ISSN 2338-8633
Vol. 3 No. 1, 2015
DIPUBLIKASIKAN OLEH
PS. S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA (IPW) FAKULTAS PARIWISATA, UNIVERSITAS UDAYANA (UNUD)
Jurnal Industri Perjalanan Wisata (IPTA) merupaka jurnal online (e-journal) yang terbit dua kali dalam setahun (bulan Juli dan bulan Desember) yang diterbitkan oleh PS. S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata UNUD. Jurnal IPTA diterbitkan sebagai wadah karya ilmiah serta media komunikasi dan informasi ilmiah terkait industri perjalanan wisata. Jurnal ini memuat tentang hasil ringkasan penelitian, survei dan tulisan ilmiah popular
industri perjalanan wisata. Redaksi menerima sumbangan tulisan para ahli, staf pengajar perguruan tinggi, praktisi, mahasiswa yang peduli terhadap pengembangan industri perjalanan wisata. Redaksi dapat menyingkat
atau memperbaiki tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah maksud dan isinya.
SUSUNAN PENGURUS JURNAL IPTA Penanggung Jawab
Drs. I Made Sendra, M.Si. (Dekan Fakultas Pariwisata UNUD)
Penasehat
Ni Ketut Arismayanti, SST.Par., M.Par. (Wakil Dekan I Fakultas Pariwisata UNUD) I GPB. Sasrawan Mananda, SST.Par., MM., M.Par. (Wakil Dekan II Fakultas Pariwisata UNUD)
I GN. Widyatmaja, SST.Par., M.Par. (Wakil Dekan III Fakultas Pariwisata UNUD) I Made Kusuma Negara, SE., M.Par. (Ketua PS. S1 IPW Fakultas Pariwisata UNUD) Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi., M.Par. (Sekretaris PS. S1 IPW Fakultas Pariwisata UNUD)
Ketua
Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi., M.Par.
Sekretaris
Ni Putu Eka Mahadewi, SE.Ak., M.Par.
Penyunting Ahli (Mitra Bebestari)
▪ Prof. Adnyana Manuaba, M.Hons.F.Erg.S.FIPS,SF. Universitas Udayana
▪ Prof. Dr. I Wayan Ardika, MA. Universitas Udayana ▪ Prof. Dr. Michael Hichcoch
University of North London ▪ Prof. Dae-Sik Je, M.Pd. Young San University – Korsel.
▪ Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch. Ph.D. Universitas Gajah Mada
▪ Prof. Dr. Ir. I Gede Pitana, M.Sc. Universitas Udayana
▪ Prof. Dr. I Nyoman Sirtha, SH., MS. Universitas Udayana
▪ Dr. Hans-Henje Hild SES Bonn – Germany
Penyunting Pelaksana
▪ Drs. I Ketut Suwena, M.Hum. ▪ Dra. Ni Made Oka Karini, M.Par.
▪ Drs. I Made Sendra, M.Si. ▪ I Made Kusuma Negara, SE., M.Par.
▪ I Putu Sudana, A.Par., M.Par. ▪ Dr. I Wayan Suardana, SST.Par., M.Par. ▪ I GPB. Sasrawan Mananda, SST.Par., M.Par.
Dr. I Nyoman Sudiarta, SE., M.Par. Ni Made Sofia Wijaya, SST.Par., M.Par., Ph.D.
I GA. Susrami Dewi, SST.Par., M.Par. Putu Agus Wikanatha, SST.Par., M.Par.
Yohanes Kristianto, S.Pd., M.Hum. I Wayan Darsana, SS., M.Par. Ni Wayan Citra Juwita, SH., M.Par.
Tata Usaha dan Pemasaran
▪ I Wayan Darma Santosa, SE ▪ I Wayan Sudarma, SH.
▪ I Gusti Putu Setiawan, SH. ▪ Luh Yuni Artini
ALAMAT PENYUNTING DAN TATA USAHA
Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Jl. Dr. R. Goris 7 Denpasar Bali, Telp/Fax : 0361-223798
Email : [email protected]
Website : http://www.ojs.unud.ac.id/index.php/pariwisata Cover Depan Jurnal IPTA : www.bing.com (2012)
PENGANTAR REDAKSI JURNAL IPTA
Harus diakui pariwisata sudah banyak memberikan manfaat ekonomi bagi suatu daerah seperti Bali. Terlebih Bali yang sudah terkenal hingga ke mancanegara dengan berbagai julukan dari yang eksotis hingga fantastis. Bali merupakan destinasi utama pariwisata di Indonesia dan bahkan di dunia. Pulau Bali terkenal di seluruh dunia karena memiliki daya tarik adat-istiadat, tradisi maupun destinasi wisata yang beraneka ragam. Permasalahannya adalah ketika pariwisata tidak berkembang secara merata dan terjadinya persaingan kompetitif pasar pariwisata dunia. Menyikapi permasalahan tersebut banyak alasan yang sering dijadikan kambing hitam. Mulai dari kebijakan, infrastruktur, teknologi, lingkungan hingga sumber daya manusia. Betapa sulitnya memang mewujudkan daya tarik wisata berlandaskan kepada pariwisata berkelanjutan. Entah pariwisata berkelanjutan sebagai konsep, teori atau bahkan aplikasi hingga saat ini pariwisata berkelanjutan tetap menjadi tantangan bagi komponen pariwisata lokal, regional, nasional bahkan mungkin di tingkat internasional.
Melalui karya-karya ilmiah yang tersaji dalam jurnal terbitan kali ini, semoga dapat menjawab tantangan ke depan dunia pariwisata yang senantiasa dinamis.
Denpasar, Juli 2015 Redaksi
PERSYARATAN NASKAH UNTUK JURNAL IPTA
1. Naskah dapat berupa hasil penelitian atau kajian pustaka yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya.
2. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris (abstrak bahasa Inggris). Abstrak tidak lebih dari 250 kata dengan disertai 3-5 istilah kunci (keywords). Naskah berupa ketikan asli dan CD dengan jumlah maksimal 15 halaman ketikan A4 spasi 1½, kecuali abstrak, tabel dan kepustakaan.
3. Naskah ditulis dengan batas 2,5 cm dari kiri dan 2 cm dari tepi kanan, bawah dan atas.
4. Judul singkat, jelas dan informatif serta ditulis dengan huruf besar. Judul yang terlalu panjang harus dipecah menjadi judul utama dan anak judul.
5. Nama penulis tanpa gelar akademik, alamat e-mail dan asal instansi penulis ditulis lengkap.
6. Naskah hasil penelitian terdiri atau judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka dan metode, hasil dan pembahasan, simpulan dan saran serta kepustakaan.
7. Naskah kajian pustaka terdiri atas judul, nama penulis, abstrak, pendahuluan, masalah, pembahasan, simpulan dan saran serta kepustakaan.
8. Tabel, grafik, histogram, sketsa dan gambar harus diberi judul serta keterangan yang jelas.
9. Dalam mengutip pendapat orang lain, dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh : Astina (1999); Suwena et al. (2001).
10. Kepustakaan memakai “harvard style” disusun menurut abjad nama penulis tanpa nomer urut.
a. Untuk buku : nama pokok dan inisial pengarang, tahun terbit, judul, jilid, edisi, tempat terbit dan nama penerbit.
Picard, Michael. 1996. Cultural Tourism and Touristic Culture. Singapore: Archipelago Press.
b. Karangan dalam buku : nama pokok dari inisial pengarang, tahun terbit, judul karangan, inisial dan nama editor : judul buku, hal permulaan dan akhir karangan, tempat terbitan dan nama penerbit. McKean, Philip Frick. 1978. “Towards as Theoretical analysis of
Tourism: Economic Dualism and Cultural Involution in Bali”. Dalam Valena L. Smith (ed). Host and Guests: The Antropology of Tourism. Philadelphia : University of Pensylvania Press.
c. Untuk artikel dalam jurnal: nama pokok dan inisial pengarang, tahun, judul karangan, singkatan nama majalah, jilid (nomor), halaman permulaan dan akhir.
Pitana, I Gde. 1998. “Global Proces and Struggle for Identity: A Note on Cultural Tourism in Bali, Indonesia” Journal of Island Studies, vol. I, no. 1, pp. 117-126.
d. Untuk Artikel dalam format elektronik : Nama pokok dan inisial, tahun, judul, waktu, alamat situs.
Hudson, P. (1998, September 16 - last update), "PM, Costello liars: former bank chief", (The Age), Available: http://www.theage.com.au/daily/980916/news/news2.html (Accessed: 1998, September 16).
11. Dalam tata nama (nomenklatur) dan tata istilah, penulis harus mengikuti cara penulisan yang baku untuk masing-masing bidang ilmu.
12. Dalam hal diperlukan ucapan terima kasih, supaya ditulis di bagian akhir naskah dengan menyebutkan secara lengkap : nama, gelar dan penerima ucapan.
D A F T A R I S I
COVER, EDITOR, PENGANTAR REDAKSI, DAN DAFTAR ISI PDF
Redaksi Jurnal IPTA i-vi
PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP AKSESIBILITAS DARI PENELOKAN MENUJU OBJEK WISATA TOYA BUNGKAH KECAMATAN KINTAMANI KABUPATEN BANGLI
I Wayan Agus Slamet, I Nyoman Sudiarta, I Wayan Suardana 1-5
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN WISATAWAN DOMESTIK TERHADAP KUALITAS PELAYANAN TICKETING PADA PT. INDONESIA AIR ASIA CABANG DENPASAR
Putu Ayu Nugraheni, I Made Sendra, I GPB. Sasrawan Mananda
6-10
PERENCANAAN PAKET WISATA TRACKING DESA TENGANAN
KECAMATAN MANGGIS KABUPATEN KARANGASEM-BALI PDF
Ni Nyoman Padmi Triyanti, I Ketut Suwena, I Putu Sudana 11-16
KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI WISATAWAN EKOWISATA DI BALI
(STUDI KASUS DI JARINGAN EKOWISATA DESA) PDF
Wiwin Roy Jaya Saragih, I Made Sendra, I GPB. Sasrawan Mananda
17-21
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN WISATAWAN
DALAM MEMBELI PAKET WISATA DI PT. BALI SUCI TOUR AND TRAVEL PDF
Marulina Sitohang, I Wayan Suardana, I Putu Sudana 22-28
COOKING CLASS SEBAGAI PAKET WISATA DI RESTORAN LAKA LEKE
UBUD BALI PDF
M. Rizky Nugraha S., I Made Sendra, Ni Putu Eka Mahadewi 29-33
FAKTOR-FAKTOR PEMILIHAN PAKET WISATA KINTAMANI-MONKEY FOREST TOUR OLEH WISATAWAN MANCANEGARA (STUDI KASUS BIRO PERJALANAN WISATA DESTINATION ASIA)
Gede Eka Sucita Darma, I GPB Sasrawan Mananda, Ni Putu Eka Mahadewi
34-38
ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA RESERVASI TERHADAP PERENCANAAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PADA CV. CAN TOUR & TRAVEL
Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 3 No. 1, 2015
17
KARAKTERISTIK DAN MOTIVASI WISATAWAN EKOWISATA
DI BALI (STUDI KASUS DI JARINGAN EKOWISATA DESA)
Wiwin Roy Jaya Saragih
I Made Sendra
I GPB. Sasrawan Mananda
Email : [email protected]
PS. S1 Industri Perjalanan Wisata
Fakultas Pariwisata UNUD
ABSTRACT
This study discusses about tourist characteristic and motivation in Pelaga, Badung Regency, Sibetan, Karangasem Regency, and Tenganan, Karangasem Regency. These three villages were developed into ecotourism village by JED (Village Ecotourism Network). Ecotourism is a community-based tourism, enviromentally sound, and responsible for sustainability. By seeing the number of visitor in Pelaga Ecotourism Village which has yet to reach the target, this is the impact of marketing system is still very common conducted without regard to the characteristics and motivations of tourists. This research purposes is to know the tourist characteristic and motivation who visit Pelaga, Sibetan, and Tenganan Ecotourism Village.
Data collection in this research is done by direct obeservation to Pelaga Village, Sibetan Village, and Tenganan Village. Deep interview with the manager of JED and then deep interview with the coordinator of JED in every village, and also deep interview with the tourist to know their motivation visit Pelaga Ecotourism Village. While also using literature study and documentation.
The result of this research show that in term geographic characteristic the visitor in Pelaga, Sibetan, and Tenganan Village is come from various country namely USA , Australia, Thailand, Japan, Germany, Canada, Netherland, England, France, Norway, Belgium, Philippines, Italy, Singapore, Malaysia, Cambodia, China, Poland, East Timor, Finland, Korea. In term socio-demographic characteristic the tourist who visit Pelaga and Sibetan dominated by man and in productive age, while in Tenganan is dominated by women and in older age. The whole tourist in three villages are work in private or public sector, and high educational background. Most of tourists who visit, have the motivation to know the culture in three villages.
Keywords:
Tourist Characteristic, Tourist Motivation, Eco-tourism, Village Ecotourism Network.
PENDAHULUAN
Pariwisata Bali mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, berdasarkan tabel diatas jumlah kunjungan wisatawan memiliki rata-rata pertumbuhan sebesar 10,78 % pertahun sejak tahun 2009 - 2014. Kenaikan jumlah kunjungan wisatawan tersebut membuktikan bahwa memang Bali memiliki potensi pariwisata yang semakin membaik.
Namun jika melihat Peraturan Daerah Provinsi Bali tentang tujuan pembangunan pariwisata yaitu dalam Peraturan Daerah
Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 2012 tentang kepariwisataan budaya Bali disebutkan bahwa, tujuan dari pembangunan pariwisata adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali secara merata dan berkelanjutan; serta melestarikan lingkungan alam Bali sebagai basis penyangga kehidupan masyarakat dan kebudayaan Bali secara berkelanjutan.” Tujuan ini belum sepenuhnya tercapai, sebab jumlah kunjungan wisatawan dan juga pembangunan pariwisata masih belum merata di setiap kabupaten.
Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 3 No. 1, 2015
18 Jumlah kunjungan wisatawan selama
lima tahun terakhir, paling banyak di Kabupaten Tabanan yaitu sebanyak 18.226.972 wisatawan, urutan kedua adalah Kabupaten Gianyar, yaitu sebanyak 7.861.511 dan kemudian yang ketiga Kabupaten Badung, yaitu sebanyak 5.293.631 wisatawan sedangkan yang paling sedikit adalah kabupaten Jembrana, yaitu hanya 526.564 wisatawan. Melalui perbandingan data jumlah kunjungan wisatawan antar kabupaten di atas terlihat dengan jelas adanya ketimpangan kunjungan wisatawan yang tidak merata di Bali. Salah satu penyebabnya adalah pembangunan tanpa adanya pemetaan yang jelas mengenai pasar wisatawan dan tanpa mempertimbangkan daya dukung alam, lingkungan , budaya sebagai produk yang ditawarkan dengan sistem pemasaran yang digunakan.
Sedangkan disisi lain, pembangunan pariwisata yang sangat mempertimbangkan lingkungan, alam serta kebudayaan adalah pariwisata minat khusus. Wisata minat khusus (Special Interest Tourism) merupakan bentuk kegiatan dengan wisatawan individu, kelompok atau rombongan kecil yang bertujuan untuk belajar dan berupaya mendapatkan pengalaman tentang suatu hal di daerah yang dikunjungi. Saat ini Pemerintahan Provinsi Bali sedang mengembangkan pariwisata minat khusus melalui program Bali Mandara jilid II, yaitu berupa program pengembangan desa wisata. Program ini dilakukan berdasarkan Peraturan Daerah No 16 Tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali dimana dalam hal ini, pengembangan sektor pariwisata berlandaskan kebudayaan dan Agama Hindu yang berbasis pemberdayaan masyarakat. Dalam program tersebut ada 180 desa yang direncanakan dikembangkan oleh pemerintah menjadi desa wisata. Salah satu jenis dari pariwisata minat khusus yang dikembangkan adalah ekowisata. Ekowisata adalah bentuk industri pariwisata berbasis lingkungan yang memberikan dampak kecil bagi kerusakan lingkungan dan budaya lokal sekaligus menciptakan peluang kerja dan menambah pendapatan serta membantu kegiatan konservasi alam.
Pada Tahun 1999 sebuah yayasan yang bergerak di bidang lingkungan hidup dan pemberdayaan masyarakat melakukan pemetaan terhadap potensi-potensi desa yang
ada di Bali. Berdasarkan hasil pemetaan tersebut di temukan empat desa yang memiliki potensi ekowisata, yaitu Desa Pelaga (Badung), Desa Sibetan (Karangasem), Desa Adat Tenganan (Karangasem), dan Desa Nusa Ceningan (Klungkung). Setelah melihat potensi tersebut, keempat desa ini bersama-sama membentuk Jaringan Ekowisata Desa (JED). JED ini bertujuan untuk mewujudkan program ekowisata yang berbasis pada masyarakat dan lingkungan di keempat desa tersebut serta sebagai bentuk komitmen dari keempat kelompok masyarakat desa itu yang ingin menentukan masa depan dirinya sendiri, budaya dan lingkungannya.
Dalam proses pengembangan desa ekowisata yang dilakukan oleh JED ternyata sampai saat ini jumlah kunjungan wisatawan belum mencapai target yang telah ditentukan. Sebagai contoh,di salah satu desa yang menjadi lokasi penelitian yaitu Desa Pelaga target jumlah kunjungan yang telah ditentukan adalah sebanyak 10 wisatawan dalam sehari, yang artinya dalam setahun dapat mencapai 3600 wisatawan. Sampai saat ini jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke desa Pelaga masih mencapai 200 wisatawan dalam satu tahun, jumlah kunjungan yang datang ke Desa Pelaga ini sangat timpang bila dibandingkan dengan jumlah wisatawan yang datang ke Bali yang mencapai 3.278.598 wisatawan pada Tahun 2013. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik dan motivasi dan wisatawan di desa-desa yang tergabung dalam JED. Dengan mengetahui karakteristik dan motivasi wisatawan yang berkunjung ke desa-desa yang tergabung dalam JED , maka setiap destinasi akan dapat diupayakan untuk semakin sesuai ataupun bisa memenuhi kriteria motivasi wisatawan yang berkunjung sehingga dapat dilakukan upaya-upaya yang bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
METODE PENELITIAN
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan cara pengambilan purposive sampling. Purposive sampling dibagi menjadi dua yaitu informan pangkal dan informan kunci. Informan pangkal dalam penelitian ini adalah Koordinator JED di setiap desa jaringan ekowisata, untuk mendapatkan informasi mengenai potensi yang dimiliki desa
Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 3 No. 1, 2015
19 tersebut., sedangkan informan kunci adalah
ketua Jaringan Ekowisata Desa (JED).
Selain purposive sampling, penelitian ini juga menggunakan accidental sampling yang di tujukan bagi wisatawan, tujuannya adalah untuk mendapat informasi mengenai motivasi wisatawan. Sampel akan diambil secara acak dalam artian wisatawan yang datang diambil secara acak untuk diwawancara.
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif kualitatif. Proses analisis kualitatif ini menggunakan pengumpulan data melalui teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Kemudian dalam proses pengumpulan tersebut dilakukan proses reduksi, penyajian data, dan juga penarikan kesimpulan.
Dalam proses reduksi data, kegiatan yang dimaksud adalah proses pemilihan penyederhanaan, pengabstrakan, mengubah data-data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Kegiatan reduksi data terjadi terus menerus selama penelitian atau selama pengumpulan data terjadi tahapan reduksi yaitu membuat ringkasan, menelusuri tema, menulis memo, penggolongan, pembuangan data yang tidak diperlukan. Dalam penelitian ini kegiatan reduksi dilakukan semenjak pengumpulan data yaitu hasil wawancara dengan manajer JED maupun dengan koordinator JED di setiap desa.
Alur kedua adalah penyajian data, yaitu dari sekumpulan informasi mengenai sejarah, karakterisitik, maupun motivisasi wisatawan akan disusun sebagai data untuk disajikan. Dalam alur yang terakhir yaitu kegiatan penarikan kesimpulan / verifikasi. Sesudah mendapatkan seluruh data, kemudian setelah dilakukan proses reduksi dan penyajian data maka dalam penelitian ini akan dicoba mengaitkan antara teori yang ada mengenai karakteristik dan motivasi wisatawan dengan data yang sudah dikumpulkan dan sudah melalui proses reduksi ,sehingga penarikan kesimpulan penelitian yang dilakukan tetap berdasarkan teori yang ada.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Karakteristik Geografi
Negara-negara asal wistawan yang pernah melakukan kunjungan ke desa ekowisata di Bali adalah : Amerika Serikat,
Australia, Thailand, Jepang, German, Canada, Belanda, Inggris, Perancis, Norwegia, Belgia, Filipina, Italia, Singapura, Malaysia, Kamboja, China,Polandia, Timorleste, Finlandia, Korea.
Setiap tahun kunjungan datang dari berbagai negara di seluruh dunia, namun dengan jumlah kunjungan yang tidak merata, negara-negara yang pernah memiliki jumlah kunjungan tertinggi namun pada tahun berikutnya mengalami jumlah penurunan kunjungan. Jumlah kunjungan terbanyak pada tahun 2009 berasal dari Negara Perancis dengan total kunjungan sebesar 28, dan pada tahun 2010 jumlah wisatawan terbanyak berasal dari Negara Perancis yaitu sebanyak 52 wisatawan, sedangkan pada tahun 2011 dan 2012 jumlah kunjungan wisatawan terbanyak adalah wisatawan domestik yaitu wisatawan Indonesia dengan jumlah kunjungan sebanyak 63 wisatawan, pada tahun 2011 dan 84 wisatawan pada tahun 2012, kemudian pada tahun 2013 jumlah kumjungan wisatawan terbanyak berasal dari Negara Korea sebanyak 58 wisatawan. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat terjadi pergeseran jumlah kunjungan wisatawan, pada tahun 2009 dan 2010 peminat ekowisata di Bali berasal dari Benua Eropa, namun dalam tahun terakhir wisatawan ekowisata lebih banyak berasal dari Benua Asia.
Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Karakterisitik Sosio-Demografi
Jumlah wisatawan laki-laki lebih banyak dibandingkan wanita. Hal ini dipengaruhi oleh jenis kegiatan wisata ditawarkan adalah adventure,yaitu mengelilingi desa dan perkebunan milik masyarakat. Kegiatan ini membutuhkan stamina yang cukup, Sehingga wisatawan pria akan lebih tertarik dibanding wisatawan wanita. Jumlah kunjungan wisatawan berdasarkan karakteristik umur, terlihat wisatawan dengan usia antara 20 sampai 30 tahun merupakan wisatawan yang paling banyak menyukai jenis kegiatan ekowisata yaitu sebesar 17 orang (23,9%) dari total 71 orang wisatawan pada tahun 2014. dan paling banyak kedua adalah wisatawan dengan usia antara 30 sampai 40 tahun sebesar 16 orang (22,5%) dan wisatawan dengan usia diatas 10 sampai 20 tahun sebesar 15 orang (21,1%).
Persentasi jumlah kunjungan berdasarkan usia di atas terlihat bahwa
Jurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 3 No. 1, 2015
20 wisatawan yang paling banyak berkunjung
adalah pada usia yang masih muda atau masih dalam usia produktif. Hal tersebut dapat disebabkan karena jenis kegiatan ekowista yang disuguhkan adalah berupa aktivitas tracking maupun cycling mengelilingi desa dan perkebunan milik warga untuk menikmati alam. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan tenaga yang cukup. Wisatawan dengan usia antara 17 sampai 30 tahun masih cukup bugar dan kuat untuk melakukan jenis wisata tersebut. Oleh sebab itu, wisatawan yang paling banyak mengunjungi desa ini adalah wisatawan yang masih dalam usia produktif.
Karakteristik wisatawan ekowisata yang berkunjung ke Bali jika dilihat dari tingkat pendidikannya merupakan lulusan universitas ataupun mahasiswa yang sedang duduk di bangku kuliah. Tingkat pendidikan tersebut sangat mempengaruhi tujuan dan juga motivasi perjalanan wisatawan. Destinasi yang mereka pilih bukan hanya sebagai tempat untuk berlibur melainkan juga sebagai tempat untuk mendapatkan pelajaran. Tingkat pendidikan yang lebih tinggi mempengaruhi cara pandang wisatawan terhadap budaya yang berbeda. Mereka akan mempelajari dan juga sangat mengapresiasi setiap perbedaan kebudayaan yang mereka temui. Di desa Sibetan misalnya, mereka mendapat kesempatan untuk belajar tentang budidaya salak, pembuatan wine dari salak dan pelajaran-pelajaran lain mengenai gaya hidup masyarakat yang mungkin mereka dapatkan. Jenis pekerjaan yang dimiliki wisatawan mempengaruhi tingkat penghasilan wisatawan sehingga hal itu mempengaruhi wisatawan dalam memilih jenis wisata yang akan dilakukan.
Berdasarkan perkerjaan wisatawan yang berkunjung dari total 71 wisatawan pada tahun 2014 hanya terdapat tiga jenis pekerjaan, yaitu wisatawan yang memiliki jenis pekerjaan di bidang swasta/publik sebesar 45 orang (63,4%). Jenis pekerjaan swasta / publik yang dimaksud adalah pekerjaan sebagai karyawan di perusahaan maupun pemilik perusahaan itu sendiri. Jenis pekerjaan terdiri dari dosen, guru, staf kantor universitas, dan juga teknisi.
Kemudian sebesar 28,1% wisatawan yang mengunjungi Desa Ekowisata Pelaga adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan sarjana maupun magister.
Mahasiswa memanfaatkan waktu liburan mereka, namun ada juga yang datang dalam masa kuliah dengan tujuan penelitian lapangan Wisatawan yang bekerja pada pemerintahan hanya sebanyak 6 orang atau sebesar 8,4 % pada tahun 2014.
Motivasi Wisatawan
Untuk mengetahui motivasi kunjungan wisatawan ekowisata yang datang ke Bali, maka digunakan rekomendasi teori motivasi dari Robert Mac Intosh. Ada empat yang membentuk motivasi wisatawan dalam berkunjung yaitu physical, cultural, interpersonal, status dan prestige.
Mayoritas wisatawan ekowisata yang berkunjung ke Bali didorong oleh motivasi budaya atau cultural motivation. Sebanyak 50 orang wisatawan atau 70,4 % dari total jumlah 71 orang wisatawan ekowisata yang berkunjung. Mereka ingin mengetahui pola dan cara hidup masyarakat secara langsung. Di Desa Sibetan dan di Desa Pelaga misalnya wisatawan diijinkan untuk tinggal di rumah-rumah masyarakat, sehingga wisatawan bisa secara langsung melihat merasakan budaya Desa Sibetan mulai dari bangun pagi sampai malam hari.
Di Desa Tenganan yang meskipun di desa ini wisatawan tidak diijinkan untuk menginap, namun banyak sekali yang bisa di pelajari wisatawan mengenai budaya Bali yang unik, sebab Desa Tenganan merupakan Bali aga (masyarakat Bali asli), sehingga budaya yang mereka miliki berbeda dengan desa lain yang ada di Bali.
T
radisi megibung misalnya atau yang biasa disebut makan bersama dalam satu tempat makan. Megibung ini mempunyai makna untuk penyetaraan dan kebersamaan untuk menunjukkan bahwa di Desa Teganan Dauh Tukad tidak ada kasta dan penggolongan sosial. Wisatawan dapat menikmati secara langsung budaya tersebut. Apabila wisatawan datang pada waktu yang tepat, wisatawan juga dapat menyaksikan secara langsung proses perekrutan calon pemimpin desa yang sangat unik. Salah satunya melalui prosesi adat perang buah pisang yang di ikuti oleh teruna Desa Adat Tengana Dauh Tukad, yang tujuannya untuk mencari calon pemimipin dan calon wakil pemimpin. Pada tanggal yang ditentukan oleh budaya setempat juga digelar tradisi unik yaitu perang pandan yang dilakukan untuk menghormati Dewa IndraJurnal IPTA ISSN : 2338-8633 Vol. 3 No. 1, 2015
21 atau Dewa Perang. Tradisi ini sangat unik
dimana dua pasang pemuda desa akan bertarung diatas panggung dan saling menyayat dengan menggunakan duri-duri pandan. Meskipun sayatan tersebut akan menimbulkan luka, namun mereka sudah memiliki obat antiseptik dari bahan umbi-umbian yang akan diolesi pada semua luka hingga mengering dan sembuh dalam beberapa hari. Tradisi tetap dilakukan sebagai latihan perang rutin dan agar warga memiliki kondisi fisik serta mental yang kuat.
Wisatawan ekowisata lain yang berkunjung ke Bali didorong oleh motivasi fisik atau physical motivation yaitu untuk melepaskan kelelahan fisik sebanyak 21 orang wisatawan atau 29,6 %. Wisatawan yang didorong oleh motivasi ini menyebutkan mereka memilih kegiatan ekowisata untuk menikmati liburan dan melepaskan penat dari kesibukan kerja. Mereka memili ekowisata dikarenakan mereka ingin mengetahui dan melihat Bali yang sesungguhnya. Mereka juga menyebutkan bahwa mereka ingin benar-benar merasakan jenis wisata yang berbeda dengan yang ada ditempat asal mereka, karena mereka bisa menikmati keindahan alam Bali yang masih natural.
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan
1. Secara karakteristik geografi Negara-negara asal wistawan yang pernah melakukan kunjungan wisata ke Desa Pelaga, Desa Tenganan, dan Desa Kiadan adalah : Amerika Serikat, Australia, Thailand, Jepang, German, Canada, Belanda, Inggris, Perancis, Norwegia, Belgia, Filipina, Italia, Singapura, Malaysia, Kamboja, China,Polandia, Timorleste, Finlandia, Korea.
2. Secara Demografi wisatawan yang paling banyak berkunjung adalah wisatawan laki-laki sebesar 52,2 % dan pada usia antara 20 sampai 30 yaitu sebesar 23,9%. Wisatawan ekowisata yang berkunjung ke Bali jika dilihat dari tingkat pendidikannya merupakan lulusan universitas ataupun mahasiswa yang sedang duduk di bangku kuliah. Tingkat pendidikan tersebut sangat mempengaruhi tujuan dan juga motivasi perjalanan wisatawan. Destinasi yang mereka pilih bukan hanya sebagai tempat untuk berlibur melainkan juga sebagai
tempat untuk mendapatkan pelajaran. Berdasarkan perkerjaan wisatawan yang berkunjung dari total 71 wisatawan pada tahun 2014 hanya terdapat tiga jenis pekerjaan, yaitu wisatawan yang memiliki jenis pekerjaan di bidang swasta/publik sebesar 45 orang (63,4%), kemudian sebesar 20% wisatawan yang mengunjungi Desa Ekowisata Pelaga adalah mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan dan wisatawan yang bekerja pada pemerintahan hanya sebesar 8,4 % pada tahun 2014
3. Mayoritas wisatawan ekowisata yang berkunjung ke Bali didorong oleh motivasi budaya atau cultural motivation. Sebanyak 50 orang wisatawan atau 70,4 % dari total jumlah 71 orang wisatawan ekowisata yang berkunjung. Mereka ingin mengetahui pola dan cara hidup masyarakat secara langsung. Wisatawan ekowisata lain yang berkunjung ke Bali didorong oleh motivasi fisik atau physical motivation yaitu untuk melepaskan kelelahan fisik yang disebabkan oleh pekerjaan sebanyak 21 orang wisatawan atau 29,6 %.
Saran
1. Menjadikan karakteristik dan motivasi wisatawan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahan, lembaga maupun institusi yang ingin mengembangkan desa ekowisata.
2. Meningkatkan kegiatan promosi khususnya kepada JED, dengan mempertimbangkan karakteristik dan motivasi wisatawan. Sehingga jumlah kunjungan wisatawan dapat meningkat. 3. Menjadikan hasil penelitian ini sebagai
bahan acuan untuk dilanjutkan oleh mahasiswa pada penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA
Damanik, A. (2006). Perencanaan Ekowisata Dari Teori Ke Aplikasi .Yogyakarta : Penerbit Andi.
Peraturan Daerah Provinsi Bali (2012).
Sugiono. (2009). Metode Penelitian
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R &D. Bandung: Alfa Beta.
Suwena I Ketut, I. G. (2010). PengetahuanDasar Ilmu Pariwisata. Denpasar: Udayana University Press.