Sejarah perkembangan konsep penilaian pemakaian obat dalam kedokteran
Konsep dasar
pemikiran Bahan yang dipakai Pemikiran/metode 2000
SM Magis, sakral Bahan alam Kepercayaan 0 Empiris primitif Tumbuhan apa
adanya pengalamanFakta dan 1800 M Empiris analitik Tumbuhan bahan
murni, sediaan galenis
Fakta dan pengertian 1900 M Metodologis
Tahap penelitian dan pengembangan
obat tradisional (Depkes RI 2000, WHO 1990 & 1993)
Bila ada pengalaman empiris:
1. Seleksi, dengan prioritas pada penyakit utama
rakyat, dan yang kemungkinan manfaatnya besar
2. Literature review dan observasi untuk informasi
keamanan dan farmakodinamika
3. Pengujian toksisitas (akut, kronis, spesifik) dan
konfirmasi farmakodinamika
4. Penentuan dose level
5. Standardisasi dan pengembangan sediaan/formulasi 6. Pengujian klinis pada manusia dengan mengacu pada
GCP
Calon OT baru mengikuti tahap pengembangan obat modern
Tahap Pengembangan Obat
Senyawa Baru Uji Praklinik Uji Klinik Efek Farmakologi Keamanan Manfaat Dosis Keamanan Manfaat Dosis Keamanan • Farmakodinamik • Farmakokinetik • toksikologi •Fase 1 (sehat) • Fase 2 (Pasien) • Fase 3 (Pasien) • Fase 4 (Populasi Pasien)Uji Praklinik
In Vitro =hewan coba
• Efek Farmakologi (+)
• Hubungan dosis - efek
Farmakodinamik Farmakokinetik Toksikologi Mekanisme kerja
Efek lain
Efek terhadap jaringan/ sistem metabolisme
Pola absorbsi, pola Eleminasi, disposisi, Ikatan protein
Multipel dosis
Metabolit
Toksisitas
Spektrum Efek Samping
• Akut • Kronik • Khusus
Uji Klinik
Penelitian eksperimental terencana dengan
subyek penelitian manusia
Efek perlakuan diukur dan dianalisa
Variabel perancu dikontrol dengan baik
Uji klinik acak terkontrol ( Randomized Control Trial = RCT ) aspek ketersamaran/
pembutaan Randomized Blinded trial
(RBT)
Pelaksanaan :
Satu peneliti dengan beberapa kasus atau Multisenter
Uji Klinik
Fase 1 : Sehat Konfirmasi temuan
pada uji Praklinik
Kinetik
Dinamik dan efek
farmakoterapi
ESO & Tolerabilitas
Fase 2 : Pasien Studi pendahuluan
pada pasien
Uji manfaat pada pasien
terbatas
Kinetik, penentuan
dosis, lingkup terapi
ESO dan tolerabilitas
Fase 3 : Pasien (Uji Klinik Acak
Terkontrol)
Bukti manfaat dan
keamanan Bukti manfaat Keamanan Dosis regimen Fase 4 : Populasi Pasien (post marketing) Penggunaan luas
pada populasi pasien
Desain Uji Klinik
Studi Kohort Uji Klinik
Kelompok kontrol dan perlakuan Diobservasi sampai terjadi efek Diobservasi sampai terjadi efek Alokasi subyek maupun metode perlakuan
Alamiah Ditentukan peneliti
Perlakuan Tanpa Perlakuan Dengan perlakuan
Jenis ( >>
digunakan)
Studi observasional Desain Paralel
Pasangan Serasi
Bukan serasi
Uji klinik
Berdasarkan Tujuan akhir
Uji klinik Pragmatik
Intention to treat analysis :drop out, loss to follow up, drop in harus tetap dianalisis dan dikelompokkan
dalam alokasi awal
Untuk menetapkan hasil uji dalam tata laksana pasien sehari-hari
Uji klinik Explanatory
On treatment analysis : mempertahankan subyek agar tidak drop out
Studi farmakodinamik atau studi laboratorium lain Dilaksanakan dalam keadaan ideal bukan alamiah
Uji klinik
Uji Klinik Negatif : untuk menunjukan bahwa
antara kedua regimen tidak terdapat perbedaan
Desain Uji Klinik Paralel
Subyek Penelitian Kelompok Perlakuan R Kelompok Kontrol Efek EfekKontrol Variabel Luar • Maching
Desain Uji Klinik Menyilang
SUBYEK R Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Efek ? Efek ? Efek ? Efek ? B A B” A”Desain Uji Klinik
Uji klinik Menyilang
Efek carry over : efek obat pertama belum hilang
pada saat dimulai pengobatan ke dua
Efek order : terjadi perubahan derajad berat
penyakit, keadaan lingkungan selama penelitian berlangsung
Periode wash out : waktu untuk menghilangkan
efek obat awal, sebelum pengobatan ke dua dimulai.
Kekurangan : waktu penelitian lebih lama,
Langkah-Langkah
Pelaksanaan Uji Klinik
1. Merumuskan Masalah dan Hipotesis
2. Menetukan Desain Uji Klinik yang Sesuai 3. Menetapkan Subyek Penelitian
4. Mengukur Variabel Data Dasar 5. Melakukan Randomisasi
6. Melaksanakan Perlakuan 7. Mengukur Variabel Efek 8. Menganalisa Data
Merumuskan Masalah dan Hipotesis
Rumusan Masalah
Dikemukakan dalam kalimat tanya
Substansi yang dimaksud hendaknya khas, tidak bermakna ganda Jika terdapat banyak pertanyaan penelitian dipertanyakan secara
terpisah Hipotesis
Kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana Mempunyai landasan teori yang kuat
Menyatakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu
atau lebih variabel terikat
Memungkinkan diuji secara empiris
Rumusan harus khas dan menggambarkan variabel-variabel yang
diukur
Menetukan Desain Uji Klinik yang
Sesuai
Desain yang dipilih desain yang paling
sederhana yang dapat menjawab pertanyaan penelitian mudah interpretasinya
Menetapkan Subyek Penelitian
Populasi
Pengertian sehari-hari : penduduk di suatu
tempat
Penelitian : setiap subyek (dapat berupa
manusia, binatang percobaan, data laboratorium, dan lain-lain) yang
Populasi
Populasi Target (ranah/domain) : populasi yang
menjadi sasaran akhir penerapan hasil penelitian
dan bersifat umum
Pada penelitian klinis biasanya dibatasi oleh karakteristik
demografis ( misal : kelompok usia, jenis kelamin) dan karakteristik klinis ( anak sehat, bayi BBLR, Bumil
Anemia)
Pada penelitian perbandingan efektivitas antibiotik baru
A dengan antibiotik standart B pada bayi menderita sepsis, maka populasinya ialah bayi yang menderita sepsis
Populasi
Populasi terjangkau (accessible population,
source population) : bagian dari populasi target yang dapat dijangkau oleh peneliti
Bagian populasi target yang dibatasi oleh
tempat dan waktu
Misal : Pasien morbili yang berobat di RS Islam Sultan Agung Semarang pada tahun 2004
Sampel
Bagian (subset) dari populasi yang dipilih
dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya.
Sering kali kata populasi dipakai secara salah, misal : populasi pasien yang saya teliti ini terdiri dari anak berusia di bawah 5 tahun yang berobat di poliklinik psikiatri anak RSCM, dalam hal ini sebenarnya yang dimaksud adalah sampel
Sampel yang Dikehendaki
Intended sample, eligible sample merupakan
bagian populasi target yang akan diteliti secara langsung
Kelompok ini meliputi subyek yang memenuhi
kriteria pemilihan yakni kriteria inklusi dan eksklusi
Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subyek pada populasi target dan populasi
terjangkau, peneliti harus hati-hati agar kriteria tersebut relevan dengan masalah penelitian
Sampel yang Dikehendaki
Kriteria eksklusi sebagian subyek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari studi karena pelbagai sebab, antara lain
Terdapat penyakit atau keadaan lain yang mengganggu
pengukuran maupun interpretasi
Studi kasus kontrol : mencari hubungan faktor resiko dengan penyakit jantung bawaan. Pasien dengan
kelainan kromosom tertentu yang mempunyai prevalens penyakit jantung bawaan lebih tinggi tidak boleh
disertakan
Terdapat keadaan yang mengganggu kemampulaksanaan Pasien yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap
Hambatan etis
Subyek yang Diteliti
Subyek yang benar ikut serta dan diteliti, jadi
pada kelompok ini merupakan bagian dari
sampel yang dikehendaki dikurangi dengan drop out, menolak diteliti dan lain-lain
Penelitian selalu dilakukan pada sampel bukan
pada populasi
Keuntungan penelitian dilakukan pada sampel
Murah - Akurat
Mudah - Mewakili populasi
Menetapkan Subyek Penelitian
Menetapkan populasi terjangkau Menetapkan kriteria pemilihan
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi
menetapkan besar sampel
Mewakili populasi terjangkau
Mengukur Variabel Data Dasar
Identitas, data demografis, klinis (umur,
jenis kelamin, diagnosis yang relevan), laboratorium yang sesuai dengan
pertanyaan penelitian
Tujuan : melihat kesetaraan pelbagai
variabel diantara kelompok setelah dilakuakn randomisasi
Melakukan Randomisasi
Berbeda dengan pemelihan subyek secara random
Alokasi acak (random allocation) : menentukan
subyek mana yang akan menjadi kontrol dan perlakuan
Tujuannya : mengurangi bias seleksi dan perancu
yakni dengan terbaginya variabel-variabel yang tidak diteliti secara seimbang pada kelompok yang ada
Jenis
Randomisasi sederhana Randomisasi blok
Randomisasi sederhana
Keuntungan tiap subyek tidak dapat
diduga akan memperoleh perlakuan apa
Menggunakan koin, tabel angka random Jika ditemukan kelompok-kelompok yang
tidak seimbang khususnya variabel
prognostik yang penting
Failure of
randomisazion process
analisis multivariateRandomisasi Blok
Untuk menghindari ketidak seimbangan Setiap kelompok mempunyai jumlah
Randomisasi dalam Strata
Jika terdapat faktor prognostik penting
yang akan mempengaruhi hasil penelitian, perlu dilakukan klasifikasi prognosis
Tujuannya memperoleh sub kelompok
yang homogen
Intervensi
Ketersamaan (Masking, Blinding)
Menghindari bias dari peneliti, subyek
atau evaluator
Ketersamaan harus diupayakan pada
berbagai bagian uji klinik seperti saat randomisasi, alokasi subyek,
pelaksanaan uji klinik, pengukuran dan evaluasi hasil
Ketersamaan
Salah satu teknik dengan plasebo :
mengurangi bias peneliti maupun subyek (>>)
Dapat digunakan jika belum ada pengobatan
untuk penyakit yang diteliti
Plasebo diperlukan terutama jika hasil
pengobatan bersifat subyektif, jika efek yang dinilai bersifat obyektif ( kadar kimia dalam
darah) plasebo tidak terlalu penting
Plasebo lebih aman digunakan untuk penyakit
Jenis Ketersamaan
Uji klinik terbuka
peneliti, subyek mengetahui pengobatan
Uji tersamar tunggal
peneliti atau subyek mengetahui pengobatan
Uji tersamar ganda
peneliti dan subyek tidak mengetahui
pengobatan Triple Mask
subyek, peneliti dan evaluator tidak
Keuntungan Uji Klinik
Randomisasi : bias dapat dikontrol, variabel luar
akan terbagi secar seimbang di setiap kelompok
Kriteria inklusi, perlakuan dan outcome telah
ditentukan terlebih dahulu
Secara statistik menguntungkan
Kelompok subyek merupakan kelompok
sebanding sehingga intervensi luar yeng
mengenai kedua kelompok subyek tidak banyak berpengaruh
Kerugian Uji Klinik
Desain dan pelaksanaan uji klinik kompleks
dan mahal
Seleksi tertentu, tidak representatif
terhadap populasi terjangkau atau populasi target
Masalah etik