• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis, maka secara umum dapat disimpulkan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis, maka secara umum dapat disimpulkan"

Copied!
198
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis, maka secara umum dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning yang diterapkan pada materi pokok kalor dan perpindahan peserta didik kelas VIIB SMPN 1 Kupang Tengah adalah optimal, dan secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas VIIB SMPN 1 Kupang Tengah adalah baik dengan perolehan skor rata-rata berturut-turut untuk tahap perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran dan tahap evaluasi pembelajaran adalah 3.74; 3.65 dan 3.86 berada pada kategori baik.

2. Indikator hasil belajar peserta didik semuanya tuntas dalam kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning pada peserta didik kelas VIIB SMPN 1 Kupang Tengah dengan rata-rata proporsi ketuntasan untuk indikator hasil belajar kognitif 0.84, indikator hasil belajar afektif 0,85 dan indikator hasil belajar psikomotor 0.93, berada pada kategori tuntas.

3. Hasil belajar peserta didik dengan menerapkan model pembelajaran discovery learning peserta didik kelas VIIB SMPN 1 Kupang Tengah

(2)

adalah tuntas dengan rata-rata proporsi untuk tes hasil belajar kognitif 0.85, tes hasil afektif 0.77 dan psikomotor 0.93.

4. Respon peserta didik dalam proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran discovery di kategorikan dengan sangat baik dengan persentase rata-rata 85.2%.

B. Saran

Beberapa saran yang peneliti berikan kepada para pembaca yaitu sebagai berikut:

1. Model pembelajaran discovery learning sangat efektif untuk diterapkan pada mata pelajaran IPA lebih khususnya Fisika. Oleh karena itu disarankan kepada para guru agar menerapkannya dalam pembelajaran untuk mendapatkan hasil belajar yang efektif pada materi pokok yang sesuai. 2. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan menjaga keakuratan data dimana

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2013. Desain Sistem Pembelajaran Dalam Konteks Kurikulm 2013. Bandung: Reflika Aditama.

Arikunto. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Diana Puspita & Iip Rohima. 2009. Alam Sekitar IPA Terpadu untuk SMP/MTS

Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional. Dimyanti & Mudjiono. 2015. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Muhammad. 2015. Paradigma Pembelajaran Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Kalimedia.

Fathurrohman dan Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Reflika Aditama.

Hamalik, Oemar. 1994. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Bumi Aksara, ____________. 2007. Proses Belajar Mengajar.Jakarta: Bumi Aksara.

Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya. Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21.

Jakarta: Ghalia Indonesia.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual (Kosep dan Strategi). Bandung: Reflika Aditama

Kosasih. 2014. Strategi Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya. Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Berdasarkan

Kurikulum 2013). Jakarta: Grafindo.

Nuh, Mohamad. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Oktoviani, Maria Trisna. 2005. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning Melalui Pendekatan Saintifik Materi Pokok Hukum Gravitasi Newton pada Peserta Didik Kelas IX MIAA 3 SMA Negeri 4 Kupang Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi. Kupang. Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, 2015.

Sadia, Wayan. 2014. Model-model Pembelajaran Sains Kontruktivistik. Yogyakarta: Grakha Ilmu.

(4)

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyarto, Teguh dan Ismawati, Eny. 2008. Illmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Pusat Perbukuan, Depertemen Pendidikan Nasional.

Suharsaputra, Uhar. 2015. Manajemen Pendidikan Perguruan Tinggi Strategi Menghadapi Perubahan. Bandung: Refika Aditama.

Suryono & Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Surabaya: Remaja Rosdakarya.

Tim Abdi Guru. 2013. IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif berorientasi Kontruktivis

Konsep, Landasan Teoritis dan Implementasinya. Surabaya: Prestasi Pustaka.

_____. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Kencana Prenada Media Grup.

_____. 2013. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.

_____. 2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual. Surabaya: Kencana.

Widi, Asih & Eka. 2013. Metodologi Pembelajaran IPA. Yogyakarta: Bumi Aksara.

(5)
(6)
(7)

SILABUS MATA PELAJARAN IPA

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 1 Kupang Tengah Kelas /Semester : VII/Ganjil

Materi Pokok : Kalor dan Perpindahannya

Kompetensi Inti* KI 1 : KI 2 : KI 3 : KI 4 :

Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

(8)

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen 1.1 Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya

1.1.1. Mengenali dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan

mengenai kalor dan

perpindahannya dalam kehidupan sehari-hari. 1. Observasi 2. Penilaian Sikap Spritual. 11 JP 1. Buku Peserta Didik Kelas VII 2. Bahan Ajar Peserta Didi k (BAPD) 3. Buku refere nsi yang relevan 4. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

(9)

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi 2.1.1. Melakukan percobaan secara aktif, kerja sama, jujur, teliti, hati-hati, tanggungjawab, terbuka, disiplin, kritis dan tekun.

1. Observasi 1. Penilaian diri 2. Penilaian antar teman 1. Penilaian Sikap Sosial 1. Penilaian sikap sosial 2. Penilaian sikap sosial 3.1 Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan 3.1.1 Menjelaskan pengertian kalor 3.1.2 Menjelaskan pengertian kalor jenis. 1. Penugasan 2. Tes Tulis 4.1 Soal uraian 4.1 a.Soal kuis b.Soal

(10)

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari

3.1.3 Menerapkan persamaan kalor unutk kenaikan suhu pada persoalan yang sesuai

3.1.4 Mendeskripsikan pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud zat 3.1.5 Menjelaskan berbagai

jenis perubahan wujud benda 3. Observasi uraian c.Soal PG 4.1 Penilaian terhadap pelaksanaa n diskusi, tanya jawab, percakapan. 4..1 Melakukan percobaan untuk menyelidiki

pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda

4.2 Melakukan penyelidikan terhadap karakteristik

4.1.1 Menyelidiki hubungan kalor dengan suhu benda, massa benda, dan kalor jenis benda

4.1.2 Menyelidiki bagaimana pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda

4.2.1 Menyelidiki karakteristik perpindahan kalor secara

1. Observasi 2. Tes 1. Penilaian Keterampila n (Praktik) 2. Tugas Proyek 3. Tugas Portofolio

(11)

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen perambatan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi

konduksi, konveksi, dan radiasi.

Mengamati:

1. Guru memotivasi peserta didik.

2. Peserta didik

mengkontruksikan pengetahuan yang dimiliki

3. Peserta didik dapat memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.

4. Peserta didik

mengembangkan ide-ide yang ada pada dirinya.

Bertanya:

1. Mengapa saat es terkena sinar matahari mencair?

(12)

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen 2. Bagaimana pengaruh kalor terhadap perubahan suhu?

3. Bagaimana penerapan konduksi, konveksi dan radiasi dalam kehidupan sehari-hari?

Eksperimen/explore :

1. Peserta didik mengamati atau melakukan

observasi.

2. Peserta didik melakukan percobaan

a. Kalor dan perubahan suhu.

b. Kalor dan perubahan wujud c. Konduksi, konveksi dan radiasi. 3. Peserta didik menganalisis dan menyajikan dalam

(13)

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen

tulisan, gambar, laporan, bagan, table, karya lain 4. Peserta didik

mengomunikasikan atau menyajikan hasilnya pada pihak lain (pembaca, teman sekelas, guru, audiens yang lain)

Asosiasi :

1. Menganalisis data dalam bentuk table pada

eksperimen

2. Membuat kesimpulan hasil analisis data hasil eksperimen

Komunikasi:

1. Membuat laporan hasil eksperimen dalam

(14)

Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar Teknik Bentuk Instrumen bentuk tulisan. 2. Mempresentasikan hasil eksperimen Kupang, 2016 Peneliti

(15)
(16)
(17)

180

BAHAN AJAR PESERTA DIDIK (BAPD) A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung

jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari.

B. Kompetensi Dasar

1.1 : Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam

pengalaman ajaran agama yang dianutnya.

2.1 : Menunjukan perilaku ilmiah (rasa ingin tahu, objektif, jujur, teliti, cermat, tekun, hati-hati, bertanggung jawab, terbuka, kritis, kreatif, inovatif, dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan

3.7 : Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kesetabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari.

4.10 : Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda.

(18)

181

4.11 Melakukan penyelidikan terhadap cara-cara perpindahan kalor.

C. Indikator

1. Menjelaskan pengertian kalor

2. Menyelidiki banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat dengan menggunakan persamaan yang sesuai

3. Menyelidiki kalor yang dibutuhkan pada saat mendidih dan melebur

4. Menerapkan hubungan Q = m.c.Δt, Q = m.L dan Q = m.U untuk menyelesaikan massalah sederhana

5. Menerapkan azas Black untuk menyelesaikan massalah sehubungan dengan kalor

6. Menyelidiki cara-cara perpindahan kalor D. Materi Pokok Kalor

(19)

182 1. Pengertian Kalor

Dalam kehidupan sehari-hari, kamu sering mendengar istilah air panas, air hangat dan air dingin. Ketiga macam air tersebut sebenarnya memiliki zat yang sama yaitu air, tetapi memiliki suhu yang berbeda. Jadi suhu menyatakan derajat panas atau dinginnya suatu zat atau benda.Perubahan suhu suatu zat berkaitan erat dengan kalor yang diterima atau dilepaskan zat tersebut. Air dingin akan menjadi panas apabila mendapatkan energi dari luar. Misalnya energi dari hasil pembakaran bahan bakar minyak. Sebaliknya, air panas yang berada di dalam gelas, lama kelamaan akan menjadi dingin jika dibiarkan diudara terbuka karena terus menerus melepaskan energi ke udara di sekitar gelas.

Uraian tersebut menunjukkan bahwa zat menjadi panas ketika ada sejumlah energi yang merambat masuk ke dalam zat.Lalu zat menjadi dingin karena sejumlah energi keluar dari zat tersebut.Energi yang merambat dari suatu zat ke zat yang lain karena adanya perbedaan suhu dinamakan KALOR.

Satuan kalor sama setara dengan satuan energi, yaitu Joule yang dinotasikan dengan J. Satuan ini ditetapkan oleh James Presscott Joule setelah ia melakukan penelitian dengan menggunakan alat yang kini disebut kalorimeter. Selain dinyatakan dalam Joule, kalor juga dapat dinyatakan dalam satuan lain yang disebut kalori, dengan nilai perbandingan :

(20)

183 4,186 J = 1 kal 4,186 x 103 J = 1 kkal 1 Joule = 0,24 Kalori.

Kalor sangat penting dalam kehidupan sehari-hari.Sebagian besar energi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari berasal dari matahari.Mesin-mesin pabrik, kendaraan bermotor, kapal laut atau pesawat terbang memerlukan aliran energi atau kalor.Energi yang tersimpan dalam bahan bakar diubah menjadi kalor sebelum dimanfaatkan menjadi energikinetik (gerak).

2. Hubungan Kalor dengan Benda

a. Kalor sebanding dengan massa benda

Untuk mendidihkan air sepanci penuh membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan jika mendidihkan air setengah panci pada suhu yang sama. Lamanya waktu yang dibutuhkan menunjukkan bahwa kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan air sepanci penuh lebih banyak dibandingkan kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan air setengah panci.

b. Kalor sebanding dengan suhu benda

Dari contoh memanaskan air sepanci penuh diatas, bersamaan dengan pemberian kalor, maka suhu air akan terus meningkat sampai pada keadaan tertentu. Kegiatan tersebut menunjukkan bahwa kalor dapat mengubah suhu suatu benda.Semakin banyak kalor yang diberikan pada suatu benda,

(21)

184

maka semakin tinggi pula kenaikan suhu benda tersebut.Jadi dapat dikatakan bahwa kenaikan suhu suatu benda sebanding dengan kalor yang diberikan.

c. Kalor sebanding dengan jenis zat penyusun suatu benda

Kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan air berbeda dengan kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan benda lainseperti santan atau minyak goreng. Kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu bergantung pada jenis zat.Besaran yang membedakan pemberian kalor pada jenis zat yang berbeda disebut kalor jenis.Kalor jenis merupakan karakteristik suatu bahan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa, kalor sebanding dengan massa benda, kenaikan suhu benda dan zat penyusun suatu benda. Secara matematis dirumuskan :

Q = m .c . ΔT

Dengan : Q : banyaknya kalor yang diperlukan ( Joule ) m : massa suatu zat/benda (kg)

c : kalor jenis suatu zat/benda ( J/kg C0 ) ΔT : perubahan suhu zat/benda (C0 / K)

Kalor jenis suatu benda/zat adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu 1 kg zat sebesar 1C0 atau 1 K.Kalor jenis beberapa zat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(22)

185

Zat Kalor Jenis

( J / kgC0 )

Zat Kalor Jenis

( J / kg C0 ) Udara 1000 Es 2100 Air 4200 Kaca 670 Alkohol 2400 Paraffin 2200 Aluminium 900 Perak 234 Besi 450 Raksa 140 Emas 130 Tembaga 390 Contoh soal :

1) Air yang massanya 200 g di panaskan dari suhu 30 hingga 50 . Jika kalor jenis air 4200J/kg , berapakah banyaknya kalor yang di perlukan? Penyelesaian : Dik : m = 200 gram = 0,2 kg T1 = 30 T2 = 50 c = 4200 J/kg Dit : Q …. ? Jawab : Q = m.c.ΔT = 0,2 . 4200 .( 50 – 30 ) = 0,2 . 4200 .( 20 ) = 16.800 J

(23)

186

2) Timbal dipanaskan dari suhu 20 hingga 100 memerlukan kalor 4,16 . J. jika kalor jenis timbal 1,3 J/kg , berapakah massa timbal? Penyelesaian : Dik : t1 = 20 t2 =100 Q = 4,16 J c = 1,3 J/kg Dit : m = …? Jawab : Q = m .c. m = = = = 4 kg 3. Kapasitas Kalor

Kapasitas kalor didefenisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu sebesar 1C0 atau 1 K.

(24)

187 C =

atau Q = C . ΔT

Karena Q = m .c . ΔT, maka C = m .c

Contoh soal :

1) Kapasitas kalor suatu zat adalah 2400 J/C0. Berapa banyak kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu zat tersebut sebesar 25C0? Penyelesaian : Dik : C = 2400 J/C0 ΔT = 25C0 Dit : Q …. ? Jawab : Q = C. ΔT Q = 2400 J/C0 . 25C0 Q = 60000 J

2) Kalor jenis tembaga 390 J/kg . berapakah kapasitas kalor 0,1 kg tembaga? Penyelesaian : Dik : c = 390 J/kg m = 0,1 kg Dit : C ? Jawab :

(25)

188 C = m. c

= 0,1 kg . 390 J/kg = 39 J/kg

4. Asas Black

Tentunya kamu pernah menghangatkan air dengan mencampurkan air panas dengan air dingin. Pada saat itu, air menjadi hangat karena kalor yang dimiliki air panas yang suhunya tinggi mengalir ke air dingin yang suhunya rendah. Berkaitan dengan ini, Joseph Black mengatakan bahwa ketika kita mencampurkan zat yang memiliki suhu yang berbeda, maka kalor pada zat yang suhunya tinggi akan mengalir ke zat yang suhunya rendah sehingga terjadi keseimbangan energi. Pernyataan tersebut dikenal sebagai Asas Black dan secara matematis ditulis :

Qlepas = Qterima

m1.c1.ΔT1 = m2.c2.ΔT2

Contoh soal :

1) Air dengan massanya 2 kg suhunya 800C dicampur dengan 4 kg air bersuhu 200C, jika kalor jenis air 1 kkal/kgC0. Hitung suhu akhir dari campuran tersebut!

Penyelesaian :

(26)

189

Air yang melepas kalor m = 2 kg

T = 80 0C

Air yang menerima kalor m = 4 kg T = 20 0C Dit : Tcampuran ….? Jawab : Qlepas = Qterima m .c .( 800 – Tc ) = m .c .( Tc - 200 ) 2 kg . 1 kkal/kgC0( 800C – Tc ) = 4 kg . 1 kkal/kgC0 .( Tc – 200C)

160 kkal – 2Tc kkal/C0= 4Tckkal/C0 – 80 kkal

160 kkal – 80 kkal = 4Tc – 2Tckkal/C0

80 kkal = 2 Tc kkal/C0

Tc =

Tc = 40C0

2) Gelas kimia diisi 1,5 kg air bersuhu 300C. Dalam gelas kimia dimasukkan kubus besi 2,5 kg dan suhunya 700C. Apabila kalor jenis air 1 kkal /kgC0 dan kalor jenis besi 0,1 kkal/kgC0, tentukan suhu akhir campuran!

Penyelesaian :

(27)

190 cbesi = 0,1 kkal/kgC0

Besi yang melepas kalor m = 2,5 kg

T = 700C

Air yang menerima kalor m = 1,5 kg T = 300C Dit : Tcampuran ….? Jawab : Qlepas = Qterima m .c .( 700 – Tc ) = m .c .( Tc - 300 ) 2,5kg . 0,1 kkal/kgC0 (700C – Tc) = 1,5 kg . 1 kkal/kgC0 . (Tc – 300C)

17,5kkal –0,25Tc kkal/C0 = 1,5Tc kkal/C0 – 45 kkal

17,5 kkal + 45kkal = 1,5Tc + 0,25Tc kkal/C0

62,5 kkal = 1,75 Tc kkal/C0

Tc =

Tc = 35,71C0

5. Peran kalor dalam perubahan wujud zat

Telah kita ketahui bahwa wujud zat ada tiga, yaitu zat padat, zat cair dan zat gas dapat mengalami perubahan suhu.Saat itu, terjadi aliran energi berupa kalor.Jadi kalor dapat merubah wujud suatu benda.

(28)

191

Gambar 1.2 pendidihan air Gambar 1.3 uap air akan melepas kalor yang diterima es batu

Setelah air mendidih ketika kita memasak air, muncul uap dari atas permukaan air. Saat kita menyalakan api dan menempatkan panci ke atas kompor, kita telah mengalirkan kalor dari api ke air. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan 1 kg zat cair pada titik didihnya disebut kalor uap ( U ). Satuan untuk kalor uap adalah J/kg.dengan demikian, untuk menguapkan sejumlah zat pada titik didihnya diperlukan kalor (Q) , sebesar :

Q = m . U

Dengan : Q : banyaknya kalor yang dibutuhkan (J) m : massa zat/benda (kg)

U : kalor uap atau kalor laten (J/kg)

Dalam hal ini, kalor uap sama dengan kalor embun. Kalor embun adalah banyaknya kalor yang dilepaskan oleh setiap 1 kg massa zat untuk mengubah wujudnya dari gas menjadi cair.

(29)

192

Proses penguapan atau pengembunan dapat dipercepat dengan beberapa cara, yaitu :

a) Pemanasan

b) Tiupan udara di atas permukaan c) Memperluas permukaan

d) Mengurangi tekanan permukaan

Kalor uap beberapa jenis zat dapat dilihat di dalam tabel berikut.

Tabel1.2 kalor uap zat

Zat Kalor uap ( J/kg )

Air Alkohol Raksa Tembaga Timbal Belerang Amoniak Hydrogen 2,27 x 106 1,10 x 106 2,98 x 106 7,35 x 106 7,35 x 106 3,30 x 106 1,36 x 106 3,80 x 106 b. Mendidih

Mendidih adalah proses perubahan wujud dari cair menjadi gas yang terjadi pada seluruh bagian zat cair pada suhu tertentu. Suhu tepat pada saat air mendidih disebut titik didih. Titik didih dipengaruhi oleh tekanan dan pencampuran zat lain. Jika air mendidih pada titik 1000 C, maka titik didih air yang dicampuri

(30)

193

garam akan lebih dari 1000 C. Titik didih normal air pada 1000 C, terjadi pada tekanan 76 cmHg. Pada tekanan kurang dari itu, maka air akan mendidih pada suhu kurang dari 1000 C. Titik didih akan mengalami pengurangan 10 C, setiap perubahan kenaikan tinggi 300 meter dari permukaan air laut. Seperti yang diketahui, suhu suatu zat misalnya air akan terus naik apabila air tersebut terus diberi kalor, tetapi ketika air mendidih maka suhu air seakan-akan tidak berubah. Jika digambarkan maka sketsa grafiknya seperti berikut :

Grafik 1.1 hubungan antar waktu pemanasan dengan suhu air pada tekanan 1 atm.

Grafik tersebut menjelaskan bahwa, pada proses a, kalor yang diterima air digunakan untuk menaikkan suhu. Pada proses b, kalor yang diterima air tidak digunakan untuk menaikkan suhu, akan tetapi digunakan untuk mengubah wujud air menjadi uap. Kalor yang diberikan itu seakan-akan tersembunyi. Kalor ini disebut kalor laten. Titik pada saat zat tepat mulai mendidih disebut titik didih.

(31)

194

Titik didih beberapa zat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1.3 titik didih zat

Zat Titik didih (0 C)

Air Alkohol Raksa Tembaga Timbal Belerang Amoniak Hydrogen 100 65 357 2300 1620 445 -34,5 -253

c. Melebur dan Membeku

Melebur adalah proses perubahan wujud zat dari padat ke cair. Proses sebaliknya disebut membeku. Untuk zat murni, titik lebur dan titik bekunya sama. Misalnya air membeku pada suhu 00 C, maka es juga akan melebur pada suhu 00 C. Banyaknya kalor yang diperlukan oleh setiap satu satuan massa untuk mengubah wujudnya dari padat menjadi cair disebut kalor lebur. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut :

L =

Dengan : L : kalor lebur (J/kg)

Q : kalor yang diperlukan (J) m : massa zat (kg)

Titik beku dan kalor lebur beberapa zat dapat dilihat pada tabel berikut.

(32)

195

Tabel 1.4 titik beku dan kalor lebur zat

Zat Titik Beku (0C) Kalor Lebur (J/kg)

Air 0 3,36 x 105 Alkohol - 97 6,90 x 104 Raksa - 39 1,20 x 105 Aluminium 660 4,03 x 105 Tembaga 1083 2,06 x 105 Platina 1769 1,13 x 105 Timbal 327 2,50 x 104 Belerang 113 3,91 x 104 Amoniak - 75,5 4,51 x 105 Hydrogen - 2599 5,58 x 104 Contoh soal :

1) Berapakah banyaknya kalor yang diperlukan untuk meleburkan 5 kg es pada titik leburnya jika diketahui kalor lebur es 336000 J/kg? Penyelesaian : Dik : mes = 5 kg L = 336000 J/kg Dit : Q ? Jawab : Q = m.L = 5 x 336000 = 1.680.000 J = 1,68 J

(33)

196

2) Berapakah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menguapkan 5 kg air pada titik uapnya, jika diketahui kalor uap air 2.260.000 J/kg ? Penyelesaian : Dik : mair = 5 kg U = 2.260.000 J/kg Dit : Q ? Jawab : Q = m. U = 5 x 2.260.000 = 11.300.000 J = 11,3 J d. Perpindahan Kalor

Sesuai dengan pengertiannya, kalor berpindah dari zat yang bersuhu tinggi ke zat yang bersuhu lebih rendah. Perpindahan kalor ada tiga cara, yaitu konduksi, konveksi dan radiasi.

1. Konduksi atau Hantaran

Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel zat tersebut.Contoh peristiwa ini adalah ketika kita memanaskan salah satu ujung batang logam. Jika kita memegang ujung lain dari batang logam tersebut, maka kita akan merasakan panas juga.

(34)

197

Gbr 1.4 perpindahan kalor secara konduksi

Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi 2, yaitu : a. Konduktor

Konduktor adalah zat yang menghantarkan kalor dengan baik. Contohnya besi, baja, tembaga, aluminium, dll

b. Isolator

Isolator adalah zat yang tidak menghantarkan kalor dengan baik.Contohnya kayu, plastic, kertas, kaca, dll.

2. Konveksi atau Aliran

Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan zat-zat perantara karena adanya perbedaan massa jenis dari benda tersebut. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi pada :

a. Zat cair, karena perbedaan massa jenis zat, misalnya system pemanasan air, system aliran air panas.

(35)

198

Aliran dalam gelas terjadi Karena perbedaan massa jenis air. Air yang menyentuh bagian bawah wadah dipanasi dengan cara konduksi. Akibat air menerima kalor, air akan memuai dan menjadi kurang rapat. Air yang lebih rapat pada bagian atas akan turun kebawah dan mendorong air panas ke bagian atas. Gerakan ini menibulkan arus konveksi. Pada bagian zat cair yang dipanaskan, akan memiliki massa jenis air yang menurun sehingga mengalir naik keatas. Pada bagian tepi dan tengah zat cair juga akan terjadi perpindahan kalor secara konveksi. b. Pada zat gas karena adanya perbedaan tekanan udara, misalnya

terjadi angin darat dan angina laut, system ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin di dalam ruangan di pasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik. 1) Terjadinya angin laut dan angin darat

(36)

199

Pada siang hari, daratan lebih panas daripada lautan. Hal ini akan mengakibatkan udara panas di daratan akan naik dan tempat tersebut terisi oleh udara dingin dari permukaan laut, sehingga terjadi gerakan udara dari laut menuju darat, yang biasa disebut angin laut. Angin laut terjadi pada siang hari, biasa digunakan oleh nelayan tradisional untuk pulang kembali ke daratan.

Gambar 1.7 terjadinya angin darat

Pada malam hari, daratan lebih cepat dingin daripada lautan. Hal ini akan menyebabkan udara panas dari permukaan laut akan naik dan tersebut terisi oleh udara dingin dari daratan, sehingga terjadi gerakan udara dari darat menuju laut, yang biasa disebut angin darat. Angin darat terjadi pada malam hari, digunakan oleh nelayan tradisional untuk mencari ikan di lautan.

3. Radiasi atau Pancaran

Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Misalnya pada siang hari di bawah terik matahari, tubuh kita juga akan merasakan panas. Panas yang kita rasakan juga akan berbeda ketika kita mengenakan baju putih dan baju hitam. Hal ini

(37)

200

terjadi karena adanya pengaruh warna benda terhadap banyaknya radiasi kalor yang diserap atau dipancarkan. Benda-benda yang berwarna gelap merupakan penyerap dan pemancar kalor yang baik, sedangkan benda – benda yang berwarna terang merupakan penyerap dan pemancar kalor yang buruk.

a) Manfaat kalor dalam kehidupan sehari-hari

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak ditemukan alat-alat yang menggunakan prinsip kerja dengan konsep perpindahan kalor, misalnya panci tekan (pressure cooker), setrika, alat penyulingan dan alat pendingin. Berikut ini beberapa contoh penerapan konsep perpindahan kalor, yaitu :

1. Pada siang hari, orang-orang lebih banyak menggunakan baju yang cerah untuk mengurangi penyerapan kalor

2. Cat mobil atau motor dibuat mengkilap untuk mengurangi penyerapan kalor

3. Mengenakan jaket tebal atau meringkuk di dalam selimut pada saat udara dingin untuk menghindari hilangnya kalor

4. Dinding termos air dilapisi benda perak untuk mengurangi atau mencegah hilangnya kalor secara radiasi.

(38)

201

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 01)

Satuan pendidikan : SMP Negeri 1 Kupang Tengah Mata pelajaran : IPA Terpadu

Kelas/semester : VII/Ganjil

Tahun Ajaran : 2016/2017

Topik : Kalor dan Perpindahannya

Sub Topik : Kalor dan Perubahan Suhu.

Aloksai waktu : 3 x 40 Menit (3 JP)

A. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,tanggungjawab,

peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(39)

202

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)

sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian Kompetensi

KI Kompetensi Dasar Indikator pencapaian kompetensi 1 1.1.Mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta

mewujudkannya dalam

pengamalan ajaran agama yang dianutnya

1.1.1 Mengenali dan mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai kalor dan perpindahannya dalam kehidupan sehari-hari.

2 2.1. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi

2.1.1 Melakukan percobaan secara aktif, kerjasama, jujur, teliti, hati-hati, tangung jawab, terbuka, disiplin, kritis dan tekun.

3 3.1.Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari

3.1.1 Menjelaskan pengertian kalor 3.1.2 Menjelaskan pengertian kalor

jenis.

3.1.3 Menerapkan persamaan kalor Q = m.c.t untuk kenaikan suhu pada persoalan yang sesuai.

4 4.1 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh

4.1.1 Menyelidiki hubungan kalor dengan suhu benda, massa benda dan kalor jenis benda

(40)

203 kalor terhadap perubahan suhu dan perubahan wujud benda C. Tujuan Pembelajaran

1. Kognitif

Peserta didik dapat:

1) Menjelaskan pengertian kalor. 2) Menjelaskan pengertian kalor jenis..

3) Menyimpulkan hubungan kalor jenis benda dengan suhu jika massa dan kalor tetap.

4) Menyimpulkan hubungan antara massa dan perubahan suhu jika kalor dan jenis benda tetap

5) Peserta didik dapat menyimpulkan hubungan kalor dengan kenaikan suhu jika massa dan kalor jenis tetap.

6) Menyimpulkan hubungan antara kalor dengan massa benda, kalor jenis benda dan perubahan suhu.

2. Afektif

 Sikap spiritual Peserta didik dapat:

a. Mengenali dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai kalor dan perpindahannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Sikap sosial

Peserta didik dapat:

1) Bekerja sama dalam kelompok 2) Bersikap disiplin dalam bekerja 3) Mengemukakan ide atau pendapat

(41)

204 4) Memiliki sikap ingin tahu 5) Jujur dalam bekerja

6) Bertanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan. 3. Psikomotor

Peserta didik dapat :

1) Memilih alat dan bahan yang akan digunakan dengan benar 2) Merangkai alat dan bahan dengan benar

3) Membaca skala pada termometer dengan tepat 4) Membaca skala pada stopwatch dengan tepat D. Materi Pembelajaran

1. Kalor merupakan perpindahan energi panas dari benda yang bersuhu lebih tinggi kebenda yang bersuhu lebih rendah.

Energi panas pada hakikatnya adalah energi gerak relatif partikel partikel penyusun benda saat suhunya lebih dari O K. Semakin besar suhunya, energi panas benda semakin besar. Semakin besar massa benda, energi panas benda semakin besar. Besar energi panas jugadipengaruhi oleh jenis benda.

Kalor merupakan energi panas yang berpindah. Satuan kalor = satuan energi, dalam SI bersatuan joule. Satuan energi yang lain adalah kalori. Satu kalori adalah kalor untuk menaikkan suhu 1 g air hingga naik 1 derajat celcius. Ekivalennya: 1 kalori = 4,186 J. Ekivalensi ini didapat dari percobaan Joule.

(42)

205

2. Untuk membedakan pengaruh kalor terhadap jenis zat digunakan konsep kalor jenis. Kalor jenis zat didefenisikan sebagai banyak kalor yang diterima atau dilepaskan oleh 1 kg zat jika suhunya naik atau turun sebesar 10C.

Persamaan kalor jenis adalah :

c

=

Dalam hal ini c = kalor jenis zat (J/kg0C), Q = jumlah kalor yang diterima atau dilepaskan (J), m = massa benda (kg), dan ∆T = kenaikan atau penurunan suhu (0C). Alat untuk mengukur kalor jenis zat disebut kalorimeter. Dalam SI, satuan kalor jenis zat adalah J/kg0C. Setiap zat memiliki alor jenis berbeda-beda.

3. Hubungan kesetaraan antara kalori dan joule adalah sebagai berikut. 1 kalori = 4,186 joule = 4,2 joule

1 joule = 0,24 kalori. 4. Persamaan kalor

 Kalor untuk menaikkan suhu benda bergantung pada jenis benda itu.

 Semakin besar kenaikkan suhu benda, maka kalor yang diperlukan semakin besar.

 Semakin besar massa benda, maka kalor yang diperlukkan untuk menaikkan suhu semakin besar juga.

Sehingga persamaan kalor secara matematis dapat ditulis:

Q = m. c. ∆T Keterangan:

(43)

206

Q : kalor (Joule) ∆T : perubahan suhu (0C). m : massa benda (kg) c : kalor jenis benda (j/kg0C) E. Model/Pendekatan/Metode

1. Model : Discovery Learning 2. Pendekatan : scientific

3. Metode : Diskusi dan Eksperimen F. Media, Alat/Bahan dan Sumber Pembelajaran

1. Media

Laptop dan LCD 2. Alat dan Bahan

1. Gelas Beker 2. Air

3. Minyak goreng 4. Termometer

5. Pencatat waktu (Stop-wacth) 6. Bunsen/pembakar spiritus 7. Kaki tiga.

3. Sumber Belajar

1. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD) 2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

3. Buku Siswa IPA Kelas VII Kurikulum 2013..

4. Buku IPA Terpadu Kurikulum 2013, Tim Abdi Guru. G. Kegiatan Pembelajaran

(44)

207 Kegiatan Langkah-langkah

Model Discovery Learning

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pendahuluan Menciptakan situasi

(stimulasi)

 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kehadiran peserta didik

 Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa

 Guru memotivasi peserta didik dengan memberikan pertanyaan:” Apa yang kamu rasakan saat berada dekat api?

 Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.

10 menit

Kegiatan Inti Pembahasan tugas dan identifikasi masalah

(Problem statement)

Menyampaikan informasi percobaan tentang menyelidiki hubungan kalor dengan suhu benda, massa benda dan kalor jenis benda di dahului dengan penjelasan tentang pengertian kalor dan kalor jenis.

Mengamati

 Guru meminta peserta didik untuk mengamati alat-alat yang di gunakan dalam percobaan diikuti dengan sedikit penjelasan dari guru tentang cara dan kegunaan alat-alat tersebut

Menanya

 Peserta didik diarahkan untuk memberikan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dalam besaran fisika tentang kalor,massa,kalor jenis dan perubahan suhu. 90 menit Pengumpulan data (Data collection) Mengumpulkan data/mencoba

 Guru membagi peserta didik dalam 5 kelompok.

(45)

208

Peserta Didik (LKPD) tentang percobaan menyelidiki hubungan kalor dengan suhu benda, massa benda dan kalor jenis benda.

 Peserta didik melakukan percobaan menyelidiki hubungan kalor dengan suhu benda, massa benda dan kalor jenis benda.

 Guru menilai keterampilan peserta didik melakukan percobaan.

Pengolahan data dan Analisis

(Data Processing)

Menganalisis/mengasosiasi

 Peserta didik mengolah dan menganalisis data pengamatan sesuai hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKPD.

Pembuktian

(Verfication)

Mengkomunikasikan

 Peserta didik menyajikan hasil diskusi kelompok dalam lembar portofolio.

 Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas untuk memverifikasi hasil diskusi kelompok.

 Kelompok lain menanggapi hasil presentasi.

Generalisasi

(Generalization)

 Peserta didik dibimbing guru membuat kesimpulan tentang kalor dan perubahan suhu.

Penutup  Guru mereview hasil kegiatan

pembelajaran.

 Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik.

 Guru memberikan kuis kepada

20 menit

(46)

209

peserta didik.

 Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang kegiatan pelajaran yang telah dilaksanakan.

 Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.

 Guru meminta seorang peserta didik untuk memimpin doa.

H. Penilaian

1. Sikap Spiritual

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian sikap c. Kisi-kisi : Terlampir

2. Sikap Sosial

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian sikap c. Kisi-kisi : Terlampir

3. Keterampilan

a. Teknik Penilaian :Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian Keterampilan c. Kisi-kisi : Terlampir

4. Penilaian Kognitif

a. Teknik Penilaian : Tes Tulis b. Bentuk Instrumen : Uraian

(47)

210

c. Kisi-kisi :

Indikator Soal Soal Jawaban Bobot

soal Peserta didik dapat

menjelaskan pengertian kalor

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalor!

Kalor adalah Suatu bentuk energi yang dapat berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.

1

Peserta didik dapat menjelaskan

pengertian kalor jenis

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kalor jenis!

Kalor jenis adalah banyak kalor yang diterima atau dilepaskan oleh 1 kg zat jika suhunya naik atau turun sebesar 10C.

1

Peserta didik dapat menggunakan persamaan kalor untuk menyelesaikan soal. 3. Seorang anak memanaskan air 100 gram dari suhu 300C menjadi 600C, jika kalor jenis air itu 4,2 x 103 J/kg0C. Berapakah banyak kalor yang diperlukan? Dik: m : 100 gram = 0,1 kg c : 4,2 x 103 J/kg0C T1: 30 0C T2: 60 0C T: T2 - T1 = 600C-30 0C = 30 0C Dit: Q….? Jawab : Q = m. c. T = 0,1 kg . 4,2 x 103 . 30 = 12600 J 8 Total Skor 13 Nilai : Kupang, 2016 Peneliti

Maria Modesta O. Aso No. Regis : 161 12 002

(48)

211

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP 02)

Satuan pendidikan : SMP Negeri 1 Kupang Tengah Mata pelajaran : IPA Terpadu

Kelas/semester : VII/Ganjil Tahun Ajaran : 2016/2017

Topik : Kalor dan Perpindahannya Sub Topik : Kalor dan Perubahan Wujud Alokasi Waktu : 3 x 40 menit (3 JP)

A. Kompetensi Inti

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,

(49)

212

dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian kompetensi

KI Kompetensi Dasar Indikator pencapaian kompetensi 1 1.2.Mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya

1.1.2 Mengenali dan mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai kalor dan perpindahannya dalam kehidupan sehari-hari.

2 2.2. Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi

2.1.2 Melakukan percobaan secara aktif, kerjasama, jujur, teliti, hati-hati, tangung jawab, terbuka, disiplin, kritis dan tekun.

3 3.2.Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor,dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari

3.1.4 Menjelaskan berbagai jenis perubahan wujud benda. 3.1.5 Mendeskripsikan pengaruh

kalor dalam perubahan wujud.

4 4.2 Melakukan percobaan untuk menyelidiki suhu dan perubahannya serta pengaruh kalor terhadap

4.1.2 Menyelidiki bagaimana pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda

(50)

213

perubahan suhu dan perubahan wujud benda

C. Tujuan pembelajaran 1. Kognitif

Peserta didik dapat:

a) Menyebutkan berbagai jenis perubahan wujud.

b) Mengelompokkan perubahan wujud benda berdasarkan penyerapan dan pelepasan kalor..

2. Afektif

 Sikap spiritual Peserta didik dapat:

b. Mengenali dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai kalor dan perpindahannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Sikap sosial

Peserta didik dapat:

7) Bekerja sama dalam kelompok 8) Bersikap disiplin dalam bekerja 9) Mengemukakan ide atau pendapat 10) Memiliki rasa ingin tahu

11) Jujur dalam bekerja

12) Bertanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan. 3. Psikomotor

(51)

214 Peserta didik dapat:

a. Memilih alat dan bahan dengan benar. b. Merangkai alat dan bahan dengan benar, c. Mengamati perubahan wujud dengan teliti.

D. Materi pembelajaran

Pertemuan II dimaksudkan untuk melatih peserta didik tentang penyelidikan kalor pada perubahan wujud dan pemahaman tentang kalor untuk perubahan wujud. Beberapa hal yang perlu diperhatikan guru:

1. Perubahan wujud beserta kalor yang diperlukan atau diserap benda yang berubah wujud dapat dilihat dalam Buku Siswa.

2. Beda menguap dan mendidih:

a. Menguap dapat terjadi pada sembarang suhu, perubahan dari fase cair ke gas terjadi pada permukaan zat cair.

b. Mendidih terjadi pada suhu tertentu, yakni pada titik didihnya (dipengaruhi tekanan udara pada zat cair itu), perubahan dari fase cair ke gas terjadi pada seluruh bagian zat cair. Di permukaan laut, air mendidih pada suhu 100oC, titik didih semakin mengecil seiring ketinggian (tekanan udara semakin kecil).

c. Sebenarnya, suhu bukan faktor penentu peristiwa mendidih, namun tekananlah faktor penentunya. Bisa jadi, saat suhu turun, terjadi peristiwa mendidih.

E. Model/Pendekatan/Metode

(52)

215 5. Pendekatan : scientific

6. Metode : Diskusi dan Eksperimen

F. Media, Alat dan Sumber Belajar

1. Media : Gambar-gambar yang mendukung 2. Alat : Buku, pensil, pulpen.

3. Sumber belajar :

a. Buku Siswa kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 b. Buku Guru Kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013

c. Buku IPA Terpadu kelas VII SMP/MTs Kurikulum 2013 d. LKPD

e. Buku IPA yang relevan.

G. Langkah – Langkah Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Langkah-langkah

model discovery Rincian kegiatan

Alokasi waktu Pendahuluan Menciptakan

situasi (stimulasi)

 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kehadiran peserta didik.

 Guru menyuruh salah seorang peserta didik untuk memimpin doa.

 Guru memberikan motivasi kepada peserta didik dengan memberikan pertanyaan: mengapa kapur barus, stela dan pengharum ruangan ketika di letakkan di ruang terbuka lama – kelamaan akan habis atau kempes?

 Guru menyampaikan topik

pembelajaran dan tujuan pembelajaran.

10 menit

(53)

216 Kegiatan Inti Pembahasan tugas

dan identifikasi masalah (Problem

statement)

Mengamati

 Guru meminta peserta didik mengamati keadaan es batu yang diletakkan di dalam gelas.

Menanya

 Guru mengarahkan peserta didik untuk memberikan pertanyaan berdasarkan demonstrasi yang lakukan

 Guru menyampaikan sedikit materi tentang perubahan wujud zat

90 menit

Pengumpulan Data

(Data collection)

Mengumpulkan data/mencoba

 Guru membagi peserta didik dalam 5 kelompok

 Guru membagi LKPD kepada masing-masing kelompok tentang percobaan Menyelidiki bagaimana pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda

 Peserta didik melakukan percobaan Menyelidiki bagaimana pengaruh kalor terhadap perubahan wujud benda

 Guru menilai keterampilan peserta didik melakukan percobaan.

Pengolahan data dan Analisis (Data

Processing)

Menganalisis/mengasosiasi

 Peserta didik mengolah dan menganalisis data pengamatan sesuai hasil pengamatan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada LKPD. Pembuktian

(Verification)

Mengkomunikasikan

 Peserta didik menyajikan hasil diskusi kelompok dalam lembar portofolio.

 Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas untuk memverifikasi hasil diskusi kelompok.

 Kelompok lain menanggapi hasil presentasi.

Generalisasi

(Generalization)

 Peserta didik dibimbing guru membuat kesimpulan tentang kalor dan perubahan wujud.

Penutup  Guru mereview hasil kegiatan

pembelajaran.

 Guru memberikan penghargaan

20 menit

(54)

217

(misalnya pujian atau bentuk

penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik.

 Guru memberikan kuis kepada peserta didik.

 Guru dan peserta didik melakukan refleksi tentang kegiatan yang telah dilaksanakan

 Guru memberikan tugas dan menyampaikan materi pertemuan selanjutnya.

 Guru meminta seorang peserta didik untuk memimpin doa.

H. Penilaian 5. Sikap Spiritual a. Teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Kisi-kisi : Observasi

: Lembar penilaian sikap : Terlampir 6. Sikap Sosial a. Teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Kisi-kisi : Observasi

: Lembar penilaian sikap : Terlampir 7. Keterampilan a. Teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Kisi-kisi : Observasi

: Lembar penilaian sikap : Terlampir

(55)

218 8. Penilaian Kognitif a. Teknik Penilaian b. Bentuk Instrumen c. Kisi-kisi : Tes Tulis : Tes Uraian : Terlampir Nilai :

Indikator Soal Soal Skor

Peserta didik dapat menjelaskan berbagai jenis perubahan wujud.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mencair dan membeku! Sertakan dengan contoh ! (± 3 contoh)

5

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan mengembun dan menguap!

Sertakan dengan contoh ! (± 3 contoh)

5

Peserta didik dapat mendeskripsikan pengaruh kalor dalam perubahan wujud.

3. Sebutkan 3 perubahan wujud yang memerlukan kalor !

3

4. Sebutkan 3 perubahan wujud yang melepaskan kalor !

3

Total Skor 16

Kupang,……… 2016

Peneliti

Maria Modesta O. Aso No. Reg: 161 12 002

(56)

219

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP 03)

Satuan pendidikan : SMP Negeri 1 Kupang Tengah Mata pelajaran : IPA Terpadu

Kelas/semester : VII/Ganjil Tahun Ajaran : 2016/2017

Topik : Kalor dan Perpindahannya

Sub Topik : Perpindahan Kalor (Konduksi, Konveksi dan Radiasi) Aloksai waktu : 3 x 40 Menit (3 JP)

A. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

(57)

220

KI 3: Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI4: Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

KI Kompetensi Dasar Indikator pencapaian kompetensi 1 1.3.Mengagumi keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan tentang aspek fisik dan kimiawi, kehidupan dalam ekosistem, dan peranan manusia dalam lingkungan serta mewujudkannya dalam pengamalan ajaran agama yang dianutnya

1.1.3 Mengenali dan mengagumi

keteraturan dan

kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai kalor dan perpindahannya dalam kehidupan sehari-hari. 2 2.3. Menunjukkan perilaku ilmiah

(memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan pengamatan, percobaan, dan berdiskusi

2.1.3 Melakukan percobaan secara aktif, kerjasama, jujur, teliti, hati-hati, tangung jawab, terbuka, disiplin, kritis dan tekun.

3 3.3.Memahami konsep suhu, pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan penerapannya dalam mekanisme menjaga kestabilan suhu tubuh pada manusia dan hewan serta dalam kehidupan sehari-hari

3.1.6 Menjelaskan pengertian konduksi, konveksi dan radiasi.

3.1.7 Membedakan konduksi, konveksi dan radiasi.

3.1.8 Menyebutkan contoh peristiwa konduksi, konveksi dan radiasi

(58)

221

dalam kehidupan sehari-hari. 4 4.3 Melakukan penyelidikan terhadap

karakteristik perambatan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi

4.1.3 Menyelidiki karakteristik perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi

2. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif

Peserta didik dapat:

a) Menjelaskan pengertian konduksi, konveksi dan radiasi.

b) Mengamati perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi c) Menyebutkan contoh peristiwa konduksi, konveksi dan radiasi dalam

kehidupan sehari-hari. 2. Afektif

Peserta didik dapat:  Sikap spiritual

c. Mengenali dan mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan mengenai kalor dan perpindahannya dalam kehidupan sehari-hari.

 Sikap sosial

Peserta didik dapat:

13) Bekerja sama dalam kelompok 14) Bersikap disiplin dalam bekerja 15) Mengemukakan ide atau pendapat 16) Memiliki sikap ingin tahu

(59)

222

18) Bertanggung jawab dalam menggunakan alat dan bahan. 3. Psikomotor

Peserta didik dapat:

d. Memilih alat dan bahan dengan benar. e. Merangkai alat dan bahan dengan benar.

f. Mengamati perpindahan kalor secara konduksi dengan teliti. g. Mengamati perpindahan kalor secara konveksi dengan teliti. h. Mengamati perpindahan kalor secara radiasi dengan teliti. 3. Materi Pembelajaran

Secara umum, 3 jenis perpindahan kalor (konduksi, konveksi, dan radiasi) di sekitar peserta didik berlangsung simultan (kecuali radiasi dari matahari). Misalnya, pada oven panas konveksi, juga terjadi perpindahan panas secara konduksi, konveksi, maupun radiasi (justru yang dominan radiasi).

A. Konduksi adalah perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan partikel-partikel bahan itu.

Perpindahan kalor secara konduksi berlangsung pada benda padat,

terutama logam. Laju perpindahan kalor secara konduksi bergantung pada jenis bahan (konduktivitas bahan), luas penampang konduktor, dan panjang konduktor.

B. Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain bersama dengan gerak partikel-partikel bendanya. Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi jika zat mengalami pemanasan. Pemanasan menyebabkan perbedaan massa jenis antara bagian zat yang dipanaskan

(60)

223

secara langsung dan bagian zat yang lebih dingin. Gejala konveksi di alam terjadi karena adanya perubahan volume benda karena perubahan suhu. Perubahan volume ini mengakibatkan perubahan massa jenis; benda yang massa jenisnya kecil akan berada di atas benda yang bermassa jenis lebih besar.

C. Radiasi merupakan perpindahan kalor tanpa memerlukan medium; radiasi dapat menembus benda bening; radiasi kalor dalam bentuk gelombang elektromagnetik.

Benda yang lebih tinggi dari suhu sekitarnya akan melepaskan kalor, sedangkan benda yang lebih dingin dari lingkungannya akan menerima kalor. Kalor yang diterima atau dilepas pada peristiwa radiasi berbanding lurus dengan emisivitas benda (bergantung warna benda, semaki gelap semakin besar), luas permukaan benda, dan pangkat empat suhu mutlak benda.

4. Model/Pendekatan/Metode

7. Model : Discovery Learning 8. Pendekatan : scientific

9. Metode : Diskusi dan Eksperimen

5. Media, Alat/Bahan dan Sumber Pembelajaran 4. Media

Laptop dan LCD 5. Alat dan Bahan

(61)

224 1) Lilin

2) Pembakar spritus

3) Batang besi, batang tembaga, dan batang kaca yang berukuran sama. 4) Serbuk kayu 5) Gelas beker 6) Air 7) Korek api 8) Kaleng timah 6. Sumber Belajar

5. Bahan Ajar Peserta Didik (BAPD) 6. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

7. Buku Siswa IPA Kelas VII Kurikulum 2013.

8. Buku IPA Terpadu Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008. 6. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Langkah-langkah Model Discovery

Learning

Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu Pendahuluan Menciptakan situasi

(stimulasi)

 Guru menyampaikan salam dan menanyakan kehadiran peserta didik

 Guru meminta salah seorang peserta didik untuk memimpin doa

 Guru memotivasi peserta didik dengan memberikan pertanyaan: Mengapa kopi ditaruh di gelas bukan di logam?

 Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.

10 menit

Kegiatan Inti Pembahasan tugas dan identifikasi masalah

(Problem statement)

 Menyampaikan informasi tentang eksperimen untuk menyelidiki perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi. Mengamati

 Guru meminta peserta didik

90 menit

(62)

225

untuk mengamati demonstrasi

yang berkaitan dengan

perpindahan kalor yaitu batang logam yang salah satu ujungnya diletakkan lilin dan ujung yang lainnya dipanaskan.

 Peserta didik mengamati demonstrasi tersebut.

Menanya

 Peserta didik memberikan pertanyaan berdasarkan apa yang dilihat.

 Guru menjelaskan materi tentang perpindahan kalor kepada peserta didik.

Pengumpulan data

(Data collection)

Mengumpulkan data/mencoba

 Guru membagi peserta didik dalam 5 kelompok.

 Guru membagikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) tentang

percobaan menyelidiki

perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.

 Peserta didik melakukan

percobaan menyelidiki

perpindahan kalor secara konduksi, konveksi dan radiasi.

 Guru menilai keterampilan peserta didik melakukan percobaan.

Pengolahan data dan Analisis

(Data Processing)

Menganalisis/mengasosiasi.

 Peserta didik mengolah dan menganalisis data pengamatan sesuai hasil pengamatan untuk

(63)

226

menjawab pertanyaan yang ada pada LKPD.

Pembuktian

(Verification)

Mengkomunikasikan

 Peserta didik menyajikan hasil diskusi kelompok dalam lembar portofolio.

 Perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas untuk memverifikasi hasil diskusi kelompok.

 Kelompok lain menanggapi hasil presentasi.

Generalisasi

(Generalization)

 Peserta didik dibimbing guru membuat kesimpun tentang perpindahan kalor

Penutup  Peserta didik dan guru mereview hasil kegiatan pembelajaran.

 Guru memberikan penghargaan (misalnya pujian atau bentuk penghargaan lain yang relevan) kepada kelompok yang berkinerja baik.

 Peserta didik menjawab kuis.

 Guru menyampaikan kepada peserta didik tentang tes yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya.

 Guru meminta salah seorang peserta didik memimpin doa untuk mengakhiri pembelajaran.

20 menit

7. Penilaian

A. Sikap Spiritual

a. Teknik Penilaian : Observasi

(64)

227

c. Kisi-kisi : Terlampir

B. Sikap Sosial

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar Penilaian sikap

c. Kisi-kisi : Terlampir

C. Keterampilan

a. Teknik Penilaian : Observasi

b. Bentuk Instrumen : Lembar penilaian keterampilan

c. Kisi-kisi : Terlampir

D. Penilaian Kognitif

a. Teknik Penilaian :Tes Tulis b. Bentuk Instrumen : Soal uraian

c. Kisi-kisi :

Indikator Soal Soal Skor

Peserta didik dapat menjelaskan pengertian konduksi, konveksi, dan radiasi.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan konduksi, konveksi dan

radiasi! 3

Peserta didik dapat membedakan konduksi, konveksi dan radiasi.

2. Sebutkan persamaan dan perbedaan antara konduksi,

konveksi dan radiasi! 4

Peserta didik dapat

menyebutkan contoh

konduksi, konveksi dan cara pemanfaatan radiasi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pakaian basah yang dijemur dapat kering karena memperoleh sinar matahari. Peristiwa semacam ini terjadi karena ….

3

(65)

228 Nilai :

Kupang, 2016 Peneliti

Maria Modesta O. Aso No.Reg : 161 12 002

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

(01)

A. Kompetensi Inti

KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI2:Menghargai dan menghayati perilaku jujur,disiplin,tanggungjawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

KI 3:Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata. KI 4:Mengolah, menyaji, danmenalardalamranahkonkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, danmembuat) danranahabstrak Hari/ tgl : . . .

Nama Anggota Kelompok

1. . . . 2. . . . 3. . . . 4. . . . 5. . . . 6. . . . . . . . .

(66)

229

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, danmengarang)sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar

4.4. Melakukan percobaan untuk menyelidiki pengaruh kalor terhadap suhu dan wujud benda serta perpindahan kalor.

C. IndikatorPencapaian

4.4.1. Menyelidiki hubungan kalor dengan perubahan suhu benda,massa benda, dan kalor jenis benda.

D. Tujuan Pembelajaran

7) Peserta didik dapat menyimpulkan hubungan kalor jenis benda dengan suhu jika massa dan kalor tetap.

8) Peserta didik dapat menyimpulkan hubungan antara massa dan perubahan suhu jika kalor dan jenis benda tetap.

9) Peserta didik dapat menyimpulkan hubungan kalor dengan kenaikan suhu jika massa dan kalor jenis tetap.

10) Peserta didik dapat menyimpulkan hubungam antara kalor dengan massa benda, kalor jenis benda dan perubahan suhu.

E. Rumusan Masalah

Berdasarkan tujuan di atas, tulislah rumusan masalah :

1) ……… 2) ……… 3) ……… 4) ………

(67)

230 F. DasarTeori

Sewaktu kita memasak air, kita akan membutuhkan kalor untuk menaikan suhu air hingga mendidihkan air. Semakin lama kita memasak, maka kalor yang diserap oleh air juga semakin besar. Begitupun nasi yang ingindihangatkan dengan penghangat nasi, nasi butuh kalor untuk menaikan suhunya. Berapa banyak kalor yang diperlukan air dan nasi untuk menaikan suhu hingga mencapai suhu yang diinginkan? Secara induktif, makin besar kalor yang diserap suatu benda, makin besar pula kenaikan suhunya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga tergantung pada massa benda dan bahan penyusun benda. Secara matematis dapat ditulis :

`

Keterangan:

Q : kalor yang diserap/dilepas benda (J) m: massa benda (kg)

c : kalor jenis benda (J/kgoC) T

: Perubahan suhu G. Alat dan bahan

1. Gelas Beker 2. Air

3. Minyak goreng 4. Termometer

5. Pencatat waktu (Stop-watch) 6. Bunsen/pembakar spritus 7. Kaki tiga

8. Statif

H. Prosedur Kerja  Kegiatan I

Pengaruh Kalor jenis zat terhadap suhu Q = m . c . T

(68)

231

1. Isilah gelas kimia dengan air sebanyak 25 ml, kemudian letakkan gelas kimia di atas kaki tiga seperti pada gambar dibawah ini.

2. Ukurlah suhu awal air mengunakan termometer. Cacatlah pada tabel. 3. Panaskan air dengan pembakar spritus. Bersamaan dengan itu, hidupkan

stopwatch untuk mengamati kenaikan suhu pada termometer selama 2 menit.

4. Ulangi langkah 1 sampai 3 untuk minyak goreng dan alkohol 5. Catatlah hasil pengamatanmu pada tabel dibawah ini!

Tabel pengamatan kegiatan 1 No Jenis zat Volume zat

(mL) Suhu awal ( Suhu selama 2 menit pemanasan ( 1 Air 25 …. .... 2 Minyak goreng 25 …. …. 3 Alkohol 25 …. … Pertanyaan diskusi

1. Apakah suhu akhir setelah dipanaskan selama 2 menit untuk ke 3 jenis zat cair berbeda?

2. Zat cair manakah yang mengalami perubahan suhu paling besar? dan mana yang lebih kecil?mengapa demikian?

Gambar

Gambar 1.1 matahari sebagai sumber kalor
Gambar 1.2 pendidihan air   Gambar  1.3  uap  air  akan  melepas  kalor  yang diterima es batu  Setelah air mendidih ketika kita memasak air, muncul uap dari atas  permukaan air
Grafik 1.1 hubungan antar waktu pemanasan dengan suhu air pada  tekanan 1 atm.
Tabel 1.3 titik didih zat
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sintering adalah pemanasan yang lebih tinggi dari pada tahap kalsinasi yang bertujuan agar butiran- butiran (grains) dalam partikel – partikel yang berdekatan dapat

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya kepada Peneliti, sehingga penelitian yang berjudul: Problematika

Pengertian ini sejalan dengan pendapat Doney dan Cannon (1997, p. 36) yang menyatakan bahwa rasa percaya timbul sebagai hasil dari kehandalan dan integritas mitra yang

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

Buton Utara surat izin belajar/pernyataan mengikuti studi lanjut 365 15201002710242 DARWIS SDN 5 Wakorumba Utara Kab... Peserta Nama Peserta

1) Persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, persepsi manfaat, dan persepsi biaya secara simultan berpengaruh terhadap niat menggunakan PC Tablet

Lokasi yang berdekatan dengan muara sungai, tidak dianjurkan untuk pembesaran Ikan Kerapu Macan karena lokasi tersebut salinitasnya sangat berfluktuasi karena

Sedangkan upaya sekolah yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam kegiatan tidak terprogram (kegiatan rutin, kegiatan spontan, kegiatan keteladanan) yaitu; (a)