• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK REAKSI KIMIA III DEACTIVATION CAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TEKNIK REAKSI KIMIA III DEACTIVATION CAT"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

UPN VETERAN JAWA TIMUR

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

PAPER

TEKNIK REAKSI KIMIA III

DEACTIVATION CATALYST REACTOR, SLURRY REACTOR

DAN PEMILIHAN REAKTOR PADA JUDUL PABRIK

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL“VETERAN” JAWA TIMUR

SURABAYA

2017

Disusun oleh :

(2)

Pemilihan Tipe/Bentuk dan Ukuran Katalis dalam Reaktor Berkatalis

Padatan

Pendahuluan

Di dalam industri kimia terdapat berbagai macam tipe reaktor kimia yang dioperasikan.Reaktor-reaktor kimia tersebut memiliki banyak kelebihan tersendiri, contohnya dalam mengatasi reaksi-reaksi yang terjadi dalam industri(nyata).Dasar-dasar perancangan reaktor ditentukan pada jenis reaksi yang berlangsung.Pada reaksi Homogen digunakan tipe reaktor batch,reaktor semi batch,RATB,dan RAP.Sedangkan pada reaksi-reaksi Heterogen digunakan reaktor-reaktor seperti fixed-bed reactor,trickle-bed reactor,atau moving-bed reactor.

Pada umumnya, dunia industri melakukan proses dengan menggunakan reaktor - reaktor heterogen .Reaktor heterogen atau reaktor multifasa adalah reaktor yang digunakan untuk mereaksikan komponen-komponen lebih dari satu fasa dan minimal terdapat 2 fasa.

Suatu reaksi memerlukan waktu yang cukup panjang untuk mencapai kesetimbangan.Oleh karena itu,dibutuhkan suatu katalis yang berguna untuk mempercepat kesetimbangan suatu reaksi.Dalam pemilihan katalis hendaknya tidak menggunakan katalis yang sulit ditemukan atau yang harganya mahal karena hal tersebut menyebabkan biaya proses menjadi mahal . Karena fungsinya yang sangat penting, maka penggunaan katalis menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam berbagai industri. Kebutuhan akan katalis dalam berbagai proses industri cenderung mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena proses kimia yang menggunakan katalis cenderung lebih ekonomis.

Reaktor-reaktor yang umumnya merupakan suatu reaktor dengan katalis padatan adalah Fixed-Bed Reactor,Fluidized-Bed Reactor,slurry reactor,dan riser bed.Terdapat banyak industry yang menggunakan reaktor-reaktor ini,contohnya pada pembuatan bahan bakar elemen nuklir dan produksi high bulk density.

(3)

kimia yang berharga , reaktor fixed-bed semakin sering digunakan dalam beberapa industri penting yang menunjukkan peran vital penggunaannya .

Peranan penting penggunaan katalis dalam reaktor ini, seperti contoh meluapnya minyak yang sangat besar saat terjadinya perang dunia ke -2 , menjelaskan bahwa pengukuran ukuran katalis hingga menjadi seperti bubuk akan memperbesar luas permukaan dan membuat suatu reaksi berjalan lebih cepat.Oleh karena itu,didapatkan suatu estimasi baru dengan mengalirkan suatu katalis ini ke dalam aliran udara , akan membuat katalis bertindak seperti fluida.Reaktor yang beroperasi seperti tersebut merupakan Fluidized-Bed Reaktor.

Pembahasan Singkat dan Prinsip Dasar

Fluidized Bed Reactor (FBR) adalah reaktor katalitik yang

menggunakan katalis padat yang terfluidisasikan. FBR menggunakan katalis yang bersifat heterogen, katalis tersebut digunakan dengan jumlah yang cukup banyak dan kemudian partikel katalis dialirkan dengan kecepatan yang cukup tinggi sehingga katalis tersebut dapat dianalogikan seperti fluida (fluidisasi). Fluidisasi bertujuan agar pengadukan atau pencampuran umpan dengan katalis berlangsung dalam tiap sudut reaktor.FBR mampu menampung banyak aliran umpan dan katalis dalam prosesnya , karena pada umumnya FBR berukuran sangat besar.

Katalis pada FBR biasanya berbentuk padatan, biasanya berbentuk seperti pasir. Ukuran katalis pada FBR biasanya berukuran 10-300 microns, dengan tujuan agar partikel katalis dapat mudah difluidisasikan. Apabila ukuran katalis yang digunakan terlalu besar partikel akan sulit difluidisasikan disebabkan massa katalis yang terlalu berat , sehingga katalis tidak dapat mengalir saat umpan atau reaktan dialirkan. .

Berikut merupakan contoh – contoh ukuran beberapa katalis padatan :

(4)

ada dalam kolom tersebut tidak mengalami channeling .berikut merupakan sedikit penjelasan mengenai chanelling :

Channeling

Channeling adalah kondisi abnormal yang ditemui pada proses fluidisasi, yaitu karakter aliran abnormal yang ditunjukkan dengan terbentuknya aliran kecil dari liquid yang berada diantara tumpukan bed. Hal ini disebabkan karena aliran fluida yang melewati tumpukan bed tersebut terlalu besar.Kondisi channeling pada reactor dan regenerator fixed bed akan sulit untuk bisa kembali dari kondisi minimum fluidization state ke fixed bed state meskipun aliran dari fluida telah dikurangi.

Gambar : Tipikal kondisi channeling pada bed padatan

(5)

Efek lainnya yang timbul adalah terjadinya perbedaan yang besar antara local space velocity di dalam bed dengan over all space velocity yang telah direncanakan. Akibat perbedaan dari space velocity yang besar ini maka akan timbul perubahan suhu yang tidak menentu yang akhirnya berpengaruh pada usia katalis yang pendek.atau diluar yang telah direncanakan. Pada proses

carbon burn off di regenerator, umumnya memerlukan waktu yang lama. Pada proses ini, temperatur harus dikontrol dengan benar yaitu pada bagian reactor inlet temperature dijaga antara 700 – 750 F dan pada bagian reactor outlet

temperature dijaga maksimal 850 oF . Bila temperatur tidak dijaga pada batas maksimalnya maka akan terjadi kerusakan pada katalis, katalis akan tidak stabil sehingga lifetimenya berkurang.

Pada proses yang tidak melibatkan reaksi, seperti pada proses pengeringan padatan, yang mana pada proses ini hanya terjadi mass transfer, kontak yang tidak homogen akan mengakibatkan ketidakefisienan dalam operasinya dan akan membutuhkan design peralatan yang lebih besar.

Kecenderungan untuk terjadi channeling pada bed solid umumnya dapat diindikasi dengan rendahnya pressure drop selama proses fluidisasi berlangsung. Perbedaan pressure drop secara teori dan pressure drop hasil pengamatan dilapangan dapat digunakan sebagai tolak ukur awal untuk menduga adanya channeling di bed Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya channeling, yaitu antara lain :

1. Size Distribution (ukuran padatan katalis)

2. Shape and Density of Solid (bentuk dan densitas dari padatan katalis) 3. Chamber Diameter (diameter ruang terjadinya fluidisasi)

4. Design of gas-inlet device 5. Moisture content of the solid

(6)

aliran fluida mempengaruhi terbentuk atau tidaknya channeling pada bed saat proses fluidisasi berlangsung.

Fixed Bed Reactor atau Packed Bed Reactor

(PBR) menggunakan katalis heterogen seperti

halnya FBR , namun katalis yang digunakan tidak difluidisasikan, melainkan katalis yang digunakan dipadatkan atau dengan kata lain tidak terpengaruh oleh arus dari umpan . Proses yang terjadi pada PBR merupakan kebalikan dari proses yang terjadi pada FBR. Umpan akan lebih banyak melakukan kontak pada katalis karena katalis mengikuti gaya gravitasi sehingga umpan harus melewati celah-celah yang ada pada katalis. Dalam pemilihan katalis PBR ada hal-hal yang harus diperhatikan, seperti:

1. Umur aktif katalis, merupakan lama katalis yang dapat dipakai sebelum diregenerasi atau diganti dengan yang baru.

2. Bentuk dan ukuran katalis. Katalis yang digunakan pada PBR biasanya

berbentuk granular dan berukuran 1-5 mm.

3. Pressure Loss. Proses penggunaan katalis yang mengalir pada industri umumnya menyebabkan hilang tekan, hilangnya tekanan pada flow system yang membuat pompa atau compressor bekerja lebih keras untuk menghasilkan laju yang diinginkan.

(7)

Aspek Teknis Pengoperasian/Perancangan

Note FBCR : Fixed-Bed Catalytic Reactor

Pertimbangan karakteristik dalam pemilihan partikel dan katalis dalam reaktor

Fixed-bed reactor :

• Komposisi kimia : aktivitas katalis

• Sifat-sifat fisika : ukuran ,bentuk ,densitas, dan porositas

• Bentuk katalis : silinder ,bola ,dan plat

• Volume reaktor

• Densitas bulk

• Rongga katalis

(8)

katalis secara dinamik dengan kecepatan yang cukup tinggi untuk mengangkat partikel . Namun, kecepatan tidak harus tinggi sehingga katalis dapat terangkat dari reaktor seluruhnya. Hal ini menyebabkan beberapa pencampuran terangkat naik yang terlihat seperi model piston - aliran dalam

fixed-bed reactor , tetapi terjadi pencampuran sempurna seperti pada model CSTR Jenis reaktor ini sangat ideal untuk reaksi yang sangat eksoterm karena menghilangkan hot-spot yang terbentuk , karena massa dan karakteristik perpindahan panas berjalan dengan cepat dan efektif.

Gambar 1

Sebuah reaktor fluidized -bed terdiri dari tiga bagian utama (Gambar 1 ) :

1. Tempat masuk gas atau distributor bagian gas fluidisasi di bagian bawah, pada dasarnya pelat logam berlubang yang memungkinkan masuknya gas melalui sejumlah lubang ;

2. Fluidized - bed sendiri , terkecuali operasi dalam adiabatik , termasuk permukaan perpindahan panas untuk mengontrol T ; 3. Pada bagian freeboard terletak diatas

bed ,terdapat ruang kosong untuk memungkinkan pelepasan partikel padat dari aliran , pada bagian tersebut dapat digunakan siklon untuk membantu dalam pemisahan gas - padat .

Sebuah model reaktor fluidized-bed menggabungkan model hidrodinamika gelembung dan aliran emulsi. Berbagai model hidrodinamik yang digunakan sebagai model reaktor tergantung pada aliran dan kondisi pencampuran dalam

bed .

1. Jika reaksi sangat lambat , atau waktu tinggal melalui tempat tidur sangat pendek , maka pilihan model hidrodinamika tidak penting . 2. Namun, untuk reaksi yang sangat cepat , atau jika waktu kontak sangat

(9)

Contoh Aplikasi Nyata dalam Industri

Fluidized bed dan Fixed-bed reactor umumnya digunakan untuk metode cracking pada batu bara dan minyak bumi. Katalis yang digunakan berupa senyawa alumina (biasanya alumunium klorida), katalis ini mampu memutuskan rantai karbon panjang pada batubara serta minyak bumi. Namun katalis ini mengalami deaktivasi dikarenakan deposit coke yang dihasilkan selama proses cracking berlangsung.

(10)

Reaktor untuk Reaksi Heterogen

Multi Bed Reactor Konsep:

Katalisator diisi lebih dari satu tumpuk katalisator.

Mekanisme Kerja :

Jika reaksi yang terjadi sangat eksotermis pada konversi yang masih kecil sedangkan suhu gas sudah naik sampai lebih tinggi dari suhu maksimum yang diperbolehkan untuk katalisator, maka gas harus di dinginkan terlebih dahulu kedalam heat exchanger diluar reactor untuk di dinginkan dan selanjutnya dialirkan kembali ke reaktor melalui tumpukan katalisator kedua, bila keadaan yang sama terjadi maka dilakukan hal yang sama yangitu pendinginan dengan heat exchanger.

Keuntungan :

Sangat tepat untuk penggunaan pada kondisi yang tidak terlalu eksotermik maupun endotermik

Aplikasi :

1. Reaksi ammonia 2. Reaksi cumene

(11)

Multiple Tube Reactor

Konsep

Pipa-pipa(tubes) diisi oleh partikel kecil yang berperan sebagai katalis. Pemilihan rekator ini digunakan di mana reaktor membutuhkan transfer panas.

Mekanisme Kerja

Reaksi berjalan di dalam tube-tube yang berisi katalis sedangkan pemanas maupun pendingin berada di luar tube di dalam shell.

Keuntungan

1. Luas area permukaan tempat terjadi pertukaran panas sangat baik

2. Tepat untuk penggunaan pada keadaan reaksi yang sangat eksotermik maupun endotermik

Aplikasi

1. Preparation of phthalic anhydride (PA) 2. Acrylic acid

3. Methacrylic acid (MAA)

SLURRY REACTOR

Reaktor slurry tiga reaktor fase (padat / cair / gas). Digambarkan di bawah adalah reaktor slurry digunakan dalam produksi produk polyethylene.

(12)

INFORMASI UMUM

Reaktor slurry adalah reaktor tiga fase, yang berarti mereka dapat digunakan untuk bereaksi padat, cair, dan gas secara bersamaan. Reaktor ini biasanya terdiri dari katalis (padat) tersuspensi dalam cairan, melalui mana gas ditiupkan. Mereka dapat beroperasi baik secara semi-batch ataupun kontinu.

CONTOH PENGGUNAAN

(13)

KEUNTUNGAN

• Kontrol suhu yang baik.

• Baik dalam pemulihan panas.

• Konstan aktivitas katalitik dipertahankan dengan mudah dengan penambahan sejumlah kecil katalis.

• Berguna untuk katalis yang tidak dapat pelet.

• Kapasitas panas dari reaktor bertindak sebagai fitur keamanan terhadap ledakan.

KEKURANGAN

• Reaktor dapat tersumbat.

• Ketidakpastian dalam proses desain.

• Menemukan cairan yang cocok mungkin sulit.

(14)

PABRIK DIAMMONIUM PHOSPHATE DARI ASAM

PHOSPHATE DAN AMMONIA DENGAN PROSES

VACUUM CRYSTALLIZER

Uraian Proses

Asam fosfat dan amoniak dari tangki penyimpanan bahan baku diumpankan menuju reaktor. Asam fosfat diumpankan pada suhu 30oC dan tekanan 1 atm, sedangkan amoniak dari tangki peluru

(bullet tank) t\diumpankan melalui sparger pada suhu 30oC dan tekanan 20 psia. Di dalam reactor

terjadi reaksi amoniasi asam fosfat menjadi monoammonium phosphate yang berlangsung pada suhu 80oC.

Reaksi yang terjadi adalah :

H3PO4(l) + NH3(g) (NH4)2HPO4(s)

(15)

Reaksi ini bersifat ekso termis sehingga dibutuhkan jaket pendingin dengan menggunakan media air pendingin.

Produk yang keluar reactor berupa slurry dengan pH 5,5 dipompa menuju ke evaporator. Uap air yang keluar dari evaporator dialirkan ke dalam barometric kondensor untuk diubah dari fase uap menjadi fase liquid. Uap air yang terkondensasi dipompa dengan jet ejector untuk menurunkan tekanan dalam evaporator sehingga terjadi vacuum sebesar 0,13 atm.

Slurry yang keluar mengandung 33% air, 46% Kristal moniammonium phosphate , dan 21% kristal ammonium phosphate, kemudian dipompa menuju kristalizer dengan suhu 100OC .

Media pendingin menggunakan air pendingin yang diambil dari unit utilitas. Gas NH3 diumpankan

ke dalam kristalizer menggunakan sparger. Penambahan gas NHdihentikan apabila pH slurry mecapai 6. Tujuan dari penambahan gas NH3 ini adalah untuk mengamoniasi slurry sehingga

terjadi kenaikan perbandingan jumlah mol NH3 : (NH4) H2PO4 sebesar 1 untuk merubah Kristal

monoammonium phosphate menjadi diammonium phosphate . Produk keluar dari kristalizer diumpankan ke centrifuge untuk memisahkan antara kristal diammonium phosphate dengan mother liquornya. Mother liquor yang terbentuk ditampung di dalam tangki penampungan menjadi pupuk diammonium phosphate cair untuk dijual.

Kristal diammonium phosphate dibawa oleh screw conveyor menuju rotary dryer untuk dikurangi kadar airnya dengan bantuan udara panas yang dialirkan secara berlawanan arah, dimana udara panas berasar dari udara bebas yang dihembuskan oleh blower dan dipanaskan dengan heater hingga mencapai suhu 125oC. Udara panas dan padatan terikut kemudian dipisahkan pada cyclone, dimana udara panas diserap dengan air proses pada scrubber sebelum dibuang ke udara bebas dank e pengolahan limbah cair, sedangkan padatan terpisah diumpankan bersamaan dengan peroduk dryer ke cooling conveyor untuk didinginkan sampai suhu kamar (30oC).

(16)

Pemilihan Reaktor

Pada reactor, perbandingan jumlah mol NH3 : H3PO4 adalah sebesar 1 : 13 . Hal ini

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Pamungkas, Ginanjar :

https://www.academia.edu/9009626/Pemilihan_Tipe_Bentuk_dan_Ukuran_Katalis_dalam_Reak

tor_Berkatalis_Padatan Rachmaniar, Rizka :

https://www.academia.edu/12929577/MacamMacam_Reaktor_Natural_Gas_Reforming_Downst

ream_Process

(18)

UPN VETERAN JAWA TIMUR

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

TUGAS TEKNIK REAKSI KIMIA III

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Gambar

Gambar : Tipikal kondisi channeling pada bed
Gambar 1 Sebuah reaktor fluidized -bed terdiri

Referensi

Dokumen terkait

Bagi mereka wanita bercadar sebagai aktor atau pelaku dalam suatu tindakan sosial, cadar yang mereka kenakan mempunyai makna tersendiri yang dipakai untuk

Kelvin ± Planck menyatakan hukum kedua termodinamika dengan ungkapan Kelvin ± Planck menyatakan hukum kedua termodinamika dengan ungkapan   bahwa, ³Tidak mungkin

IKLH tahun 2016 dihitung berdasarkan: (1) data hasil pemantauan kualitas air di 150 sungai prioritas nasional pada 33 provinsi; (2) pemantauan kualitas udara pada

Sebagai bagian dari upaya pencapaian visi IDIA tersebut dan pemayungan terhadap visi keilmuan program studi yang dikelola, Fakultas Tarbiyah mencanangkan

Dengan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemerintah Kecamatan Masalle menyambut gembira terbitnya buku Kecamatan Masalle Dalam Angka Tahun 2013 yang merupakan

Tempat dan waktu pertunjukan organ tunggal diadakan di rumah penyelenggara pesta, khusus yang peneliti lihat pada tanggal 15 februari 2014 yang bertempat dirumah Pak

Untuk lebih melengkapi hasil analisis tersebut dilakukan pengembangan studi (analisis dengan FEA LUSAS) dengan menambah variasi model sebanyak 2 buah balok dengan