Beberapa solusi yang ditawarkan untuk mengurangi dunia prostitusi
Membangun masid di tempat lokalisasi
Sebagai seorang pelacur atau mucikari, mereka tahu perbuatan yang mereka lakukan adalah perbuatan dosa, sehingga untuk mengurangi keberadaan mereka tidaklah dengan menegur secara langsung, diancam dan datakut-takuti masuk neraka, apalagi mengguruinya. Biarkan mereka sadar dan berubah dengan alami datang dari nuraninya sendiri.
Dengan membangun masjid di daerah-daerah lokalisasi setidaknya para pelacur dan mucikari sering mendengar pencerahan dari corong-corong pengeras suara dari jarak yang dekat. Seperti mendengar adzan, orang melafalkan Al-quran dari dalam masjid, ceramah pengajian supaya mereka selalu ingat.
Bagi sembako
Strategi lain yang mungkin bisa dilakukan adalah melakukan pengajian secara keliling. Bisa dilakukan di gang – gang dengan mengumpulkan warga, PSK, dan mucikari minimal satu bulan sekali. Kemudian seluruh akses jalan ditutup. Jadi, wisma tidak bisa beroperasi, minimal selama pengajian. Selain para PSK yang tidak bisa bekerja, para pria hidung belang pun terpaksa balik kanan dengan adanya acara pengajian tersebut.
Sebagai ganti rejeki untuk PSK dan mucikari, di bagikan sembako seperti minyak goreng, gula, teh, beras, mi instan atau yang lainnya dan sekaligus menjadi magnet untuk mengikuti pengajian.
Pembelian aset milik mucikari
Dalam mengantisipasi penjamuran wisma-wisma di daerah lokalisasi, salah satu caranya bisa dengan membeli wisma-wisma milik mucikari dan di alih fungsikan dengan hal-hal lain yang lebih bermanfaat antaranya dibuat sebagai rumah tinggal, kamar-kamar dibuat menjadi kos, sehingga memberikan kontribusi jumlah wisma, mucikari, dan PSK
Dibangun lembaga pendidikan
Dibangunnya lembaga pendidikan di daerah lokalisasi akan membuat banyak siswa yang berbaur mulai anak pegawai negeri,anak karyawan swasta, hingga anak dari mucikari atau PSK. Selain itu lembaga pendidikan juga bisa digunakan untuk media berdakwah. Anak-anak juga bisa dipartisipasikan dengan berkeliling lokalisasi sambil membawa poster untuk mengingatkan. Isi poster tidak menghakimi tetapi seperti diajak bertobat. Barang kali dari anak-anak tersebut ada yang orangtuanya yang menjadi mucikari atau PSK, sehingga akan lebih menyentuh hati orang tuanya untuk bertobat
Pola pencegahan
Yakni batasi atau pagari kawasan lokalisasi dengan cara mencegah dan melarang datangnya penghuni baru yang mau masuk ke tempat lokalisasi. Artinya, orang baru tidak boleh masuk ke lokalisasi dan yang sudah terlanjur akan diberi pembinaan rohani dari MUI atau ustadz sekaligus diberi pelatihan ketrampilan yang bisa dijadikan bekal setelah mereka sadar nanti Pola pemberdayaan
Maksudnya setelah PSK mengikuti pelatihan ketrampilan, diharapkan para WTS bisa
bekerja dengan kompetensi yang mereka miliki, dan otomatis mereka bisa hidup layak
seperti masyarakat pada umumnya di desa asal.
Pola pengawasan