• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kota Denpasar adalah kabupaten/kota termuda di Propinsi Bali yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992. Pembangunan Kota Denpasar merupakan bagian integral dari pembangunan Daerah Propinsi Bali serta pembangunan nasional, sesuai dengan yang diamanatkan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam perencanaan pembangunan nasional, pembangunan bidang pertanian masih menjadi prioritas utama . Dalam pada itu pembangunan pertanian harus merupakan usaha yang terpadu dengan pembangunan daerah dan perdesaan. Dengan demikian sector pertanian dituntut untuk tumbuh dan berkembang dengan laju yang cukup tinggi sekaligus harus memecahkan permasalahan ekonomi nasional seperti penyediaan pangan, bahan baku untuk industri, peningkatan penerimaan devisa, menciptakan lapangan kerja dan peningkatan penanggulangan kemiskinan.

Pembangunan sektor pertanian dalam arti luas dilaksanakan melalui usaha-usaha intensifikasi, ekstensifikasi, diversifikasi dan rehabilitasi. Tujuan pembangunan pertanian bukan saja untuk meningkatkan produksi pertanian yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan pangan dan meningkatkan eksport, melainkan juga untuk meningkatkan pendapatan sebagian terbesar rakyat dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat rakyat pedesaan, serta untuk menjadikan pertanian semakin kuat guna mendukung pembangunan di sektor industri. Pengelolaan potensi sumberdaya pertanian tidak lagi hanya mengandalkan peningkatan produksi akan tetapi juga dikelola berorientasi kepada kebutuhan pasar.

Salah satu tuntutan public dewasa ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Muara tuntutan ini pada intinya adalah terselenggaranya kepemerintahan yang baik ( Good Governance ),

(2)

sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab serta bebas dari korupsi, kolosi dan nepotisme. Good Governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara.

Inpres Nomor 7 Tahun 1999 mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara mulai dari eselon II ke atas untuk mempertanggungjawabkan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan padanya berdasarkan perencanaan strategic yang dirumuskan sebelumnya. Untuk mengukur kinerja atau keberhasilan suatu pembangunan maka seluruh kegiatan dinas Tahun Anggaran 2016 perlu diketahui tingkat relevansi, efesiensi dan efektifitasnya, manfaat dan dampak yang ditimbulkannya. Evaluasi pembangunan juga dimaksudkan untuk menyempurnakan setiap kegiatan pada tahun berikutnya dan membantu perencana dalam penyusunan program di masa mendatang.

Bertitiktolak dari hal inilah, maka pemerintah melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia mengintruksikan untuk melakukan evaluasi terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dari tingkat pusat sampai daerah baik propinsi maupun kabupaten / Kota. Dengan ketersediaan anggaran dan berbagai fasilitas yang menunjang pelaksanaan tugas, maka perlu diperhatikan tingkat akuntabilitas dan kinerja dinas, yang disusun dalam Laporan Akuntabilitas dan Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ), yang dalam penyusunannya mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan tata Cara Reviu atas Laporan KInerja Instansi Pemerintah. Penyusunan LAKIP Dinas dimaksudkan sebagai kewajiban Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana

(3)

Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2016. Serta sebagai umpan balik untuk memacu perbaikan kinerja dinas di tahun mendatang.

1.2. Isu Strategis

Melihat perkembangan Kota Denpasar saat ini, swasembada pangan semakin terasa sulit untuk tercapai. Belakangan ini masalah pangan menjadi sangat serius, terbukti dengan adanya kenaikan harga beras yang melambung, begitu juga dengan harga pangan yang lain.Bahkan untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakatnya, aliran pasokan bahan kebutuhan pokok datang dari Pulau Jawa, Lombok bahkan Sumatera. Hal ini dapat terjadi karena sektor pertanian semakin ditinggalkan dan seiring dengan tingginya pertumbuhan penduduk, banyak lahan-lahan yang produktif sudah beralih fungsi ( alih fungsi lahan ) menjadi permukinan / perumahan. Maka dari itulah sangat dibutuhkan dukungan dan keberpihakan pemerintah pada sektor pertanian sehingga menimbulkan keinginan para pemuda untuk terjun di bidang pertanian. Keberpihakan itu pada nantinya diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani atau bahkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Bahkan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Bali mendesak pemerintah untuk meningkatkan anggaran untuk pembangunan pertanian setiap tahunnya. Selain itu HKTI Bali juga meminta agar pemerintah melakukan terobosan dan revitalisasi pengelolaan pertanian. Harus ada kebijakan terarah dan terkontrol agar pertanian di Bali tetap eksis. Artinya diperkuat baik itu aspek teknologi, sumber daya manusia, aspek social, nilai tukar serta yang tidak kalah pentingnya adalah dari segi kebijakan. Harus ada perubahan kebijakan yang sungguh-sungguh mencerminkan niat dan tekad yang lebih realistis mengelola pertanian.

Beberapa permasalahan dalam menghadapi tantangan pelaksanaan program-program pembangunan di bidang pertanian ke depan, yang bisa dijadikan issu-issu strategis antara lain :

(4)

1. Memperbaiki produktifitas dan nilai tambah produk pertanian dengan menciptakan sistem pertanian yang ramah lingkungan.

2. Penggunaan pupuk kimiawi dan organik secara berimbang untuk memperbaiki dan meningkatkan kesuburan tanah.

3. Memperbaiki dan membangun infrastruktur lahan dan air serta pembenihan dan pembibitan.

4. Membuka akses pembiayaan pertanian dengan suku bunga terendah bagi petani.

5. Pencapaian MDG’s yang mencakup angka kemiskinan, pengangguran dan rawan pangan.

6. Menciptakan pertanian yang diminati generasi muda. 7. Menciptakan sistem penyuluhan pertanian yang efektif. 8. Pengembangan komoditi unggulan hortikultura.

9. Membatasi dan menahan alih fungsi lahan pertanian. 10. Penggunaan Iptek yang kreatif dan inovatif.

Mumpung belum parah, masih ada waktu dan kesempatan untuk membenahi dan mengembalikan predikat swasembada pangan / mandiri pangan asalkan adanya kesadaran dari para petani dan keberpihakan pemerintah kepada petani. Para petani selalu menumbuhkan rasa sayang kepada ibu pertiwi, mengajegkan kearifan lokal seperti nyakan maoran ( penganekaragaman pangan ); melestarikan jineng / kelumpu dan difungsikan sebagai tempat penyimpanan padi; ngajeng awaregan ( makan seperlunya jangan dibuang-buang ); mudalang dewa nini ( tidak dijual semuanya / ada dibawa pulang );

mantenin padi di lumbung ( pasti ada padi yang tersimpan ).

1.3. Struktur Organisasi Dinas

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah ( Perda ) Kota Denpasar Nomor 7 Tahun 2008 Tanggal 24 Desember 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja

(5)

Dinas Daerah Kota Denpasar. Menguraikan tugas pokok, fungsi, kewenangan dan struktur organisasi dinas sebagai berikut :

1. Tugas Pokok :

Melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dalam bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura.

2. Fungsi :

Untuk dapat menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar mempunyai fungsi : a. Merumuskan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugas Bidang

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum sesuai dengan lingkup tugas Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

c. Membina dan melaksanakan tugas sesuai dengan lingkup tugas Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

d. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsi di Bidang Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

3. Kewenangan :

Melaksanakan program pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kota Denpasar, sesuai dengan rencana strategik yang telah ditetapkan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura.

4. Struktur Organisasi :

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, susunan organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar merujuk pada Struktur organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota

(6)

Denpasar berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota Denpasar No. 2 Tahun 2012 tanggal 4 April 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah ( Perda ) Kota Denpasar No. 7 Tahun 2008 tanggal 24 Desember 2008, yang terdiri dari :

a. Unsur pimpinan yaitu : Kepala Dinas

b. Unsur Pelayanan yaitu Sekretaris yang dibantu oleh 3 ( tiga ) Sub Bagian yaitu : Sub Bagian Umum, Sub Bagian Kepegawaian dan Sub Bagian Keuangan.

c. Unsur Pelaksana terdiri dari 4 ( empat ) bidang yaitu :

1. Kepala Bidang Bina Program dibantu 3 Kepala Seksi yaitu : Kepala Seksi Perencanaan, Kepala Seksi Data Informasi Statistik dan Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan.

2. Kepala Bidang Produksi dibantu 3 Kepala Seksi yaitu : Kepala Seksi Produksi Padi dan Palawija, Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Pertanian dan Kepala Seksi Produksi Hortikultura.

3. Kepala Bidang Pembinaan dan Pemasaran Hasil Pertanian dibantu 3 Kepala Seksi yaitu : Kepala Seksi Bina Usaha Pertanian, Kepala Seksi Pemasaran Hasil dan Kepala Seksi Pembinaan Mutu dan Pasca Panen.

4. Kepala Bidang Sumber Daya Pertanian dibantu 3 Kepala Seksi yaitu : Kepala Seksi Penerapan Teknologi Pertanian, Kepala Seksi Perlindungan Tanaman dan Kepala Seksi Sumber Daya Lahan dan Air.

d. Unsur Pelaksana Teknis yang dipimpin oleh Pejabat Eselon IV, terdiri dari :

1. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) Penyuluhan 2. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( UPTD ) Perbenihan

e. Unsur Kelompok Jabatan Fungsional, yang difungsikan sesuai dengan bidang tugas dan keahlian masing-masing pejabat. Secara rinci struktur organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar disajikan pada Lampiran 1.

(7)

1.4. Sistematika Penulisan

Laporan Akuntabilitas kinerja ini merupakan gambaran pencapaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Tahun Anggaran 2016. Capaian kinerja ini dibandingkan dengan Penetapan Kinerja Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi.

Adapun sistematika penulisan laporan akuntabilitas ini terdiri dari 4 ( empat ) bab dengan susunan sebagai berikut :

Executive summary ( Ikhtisar Eksekutif )

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan mengenai gambaran umum organisasi yang melaporkan dan sekilas pengantar lainnya.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Dalam bab ini diikhtisarkan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian kinerja ( dokumen penetapan kinerja ).

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Dalam bab ini diuraikan pencapaian sasaran-sasaran organisasi pelapor, dengan pengungkapan dan penyajian dari hasil pengukuran kinerja.

BAB IV PENUTUP

(8)

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1. Perencanaan Strategis

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) di Kota Denpasar yang dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah ( PERDA ) Kota Denpasar Nomor 7 Tahun 2008 Tanggal 24 Desember 2008. Sebagai sebuah SKPD, mengacu pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasinal dan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah, yang antara lain isinya menyatakan bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah ( SKPD ) berkewajiban menyusun Rencana Strategis yang selanjutnya disebut Renstra.

Rencana strategis ( Renstra ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Periode Tahun 2016 – 2021 merupakan dokumen perencanaan yang berlandaskan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Semesta Berencana Kota Denpasar periode 2016 – 2021 (Perda Kota Denpasar Nomor 5 Tahun 2016 tanggal 16 Agustus 2016). Selain itu, juga mengacu pada Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2015 – 2019, sehingga diharapkan adanya sinergitas kebijakan, program dan kegiatan. Selanjutnya Renstra ini merupakan dokumen yang dapat menjadi acuan bagi Dinas Pertanian dan pihak-pihak lainnya untuk menyusun rencana, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar dalam jangka waktu lima tahun ke depan, sekaligus sebagai arah dan tujuan yang ingin dicapai dalam mewujudkan visi dan misi dinas. Matrix Renstra dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar dapat dilihat pada Lampiran 2 dan 3.

(9)

A. Visi dan Misi

Visi adalah suatu gambaran menantang tentang keadaan masa depan yang berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan instansi pemerintah. Dengan mengacu pada potensi peluang pemanfaatan sumber daya pertanian, masalah dan hambatan serta kecenderungan lingkungan strategis yang berpengaruh di Kota Denpasar, maka Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar mengacu pada visi Kota Denpasar yaitu

“Denpasar Kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan menuju Keharmonisan”. Dan untuk dapat mencapai visi tersebut, sebagai cermin

angan-angan / keinginan yang harus dilaksanakan, dari 5 misi yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Denpasar maka Dinas Pertanian Tanaman dan Hortikultura akan lebih focus dalam menjalankan misi ke 4 yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, yaitu “Peningkatan Ketahanan Ekonomi Masyarakat Kota

Denpasar dengan Bertumpu pada Eonomi Kerakyatan”.

B. Tujuan

Tujuan adalah menunjukkan suatu kondisi yang ingin dicapai di masa mendatang dan mengarahkan perumusan sasaran serta cara untuk mencapai tujuan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun. Sejalan dengan visi dan misi, tujuan pembangunan pertanian yang telah dirumuskan dalam RPJMD Semesta Berencana Kota Denpasar periode 2016-2021 adalah :

“Meningkatnya Ketahanan Ekonomi Masyarakat Kota Denpasar dengan Bertumpu pada Ekonomi Kerakyatan untuk Mewujudkan Kemakmuran melalui Berdayanya Koperasi, Usaha Mikro dan Menengah, Terkelolanya Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan, serta Meningkatnya Daya Saing Daerah, Iklim Investasi, Perdagangan Dalam Negeri dan Eksport”. Dinas Pertanian menjabarkan lebih focus sesuai

tugas pokok dan fungsi adalah : 1. Pelestarian sumber daya pertanian

(10)

3. Menumbuhkembangkan usaha pengolahan dan pemasaran hasil pertanian

4. Meningkatkan daya beli masyarakat petani 5. Meningkatkan SDM pelaku pertanian

C. Sasaran

Sasaran adalah merupakan penjabaran dari tujuan dan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spasifik dan terukur dalam kurun waktu tertentu. Dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka sesuai sasaran yang telah ditetapkan dalam RPJMD Semesta Berencana Kota Denpasar, pembangunan pertanian pada lima tahun ke depan ( periode 2016 – 2021 ) dari 8 sasaran yang ada, termasuk pada sasaran yang ke-6 yaitu “Berkembangnya dan Menguatnya

Kelembagaan Pelatihan SDM dan Sistem Ekonomi Kerakyatan Menuju Kota Kompeten”, dengan indicator sasaran utama (impact) adalah

peningkatan produktifitas padi dari 66,35 kw/ha (Tahun 2015) menjadi 67,51 kw/ha (Tahun 2021). Secara lebih terinci dan focus sasaran ke-6 tersebut dapat dijabarkan sesuai tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah :

1. Meningkatnya produktifitas padi, kedelai dan sayuran

2. Meningkatnya usaha kelompok tani yang berwawasan agribisnis.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan tersebut di atas, adalah dengan menetapkan kebijakan, program dan kegiatan secara optimal. Dinas Petanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar selanjutnya menuangkan dalam formulir Renstra ( Rencana Strategis ) dan Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ).

2.2. Penetapan Kinerja Tahun 2016

Penetapan kinerja pada hakekatnya adalah suatu dokumen pernyataan komitmen / kesepakatan kinerja / perjanjian kinerja yang mempresentasikan

(11)

tekad dan janji antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu yang jelas dan terukur dalam rentang waktu 1 ( satu ) tahun berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Tujuan penetapan kinerja adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur sebagai dasar penilaian keberhasilan / kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi yaitu menciptakan tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja pembangunan bidang pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kota Denpasar. Penetapan Kinerja Tahun 2016 pada Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi dinas, mengacu pada Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 yang telah ditetapkan. Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Tahun 2016 dapat dilihat pada Lampiran 4, dan Pernyataan Penetapan Kinerja antara Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar dengan Walikota Denpasar beserta lampiran penetapan kinerja Tahun 2016 disajikan pada lampiran 5 dan 6.

Dukungan kebijakan penganggaran dalam upaya pencapaian tujuan dan sasaran pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Kota Denpasar adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Target Indikator Kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Tahun 2016 terkait dengan pencapaian sasaran

Sasaran Strategis

Indikator Kinerja Target Anggaran (Rp)

1 2 3 4 Meningkatnya produktifitas padi, palawija dan sayuran 1. Prosentase peningkatan produktifitas padi 2. Prosentase peningkatan produktifitas kedelai 3. Prosentase peningkatan produktifitas sayuran : 0,3% (66,55 kw/ha) 1,0% (15,18 kw/ha) 4.957.793.750,-

(12)

Meningkatnya usaha kelompok tani yang berwawasan agribisnis  Sayur Ijo  Semangka 1. Prosentase pertumbuhan peningkatan kelas kelompok tani 3,0% (166,33kw/ha) 1,0% (273,73kw/ha) 15% (16 kelompok tani) 1.365.707.250,-

(13)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertenggungjawaban secara periodic. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada pokoknya adalah instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan stratejik, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja.

Rencana Strategis ( Renstra) Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura periode 2016 – 2021 baru ditetapkan pada Bulan September 2016, dan akan mengalami review sesuai dengan adanya perubahan struktur organisasi perangkat daerah pada dinas pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. Penetapan sasaran strategis yang akan dibahas disini selanjutnya adalah :

1. Meningkatnya produktifitas padi, palawija dan sayuran, dengan 4 (empat) indicator kinerja.

2. Meningkatnya usaha kelompok tani yang berwawasan agribisnis, dengan 1 (satu) indicator kinerja.

3.1. Capaian Kinerja Dinas

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Semesta Berencana Kota Denpasar dan Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Periode Tahun 2016 – 2021 menjadi acuan pada penetapan indikator kinerja dinas. Pengukuran capaian kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka

(14)

mewujudkan visi dan misi dinas. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan kebijakan / program / kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan.

Indikator Kinerja Utama Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar diambil dari program-program dinas, yang lebih difokuskan pada sasaran “ peningkatan produktifitas “ tanaman pangan dan hortikultura terutamanya padi.

Sampai saat ini pertanian masih merupakan kekuatan ekonomi bagi masyarakat pedesaan dan harapan hidup bagi masyarakat perkotaan. Tidak dapat dibayangkan apa yang terjadi jika sektor pertanian mengalami kegagalan dalam peningkatan produksi padi (“beras”), mungkin akan terjadi kakacauan sosial atau demonstrasi seperti yang terjadi di beberapa daerah dimana masyarakat kota melakukan demonstrasi menuntut penurunan harga beras. Untuk keberhasilan pencapaian sasaran tersebut, maka pemerintah Kota Denpasar mengambil strategi dan kebijakan, antara lain : (1) Mencegah / mengurangi terjadinya alih fungsi lahan pertanian serta konservasi sumber daya lahan dan air, (2) Memperluas dan meningkatkan basis produksi secara berkelanjutan, (3) Meningkatkan diversifikasi pangan, (4) Meningkatkan ketersediaan infrastruktur sarana dan prasarana pertanian, (5) Meningkatkan inovasi dan teknologi tepat guna, (6) Memberikan insentif kepada petani, (7) Meningkatkan kapasitas sumber daya SDM dan kelembagaan pertanian.

Implementasi dari keinginan untuk mencapai sasaran ini, pemerintah dalam hal ini Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam tahun 2016 melaksanakan 8 program dan 17 kegiatan.

Pengukuran capaian kinerja dimaksud dilakukan dengan menggunakan formulir Pengukuran Kinerja Kegiatan ( PKK ). Penghitungan prosentase pencapaian kinerja tersebut adalah :

(15)

Persentase pencapaian kinerja kegiatan

= Realisasi : target x 100%

Semakin tinggi realisasi menunjukkan pencapaian kinerja yang semakin baik. Gambaran sejauhmana organisasi dapat mencapai kinerjanya dapat dilihat dari capaian Indikator Kinerja Utama secara proporsional.

Pengukuran Kinerja Kegiatan ( PKK ) Tahun 2016 sesuai dengan masing-masing sasaran dan indicator kinerja dapat dilihat pada Lampiran 7.

3.2. Analisis Capaian / Akuntabilitas Kinerja

Berdasarkan hasil-hasil perhitungan formulir PKK, dilakukan evaluasi / analisis terhadap pencapaian setiap indicator kinerja kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang mendukung keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan. Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program / kegiatan dimasa yang akan datang.

Pengukuran capaian kinerja dengan indikatornya terangkum dalam 2 (dua) sasaran yang ingin dicapai dengan 5 (lima) indicator kinerja sasaran. Realisasi pencapaian sasaran pada pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar pada Tahun 2016 diukur dengan menggunakan indicator kinerja sebagai berikut :

3.2.1. Sasaran meningkatnya produktifitas padi, palawija dan sayuran

Produktifitas adalah hasil panen / produksi (kwintal/kw) yang diharapkan per satuan luas lahan (hektar). Jadi satuan produktifitas hasil-hasil pertanian adalah kwintal per hektar. Hasil yang diperoleh petani pada saat panen disebut produksi, dan biaya yang dikeluarkan

(16)

disebut biaya produksi. Usahatani yang bagus merupakan usahatani yang produktif atau efisien. Usahatani yang produktif berarti usahatani yang memiliki produktivitas yang tinggi. Pengertian produktivitas ini merupakan penggabungan antara konsepsi efisiensi usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Untuk menambah manfaat suatu luasan lahan tertentu baik dengan peningkatan IP ( Indek Pertanaman ) maupun penerapan teknologi untuk meningkatkan produktifitas dan kesejahteraan petani / masyarakat.

a. Capaian kinerja Tahun 2016

Tabel 1. Capaian kinerja dengan indicator dari sasaran meningkatnya produktifitas padi, palawija dan sayuran:

No. Indikator kinerja Target Capaian (%)

1. Prosentase peningkatan produktifitas padi 0,3 % (66,55 kw/ha) (0,24%) 66,51 kw/ha 99,94% 2. Prosentase peningkatan produktifitas kedelai 1 % (15,18 kw/ha) (4,68%) 15,89 kw/ha 104,68% 3. Prosentase peningkatan

produktifitas sayur ijo

3 % (166,33 kw/ha) (-7,94%) 153,13 kw/ha 92,06% 4. Prosentase peningkatan produktifitas semangka 1 % (273,73 kw/ha) (1%) 273,73 kw/ha 100%

Produktifitas produk pertanian menunjukkan hasil panen (produksi hasil pertanian dalam satuan kwintal) per satuan luas lahan (hektar). Upaya-upaya intensifikasi budidaya tanaman padi, palawija maupun hortikultura berupa penerapan teknologi, pemanfaatan air dan sarana prasarana lainnya (pemupukan berimbang) dengan harapan dapat meningkatkan produktifitas hasil produk pertanian.

(17)

b. Capaian kinerja Tahun 2016 dibandingkan Tahun 2015

Dengan dukungan Program Peningkatan Ketahanan Pangan dan Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan, capaian realisasi produktifitas padi, kedelai dan semangka meningkat cukup signifikan dibandingkan dengan Tahun 2015, kecuali sayur ijo agak menurun. Capaian produktifitas padi, kedelai, sayur ijo dan semangka Tahun 2016 dibandingkan dengan capaian Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Capaian kinerja Tahun 2016 dibandingkan dengan Tahun 2015 No. Produktifitas Tahun 2015 Tahun 2016 Perkembangan

1. 2. 3. 4. Padi Kedelai Sayur Ijo Semangka 66,35 kw/ha 15,03 kw/ha 161,49 kw/ha 271,02 kw/ha 66,51 kw/ha 15,89 kw/ha 153,13 kw/ha 273,73 kw/ha 0,24 % 5,72 % (5,18)% 1 %

Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dalam pencapaian produktifitas tanaman pangan dan hortikultura 5 tahun ke depan mempunyai target, mengacu pada pencapaian di Tahun 2015. Peningkatan produktifitas tanaman padi dengan target 0,3% pada Tahun 2016 baru tercapai peningkatan 0,24%; kedelai dari target peningkatan produktifitas 1% tercapai 5,72%; semangka dari target 1% tercapai 1% dan sayur ijo dari target 3% tercapai (5,18)%. Disini terlihat bahwa terjadi pencapain yang signifikan pada produktifitas padi, kedelai dan semangka, hanya pada komoditas sayur ijo yang menurun. Hal ini kemungkinan disebabkan curah hujan yang cukup tinggi sudah dimulai pada Bulan Oktober sampai akhir Tahun 2016.

(18)

c. Capaian Kinerja Tahun 2016 terhadap Capaian Propinsi Bali

Capaian sasaran kinerja meningkatnya produktifitas padi, palawija dan hortikultura di Kota Denpasar, dengan indicator kinerja peningkatan produktifitas tanaman padi dan kedelai Tahun 2016 rata-rata di atas target Propinsi Bali. Propinsi Bali tidak menargetkan produktifitas hortikultura (sayuran).

Tabel 3. Capaian kinerja Tahun 2016 dibandingkan Target Propinsi Bali Indikator Kinerja Target Propinsi Bali 2016 Capaian Kota Denpasar 2016 Selisih dgn target propinsi Prosentase Produktifitas padi

62,00 kw/ha 66,51 kw/ha 4,51 kw/ha 7,27 % Produktifitas

kedelai

15,72 kw/ha 15,89 kw/ha 0,17 kw/ha 1,08 %

Capaian sasaran kinerja indicator produktifitas padi dan kedelai di Kota Denpasar Tahun 2016 berada di atas target yang ditetapkan Propinsi Bali. Produktifitas padi terlihat sangat signifikan di atas target yaitu sebesar 4,51 kw/ha atau 7,27% di atas target Propinsi Bali. Begitu juga dengan produktifitas kedelai sedikit lebih besar dari target Propinsi Bali sebesar 0,17 kw/ha atau 1,08%.

d. Capaian Kinerja Tahun 2016 terhadap target Renstra 2021

Pada awal rancangan program kegiatan Tahun Anggaran 2016 masih mengacu pada Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar periode 2010-2015, karena penyusunan Renstra 2016-2021 dimulai pertengahan Tahun Anggaran 2016. Dalam pembandingan capaian kinerja Tahun 2016 dengan target akhir Renstra

(19)

2016-2021 adalah angka yang ditetapkan dalam proses review Renstra 2016-2021.

Tabel 4. Capaian kinerja Tahun 2016 dibandingkan Target Renstra 2021

Indikator

Kinerja Target 2016 Target 2021

Capaian

2016 Selisih

Produktifitas

padi 66,55 kw/ha 67,51 kw/ha 66,51 kw/ha 1,0 kw/ha

Produktifitas

kedelai 15,18 kw/ha 16,70 kw/ha 15,89 kw/ha 0,81 kw/ha Produktifitas

sayur ijo 166,33 kw/ha 177,52 kw/ha 153,13 kw/ha 24,39 kw/ha Produktifitas

semangka 273,73 kw/ha 287,69 kw/ha 273,73 kw/ha 13,96 kw/ha

Melihat selisih capaian komoditas tersebut di Tahun 2016 dibandingkan dengan target capaian akhir Tahun renstra 2021, maka setiap tahun dituntut untuk meningkatkan produktifitas tanaman padi rata-rata 0,2 kw/ha, kedelai rata-rata 0,16 kw/ha, sayur ijo rata-rata 4,88 kw/ha dan semangka rata-rata 2,79 kw/ha. Peran penyuluh pertanian lapangan sangat tinggi dalam mencapai keberhasilan ini sebagai ujung tombak ataupun garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan petani.

3.2.2. Sasaran Meningkatnya Usaha Kelompok Tani yang Berwawasan Agribisnis

Sasaran ini dimaksudkan untuk menggambarkan keberadaan kelompok tani di Kota Denpasar yang ada, di bawah pembinaan penyuluh pertanian lapangan Dinas Pertanian. Peningkatan kelas kelompok tani binaan masing-masing penyuluh pertanian lapangan merupakan salah satu indikator penting kinerja penyuluh pertanian di Indonesia.

(20)

Kegiatan penyuluhan merupakan kegiatan yang terukur dan dapat dievaluasi. Sangat mudah melihat kemajuan kelembagaan penyuluhan juga kinerja penyuluh pertanian dalam membina kelompok pelaku utama pertanian. Terlebih dengan digunakannya SIMLUHTAN sebagai informasi capaian kinerja output dan outcome dari kinerja penyuluhan di setiap daerah. Jika data kelompok tersebut tidak ada kemajuan dari kelas kemampuan kelompok setiap tahun artinya kegiatan penyuluhan yang dilakukan tidak ada kemajuan. Jika kelompok binaan tergolong kelas pemula tanpa ada perubahan kemampuan kelas, artinya ada yang perlu dievaluasi terhadap kegiatan penyuluhan yang telah dilakukan.

Capaian kinerja output berupa kelompok tani yang telah dan sedang disuluh oleh masing-masing penyuluh pertanian. Sedangkan capaian kinerja outcome berupa kelompok tani yang mandiri yang salah satu indikatornya berupa kelas kemampuan kelompok MADYA, LANJUT dan UTAMA.

a. Capaian kinerja Tahun 2016

Tabel 5. Indikator dan capaian kinerja dari sasaran meningkatnya usaha kelompok tani yang berwawasan agribisnis.

No .

Indikator kinerja Target Capaian (%)

1. Prosentase pertumbuhan peningkatan kelas kelompok tani 15% (16 kelompok tani) 16 Kelompok tani 100%

Di Kota Denpasar pada Tahun 2016 kelompok tani (termasuk subak) yang dibina oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura dan masuk dalam system penyuluhan pertanian (SIMLUHTAN) ada sebanyak 103 kelompok tani ( di dalamnya termasuk 42 subak). Indikator kinerja sasaran prosentase pertumbuhan

(21)

peningkatan kelas kelompok tani yang ditargetkan 15% atau sebanyak 16 kelompok tercapai / terealisasi 16 kelompok (100%). Capaian ini terdiri dari 11 (sebelas) peningkatan kelas dari Pemula ke Lanjut dan 5 (lima) dari Lanjut ke Madya. Berkat kerja keras penyuluh lapangan dan didukung oleh program dinas Peningkatan Kesejahteraan Petani, Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian Lapangan target ini dapat tercapai 100%.

b. Capaian kinerja Tahun 2016 dibandingkan Tahun 2015

Target sasaran kinerja dinas dengan indikator prosentase peningkatan pertumbuhan kelas kelompok tani dituangkan dalam Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura periode 2016-2021 (review). Ini sangat terkait dengan diberlakukannya pengukuran kinerja penyuluh lapangan dengan keberadaan kelompok tani yang terdaftar dalam SIMLUHTAN. Jadi capaian kinerja prosentase pertumbuhan peningkatan kelas kelompok tani 100% di Tahun 2016 belum dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya (Tahun 2015).

c. Capaian Kinerja Tahun 2016 terhadap target Renstra 2021

Pada awal rancangan program kegiatan Tahun Anggaran 2016 masih mengacu pada Renstra Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar periode 2010-2015, karena penyusunan Renstra 2016-2021 dimulai pertengahan Tahun Anggaran 2016. Dalam pembandingan capaian kinerja Tahun 2016 dengan target akhir Renstra 2016-2021 ini adalah angka yang ditetapkan dalam proses review Renstra 2016-2021.

(22)

Tabel 6. Capaian kinerja Tahun 2016 dibandingkan Target Renstra 2021

Indikator

Kinerja Target 2016 Target 2021

Capaian 2016 Selisih Prosentase pertumbuhan peningkatan kelas kelompok tani 15% (16 kelompok tani) 96 kelompok tani 15% (16 kelompok tani 80 kelompok tani

Dalam tabel di atas terlihat bahwa sisa target hingga Tahun 2021 adalah 80 kelompok tani. Ini berarti dalam 5 tahun ke depan dituntut target setiap tahun untuk menumbuhkan / meningkatkan kelas kelompok tani setingkat lebih tinggi di atasnya sejumlah 16 kelompok tani..

3.3. Akuntabilitas Keuangan Dinas

Urusan pilihan bidang pertanian yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar pada Tahun 2016 diwujudkan melalui pelaksanaan 8 program dan 17 kegiatan. Akuntabilitas keuangan yang dicapai oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Tahun Anggaran 2016 berdasarkan alokasi anggaran per program dapat dirinci sebagai berikut :

No. Program dan Kegiatan Alokasi Realisasi

( Rp. ) ( % ) 1 2 3 4 5 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran : Kegiatan : 1. Pelayanan Administrasi Perkantoran 1.682.379.500,00 1.593.720.068,00 94,73

(23)

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur : Kegiatan : 1. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 851.165.000,00 821.222.750,00 96,48 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kegiatan : 1. Pendidikan dan Pelatihan Formal 102.000.000,00 92.444.400,00 90,63 4. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani : Kegiatan :

1. Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis 2. Penyuluhan dan Pendampingan Pertanian Pelaku Agribisnis 49.441.250,00 380.000.000,00 48.341.250,00 354.765.000,00 97,78 93,36 5. Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian / Perkebunan Kegiatan : 1. Pengembangan Diversifikasi Tanaman 2. Pengembangan Perbenihan / Pembibitan 3. Peningkatan Produksi dan Produktifitas dan Mutu Produk Pertanian / Perkebunan 4. Kegiatan Minitoring Evaluasi dan Pelaporan 506.561.000,00 92.534.250,00 517.604.000,00 36.496.000,00 475.799.900,00 81.734.250,00 504.766.000,00 36.496.000,00 93,93 88,33 97,52 100,0

(24)

5. Pengelolaan Lahan dan Air Irigasi Pertanian 6. Perencanaan dan Penyusunan Pembangunan Pertanian 7. Pengolahan dan Penyusunan Data Statistik 656.990.500,00 82.350.750,00 124.859.250,00 513.072.500,00 62.748.750,00 121.187.494,00 78,09 76,20 97,06 6. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Kegiatan :

1. Promosi atas Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan Unggulan Daerah 404.877.500,00 382.029.654,00 94,36 7. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan Kegiatan : 1. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian Tepat Guna 2. Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat Guna 128.403.000,00 176.450.500,00 126.983.000,00 162.450.500,00 98,89 92,07 8. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian / Perkebunan Lapangan Kegiatan : 1. Peningkatan Kpasitas Tenaga Penyuluh Pertanian / Perkebunan 58.765.000,00 58.765.000,00 100,0

(25)

2. Pembangunan / Rehabilitasi / Renovasi BPPK dan Penyediaan Sarana Pendukung Penyuluhan 472.623.500,00 450.713.625,00 95,36 J u m l a h 6.323.501.000,00 5.887.241.041,00 93,10

Beberapa uraian yang berkaitan dengan realisasi anggaran Tahun 2016 tersebut di atas adalah sebagai berikut :

1. Pada Program dan Kegiatan Pelayanan Administrasi Perkantoran, dari

alokasi dana sebesar Rp. 1.682.379.500,00 yang terealisasi sebesar Rp. 1.593.720.068,00 atau 94,73%. Dari data yang ada, nilai yang cukup

besar yang tidak dapat diserap berasal dari sisa penganggaran belanja jasa telepon, air dan listrik serta belanja perjalanan dinas luar daerah. Disamping karena efesiensi pemakaian, perencanaan penganggaran ke depan perlu dicermati lebih teliti agar pengalokasian anggaran pada suatu kegiatan tidak menjadi mubajir. Sedangkan pada sub-sub belanja yang lain, sebagian besar realisasinya mendekati 100%.

2. Pada Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur, dari alokasi

anggaran Rp. 851.165.000,00 yang terserap / terealisasi sebesar Rp. 821.222.750,00 atau 96,48%. Dari data yang ada, serapan yang rendah

terdapat pada belanja Surat Tanda Nomor Kendaraan Roda Dua dan Roda Empat dan Belanja Kelengkapan Pemeliharaan Kendaraan Bermotor Roda Empat. Sisanya yang tidak terserap adalah sisa kontrak pengadaan belanja modal. Ke depan perencanaan penganggaran perlu lebih dicermati.

3. Pada Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur, dari Rp. 102.000.000,- dana yang terserap hanya 90,6% yaitu sebesar Rp. 92.444.400,-. Selain efesiensi, perencanaan pendanaan diklat perlu

(26)

4. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani terdapat 2 (dua) kegiatan yang penyerapan dananya mencapai hampir 100% pada kegiatan Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis. Sedangkan pada kegiatan Penyuluhan dan Pendampingan Petani dan Pelaku Agribisnis penyerapan dana yang rendah pada perjalanan dinas. Ke depan perlu lebih dicermati.

5. Dalam Program Peningkatan Ketahanan Pangan terdapat 7 (tujuh) kegiatan dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 2.017.395.750,00 dengan realisasi Rp. 1.795.804.894,00 ( 89,02%). Sebagian besar kegiatan penyerapan dananya mencapai hampir 100%. Kegiatan yang tergolong menyisakan alokasi anggaran cukup besar ada pada :

 Kegiatan Pengembangan Diversifikasi Tanaman pada belanja bahan/bibit tanaman untuk Jambore Varietas (sisa kontrak) dan efesiensi perjalanan dinas sebesar Rp. 30.761.100,00.

 Kegiatan Pengembangan Perbenihan/Pembibitan pada belanja bahan/bibit tanaman / kedelai (efesiensi) dan jasa tenaga keja panen bawang putih dan Farm Fild Day (FFD) bawang putih sebesar Rp. 10.800.000,00 karena terjadi gagal panen demplot bawang putih akibat banjir.

 Kegiatan Peningkatan Produksi dan Produktifitas dan Mutu Produk Pertanian/Perkebunan pada belanja bahan/bibit tanaman (padi dan kedelai) sebesar Rp. 12.838.000,00 yang merupakan efesiensi.

 Kegiatan Pengelolaan Lahan dan Air Irigasi Pertanian tersisa anggaran Rp 143.918.000,- merupakan efesiensi dari kontrak DED, sumur tanah dangkal dan jalan usaha tani.

 Kegiatan Perencanaan dan Penyusunan Pembangunan Pertanian pada belanja perjalanan dinas luar daerah sebesar Rp. 19.602.000,00 merupakan efesiensi.

6. Pada Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian hanya ada 1 (satu) kegiatan yaitu Promosi atas Hasil Produksi Pertanian / Perkebunan Unggulan Daerah, penyerapan anggaran 94,36%. Dana yang tidak terserap sebesar Rp. 22.847.846,00 adalah efesiensi.

(27)

7. Sedangkan pada Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian / Perkebunan dan Pemberdayaan Penyuluh Pertanian hampir pada seluruh kegiatannya terjadi penyerapan anggaran relatif 100%. Kegiatan yang tergolong menyisakan alokasi anggaran cukup besar ada pada :

- Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian Tepat Guna sebesar Rp. 14.000.000,- merupakan sisa kontrak (efesiensi). - Kegiatan Pembangunan Rehabilitasi / Renovasi / BPPK dan Penyediaan

Sarana Pendukung Penyuluhan tersisa anggaran Rp.21.909.875,- merupakan sisa kontrak (efesiensi).

3.4. Prestasi yang diraih

Cukup banyak prestasi yang diraih oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar setiap tahunnya. Pada Tahun 2016 prestasi yang telah diraih adalah :

Tabel 7. Prestasi yang diraih Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Tahun 2016

1. Juara 2 Penyuluh Pertanian Swadaya Teladan Tingkat Propinsi Bali Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali I Wayan Badra, PPS Subak Temaga Kecamatan Denpasar Timur 2016 2. Juara 3 Gabungan Kelompok Tani Teladan Tingkat Propinsi Bali Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali Gapoktan Sari Nadi 2016 3. Juara 1 Penerapan Teknologi Kedelai Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali Subak Umalayu 2016 4. Juara 2 Penerapan Teknologi Padi Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Bali Subak Pagutan 2016

(28)

Prestasi yang telah diraih ini secara proporsional menunjukkan capaian kinerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar. Dukungan program dan kegiatan serta strategi dan kebijakan yang dilaksanakan diikuti oleh kepedulian sumber daya yang ada, menghasilkan capaian kinerja yang baik. Capaian ini tidak membuat dinas berpuas diri. Justru capaian ini memacu dinas untuk bekerja lebih bersungguh-sungguh untuk ke depan menghasilkan kinerja yang selalu lebih baik.

(29)

BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Capaian kinerja kegiatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar Tahun 2016 merupakan penjabaran dari 2 sasaran yang tertuang dalam RPJMD Semesta Berencana Kota Denpasar dan Renstra dinas periode 2016-2021. Walaupun banyak keberhasilan dan prestasi yang telah diraih, ada pula kegagalan atau target yang belum tercapai sesuai harapan.

Hasil pengukuran capaian kinerja program / kegiatan dalam LAKIP tahun 2016 ini, sebagian besar capaian kinerja telah tercapai sesuai target yang telah ditetapkan dalam indicator kinerjanya. Namun masih ada juga yang belum mencapai target yang telah ditetapkan dalam indicator kinerjanya, yang diakibatkan karena masalah teknis di lapangan.

Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar yang sejak Tahun 2017 telah berganti nama menjadi Dinas Pertanian dengan perubahan struktur organisasi, tetap berkomitmen akan memacu terus pembangunan di bidang pertanian khususnya tanaman pangan dan hortikultura, mencari solusi terhadap hambatan-hambatan dan tantangan yang ada untuk dapat mencapai sasaran dan tujuan dinas yang telah ditetapkan dalam Renstra. Ke depan, kita akan berusaha meminimalisir ketidaktercapaian target yang telah ditetapkan. Dukungan seluruh elemen masyarakat Kota Denpasar khususnya petani / kelompok tani, subak, Kelompok Wanita Tani (KWT) dan pengusaha / stakeholders sangat diharapkan demi tercapainya visi, misi, sasaran dan tujuan tersebut.

(30)

4.2. Saran

Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Pertanian periode 2016-2021 masih dalam proses review karena perubahan Organisasi Perangkat Daerah. Dalam pengukuran capaian sasaran kinerja dinas Tahun 2016 masih terjadi penyesuaian, sebagian besar target dalam indicator kinerjanya telah dicapai dengan baik. Namun dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( LAKIP ), masih banyak sekali ditemukan hambatan, yang erat kaitannya dengan penyusunan dokumen perencanaan strategic ini. Sehingga masih banyak komponen-komponen dalam penyusunan LAKIP ini dilakukan penyesuaian (review). Ke depan, agar dalam proses penyusunan LAKIP bisa menjadi baik, dokumen-dokumen yang dibuat dari hulu ke hilir tersambung dengan baik.

Gambar

Tabel 1.  Target  Indikator  Kinerja  Dinas  Pertanian  Tanaman  Pangan  dan  Hortikultura  Kota  Denpasar  Tahun  2016  terkait  dengan  pencapaian  sasaran
Tabel 1.   Capaian  kinerja  dengan  indicator  dari  sasaran  meningkatnya  produktifitas padi, palawija dan sayuran:
Tabel 2. Capaian kinerja Tahun 2016 dibandingkan dengan Tahun 2015  No.  Produktifitas  Tahun 2015  Tahun 2016  Perkembangan
Tabel 3.   Capaian  kinerja  Tahun  2016  dibandingkan  Target  Propinsi  Bali  Indikator  Kinerja  Target  Propinsi Bali  2016  Capaian Kota  Denpasar  2016  Selisih dgn target propinsi  Prosentase  Produktifitas  padi
+5

Referensi

Dokumen terkait

The frequency modulation is a sub$type of the process for analogue oscillation modulation. Here a continuous sinusoidal high$frequency wave is used as the carrier of.. a

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY (ADI) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERARGUMENTASI, PENALARAN ILMIAH, DAN KOGNITIF SISWA

Strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan strategi penelitian Studi Kasus dengan desain kasus tunggal yang holistik dengan

Disajikan rumusan indikator dan materi pembelajaran. Peserta dapat menentukan model pembelajaran inovatif yang akan digunakan7. Disajikan rumusan materi dan model pembelajaran

Yang maksudnya adalah tidak punya sawah asal punya beras, tidak punya beras asal bisa menanak nasi, tidak punya nasi asal makan, tidak makan asal kuat. Dengan maksud

a) Dual Curricullum: yaitu Narada Elementary School menggunakan dua kurikulum yaitu kurikulum Nasional dan kurikulum Cambridge. b) Speak English: menggunakan bahasa

Dalam proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas, mahasiswa PPL sudah mengacu pada tata cara pelaksanaan pembelajaran berdasarkan pada kurikulum 2013, yaitu

[r]