• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENENTUAN PEMASOK BAHAN BAKU TERBAIK MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENENTUAN PEMASOK BAHAN BAKU TERBAIK MENGGUNAKAN METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)"

Copied!
252
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENENTUAN

PEMASOK BAHAN BAKU TERBAIK MENGGUNAKAN

METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

SKRIPSI

oleh

Gayatri Dwi Santika NIM 102410101036

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS JEMBER

2014

(2)

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENENTUAN

PEMASOK BAHAN BAKU TERBAIK MENGGUNAKAN

METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi (S1)

dan mencapai gelar Sarjana Komputer

oleh

Gayatri Dwi Santika NIM 102410101036

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS JEMBER

2014

(3)

PERSEMBAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Ayahanda Sardiyanto dan Ibunda Kaminem yang tercinta; 2. Kakakku Eka Agung Ayu Widhiyanti yang tersayang; 3. Adikku Raditya Dhevand Satya Laksana;

4. Sahabat-sahabatku yang tercinta;

5. Guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi; 6. Almamater Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember.

(4)

MOTO HALAMAN MOTO

“Nityam kuru karma twam karma jyayo hy akarmanah, sarirayatra pi ca te na prasidhyed akarmanah.”(Bhagawadgita III.8)

artinya

“Bekerjalah seperti yang telah ditentukan, sebab berbuat lebih baik daripada tidak berbuat, dan bahkan tubuhpun tidak akan berhasil terpelihara tanpa

berkarya/berbuat.” (Bhagawadgita III.8)

(5)

PERNYATAAN HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini: NAMA : Gayatri Dwi Santika NIM : 102410101036

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa karya ilmiah yang berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Penentuan Pemasok Bahan Baku Terbaik Menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)”, adalah benar-benar hasil karya sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, belum pernah diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 28 Agustus 2014 Yang menyatakan,

Gayatri Dwi Santika NIM 102410101036

(6)

PENGAJUAN

HALAMAN PENGAJUAN

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENENTUAN

PEMASOK BAHAN BAKU TERBAIK MENGGUNAKAN

METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

SKRIPSI

diajukan untuk dipertahankan di depan tim penguji guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember.

Nama Mahasiswa : Gayatri Dwi Santika

NIM :102410101036

Angkatan : 2010

Daerah Asal : Banyuwangi

Tempat, tanggal lahir : Banyuwangi, 16 Januari 1992 Program Studi : Sistem Informasi

Disetujui oleh:

Pembimbing I, Pembimbing II,

Prof. Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D Windi Eka Yulia Retnani, S.Kom., MT NIP. 196704201992011001 NIP. 198403052010122002

(7)

HALAMAN PEMBIMBINGAN

SKRIPSI

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI PENENTUAN

PEMASOK BAHAN BAKU TERBAIK MENGGUNAKAN

METODE FUZZY ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (FAHP)

oleh

Gayatri Dwi Santika NIM 102410101036

Pembimbing

Dosen Pembimbing Utama : Prof. Drs. Slamin, M.Comp.Sc., Ph.D Dosen Pembimbing Anggota : Windi Eka Yulia Retnani, S.Kom., MT

(8)

PENGESAHAN HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi berjudul “Pengembangan Sistem Informasi Penentuan Pemasok Bahan Baku Terbaik Menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)”, telah diuji dan disahkan pada:

hari, tanggal :

tempat : Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember.

Tim Penguji: Ketua,

Anggota I, Anggota II,

Mengesahkan Ketua Program Studi,

Prof. Drs. Slamin, M.CompSc.,Ph.D NIP 19670420 199201 1 001

(9)

Pengembangan Sistem Informasi Penentuan Pemasok Bahan Baku Terbaik Menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)

Gayatri Dwi Santika

Jurusan Sistem Informasi, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Jember

ABSTRAK

Pengambilan keputusan sangat diperlukan untuk mendapatkan pemasok yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Sistem pendukung keputusan yang dapat menentukan keputusan untuk merekomendasikan pemasok sesuai dengan kualitas dan kinerjanya sangat dibutuhkan oleh PT Mitra Sahata yang merupakan sebuah perusahaan di bidang industri meubel. Demi efektifitas pemenuhan pesanan dari konsumen maka perusahaan harus selektif untuk memilih pemasok dalam pelimpahan permintaan bahan baku. Sistem ini dibangun dengan basis sistem pendukung keputusan yang memiliki kemampuan untuk memilih pemasok dengan menggunakan metode AHP dan logika fuzzy-set atau biasa disebut Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP). Metode FAHP menghitung nilai prioritas pada masing-masing kriteria dan subkriteria dalam menentukan nilai fuzzy syntetic extent yang menghasilkan nilai bobot masing-masing pemasok. Hasil proses perhitungan metode FAHP pada sistem ini berupa rekomendasi pemasok dalam bentuk perangkingan dengan keterangan nilai bobot pada masing-masing pemasok. Hasil akhir menunjukan urutan pemasok sebagai berikut: bobot 0,73 untuk CV. Ramada, 0,72 untuk CV. Harapan Bangsa, 0,72 untuk PT. Sagala Jaya 0,67 untuk PT. Bali Wood, 0,68 untuk CV. Wood Dewata, dan 0,63 untuk PT. Cendana.

Kata kunci: Sistem Pendukung Keputusan, bahan baku, Metode FAHP, fuzzy

syntetic extent

(10)

Determination of Information System Development Best Supplier of Raw Materials Using Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)

Gayatri Dwi Santika

Jurusan Sistem Informasi, Program Studi Sistem Informasi, Universitas Jember

ABSTRACT

Decision is needed to get a supplier in accordance with the needs of the company. The support system decision that could determines a decision to recommend a supplier according to quality and its performance is needed by a furniture company named PT. Mitra Sahata. For the sake of the effectiveness of the fulfillment of an order of consumers, companies should be selective to choose suppliers in requests raw material. The system is built based on support system decision that has the ability to choose suppliers by using the AHP method and logic fuzzy-set or commonly called fuzzy analytical hierarchy process ( FAHP). FAHP methods is calculating priority value in each of the criteria and sub-criteria to determine the value of fuzzy syntetic extent that produces the value of the weight of each supplier. The result of the calculation process of FAHP method in these systems provides recommendation about suppliers in the form of rank with a caption value of weights on each supplier. The final result recommend the suppliers in the following order : weights 0,73 to CV. Ramada, 0.72 to CV. Harapan Bangsa, 0,72 to PT. Sagala Jaya, 0,67 to PT. Bali Wood, 0,68 toCV. Wood Dewata, and 0,63 to PT. Cendana.

.

Keywords: Decision Support Systems, raw material, FAHP method, fuzzy syntetic

extents

(11)

RINGKASAN

Pengembangan Sistem Informasi Penentuan Pemasok Bahan Baku Terbaik menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP); Gayatri Dwi

Santika, 102410101036; 2014:148 halaman; Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember.

Meubel adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya. Mengingat industri meubel memiliki potensi strategis dalam pembangunan usaha manufaktur, perkembangan industri meubel dituntut harus memiliki strategi agar mampu bersaing atau mempertahankan posisi kompetitif dalam pasar yang dipilih. Salah satu faktor yang memiliki peran dalam mempertahankan keunggulan bersaing tersebut adalah pemilihan pemasok yang tepat.

Dalam konsep supply chain managemen, pemasok merupakan salah satu bagian supply chain yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu pabrik. Pabrik sebagai sistem yang menjalankan kegiatan produksi pasti membutuhkan bahan baku (raw material) yang tentunya didatangkan dari pemasok. Apabila pemasok kurang bertanggungjawab dan respon terhadap pemenuhan permintaan maka akan menimbulkan masalah antara lain terjadinya stockuot dan lamanya lead time. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki banyak alternatif pemasok harus selektif dalam memilih.

PT. Mitra Sahata adalah sebuah perusahaan yang memproduksi barang-barang meubel, yang sebagian besar hasil produksinya di ekspor ke India, Thailand dan Australia. Bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Meskipun telah melakukan kontrak kerjasama, PT Mitra Sahata tidak memiliki penilaian kinerja pemasok yang baik dan masih belum benar-benar diterapkan dengan proses seleksi yang terencana. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan penyeleksian pemasok dari segi kinerja untuk memenuhi pesanan bahan baku secara.

(12)

Sistem Informasi Pemilihan Pemasok Terbaik ini dibuat untuk dapat melakukan penyeleksian pemasok dari segi kinerja dan kualitas barang yang dimiliki pemasok. Sebagian dari kriteria-kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian tersebut memiliki nilai yang tidak pasti (crisp). Nilai multikriteria dan tidak pasti tersebut dapat ditangani oleh AHP dan teori fuzzy-set.

(13)

PRAKATA

Puji syukur ke hadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengembangan Sistem Informasi Penentuan Pemasok Bahan Baku Terbaik Menggunakan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Strata Satu (S1) pada Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Drs. Slamin, M.CompSc., Ph.D., selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember;

2. Prof. Drs. Slamin, M.CompSc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Utama dan Windi Eka Yulia Retnani, S.Kom., MT, selaku Dosen Pembimbing Anggota yang telah meluangkan waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;

3. Yanuar Nurdiansyah, ST., M.Cs.,selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing selama penulis menjadi mahasiswa;

4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta staf karyawan di Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember;

5. Bapak Gotra selaku Manager Perusahaan, dan Bapak/Ibu pegawai PT. Mitra Sahata yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini;

6. Sepupu-sepupu tercinta, Merita Anggoro dan Kanaya Ezra yang senantiasa memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini;

7. Teman tercinta I Wayan Suardita yang selalu memberikan motivasi selama penyelesaian skripsi ini;

8. Sahabat-sahabat tercinta, Yesi, Weta, Dawim, Anggi, Ruroh, Nisa, Tata, Rastra, Anggi Anugrah, Umam, Roqib, Erick dan yang tidak bisa sebutkan satu persatu

(14)

yang telah memberikan waktu, semangat, doa dan dukungan demi terselesaikannya skripsi ini;

9. Teman-teman mahasiswa Program Studi Sistem Informasi 2010 Universitas Jember yang telah senantiasa membantu demi terselesaikannya skripsi ini; 10. Keluarga Made Kost yang telah memberikan semangat, doa dan dukungan

demi terselesaikannya skripsi ini;

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Jember, 28 Agustus 2014

Penulis

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN MOTO ...iv

HALAMAN PERNYATAAN ... v

HALAMAN PENGAJUAN ...vi

HALAMAN PENGESAHAN... vii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

RINGKASAN ... xi

PRAKATA ... xiii

DAFTAR ISI ... xv

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xxiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxv

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat ... 4

1.3.1 Tujuan ... 4

1.3.2. Manfaat ... 4

1.4 Ruang Lingkup ... 5

1.5 Sistematika Penulisan... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Pemasok ... 9

2.2.1. Kriteria Pemasok ... 9

2.2.2. Seleksi Kriteria Pemasok ... 9

2.3 Sistem Informasi ... 10

(16)

2.3.1 Sistem Informasi Manajemen ... 11

2.4 Proses Pengambilan Keputusan ... 12

2.4.1 Sistem Penunjang Keputusan atau Decision Support System (DSS) ... 13

2.4.2 Tujuan Sistem Penunjang Keputusan ... 36

2.5 Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) ... 36

2.5.1. Pengertian Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) ... 37

2.5.2. Kelebihan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) ... 37

2.6 Prosedur Metode AHP (Analytical Hierarchy Process) ... 38

2.7 Logika Fuzzy ... 40

2.7.1. Nilai Fuzzy Synthetic Extent ... 41

2.7.2. Langkah – langkah Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) ...42

2.8 Pengembangan Perangkat Lunak Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) ...20

2.8.1. Prinsip Umum OOAD ... 21

2.8.2. Langkah-Langkah OOAD ... 22

BAB 3. METODE PENELITIAN ... 26

3.1 Tujuan Penelitian ... 49

3.2 Jenis Penelitian ... 49

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ... 49

3.2.1. Tempat Penelitian ... 49

3.3.2. Waktu Penelitian ... 27

3.4 Objek Penelitian ... 50

3.5 Alur Penelitian ... 50

3.6 Jenis dan Pengumpulan Data ... 51

3.6.1. Data Primer ... 51

3.6.2. Data Sekunder ... 52

3.7 Teknik Pengolahan Data ... 52

3.8 Teknik Pengembangan Sistem ... 52

BAB 4. DESAIN DAN PERANCANGAN SISTEM. ... 32

4.1 Deskripsi Umum Sistem ... 32

4.1.1 Statement of Purpose ... 32

4.1.2 Fungsi Produk ... 32

(17)

4.1.3 Karakteristik Pemakai ... 34

4.2 Analisis Kebutuhan Sistem ... 41

4.2.1 Kebutuhan Fungsional... 41

4.2.2 Kebutuhan Non-Fungsional ... 41

4.3 Perhitungan Metode FAHP ... 42

4.3.1 Menyusun hierarki dari permasalahan yang dihadapi ... 42

4.3.2 Penentuan Prioritas kriteria menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP) ... 44

4.3.3 Penentuan Prioritas Subkriteria ... 52

4.3.4 Menentukan Hasil Akhir ... 101

4.3.5 Menentukan Nilai Alternatif ... 102

4.3.6 Kebutuhan Antarmuka Eksternal ... 102

4.4 Desain Sistem ... 104

4.4.1. Workflow ... 104

4.4.2. Business Process Model ... 105

4.4.3. Usecase Diagram ... 106

4.4.4. Usecase Scenario ... 108

4.4.5. Activity Diagram ... 111

4.4.6. Sequence Diagram ... 120

4.4.7. Class Diagram ... 114

4.4.8. Entity Relationship Diagram (ERD) ... 115

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN...127

5.1 Implementasi Sistem...127

5.2 Pengujian Sistem ... 132

5.2.1 Pengujian White Box...135

5.2.2 Pengujian Black Box... 140

5.3. Simulasi Sistem Informasi Pemilihan Pemasok Terbaik ... 132

BAB 6. PENUTUP ... 151 6. 1 Kesimpulan ... 151 6. 2 Saran... 151 DAFTAR PUSTAKA ... 152 LAMPIRAN ... 158 xvii

(18)
(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

2. 1 Penelitian Terdahulu ... 8

2. 2 Kriteria pemilihan supplier ... 10

2. 3 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 16

2. 4 Daftar Indeks Random Consistency ... 20

2. 5 Skala TFN dalam Variabel Linguistik ... 21

4. 1 Karakteristik User ... 34

4. 2 Matriks perbandingan berpasangan dari Kriteria . ... 40

4. 3 Matriks Perbandingan Berpasangan dari Kriteria (desimal)...40

4. 4 Matriks Hasil Nilai Prioritas Kriteria ... 41

4. 5 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas .. 42

4. 6 Matriks Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria ... 42

4.7 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... .. 44

4. 8 Nilai l, m, u ... 44

4. 9 Nilai Sintetis l, m, u ... 45

4. 10 Bobot kriteria ... 45

4. 11 Matriks perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K1 (pecahan)... 48

4. 12 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K1 (desimal) ... 48

4. 13 Matriks Hasil Nilai SubKriteria ... 48

4. 14 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas 49 4. 15 Matriks Perhitungan Consistency Ratio subKriteria KI ... 50

4. 16 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... . 51

4. 17 Nilai l, m, u ... 51

4. 18 Nilai Sintetis l, m, u ... 52

4. 19 Bobot kriteria ... ...52

(20)

4. 20 Matriks perbandingan berpasangan Sub Kriteria K2 (pecahan) ... 53

4. 21 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K2 (desimal) ... 53

4. 22 Matriks Hasil Nilai subKriteria ... 54

4. 23 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas55 4. 24 Matriks Perhitungan Consistency Ratio SubKriteria K2 ... 55

4. 25 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... 55

4. 26 Nilai l, m, u ... 56

4. 27 Nilai Sintetis l, m, u ... 56

4. 28 Bobot kriteria ... 56

4. 29 Matriks perbandingan berpasangan Sub Kriteria K3 (pecahan) ... 57

4. 30 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K3 (desimal) ... 58

4. 31 Matriks Hasil Nilai subKriteria ... 58

4. 32 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas 59 4. 33 Matriks Perhitungan Consistency Ratio SubKriteria K3 ... 60

4. 34 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... 61

4. 35 Nilai l, m, u ... 61

4. 36 Nilai Sintetis l, m, u ... 62

4. 37 Bobot kriteria ... 62

4. 38 Matriks perbandingan berpasangan Sub Kriteria K4 (pecahan) ... 63

4. 39 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K4 (desimal) ... 63

4. 40 Matriks Hasil Nilai subKriteria ... 64

4. 41 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas 65 4. 42 Matriks Perhitungan Consistency Ratio SubKriteria K4 ... 65

4. 43 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... 66

4. 44 Nilai l, m, u ... 67

4. 45 Nilai Sintetis l, m, u ... 67

4. 46 Bobot kriteria ... 67

4. 47 Matriks perbandingan berpasangan Sub Kriteria K5 (pecahan) ... 68

(21)

4. 48 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K5 (desimal) ... 69

4. 49 Matriks Hasil Nilai subKriteria ... 69

4. 50 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas 70 4. 51 Matriks Perhitungan Consistency Ratio SubKriteria K5 ... 71

4. 52 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... 72

4. 53 Nilai l, m, u ... 72

4. 54 Nilai Sintetis l, m, u ... 73

4. 55 Bobot kriteria ... 73

4. 56 Matriks perbandingan berpasangan Sub Kriteria K6 (pecahan) ... 74

4. 57 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K6 (desimal) ... 74

4. 58 Matriks Hasil Nilai subKriteria ... 75

4. 59 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas 76 4. 60 Matriks Perhitungan Consistency Ratio SubKriteria K6 ... 76

4. 61 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... 77

4. 62 Nilai l, m, u ... 78

4. 63 Nilai Sintetis l, m, u ... 78

4. 64 Bobot kriteria ... 78

4. 65 Matriks perbandingan berpasangan Sub Kriteria K7 (pecahan) ... 79

4. 66 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K7 (desimal) ... 80

4. 67 Matriks Hasil Nilai subKriteria ... 80

4. 68 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas 81 4. 69 Matriks Perhitungan Consistency Ratio SubKriteria K7 ... 82

4. 70 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... 83

4. 71 Nilai l, m, u ... 83

4. 72 Nilai Sintetis l, m, u ... 84

4. 73 Bobot kriteria ... 84

4. 74 Matriks perbandingan berpasangan Sub Kriteria K8 (pecahan) ... 85

4. 75 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K8(desimal) ... 85

(22)

4. 76 Matriks Hasil Nilai subKriteria ... 86 4. 77 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas 87 4. 78 Matriks Perhitungan Consistency Ratio SubKriteria K8 ... 87 4. 79 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... 88 4. 80 Nilai l, m, u ... 89 4. 81 Nilai Sintetis l, m, u ... 89 4. 82 Bobot kriteria ... 89 4. 83 Matriks perbandingan berpasangan Sub Kriteria K9 (pecahan) ... 91 4. 84 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K9(desimal) ... 91 4. 85 Matriks Hasil Nilai subKriteria ... 91 4. 86 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas 92 4. 87 Matriks Perhitungan Consistency Ratio SubKriteria K9 ... 93 4. 88 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... .94 4. 89 Nilai l, m, u ... 94 4. 90 Nilai Sintetis l, m, u ... 95 4. 91 Bobot kriteria ... 95 4. 92 Matriks perbandingan berpasangan Sub Kriteria K10 (pecahan) ... 96 4. 93 Matriks Perbandingan Berpasangan Sub Kriteria K10 (desimal) ... 96 4. 94 Matriks Hasil Nilai subKriteria ... 96 4. 95 Matriks Hasil Perkalian Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Prioritas 97 4. 96 Matriks Perhitungan Consistency Ratio SubKriteria K10 ... 98 4. 97 Matrik perbandingan berpasangan FAHP ... 99 4. 98 Nilai l, m, u ... 100 4. 99 Nilai Sintetis l, m, u ... 100 4. 100 Bobot kriteria ... 100 4. 101 Hasil perhitungan setiap prioritas kriteria dan sub kriteria... .101 4. 102 Perbandingan... ..101 4. 103 Deskripsi Aktor... ... 106

xxi o

(23)

4. 104 Deskripsi Usecase Diagram... 107 4. 105 Usecase Scenario Manajemen User ... 108 5. 1 Test Case Login... 127 5. 2 Test Case Prioritas Kriteria... 130 5. 3 Tabel result bobot kriteria dan subkriteria... 138 5. 4 Hasil perbandingan penilaian pemasok berdasarkan subkriteria... .. 139 5. 5 Nilai bobot Subkriteria... 141 5. 6 Hasil perangkingan pemasok………... 142

xxii o

(24)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2. 1 Diagram komponen utama sistem informasi...11 2. 2 Siklus sistem pengambil keputusan...12 2. 3 Hirarki permasalahan...15 2. 4 Fungsi Keanggotaan Segitiga...17 2. 5 Usecase Model...23 2. 6 Notasi Activity Diagram...24 3. 1 Alur Penelitian... 27 3. 2 Model Waterfall... 30 4. 1 Hierarki Penentuan Pemasok Terbaik... 37 4. 2 Flowchart Prioritas Kriteria... 39 4. 3 Flowchart Penentuan Prioritas Subkriteria... 47 4. 4 Workflow Pengadaan barang dan pemilihan pemasok... 104 4. 5 Business process Sistem Informasi Pemilihan Pemasok Terbaik... 105 4. 6 Usecase Diagram SIPPTER... 106 4. 7 Activity diagram Manajemen user... 112 4. 8 Sequence Diagram Manajemen User... 113 4. 9 Class Diagram Sistem Pemilihan Pemasok Terbaik... 115 4.10 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 116 5. 1 Tampilan Login Untuk User Pada SIPPTER... 118 5. 2 Tampilan halaman utama SIPPTER... 119 5. 3 Tampilan menu untuk user admin pada SIPPTER... 120 5. 4 Tampilan form manajemen user untuk User Admin pada SIPPTER.... 121 5. 5 Tampilan form tambah user untuk User Admin pada SIPPTER... 121 5. 6 Kode program manajemen user... ... 122

xxiii o

(25)

5. 7 Kode program user edit... ...123 5. 8 Peringatan Ketika Field Tidak Terisi Semua...123 5. 10 Kode program pengecekan manajemen user... 124 5. 11 listing program login.php... 126 5. 12 Diagram Alir Login... 126 5. 13 listing program Prioritas Kriteria... 128 5. 14 Grafik Alir Prioritas Kriteria... 129 5. 15 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria... 133 5. 16 Matriks Rasio Konsistensi... 134 5. 17 Skala Triangular Fuzzy Number... 136 5. 18 Nilai sintetis penjumlahan TFN... 136 5. 19 Nilai hasil... 137 5. 20 Nilai bobot... 137 5. 21 Tabel result bobot ... 139 5. 22 Tabel Penilaian kualitas dan kinerja pemasok... 140 5. 23 Hasil Perangkingan Pemasok... 142

xxiv xxiv

(26)

DAFTAR LAMPIRAN Halaman A Usecase Scenario ... 150 B Activity Diagram ... 162 C Sequence Diagram... 170 D Implementasi Sistem ... 172 E Kode Program ... 178 F Pengujian White Box ... 182 G Form Kuesioner Untuk Admin...182 H Form Kuesioner Untuk Bagian Teknik dan Pengolahan ... 200 I Dokumentasi Hasil Pengujian Black Box ... 206 J Hasil Kuesioner tanggal 20 Agustus 2014 (Admin)...212 K Hasil Kuesioner tanggal 20 Agustus 2014 (Bagian Teknik dan Pengolahan) 217

(27)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Strategi perusahan yang efektif merupakan modal penting agar perusahaan mampu bersaing dan berkompetisi dalam persaingan yang semakin ketat dewasa ini. Untuk dapat memenangkan persaingan tersebut, setiap perusahaan harus mampu meningkatkan kuantitas dan kualitas dari produk yang telah ada, sehingga menuntut perusahaan lebih berinovasi serta memiliki komitmen yang kuat untuk dapat memenuhi permintaan para konsumen agar tetap diterima oleh pasar. (Wardah dkk, tanpa tahun)

Meubel adalah benda pakai yang dapat dipindahkan, berguna bagi kegiatan hidup manusia, mulai dari duduk, tidur, bekerja, makan, bermain dan sebagainya, yang memberi kenyamanan dan keindahan bagi pemakainya (Baryl, 1977 dalam Marizar, 2005). Meubel juga merupakan salah satu produk kayu olahan yang pertumbuhannya amat pesat dalam beberapa dekade terakhir ini adalah produk mebel. Berawal dari pekerjaan rumah tangga, produk mebel kini telah menjadi industri yang cukup besar dengan tingkat penyerapan tenaga kerja terdidik yang tidak sedikit. Produk jenis ini secara prinsip dibagi dalam dua kategori yaitu mebel untuk taman (garden) dan interior dalam rumah (Manullang,1991). Mengingat industri meubel memiliki potensi strategis dalam pembangunan usaha manufaktur, perkembangan industri meubel dituntut harus memiliki strategi agar mampu bersaing atau mempertahankan posisi kompetitif dalam pasar yang dipilih. Salah satu faktor yang memiliki peran dalam mempertahankan keunggulan bersaing tersebut adalah pemilihan pemasok yang tepat.

Dalam konsep supply chain managemen, pemasok merupakan salah satu bagian supply chain yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup suatu pabrik. Pabrik sebagai sistem yang menjalankan kegiatan produksi pasti membutuhkan bahan baku (raw material) yang tentunya didatangkan dari pemasok.

(28)

Apabila pemasok kurang bertanggungjawab dan respon terhadap pemenuhan permintaan maka akan menimbulkan masalah antara lain terjadinya stockuot dan lamanya lead time. Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki banyak alternatif pemasok harus selektif dalam memilih pemasok (Uyunul dan Zabidi, 2007).

PT. Mitra Sahata adalah sebuah perusahaan yang memproduksi barang-barang meubel, yang sebagian besar hasil produksinya di ekspor ke India, Thailand dan Australia. Bahan baku utama yang digunakan oleh PT. Mitra Sahata adalah kayu cendana yang cenderung langka, musiman dan fluktuasi harga yang berubah-ubah. Meskipun telah melakukan kontrak kerjasama, PT Mitra Sahata tidak memiliki penilaian kinerja pemasok yang baik dan masih belum benar-benar diterapkan dengan proses seleksi yang terencana. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan penyeleksian pemasok dari segi kinerja untuk memenuhi pesanan bahan baku secara tepat (Suciadi, 2013).

Sistem Informasi Pemilihan Pemasok Terbaik ini dibuat untuk dapat melakukan penyeleksian pemasok dari segi kinerja dan kualitas barang yang dimiliki pemasok. Adapaun fitur unggulan dari Sistem Informasi Pemilihan Pemasok Terbaik yaitu dapat memberikan informasi tentang kualitas dan kinerja pemasok secara cepat dengan waktu yang lebih efektif serta dapat memberikan rekomendasi pelimpahan jumlah pesanan kepada pemasok dengan melihat rangking yang diberikan kepada pemasok tersebut. Sebagian dari kriteria-kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian tersebut memiliki nilai yang tidak pasti (crisp). Nilai multikriteria dan tidak pasti tersebut dapat ditangani oleh AHP dan teori fuzzy-set.

Proses pemilihan dan evaluasi pemasok akan selalu berdasarkan kriteria-kriteria sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Kriteria-kriteria-kriteria tersebut akan digunakan sebagai patokan untuk penilaian dan evaluasi. Ada banyak kriteria yang harus dipertimbangkan dalam menentukan pemasok terbaik. Weber (1990) mengungkapkan bahwa terdapat 23 kriteria yang bisa dijadikan dasar penilaian dalam pemilihan pemasok Tetapi, Hayun (2008) dan Muslim (2010) tidak mempertimbangkan adanya ketidakpastian dan subjektivitas manusia dalam menilai

(29)

kinerja pemasok. Padahal dalam melakukan penilaian terdapat ketidakpastian dan subjektivitas manusia. Maka dari itu, Sulistiana & Yuliawati (tanpa tahun) berpendapat bahwa perlu adanya metode probabilistik pada Multi Criteria Decision Making (MCDM) dan teori fuzzy-set sering digunakan untuk mengatasi keterbatasan metode Multi Criteria Decision Making (MCDM), seperti misalnya metode Analytical Hierarchy Process (AHP).

Sistem Informasi Pemilihan Pemasok Terbaik ini dibuat dengan menggunakan model pengembangan perangkat lunak Waterfall. Waterfall merupakan salah satu model pengembangan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem. Model waterfall merupakan model pengembangan sistem dimana pembangunan sistem dilakukan secara berurutan atau secara linear.

Berdasarkan latar belakang diatas, judul yang dipilih untuk penelitian tugas akhir ini yaitu "Pengembangan Sistem Informasi Penentuan Pemasok Bahn Baku Terbaik Menggunakan Metode Fuzzy Analythical Hierarchy Process (FAHP)".

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, tahap penting yang diperlukan untuk pemilihan pemasok bahan baku adalah tahap analisis yang bertujuan untuk menentukan alternatif pemilihan pemasok yang sesuai spesifikasi bahan baku. Sehingga dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjawab pertanyaan sebagai berikut :

1. Bagaimana menentukan kinerja pemasok bahan baku dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)?

2. Bagaimana cara membangun sistem pengambil keputusan pemilihan supplier dengan menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)?

(30)

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dan manfaat dalam penelitian ini merupakan jawaban dari perumasan masalah yang telah disebutkan.

1.3.1. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

a. Menentukan kinerja pemasok bahan baku dengan cara mengimplementasikan metode FAHP dalam sistem penunjang keputusan yang akan dibuat.

b. Merancang dan membangun sebuah sistem penunjang keputusan berbasis web untuk menentukan pemasok yang memiliki performansi terbaik dalam menyediakan bahan baku untuk PT. Mitra Sahata dengan menggunakan model waterfall.

1.3.2. Manfaat

Manfaat yang ingin didapatkan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Akademisi

Memberikan informasi dan bahan literatur bagi dunia pendidikan, khususnya di bidang Sistem Informasi dan industri dalam mengimplementasikan Sistem Penunjang Keputusan dalam menentukan pemasok terbaik dalam sebuah perusahaan dengan menggunakan metode FAHP.

b. Bagi Instansi (Decision Maker)

1) Memberikan alternatif dalam menentukan pemasok terbaik untuk perusahaan dengan menggunakan metode FAHP.

2) Memberikan wawasan penyajian informasi dalam bentuk Sistem Penunjang Keputusan berbasis web berdasarkan hasil analisis metode FAHP.

(31)

c. Bagi Penulis

Sebagai salah satu syarat menyelesaikan program pendidikan Sistem Informasi S1 Program Studi Sistem Informasi Universitas Jember.

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penulisan ini merupakan batasan – batasan masalah dalam penulisan. Penulis memberi batasan masalah untuk objek dan tema yang dibahas sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam proses penulisan dan pembuatan sistem informasi. Berikut adalah batasan masalah yang dicamtumkan:

1. Objek yang diteliti hanyalah data-data yang ada di PT Mitra Sahata. 2. Sistem informasi yang dibuat berbasis web.

3. Data yang digunakan dalam rentan waktu September 2011 sampai dengan Oktober 2012

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dan kerunutan skripsi ini disusun sebagai berikut: 1. Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup studi dan sistematika penulisan.

2. Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi materi, informasi, kajian teori dan studi terdahulu yang digunakan dalam penulisan.

3. Metode Penulisan

Bab ini menjelaskan tentang metode penulisan yang digunakan selama proses penulisan berlangsung.

4. Analisis dan Perancangan Sistem

Bab ini menjelaskan tentang analisis dan perancangan sistem yang dikembangkan.

(32)

Bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari sistem yang sudah dibuat.

6. Penutup

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penulis dan saran untuk penulis selanjutnya.

(33)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu berperan sebagai bahan untuk mendukung peneliti untuk melakukan penelitian yang baru dalam menentukan pemasok terbaik dengan metode FAHP. Penelitian terdahulu digunakan sebagai dasar dalam melakukan penelitian yang akan dilakukan, misalnya sebagai dasar untuk menentukan pola atau langkah-langkah dengan menggunakan metode FAHP. Penelitian terdahulu juga digunakan sebagai sumber informasi atau wacana dalam pengumpulan data dari penelitian yang akan dilakukan, sebagai bahan pembanding dari penelitian baru dalam menentukan pemasok terbaik dengan menggunakan metode FAHP dan sebagai penguat dari penelitian baru bahwa menggunakan sistem penunjang keputusan sebagai suatu alternatif yang menjanjikan untuk aplikasi yang luas.

Penelitian menjelaskan penelitian terdahulu yang berisi variabel, analisis penelitian, output dan manfaat bagi penelitian baru yang akan dilakukan. Penelitian terdahulu yang digunakan oleh peneliti dari Winda Sulistiani dan Evi Yuliawati (Tanpa Tahun) dan Saputra, dkk (Tanpa Tahun). Penelitian tersebut terdapat pada tabel 2.1.

(34)
(35)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama Judul Variabel Analisis Output Manfaat untuk Peneliti

Winda Sulistiani & Evi Yuliawati

Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya,Tanpa Tahun)

Analisis Pemilihan Pemasok bahan baku menggunakan metode Fuzzy analytical hierarchy process (fahp) (studi kasus: PT. Mitra Mandiri Perkasa)

Pemilihan supplier pada PT. Mitra Mandiri Perkasa Analisis pengambilan keputusan dalam pemilihan pemasok dengan menggunakan metode FAHP, metode ini dilakukan dengan pembentukan diagram keanggotaan dan pembentukan hirarki dari masalah social dimulai dari tujuan menyeluruh turun ke kriteria dan mungkin turun lagi ke subkriteria dan akhirnya ke alternative- alternatif dimana pilihan akan dibuat. Metode FAHP melalui beberapa proses, yaitu Penilaian kriteria dan alternatif, penentuan prioritas.

1. Analisis pemilihan pemasok bahan baku dengan menggunakan metode FAHP

Mengetahui kriteria dan tahapan penelitian berdasarkan metode FAHP yang digunakan sebagai pengambil sebuah keputusan.

(36)

2.2. Pemasok

Menurut Wibowo (2010), pemasok merupakan suatu perusahaan dan individu yang menyediakan sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan dan para pesaing untuk memproduksi barang dan jasa tertentu. Untuk membuat keputusan dalam memenuhi kebutuhan intern perusahaan diperlukan pemilihan supplier yang berkualitas. Suatu perusahaan akan mencari pemasok yang mutu dan efisiensinya dapat dipertahankan. Pada hakekatnya, pemilihan pemasok dalam rangka rantai supply chain tidak jauh berbeda dengan memilih kebutuhan perusahaan untuk dibeli namun perbedaan yang utama adalah pemasok mempunyai kedudukan yang lebih penting.

2.2.1. Kriteria Pemasok

Suatu perusahaan atau organisasi membutuhkan para pemasok yang memahami apa yang diharapkan dan siapa yang telah diberi tanggapan atas kinerja pemasok. Menurut Weber (1990) kriteria untuk menentukan pemasok terdiri dari 23 kriteria seperti pada tabel 2.2.

2.2.2. Seleksi Kriteria Pemasok

Menurut Wibowo (2010), seleksi kriteria pemasok merupakan usaha perusahaan dalam lingkup kerjasama antara perusahaan pembeli dan pemasok dengan cara meninjau, mengevaluasi, dan memilih pemasok untuk menjadi bagian penting dari rantai supply. Usaha-usaha ini meliputi;

a. pentingnya memilih pemasok yang menyediakan mutu produk yang sempurna;

b. pentingnya ketersediaan produk;

c. pentingnya konsistensi atau keandalan terhadap waktu penyerahan; d. pentingnya biaya produksi;

(37)

f. Pelayanan setelah penjualan.

Penekanan akan pentingnya kriteria pemasok dalam penelitian ini karen merupakan salah satu elemen kunci dari membangun rantai suply guna meningkatkan kinerja perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tabel 2.2 Kriteria pemilihan supplier

No Faktor Keterangan

1 Quality Kualitas Barang

2 Delivery Pengiriman Barang

3 Performance History Histori Performa

4 Warranties & Claim Policies Garansi & Layanan Pengaduan 5 Production Facilities &Capacities Kapasitas & Fasilitas Produksi

6 Price Harga Barang

7 Techical Capabilities Kemampuan Teknis

8 Financial Posittiin Posisi Keuangan Perusahaan 9 Procedural Compliance Prosedur Pengaduan

10 Communication System Sistem Komunikasi

11 Reputation &Position Posisi & Reputasi Perusahaan 12 Desire for Bussines Jiwa Bisnis

13 Mangement & Organization Manajemen & Organisasi Perusahaan 14 Operating Control Kontrol Dalam Pengoperasian 15 Repair Service Perbaikan Pelayanan

16 Attitude Perilaku

17 Impression Kesan

18 Packaging Ability Kemampuan Pengemasan 19 Labor Relation Record Hubungan dengan Pegawai 20 Geographical Location Lokasi Geografis

21 Amount of Past Bussines Jumlah Bisnis Sebelumnya

22 Training Aids Bantuan Pelatihan

23 Reciproval Arrangements Adanya Hubungan Timbal Balik Sumber : Weber (1990)

2.3. Sistem Informasi

Menjadi sangat benar ketika manajemen dari sebuah organisasi memutuskan untuk bersentuhan dengan teknologi untuk mempermudah sistem kerja. Terlebih lagi teknologi yang digunakan adalah sistem informasi.

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian , mendukung operasi

(38)

,bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005:11). Sistem informasi adalah sebuah sistem, maka pendefinisian kebutuhannya harus dilihat dalam konteks sistem pula (Toto, 2008).

2.3.1 Sistem Informasi Manajemen

“Sistem infomasi manajemen merupakan jaringan informasi yang dibutuhkan pimpinan dalam menjalankan tugasnya, terutama dalam mengambil keputusan. Tekanan sistem informasi manajemen ini pada sistemnya, bukan pada manajemennya”(Syamsi, 2000). Dengan menggunakan informasi yang tepat, sistem informasi manajemen dapat membantu menjembatani antara perencanaan dan pengendalian dalam organisasi. Hal ini dapat ditunjukan pada gambar 2.1 dibawah ini:

Gambar 2.1 Diagram komponen utama sistem informasi (Syamsi, 2000)

Adapun tujuan utama dari sistem informasi manajemen adalah membantu pimpinan dalam mengambil keputusan yang tepat (Hicks dalam Syamsi, 2000:527). Sehubungan dengan hal diatas, maka tantangan yang lebih besar bagi sistem informasi yang efisien adalah:

1. kemampuan untuk memberikan macam dan jumlah informasi yang benar- benar dibutuhkan; dan

Ambil putusan Sumber info ekstern Info relevan Sumber info intern Efek terhadap lingkungan Efek terhadap intern Bandingkan dengan standart Tindakan koreksi

(39)

2. menyampaikan informasi yang memenuhi persyaratan dan mudah dimengerti pimpinan. Informasi yang baik, yang memenuhi persyaratan adalah lengkap sesuai kebutuhan, terpercaya dan masih aktual.

2.4 Proses Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan adalah proses pemilihan dan beberapa alternatif tindakan untuk mencapai tujuan atau tujuan-tujuan. Ada empat dari pengambilan keputusan, yaitu;

1. pemikiran ( inteligence); 2. perancangan ( design); 3. pemilihan ( choice); dan 4. penerapan ( implementation).

Dalam keberlangsungan setiap kegiatan berorganisasi, pasti akan menemui sebuah situasi dimana harus dilakukannya sebuah atau lebih suatu pengambilan keputusan. Menurut para ahli, pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan antara berbagai alternatif (Shull dkk, 1970).

Pengambilan keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif. Untuk dapat mengambil keputusan dengan baik, ada rangkaian proses pengambilan keputusan yang harus dilakukan. Pengambilan keputusan merupakan salah satu peranan manajer yang disebut peranan decisional (Winardi, 1990), dapat dilihat pada Gambar 2.2 Perencanaan Pengambilan keputusan Pengawasan Penggerakan Pengorganisasian

(40)

Pengambilan keputusan adalah inti dari manajemen dalam organisasi, yaitu hal yang dilakukan oleh ketua dalam suatu kegiatan yang dilakukan dalam organisasi untuk mengambil suatu tindakan atau pilihan yang harus dilakukan yang akan menghasilkan keputusan untuk kebaikan bersama (Stephen P.Robbins: manajemen). Yang kedua, menurut Terry (tanpa tahun), definisi pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih (tindakan pimpinan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).

2.4.1 Sistem Penunjang Keputusan atau Decision Support System (DSS)

Menurut Atika (2010) Suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK) atau Decision Support System (DSS) didefinisikan sebagai suatu sistem informasi untuk membantu manajer level menengah untuk proses pengambilan keputusan setengah tersruktur (semi struktur) supaya lebih efektif dengan menggunakan model-model analitis dan data yang tersedia.

2.4.2 Tujuan Sistem Penunjang Keputusan

Menurut Keen dan Morton dalam Whetyningtyas (2011) tujuan sistem penunjang keputusan yaitu sebagai berikut:

a. Sistem harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan guna memecahkan masalah semi terstruktur.

b. Sistem harus dapat mendukung manajer, bukan mencoba menggantikannya. c. Sistem harus dapat meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer.

2.5 Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)

FAHP merupakan gabungan metode AHP dengan pendekatan konsep fuzzy (Raharjo dkk, 2002). FAHP merupakan ekstensi dari AHP dengan mengkombinasikan dengan teori logika fuzzy. Pada FAHP, skala rasio fuzzy

(41)

digunakan untuk mengidentifikasikan kekuatan relatif dari faktor – faktor pada kriteria yang bersangkutan sehingga sebuah matriks keputusan fuzzy dapat dibentuk. Nilai akhir dari alternatif- alternatif juga disajukan dalam angka – angka fuzzy.

2.5.1. Pengertian Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)

FAHP merupakan pendekatan sistematik untuk problem seleksi dan justifikasi alternatif dengan menggunakan konsep teori komponen fuzzy dan analisis struktur hirarki (Kahraman dkk, 2003). FAHP menutupi kelemahan yang terdapat pada AHP, yaitu permasalahan terhadap kriteria yang memiliki sifat subjektif lebih banyak.

Dalam pendekatan fuzzy AHP digunakan Triangular Fuzzy Number (TFN) atau Bilangan Fuzzy Segitiga (BFS) untuk proses fuzzyfikasi dari matriks perbandingan yang bersifat crisp. Data yang kabur akan dipresentasikan dalam TFN. Setiap fungsi keanggotaan didefenisikan dalam 3 parameter yakni, l, m, dan u, dimana l adalah nilai kemungkinan terendah, m adalah nilai kemungkinan tengah dan u adalah nilai kemungkinan teratas pada interval putusan pengambil keputusan. Nilai l, m, dan u dapat juga ditentukan oleh pengambil keputusan itu sendiri (Alias, 2009). Tulisan ini mengajukan tiga parameter bilangan fuzzy untuk merepresentasikan skala Saaty (1-9) sesuai dengan tingkat kepentingannya,dinyatakan dalam persamaan 1.

̃ ( )

̃ ( )

̃ ( ) (1)

2.5.2. Kelebihan Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)

Adapun kelebihan-kelebihan dengan menggunakan Metode FAHP menurut Chan dkk, (2008) yaitu sebagai berikut;

a. sederhana; b. cepat;

(42)

Goal c. sedikit komputasi;

d. mudah;

e. efisien dalam mengatasi ketidakjelasan (kekaburan) pikiran manusia;dan f. efektif dalam memecahkan masalah pengambilan keputusan multiatribut

dengan faktor kuantitatif & kualitatif.

2.6 Prosedur Metode AHP (Analytical Hierarchy Process)

Menurut Rochmasari, dkk. (2010) prosedur metode AHP (Analytical Hierarchy Process) meliputi:

1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.

Dalam proses menentukan tujuan dan hirarki tujuan, perlu diperhatikan apakah kumpulan tujuan beserta kriteria-kriteria yang bersangkutan tepat untuk persoalan yang dihadapi. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria, subkriteria dan alternatif kemudian disusun menjadi sebuah hirarki (Nasibu, 2009). Gambar 2.3 merupakan skema dari struktur hirarki suatu masalah.

Gambar 2.3 Hirarki permasalahan (Sumber: Nainggolan, dkk., 2011)

Kriteria Kriteria Kriteria

Subkriteria Subkriteria Subkriteria

(43)

2. Penilaian kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty dalam Rochmasari dkk (2010), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 merupakan skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan Saaty dapat dilihat pada tabel 2.3

Tabel 2.3 Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan Intensitas Kepentingan Keterangan

1 Kedua elemen sama penting

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lain

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai – nilai antara dua nilai pertimbangan – pertimbangan yang berdekatan

Sumber: Rochmasari, dkk (2010)

3. Penentuan prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif. Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.

b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks.

(44)

4. Konsistensi Logis

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal.

2.7 Logika Fuzzy

Teori himpunan fuzzy memberikan cara yang tepat dalam memodelkan preferensi yang tidak jelas secara matematik. Metode ini digunakan untuk mengatasi ketidakjelasan, ambiguitas dan subyektifitas penilaian manusia (Sanayei dkk dalam Wibowo, 2010). Metode ini juga mampu mengubah bentuk penilaian verbal pembuat keputusan ke variabel linguistik yang lebih akurat dibanding metode lain.Dalam logika fuzzy dikenal keadaan dari nilai “0” sampai ke nilai “1”. Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item x dalam suatu himpunan A, yang sering ditulis dengan [ ]

Dalam logika fuzzy, fungsi keanggotaan segitiga merupakan gabungan antara dua garis (linera) digunakan untuk menentukan derajat keanggotaan. Grafik fungsi keanggotaan segitiga digambarkan dalam bentuk kurva segitiga seperti terlihat pada gambar 2.4. 1 Derajat Keanggotaan µ[x] 0 l m u Gambar 2.4 Fungsi Keanggotaan Segitiga (Chang,1996)

(45)

2.7.1. Nilai Fuzzy Synthetic Extent

Chang (1996) memperkenalkan metode extent analysis untuk nilai sintetis pada perbandingan berpasangan pada FAHP. Nilai fuzzy synthetic extent dipakai untuk memperoleh perluasan suatu objek sehingga dapat diperoleh nilai extent analysis m yang dapat ditunjukan sebagai M1gi, M2gi,... Mmgi , i = 1, 2, .... n, dimana Mjgi (j=1, 2, ....m) adalah bilangan Triangular Fuzzy Number (TFN).

Langkah - langkah penyelesaian model extent analysis adalah sebagai berikut: a. Nilai fuzzy synthetic extent untuk i- objek didefinisikan dengan persamaan

sebagai berikut:

(2) Keterangan :

M = bilangan triangular fuzzy number m = jumlah kriteria j = kolom i = baris g = parameter (l, m, u) Dimana: ∑ ( ∑ ) (3) Sedangkan untuk menghitung invers :

(4) b. Perbandingan tingkat kemungkinan antara bilangan fuzzy.

Jika hasil yang diperoleh pada matrik fuzzy M2 ≥ M1(M1 = ( l1, m1, u1) dan ( M2 = ( l2, m2, u2)) maka nilai vektor dapat dirumuskan sebagai berikut:

( sup [min( (x), min ( (y))] (5) Atau sama dengan grafik berikut:

(46)

( ) { ( ) ( ) (6)

c. Tingkat kemungkinan untuk bilangan fuzzy

Jika hasil nilai fuzzy lebih besar dari k, M1 (i = 1, 2, ...., k) dapat

didefinisikan sebagai berikut:

( [( ) ( ) ( )] ( ) (7) Jika diasumsikan bahwa,

d’ (Ai) = min V( Si ≥ Sk ) (8) untuk k = 1, 2, ....n; k ≠ i maka veltor bobot didefinisikan sebagai berikut:

W’ = d’ (A1), d’ (A2),..., d’ (An)) T (9) Dimana Ai (i = 1,2,....n) adalah n elemen dan d’ (Ai)

d. Normalisasi

Jika bobot vektor dinormalisasi dengan persamaan berikut :

W = d (A1), d (A2),..., d(An)) T (10) Perumusan normalisasi sebagai berikut :

( ) ( ) ( )

(11)

2.7.2. Langkah – langkah Metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)

a. Menyusun dan membuat suatu struktur hirarki dari permasalahan

b. Menentukan penilaian perbandingan berpasangan antara kriteria dan alternatif dari tujuan hirarki.

c. Menentukan uji konsistensi pada setiap matrik perbandingan berpasangan. Perhitungan bobot dilakukan apabila hasil kuisoner terbukti konsisten, yaitu jika nilai Consistency Ratio(CR) <0.1. Untuk mendapatkan CR dilakukan

(47)

perhitungan Consistency Index (CI) terlebih dahulu. Berikut ini rumus untuk menghitung CI:

(12) Dimana n = banyaknya elemen

d. Menghitung Consistency Ratio (CR) dengan rumus :

(13) Dimana:

CR = Consistency Ratio CI = Consistency Index

IR = Indeks Random Consistency

Penentuan indeks random konsistensi mengacu pada tabel 2.4 Tabel 2.4 Daftar Indeks Random Consistency

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

IR 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 Sumber : Saaty dalam Supriyono, dll (2007)

e. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10%, maka penilaian dari data judgment harus diperbaiki. Namun jika rasio konsistensi (CI/IR) kurang atau sama dengan 0,1, maka hasil perhitungan bisa dinyatakan benar. f. Menentukan subkriteria dari kriteria utama.

g. Prosedur perhitungan yang dilakukan sama dengan kriteria utama.

h. Mengubah bobot penilaian perbandingan berpasangan kedalam bilangan TFN. Mengubah variabel linguistic dalam bentuk bilangan fuzzy. Data kuisioner dalam bentuk variabel linguistic dikonversikan ke bentuk bilangan fuzzy. Contoh bilangan fuzzy untuk bilangan fuzzy triangular (Triangular Fuzzy Number atau TFN) terlihat pada tabel 2.5 dimana variabel linguistic dikonversikan ke dalam tingkat fuzzy, yaitu low (c), medium (b), dan high (a).

(48)

Tabel 2.5 Skala TFN dalam Variabel Linguistik Skala Linguistik Nilai

kepentingan pada AHP Bilangan fuzzy untuk fuzzy AHP Skala TFN fuzzy (a,b,c) Inverse Sama penting 1 1 (1,1,2) (1,1,1/2) Sedikit lebih penting 3 3 (2,3,4) (1/4,2/3,1/2) Lebih penting 5 5 (4,5,6) (1/6,1/5,1/4) Sangat penting 7 7 (6,7,8) (1/8,1/7,1/6) Paling penting 9 9 (8,9,9) (1/9,1/9,1/8)

Nilai antara dua pertimbangan yang

berdekatan

2,4,6,8

Sumber : (Firdolas et al (2006) dalam Fitria (2006))

i. Dari matriks tersebut ditentukan nilai fuzzy syntetic extent untuk tiap-tiap kriteria dan alternatif sesuai dengan persamaan (2)

j. Membandingkan nilai fuzzy synthetic extent dengan persamaan (5)

k. Dari hasil perbandingan nilai fuzzy synthetic extent maka diambil nilai minimum dengan persamaan (7)

l. Perhitungan normalisasi vektor bobot dari nilai minimum pada langkah j m. Menghitung nilai dari normalisasi bobot vektor tiap kriteria dan alternatif

2.8 Pengembangan Perangkat Lunak Object-Oriented Analysis and Design (OOAD)

Menurut Mathiassen dalam Bintarika (2009) Object-Oriented Analysis and Design (OOAD) adalah metode untuk menganalisa dan merancang sistem dengan pendekatan berorientasi objek.

2.8.1. Prinsip Umum OOAD

Secara umum prinsip OOAD adalah sebagai berikut:

a. Model the context : Sistem yang bermanfaat sesuai dengan konteks OOAD. Emphasize the architecture : Merupakan arsitektur yang mudah dipahami yang memfasilitasi kolaborasi antara designer dan programmer.

(49)

b. Reuse Patters : Dibangun berdasarkan gagasan-gagasan yang kuat dan komponen pretested memperbaiki kualitas sistem dan produktivitas dari proses development.

c. Tailor the method to suit specific projects : Setiap usaha development masing-masing mempunyai tantangan yang unik. OOAD harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan yang khusus dari situasi analisis dan desain yang diberikan.

2.8.2. Langkah-Langkah OOAD

Dalam metode berorientasi objek , hasil dari analisis sistem digambarkan dalam bentuk diagram –diagram dengan menggunakan notasi Unified Modeling Language (UML). Diagram-diagram yang tersebut meliputi:

a. Business Process Model

Perancangan sistem menggunakan metode perancangan OOAD, langkah awal yang harus dilakukan yaitu membuat business process untuk mendefinisikan aktivitas yang akan muncul pada sistem. Menurut Yunis, dkk (2010) business process merupakan kumpulan aktivitas yang dapat mendefinisikan business event dan pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah sistem untuk merubah input menjadi output yang bernilai tambah bagi pengguna.

b. Workflow

Menurut Subiyanto (2010) workflow berisi tentang aktivitas berupa urutan alur kerja dari sebuah proses bisnis. Workflow berupa dokumen, informasi, atau task di proses sesuai dengan aturan yang berlaku. Workflow digunakan untuk koordinasi task antar user dengan tujuan utama adalah efisiensi, cepat dan menguntungkan. Workflow bertugas untuk mengatur aliran kerja dan aktifitas user.

(50)

c. Usecase Diagram

Usecase diagram merupakan deskripsi peringkat tinggi bagaimana perangkat lunak akan digunakan oleh penggunananya (Nugroho, 2009). Menurut Imbar dan Kurniawan (2012) Usecase diagram terdiri dari diagram untuk usecase, actor dan system boundary. Actor merepresentasikan orang atau pengguna yang akan mengoperasikan atau yang akan berinteraksi dengan sistem. Usecase merepresentasikan operasi-operasi yang dilakukan oleh actor. Sekumpulan usecase biasanya dikelompokkan dalam suatu group yang disebut System Boundary. Contoh usecase model dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2. 5 Usecase Model Sumber: Imbar dan Kuriawan (2012)

d. Activity Diagram

Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masingmasing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir (Akbar, 2010). Activity diagram menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang: awal proses, decision, akhir proses, proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi. Activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas. Notasi yang digunakan dalam activity diagram yaitu pada gambar 2.6.

(51)

Gambar 2. 6 Notasi Activity Diagram Sumber: Imbar dan Kurniawan (2012)

e. Sequence Diagram

Sequence Diagram menjabarkan perilaku sebuah skenario. Skenario adalah rangkaian langkah-langkah yang menjabarkan sebuah interaksi antara seorang pengguna dengan sebuah sistem. Sequence Diagram menunjukkan sejumlah objek contoh dan pesan-pesan yang melewati objek-objek tersebut di dalam usecase (Bahtiar dan Wardani, 2011).

f. Class Diagram

Class diagram adalah diagram yang mendeskripsikan jenis-jenis objek objek dalam system dan berbagai macam hubungan statis yang terdapat di antara objek-objek tersebut (Bahtiar dan Wardani, 2011).

g. ERD

Diagram E-R adalah alat pemodelan data dalam suatu proyek ke dalam entitas-entitas dan menentukan hubungan antar entitas. Komponen-komponen yang terdapat di dalam Model Entity Relationship antara lain:

1) Entitas

(52)

2) Relationship

Hubungan antar satu atau lebih entitas. Kumpulan semua relasi diantara entitas – entitas yang relasi membentuk himpunan relasi (Relationship sets).

3) Atribut

(53)

BAB 3. METODE PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang tujuan penelitian, jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, definisi operasional variabel, alur penelitian, jenis dan pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisis data dan teknik pengembangan sistem yang akan digunakan dalam pembangunan Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Pemasok Bahan Baku Terbaik pada PT Mitra Sahata.

3.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah membuat Sistem Penunjang Keputusan untuk menentukan pemasok bahan baku terbaik yang dimiliki PT Mitra Sahata.

3.2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan yaitu jenis penelitian field research (penelitian lapangan). Penelitian lapangan ini mementingkan pada hasil pengumpulan data yang didapatkan dari objek secara langsung melalui informan di tempat penelitian yaitu di PT Mitra Sahata Denpasar. Data yang dicari yaitu data-data yang berhubungan dengan tema penelitian yaitu kriteria-kriteria yang digunakan untuk menentukan pemasok bahan baku terbaik.

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat dan waktu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di sebuah perusahan yaitu PT. Mitra Sahata yang berada di Desa Karang Banjar , kecamatan Denpasar, kabupaten Denpasar.

(54)

3.3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukakan dalam jangka waktu 6 bulan.

3.4. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah pemasok, yaitu pemasok yang dimiliki PT. Mitra Sahata.

3.5. Alur Penelitian

Alur Penelitian menjelaskan urutan penelitian yang akan dilakukan mulai studi pustaka hingga tahap penerapan seperti yang digambarkan pada gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Alur Penelitian Identifikasi & Perumusan

Masalah

Tujuan Penelitian Studi Pustaka & Studi Lapangan Pengumpulan Data Penetapan Kriteria Pemilihan Supllier Penetapan Subkriteria Pemilihan Supllier Perancangan Sistem

(Model Waterfall) Pengolahan data menggunakan metode Fuzzy Analytical Hierarchy Process

(FAHP):

-Menghitung nilai Inconsistency dan menyusun matriks perbandingan berpasangan Analytical Hierarchy Process (AHP)

-Mengubah nilai matriks perbandingan berpasangan Analytical Hierarchy Process

(AHP) ke skala Triangular Fuzzy Number

(TFN)

-Menghitung bobot dengan Fuzzy Analytical Hierarchy Process (FAHP)

Interpretasi dan Analisa Hasil Pengolahan Data

Kesimpulan dan Saran Implementasi Sistem

(55)

3.6. Jenis dan Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

3.6.1. Data Primer

Data Primer merupakan data yang diperoleh melalui observasi pada PT. Mitra Sahata dan wawancara secara langsung kepada pegawai PT. Mitra Sahata yang meliputi Manager Perusahaan, Kepala Bagian Pengadaan Barang, Asisten Bagian Pengoalahan Barang, dan pegawai-pegawai lain yang dapat memberikan data tersebut. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem yang akan dibuat. Data tersebut yaitu sebagai berikut:

a. Data Tentang Pengadaan Bahan Baku

Data tentang pengadaan bahan baku berupa alur-alur dalam proses datangnya bahan baku sampai bahan baku siap diolah perusahaan beserta form laporan atau pencatatan hasil pada tiap prosesnya.

b. Data Kriteria Pemasok

Kriteria pemasok yang layak berdasarkan syarat mutu kayu yang telah ditentukan oleh perusahaan harus memiliki kriteria utama yaitu berupa kualitas barang, harga barang, pengiriman barang, garansi dan layanan pengaduan, dan kapasitas dan fasilitas produksi.

c. Data Hasil Uji Pengolahan

Data Hasil uji pengolahan didapatkan dari Teknik dan Pengolahan barang berupa pencatatan pada setiap prosesnya berupa laporan hasil uji secara keseluruhan. Data ini nantinya akan digunakan sebagai input kriteria untuk mendapatkan perangkingan pemasok perusahaan.

(56)

3.6.2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari studi literatur seperti buku, jurnal, internet, dokumen-dokumen yang terkait dengan PT. Mitra Sahata dan yang terkait dengan pemasok. Studi literatur dalam penelitian ini meliputi karakteristik pemasok berdasarkan para ahli.

3.7. Teknik Pengolahan Data

Agar data dapat dikelompokkan secara baik, perlu dilakukan kegiatan awal sebagai berikut.

1. Pengkodean, yaitu kegiatan memberikan kode pada setiap data yang terkumpul di setiap instrumen penelitian. Kegiatan ini bertujuan untuk memudahkan dalam penganalisisan dan penafsiran data.

2. Tabulasi, yaitu memasukkan data yang sudah dikelompokkan ke dalam tabel-tabel agar mudah dipahami.

3.8. Teknik Pengembangan Sistem

Teknik pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan model waterfall. Metode waterfall dilakukan secara berurutan atau secara linear. Keuntungan model waterfall bisa menghasilkan sistem dengan kualitas yang baik, karena pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. Model waterfall dapat dilihat seperti gambar 3.2.

(57)

Gambar 3. 2 Model Waterfall (Sumber: Munassar dan Govardhan, 2010) 1. Analisis Kebutuhan

Peneliti dan pengguna bertemu dan menentukan tujuan umum, kebutuhan yang diketahui dan gambaran bagian-bagian yang akan dibutuhkan berikutnya.

2. Desain Sistem

Tahap ini merupakan tahap menterjemahkan kebutuhan ke dalam beberapa diagram yang digunakan untuk merancang sistem. Metode yang digunakan untuk perancangan sistem menggunakan metode perancangan OOAD (Object-oriented Analysis and Design).

a. Workflow

b. Business Process c. Use Case Diagram d. Skenario Use Case e. Activity Diagram f. Class Diagram Analisis Kebutuhan Desain Sistem Implementasi (Coding) Pengujian Sistem Perbaikan Sistem

(58)

g. Sequence Diagram

h. Entity Relationship Data (ERD)

3. Implementasi (Coding)

Apabila tahap desain sistem selesai, maka dilanjutkan ke tahap pengkodean sistem. Desain sistem yang sudah disepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai. Dalam penelitian ini menggunakan bahasa pemrograman PHP (Page Hypertext Pre-Processor) dan menggunakan manajemen basis data MySQL.

4. Pengujian Sistem

Pada tahap ini dilakukan pengujian dari sistem yang telah dibuat. Tujuannya untuk memastikan bahwa seluruh kebutuhan perangkat lunak telah terpenuhi setelah pengujian sistem diberikan kepada pengguna. Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode whitebox dan black box. Metode pengujian white box merupakan tes yang dilakukan dengan membaca alur logika yang berjalan pada sistem.Metode pengujian blackbox terfokus pada spesifikasi fungsional dari perangkat lunak. Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah perangkat lunak berfungsi dengan benar. Pengujian blackbox dilakukan oleh pengembang, Dosen Pembimbing Utama dan Pendamping dan Asisten Bagian Pengadaan Barang dengan melakukan pengujian terhadap fungsi-fungsi, interface pada sistem, kesalahan pada struktur data dan akses basis data, dan performasi.

5. Menggunakan sistem

Apabila perangkat lunak yang telah diuji dan diterima oleh pengguna, maka perangkat lunak ini siap untuk digunakan.

Gambar

Gambar 2.2 Siklus sistem pengambil keputusan (Winardi, 1990)
Gambar 2.3 Hirarki permasalahan  (Sumber: Nainggolan, dkk., 2011)
Gambar 3. 1 Alur Penelitian Identifikasi &amp; Perumusan
Gambar 3. 2 Model Waterfall  (Sumber: Munassar dan Govardhan, 2010)  1.  Analisis Kebutuhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Impulse Response Function (IRF) menunjukkan bahwa jika suatu guncangan diberikan terhadap variabel ekonomi seperti pertumbuhan PDB (GW), investasi (INV), inflasi

Pada penelitian Indah Suhertanti yang berjudul Perhitungan Unit Cost Tindakan Hemodialisis Tanpa Penyulit Dengan Metode Activity Based Costing Di Rumah Sakit Universitas

Metode penelitian ini digunakan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam penyusunan laporan dimana pada akhirnya akan melahirkan sebuah program ruang mengenai

Mengenal pasti tahap kebergantungan golongan belia di media sosial bagi tujuan politik; Menentukan sama ada keutamaan media sosial sebagai medium politik boleh meramalkan

Haastateltavien puheessa kehittämisideoiden esittäminen kietoutui usein ideoiden viemiseen eteenpäin ja käytäntöön asti, eli kehittämisideoiden esittäminen ja

Hasil pengujian hipotesis yang menunjukan terdapat pengaruh latihan Hurdle Jumps dan Box Jump terhadap daya ledak otot tungkai pada Atlet Sekolah Sepak Bola Uiversitas Riau,

Pekan  lalu  Dow  ditutup  naik  tipis  0,49%  ke  level  15,376  Nasdaq  naik  0,16%  ke  level  3,722  serta  S&amp;P500  naik  0,27%.  Kondisi  global 

selanjutnya disingkat OSS adalah Perizinan Berusaha yang diterbitkan oleh Lembaga OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau bupati/wali kota kepada Pelaku Usaha