• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

6.1. Kontrol dalam Kebijakan Pengentasan Kemiskinan Melalui Program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru

Program pemerintah dalam penanggulangan atau pengentasan kemiskinan yang sudah lama digulirkan selama ini, belum menunjukan hasil yang lebih baik dalam upaya menuntaskan masalah kemiskinan. Pelaksanaan program raskin merupakan salah satu kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam membantu rumah tangga miskin untuk memenuhi kebutuhan pokok mereka, serta membantu pengurangan pengeluaran dari rumah tangga miskin tersebut.

Tindakan dan upaya pengentasan kemiskinan melalui penerapan kebijakan terhadap pelaksanaan program Raskin, merupakan salah satu wujud implementasi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah, untuk mengurangi angka kemiskinan dan upaya untuk pengentasan kemiskinan. Melihat secara realitas kondisi ekonomi masyarakat di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, dimana masih terdapat beberapa orang keluarga miskin yang menggantungkan harapannya sebagai buruh pada industri kecil yakni industri batu bata, sebagai pekerja atau buruh harian lepas.

Pencapaian hasil yang lebih efektif dan efisien dalam pelaksanaan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, sangat ditentukan oleh kesiapan lembaga atau personel yang terlibat dalam penyaluran Raskin tersebut. Untuk mengetahui efektivitas terhadap kontrol kebijakan dalam upaya pengentasan kemiskinan, penulis mencoba melihat beberapa aspek yang memiliki relevansi terhadap pelaksanaan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Adapun aspek tersebut adalah;

1. Sistem Penyaluran Raskin

Kontrol terhadap penyaluran program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, masih dirasa kurang terlaksana pengawasan yang lebih baik, hal ini dikarenakan oleh faktor non teknis. Faktor non teknis tersebut, yakni belum adanya mekanisme yang tepat guna dan transparan, serta masih rendahnya

(2)

akurasi data terhadap jumlah keluarga miskin yang berhak menerima pembagian dari beras bagi keluarga miskin tersebut.

Sistem penyaluran Raskin yang dilakukan selama ini di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum terlihat adanya kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan, yang bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan. Hal ini diungkapkan oleh MSB (RTM) mengatakan bahwa;

“Penyaluran program raskin diwilayah Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum adanya pengawasan yang lebih ketat, artinya raskin yang dibagikan hanya memmenuhi tugas dari setiap orang yang terlibat dalam pembagian tersebut. Jika beras sudah dibagi maka petugas yang terlibat menganggap tugasnya selesai. Ini yang dikatakan tidak ada pengawasan, terutama kelayakan dari rumah tangga miskin tersebut, kualitas beras juga tidak ada transparan terhadap pelaksanaan program raskin tersebut, sehingga ada beras yang kurang baik kualitasnya karena sudah lama digudang dan ada rumah tangga yang tidak tergolong dalam rumah tangga miskin juga menerima beras raskin tersebut”

Wawancara tersebut di atas menunjukan bahwa, sistem penyaluran Rakin yang dilakukan selama ini, menunjukan belum adanya pengawasan yang lebih efektif. Hal ini juga diketahui peneliti dilapangan, yang mana dalam sistem penyaluran Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, hanya dilakukan oleh RW dan RT, sehingga pihak dari Kelurahan dan Kecamatan, bahkan dari Bulog sendiri kurang melakukan kontrol terhadap sistem penyaluran dari program raskin tersebut.

2. Implementasi Kebijakan

Implementasi kebijakan penyaluran Raskin yang dilakukan selama ini di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum secara efektif menghasilkan keterpaduan dalam penyaluran Raskin serta belum adanya data dasar yang mendukung terhadap rumah tangga miskin yang betul-betul kurang mampu dan berhak menerima program raskin tersebut. Hal ini diungkapkan oleh Ketua RW 12 Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, mengatkan bahwa;

“Pelaksanan kebijakan dalam penyaluran raskin yang dilakukan selama ini, kami serahkan kepada pihak RT, karena pihak RT yang mengetahui kondisi rumah tangga warganya. Pihak RT melaporkan kepada RW dan kami hanya meneruskan kepada pihak kelurahan untuk ditetapkan jumlah rumah tangga miskin yang ada diwilayah RW kami. Jadi siapa yang layak

(3)

dan tidak layak dalam menerima program raskin tersebut, pihak kelurahan melalui badan musyawarah kelurahan yang menetapkannya”

Wawancara tersebut menjelaskan bahwa, kontrol terhadap implementasi kebijakan program raskin dalam rangka pengentasan kemiskinan, masih relatif sulit untuk diwujudkan. Pengamatan penulis dilapangan, proses pendataan yang dilakukan terhadap rumah tangga miskin tidak ada tindakan peninjauan kembali, sehingga penetapan kebijakan terhadap rumah tangga miskin hanya bersifat laoprann yang diterima dari RT dan RW, tanpa melakukan pengkajian terhadap persyaratan dari kelayakan rumah tangga miskin tersebut. Kondisi ini menyebabkan kurangnya kontrol terhadap pendataan rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, sehingga impelemntasi kebijakan terhadap program raskin menjadi kurang berjalan dengan efektif dan efisien.

3. Kelembagaan Raskin

Kelembagaaan yang ada dalam pengawasan pelaksanaan Raskin selama ini, masih bersifat kelembagaan formal dan belum adanya lembaga lokal yang ikut melakukan pengawasan dalam pelaksanaan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Hal ini diungkapkan oleh aparat Kelurahan yang juga seebagai Satker ditingkat kelurahan, mengatkan bahwa;

“Kelembagaan yang dibentuk dalam penyaluran Raskin ditingkat kelurahan, hanya bertujuan untuk menyalurkan raskin, tanpa adanya tindakan evaluasi dari p[elaksanaan yang dilakukan selama ini. Selain dari pada itu belum adanya kontrol yang jelas terhadap petunjuk teknis dan petunjuk pelaksana dalam melakukan kontrol tersebut, sehingga pengawasan atau kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan raskin tersebut menjadi kurang transparan”

Kelembagaan yang terlibat langsung dalam pengawasan penyaluran Raskin ditingkat kelurahan, dapat dikatakan belum tersedia, sehingga pengaduan ataupun keluhan dari masyarakat hanya dilaporkan kepada RT dan RW. Kondisi ini hanya disikapi tapi tidak dilakukan tindakan yang jelas terhadap pengawasan pelaksanaan program tersebut. Keadaan ini juga menimbulkan belum terwujudnya kontrol yang lebih efektif terhadap lembaga yang melaksanakan program raskin tersebut khususnya di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

(4)

4. Instrumen yang digunakan

Instrumen yang digunakan dalam kontrol dalam pelaksanaan kebijakan program raskin yanng peneliti temukan adalah sebagai berikut;

a. Belum adanya data dasar yang akurat mengenai jumlah penduduk miskin atau rumah tangga miskin yang menjadi sasaran dari kebijakan program raskin, sehingga ditemukan adanya peningkatan jumlah rumah tangga miskin setiap tahunnya di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

b. Media informasi mengenai program raskin belum tersedia dengan baik, sehingga informasi yang diperoleh hanya bersifat informasi perorangan, tanpa adanya media yang dapat mensosialisasikan tujuan dari program raskin tersebut.

c. Belum adanya posko pengaduan terhadap permasalahan atau keluhan dari masyarakat, sehingga kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan raskin juga tidak berjalan, sehingga kesinambungan kebijakan program raskin mennjadi kurang efektif dan efisien.

Instrumen yang terssedia dalam kontrol pelaksanaan kebijakan pengentasan kemiskinan melalui program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum tersedia dengan baik. Hal ini diungkapkan oleh Aparat Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, yang mengatakan bahwa;

Instrumen atau sarana yang digunakan untuk melakukan kontrol kebijakan terhadap pelaksanaan program raskin belum tersedia dengan baik. Instrumen yang digunakan hanya bersifat informasi yang dilanjutkan oleh pihak RT dan RW kepada warga, sehingga komunikasi yang dilakukan hanya bersifat satu arah, tanpa adanya umpan balik terhadap evaluasi kebijakan yang dilaksankan selama ini”

Pengamatann peneliti dilapangan juga diketahui bahwa instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan program Raskin selama ini di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, hanya bersifat informasi face to face dari pihak kelurahan termasuk RT dan RW kepada masyarakat. Kondisi ini juga menimbulkan kurangnya pengawasan atau kontrol yang berkesinambungan, sehingga hasil dari program tersebut belum mampu menekan jumlah keluarga miskin yang ada di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

(5)

5. Kekuatan dan Kelemahan Program

Kontrol dalam pelaksanaan kebijakan terhadap program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, memiliki kekuatan dan kelemahan dalam pelaksanaannya. Adapun kekutan dan kelemahan yang peneliti amati adalah sebagai berikut;

a. Kekuatan Program

1) Program Raskin perlu dikembangkan dengan melibatkan masyarakat dalam mengambil kebijakan, terutama dalam penilaian keluarga miskin yang menjadi sasaran utama dari program raskin tersebut. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk melakukan evaluasi kebijakan ditingkat bawah atau pada rumah tangga miskin yang menjadi sasaran dari program raskin tersebut.

2) Perlu adanya partisipasi masyarakat, terutama tokoh masyarakat yang memiliki pengaruh, sehingga memudahkan dalam proses pelaksanaan dan pengawasan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

3) Perlu adanya tenaga pendamping yang dapat mengawasi pelaksanaan program raskin tersebut.

4) Adanya upaya untuk menilai perkembangan keluarga miskin, sehingga tidak terjadi pertambahan rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

b. Kelemahan Program

1) Kurangnya kontrol yang berbabasis komunitas, dalam hal ini masih banyak masyarakat yang bersifat apatis terhadap pelaksanaan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

2) Belum adanya tenaga pendamping dalam pengawasan pelaksanaan program raskin tersebut.

3) Kurang berbasis kpeada kesiapan semua pihak, dalam melaksanakan dan mengawasi program raskin tersebut.

4) Pelaksanaan program raskin selama ini, kurang tepat waktu, tepat sasaran bahkan kurang berdaya guna dan tepat guna. Hal ini menyebabkan

(6)

bertambahnya rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya.

6.2. Sistem Kontrol dalam Peningkatan Pengawasan Program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru

Sistem kontrol yang dilakukan dalam pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, diharapkan dapat menekan berbagai kendala dalam pelaksanaan program raskin tersebut, sehingga program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, menjadi tepat sasaran, tepat waktu, tepat administrasi dan tepat guna. Untuk itu perlu diterapkan sistem kontrol untuk mencegah berbagai masalah dalam program Raskin yang terjadi selama ini, yakni;

a. Kualitas Raskin yang jelek (apek, kotor, banyak kutunya).

Kontrol terhadap kualitas raskin perlu dilakukan dengan baik, jika beras yang diterima masyarakat tidak baik berdampak terhaddap perubahan perilaku masyarakat yang menerima, kemudian menjualnya lagi untuk dibelikan yang lebih baik, kondisi ini akan berpengaruh terhadap berkurang jumlah beras yang diterima masyarakat. Untuk itu, setiap pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, perlu menerapkan kontrol yang lebih baik untuk mewujudkan kualitas beras yang lebih baik dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat miskin.

b. Salah sasaran yaitu rumah tangga yang seharusnya tidak menerima Raskin, ternyata terdaftar juga sebagai penerima akibat kebijakan ditingkat lokal yang meratakan jatah Raskin tersebut untuk seluruh penduduknya.

Sistem kontrol yang diterapkan dalam hal ini adalah dalam proses pendataan rumah tangga miskin. Pendataan rumah tangga miskin yang dilakukan oleh pihak RT dan RW dilingkungan Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, hendaknya dilakukan peninjauan kembali, agar tidak terdapat rumah tangga yang tidak layak menerima program Raskin, sedangkan keluarga miskin tidak menerima beras tersebut. Kondisi ini akan menumbulkan ketidakadilan bagi masyarakat, sehingga program Raskin menjadi kurang tepat sasaran.

(7)

c. Ada biaya tambahan, sehingga harga perkilogram menjadi lebih mahal dari yang seharusnya.

Masyarakat perlu dilibatkan untuk melaksanakan sistem kontrol dalam penetapan harga Raskin yang diterima oleh masyarakat miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Upaya ini dilakukan agar tidak terjadinya tindakan penyelewengan dari oknum-oknum yanng meraih keuntungan, sehingga masyarakat miskin menjadi terbebani atau bertambahnya biaya yang mereka keluarkan dalam membeli beras tersebut.

d. Jatah Raskin dijual lagi kepasar oleh petugas pelaksana.

Selama ini Raskin yang ada di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum ditemukan adanya oknum petugas lapangan yang menjual Raskin kepasar, namun setiap aparat yang terlibat dalam Satker Raskin tersebut perlu diawasi oleh masyarakat maupun LSM agar tidak terjadi upaya menjual Raskin kepasar dengan harga yang tinggi, sehingga sasaran dari Raskin tersebut hanya menguntungkan oknum tertentu.

e. Jumlah timbangan yang berkurang.

Tindakan spekulatif bisa saja terjadi kapan saja dan dimana saja, untuk itu perlu kontrol yang melekat untuk mencegah adanya upaya pengurangan timbangan, sehingga beras yang diterima oleh rumah tangga miskin sebagai rumah tangga sasaran menjadi berkurang. Proses penimbangan beras perlu diawasi mulai dari Divisi Bulog Kota Pekanbaru sampai Raskin yang diterima oleh masyarakat, sehingga Raskin tidak mengalami pengurangan dari berat yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.

f. Proses dan mekanisme pencairan raskin.

Proses dan mekanisme pencairan raskin yang dilaksanakan selama ini di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, berjalan dengan baik, naumn masih ada beberapa kendala di lapangan seperti adanya tungggaka oleh petugas lapangan.

(8)

g. Kesalahan data yang diajukan.

Kontrol dalam pendataan rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, kurang berjalan dengan baik, sehingga terjadinya peningkatan rumah tangga miskin setiap tahunnya di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Tahun 2007 jumlah rumah tangga miskin sebanyak 587 RTM, meningkat menjadi 625 RTM pada tahun 2008; sedangkan pada tahun 2009 menjadi peningkatan yang cukup signifikan yakni 821 RTM. Keadaan ini menunjukan belum berjalannya proses pendataan rumah tangga miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum berjalan dengan baik.

h. Kurang koordinasi mulai dari pusat sampai di tingkat pelaksana.

Koordinasi yang dilakukan merupakan bagian dari pelaksanaan sistem kontrol untuk mengetahui hambatan atau kendala yang ditemukan dalam pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Koordinasi yang dilakukan selama ini hanya berjalan ditingkat kelurahan dan kecamatan, sedangkan ditingkat petugas lapangan dalam hal ini RW dan RT, kurang mendapaatkan berbagai informasi tentang raskin, sehingga dalam mendata rumah tangga miskin menjadi kurang akurat dan mengalami peningkatan setiap tahunnya.

Sistem Kontrol yang dilakukan oleh pemerintah, masih bersifat sistem kontrol reaktif, artinya jika sudah terjadi berbagai masalah dalam pelaksanaan program Raskin baru dilakukan pengawasan, sehingga pelaksanaan program Raskin menjadi kurang efektif dan efisien. Kurangnya kontrol terhadap pelaksanaan Raskin, juga memunculkan berbagai upaya untuk melakukan tindakan spekulatif terhadap pendistribusian beras oleh petugas lapangan bahkan oleh masyarakat penerima dari program Raskin tersebut.

Berdasarkan paparan di atas didapat beberapa kesimpulan mengenai bahwa sistem kontrol raskin yang mengakibatkan sistem raskin belum efektif berjalan, disebabkan oleh beberapa hal :

1. Sasaran raskin kepada penerima manfaat belum tepat

2. Harga raskin di tingkat komunitas tidak sesuai dengan harga yang ditetapkan 3. Jumlah raskin yang didistribusikan tidak sesuai dengan peruntukannya.

(9)

4. Proses dan mekanisme pencairan dan pendistribusian raskin masih mengalami kendala.

Referensi

Dokumen terkait

terbatasnya sumber benih entres karet, kesenjangan antara ketersediaan dan permintaan bahan tanam klon unggul karet, bahan tanam karet yang beredar belum

Masalah yang dikemukakan merupakan refleksi dari pengalaman nyata yang terjadi dalam pembelajaran mata kuliah yang diampu yang antara lain dapat ditandai dengan

Sementara itu, Thomas (2009) mengungkapkan bahwa seseorang akan engaged dengan pekerjaannya apabila seseorang berkomitmen pada suatu tujuan, menggunakan kecerdasannya

> untuk indosata trialnya seperti gambar dibawah, maka masuk ke emas, masuk ke containment (MOM Based) dan rubah portD ke data 2 (jika 1

Pengalaman negara dalam menangani pandemi Covid 19 merupakan contoh nyata kegagapan negara dalam menghadapi bahaya yang disebabkan oleh pandemi Covid 19 Peraturan Pemerintah

Hasil analisis Rietveld dengan menggunakan sofware MAUD dengan memanfaatkan hasil-hasil parameter dari refinement yang diperoleh untuk mengetahui perbedaan ukuran kristal,

Lisäksi seurakunnan lastentyöntekijät olivat myös viittaneet lastenpäivähoitolakeen uskonnollisesta kasvatuksesta: Kasvatuksessa on laissa määritelty että lasten iän

業種・商品分類 基礎材 食品・飲料 薬品 化粧品・洗剤 衣料・身の回り品 出版 一般産業機器 精密・事務機器 電気機器 輸送機器