• Tidak ada hasil yang ditemukan

T BJPG 1202106 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T BJPG 1202106 Chapter5"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Desy Wulandary, 2016

ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

127 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil dari analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

maka simpulan dari penelitian ini yang merupakan jawaban dari rumusan masalah

adalah sebagai berikut:

1. Ungkapan yang digunakan untuk mengungkapkan maaf dalam bahasa Jepang

terbagi menjadi empat kelompok ungkapan maaf yang masing-masingnya dapat

digunakan dengan cara pengungkapan berbeda, empat kelompok tersebut

adalah sebagai berikut:

a. Moushiwake arimasen: ungkapan maaf ini muncul sebanyak 12 % dari

keseluruhan data ungkapan maaf dalam penelitian ini. Terdapat juga

penutur yang menggunakan ungkapan maaf ini menjadi moushiwake

arimasen deshita sebagai ungkapan maaf atas perbuatan yang sudah

dilakukan di masa lampau. Ungkapan ini merupakan ungkapan maaf paling

sopan dibandingkan dengan ungkapan maaf lainnya.

b. Sumimasen: ungkapan maaf ini merupakan ungkapan yang paling banyak

digunakan oleh penutur bahasa Jepang, yaitu sebanyak 40 % dari

keseluruhan ungkapan maaf yang didapat. Ungkapan maaf juga banyak

digunakan dengan cara pengungkapan yang berbeda, seperti sumimasen

deshita untuk mengungkapkan maaf atas kesalahan yang dilakukan di masa

lampau, chotto sumimasen digunakan untuk meminta maaf ketika ingin

meminta bantuan, dan sumanai ungkapan maaf ini digunakan oleh seorang

pemilik perusahaan yang meminta maaf kepada karyawannya karena akan

menutup pabriknya, untuk itu yang perlu diperhatikan ungkapan maaf ini

digunakan oleh atasan kepada bawahannya, sebaiknya tidak digunakan

(2)

Desy Wulandary, 2016

ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Gomennasai: ungkapan maaf ini hanya digunakan satu kali dari 24

ungkapan maaf yang muncul dalam film. Ungkapan ini juga dilakukan

hanya kepada sesama rekan kerja yang cukup akrab, tidak digunakan

ketika mengungkapkan maaf kepada atasan.

d. Shitsurei shimashita: situasi yang ditunjukan dalam film, ungkapan maaf

ini digunakan ketika memasuki ruangan. Selain itu, terdapat juga ungkapan

maaf shitsurei itashimashita, yang digunakan ketika meminta maaf atas

kesalahan yang telah lalu.

2. Ungkapan yang digunakan untuk mengungkapkan maaf dalam bahasa

Indonesia yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Maaf: ungkapan maaf ini merupakan satu-satunya ungkapan maaf langsung

dalam bahasa Indonesia yang didapat dari data yang dikumpulkan dalam

penelitian ini. Hanya saja penggunaan ungkapan tersebut dapat digunakan

dalam beberapa cara untuk membedakan tingkat kesantunan, yaitu sebagai

berikut:

1. Maaf diikuti kata sapaan, untuk memberikan kesan lebih sopan kepada

lawan tutur, penutur banyak menggunakan kata sapaan seperti Pak, Bu,

Mas, dan lain-lain, contoh: Maaf Pak

2. Penambahan verba sebelum kata maaf, dengan menambahkan verba

minta atau mohon ini menunjukan ungkapan maaf yang lebih santun,

digunakan pada acara formal, kepada orang yang disegani, contoh:

Minta maaf, mohon maaf.

3. Maaf diikuti partikel, penggunaan partikel pada ungkapan maaf ini juga

berfungsi untuk memperhalus ungkapan maaf, contoh: Maaf ya

b. Sorry: meskipun ungkapan maaf ini merupakan ungkapan maaf dalam

bahasa Inggris, namun ada juga penutur Indonesia yang menggunakan

(3)

Desy Wulandary, 2016

ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Aduh : ungkapan ini bukan merupakan ungkapan maaf langsung, namun

digunakan untuk mengungkapkan rasa penyesalan ketika tidak bisa

(4)

Desy Wulandary, 2016

ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Persamaan fungsi dan strategi permintaan maaf dalam bahasa Jepang dan

bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:

a. Fungsi ungkapan maaf dalam tindak tutur meminta maaf bahasa Jepang dan

bahasa Indonesia memiliki persamaan, yaitu digunakan untuk tujuan

sebagai berikut:

1. Mengungkapkan maaf atas kesalahan penutur

2. Menolak permintaan atau tawaran dari mitra tutur

3. Meminta sesuatu atau meminta pertolongan kepada mitra tutur

b. Persamaan antara tindak tutur permintaan maaf dalam bahasa Jepang dan

bahasa Indonesia, yaitu:

1. Menggunakan strategi meminta maaf yang sama, yaitu a)strategi

permintaan maaf langsung, b) penjelasan situasi, c) pengakuan tanggung

jawab, d) tawaran pergantian/perbaikan. Dari keempat strategi yang

digunakan tersebut, keduanya lebih banyak menggunakan strategi

permintaan maaf langsung dan penjelasan situasi ketika melakukan

tindak tutur meminta maaf.

2. Penutur maaf baik dalam bahasa Jepang maupun bahasa Indonesia lebih

banyak dilakukan oleh karyawan yang berstatus sebagai bawahan, yaitu

sampai dengan 50%. Sedangkan atasan yang melakukan tindak tutur

meminta maaf hanya < 10% saja. Hal ini karena bawahan berusaha

untuk menjaga muka di hadapan atasannya sehingga kesadaran untuk

meminta maaf lebih tinggi.

4. Perbedaaan strategi tindak tutur permintaan maaf dalam bahasa Jepang dan

bahasa Indonesia, yaitu sebagai berikut:

a. Mengenai fungsi ungkapan maaf dalam tindak tutur bahasa Jepang dan

bahasa Indonesia tidak terdapat perbedaan, keduanya memiliki fungsi yang

sama.

b. Meskipun secara umum strategi meminta maaf yang digunakan dalam

(5)

Desy Wulandary, 2016

ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perbedaan antara tindak tutur meminta maaf bahasa Jepang dan bahasa

Indonesia, yaitu:

1. Penutur Indonesia lebih memilih strategi ungkapan maaf langsung

disertai penjelasan situasi ketika meminta maaf kepada atasan,

sedangkan penutur Jepang lebih banyak menggunakan strategi

permintaan maaf langsung saja.

2. Banyaknya strategi penjelasan situasi kepada atasan menandakan bahwa

penutur Indonesia menggunakan kesantunan positif, sedangkan penutur

Jepang menggunakan kesantunan negatif karena lebih sedikit

memberikan penjelasan kepada atasan.

Terdapat beberapa situasi permintaan maaf dalam film Jepang dan film

Indonesia yang tidak sama, namun situasi yang tidak ditemukan dalam film Jepang

ataupun film Indonesia bukan berarti tidak pernah terjadi di masyarakat penutur

bahasa tersebut. Faktor penyebab perbedaan ini besar kemungkinan disebabkan

karena kurangnya sumber data berupa film Jepang dan film Indonesia.

Yang perlu diperhatikan dari hasil penelitian ini, bukanlah bahasa mana yang

lebih baik dalam menggunakan strategi ketika melakukan tindak tutur meminta

maaf, tetapi untuk lebih memahami bagaimana ungkapan maaf dan juga

penggunaan strategi meminta maaf dalam bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

agar dapat mengurangi kesulitan-kesulitan yang dihadapi para pembelajar terutama

yang masih pemula. Dengan mengetahui persamaan dan perbedaan antara tindak

tutur meminta maaf bahasa Jepang dan bahasa Indonesia maka pengajar dapat

menyampaikannya dalam pembelajaran, sehingga pada saat mengungkapkan maaf

dalam kedua bahasa tersebut pembelajar diharapkan dapat menggunakan ungkapan

maupun strategi sesuai dengan yang biasa digunakan oleh penutur aslinya.

Dalam penelitian ini tentunya masih banyak sekali kekurangan, dan butuh

untuk lebih disempurnakan kembali. Untuk itu berikut ini adalah beberapa saran

(6)

Desy Wulandary, 2016

ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

(7)

Desy Wulandary, 2016

ANALISIS KONTRASTIF STRATEGI TINDAK TUTUR PERMINTAAN MAAF BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

Universitas Pendidikan Indonesia| repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B.Saran

Dalam penelitian ini karena kelalaian dan juga keterbatasan kemampuan

peneliti maka masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki dalam melakukan

analisis kontrastif tindak tutur meminta maaf bahasa Jepang dan bahasa Indonesia

yang bersumber dari film Jepang dan film Indonesia. Oleh karena itu, untuk

peneliti selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini, salah

satunya dengan cara sebagai berikut:

1. Mencari perbandingan situasi yang belum berhasil didapatkan dalam film

Jepang, yaitu situasi permintaan maaf saat tidak bisa membantu orang, situasi

saat memotong pembicaraan orang lain, dan situasi saat menolak untuk

berdiskusi/bicara dengan orang lain.

2. Mencari perbandingan situasi yang belum ditemukan dalam film Indonesia

yaitu situasi saat mohon undur diri dari sebuah pertemuan, perkumpulan atau

pembicaraan.

3. Mencari lebih banyak lagi film Jepang dan film Indonesia yang berlatar

belakang dunia pekerjaan, untuk bisa mendapatkan lebih banyak lagi situasi

yang memungkinkan terjadinya tindak tutur meminta maaf.

4. Lebih spesifik lagi mengontraskan penggunaan ungkapan maaf atau strategi

meminta maaf tidak hanya berdasarkan status dalam pekerjaan tetapi juga

Referensi

Dokumen terkait

Perlindungan dalam bentuk penghargaan Whistleblower sangat penting, keberadaannya bagi upaya menciptakan iklim kondusif bagi pengungkap kasus korupsi dalam konteks

[r]

Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jilid 1 edisi 12 ). Jakarta: Erlangga.. Kotler, Philip &amp; Amstrong. Prinsip-Prinsip

Si penulis mengucapkan terima kasih atas informasi, membantu penulis menyebarkan kuesioner dan dukungan yang diberikan kepada si penulis selama melakukan penelitian

Hasil Tes dengan Nilai Rata-rata Sebelum T skor .... Nilai Rata-rata Setelah Standarisasi dengan T skor

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah tabungan martabe dan tabungan simpeda pada Bank SUMUT Cabang Medan Sukaramai yang menggunakan jasa perbankan.. Untuk

Keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah yang terarah (baik kognitif maupun psikomotor) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip

Sampai dengan selesainya Rapat Penjelasan (Aanwijzing) Pengadaan Jasa Konsultansi tersebut diatas, Tidak ada pertanyaan dari calon penyedia, sehingga kami