BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN Tanggal 1 Maret 2010 1. BIODATA Identitas pasien Nama : Nn.A Umur : 18 tahunJenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status : Belum kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :
-Alamat : Salatiga, Semarang
Tgl masuk : 28 Februari 2010
No.reg : 27.81.01
Dx.medis : Cedera Kepala Berat
Penanggung jawab
Nama : Tn.S
Umur : 50 tahun
Pendidikan : Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Polisi
Alamat : Salatiga, Semarang
Hub dengan pasien: ayah kandung
2. RIWAYAT KESEHATAN
a.Keluhan utama
Saat dikaji pasien tidak bisa mengatakan kata-kata dengan jelas, klien terlihat kesakitan bila ada rangsang nyeri, klien dalam keadaan apatis dengan GCS: E4V- M3/2.
b. Riwayat penyakit sekarang
± 2 minggu yang lalu pasien jatuh dari kendaraan, posisi klien duduk dibelakang, kejadian itu merupakan kecelakaan tunggal. Kemudian dibawa ke rumah sakit Ambarawa, klien sempat binggung ± 10 menit, orang tua klien mengatakan anaknya tidak tahu apa yang terjadi. ±1 minggu di RS Ambarawa, dikarenakan kurangnya peralatan yang ada, klien dibawa ke RS Roemani dengan dibutuhkannya pemeriksaan CT Scan.
c.Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah mengalami sakit seperti ini dan ini pertama kalinya pasien dirawat di rumah sakit.
d. Riwayat penyakit keluarga
Dalam keluarga pasien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit DM, hipertensi maupun jantung.
3. POLA KESEHATAN FUNGSIONAL
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Keluarga pasien beranggapan bahwa kesehatan adalah hal yang penting. Persepsi keluarga pasien terhadap kesehatan cukup baik, kalau ada keluarga sakit segera diperiksakan ke puskesmas/dokter terdekat.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Klien mendapatkan diet 6x200 cc (1200cc) dan ditambah air putih 50cc setiap diet diberika (±300cc) untuk membilas sonde. Klien terpasang infuse ringer laktat (RL) 20 tetes per menit, sehari klien menghabiskan 3 flabot infus (1500cc). Setelah dihitung balance cairannya selama satu hari didapatkan hasil + 1357, dengan IWL 43.
c. Pola eliminasi
Sebelum sakit pasien BAB 1 kali sehari dan BAK 5-8 kali sehari. Selama sakit sedikit ada gangguan dalam BAB dan BAK, Klien juga terpasang kateter urin dan saat pengkajian berisi 400cc, klien sehari BAK 1600cc pasien BAB 1-2 hari sekali di pempes atau kain.
d. Pola aktivitas dan istirahat
Sebelum sakit pasien dapat beraktivitas normal dan mandiri. Selama sakit pasien hanya berbaring di tempat tidur dan segala aktivitasnya dibantu oleh keluarga dan perawat, bahkan klien lebih sering tidur.
e. Pola istirahat tidur
Sebelum dan selama sakit tidak ada gangguan saat tidur. Pasien tidur 6-8 jam sehari.
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Klien mengalami ketidak mampuan mengenal waktu dan tempat, klien mengalami penurunan kesadaran.
g. Pola hubungan dengan orang lain
Sebelum sakit hubungan pasien dengan keluarga, teman dan tetangga baik. Selama sakit hubungan pasien dengan keluarga dan perawat tidak ada gangguan.
h. Pola reproduksi dan seksual
Pasien bangga sebagai seorang perempuan.
i. Persepsi diri dan konsep diri
Pasien dan keluarga berharap segera sembuh dan ingin cepat pulang supaya bisa berkumpul dengan keluarga dan teman-temannya.
j. Pola mekanisme koping
Apabila mempunyai masalah, pasien selalu membicarakannya dengan keluarga dan teman terdekat.
k. Pola nilai kepercayaan
Pasien dan keluarga seorang muslim dan keluarga yakin bahwa penyakitnya akan sembuh asal berobat teratur dan berdua kepada Tuhan YME.
4. PENGKAJIAN FISIK
a. Pemeriksaan primer
1) Airway
Terdapat subatan jalan nafas berupa lendir
2) Breathing
Tidak terjadi sesak nafas, tidak ada otot Bantu nafas, RR 19 x/menit, SPO2 95, irama teratur.
3) Cirkulation
Nadi 80 x/menit, suhu 37oC, Tekanan darah 120/90 mmHg, denyut
nadi dangkal dan kuat, tidak terjadi sianosis.
4) Dissability
Tingkat kesadaran klien apatis (klien akan bangun bila dirangsang nyeri dan mudah tidur), GCS E4V-M3/2.
b. Pemeriksaan sekunder
1) Keadaan umum : lemah
2) Tingkat kesadaran : Apatis
3) Pengukuran antropometri
4) TTV
TD: 130/80 mmHg, N: 82 x/mnt, SPO2: 95
S: 370C, RR: 19 x/mnt
5) Kepala : mesocepal, terdapat luka trakeostomi pada kepala bagian kiri
Rambut : hitam, panjang, kotor
Mata : konjungiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
Hidung : tidak ada polip, terpasang selang NGT
Telinga :terdapat bekas darah pada telinga kanan, tidak menggunakan alat bantu pendengaran
Mulut : tidak sianosis, mukosa bibir kering
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tyroid
Dada : simetris
6) Paru-paru:
I : simetri, statis, dinamis
Pa : teraba simetris kanan dan kiri
Pe : sonor seluruh lapangan paru
Au : bunyi paru ronchi
7) Jantung
I : ictus cordis tidak tampak
Pa : ictus cordis teraba di SIC V 2 cm
Pe : konfigurasi jantung dalam batas normal
8) Abdomen
I : datar
Au : Bu (+) normal
Pe : tympani
Pa : supel, hepar lien tidak teraba
9) Genital : tidak ada luka dan terpasang kateter
10) Ekstremitas
a) Atas : tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm dan tangan
tangan kanan sulit digerakan
b) Bawah : kedua kaki tidak ada luka kering, kaki kanan sulit
untuk digerakan
11) Kulit : sawo matang, turgor kulit cukup
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Px laboratorium tanggal 28 februari 2010
Hematologi Hasil Nilai normal Satuan
Hemoglobin 12,3 12-16 g/dl Leukosit 9.200 4-11 rb/mmk Trombosit 194.000 150-400 rb/mmk Hematokrit 37,5 35- -47 % Kimia klinik Glukosa sewaktu 86 80-150 mg/dl Ureum 24 10-50 mg/dl Creatinin 0,7 0,6 – 1,3 mg/dl Elektrolit
Natrium (Na) 138 135-148 mmol/L
Kalium (K) 3,9 3,5 – 5,3 mmol/L
Chlorida (CI) 104 95-108 mmol/L
Calcium 7,0 8,6 – 10,3 mmol/L
Magnesium (Mg) 4.00 1.8 - 2.6 mmol/L
Eosinofil 1,4 0-5 %
Basofil 0,4 0-2 %
N. Segmen 74,0 33-66 %
Limfosit 17,6 22-40 %
Monosit 6,6 2-8 %
Hasil leb tanggal 06 maret 2010, Kimia Klinik darah arteri
Analisa gas darah Hasil Nilai normal Satuan
PH 7.504 7.35 - 7.45 PCO2 28.9 35 - 45 mmHg PO2 69.9 83 – 108 mmHg SO2 94.0 95 – 98 % BEecf -0,3 -2 – 3 mmol/L BEb 1,2 mmol/L HCO3 22,9 10-50 mmol/L TCO2 23,7 0,6 – 1,3 mmol/L A-aDO2 423.30 mmHg O2 Ct 14,2 135-148 mm/dl PO2/FlLO2 90.1 3,5 – 5,3 mmHg b. CT Scan
Tanggal 28 maret 2010, didaparkan hasil, terdapat fraktur temporal, tanda SDH pada region temporal parental.
c. Therapy
1) Injeksi : Ceftriaxon 3 x 1 gram
Ranitidine 3x1 ampul
2) Peroral : Phenitoin 1x200 gram
Sonde 6x200 cc (1000 cc)
3) Infus : Rl 20 tetes per menit + Manitol 4x150 gram
4) Terpasang kateter urien tertampung 1000 cc
5) Terpasang NGT, dengan makanan cair 6x 200cc per hari.
B. ANALIS DATA
No Data (DS dan DO) Problem Etiologi
1 DS :
-DO : Klien tidak memakai otot bantu nafas, RR 19 X/menit, terpasang ventilator, SPO2 95, akral dingin,
terdapat lender kental berwarna putih. Tidak efektifnya kebersihan jalan napas Akumulasi sekret 2 DS :
-DO : Ada luka post op craniotomi pada frontal sinistra, Suhu 37 0C, GCS E
4
V-M3/2, kesadaran apatis, akral
dingin, klien terlihat gelisah, lemah dan hanya bisa berbaring di tempat tidur, capillary refill ekstremitas kanan >2 detik, kiri <2, TD: 120/90 mm Hg, RR: 19x/mnt, N: 80x/mnt, balance cairan + 1357 cc , terdapat fraktur temporal, tanda SDH pada region temporal parental, PH 7.504
(meningkat), PCO2 28.9 mmHg
(menurun), PO2 69,9 mmHg
(menurun), SPO2 95. Klien kejang
dengan frekuensi 5 menit.
Perubahan perfusi jaringan: serebral Peningkatan tekanan intracranial 3 DS : -DO : CPV 4 (8-12), IWL 43, input 3000, output 1600 klien terpasang kateter, balance cairan +1357/ hari, TD 120/90 mmHg, RR 19x/mnt, Nadi 80x/mnt, ada udema pada
Kelebihan volume cairan Balance cairan +1357
ekstremitas kanan, Capillary refill ekstremitas kiri 2 detik, capillary refill ekstremitas kanan > 2 detik.
4 DS :
-DO :Adanya luka terbuka post craniotomi pada kepala bagian patiental sinistra hari pertama, suhu 37 0C, tidak
terdapat gejala kemerahan, panas, pada kepala, klien terlihat gelisah
Resiko tinggi infeksi jaringan trauma, kerusakan kulit kepala
C. PATHWAYS KEPERAWATAN
-D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya kebersihan jalan napas berhubungan dengan akumulasi sekret.
2. Perubahan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial.
3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Balance cairan +1357. 4. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kerusakan
E. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keprawatan Rasional
Tidak efektifnya kebersihan jalan napas sehubungan dengan akumulasi sekret
Tujuan: Setelah dilalukan tindakan keperawatan selama 1 x 20 menit. Mempertahankan jalan napas dan mencegah aspirasi
Kriteria hasil:
Suara napas bersih,tidak terdapat suara sekret pada selang dan bunyi alarm karena peninggian suara mesin, sianosis tidak ada.
a. Kaji dengan ketat (tiap 15
menit) kelancaran jalan napas.
b. Evaluasi pergerakan dada dan
auskultasi dada (tiap 1 jam).
c. Lakukan pengisapan lendir
dengan waktu kurang dari 15 detik bila sputum banyak.
d. Lakukan fisioterapi dada
setiap 2 jam.
Obstruksi dapat dise-babkan akumulasi sputum, perdarahan, bronchospasme atau masalah terhadap tube.
Pergerakan yang simetris dan suara napas yang bersih indikasi pemasangan tube yang tepat dan tidak adanya penumpukan sputum.
Pengisapan lendir tidak selalu rutin dan waktu harus dibatasi untuk mencegah hipoksia.
Meningkatkan ventilasi untuk semua bagian paru dan memberikan
kelancaran aliran serta pele-pasan sputum.
Perubahan perfusi jaringan
Tujuan: Setelah dilalukan tindakan keperawatan
1. Kaji tingkat kesadaran.
2. Pantau status neurologis
Mengetahui kestabilan klien.
serebral berhubungan dengan edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial selama 2x24 jam diharapkan perfusi jaringan serebral kembali normal dengan :
Kiteria Hasil:
1. Kien melaporkan
tidak ada pusing atau sakit kepala 2. Tidak terjadi peningkatan tekanan intracranial, peningkatan kesadaran 3. GCS ≥ 13.
4. Tidak mual, tidak
ada mutah
secara teratur, catat adanya nyeri kepala, pusing.
3. Tinggikan posisi kepala 15-30
derajat
4. Pantau TTV, TD, suhu, nadi,
input dan output, lalu catat hasilnya.
5. Kolaborasi pemberian
Oksigen.
6. Anjurkan orang terdekat
untuk berbicara dengan klien.
tingkat kesadaran dan resiko TIK meningkat.
Untuk menurunkan tekanan vena jugularis.
Peningkatan tekanan darah sistemik yang diikuti dengan penurunan tekanan darah diastolik serta napas yang tidak teratur merupakan tanda peningkatan TIK.
Mengurangi keadaan hipoksia Ungkapan keluarga yang menyenangkan klien tampak mempunyai efek relaksasi pada beberapa klien koma yang akan menurunkan TIK.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan Balance
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam ganguan keseimbangan
1. Kaji tanda klinis dehidrasi
atau kelebihan cairan.
2. Catat masukan dan haluaran,
Deteksi dini dan intervensi dapat mencegah kekurangan/kelebihan fluktuasi keseimbangan cairan. Kehilangan urinarius dapat
cairan +1357 cairan dan elektrolit dapat teratasi dengan Kriteria Hasil : 1) Menunjukan membran mukosa lembab 2) Tanda vital normal 3) Haluaran urine
adekuat dan bebas oedema.
hitung keseimbangan cairan, ukur berat jenis urine.
3. Berikan air tambahan sesuai
indikasi
4. Kolaborasi pemeriksaan lab.
kalium/fosfor serum, Ht dan albumin serum.
menunjukan terjadinya dehidrasi dan berat jenis urine adalah indikator hidrasi dan fungsi renal.
Dengan formula kalori lebih tinggi, tambahan air diperlukan untuk mencegah dehidrasi.
Hipokalimia/fofatemia dapat terjadi karena perpindahan intraselluler selama pemberian makan awal dan
menurunkan fungsi jantung bila tidak diatasi. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan jaringan trauma, kerusakan kulit kepala
Tujuan : Tidak terjadi infeksi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam dengan Kiteria Hasil :
1. Bebas tanda- tanda
infeksi , suhu tubuh dalam batas normal
a. Berikan perawatan aseptik
dan antiseptik, pertahankan teknik cuci tangan
b. Observasi daerah kulit yang
mengalami kerusakan, kaji keadaan luka, catat adanya kemerahan, bengkak, pus daerah yang terpasang alat invasi dan
Cara pertama untuk menghindari nosokomial infeksi, menurunkan jumlah kuman patogen .
Deteksi dini perkembangan infeksi memungkinkan untuk melakukan tindakan dengan segera dan pencegahan terhadap komplikasi selanjutnya, monitoring adanya infeksi.
(36,5-37,5OC)
2. Mencapai
penyembuhan luka tepat waktu
TTV
c. Anjurkan klien untuk
memenuhi nutrisi dan hidrasi yang adekuat.
d. Batasi pengunjung yang dapat
menularkan infeksi
e. Pantau hasil pemeriksaan lab,
catat adanya leukositosis
f. Kolaborasi pemberian
atibiotik sesuai indikasi.
Meningkatkan imun tubuh terhadap infeksi
Menurunkan pemajanan terhadap pembawa kuman infeksi.
Leukosit meningkat pada keadaan infeksi
Menekan pertumbuhan kuman pathogen.
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Dx
Tgl/
jam Imlementasi Respon TTD
2 1,2, 3,4 1 2 3 3 1/3/1 0 07.00 WIB 07.00 WIB 07.30 WIB 08.00 WIB 08.30 WIB 14.00 WIB a. Mengkaji tingkat kesadaran b. Memantau TD, Suhu, Nadi, RR. c. Melakukan section d. Memberikan
posisi semi fowler
e. Memantau selang NGT, memberikan makanan melaluai NGT 200 cc. f. Memantau
Input dan utput
DS: klien bersuara dengan mengeluarkan suara tetapi tidak membentuk kalimat DO: kesadaran apatis, GCS 11
dengan E4V3M4 DS:- DO: TD: 130/80 mm Hg, RR: 19x/mnt, N: 80x/mnt, suhu 37 o, SPO2 95 DS:-
DO: terdapat lendir kental. DS:-
DO: posisi klien semi fowler DS:-
DO: kepatenan selang NGT mudah terlepas, makanan masuh 250cc.
DS:-
DO: IWL 43, input 3000, output
1600 klien terpasang
kateter, balance cairan + 1400 /hari. 4 2/3/1 0 14.00 WIB a. Memantau TD, Suhu, Nadi, RR DS : -DO: TD 120/80 mmHg, Nadi 95 x/menit, Suhu 37oC , RR 20 x/menit
4 4 16.00 WIB 17.00 WIB b. Memandikan klien c. Membatasi pengunjung
DS:-DO: klien terlihat kotor pada rambutnya, klien BAB pada pempes.
DS: orang tua klien menyetujui untuk bergantian bila menjenguk Nn.A.
DO: klien dijenguk orang tua dan bergantian dengan sanak saudara, 2 orang. 1 1 1,2 2 4/3/1 0 08.00 WIB 08.20 WIB 08.30 WIB 08.20 WIB a. Membentu melakukan fisioterapi dada pada klien untuk mengeluarkan seputum
b. Melakukan
section
c. Memberikan
posisi semi fowler
d. Memberikan
obat dormikum melalui sirimpam
DS :
-DO:klien dengan posisi miring kanan, dan dilakukan tepukan 30 kali.
DS :
-DO :klien seperti menarik bila
section dimasukan
melalui selang ventilator DS:-
DO: klien terlihat nyaman bila posisi semi fowler.
DS:-
DO: klien mulai tenang
diberikan obat
dormikum, kejang mulai berkurang.
-4 0 08.00 WIB 10.00 WIB makan melalui NGT b. Membersihka n gigi klien
DO: makanan masuk 250 cc, sesuai terapi, ditambah dengan 50 cc air putih untuk membilas sonde. DS:-
DO: gigi klien terlihat kotor dan mengeluarkan air liur.
G. EVALUASI No Dx Tanggal / Jam Evaluasi TTD 1 1-3-2010 08.30 WIB S : -
O : Suara stridor berkurang, lendir dapat keluar dengan saction lendir kental dan berwarna putih, SpO2 95, RR 19 x/menit.
A : asuhan keperawatan sebagian teratasi
P : lanjutkan dengan, pantau ventilator dan latih
mengunakan O2.
2 4-3-2010
09.00 WIB
S : -
O : kesadaran apatis dengan GCS E4V-M3/2, TD:
120/90 mmHg, RR: 19x/mnt, N: 80x/mnt, kapilary refll <2 detik kiri, kanan >2 detik A : masalah keperawatan belum teratasi
TD, Hasil SpO2, PH, PCO2, PO2,GCS
3 4-3-2010
13.00 WIB
S :
-O : klien masih terlihat edema pada kaki dan tangan, balance cairan + 875, TD: 120/90 mmHg, RR: 19x/mnt, N: 80x/mnt
A : masalah keperawatan sebagian teratasi
P : lanjutkan intervensi dengan pantau balenc cairan dan kolaborasi pemberian diuretik.
4 5-3-2010
11.00 WIB
S :
-O : kesadaran apatis, terpasang NGT, kateter (500 cc) dan infus, luka tidak mengalami kemerahan, luka belum boleh dibuka.
A : masalah keperawatan tertasi sebagian,
P :lanjutkan keperawatan dengan, pemberian perawatan secara aseptik, observasi keadaan luka, pantau suhu tubuh klien.