Suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim, relief tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan mempengaruhi kemampuan penggunaan lahan - Purwowidodo (1983)
Bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik material maupun spiritual – Vink (1975)
Lahan
Tipe-tipe
Lahan Non Pertanian
Lahan perkotaan Lahan pedesaan Industri
Rekreasi
Menurut
Mochtarram
(dalam
Ina,
2001) Lahan mempunyai beberapa ciri,
yaitu :
1.Permanen, artinya tidak berubah-ubah
(bersifat
tetap)
dan
tidak
bisa
diperbaharui.
2.Supply
(ketersediaan) lahan terbatas
dan langka.
Ketersediaan Lahan Perkotaan
Kesiapan lahan
untuk
digunakan/diop
erasik-an
manusia
Menurut chapin dan kaiser (1979,dalam priyandono,
2001/5) kebutuhan penggunaan lahan dalam
struktur ruang kota berkaitan dengan 3 sistem yang
ada :
a. Sistem Kegiatan , manusia dan
kelembagaannya untuk memenuhi
kebutuhan yang berinteraksi dalam waktu
dan ruang.
b. Sistem Pengembangan Lahan, yang berfokus
untuk kebutuhan manusia dalam aktifitas
kehidupan.
c. Sistem Lingkungan berkaitan dengan kondisi
biotik dan abiotik dengan air, udara dan
Kebutuhan Lahan
di Perkotaan
Pertumbuhan penduduk meningkat
Kebutuhan akan lahan akan terus meningkat
Skema Pola Guna
Lahan
“Pola guna lahan menggambarkan suatu
sistem aktivitas”
Dimana terdapat hubungan dekat antara
tanah dengan kegiatan manusia, Analisis
penggunaan lahan dibutuhkan di daerah
dimana perubahan yang diharapkan.
Apabila manusia tidak memiliki keinginan
untuk mengembangkan suatu daerah,
maka tidak ada kebutuhan analisis
Daya guna lahan dan biaya adalah faktor yang sangat penting dalam kehidupan
ekonomi, untuk itu
diperlukan pengaturan tempat pendidikan,
tempat permukiman, tempat rekreasi, dan lain-lain. Sehingga dengan pengaruh
aglomerasi suatu kota dapat meningkatkan pendapatannya.
Penentuan Pola Guna Lahan
didasarkan pada prinsip optimalisasi untuk menciptakan pola perencanaan
Definisi
Nilai lahan atau land value, ialah pengukuran nilai lahan yang didasarkan kepada kemampuan lahan secara ekonomis dalam hubungannya dengan produktivitas dan strategi ekonomis.
Harga lahan didefinisikan sebagai penilaian atas lahan yang diukur berdasarkan harga nominal dalam satuan uang untuk satu satuan luas tertentu
Nilai Lahan
Definisi
Land rent didefinisikan sebagai kegiatan balas jasa terhadap penggunaan sebidang lahan. Land rent adalah nominal harga yang harus dibayar
setiap tahun untuk hak eksklusif (monopoli) untuk menggunakan lokasi tertentu, sebidang tanah atau sumber daya alam lainnya.
Kemampuan dalam membayar sewa lahan Land Rent
Faktor lokasi yang mempengaruhi harga lahan: 1. Jarak pencapaian (aksesibilitas) ke lahan
tersebut dari tempat kerja
2. Jarak terhadap pusat kota (CBD)
3. Jarak terhadap Pusat Perbelanjaan lokal di kawasan tersebut
4. Jarak terhadap terminal lalu lintas yang terdekat 5. Jarak relatif terhadap aktivitas lain yang
mendukung
Teori Land Rent
Nilai tanah dapat diartikan sebagai kualitas suatu lahan yang dilihat dari segi sumber daya alam yang berada diatasnya, kualitas dari tanahnya sendiri, serta aksestabilitasnya.
Dalam suatu kota terdapat
struktur kota
yang terdiri dari: Pusat Wilayah Perdagangan (CBD)
Pusat wilayah perdagangan (CBD) mempunyai nilai tanah tertinggi dibanding wilayah lain. Wilayah tempat pusat kerja, pertokoan
terletak disekeliling perbatasan pusat kota mempunyai nilai tanah tertinggi setelah CBD.
Kawasan Industri
Pusat-pusat pengelompokan industri dan perdagangan yang menyebar mempunyai nilai tanah tinggi dibanding dengan sekelilingnya, biasanya kawasan ini dikelilingi perumahan.
Kawasan Perumahan
Faktor yang mempengaruhi
Nilai Lahan
The PHYSICAL ATTRIBUTES of land include quality of location; convenience to shopping, schools and parks; utilities and public transportation; and patterns of land use, frontage, depth, topography, streets and lot sizes.
The LEGAL or GOVERNMENTAL FORCES include the type and amount of taxation, zoning and building laws, planning and restrictions.
The SOCIAL FACTORS include population growth or decline, changes in family sizes, typical ages, attitudes toward law and order, prestige and education levels.
The ECONOMIC FORCES include value and income levels, growth and new construction, vacancy and availability of land. It is the influences of
Yates dan Garner (dalam Ina, 2001) membagi 6 (enam) kategori utama fungsi lahan perkotaan,
yaitu :
1. Digunakan sebagai pemukiman.
2. Digunakan sebagai kegiatan industri. 3. Berfungsi sebagai
kegiatan komersial. 4. Digunakan untuk
jaringan jalan.
5. Berfungsi sebagai fasilitas umum.
dan lahan kosong. Dalam teori ekonomi penggunaan lahan
Teori Von Thunen
Sebagai contoh,
berdasarkan teori Van Thunen, Keseimbangan Penggunaan Lahan akan
terjadi apabila
penggunaan lahan yang ada sesuai dengan
dengan zonasi yang telah ditentukan, karena
adanya pengaruh land rent, bid rent, dan land
“Dalam konteks regional Jawa Tengah, Salatiga terletak diantara Kota Semarang dan Surakarta yang dilalui oleh jalan arteri dengan kepadatan lalu-lintas yang tinggi. Posisi tersebut membuat
perkembangan Kota Salatiga cukup pesat, baik dari segi aktivitas ekonomi maupun perkembangan fisik kota. Hal tersebut kemudian menimbulkan potensi dampak berupa kemacetan lalu-lintas dan polusi. Untuk mengatasinya maka dibangunlah Jalan
Lingkar Salatiga (JLS). Keberadaan Jalan Lingkar Salatiga telah menimbulkan peningkatan arus
transportasi dan perbaikan aksesibilitas di sekitar wilayah yang dilaluinya. Peningkatan aksesibilitas pada akhirnya berdampak pada peningkatan harga lahan. Peningkatan harga lahan ini disertai dengan konversi lahan dari lahan pertanian ke lahan non pertanian”
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga
dan Penggunaan Lahan di Sekitar Jalan
Lingkar Salatiga, R
usdi M., Biro Penerbit Planologi UndipKesimpulan
1. Harga lahan di sekitar Jalan Lingkar Salatiga dipengaruhi oleh faktor jarak terhadap jalan lingkar, jarak terhadap pusat kegiatan, zonasi, dan jenis
penggunaan lahan, sedangkan perubahan penggunaan lahan lebih dipengaruhi oleh faktor aksesibilitas dan harga lahan.
2. Perkembangan harga lahan dan perubahan penggunaan lahan di sekitar JLS terbagi dalam zona-zona yang menunjukkan tingkatan. Zona 1 merupakan
kawasan dengan perkembangan harga dan perubahan penggunaan lahan yang paling tinggi. Zona 2 merupakan kawasan dengan intensitas
perkembangan harga dan konversi lahan cukup tinggi. Zona 3 merupakan kawasan dengan tingkat perkembangan harga dan konversi lahan rendah.
Pertanyaan
– Lukman permasalahan yang timbul itu, nilai lahan disekitar jalannya pastikan
wilayah preservasi itu harganya naik makanya provitnya karena terpotong pajak dan lain lainynya , menurut kalian bagaimana apabila pemilik lahan lebih memilih
menjual pada developer. Dibatasi dengan intensif disentif
– Zia 29 : equilibrium. Keseimbangan antara suplly dan demand lahannya itu ada