Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017
41
a. Tujuan Pembelajaran Umum
Mahasiswa mampu mendemonstrasikan asuhan keperawatan pada penyakit infeksi dan tropis
b. Tujuan Pembelajaran Khusus
1. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan darah vena 2. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan darah arteri 3. Mahasiswa mampu melakukan rumple led test
A. PENGAMBILAN DARAH VENA
Pengambilan darah vena merupakan prosedur yang banyak digunakan untuk prosedur diagnostik.Hasil tes darah merupakan sumber informasi yang penting untuk screening penyakit, mengevaluasi kemajuan terapi dan memonitor perkembangan/kemajuan pasien. Perawat sering diminta untuk mendapatkan berbagai specimen. Karena beberapa specimen memerlukan penanganan khusus sehingga perawat harus terbiasa dengan pemeriksaan tertentu yang diorder. Pengambilan darah vena merupakan metode yang paling umum dengan memasukkan jarum ke pembuluh darah. Perawat memasukkan jarum atau tabung vakutainer untuk mendapatkan specimen darah.
Pengkajian :
1. Tentukan pemeriksaan apa yang diorder dan kondisi khusus yang familiar terkait dengan waktu pengumpulan atau penanganan spesimen.
2. Kaji integritas vena yang akan digunakan dalam prosedur
3. Kaji riwayat medis untuk menentukan kemungkinan komplikasi selama pengambilan darah vena
4. Pastikan kemampuan untuk kooperatif selama prosedur
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PENYAKIT INFEKSI
DAN TROPIS
KEGIATAN BELAJAR-6
Tujuan Pembelajaran
Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017
42
Diagnosis Keperawatan :1. Defisiensi pengetahuan 2. Risiko infeksi
3. Gangguan integritas kulit 4. Ansietas
B. PENGAMBILAN DARAH ARTERI
Tujuan utama pengambilan darah arteri adalah untuk mengevaluasi analisa gas darah. Darah arteri dapat diperoleh langsung dari arteri, paling sering arteri radial oleh personil yang dilatih untuk melakukan prosedur ini dan mengetahui komplikasi yang dapat terjadi akibat dari prosedur ini. Darah arteri juga dapat diperoleh dari alat akses vascular yang dimasukkan ke dalam arteri femoral atau Swan-Gantz catheter.
Pengkajian :
1. Kaji gejala dan suara napas yang memerlukan pengambilan gas darah arteri. Tanda dan gejala meliputi sesak, terjadi perubahan pola napas tiba-tiba, ekspansi paru tidak simetris, sianosis, perubahan tingkat kesadaran dan peningkatan upaya pernapasan. 2. Kaji apakah pasien baru saja terbangun, disuction atau perubahan oksigen atau
ventilator dalam setengah jam terakhir. Identifikasi faktor yang dapat mempengaruhi gas darah arteri
3. Kaji Allen test untuk menentukan tempat pengambilan darah arteri
4. Kaji jaringan disekitar arteri untuk menghindari lokasi penusukansebelumnya
5. Kaji pengetahuan tentang prosedur untuk mendapatkan sampel, memastikan kerjasama dan mengurangi kecemasan.
Diagnosis Keperawatan : gangguan pertukaran gas C. RUMPLE LEED TEST (TOURNIQUET TEST)
Rumple leed tes atau tourniquet tes merupakan skrining dasar yang penting untuk demam berdarah. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyarankan untuk menggunakan tes turniket sebagai parameter penting dalam diagnosis demam berdarah. Karena keterbatasan sumber daya di daerah pedesaan di negara-negara endemik, pemeriksaan ini sangat membantu dalam diagnosis dan indikasi infeksi dengue.
Pemeriksaan ini menilai kemampuan pembuluh darah kapiler menahan tekanan yang meningkat, memberikan indikasi yang baik untuk menilai pembuluh darah yang disebabkan oleh DSS (Dengue Syok Syndrome) atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF). Pemeriksaan ini menilai adanya petechiae atau titik-titik merah kecil di bawah permukaan kulit, yang terbentuk saat terjadi kebocoran darah dari kapiler ke kulit.
Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017
43
A. PENGAMBILAN DARAH VENA1. Sarung tangan disposable 2. Alkohol swab
3. Bantal kecil atau handuk dilipat 4. Tourniquet
5. Kasa steril 2x2 dan band-aid atau plester
6. Spuit disposable dengan jarum atau vacutainer sesuai ukuran 7. Tabung yang sesuai
8. Label untuk setiap tabung 9. Pengalas
10. Bengkok
11. Formulir laboratorium
B. PENGAMBILAN DARAH ARTERI
1. Jarum suntik 3 ml dan heparin 2. Jarum 23 atau 25 3. Alkohol swab 4. Kasa 2x2 5. Heparin 1:1000 6. Label 7. Formulir laboratorium 8. Sarung tangan disposable 9. Pelindung mata
C. RUMPLE LEED TEST
1. Tensimeter 2. Stetoskop
3. Timer (stop watch) 4. Spidol
Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017
44
A. PENGAMBILAN DARAH VENA1. Sapa nama pasien dan validasi identitas 2. Jelaskan prosedur
3. Cuci tangan 4. Dekatkan alat 5. Tutup tirai/pintu
6. Atur tempat tidur untuk kenyamanan bekerja 7. Atur posisi pasien supine atau semi fowler
8. Atur posisi lengan, tempatkan bantal atau handuk di bawah lengan untuk meningkatkan ekstensi
9. Gunakan sarung tangan
10. Pasang tourniquet 3-4 inci diatas vena yang dipilih
11. Periksa denyut nadi perifer. Jika tida teraba, tourniquet terlalu keras dan pasang kembali lebih longgar
12. Anjurkan pasien untuk membuka dan menutup kepalan tangan beberapa kali dan tangan mengepal saat akan dilakukan penusukan
13. Pertahankan tourniquet hanya 1-2 menit
14. Pilih vena dengan cara palpasi. Vena yang ideal adalah lurus menonjol dan teraba kuat saat diraba
15. Pilih vena, jika tourniquet terlalu lama, lepaskan dan biarkan selama 1-2 menit sebelum dipasang kembali
16. Pilih jarum yang sesuai
17. Gunakan alkohol swab dengan cara melingkar hingga 2 inci. Tunggu alkohol kering
18. Lepaskan tutup jarum dan ingatkan bahwa pasien akan merasakan jarum suntik selama beberapa detik
19. Tempatkan ibu jari dan telunjuk tangan nondominan 1 inci dibawah area penusukan dan kencangkan kulit
20. Tusukkan jarum 15-30o dengan bevel menghadap ke atas.
21. Tarik perlahan jarum hingga darah mengisi spuit sesuai kebutuhan. Jika menggunakan vacutainer pegang plastic adapter, tekan tabung vacum dan biarkan darah masuk sampai sesuai kebutuhan
22. Setelah darah terkumpul, lepaskan tourniquet
Langkah-langkah Kegiatan
Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017
45
23. Tempatkan kasa 2x2 atau alcohol swab diarea penusukan, tarik jarum dan lakukan penekanan
24. Jika tabung mengandung zat tambahan, putar lembut 8-10 kali untuk mencegah pembekuan darah
25. Periksa area penusukan terhadap perdarahan, jika ada perdarahan ganti kasa dan plester
26. Atur kembali posisi pasien
27. Periksa tabung dan label, masukkan dalam wadah yang sesuai untuk transportasi ke laboratorium
28. Buang jarum dan peralatan kotor ke wadah yang tepat 29. Lepaskan dan buang sarung tangan
30. Cuci tangan
31. Kirim spesimen ke laboratorium
B. PENGAMBILAN DARAH ARTERI
1. Siapkan peralatan yang diperlukan, periksa tanggal kedaluarsa produk yang digunakan, identifikasi order analisis gas darah arteri
2. Bawa/dekatkan peralatan yang diperlukan 3. Cuci tangan, pasangn APD jika diindikasikan 4. Konfirmasi identitas, jelaskan prosedur 5. Tutup tirai/pintu kamar jika memungkinkan
6. Periksa label specimen dan identifikasi gelang pasien.
7. Sediakan pencahayaan yang baik. Letakkan tempat sampah ditempat yang mudah dijangkau
8. Jika pasien di tempat tidur, pasien diatur posisi supine dengan kepala agak ditinggikan, lengan di samping. Jika pasien rawat jalan, duduk di kursi dan tempatkan lengan di meja. Tempatkan bantalan atau gulungan handuk di bawah pergelangan tangan.
9. Lakukan Allen test sebelum pengambilan darah arteri radial : a. Minta pasien mengepalkan tangan
b. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk menekan arteri radialis dan ulnaris. Pertahankan selama beberapa detik
c. Anjurkan pasien untuk membuka kepalan, pegang tangan dengan posisi relaks. Telapak tangan akan menjadi pucat karena tekanan jari yang menghambat aliran darah.
d. Lepaskan tekanan arteri ulnaris. Jika tangan memerah menunjukkan bahwa darah mengisi pembuluh darah (allen tes positif) dan aman untuk dilakukan penusukan pada arteri radialis.
Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017
46
10. Gunakan sarung tangan bersih, cari arteri radialis dan lakukan palpasi ringan
11. Gunakan alcohol swab, tunggu kering. Setelah desinfeksi jangan palpasi kecuali menggunakan sarung tangan steril
12. Stabilkan tangan dengan pergelangan tangan diekstensikan menggunakan gulungan handuk, telapak tangan menghadap ke atas. Palpasi arteri di atas tempat penusukan dengan jari telunjuk dan tengah tangan non dominan, sambil memegang jarum menggunakan tangan dominan. Jangan
menyentuh langsung area yang akan ditusuk
13. Pegang jarum miring 45 derajat ditempat denyut yang maksimal sejajar dengan arteri (Saat menusuk arteri radialis tahan jarum pada sudut 60 derajat)
14. Lakukan penusukan pada kulit dan dinding arteri dalam satu gerakan. Lihat aliran darah dalam spuit. Darah yang berdenyut akan mengisi spuit. Jangan menarik plunger, Isi spuit 5 ml.
15. Setelah darah terkumpul, tarik jarum saat tangan non dominan menempatkan kasa 2x2 . Tekan kasa hingga perdarahan berhenti minimal 5 menit.
16. Setelah darah berhenti, tempatkan kasa dan plester
17. Periksa udara dalam spuit, jika ada keluarkan udara dengan memegang spuit dalam posisi tegak dan injeksikan beberapa darah ke kasa 2x2.
18. Lepaskan jarum, gunakan tutup kedap udara, putar perlahan spuit hingga heparin terdistribusi dengan baik.
19. Pasang lebel pada spuit sesui kebijakan institusi, letakkan dalam plastic atau kantong yang dapat ditutup
20. Buang jarum ke wadah benda tajam, lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
21. Lepaskan APD lain jika menggunakan dan cuci tangan 22. Kirim specimen ke laboratorium
Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017
47
C. RUMPLE LEED TEST1. Lakukan pengukuran tekanan darah untuk menentukan titik tengah
2. Pompa manset tekanan darah pada salah satu lengan hingga mencapai titik tengah (nilai antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolic). 3. Pertahankan selama 5 menit, kemudian turunkan tekanan dan tunggu 2
menit
4. Hitung petekia di fossa antekubiti
Positif jika terdapat 10 atau lebih petekia / 1 inci persegi
Hasil tes darah merupakan sumber informasi yang penting untuk screening penyakit baik penyakit akibat gangguan pernapasan, gangguan kardiovaskuler maupun infeksi. Selain itu hasil tes darah dapat mengevaluasi kemajuan terapi dan memonitor perkembangan/kemajuan pasien. Pengamblan sampel darah untuk pemeriksaan dilakukan melalui vena atau arteri. Selain pengambilan sampel darah melalui vena atau arteri, salah satu pemeriksaan yang harus diketahui oleh perawat adalah pemeriksaan tourniquet atau Rumpel leed. Rumple leed tes atau
tourniquet tes merupakan skrining dasar yang penting untuk demam berdarah.
Modul Praktikum Laboratorium KMB I Prodi D3 Keperawatan Makassar 2017
48
1. Tuliskan jenis pemeriksaan laboratorium yang sesuai dengan tabung berikut!
2. Bagaimana cara membedakan petekia dengan gigitan nyamuk?
REFERENSI
Altman, G.B., Buchsel, P., & Coxon, V. (2000). Delmar’s fundamental and advanced nursing skills book. Canada : Delmar Thomson Learning.
Centers for Disease Control and Prevention. (?). Tourniquet test. September 30, 2017. https://www.cdc.gov/dengue/training/cme/ccm/Tourniquet%20Test_F.pdf
Lynn, P., & LeBon, M. (2011). Taylor Clinical Nursing Skills: A Nursing Process Approach. USA : Lippincott Williams & Wilkins