No.23/05/75/Th.VI, 1 Mei 2012
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI APRIL 2012
; Pada bulan April 2012, NTP Provinsi Gorontalo masing-masing subsektor tercatat sebesar 91,55 untuk Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P), 111,44 untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H), 130,27 untuk Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R), 91,86 untuk Subsektor Peternakan (NTP-T) dan 105,05 untuk Subsektor Perikanan (NTN). Sedangkan NTP (NTP Umum) tercatat sebesar 102,36 yang mengalami kenaikan sebesar 0.02 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 102,34.
; Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia ada 9 (sembilan) provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100. NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai sebesar 107,40 yang diikuti Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 106,30 dan Provinsi Sulawesi Barat sebesar 104,17 serta Provinsi Maluku sebesar 104,02. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi pada Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 97,48 dan Maluku Utara sebesar 100,24. NTP nasional sebesar 104,71 mengalami kenaikan sebesar 0.03 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 104,68
; Pada April 2012, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Gorontalo sebesar 0.11 persen. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan indeks harga pada kelompok makanan jadi (0,58%), perumahan (0,13%), kesehatan (0,06%), pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,08%) dan transportasi dan komunikasi (0,40%). Sedangkan kelompak lain yang mengalami deflasi adalah bahan makanan (0,05%), dan sandang (0,10%).
Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani (dalam persentase), merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of
trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.
Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.
Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di 5 kabupaten di Provinsi Gorontalo pada April 2012, NTP secara umum mengalami kenaikan sebesar 0,02 persen dibanding bulan Maret 2012, yaitu dari 102,34menjadi102,36. Hal ini karena laju kenaikanindeks harga yang diterimapetani (0,13%) lebih cepatdaripada laju kenaikan indeks harga yang dibayar petani(0,11%).
Gambar 1. Nilai Tukar Petani Provinsi Gorontalo Januari’08-April’12
85 90 95 100 105 110 NTP
Pada periodeJanuari 2008–April 2012, NTP Provinsi Gorontalo tertinggi terjadi pada bulan September 2008 sebesar 108,43 dan terendah terjadi pada Bulan Februari 2008 sebesar 94,28.
Bila NTP April 2012dibandingkan Maret 2012, 3 (tiga)subsektor NTP-nya mengalami penurunan yaitu subsektor tanaman pangan, peternakan dan subsektor perikananmasing-masing sebesar 0,11persen, 0,41persen,dan 0,37 persen, sedangkan untuk subsektor hortikulturadan tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikansebesar 0,48 persen dan 0,06 persen.
Tabel 1.
Nilai Tukar Petani April2012 (2007=100)
Subsektor Bulan Persentase
Maret’12 April’12 Perubahan
(1) (3) (4)
1. Indeks yang Diterima (It) 131,18 131.36 0.13
2. Indeks yang Dibayar (Ib) 128,18 128.33 0.11
a. Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132,27 132.42 0.11
b. Indeks BPPBM 115,41 115.53 0.10
3. Nilai Tukar Petani (NTP) 102,34 102.36 0.02
1. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)
Berita Resmi Statistik No. 23/05/75/Th.VI, 1 Mei 2012 | 2 Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2012, secara umum indeks harga yang diterima
Berita Resmi Statistik No. 23/05/75/Th.VI, 1 Mei 2012 | 3 petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,13persen dibandingkan dengan It Maret 2012, yaitu dari 131,18menjadi131,36.Kenaikan It terjadi pada 3(tiga)subsektor yaitu subsektor tanaman pangan 0,07 persen, subsektor hortikultura 0,59 persen, tanaman perkebunan rakyat 0,74 persen.Sedangkan untuk subsektor peternakan dan perikanan mengalami penurunanmasing-masing sebesar 0,34 persen, dan 0,37 persen.
2. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)
Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Pada April 2012 secara umum indeks harga yang dibayar petani (Ib) Gorontalo naik sebesar 0,11persen bila dibandingkan Maret 2012, yaitu dari 128,18menjadi 128,33.Kenaikan Ib terjadi pada 4 (empat) subsektor, yakni subsektor tanaman pangan 0,17 persen, subsektor hortikultura 0,10persen,subsektor tanaman perkebunan rakyat0,14 persen,subsektor peternakan 0,07 persen, sedangkan subsektor perikanan mengalami penurunan sebesar0,01 persen.
3. NTP Subsektor
a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P)
Pada bulan April 2012 NTP-P terjadi penurunan sebesar 0,11 persen. Penurunan ini disebabkan laju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani (0,07%)lebih lambat dari laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani (0,17%).
Penurunanyang terjadi pada It karena penurunanpada kelompok padi sebesar 1,07persen.Komoditas yang mengalami penurunan adalah gabah kering giling, dan kacang tanah.Indeks yang dibayar (Ib) mengalami kenaikan sebesar 0,17persen, disebabkankenaikan padaindeks konsumsi rumahtangga (IKRT) dan indeks BPPBM mengalami kenaikan masing-masing sebesar 0,02 persen dan 0,06 persen.
b. Subsektor Hortikultura (NTP-H)
Pada bulan April 2012 Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTP-H) mengalami kenaikan sebesar0,48 persen, hal ini terjadi karenalaju kenaikan pada indeks harga yang diterima petani(0,59%) lebih cepat dari laju kenaikan pada indeks harga yang dibayar petani (0,10%).
Kenaikan yang terjadi pada It karena kenaikan indekspada kelompok sayur-sayuransebesar 0,64 persen, sedangkan untuk kelompok buah-buahan mengalami penurunan sebesar 0,53 persen. Komoditas sayur-sayuran yang mengalami kenaikan harga adalah cabe rawit, kacang panjang, ketimun dan terong panjang. Sementara komoditas buah-buahan yangmengalami penurunanhargaadalah pisang.
Berita Resmi Statistik No. 23/05/75/Th.VI, 1 Mei 2012 | 4
Tabel 2.
Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya April 2012 (2007=100)
Subsektor dan kelompok
Bulan Persentase
Maret
2012 2012 April Perubahan
(1) (3) (4)
1. Tanaman Pangan/Padi Palawija
a. Indeks Diterima Petani 118.44 118.52 0.07
- Padi 133.29 131.87 ‐1.07
- Palawija 111.14 111.95 0.73
b. Indeks Dibayar Petani 129.23 129.45 0.17
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 133.23 133.49 0.20
- Indeks BPPBM 113.58 113.65 0.06
c. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 91.65 91.55 ‐0.11
2. Hortikultura
a. Indeks Diterima Petani 142.68 143.51 0.59
- Sayur-sayuran 145.47 146.41 0.64
- Buah-buahan 103.27 102.72 ‐0.53
b. Indeks Dibayar Petani 128.64 128.78 0.10
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.29 132.39 0.08
- Indeks BPPBM 114.31 114.56 0.22
c. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 110.91 111.44 0.48
3. Tanaman Perkebunan Rakyat
a. Indeks Diterima Petani 162.13 163.33 0.74
- Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) 162.13 163.33 0.74
b. Indeks Dibayar Petani 125.20 125.38 0.14
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 130.42 130.62 0.16
- Indeks BPPBM 111.73 111.84 0.10
c. Nilai Tukar Petani (NTP-R) 129.50 130.27 0.60
4. Peternakan
a. Indeks Diterima Petani 118.69 118.29 ‐0.34
- Ternak Besar 112.64 112.16 ‐0.43
- Ternak Kecil 93.78 93.78 0.00
- Unggas 145.17 144.57 ‐0.41
- Hasil Ternak 131.04 130.75 ‐0.22
b. Indeks Dibayar Petani 128.69 128.78 0.07
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 132.42 132.55 0.10
- Indeks BPPBM 121.08 121.08 0.00
c. Nilai Tukar Petani (NTP-T) 92.23 91.86 ‐0.41
5. Perikanan
a. Indeks Diterima Petani 134.40 133.90 ‐0.37
- Penangkapan 132.66 132.05 ‐0.47
- Budidaya 141.67 141.67 0.00
b. Indeks Dibayar Petani 127.47 127.46 ‐0.01
- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 131.43 131.33 ‐0.07
- Indeks BPPBM 119.76 119.92 0.14
Berita Resmi Statistik No. 23/05/75/Th.VI, 1 Mei 2012 | 5 c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-R)
Pada bulan April 2012 NTP-R mengalami kenaikanindeks sebesar 0,60 persen atau naikdari 129,50menjadi 130,27.Hal ini karena pada indeks yang diterima petani (0,74%)lebih cepatdaripada indeks harga yang dibayar petani sebesar (0,14%).Komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah kopi biji kering, coklat biji dan kemiri.
Kenaikan yang terjadi pada Ibsebesar 0,14 persen yaitu dari 124,20pada bulan Maret2012 menjadi 125,38 pada April 2012. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) dan indeks BPPBMmengalami kenaikanmasing-masing sebesar 0,16 persen dan 0,10 persen.
d. Subsektor Peternakan (NTP-T)
NTP-T pada bulan April 2012sebesar 91,86mengalami penurunan sebesar 0,41 persen dari keadaan Maret 2012 yang tercatat 92,23.
Penurunan terjadi karena indeks harga yang diterima petani (0,34%) lebih lambat daripada indeks yang dibayar (0,07%). Penurunan yang terjadi pada Itkarena penurunan pada ternak besar, unggas dan hasil ternak mengalami penurunan sebesar 0,43 persen, 0,41 persen dan 0,22 persen. Komoditas yang mengalami penurunan adalah sapi potong, ayam, itik dan telur.
Kenaikan yang terjadi pada Ib sebesar 0,07 persen yaitu dari 128,69pada bulan Maret 2012 menjadi 128,78 pada April 2012. Kenaikan ini disebabkan karena kenaikan indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,10 persen, sedangkan indeks BPPBM tidak mengalami perubahan.
e. Subsektor Perikanan (NTN)
Pada bulan April 2012, NTN Provinsi Gorontalo sebesar 105,05 atau mengalami penurunan sebesar 0,37persen, hal ini karena laju kenaikan yang terjadi padaindeks harga yang diterima petani (-0,37%) lebih lambat dari laju kenaikan padaindeks harga yang dibayar petanisebesar (-0,01%). Komoditas yang mengalami penurunan harga adalah baronang, cakalang, kembung, layang, selar dan tuna.
4. Perbandingan antar Provinsi di Kawasan Timur Indonesia
Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia ada 9 (sembilan)provinsi yang NTP-nya berada di atas angka 100.NTP tertinggi dicapai oleh Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai sebesar 107,40 yang diikuti Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 106,30 dan Sulawesi Barat sebesar 104,17 serta Provinsi Malukusebesar 104,02. Sedangkan Nilai Tukar Petani terendah terjadi pada Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 97,48 dan Maluku Utara sebesar 100,24. NTP nasional sebesar 104,71 mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 104,68.
Berita Resmi Statistik No. 23/05/75/Th.VI, 1 Mei 2012 | 6 Tabel 3.
Nilai Tukar Petani Kawasan Timur Indonesia dan Persentase Perubahannya April 2012 (2007=100)
Provinsi IT IB NTP
Indeks % Perb Indeks % Perb Rasio % Perb
Sulawesi Tengah 134.30 0.17 137.77 0.56 97.48 ‐0.39 Maluku Utara 133.23 0.32 132.91 0.47 100.24 ‐0.15 Sulawesi Utara 135.84 0.14 133.57 0.63 101.70 ‐0.49 Gorontalo 131.36 0.13 128.33 0.11 102.36 0.02 Papua Barat 132.41 0.25 129.34 0.70 102.37 ‐0.45 Papua 134.87 0.34 131.07 0.65 102.90 ‐0.31 Maluku 143.72 0.54 138.17 0.57 104.02 ‐0.03 Sulawesi Barat 139.70 0.12 134.10 0.06 104.17 0.06 Sulawesi Tenggara 140.49 0.16 132.16 0.36 106.30 ‐0.20 Sulawesi Selatan 146.52 0.67 136.43 0.51 107.40 0.16 Nasional 143.45 0.31 137.00 0.28 104.71 0.03
5. Indek Harga Konsumen Perdesaan
Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah perdesaan. Pada April 2012, terjadi inflasi di daerah perdesaan di Provinsi Gorontalo sebesar 0,11persen. Inflasi ini disebabkan adanya kenaikan indeks harga pada 5 (lima)kelompokmakanan jadi (0,69%), perumahan (0,13%), kesehatan (0,06%), pendidikan, rekreasi dan olag raga (0,08%) dan transportasi dan komunikasi (0,35%). Sedangkan kelompok lain yang mengalami deflasi adalah bahan makanan (0, 05%), dan sandang (0,10%)
Inflasiterjadipada seluruh provinsi di kawasan timur Indonesia.Inflasi perdesaan tertinggi terjadi di Provinsi Papua Barat (0,90%), diikuti oleh Provinsi Papua (0,81%), ProvinsiSulawesi Utara(0,79%), ProvinsiMaluku (0,72%), ProvinsiSulawesi Tengah (0,68%), ProvinsiSulawesi Selatan (0,61%), ProvinsiMaluku Utara (0,59%), ProvinsiSulawesi Tenggara (0,44%), ProvinsiGorontalo (0,35%) dan ProvinsiSulawesi Barat (0,34%).
Berita Resmi Statistik No. 23/05/75/Th.VI, 1 Mei 2012 | 7 Tabel 4.
Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan (Inflasi Perdesaan) Kawasan Timur Indonesia April 2012 (2007=100)
Provinsi Makanan Bahan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan
Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi Konsumsi Rumah Tangga (Inflasi Perdesaan) Papua Barat 1.31 0.76 0.51 0.40 0.15 0.00 0.12 0.90 Papua 1.27 0.58 0.24 0.52 ‐0.01 0.23 0.01 0.81 Sulawesi Utara 1.27 0.73 0.08 0.00 0.06 0.00 0.26 0.79 Maluku 0.89 0.51 0.73 0.32 0.09 0.20 0.37 0.72 Sulawesi Tengah 0.96 0.64 0.15 0.48 0.21 0.00 0.11 0.68 Sulawesi Selatan 1.03 0.24 0.08 0.09 0.14 0.00 0.04 0.61 Maluku Utara 0.94 0.05 0.75 0.03 0.33 0.02 0.07 0.59 Sulawesi Tenggara 0.56 0.11 0.72 0.51 0.05 0.07 0.10 0.44 Gorontalo ‐0.05 0.69 0.13 ‐0.10 0.06 0.08 0.35 0.11 Sulawesi Barat ‐0.09 0.29 ‐0.22 0.18 0.06 0.00 0.34 0.04 Nasional 0.19 0.66 0.38 0.22 0.21 0.15 0.14 0.30