This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
PENGELOLAAN ASUHAN KEPERAWATAN
Ari Widyastuti, S.Kep.,Ns
Tentang saya
Asal : Yogyakarta Tempat kerja : RS
Panti Rapih
PENGALAMAN KERJA : Clinical Instructor
Kepala Ruang Asessor keperawatan
Manager Pelayanan Pasien
Kepala Instalasi Rawat Inap
Tujuan
Pembelajaran • Melakukan Pengelolaan Asuhan Keperawatan
• Menyusun Pengelolaan Asuhan Keperawatan
• Mengimplementasikan Pengelolaan Asuhan
Keperawatan
20XX presentation title 4
Pokok Bahas
an
1. Klasifikasi pasien dan
Sistem penugasan
2. Hand over
3.Superv isi
4.Ronde Keperaw
atan
5.Proses Dokumen dan
tasi Asuhan Keperaw
atan Penyusun Instrumen an
Penilaian
Self
Assesmen
1. Klasifikasi Pasien dan Sistem
Penugasan
KLASIFIKASI PASIEN
metode pengelompokkan pasien menurut jumlah dan kompleksitas
persyaratan perawatan mereka
20XX presentation title 6
TUJUAN KLASIFIKASI PASIEN
untuk menentukan jumlah dan jenis
tenaga yang dibutuhkan serta
menentukan nilai produktifitas
Klasifikasi menurut Swanburg
20XX presentation title 7
• Kategori ringan (kategori A)/ self - care 1,5 jam/24 jam
• Kategori sedang (kategori B) / minimal care 3.5 jam/24 jam,
• Kategori berat (kategori C)/ intermediate care 5,5 jam/24 jam
• Kategori khusus (kategori D)/ Mothified intensive care
7.5 jam/24 jam.
Klasifikasi Pasien menurut Douglas
o 1
) Perawatan minimal memerlukan waktu: 1−2 jam/24 jam.
o 2) Perawatan intermediet memerlukan waktu: 3−4 jam/24 jam.
o 3) Perawatan maksimal/total memerlukan waktu: 5−6 jam/24 jam
Kategori I: perawatan mandiri.
o a) Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, seperti mandi dan ganti o pakaian.
o b) Makan, dan minum dilakukan sendiri.
o c) Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
o d) Observasi tanda vital setiap sif.
o e) Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
o f) Persiapan prosedur pengobatan.
20XX presentation title 8
Kategori II: perawatan intermediate.
o a) Dibantu dalam
kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
o b) Observasi tanda vital tiap 4 jam.
o c) Pengobatan lebih dari satu kali.
o d) Pakai kateter Foley.
o e) Pasang infus intake- output dicatat.
o f) Pengobatan perlu prosedur.
Kategori III: perawatan total.
o a) Dibantu segala
sesuatunya, posisi diatur.
o b) Observasi tanda vital tiap 2 jam.
o c) Pemakaian slang NGT.
o d) Terapi intravena.
o e) Pemakaian suction.
o f) Kondisi
gelisah/disorientasi/tidak sadar.
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA-NC
Metode Penugasan
20XX presentation title 9
Keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian
asuhan keperawatan profesional.
Untuk memastikan kontinuitas pelayanan, maka asuhan pemberian asuhan keperawatan dilakukan melalui suatu system yang
memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk menunjang asuhan tersebut.
(Hoffart & Woods, 1996 dalam Huber, 2010).
Model praktik keperawatan profesional atau MPKP adalah
suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional)
yang memfasilitasi perawat profesional, mengatur dan
pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan( Ratna Sitorus ,2011).
Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan :Fungsional
.
Perawat melaksanakan tugas (tindakan)
tertentu
berdasarkan jadwal kegiatan yang ada.
Setiap perawat hanya melakukan 1–2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di
bangsal ( misalnya
perawatan luka, pemberian injeksi.
Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun
perawat.
• Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan proses
keperawatan.
Persepsi perawat cenderung kepada
tindakan yang berkaitandengan ketrampilan saja.
Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan
Tim
Enam sampai tujuh perawat profesional dan perawat pelaksana bekerja sebagai satu tim
Supervisi oleh ketua tim
Perawat ruangan dibagi menjadi 2–3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu kelompok kecil yang saling membantu.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien
20XX presentation title 13
Jenis Model Metode
Asuhan Keperawatan : Kasus
Setiap pasien dilimpahkan kepada semua
perawat yang melayani seluruh kebutuhannya pada saat mereka dinas
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap sif dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya
20XX presentation title 14
Jenis Model Metode
Asuhan Keperawatan : Primer
Perawat bertanggung jawab terhadap semua aspek asuhan keperawatan.
satu orang perawat
bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien
masuk sampai keluar rumah sakit
Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan, dan koordinasi
asuhan keperawatan selama pasien dirawat. Penanggung jawab : perawat primer
Jenis Model Metode Asuhan Keperawatan : Modular
Satu tim keperawatan dapat terdiri atas 7 – 8 Perawat dengan 1 Ketua tim yang
berperan sebagai Perawat primer.
Satu tim keperawatan bertanggung jawab merawat beberapa pasien selama dirawat di suatu ruang rawat. .
Terdapat hubungan yang
berkesinambungan antara perawat - klien sehingga memungkinkan Perawat Primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan yang diberikan.
Sistem penugasan:
Perawat primer bertanggung jawab & bertanggung gugat atas asuhan
keperawatan yang diberikan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
Perawat Clinical Care Manager/ CCM mengarahkan & membimbing Perawat Primer dalam memberikan asuhan keperawatan.
Hand Over/ Timbang Terima
20XX presentation title 16
Hand Over
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara
untuk menyampaikan dan
menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan pasien.
(Nursalam, 2014)
Memberikan kontinuitas asuhan kepada klien dengan memberikan pemberi asuhan yang baru ringkasan cepat tentang
kebutuhan klien Dan detail perawatan yang akan diberikan (kozier, 2016)
M
engomunikasikan keadaan pasien dan menyampaikan
informasi yang penting.
Tujuan Umum Hand Over
Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus).
Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada pasien..
Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya.
Menyusun rencana kerja untuk dinas
berikutnya.
10 9
8 7
5 4 3 2
Elemen penting laporan pergantian sift menurut Kozier, 2016
ikuti instruksi tertentu
untuk klien baru berikan alasan masuk rumah sakit atau diagnostik medis, riwayat pembedahan, pemeriksaan diagnosis, dan
terapi dalam 24 jam terakhir
cantumkan perubahan kondisi klien yang signifikan dan informasi saat ini sesuai urutan (yaitu pengkajian, diagnosis keperawatan, intervensi, hasil dan evaluasi)
berikan informasi yang tepat laporan kebutuhan klien terhadap dukungan emosi khusus
cantumkan instruksi perawat saat ini dan instruksi dokter
berikan ringkasan tentang klien yang baru masuk yang mencakup diagnosis, usia, kondisi umum, rencana terapi, dan informasi yang signifikan tentang orang yang mendukung klien
laporkan klien yang dipindahkan atau keluar dari unit
nyatakan dengan jelas prioritas perawatan dan perawatan yang dilakukan setelah sift dimulai
jangan bertele – tele, jangan menambah data latar belakang atau perawatan rutin
1 6
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan (Nursalam, 2014)
Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian
sif.
Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab
pasien (PP).
Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
Informasi yang
disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta
menjaga kerahasiaan pasien.
Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.
Pada saat timbang terima di kamar pasien,
menggunakan volume suara yang cukup
sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi pasien.
Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut
dan shock sebaiknya dibicarakan di nurse
station.
Pedoman implementasi untuk timbang terima
Joint Commission for Transforming Healthcare (2014)
Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang
untuk adanya pertanyaan dari penerima informasi
tentang informasi pasien
Informasi tentang pasien yang disampaikan harus
up to date meliputi terapi, pelayanan, kondisi dan kondisi
saat ini serta yang harus
diantisip
Proses verifikasi harus ada tentang
penerimaan informasi oleh
perawat
penerima dengan melakukan
pengecekan dengan membaca,
mengulang atau mengklarifikasi
Penerima harus mendapatkan data
tentang riwayat penyakit, termasuk perawatan dan terapi
sebelumnya.
Handover tidak dapat disela dengan tindakan lain untuk
meminimalkan kegagalan informasi
atau terlupa.
Supervisi ???
3. SUPERVISI
Marquis dan Huston (2010) menyatakan bahwa supervisi merupakan sebuah kegiatan terencana yang dijalankan oleh
manajer untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi staf dalam melakukan pekerjaannya, dan memastikan bahwa staf
melakukan asuhan sesuai standar yang telah ditetapkan oleh penyedia layanan.
Di dalam supervise, manajer melakukan bimbingan , pendampingan, dukungan, serta bantuan bilamana
perawat mengalami masalah dalam menjalankan keterampilannya..
Huber (2018) : supervisi adalah pelaksanaan
bimbingan
ataupemantauan
ataupengamatan
yang dilakukan dengan komunikasi tertulis dan lisan/verbal terhadap tugas keperawatan yang didelegasikan, terhadap kinerja pelaksanaan tugas yang didelegasikan atau melakukan penilaian pasien untukmembuktikan
bahwatugas yang didelegasikan telah berhasil dilaksanakan.
S u p e r v i s i k e p e r a w a t a n a d a l a h k e g i a t a n pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan oleh supervisor mencakup m a s a l a h p e l a y a n a n k e p e r a w a t a n , m a s a l a h ketenagaan dan peralatan agar pasien mendapat pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000 dalam Nursalam, 2012).
Supervisi adalah pemberian bimbingan atau arahan,
pengawasan , evaluasi, dan tindak lanjut (ANA dan NCSBN, 2006).
Supervisi adalah salah satu
bentuk dari fungsi pengarahan yang sering dilakukan oleh pihak manajerial, untuk mengetahui kompetensi, keterampilan, kesulitan dan kendala yang dihadapi oleh bawahannya selama menjalankan perannya
sebagai pemberi asuhan keperawatan
SUPERVISI
Memperhatikan anggota unit organisasi disamping itu area kerja dan pekerjaan itu sendiri.
Memperhatikan rencana, kegiatan dan evaluasi dari pekerjaannya.
Meningkatkan kemampuan individu dan bimbingan individu sesuai kebutuhannya
Tujuan Supervisi
Mengusahakan lingkungan dan kondisi kerja seoptimal mungkin termasuk suasana kerjadan memfasilitasi penyediaan alat-alat (kuantitas maupun kualitas) sehingga memudahkan untuk melaksanakan tugas.
Mengorientasikan, melatih, membimbing staf sesuai kebutuhan dan mengarahkan untuk menggunakan kemampuan dan mengembangkan ketrampilan baru.
Memfasilitasi staf untuk mengembangkan diri
Menolong dan mengarahkan staf untuk meningkatkan minat, sikap dan kebiasaan yang baik dalam bekerja
Peran Supervisi
• Membangun hubungan yang positif dengan kelompok, organisasi dan institusi
koordinator
• Berperan sebagai model yang secara aktif mengajar, melatih, mengembangkan, dan memberikan bimbingan dan fasilitas untuk peningkatan karir staf
mentor
• Merubah perilaku seseorang sesuai perilaku yang diharapkan
Pemegang
otoritas
RONDE KEPERAWATAN
Ronde keperawatan
Ronde keperawatan adalah kegiatan untuk mengatasi
keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan
melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan
keperawatan, yang dilakukan oleh perawat primer danatau
konsuler, kepala ruang, dan perawat pelaksana, serta
melibatkan seluruh anggota tim.(Hendro Bidjuni 2017)
Ronde keperawatan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat dengan melibatkan pasien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Ronde keperawatan dilakukan pada pasien dengan kasus tertentu dilakukan oleh PPJA, kepala ruang dan perawat pelaksana dengan melibatkan seluruh
anggota tim kesehatan.
Bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping melibatkan klien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan.
Pada kasus tertentu dilakukan oleh perawat primer dan /atau
perawat konselor, kepala ruangan, perawat associate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Tujuan Ronde keperawatan
• Salah satu tujuan dari kegiatan ronde keperawatan adalah meningkatkan kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan (Riski & Wijaya, 2018).
• Melihat kemampuan staf dalam managemen pasien
• Mendukung pengembangan profesional dan peluang pertumbuhan
• Meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus
• Menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan penilaian keterampilan klinis
• Membangun kerjasama dan rasa hormat,
• Meningkatkan retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan
kebanggaan dalam profesi keperawatan
Pelaksanaan Ronde keperawatan
Persiapan (Pra).
• Menentukan kasus dan topik.
• Menentukan tim ronde.
• Mencari sumber atau literatur.
• Mempersiapkan pasien: informed consent.
• Membuat proposal (Studi Kasus/resume keperawatan).
20XX presentation title 32
Pasca di nurse station
• Pemberian justifikasi oleh perawat tentang data, masalah pasien, rencana, tindakan
yang akan dilakukan dan kriteria evaluasi.
• Kesimpulan dan rekomendasi untuk asuhan keperawatan selanjutnya oleh
Kepala
Ruang/pimpinan ronde.
Pelaksanaan
• Penjelasan/penyajian tentang pasien oleh
perawat yang mengelola pasien.
• Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut.
• Ke bed pasien, perawat lain/konselor/tim
kesehatan lainnya
• melakukan
pemeriksaan/validasi dengan cara observasi;
• membaca
status/dokumen lainnya;
dan menayanyakan.
Dokumentasi Asuhan keperawatan
Latar belakang
• Dokumentasi Asuhan Keperawatan menjadi bukti tanggung jawab perawat kepada klien.
• Dokumentasi dilakukan sejak pasien masuk
untuk dirawat sampai dengan pasien pulang
20XX presentation title 33
PENGKAJIAN
o Format pengkajian diisi o lengkap dalam 24 jam o pertama (untuk pasien
baru)
o 2. Format pengkajian dengan
o lengkap
o 3. pengkajian yang dilakukan
o oleh perawat pelaksana o perlu diverifikasi dan
ditanda
o tangani oleh Perawat Primer/
o penanggung Jawab Asuhan
DOKUMENTASI RENCANA KEPERAWATAN
o Rencana yg telah disusun oleh
o Perawat Pelaksana, dianalisa
o oleh Perawat Primer/
o penanggung Jawab Asuhan o 2. Relevansi rencana
o keperawatan dengan kondisi
o pasien dievaluasi setiap hari o oleh Perawat Primer/
Perawat
o Penanggung Jawab Asuhan
20XX presentation title 34
Cakupan
DOKUMENTASI IMPLEMENTASI
o Format implementasi diisi oleh
o perawat yang melakukan o tindakan kepada pasien o 2. Paraf untuk setiap
tindakan
o yang dilakukan harus jelas o dan terbaca dengan tepat o 3. Kolom dalam format o implementasi diisi dengan o lengkap sesuai situasi pada o saat pelaksanaan tindakan o (tanggal, jam, nama
pemberi o asuhan0
DOKUMENTASI KARDEX
o Identitas diisi dengan lengkap o Grafik diisi dengan data
kondisi pasien sesuai dengan pelaksanaan observasi yang dilakukan oleh Perawat
o Kolom daftar obat injeksi atau obat oral diisi sesuai dengan ketentuan daftar pemberian obat diisi dengan lengkap termasuk nama pemberi obat dan tanda tangan pemberi obat
CATATAN
PERKEMBANGAN
o Catatan perkembangan diisi ketika ada perubahan kondisi pasien dan atau minimal 1 kali pada setiap shift o Catatan perkembangan diisi sesuai
dengan metode yang ditetapkan (SOAP) o Tuliskan tanggal evaluasi dan sertakan
nama dan paraf pada setiap catatan perkembangan yang dilakukan
20XX presentation title 35
Dokumentasi asuhan keperawatan
Bersikaplah positif dan selalu optimis.
Karena dengan optimisme, kamu akan lebih mudah untuk menghadapi
tantangan .