• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN PADA KAP YANG BERADA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN PADA KAP YANG BERADA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PROFESIONALISME

AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN

TINGKAT MATERIALITAS DALAM

PROSES PENGAUDITAN LAPORAN

KEUANGAN PADA KAP YANG BERADA

DI JAKARTA BARAT DAN JAKARTA

PUSAT

Silviana Juventa

Universitas Bina Nusantara, Jakarta, Indonesia, 02153696969, elainejap.xiuyen@gmail.com

Silviana Juventa, Armanto Witjaksono, SE., Ak., MM

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel pengabdian pada profesi,

keyakinan terhadap peraturan profesi, kemandirian, dan hubungan dengan sesama profesi

terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan

pada 7 KAP yang berada di wilayah Jakarta Barat dan 7 KAP Jakarta Pusat. Metode dalam

penelitian ini disajikan secara deskriptif, dimana hasil perhitungan tersebut menyimpulkan

hasil uji hipotesis. Hasil analisis ini berdasarkan pada jawaban responden yang diperoleh

sebanyak 112 auditor dan menunjukkan bahwa data yang digunakan di dalam penelitian ini

memenuhi uji asumsi klasik, yaitu: berdistribusi normal, terbebas dari heteroskedastisitas,

multikolonieritas, dan autokorelasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua

variabel berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas. Hanya dua

variabel yang berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas,

yaitu pengabdian pada profesi dan keyakinan terhadap peraturan profesi. Secara simultan

keempat variabel berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas, hal ini

dibuktikan dengan nilai F

hitung

12.439 > F

tabel

2.457.

Kata Kunci: profesionalisme, auditor, pertimbangan tingkat materialitas, laporan

(2)

ABSTRACT

This study was conducted to determine the influence by dedication, belief in self regulation,

autonomy demands, and professional community affiliation on the consideration of

materiality in financial statement auditing process at 7 KAP which is in the West Jakarta

and Central Jakarta KAP 7. The method presented in this study is a descriptive, where the

calculation is concluded hypothesis test results. The analysis is based on the answers of 112

respondents. Therefore the data used in this study fullfill the test of classical assumptions,

there are: normally distributed, free from heteroskedasticity, multicollinearity, and

autocorrelation. The results of this study was shown that not all variables effect significant

on the consideration of materiality. Only two variables were significantly influence the level

of materiality considerations, there are dedication and belief in self regulation. Four

variables was simultaneously influence the consideration of materiality, it was proved by the

F

count

12. 439 > F

table

2457.

Keywords: professionalism, auditors, materiality, financial statements, public accounting

firm

1.

PENDAHULUAN

Profesionalisme menjadi syarat utama bagi orang yang bekerja sebagai auditor eksternal. Gambaran seseorang yang profesional dalam profesi menurut Hall R. (1968) dicerminkan ke dalam lima variable profesionalisme, yaitu pengabdian pada profesi (dedication), kewajiban sosial (sosial obligation), kemandirian (autonomy demands), keyakinan terhadap peraturan profesi (belief in self-regulation), dan hubungan dengan sesama profesi (professional community affiliation). Agar dapat meningkatkan sikap profesionalisme didalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, hendaknya para auditor harus memiliki pengetahuan yang memadai tentang audit. Selain sikap profesionalime, auditor juga harus didukung dengan pengalaman audit yang dimiliki oleh para auditor dan dilengkapi dengan pemahaman mengenai kode etik profesi, serta pengetahuan tentang mendeteksi kekeliruan dalam mengaudit. Di dalam tugasnya, seorang akuntan publik tidak semata-mata bekerja untuk kepentingan auditee saja, melainkan juga bekerja untuk pihak lain yang berkepentingan terhadap laporan keuangan yang sudah diaudit dan akuntan publik pun juga dituntut untuk memiliki kompetensi yang memadai.

Penelitian mengenai profesionalisme auditor sebelumnya telah dilakukan oleh Febrianty (2012). Penelitian tersebut mengkaji pengaruh profesionalisme auditor terhadap pertimbangan tingkat materialitas dengan kelima variabel profesionalisme yang diungkapkan oleh Hall R. (1968). Penelitian yang dilakukan oleh Febrianty (2012) ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat profesionalisme auditor, maka akan semakin bagus juga tingkat pertimbangan materialitas laporan keuangan suatu entitas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali penelitian yang dilakukan oleh Febrianty (2012). Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta sudah cukup banyak, tetapi peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh profesionalisme auditor itu sendiri terhadap pertimbangan tingkat materialitas laporan keuangan dan pengaruh perbedaan objek penelitian pada Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di Jakarta.

2.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bersifat kuantitatif, yaitu menyampaikan hasil penelitian menggunakan angka-angka. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer , yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan oleh orang yang melakukan penelitian atau orang yang bersangkutan.

P

engumpulan data yang dilakukan oleh penulis menggunakan kuesionerke kantor akuntan publik yang berada di Jakarta khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Dilakukan beberapa pengujian pada data yang didapat untuk menyatakan bahwa data tersebut sudah layak untuk dilakukan penelitian ke tahap berikutnya. Variabel di dalam penelitian ini ada 4yaitu pengabdian pada profesi, keyakinan terhadap peraturan profesi, kemandirian, dan hubungan dengan sesama profesi. Di dalam penelitian ini keempat variabel

(3)

tersebut akan diuji pengaruhnya terhadap pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukan oleh auditor.

2.1.

Statistik Deskriptif

Di dalam penelitian ini untuk mendeskripsikan, menggambarkan, menjabarkan atau

menguraikan data penelitian, maka dibutuhkan statistik deskriptif untuk

mentransformasikan data penelitian ke dalam bentuk tabulasi agar statistika deskriptif yang dimaksud dapat dipahami dan diinterpretasikan dengan baik.

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Pengabdian pada Profesi 112 1.44 5.00 3.8010 .85231

Keyakinan terhadap Peraturan Profesi

112 1.80 5.00 3.8214 .78332

Kemandirian 112 1.00 5.00 3.6550 .95887

Hubungan dengan Sesama Profesi 112 1.00 5.00 3.8616 .88902 Pertimbangan Tingkat Materialitas 112 2.00 5.00 3.7372 .80673 Valid N (listwise) 112

2.2.

Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik adalah regresi yang datanya terbebas dari heteroskedastisitas, berdistribusi normal, serta terbebas dari multikolonieritas dan autokorelasi. Uji asumsi Klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah, uji normalitas, uji multikolinieritas, uji heterokedastisitas dan uji autokorelasi.

2.2.1.

Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lain.

Model

regresi yang baik adalah yang bersifat homokedastisitas. Untuk menguji

heteroskedastisitas di dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode

uji Glejser yang mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap

variabel independen. Nilai probabilitas signifikansi uji heterokedastisitas ini

harus di atas 5% atau tingkat signifikansi > 0,05.

Hasil uji heterokedastisitas dengan nilai signifikansi dari variabel pengabdian pada profesi (X1) sebesar 0.866,

variabel keyakinan terhadap peraturan profesi (X2) sebesar 0.931, variabel kemandirian

(X3) sebesar 0.657, dan variabel hubungan dengan sesama profesi (X4) sebesar 0.407.

Tingkat signifikansi uji heterokedastisitas keempat variabel dalam penelitian ini lebih besar dari 0.05, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas.

2.2.2.

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan variabel dependen keduanya mempunyai distribusi yang normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji normalitas yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu dengan menggunakan analisis statistik One Sample Kolmogorov-Smirnov Test yang mengusulkan untuk menemukan perbedaan terbesar (nilai absolut) antara dua fungsi komulatif, yaitu distribusi yang berasal dari data dan distribusi secara teori matematika. Tingkat signifikansi uji normalitas ini harus di atas 5% atau tingkat signifikansi > 0,05. Hasil uji normalitas melalui One Sample Kolmogorov-Smirnov Test sebesar 1.245 dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0.090 yang lebih besar dari 0.05, maka disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.

(4)

2.2.3.

Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas atau uji multikorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dapat dilihat dari Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Kriteria uji multikolonieritas yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≥ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≤ 10. Dalam penelitian ini keempat variabel memiliki nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak diketemukan adanya multikolinieritas.

2.2.4.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk menguji sebuah model regresi linear serta terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu. Untuk mendeteksi autokorelasi yang dilakukan dalam penelitian ini dapat menggunakan angka Durbin-Watson (D-W). Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 112 responden dan jumlah variabel independen yang diuji sebanyak 4 variabel. Hasil uji autokorelasi adalah sebagai berikut: nilai dL sebesar

1.619, nilai dU sebesar 1.766, nilai 4 - dU sebesar 2.234, dan nilai 4 - dL sebesar 2.381

dengan nilai Durbin-Watson sebesar 2.082. Maka disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi, karena nilai Durbin-Watson pada hasil uji autokorelasi di atas berada pada kriteria du < DW < 4 - du atau 1.766 < 2.082 < 2.234.

3.

Pengujian Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk menentukan apakah jawaban teoritis yang terkandung dalam pernyataan hipotesis didukung oleh fakta yang dikumpulkan dan dianalisis dalam proses pengujian data.Untuk menguji apakah ada pengaruh keempat variabel independen yang terdiri atas pengabdian pada profesi (X1), keyakinan terhadap peraturan profesi (X2), kemandirian

(X3), dan hubungan dengan sesama profesi (X4) terhadap pertimbangan tingkat materialitas

(Y), maka digunakan tiga cara pengujian hipotesis. Ketiga cara pengujian hipotesis tersebut terdiri atas uji regresi simultan (F Test), uji regresi parsial (t Test), dan uji koefisien determinasi (R²).

3.1.

Uji Regresi Simultan (F Test)

Pengujian hipotesis F Test bertujuan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat

(Y).Tingkat signifikansi nyata yang digunakan sebesar 5% atau sama dengan 95% derajat keyakinan. Kriteria uji regresi simultan (F Test) yang umum dipakai adalah sebagai berikut: (1) nilai signifikansi uji F < 5%, (2) quick look dengan melihat nilai Fhitung lebih besar

daripada 4, maka H0 ditolak, (3) membandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel, apabila

Fhitung > Ftabel maka H0 ditolak. hasil uji regresi simultan (F Test) di atas, terlihat bahwa nilai

Fhitung sebesar 12.439 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 2.457 dengan tingkat signifikansi F

Test sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05. Maka disimpulkan bahwa pertimbangan tingkat materialitas secara simultan atau bersama-sama dipengaruhi oleh keempat variabel independen yang dimiliki oleh auditor dalam penelitian ini.

3.2.

Uji Regresi Parsial (t Test)

Pengujian hipotesis t Test bertujuan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas (X1, X2, X3, dan X4) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

variabel terikat (Y). Tingkat signifikansi nyata yang digunakan sebesar 5% atau sama dengan 95% derajat keyakinan. Kriteria uji regresi parsial (t Test) yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya pengaruh keempat variabel independen yang tediri atas pengabdian pada profesi, keyakinan terhadap peraturan profesi, kemandirian, dan hubungan dengan sesama profesi secara parsial terhadap pertimbangan tingkat materialitas adalah

(5)

nilai signifikansi uji t < 5%. Hasil uji regresi simultan (F Test) di atas, terlihat bahwa nilai Fhitung sebesar 12.439 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 2.457 dengan tingkat signifikansi F

Test sebesar 0.000 yang lebih kecil dari 0.05. Maka disimpulkan bahwa pertimbangan tingkat materialitas secara simultan atau bersama-sama dipengaruhi oleh keempat variabel independen yang dimiliki oleh auditor dalam penelitian ini.

3.3.

Uji Koefisien Determinasi (R

2

)

Pengujian hipotesis R² bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai R Square yang digunakan di dalam penelitian ini adalah nilai R Square yang diukur dari Goodness of Fit dan dapat dibuktikan dengan menggunakan nilai R Square yang disesuaikan (Adjusted R Square) dengan kriteria: (1) Adjusted R Square yang bernilai negatif, maka penelitian tidak dapat dilanjutkan, (2) Adjusted R Square yang bernilai positif, maka penelitian dapat dilanjutkan. Hasil uji koefisien determinasi (R2) diatas, terlihat bahwa nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0.317 dengan nilai Adjusted R Square sebesar 0.292. Hal ini menunjukkan, bahwa 31.7% variasi pertimbangan tingkat materialitas (Y) dapat dijelaskan oleh variasi dari empat variabel independen yang terdiri atas pengabdian pada profesi (X1), keyakinan

terhadap peraturan profesi (X2), kemandirian (X3), dan hubungan dengan sesama profesi

(X4). Sedangkan sisanya sebesar 68.3% (dari 100% - 31.7%) dijelaskan oleh

variabel-variabel yang lain diluar variabel-variabel yang digunakan di dalam penelitian ini.

4.

HASIL DAN BAHASAN

Di dalam penelitian ini terdapat 5 hipotesis yang digunakan untuk menguji variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas yang dilakukan oleh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP) terhadap laporan keuangan suatu entitas, maka diperoleh hasil hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis pertama (H1) adalah pengabdian pada profesi berpengaruh secara signifikan

terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap variabel pengabdian pada profesi (X1)

menunjukkan nilai koefisien regresi linier berganda sebesar 0.292 dengan hasil uji regresi parsial (t Test) diperoleh nilai thitung sebesar 3.799, serta dengan tingkat signifikansi t Test

sebesar 0.000. Hal ini tentunya didukung oleh kriteria uji yang menunjukkan, bahwa variabel pengabdian pada profesi (X1) yang dimiliki oleh auditor meningkat sebesar satu satuan, maka

pertimbangan tingkat materialitas akan meningkat sebesar 0.292 satuan, thitung 3.799 > ttabel

1.982, dan memiliki tingkat signifikansi t Test 0.000 < 0.05. Maka disimpulkan bahwa H0

ditolak dan H1 diterima.

Hipotesis kedua (H2) adalah keyakinan terhadap peraturan profesi berpengaruh secara

signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap variabel keyakinan terhadap peraturan profesi (X2) menunjukkan nilai koefisien regresi linier berganda sebesar 0.317

dengan hasil uji regresi parsial (t Test) diperoleh nilai thitung sebesar 3.379, serta dengan tingkat

signifikansi t Test sebesar 0.001. Hal ini tentunya didukung oleh kriteria uji yang menunjukkan, bahwa variabel keyakinan terhadap peraturan profesi (X2) yang dimiliki oleh

auditor meningkat sebesar satu satuan, maka pertimbangan tingkat materialitas akan meningkat sebesar 0.317 satuan, thitung 3.379 > ttabel 1.982, dan memiliki tingkat signifikansi t Test 0.001 <

0.05. Maka disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H2 diterima.

Hipotesis ketiga (H3) adalah kemandirian berpengaruh secara signifikan terhadap

pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap variabel kemandirian (X3) menunjukkan nilai koefisien

regresi linier berganda sebesar 0.138 dengan hasil uji regresi parsial (t Test) diperoleh nilai thitung sebesar 1.901, serta dengan tingkat signifikansi t Test sebesar 0.060. Hal ini tentunya

didukung oleh kriteria uji yang menunjukkan, bahwa variabel kemandirian (X3) yang dimiliki

oleh auditor meningkat sebesar satu satuan, maka pertimbangan tingkat materialitas akan meningkat sebesar 0.138 satuan, thitung 1.901 < ttabel 1.982, dan memiliki tingkat signifikansi t

Test 0.060 > 0.05. Maka disimpulkan bahwa H0 diterima dan H3 ditolak.

Hipotesis keempat (H4) adalah hubungan dengan sesama profesi berpengaruh secara

signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap variabel hubungan dengan sesama profesi (X4) menunjukkan nilai koefisien regresi linier berganda sebesar 0.072 dengan

(6)

hasil uji regresi parsial (t Test) diperoleh nilai thitung sebesar 0.875, serta dengan tingkat

signifikansi t Test sebesar 0.383. Hal ini tentunya didukung oleh kriteria uji yang menunjukkan, bahwa variabel hubungan dengan sesama profesi (X4) yang dimiliki oleh auditor

meningkat sebesar satu satuan, maka pertimbangan tingkat materialitas akan meningkat sebesar 0.072 satuan, thitung 0.875 < ttabel 1.982, dan memiliki tingkat signifikansi t Test 0.383 > 0.05.

Maka disimpulkan bahwa H0 diterima dan H4 ditolak.

Hipotesis kelima (H5) adalah profesionalisme auditor yang terdiri dari empat variabel yang

terdiri atas pengabdian pada profesi, keyakinan terhadap peraturan profesi, kemandirian, dan hubungan dengan sesama profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Dari hasil uji hipotesis yang telah dilakukan terhadap pengabdian pada profesi (X1), keyakinan terhadap peraturan profesi (X2),

kemandirian (X3), dan hubungan dengan sesama profesi (X4) menunjukkan nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0.317 dengan hasil uji regresi simultan (F Test) diperoleh nilai Fhitung

sebesar 12.439, serta dengan tingkat signifikansi F Test sebesar 0.000. Hal ini tentunya didukung oleh kriteria uji yang menunjukkan, bahwa 31.7 % variasi pertimbangan tingkat materialitas (Y) dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen yang terdiri atas pengabdian pada profesi (X1), keyakinan terhadap peraturan profesi (X2), kemandirian

(X3), dan hubungan dengan sesama profesi (X4). Sedangkan sisanya sebesar 68.3 % (dari 100%

- 31.7%) dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain diluar variabel yang digunakan di dalam penelitian ini, Fhitung 12.439 > Ftabel 2.457, dan memiliki tingkat signifikansi F Test 0.000 <

0.05. Maka disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H5 diterima.

5.

SIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analis dan pembahasan pada bab 4, berikut merupakan kesimpulan dari hasil penelitian ini:

1.

Pengabdian pada profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Sinaga (2012) dan Alvina (2011). Hasil penelitian melalui kuesioner menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada KAP yang berada di Jakarta khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat menjunjung tinggi profesinya sebagai seorang auditor yang profesional.

2.

Keyakinan terhadap peraturan profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Febrianty (2012) dan Alvina (2011). Hasil penelitian melalui kuesioner menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada KAP yang berada di Jakarta khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat saling memeriksa hasil pekerjaan rekan sejawatnya sebagai bukti tingkat profesionalisme auditor yang profesional.

3.

Kemandirian tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Febrianty (2012). Hasil penelitian melalui kuesioner menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada KAP yang berada di Jakarta khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat tidak mandiri dalam memberikan pendapatnya, hal ini dikarenakan sikap mental independensi yang kurang yang seharusnya sikap mental independensi ini sudah distandarisasikan sesuai dengan ketentuan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik).

4.

Hubungan dengan sesama profesi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Febrianty (2012). Hasil penelitian melalui kuesioner menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada KAP yang berada di Jakarta khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat tidak memiliki hubungan yang erat dengan sesama profesi, hal ini dikarenakan kurangnya komunikasi antara rekan dengan sesama profesi.

5.

Profesionalisme auditor yang terdiri dari empat variabel yang terdiri atas pengabdian pada profesi, keyakinan terhadap peraturan profesi, kemandirian, dan hubungan dengan sesama profesi berpengaruh secara signifikan terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses pengauditan laporan keuangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Alvina (2011), Febrianty (2012), dan Sinaga (2012). Hasil penelitian melalui kuesioner menunjukkan bahwa auditor yang bekerja pada KAP yang berada di Jakarta khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat menjunjung tinggi profesinya

(7)

dan yakin dengan hasil pekerjaan rekan sejawatnya, walaupun tingkat independensi dalam memberikan pendapatnya di dalam laporan audit dan hubungan yang erat dengan sesama profesi kurang, tetapi pada akhirnya secara keseluruhan sangat mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas.

6.

Hasil dari penelitian ini ternyata sesuai dengan penelitian terdahulu yakni variabel pengabdian pada profesi (X1) dan variabel keyakinan terhadap peraturan profesi (X2).

7.

Hasil dari penelitian ini ternyata berbeda dengan penelitian terdahulu yakni variabel kemandirian (X3) dan variabel hubungan dengan sesama profesi (X4). Hal ini dikarenakan

perbedaan sampel yakni jumlah responden dan kelompok responden.

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan, maka ada beberapa saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya, yaitu:

1.Penelitian selanjutnya disarankan menambah variabel-variabel yang dapat mempengaruhi pertimbangan tingkat materialitas, seperti: kualitas audit, etika profesi auditor, pengalaman auditor, pengetahuan mendeteksi kekeliruan dll.

2.Untuk mendapatkan hasil yang berbeda mungkin penelitian selanjutnya dapat dilakukan pada KAP diseluruh wilayah Jakarta dan KAP yang berada di luar Jakarta, misalnya KAP yang berada di wilayah Tangerang, Bekasi, Bogor, Bandung dll.

3.Penelitian selanjutnya disarankan menambah jumlah sampel yang lebih banyak dan difokuskan ke responden yang memiliki wewenang dalam menentukan pertimbangan tingkat materialitas.

4.Berkaitan dengan hasil penelitian, maka diharapkan agar para auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik yang berada di Jakarta khususnya di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat memiliki sikap mental independensi sebagai bukti kepatuhan dan pelaksanaan SPAP (Standar Profesional Akuntan Publik), serta memiliki kemampuan komunikasi yang baik agar semakin eratnya hubungan dengan rekan sesama profesi.

REFERENSI

Alvina, N.& Suryanawa, I.K. (2011). Analisis Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Jurnal Undiksha

Arens, Elder dan Beasley (2012). Auditing and assurance service an integrated approach, Fourteenth Edition, United States: Pearson Prentice Hall.

Basri, H. (2011). Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan. Tesis S1. Universitas Hasanuddin, Makasar.

Boone, H.N.,& Boone, D.A. (2012). Analyzing Likert Data. Journal of Extension. 50 (2): 1-5.

Boynton, Johnson, dan Kell Alih Bahasa Rajoe, Gania, Budi (2002). Modern Auditing. Edisi Ketujuh, Jilid Pertama, Jakarta: Erlangga.

Brown, C.A. (2009). Order Effects and The Audit Materiality Revision Choice. The Journal of Applied Business Research. 25 (1): 21-36.

Budiaji, W. (2013). Skala Pengukuran dan Jumlah Respon Skala Likert. Jurnal Ilmu Pertanian dan Perikanan. 2 (2): 125-131.

Carifio, J.,& Perla, R.J. (2007). Ten Common Misunderstandings, Misconceptions, Persistent Myths and Urban Legends about Likert Scales and Likert Response Formats and their Antidotes. Journal of Social Sciences. 3 (3): 106-116.

Carolina, Y. (2013). An Empirical Study of Auditor Independence, Competence and Audit Tenure on Audit Quality-Evidence from North Jakarta, Indonesia. The 2nd IBSM, International Conference on Business and Mangement.

(8)

Dewi, S.P. (2012). Pengaruh Pengendalian Internal dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan SPBU Yogyakarta (Studi Kasus pada SPBU Anak Cabang Perusahaan RB. Group). Jurnal Nominal. 1 (1): 1-22.

Febriana, N.,& Suhardjo, Y. (2012). Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan Studi Empiris pada Auditor KAP di Semarang. Jurnal Solusi. 11 (4): 1-15.

Febrianty (2012). Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Audit atas Laporan Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Informasi Akuntansi (JENIUS). 2 (2): 159-200.

Gujarati, D.N.,& Porter, D.C. (2012). Dasar-dasar Ekonometrika. Edisi Kelima, Jilid Kedua, Jakarta: Salemba Empat.

Ghozali, I.H. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Herawaty, A.,& Susanto, Y.K. (2009). Pengaruh Profesionalisme, Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan, dan Etika Profesi Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. 11 (1): 13-20.

Hery. (2013). Auditing 1: Dasar-dasar Pemeriksaan Akuntansi. Jakarta: KENCANA Prenada Media Group.

Hery. (2013). Auditing (Pemeriksaan Akuntansi 1). Jakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Hizkia, B.R. (2012). Pengaruh Dimensi Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Audit Laporan Keuangan pada Kantor Akuntan Publik Berafiliasi. Tesis S1. Universitas Bina Nusantara, Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Istiarini, R.,& Sukanti. (2012) Pengaruh Sertifikasi Guru dan Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja Guru SMA Negeri 1 Sentolo Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia. 10 (1): 98-113.

Juma’h, A.H. (2009). The Implications of Materiality Concept on Accounting Practices and Decision Making. Inter Metro Business Journal. 5 (1): 22-37.

Manita, R., Lahbari, H.,& Elommal, N. (2011). The Impact of Qualitative Factors on Ethical Judgments of Materiality: An Experimental Study with Auditors. International Journal of Business. 16 (3): 231-243.

Mayangsari, S.,& Wandanarum, P. (2013). Auditing Pendekatan Sektor Publik dan Privat. Jakarta: Media Bangsa.

Mulyadi (2002). Auditing (Buku Satu). Jakarta: Salemba Empat.

Prasetyo, B.,& Jannah L.M. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Sinaga, M. (2012). Analisis Pengaruh Profesionalisme Terhadap Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Auditor Eksternal di Kota Semarang). Diponegoro Journal Of Accounting. 1 (2): 1-10.

(9)

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, D. (2014). Auditing (Pemeriksaan Akuntansi). Jakarta: CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Wahyudi, H.,& Mardiyah, A.A. (2006). Pengaruh Profesionalisme Auditor terhadap Tingkat Materialitas dalam Pemeriksaan Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi 9 Padang. Zuriah, N. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi

Aksara.

RIWAYAT PENULIS

Silviana Juventa , Jakarta, 6 September 1992. Pendidikan SI Universitas Bina Nusantara Jurusan Ilmu Akuntansi dan Keuangan pada tahun 2014.

Referensi

Dokumen terkait

TN Tanjung Puting yang ditetapkan menjadi Situs Ramsar pada tahun 2013, menjadi representasi kawasan lahan basah paling penting di Kalimantan Tengah yang berfungsi sebagai

Pada akhirnya dengan penelitian ini penulis mendapat gambaran bahwa rencana investasi tersebut layak diterima oleh perusahaan, terbukti dengan menggunakan metode Payback periode

glikolisis menjadi metabolisme oxidatif dalam hal ini terjadi peningkatan konsumsi oksigen dan apabila terdapat hipoksia maka akan timbul hypoxia-inducible factor, lalu

tidak ada tip-x jadi langsung saya kali kak. Tapi saya mengerti kalo setelah tanda “=” itu di balik pembilang dan penyebutnya. Kalau terjadi kendala seperti itu, boleh

Ikatan Motor Pos Indonesia (IMPI), atau lebih terkhusus IMPI Korwil IV Jakarta Raya selama ini telah menjadi sebuah bentuk employee relations yang dapat menjadi

Penambahan natrium benzoat, membuat jus buah naga menghasilkan mutu yang lebih baik dibandingkan dengan penambahan gula pasir sehingga jus buah naga bisa disimpan dalam

adalah dengan cara membandingkan sistem pengendalian intern penerimaan kas perusahaan dengan teori yang sudah ada. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui kelebihan

Tujuan dari penelitian yang akan dilakukan adalah: mengkaji dan menganalisis perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis, sikap siswa siswa yang menerima