• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMANFAATAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUARPANTS BERDASARKAN GOLONGAN SOSIAL (Studi Pada Anak-anak SD/MI di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMANFAATAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUARPANTS BERDASARKAN GOLONGAN SOSIAL (Studi Pada Anak-anak SD/MI di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUARPANTS BERDASARKAN GOLONGAN SOSIAL

(Studi Pada Anak-anak SD/MI di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

SKRIPSI

Oleh IMAM FAISAL NIM : 07220131

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

(2)

PEMANFAATAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUARPANTS BERDASARKAN GOLONGAN SOSIAL

(Studi Pada Anak-anak SD/MI di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh IMAM FAISAL

NIM: 07220131

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADYAH MALANG

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI

Nama : Imam Faisal NIM : 07220131

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Judul Skripsi : PEMANFAATAN FILM ANIMASI SPONGEBOB

SQUARPANTS BERDASARKAN GOLONGAN SOSIAL (Studi Pada

Anak-anak SD/MI di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

Disetujui,

Pembimbing I

Dra. Frida Kusumastuti

Pembimbing II

Joko Susilo, S.sos. M.si

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Nama : Imam Faisal NIM : 07220131 Konsentrasi : Audio Visual

Judul Skripsi : PEMANFAATAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUARPANTS BERDASARKAN GOLONGAN SOSIAL (Studi Pada Anak-anak SD/MI di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

Telah dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang Dan dinyatakan LULUS

Pada Hari : Sabtu

(5)

PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Imam Faisal

Tempat, tanggal lahir : Blitar, 03 Juli 1989 Nomor Induk Mahasiswa : 07220131

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Jurusan : Ilmu Komunikasi

Menyatakan bahwa karya ilmiah (skripsi) dengan judul :

PEMANFAATAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUARPANTS

BERDASARKAN GOLONGAN SOSIAL (Studi Pada Anak-anak SD/MI di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

Adalah bukan karya tulis ilmiah (skripsi) orang lain, baik sebagian ataupun seluruhnya, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah saya sebutkan sumbernya dengan benar.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar – benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Malang, 27 April 2013 Yang Menyatakan,

(6)

BERITA ACARA BIMBINGAN SKRIPSI

1. Nama : Imam Faisal 2. NIM : 07220131

3. Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 4. Jurusan : Ilmu Komunikasi

5. Konsentrasi : Audio Visual

6. Judul Skripsi : PEMANFAATAN FILM ANIMASI SPONGEBOB SQUARPANTS BERDASARKAN GOLONGAN SOSIAL (Studi Pada Anak-anak SD/MI di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)

7. Pembimbing : 1. Dra. Frida Kusumastuti, M.si 2. Joko susilo, S.sos, M.si 8. Kronologi Bimbingan

Malang, 17 April 2013 Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

(7)

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim

Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT serta sholawat dan salam saya haturkan pada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, atas terselesaikannya tugas akhir ini. Dengan perjuangan keras akhirnya saya dapat menuntaskan studi di Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang.

Dengan terselesaikannya Skripsi saya yang berjudul “Pemanfaatan Film Animasi SpongeBob SquarPants Berdasarkan Perbedaan Golongan Sosial (Studi Pada Anak-anak SD di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar)”, maka selesai sudah masa studi Strata 1 saya. Walaupun masih terdapat Banyak kekurangan pada penelitian yang saya lakukan, Insyaallah skripsi ini menjadikan acuan saya guna mengembangkan terus keilmuan saya di bidang komunikasi.

Saya tertarik untuk meneliti anak-anak penngemar acara televisi yang bergenre film animasi yaitu SpongeBob SquarPants, yang merupakan Salah satu film animasi yang digemari anak-anak di indonesia, karena Seiring dengan perkembangan waktu film ini dinilai tidak baik dikonsumsi oleh publik, khususnya anak-anak. Akan tetapi penelitian tentang acara televisi tidak akan lengkap tanpa menggali bukti-bukti yang ada dalam penelitian terhadap penonton.

(8)

aktivitas menonton film SpongeBob SquarPants ini mereka gunakan untuk membentuk komunitas bermain, media belajar dan pembentukan mood.

Dengan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu baik langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan untuk :

1. Bapak Dr. Wahyudi, M.si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Bapak Nurudin, S.sos. M.si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang

3. Ibu Dra. Frida Kusumastuti selaku Dosen pembimbing yang sudah mau meluangkan waktu dan sabar memberikan arahan dan masukan guna menyempurnakan skripsi ini.

4. Bapak Joko Susilo, S.sos. M.si, selaku Dosen pembimbing yang sudah mau meluangkan waktu untuk membimbing serta memberikan pengarahan dengan teliti dan terima kasih juga atas wejangan sedikit namun sangat berarti tentang Aqidah agama.

5. Bapak dan Ibu dosen yang sudah meluangkan waktu untuk mendengar sekaligus memberi semangat bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi. 6. Terkhusus untuk Almarhum bapak dan ibu, Alhamdulillah amanah kalian

berdua satu langkah sudah hampir selsesai. Semoga skripsi ini bisa menjadi awal langkah anakmu selanjutnya guna menjadi anak yang berhasil dan berbakti kepada kalian berdua serta bisa membuat bapak dan ibu bangga disana.

7. Mas Ali, Mas Kholek, Mas Rofik, Mbak win dan seluruh keluargaku terimakasih atas dukungan baik moril maupun materiil serta kepercayaan yang kalian berikan kepada adikmu ini sehingga bisa menyelesaiakn kuliah S1.

8. Sahabat-sahabatku kos tirto 67, terimakasih telah memberi dukungan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini. Kalian semua memang keluarga baruku yang cukup hangat.

(9)

Semoga Allah SWT berkenan menerima amal baik yang telah mereka berikan kepada saya. Akhir kata penulis sadar bahwa dalam penulisan ini jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan, agar dimasa yang akan datang penulis bisa menjadi lebih baik lagi dalam berkarya. Penulis nerharap skripsi ini dapat membawa manfaat bagi khasanah ilmu pengetahuan.

Malang, 27 April 2013 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan Ujian Skripsi ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Lembar Pernyataan Orisinalitas... iii

Lembar Berita Acara Bimbingan Skripsi ... iv

Abstaksi ... v

Kata Pengantar ... vii

Daftar Isi ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Kegunaan Penelitian ... 8

E. Tinjauan Pustaka ... 9

E.1 Definisi Komunikasi Massa ... 9

E.2 Film Sebagai Media Komunikasi Massa ... 13

E.3 Film Animasi ... 16

E.4 Golongan Sosial ... 20

E.5 Kategori Sosial ... 24

E.6 Kelompok sosial ... 25

E.7 Teori Uses and Gratification ... 28

E.8 NEnt (Need for Entertainment) ... 29

F. Fokus Penelitian ... 29

G. Metode Penelitian ... 30

G.1 Pendekatan ... 30

G.2 Subjek Penelitian ... 30

G.3 Teknik Pengumpulan Data ... 32

G.4 Analisis Data ... 33

(11)

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN ... 36

A. Sinopsis Film Animasi SpongeBob SquarPants ... 36

B. Deskripsi Tokoh Dalam Film SpongeBob SquarPants ... 38

C. Apresiasi Terhadap Film SpongeBob SquarPants ... 42

D. Tentang Stephen Hillenburg ... 44

E. Dunia Bermain Anak-anak Desa Bacem ... 46

BAB III PENYAJIAN DAN ANALISA DATA ... 50

A. Deskripsi Subjek Penelitian ... 50

B. Kebutuhan Individu Akan Hiburan ... 53

C. Pemanfaatan Film Animasi SpongeBob SquarPants oleh Anak-anak Berdasarkan Golongan Sosial ... 57

C1. Acara Film Animasi SpongeBob SquarPants Sebagai Pemenuh Hasrat Akan Hiburan. ... 57

C2. Membangun Koneksi dengan Acara dan Tokoh Dalam Film Animasi SpongeBob SquarPants ... 61

C3. Kegunaan Sosial dan Pembangunan Komunitas ... 66

C4. Keuntungan Informasional ... 71

BAB IV PENUTUP ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 78

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro, dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi SuatuPengantar. Remaja Rosdakarya : Bandung.

Bungin, Burhan, S.sos, M.si, 2011. Sosiologi Komunikasi. Kencana : Jakarta Effendy, Onong Uchjana. 2000. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Remaja

Rosdakarya : Bandung.

Friestad, M., & Wright, P. 1994. “The persuasion knowledge model: How people cope with persuasion attempts”. Journal of Consumer Research, 1-32 Hamidi, M.Si, 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. UMM Press :

Malang.

Hidayat, Nur, dan Sutomo Dkk_2004. Sosiologi. ( tanpa Nama Penerbit ) : Blitar.

Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Kencana : ( Tanpa Nama Kota )

McQuail, Dennis. 1989. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Erlangga : Jakarta.

Muin, Idianto. 2004. Sosiologi. Erlangga. Jakarta.

Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Rosdakarya : Bandung.

Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter: Menjawab Tantangan KrisisMultidimensional. Bumi Aksara : Jakarta.

Nurudin, M.S.i. 2007. Pengantar Komunikasi Massa, PT. Raja Grafindo : Jakarta.

Pawito. 2007. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Lkis : Jogjakarta

Rahmat, Jalaludin. 2004. Psikologi Komunikasi. Remaja Karya : Bandung.

Rochmadi, Nur Wahyu, M.pd., M.si., 2003. Kewarganegaraan. Yudhistira : (Tanpa nama kota)

Rubin, A.M., & Perse, E.M. 1987. “Audience activity and soap opera involvement”. Human Communication Research. 246-248

Samani, Muchlas, dan Hariyanto. 2012. Pendidikan Karakter. Rosda Karya : Bandung. Shrum, L.J (ed). 2010. Psikologi Media Entertainment. Jalasutra : Yogyakarta.

(13)

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta : Bandung.

Winarni. 2003. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. UMM Press : Malang.

Non Buku

http://edukasi.kompasiana.com/2010/09/01/karakteristik-dan-perbedaan-individu/ di akses pada 25 juni 2012 pukul 20.15 wib

http://wikheayu.blogspot.com/2010/10/grafik-2d-dan-3d.html di akses pada 25 juni 2012 pukul 18.00 wib

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Media massa adalah alat - alat komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audiens yang luas dan heterogen. Di banding dengan jenis komunikasi lain media massa memiliki kelebihan dapat mengatasi hambatan ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas . Bentuk-bentuk dari media massa saat ini antara lain adalah surat kabar dan majalah sebagai media cetak serta radio, televisi dan internet merupakan media elektronik. Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat, terlebih media elektronik khususnya televisi.

(15)

2

masih belum mampu membedakan mana yang baik dan benar dengan begitu jelas tanpa pengawasan orang tuanya.

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai dan norma dari satu generasi ke generasi selanjutnya (Nurudin,2007:86).

(16)

3

Data Nielsen Media Januari-Maret 2008 menemukan bahwa anak menonton TV rata-rata 3 jam per hari. Dari total penonton televisi, 21% adalah anak usia 5-14 tahun. Jumlah anak yang menonton pada pagi hari (06.00-10.00) dan siang-malam hari (12.00-21.00) lebih banyak dari kelompok umur lainnya. Pada pagi hari sebagian besar anak menonton sendirian sementara pada siang hingga malam hari mereka akan menonton dengan ibu mereka berbagai tayangan yang tidak ditujukan untuk anak. (http://www.kidia.org/panduan/tahun/2010/bulan/11/tanggal/01/id/171/) Memahami perbedaan individu dalam variabel psikologi-sosial kemungkinan besar mempunyai garis lurus dalam konteks psikologi komunikasi. Hal ini berhubungan dengan apa yang peneliti klaim bahwasanya televisi itu bukan hanya bersifat menghibur tetapi televisi telah berubah format menjadi sebuah hal alamiah bagi representasi semua pengalaman. Dengan kata lain televisi disini juga digunakan untuk sarana pendidikan melalui program acaranya khususnya film animasi. Film animasi pada dasarnya didasarkan pada cerita-cerita berbau fantasi. Oleh karena itu, anak-anak sangat menyukai film animasi atau yang mereka kenal sebagai film kartun, sebab mereka menggunakannya sebagai wadah untuk berfantasi dengan gambarnya yang unik dan lucu. Fantasi bahkan menjadi unsur yang mendukung meningkatnya kreatifitas anak. Kodrat fantasi pada umumnya bersumber pada keinginan anak-anak dan kebebasan merupakan kebutuhan tertentu yang ada pada dirinya.

(17)

hujatan-4

hujatan positif dan negatif yang diberikan pada berbagai jenis film film animasi, seperti efeknya yang buruk pada audience atau nilai-nilai normatif yang dimuat didalamnya.

Film animasi SpongeBob SquarPants banyak menerima kritikan dari para pengamat yang menyebutkan bahwa didalam film animasi ini terdapat nilai-nilai yang di klaim tidak layak ditampilkan dalam sebuah adegan film animasi, khususnya yang disuguhkan bagi anak-anak. Seperti kebencian dan kemarahan Squidward, sifat malas yang ditunjukkan oleh Patrick sahabat SpongeBob, dan lain sebagainya. Setiap pembuatan film kartun selain mengedepankan unsur hiburan dan bisnis, terdapat sisipan pesan moral dari penciptanya. Ada yang jelas kelihatan, ada pula yang tersamar. Ada yang nilai kadarnya tinggi ada pula yang hanya sedikit. Adapun pesan-pesan moral yang terdapat pada film-film kartun di Indonesia antara lain : kejujuran, suka menolong, ketegasan, percaya diri, pantang menyerah, santun, ksatria, dan lain sebagainya. Maka dari itu kita tidak bisa menghindari unsur negatif film kartun (misalnya adanya tokoh-tokoh jahat) tetapi paling tidak meminimalisir dan berusaha menetralisir keadaan dengan penjelasan logis tentang prinsip keseimbangan. Seperti istilah adanya Ying dan Yang, ada baik ada buruk. Dua hal yang tak dapat terpisahkan. Beberapa contoh film kartun yang sering ditonton dan disukai anak-anak dan mengandung unsur mendidik budi pekerti, misalnya: SpongeBob ( persahabatan), Dora The Explorer ( petualangan ), Scoobe Doo ( pemberantas kejahatan ), Avatar The Legend ( perjuangan dan

(18)

5

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa pada era Globalisasi seperti saat ini, khususnya didaerah pedesaan yang masih baru mengenal teknologi seperti ditempat penelitian ini, anak-anak yang seharusnya menerima pendidikan formal maupun informal, baik itu disekolah maupun lewat sosialisasi bermain dengan teman sebayanya tergeser dengan adanya teknologi seperti televisi yang menyuguhkan tayangan-tayangan yang megharuskan anak-anak duduk terdiam didepan televisi melihat tayangan yang disukai seperti film animasi atau yang lebih mereka kenal dengan sebutan film kartun. Sehingga ada konsekuensi sosial dan konsekuensi budaya yang harus ditanggung oleh masyarakat desa Bacem khususnya anak-anak dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi yang mulai menyuguhkan berbagai macam tayangan yang menyita hampir sebagian waktu mereka.

(19)

6

menonton film animasi juga perlu diketahui karena pesan-pesan yang disampaikan agen sosialisasi berlainan dan tidak selamanya sejalan satu sama lain.

Apa yang diajarkan oleh keluarga mungkin saja berbeda dan bisa jadi bertentangan dengan yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain seperti media massa hal itu disebabkan karena pengetahuan individu terisi dengan fantasi, pemahaman, dan konsep yang lahir dari pengamatan dan pengalaman mengenai bermacam-macam hal yang berbeda dalam lingkungan individu tersebut (Idianto Mu’in, 2004 : 123).

(20)

7

Stimulus yang kita proses biasanya dipicu oleh kebutuhan untuk memenuhi motivasi tertentu atau oleh situasi disekeliling kita, secara alamiah kita akan terbimbing untuk memroses stimulus tertetentu, sekaligus membatasi atau menghilangkan stimulus yang lain. Dalam jangka waktu yang relatif pendek, kehidupan anak-anak telah ditransformasi oleh berbagai pendorong yang mudah diakses pada televisi dan radio yang bisa mengaburkan batas antara realitas dan fantasi. Antara fakta dan fiksi, dan antara hiburan dan nilai-nilai komersial.

(21)

8

Berdasarkan uraian sebelumnya, peneliti mengangkat judul “Pemanfaatan Film Animasi SpongeBob SquarPants Berdasarkan Golongan Sosial (Studi Pada Anak-anak SD/MI di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar).

B. Rumusan Masalah

Dari uraian di atas, maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana anak-anak memanfaatan film animasi SpongeBob SquarPants Berdasarkan Golongan Sosial”.

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang akan diteliti maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memahami individu dalam memanfaatkan film animasi SpongeBob SquarPants Berdasarkan Golongan Sosial.

D. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Akademis

 Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi yang

bermanfaat dan tambahan referensi bagi penelitian sejenis selanjutnya.

 Penelitian ini diharapkan mampu memberi pengetahuan mengenai

(22)

9

2. Kegunaan Praktis

 Penelitian ini diharapkan mampu menjadi cerminan bagi pihak-pihak

pertelevisian atau para seniman film animasi tentang hubungan antara acara televisi dan audien.

 Untuk memperoleh gambaran obyektivitas tentang pemanfaatan film

animasi oleh anak-anak, sehingga dapat direkomendasikan kepada orang tua agar lebih mengenal anak mereka.

E. Tinjauan Pustaka E.1. Komunikasi Massa

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris, mass communication, kependekan dari mass media communication yang artinya komunikasi menggunakan media masssa baik cetak maupun elektronik yang dihasilkan dari teknologi modern. Proses komunikasi massa juga dapat diartikan sebagai suatu proses yang melukiskan bagaimana komunikator menggunakan teknologi pembagi atau media massa secara proposional guna menyebarluaskan pengalamanya melalui jarak untuk mempengaruhi khalayak dalam jumlah yang banyak.

Biitner mengemukakan bahwa komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang(Ardianto dan Komala,2004:3).

(23)

10

Komunikasi Massa adalah sebagian ketrampilan, sebagian seni dan sebagian ilmu. Ia adalah ketrampilan dalam arti bahwa ia meliputi tehnik-tehnik fundamental tertentu yang dapat dipelajari seperti memfokuskan kamera televisi, mengoperasikan tape recorder atau mencatat ketika wawancara. Ia adalah seni dalam pengertian bahwa ia meliputi tantangan-tantangan kreatif seperti menulis skrip untuk program televisi, mengembangkan tata letak yang etis untuk iklan majalah atau menampilkan teras informasi yang memikat bagi sebuah kisah informasi. Ia adalah ilmu dalam pengertian bahwa ia meliputi prinsip-prinsip tertentu tentang bagaimana berlangsungnya komunikasi yang dapat dikukuhkan dan dipergunakan untuk membuat berbagai hal menjadi lebih baik.

(24)

11

E.1.1 Fungsi Komunikasi Massa

Nurudin dalam bukunya Pengantar Komunikasi Massa menyebutkan bahwa dalam perspektif kritis, fungsi komunikasi massa mengalami penambahan, antara lain:

E.1.1.1 Informasi

Fungsi informasi adalah faktor yang paling penting dalam komunikasi massa, dimana berita yang disajikan merupakan komponen yang paling penting untuk mengetahui fungsi informasi yang ada.

E.1.1.2. Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi dibandingkan dengan fungsi-fungsi yang lain, hal ini dikarenakan masyarakat kita menggunakan televisi sebagai media hiburan. Dimana hal ini yang menjadi pembeda dengan media cetak, media cetak biasanya tidak menempatkan hiburan pada posisi paling atas, tetapi informasi.

E.1.1.3. Persuasi

Media mempunyai fungsi untuk meyakinkan atau memengaruhi khalayak. Persuasi yang dilakukan media meliputi, mengukuhkan, atau memperkuat sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang; mengubah sikap, niali, kepercayaanseseorang; menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu; dan menawarkan etika atau system nilai tertentu.

E.1.1.4. Transmisi Budaya

(25)

12

bagi masyarakat akan berkembang masyarakat massa, dan bagi individu akan terjadi depersonalisasi sosialisasi yaitu proses sosialisasi menjadi sama bagi setiap orang, tidak terjadi kekhasan bagi setiap individu.

E.1.1.5. Mendorong Kohesi Sosial

Fungsi ini mendorong masyarakat untuk bersatu. Namun ketika media massa mempunyai fungsi untuk menciptakan integrasi sosial, di sisi lain media massa juga mempunyai peluang untuk menciptakan disintegrasi sosial. Sehingga ketika membicarakan fungsi media sebagai penyatu masyarakat, kita juga perlu membicarakan peluang munculnya permusuhan dan konflik di masyarakat akibat pemberitaan media massa.

E.1.1.6. Pengawasan

Disini komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan. Artinya tertuju pada pengumpulan dan penyebaran informasinya. Fungsi pengawasan bisa dibagi menjadi dua.

 Warning or beware surveillance ( pengawasan peringatan)

 Instrumental surveillance (pengawasan instrumental)

E.1.1.7. Korelasi

(26)

13

E.1.1.8. Pewarisan Sosial

Dalam tahap ini dijelaskan bahwasanya media massa berfungsi sebagai pendidik, baik formal maupun informal yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengatahuan, nilai, norma, prannata, dan etika dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

E.1.1.9. Melawan Kekuasaan dan Kekuatan Represif

Hal yang sering dilupakan oleh masyarakat adalah, komunikasi massa bisa menjadi sebuah alat untuk melawan kekuasaan dan kekuatan represif. Informasi memang diberikan, tapi informasi yang diungkapkan ternyata mempunyai motif-motif tertentu untuk melawan kemapanan.

E.1.1.10. Menggugat Hubungan Trikotomi

Hubungan trikotomi adalah hubungan adalah hubungan yang bertolak belakang antara tiga belah pihak, yaitu pemerintah, pers dan masyarakat. Dimana hubungan trikotomi ini dinilai kurang efektif. Disinilah komunikasi massa melalui media massa memiliki tugas penting untuk mengubah hubungan trikotomi yang tidak adil tersebut.

E.2 Film Sebagai Media Komunikasi Massa

(27)

14

medium umum dan dihargai, yang seringkali menyebarkan pesan-pesan yang dapat saja mempengaruhi dan memberikan pilihan bagi khalayak ramai dalam bentuk komunikasi yang bukan hanya melalui kata-kata melainkan juga disertai dengan peristiwa-peristiwa kongkret yang di ungkapkan dalam gambar.

Film memang salah satu media yang dirasa paling efektif untuk meyampaikan pesan karena film adalah termasuk sebagai salah satu alat atau media komunikasi. Jika dulu orang berkomunikasi dengan mepertunjukan drama, maka dengan perkembangan teknologi ada film yang kini sebagai penggantiya. Film dapat menyalurkan pesan atau makna kepada khalayak luas yang anonim (tidak saling mengenal) yang tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Film yang berbasis pada audio dan visual juga termasuk alat komunikasi massa.

Setiap media komunikasi massa mempunyai empat buah fungsi sebagai fungsi dasar sebuah komunikasi yaitu To Inform (Memberikan Informasi), To Persuate (Mempengaruhi), To Educate (Pendidikan), To Entertaint (Memberikan Hiburan) (Lasswell dalam Winarni, 2003 : 44).

(28)

15

(29)

16

merupakan medium komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi.

E.3. Film Animasi

Menurut Grierson dalam bukunya Luis Giannetti, Understanding Movies; Seventh Edition ,1996, memberikan definisi film animasi sebagai berikut : “Film animasi adalah film yang merupakan hasil pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak yang pada awal penemuannya dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian diputar sehingga muncul efek gambar bergerak”.

Animasi berasal dari bahasa latin, anima, yang artinya jiwa, hidup, nyawa dan semangat. Animasi adalah gambar dua dimensi yang seolah-olah bergerak. Animasi ialah suatu seni untuk memanipulasi gambar menjadi seolah-olah hidup dan bergerak, yang terdiri dari animasi 2 dimensi maupun 3 dimensi. Animasi 2D membuat benda seolah hidup dengan mengunakan kertas atau komputer. Animasi 3D merupakan animasi yang dibuat dengan menggunakan model seperti yang berasal dari lilin, clay, boneka/marionette dan menggunakan kamera animasi yang dapat merekam frame demi frame. Ketika gambar-gambar tersebut diproyeksikan secara berurutan dan cepat, lilin atau clay boneka atau marionette tersebut akan teihat seperti hidup dan bergerak. Animasi 3D dapat juga dibuat dengan menggunakan komputer. Proses awalnya adalah membentuk model, pemberian tekstur, warna, hingga cahaya. Kemudian model tersebut diberi kerangka, warna, hingga cahaya. Kemudian model tersebut diberi kerangka dan gerakanya dirancang satu persatu. Seluruh proses pembuatannya dari awal hingga akhir dikerjakan di komputer. Contohnya film Kungfu Panda.

(http://wikheayu.blogspot.com/2010/10/grafik-2d-dan-3d.html)

(30)

17

unik dan menarik. Gambar yang dibuat adalah didasarkan pada imajinasi sang animator. Ide-ide kreatif tersebut yang menyebabkan film animasi banyak diminati mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Film animasi sangat identik dengan kelucuan dan keunikan, baik dalam segi bentuk atau gambar dan dalam dalam segi cerita. Maka, tak jarang masyarakat cenderung memaknai sebagai film anak-anak ketimbang film orang dewasa. Pemaknaan itulah yang secara tidak langsung menjadi sebuah kekhawatiran. Dalam sajian format yang warna-warni yang lucu animasi kini ternyata tidak hanya berisi cerita khusus anak-anak, melainkan beberapa dari film tersebut seharusnya di khususkan bagi orang dewasa contohnya berupa penyajian adegan kekerasan, cerita percintaan dan lain sebagianya.

Walau animasi adalah film yang disajikan dalam bentuk ilusi gambar bergerak dan bukan diperankan oleh tokoh manusia secara nyata, tetap saja ia adalah film yang disajikan untuk masyarakat dimana film merupakan salah satu media komunikasi massa yang berfungsi untuk memberikan informasi, mempengaruhi, sebagai media pendidikan dan sarana hiburan. Jadi, walau format sebuah film animasi merupakan penyajian gambar-gambar fiktif, di dalamnya tidak luput akan siratan pesan yang disampaikan kepada khalayak luas atau audience yang menontonnya.

(31)

18

1. Stop Motion

Disebut juga frame by frame. Tehnik animasi ini akan membuat objek seakan bergerak. Objek bisa bergerak karena mempunyai banyak frame yang dijalankan secara berurutan.

2. Cell Animation

Dulunya cell animation merupakan gambar berurutan dibanyak halaman yang dijalankan. Animasi tradisional bisa disebut juga animasi klasik atau animasi hand-draw. Cell animation merupakan animasi tertua dan merupakan bentuk animasi yang paling populer.

3. Time-Lapse

Setiap frame akan di capture dengan kecepatan yang lebih rendah dari pada kecepatan ketika frame dimainkan. Contohnya : gerakan bunga yang terlihat ketika mekar, pergerakan matahari yang terlihat dari terbit sampai tenggelamnya, dan lain sebagainya.

4. Claymation

Claymation dulunya disebut dengan clay animation dan merupakan salah satu bentuk dari stop motion animation.

5. Cut-out Animation

(32)

19

E.3.1 Film Animasi Sebagai Media Pembelajaran di Rumah

Film animasi atau kartun sebagai media hiburan sampai sekarang masih mendapat tempat di hati para pecinta atau penggemarnya. Penggemar film jenis ini tidak memandang usia, meskipun film jenis ini kebanyakan untuk konsumsi anak-anak. Ada juga film kartun untuk usia remaja dan dewasa. Yang membedakan film kartun anak-anak dengan film kartun dewasa adalah pada penokohan, tema cerita dan amanat atau pesan.

Film yang sampai saat ini masih didominasi produsen Jepang dan Amerika Serikat ini selain mengandung unsur hiburan juga mengandung unsur pendidikan, meskipun kadang terselip unsur permusuhan dan kekerasan. Dua hal yang senantiasa kita hindarkan pengaruhnya bagi anak-anak.

Anak-anak sebagai konsumen terbesar film kartun jika kita biarkan bebas biasanya saking cintanya pada film ini bahkan sampai melupakan sebagian besar waktunya untuk belajar dan membantu bekerja. Jika kita melarang mereka menonton sepertinya ini terlalu ekstrim. Yang lebih memprihatinkan setelah usai menonton film ini mereka tidak dapat menangkap pesan moral dari film tersebut, yang membekas di benak mereka justru unsur negatifnya saja. Misalnya tokoh jagoannya, aksi pukul, bicara kasar/keras, pertengkaran dan kekerasan lainnya yang dikemas secara lucu dan menggelikan.Tak jarang mereka menirukan aksi-aksi tokoh kartunnya.

(33)

20

begitu selain film kartun sebagai media hiburan dan tontonan namun juga sebagai tuntunan dan media pembelajaran budi pekerti anak-anak kita di rumah.

E.4. Golongan Sosial

Sejak manusia hidup dalam masyarakat dan selama dalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai baik berupa benda ekononis (kekayaan), kekuasaan, keturunan, ilmu pengetahuan dan lain sebagainya. Maka sesuatu yang dihargai tersebut akan menjadi bibit timbulnya sistem penggolongan sosial dalam masyarakat. Aristoteles selalu menyatakan bahwa dalam setiap negara terdapat tiga unsur golongan. Yakni orang kaya sekali, orang melarat dan orang yang berada ditengahnya.

(34)

21

E.4.1. Pengertian Golongan Sosial

Secara teoritis manusia sama derajatnya, tetapi dalam kenyataan hidup di masyarakat ada penghargaan yang berbeda terhadap sekelompok manusia berdasarkan kelebihan yang dimiliki seperti: kekayaan, kekuasaan, pendidikan dan keturunan. Adanya penilaian yang berbeda ini menimbulkan terjadinya pengelompokan masyarakat yang selanjutnya dikenal dengan nama golongan sosial (istilah sosiologinya: stratifikasi sosial / pelapisan sosial ).

Koentjaraningrat mengartikan golongan sosial adalah kesatuan manusia yang ditandai oleh ciri-ciri tertentu dan memiliki identitas sosial serta idealisme. Ikatan identitas sosial muncul karena adanya kesadaran identitas sebagai reaksi atas pandangan pihak luar terhadap golongan sosial tersebut atau dapat pula terjadi karena golongan sosial tersebut terikat oleh suatu sistem nilai, norma dan adat istiadat tertentu.

Pitirim A. Sorokin menggunakan istilah pelapisan sosial yaitu pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat/hierarkhis. Perwujudannya dikenal dengan adanya kelas sosial tinggi (upper class) contohnya: pejabat, penguasa, dan pengusaha; kelas sosial menengah (midle class) contohnya: dosen, pegawai negeri, pengusaha kecil dan menengah; kelas

sosial rendah (lower class) contohnya: buruh, petani, dan pedagang kecil.

(35)

22

1. Ukuran Kekayaan

2. Unsur kekuasaan atau wewenang 3. Ukuran Ilmu Pengetahuan 4. Unsur kehormatan (keturunan) E.4.2.Karakteristik Golongan Sosial

Beberapa karakteristik golongan sosial/pelapisan sosial yang terjadi di dalam suatu masyarakat adalah :

1. Adanya perbedaan status dan peranan 2. Adanya pola interaksi yang berbeda

3. Adanya distribusi hak dan kewajiban

4. Adanya penggolongan yang melibatkan kelompok 5. Adanya prestise dan penghargaan

6. Adanya penggolongan yang bersifat universal

Berdasarkan karakteristik golongan sosial di atas, maka terdapat beberapa pembagian golongan sosial sebagai berikut :

1). Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Pertanian (Agraris), di dasarkan pada hak dan pola kepemilikan tanah, terbagi menjadi:

a) Golongan Atas : para pemilik tanah pertanian dan pekarang untuk rumah tinggal (penduduk inti).

b) Golongan Menengah: para pemilik tanah pekarangan dan rumah tapi tidak memiliki tanah pertanian (kuli gendul).

(36)

23

2). Sistem Golongan Sosial pada Masyarakat Feodal, di dasarkan pada hubungan kekerabatan dengan raja/kepala pemerintahan, terbagi menjadi:

a) Golongan Atas : kaum kerabat raja atau bangsawan. b) Golongan Menegah : rakyat biasa (kawula).

3). Sistem Golongan Sosial pada Masa Pemerintahan Kolonial, meliputi

a) Golongan Eropa, merupakan lapisan atas, terdiri orang Belanda, Eropa, Jepang .

b) Golongan Timur Asing, merupakan lapisan menengah, tediri keturunan China dan Arab.

c) Golongan Bumi Putera, merupakan lapisan bawah, tediri dari pribumi atau bangsa Indonesia asli.

4). Sistem Golongan Sosial dalam Masyarakat Industri, meliputi :

a) Golongan teratas terdiri para pengusaha besar atau pemilik modal, direktur, komisaris.

b) Golongan menengah atau madya terdiri dari tenaga ahli dan karyawan. c) Golongan bawah seperti buruh kasar, pekerja setengah terampil, pekerja

sektor informal (pembantu).

(37)

24

Berdasarkan bidang ekonomi, penggolongan masyarakat dibedakan menjadi :

1). Penggolongan masyarakat berdasarkan atas kepemilikan harta, yang terdiri tigagolongan, yaitu:

a) Golongan atas yang terdiri orang-orang kaya.

b) Golongan menengah terdiri orang-orang yang sudah dapat mencukupikebutuhan pokoknya.

c) Golongan bawah yang terdiri orang-orang miskin.

2). Penggolongan masyarakat berdasarkan profesi / mata pencaharian, yang terdirienam golongan, yaitu:

a) Golongan elite, yaitu orang-orang kaya, yang punya kedudukan/pekerjaan terpandang.

b) Golongan profesional, yaitu mereka yang bergelar sarjana dan yang berhasil dalam dunia profesinya.

c) Golongan semi professional, yang terdiri pedagang, teknisi, pegawai kantor.

d) Golongan tenaga trampil, seperti tukang cukur, pekerja pabrik, juru tulis. e) Tenaga semi terlatih, seperti sopir, pelayan restoran.

f) Tenaga tidak terlatih, seperti pembantu rumah tangga, tukang kebun.

E.5. Kategori Sosial

(38)

manusia-25

manusia tersebut. Dalam kategori sosial tidak terikat oleh unsur adat istiadat, sistem norma, sistem nilai tertentu, tidak memiliki identitas, tidak memiliki lokasi, tidak mempunyai organisasi, dan tidak memiliki pemimpin.

Dalam masyarakat suatu negara melalui ketentuan hukum yang berlaku ada kategori warga berdasarkan kelompok umur seperti kategori warga di atas umur 18 tahun dan kategori untuk membedakan warga negara yang telah memiliki hak pilih dengan warga negara yang tidak memiliki hak pilih dalam pemilu. Contoh lain ada kategori orang yang memiliki mobil dan ada kategori orang yang tidak memiliki mobil dengan maksud untuk menentukan warga masyarakat yang harus membayar dan yang tidak membayar pajak kendaraan.

Kategori sosial didefinisikan sebagai pembagian anggota masyarakat ke dalam suatu hierarki status kelas yang berbeda sehingga para anggota setiap kelas secara relatif mempunyai status yang sama, dan para anggota kelas lainnya mempunyai status yang lebih tinggi atau lebih rendah. Kategori kelas sosial biasanya disusun dalam hierarki, yang berkisar dari status yang rendah sampai yang tinggi. Dengan demikian, para anggota kelas sosial tertentu merasa para anggota kelas sosial lainnya mempunyai status yang lebih tinggi maupun lebih rendah dari pada mereka.

E.6. Kelompok Sosial

(39)

26

Kesatuan manusia yang hidup bersama disebut kelompok sosial harus memenuhi kriteria :

a. Adanya kesadaran setiap kelompok bahwa dirinya merupakan bagian dari kelompok tersebut.

 Terdapat hubungan timbal balik (interaksi) antar anggota kelompok

 Memiliki struktur, kaidah, dan pola perilaku tertentu.

 Memiliki suatu sistem dan proses tertentu.

 Adanya faktor pengikat yang dimiliki anggota-anggota kelompok, seperti

persamaan nasib, kepentingan tujuan, ideologi politik dll.

b. Jenis-Jenis Kelompok Sosial

Jenis-jenis kelompok sosial dalam masyarakat dapat dikelompokkan sebagai berikut:

 Berdasarkan Identifikasi Diri, dikenal adanya in group dan out group.In

(40)

27

 Berdasarkan hubungan kedekatan anggota, teridentifikasi adanya

kelompok primer (primary group). Menurut Charles Horton Cooley kelompok primer/primary group adalah kelompok sosial yang paling sederhana, anggotanya saling mengenal, serta terdapat kerjasama yang erat dan bersifat pribadi, interaksi sosial berlangsung secara tatap muka (face to face), Contohnya: keluarga, kelompok bermain, klik/clique.

 Berdasarkan hubungan familistik (sifat kekeluargaan), dikenal adanya

paguyuban (Gemeinschaft). Ferdinand Tonnies mengataakan bahwa paguyuban (gemeinscaft) adalah bentuk kehidupan hubungan batin yang murni terikat oleh hubungan batin yang kekal berdasarkan rasa cinta dan rasa persatuan batin. Contohnya: kelompok kekerabatan, rukun tetangga/RT.

 Berdasarkan sifat organisasi, terdapat informal group. Informal group

adalah kelompok yang tidak memiliki struktur/organisasi tertentu, kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk berdasarkan pertemuan yang berulangkali. Contohnya: kelompok arisan, kelompok belajar, klik/clique.

 Berdasarkan keanggotaan, terdapat adanya kelompok membership group

(41)

28

dalam anggota kelompok tersebut untuk membentuk kepribadiannya dalam berperilaku. Contohnya; seseorang yang gagal menjadi mahasiswa UI tetapi ia tetap bertingkah laku seperti mahasiswa UI.

E.7. Teori Uses and Gratification

Teori ini dicetuskan oleh Elihu Katz, Michel Gurevitch dan Hadassa Hass (1973). Teori ini berbicara tentang penggunaan dan kepuasan ini menyatakan bahwa orang-orang mempunyai kebutuhan dan kepuasan yang dapat terpenuhi dengan menggunakan (berlangganan, membaca, menonton) media massa.

Teori ini mengasumsikan khalayak itu tidak pasif, sehingga apa yang dianggap penting oleh media (misalnya diberitakan dihalaman pertama), belum tentu dianggap penting juga oleh khalayak. Menurut teori yang menganggap khalayak pasif media dengan pesan-pesanya sangat mempengaruhi perilaku khalayaknya. (Hamidi,2010 : 77)

Untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan tersebut orang lalu memilih, media apa yang hendak digunakan, kemudian juga memilih pesan apa ( acara, berita) yang akan dinikmati. Tindakan ini dilakukan karena khalayak mengaharpkan kepuasan atau terpenuhinya keinginan.

Uses and gratification muncul dari paradigma fungsionalis dalam tradisi

(42)

29

menggunakan dan memberikan respon terhadap media. Zilman membuktikan pengaruh suasana hati terhadap penggunaan media. Bahwa saat bosan, orang cenderung memilih acara yang menarik, sementara yang sedang stress memilih acara yang bisa memberikan ketenangan. Acara yang sama juga bisa saja memenuhi kebutuhan yang berbeda bagi individu yang berbda. Perbedaan kebutuhan itu berhubungan dengan kepribadian, tingkat kematangan, latar belakang dan peran sosialnya. Faktor perkembangan itu tampaknya berhubungan dengan tujuan menggunakan media. Van Evra (1990) menunjukkan bahwa anak-anak bisa jadi melihat televisi untuk mencari informasi sehingga akan lebih mudah untuk menerima pengaruh darinya.

E.8. NEnt (Need for Entertainment)

Ialah kebutuhan individu akan hiburan, yang bisa mengaktifkan dan memfasilitasi saraf penerimaan pesan. Orang dengan NEnt tinggi, boleh jadi akan diliputi berbagai kebutuhan dan mengekspresikannya ke semua bidang kehidupan. Kecenderungan ini akan memberikan tempat bagi pesan persuasif yang berasal dari sebuah narasi fiksional, sehingga memengaruhi naluri bahwa sadarnya. F. Fokus Penelitian

(43)

30

G. Metode Penelitian G.1. Tipe dan Pendekatan

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang dilakukan untuk menjelaskan sebuah fenomena sedalam-dalamnya. Penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi, karena jika data yang terkumpul sudah mendalam dan cukup menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling yang lain.

Pendekatan kualitatif mmemiliki ciri khas penyajian datanya berbentuk narasi, cerita mendalam atau rinci dari responden hasil wawancara dan dokumentasi (Hamidi,2010 : 55)

Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia. Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan, hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan fenomena lainnya. Tujuannya adalah untuk menggambarkan pemanfaatan acara film animasi SpongeBob SquarPants oleh audien.

G.2. Subyek Penelitian

(44)

31

seperti televisi yang menyuguhkan berbagai macam acara didalamnya seperti film animasi yang banyak dikonsumsi oleh anak-anak didesa bacem.

Lincoln dan Guba (1985) mengemukakan bahwa : penentuan sampel dalam penelitian kualitatif sangat berbeda dengan penelitian kuantitatif. Penentuan sampel pada penelitian kualitatif tidak didasarkan penghitungan statistik. Sampel yang diperoleh berguna untuk mendapatkan informasi yang maksimum, bukan untuk digeneralisasikan. (Sugiyono,2008 : 394) Penentuan sampling dilakukan dengan menggunakan purposive samplinng yakni cara memilih sampel berdasarkan pada kelompok, wilayah atau sekelompok individu melalui pertimbangan tertentu dari peneliti yang diyakini dapat mewakili semua unit analisis yang ada. Pemilihan kelompok atau wilayah tertentu dilakukan setelah peneliti melakukan pengamatan atau penjajakan di lokasi penelitian. Adapaun kriteria yang dipilih oleh peneliti sebagai sampel adalah sebagai berikut :

1. Anak-Anak SD/MI di desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. karena lingkungan sosial yang menunjang dan fasilitas multimedia yang menunjang dalam pengembangan penelitian.

2. Anak-anak yang menyukai film animasi SpongeBob SquarPants. karena mereka dianggap paling tahu tentang apa yang peneliti harapkan, sehingga akan membantu dan memudahkan peneliti menjelajahi situasi sosial yang diteliti.

(45)

32

untuk memahami secara lebih mendalam hubungan antara objek dan ruang dan Kemampuan membayangkan suatu bentuk nyata dan kemudian memecahkan berbagai masalah, sehubungan dengan kemampuan ini adalah hal yang menonjol pada jenis kecerdasan visual-spasial.

G.3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang sesuai dengan pokok permasalahan adalah sebagai berikut :

1. Observasi (Observasi Partisipatif)

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dalam kegiatan sehari-hari orang yang diteliti atau yang sedang diamati. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, yaitu menonton film animasi. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.

Observasi ini dapat digolongkan menjadi empat :

a. Partisipasi Pasif, jadi dalam hal ini peneliti datang ditempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. b. Partisipasi moderat, dalam observasi ini terdapat keseimbangan antara

peneliti menjadi orang dalam dengan orang luar. Peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam beberapa kegiatan, tetapi tidak semuanya.

c. Partisipasi aktif, dalam observasi ini peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap.

(46)

33

Hal ini merupakan keterlibatan peneliti yang tertinggi terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.

(Sugiyono,2008 : 405)

2. Wawancara Mendalam ( Depth Interview)

wawancara yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam atau depth interview, di mana wawancara dilakukan secara langsung dengan nara sumber/ informan. Wawancara dapat dilakukan secara intensif agar data yang diperoleh dapat lebih berkualitas. Dalam teknik ini, informan memiliki kebebasan untuk menjawab. Sehingga agar mendapatkan data yang lengkap, mendalam, dan terbuka, peneliti harus melakukan wawancara dengan situasi yang informal dan sangat penting untuk menjalin keakraban.

Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Kriyantono, 2006:98). Menurut pendapat Denzin yang disadur oleh Kriyantono, memberikan pertanyaan yang berbeda atas informan yang satu dengan yang lain adalah hal yang memungkinkan. Namun, susunan kata dan urutan nya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap informan.

G.4. Teknik Analisa Data

(47)

34

“Melakukan analisis adalah pekerjaan yang sulit, memerlukan kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitianya. Bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda.” (Sugiyono,2008 : 427)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data di lapangan dengan model Miles and Huberman (dalam Sugiyono, 2008: 430) diantaranya yaitu :

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Semakin lama peneliti berada di lapangan, maka semakin banyak pula data yang diperoleh.Maka diperlukan adanya pencatatan dan diperlukan segera adanya analisis data dengan reduksi data. Menurut Sugiyono mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dalam mereduksi, peneliti dapat dibantu dengan menggunakan peralatan elektronik seperti computer dan dengan memberikan kode-kode pada aspek-aspek tertentu.

b. Data Display (penyajian data)

Setelah peneliti mereduksi data, langkah selanjutnya yang ditempuh adalah mendisplay data. Peneliti akan menyajikan data dengan uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Miles dan Huberman, (dalam Sugiyono, 2008:249) menyatakan “the most frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”.Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif.Dengan menggunakan data display maka diharapkan peneliti akan diberi kemudahan untuk memahami apa yang terjadi, dan merencanakan kerja selanjutnya dengan melihat apa yang telah dipahami sebelumnya.

c. Conclusion Drawing/verification

Langkah selanjutnya setelah mereduksi data dan penyajian data, langkah yang ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan pada penelitian kualitatif diharapkan dapat menjawab yang ada di rumusan masalah yang telah dirumuskan sejak awal ditambah dengan bukti-bukti atau data-data yang telah ada.

G.5. Teknik Keabsahan Data

(48)

35

referensi. Adapun jenis teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi.

Untuk pemeriksaan kesahan (validity) dan ketetapan (reliability) data, maka pengkaji menetapkan teknik penyetigaan (tringulasi). Kesahan data dalam penelitian kualitatif dimaksudkan adalah sejauh mana data yang dikumpulkan telah secara signifikan mencerminkan atau mewakili realitas atau gejala yang dikaji. Sedangkan ketetapan tersebut dengan tingkat konsistensi hasil dari penggunaan alat pengumpulan data (pawito, 2007:97).

Referensi

Dokumen terkait

Yang menyatakan luas prisma persegi yang tingginya sama dengan panjang rusuk alasnya

H 4 : Capital employed efficiency (CEE), Human capital efficiency (HCE), dan Structural capital efficiency (SCE) secara simultan berpengaruh positif terhadap Return

mengkaji perubahan pola penyebaran Benih kangkung darat kadar air media tanam arang sekam kemudian di tanam pada setiap polybag dan pertumbuhan tanaman kangkung dan

Hasil penelitian menunjukkan: (1) pengembangan tes diagnostik kesulitan belajar matematika di SD ini meliputi: studi pendahuluan, studi literatur dan hasil-hasil penelitian,

Hal yang penting dan fundamental di dalam sebuah organisasi adalah komitmen dari setiapnya yang akan sangat menentukan kemajuan dan perkembangan organisasi

Ricikan yang digunakan dalam karya komposisi karawitan ini adalah bonang panembung pelog, bonang barung pelog, bonang barung slendro dan menggunakan enam pencon

Profil Identitas Karakteristik Responden Peternak Ayam Buras Petelur Kelompok Hidayah Alam Desa Nambo Kecamatan.. Klapa Nunggal Bogor