• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Keterampilan Dasar Bermain Bulu Tangkis Pada Mahasiswa Universitas Abulytama. Oleh: Amiruddin*) 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengukuran Keterampilan Dasar Bermain Bulu Tangkis Pada Mahasiswa Universitas Abulytama. Oleh: Amiruddin*) 1"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pada Mahasiswa Universitas Abulytama Oleh: Amiruddin*)1

Abstrak: Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang

terkenal di dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan permainan bulutangkis tidak dipantulkan dan harus dimainkan di udara, sehingga permainan ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Abulytama dengan jumlah 31 mahasiswa leting 2010, dengan demikian keseluruhan populasi dijadikan sampel dalam penelitian. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata yang keterampilan bermain bulu tangkis mahasiswa Universitas Abulytama adalah 521,06 hal tersebut dapat dinyatakan bahwa rata-rata keterampilan mahasiswa Universitas Abulytama berada pada kategori sedang. Hasil perhitungan klasifikasi persentasi dapat diuraikan bahwa mahasiswa Universitas Abulytama yang memiliki kemampuan bemain bulu tangkis berada pada kategori sedang sebanyak 25 orang dengan persentase 80,65%, kategori kurang sebanyak 6 orang dengan persentase 19,35%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tingkat keterampilan bermain bulu tangkis mahasiswa Universitas Abulytama berada pada kategori sedang.

Kata Kunci: Keterampilan Bermain Bulu Tangkis

(2)

PENDAHULUAN

Olahraga merupakan kebutuhan manusia yang merupakan unsur pokok dan sangat berpengaruh dalam pembentukan jiwa dan jasmani yang kuat. Sebagaimana sesuai dengan semboyan Yunani Kuno yang berbunyi:

Orandum est ut sit, mens sana in corpore sana yang dapat diartikan “semoga

hendaknya, dalam badan/tubuh/raga yang kuat bersemayam jiwa yang sehat”. Sehingga setiap manusia yang sering melakukan kegiatan olahraga akan memiliki kesehatan rohani dan jasmani yang lebih baik dibanding manusia yang jarang atau tidak pernah melakukan kegiatan olahraga.

Olahraga nasional secara bersamaan dengan berbagai kejadian nasional maupun global kini juga masuk kedalam masa terpuruk dalam sejarah Indonesia pada hampir disegala penjuru venue olahraga pada tingkat internasional. Menurut Ismet Samsurizal (Komisi Litbang KONI Pusat) ini dapat disebabkan oleh perhatian dan prioritas olahraga negara lain yang lebih cepat relatif terhadap pertumbuhan olahraga Indonesia atau kombinasi dari kedua kondisi yang pada akhirnya memposisikan Indonesia pada urutan dibawah.

Mundurnya prestasi olahraga di Indonesia sepanjang 2009 adalah akibat dari salah membaca konstelasi perkembangan olahraga negara lain, dimana Indonesia salah membaca situasi dan ketinggalan informasi mengenai sistem pembinaan. Demikian hal ini diungkapkan pakar dan pemerhati olahraga Indonesia Prof. Dr. Rusli Luthan pada diskusi terbatas masyarakat olahraga Jawa Barat di Aula Redaksi Pikiran Rakyat, Jln. Soekarno-Hatta No.47 Bandung.

Rusli menyarankan, untuk menghadapi Asian Games 2010, harus ada skala priotitas pembinaan bagi cabang olahraga dan nomor yang menjadi unggulan Indonsia. Selain itu harus ada peningkatan mutu pembinaan. Salah satu cabang olahraga prestasi yang masih menjadi unggulan dan kebanggaan Indonesia adalah cabang olahraga bulutangkis atau yang biasa dikenal dengan badminton. Olahraga badminton atau bulutangkis merupakan salah satu jenis olahraga prestasi yang sangat terkenal di seluruh dunia. Walaupun asal muasal olahraga ini belum diketahui secara pasti, karena memang cikal-bakal olahraga jenis ini dimainkan dibeberapa negara.

Bulutangkis merupakan salah satu olahraga yang terkenal di dunia. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, dan pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk rekreasi juga sebagai ajang persaingan.permainan bulutangkis tidak dipantulkan dan harus dimainkan di udara, sehingga

(3)

permainan ini merupakan permainan cepat yang membutuhkan gerak reflek yang baik dan tingkat kebugaran yang tinggi (Tohar,1994)

Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang membutuhkan kemampuan fisik yang prima khususnya daya tahan tubuh secara keseluruhan, disamping menunjukkan ciri sebagai aktivitas jasmani yang memerlukan kemampuan anaerobik. Dan olahraga bulutangkis mempunyai karakteristik gerakan yang komplek dan dinamis, untuk melakukannya membutuhkan kemampuan power, baik saat memukul shuttlecock maupun menguasai lapangan. Penguasaan teknik dasar yang baik salah satu penunjang kemampuan bermain yang dapat ditingkatkan pada tahap pengembangan.

Jika disimak hanya dari aspek pelaksanaan stroke satu persatu, namun rangkaian kegiatan secara keseluruhan yang dilaksanakan dalam satu permainan. Permainan bulutangkis menunjukkan sifat sebagai cabang anaerobik-aerobik dominan. Ciri ini disimpulkan dari sifat cabang olahraga bulutangkis berdasarkan tuntutan kondisi fisik atau kesegaran jasmani (Purnama;2010).

Menurut Purmana dalam total badminton (2010) mengemukakan bahwa syarat fisik untuk menjadi pemain bulutangkis yang baik adalah:

1. Harus dapat berlari atau melenting dengan cepat ke sana ke mari;

2. Harus dapat mempertahankan irama lari cepat atau melenting selama pertandingan;

3. Harus lincah;

4. Tangannya harus kuat untuk mensemes;

5. Harus dapat mensemes beberapa puluh kali dengan kekuatan maksimum, tanpa kelelahan;

6. Harus dapat meloncat untuk mensmes

7. Seluruh otot tubuh harus kuat, terutama otot-otot kaki.

Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa dalam bermain bulu tangkis diperlukan pemain yang dapat berlari ataupun melenting dengan kata lain gesit, harus dapat mempertahankan irama lari cepat selama mengikuti pertandingan dalam bermain bulu tangkis. Berdasarkan hasil kutipan tersebut juga dapat diambil garis besar bahwa dalam bermain bulu tangkis sangat diperlukan kondisi dari seorang pemain sehingga pemain bulu tangkis tersebut bisa meraih prestasi yang baik.

Perlu di kaji bahwa dalam permian bulu tangkis keterampilan dasar yang baik sangat diperlukan agar dalam mengikuti pertandingan bulu tangkis pemainnya tidak merasa kaku dan stress selama bertanding. Permainan bulu

(4)

tangkis selain menjadi tempat bertanding, juga merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti oleh setiap mahasiswa agar memenuhi ketentuan kurikulum dalam pendidikan jasmani. Demikian halnya yang di alami oleh mahasiswa Universitas Abulytama.

Universitas Abulytama merupakan salah satu Universitas swasta tertua di Aceh yang terletak di Kabupaten Aceh Besar. Di Universtitas tersebut terdapat Prodi Penjaskesrek dalam mata kuliah di wajibkan untuk mengambil mata kuliah bulu tangkis. Selama ini permainan bulu tangkis merupakan salah satu permainan yang cukup digemari oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah tersebut. Semangatnya dapat dilihat dari keaktifannya mengikuti permainan bulu tangkis pada setiap kegiatan ekstrakulikulet di sekolah mereka pada setiap sorenya.

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, timbul ini siatif dari penulis untuk mengetahui tentang “Pengukuran Keterampilan Dasar Bermain Bulu Tangkis Pada Mahasiswa Universitas Abulytama ”

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: tingkat keterampilan bermain bulu tangkis pada mahasiswa Universitas Abulytama .

KERANGKA PEMIKIRAN Pengertian Bulutangkis

Bulutangkis termasuk salah satu cabang olahraga yang populer, tidak hanya di tanah air, juga diseluruh dunia. Sejak dipertandingkan secara resmi pada olimpiade Barcelona (1992), bulutangkis semakin populer diseluruh dunia, sehingga jumlah keanggotaan dari Federasi Bulutangkis International (IBF) dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sampai saat ini, anggota IBF ada 153 negara yang tersebar di lima benua.

Bulutangkis adalah olahraga permainan yang dilakukan dengan intesitas tinggi, sehingga olahraga atau pebulutangkis dituntut untuk dapat melakukan gerakan-gerakan eksplosif dan lincah seperti meloncat untuk smash, melenting untuk menerima bola lob dan tiba-tiba membungkuk saat menerima dropshot, dengan istirahat yang sangat singkat.

Menurut Tony (2002) bulutangkis adalah olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket dan bola dengan teknik pemukulan yang bervariasi mulai dan yang relatif lambat hingga yang sangat cepat disertai dengan gerakan tipuan. Menurut Purnama (2010) “teknik adalah suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktek dengan sebaik mungkin untuk

(5)

menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang olahraga”. Penguasaan teknik dasar dalam permainan bulutangkis merupakan salah satu unsur yang turut menentukan menang atau kalahnya suatu regu didalam suatu pertandingan di samping unsur-unsur kondisi fisik, taknik dan mental.

Dalam permainan bulutangkis teknik dasar harus dipelajari lebih dahulu guna mengembangkan mutu permainan. Bulutangkis dimainkan oleh dua regu ataupun ada juga perorangan. Mengingat permainan bulutangkis ada yang beregu, maka kerjasam antar pemain mutlak diperlukan sifat toleransi antar kawan serta saling percaya dan saling mengisi kekurangan dalam regu. Atlet untuk dapat berprestasi semaksimal mungkin, maka suatu tim harus menguasai teknik dasar permainan bulutangkis agar strategi yang diterapkan oleh pelatih akan berjalan disekitar pertandingan.

Istilah teknik adalah keterampilan khusus atau skill yang harus dikuasai oleh pemain bulutangkis dengan tujuan mengembalikan shuttlecock dengan cara sebaik-baiknya. Teknik pukulan adalah cara-cara melakukan pukulan dalam permainan bulutangkis dengan tujuan menerbangkan shuttlecock kebidang lapangan lawan. Seorang pemain bulutangkis yang baik dan berprestasi, dituntut untuk menguasai teknik-teknis pukulan dalam permainan bulutangkis. Teknik-teknik itu meliputi:

a. Pukulan Service

Pukulan service adalah pukulan dengan raket yang menerbangkan shuttlecock ke bidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka permainan. Menurut Ferry Sonneville yang dikutip Tohar (1992), melatih pukulan service dengan baik dan teratur, perlu mendapatkan perhatian yang baik dan khusus. Pukulan yang penting dan dilatih dengan baik serta teratur karena pemain yang melakukan service permainan akan mendapat angka, sehingga setiap pemain harus menguasai teknik pukulan dengan baik. Pukulan service terdiri dari:

a) Service pendek (short service)

Service pendek adalah service dengan mengarahkan shuttlecock dengan tujuan kedua sasaran yaitu kesudut titik perpotongan antara garis service depan dengan garis tengah dan garis service dengan garis tepi.

b) Service panjang (service lob/long service)

Service panjang atau sevice lob adalah service dengan cara menerbangkan shuttlecock setinggi-tingginya dan jatuh ke garis belakang bidang lapangan lawan.

(6)

Service drive adalah service dengan cara menerbangkan shuttlecock secara keras, cepat dan mendatar dan setipis mungkin melewati net dan sejajar dengan lantai.

d) Service flik (cambukan)

Service flik atau cambukan adalah service yang dilakukan dengan caara dicambukan.

b. Pukulan Lob atau Clear

Pukulan lob adalah suatu pukulan dalam permainan bulutangkis yang dilakukan dengan tujuan untuk menerbangkan shuttlecock setinggi mungkin mengarah ke belakang garis lapangan. Pukulan lob dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:

a) Overhead Lob

Pukulan lob yang dilakukan dari atas kepala dengan caa menerbangkan shuttle cock melambung kearah belakang.

b) Underhead Lob

Pukulan lob dari bawah yang berada dibawah badan dan dilambungkan tinggi ke belakang.

c. Pukulan Dropshot

Pengertian pukulan drop dalam permainan bulutngkis menurut Purnama (2012) adalah pukulan yang tepat melalui jaring dan langsung jatuh ke sisi lapangan lawan. Menurut Tohar (1992) pukulan dropshot adalah pukulan yang dilakukan dengan cara menyeberangkan shuttlecock ke daerah pihak lawan dengan menjatuhkan shuttlecock sedekat mungkin net. Pukulan dropshot dalam permainan bulutangkis sering disebut juga pukulan netting, dan cara melakukan pukulan ini, pengambilan shuttlecock pada saat mencapai titik tertinggi di atas net sehingga pemukulannya secara dipotong atau diiris. Pukulan dropshot dapat dilakukan dari mana saja baik dari belakang maupun dari depan. Pukulan dropshot dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dropshot dari atas dan dropshot dari bawah.

Pukulan dropshot dari atas ada beberapa cara melakukan yaitu: a) Pukulan Drop secara penuh.

Pukulan drop secara penuh adalah pukulan drop yang dilakukan dengan cara datangnya shuttlecock dipukul secara tegak lurus terhadap perkenaan pada raket.

(7)

Pukulan drop potong atau iris adalah pukulan yang dilakukan dengan cara menerbangkan shuttlecock ke derah lawan dengan menjatuhkan sedekat mungkin dengan net. Pukulan yang dilakukan pada saat menjelang shuttlecock tersentuh raket atau impact dengan raket.

c) Pukulan Drop secara dicambuk atau flik

Pukulan drop yang dilakukan pada saat posisi shuttlecock berada diatas kepala dan raket diraihkan setingginya untuk memukul. Pada saat impact raket tidak dipotongkan tetapi dengan lurus pergelangan tangan dicambukkan untuk memukul shuttlecock.

d. Pukulan Smash

Gerakan awal untuk pukulan smash hampir sama dengan pukulan lob. Perbedaan utama pada saat akan impact, yaitu pada pukulan lob shuttlecock diarahkan keatas, sedangkan pada pukulan smash shuttlecock diarahkan tajam curam ke bawah mengarah kebidang lapangan pihak lawan. Pukulan ini dapat dilaksanakan secara tepat apabila penerbangan shuttlecock didepan atas kepala dan diarahkan dengan ditukikkan serta diterjunkan kebawah. Pukulan smash dapat dilakukan dengan cara:

a) Smash penuh

Pukulan smash penuh adalah melakukan pukulan smash dengan mengayunkan raket, perkenaannya tegak lurus antara daun raket dengan datangnya shuttlecock sehingga pukulan itu dilakukan secara penuh.

b) Smash potong

Smash potong adalah melakukan pukulan smash pada saat perkenaan antara ayunan raket dan penerbangan shuttlecock dilakukan secara dipotong atau diiris, sehingga kecepatan shuttlecock agak kurang cepat, tetapi daya luncurnya tajam dan lebih terarah.

c) Smash melingkar (around the head smash)

Smash melingkar adalah melakukan gerakan dengan mengayunkan tangan yang memegang raket, kemudian dilingkarkan melewati diatas kepala, dilanjutkan dengan menggerakkan pergelangan dengan cara mencambukkan raket, sehingga melentingkan shuttlecock mengarah keseberang pihak lawan.

d) Smash cambukan ( flik smash)

Smash cambukan adalah melakukan pukulan smash dengan cara mengaktifkan pergelangan tangan untuk melakukan cambukan

(8)

secara ditekan ke bawah. Gerakan melakukan smash ini diawali dengan meluruskan lengan ke atas, pada saat impct ayunan lengan yang lurus sebagai gerak awal tetapi pada saat memukul, peranan yang utama bukan dari ayunan lengan atau tangan tetapi gerakan pergelangan tangan untuk dicambukkan secara dalam sehingga pergelangan tangan yang betul-betul aktif untuk menghujamkan shuttlecock ke bawah.

e) Backhand smash.

Backhand smash adalah melakukan pukulan smash yang dilakukan dengan menggunakan daun raket bagaian belakang sebagai alat pemukul. Pada saat memukul smash dengan cara ini posisi badan membelakangi net dengan mencambukkan pergelangan tangan yang diarahkan atau digerakkan menukik ke belakang.

e. Pukulan Drive atau mendatar

Pukulan drive adalah pukulan yang dilakukan dengan menerbangkan shuttle cock secara mendatar, ketinggiannya menyusur diatas net dan penerbangannya sejajar dengan lantai (Tohar, 1992).

Menurut kegunaan dan arahnya pukulan drive ini ada tiga macam yaitu:

a) Pukulan drive panjang

Pukulan drive panjang adalah pukulan drive dengan mengarahkan shuttle cock ke daerah belakang lapangan pihak lawan dan gunanya untuk mendesak posisi lawan agar tertekan ke belakang.

b) Pukulan drive setengah lapangan

Pukulan drive setengah lapangan adalah pukulan dengan tujuan menjatuhkan shuttlecock ke arah tengah bagian samping dari lapangan pihak lawan dan kegunaanya untuk menarik pihak lawan agar tertarik kesamping tengah sehingga posisi dapat tergoyahkan untuk diadakan tekanan lagi yang lebih kuat sehingga pengembaliannya akan melambung.

c) Pukulan drive pendek

Pukulan drive pendek adalah pukulan dengan mengarahkan shuttlcock jatuh sedekat mungkin dengan net di daerah lawan. f. Pengembalian service (return service)

Tujuan permainan bulutangkis yang utama adalah berusaha memukul shuttle cock secepat mungkin dan menempatkan sedemikian rupa sehingga shuttle cock sampai mengenai bagian lapangan lawan. Mengenai

(9)

keterampilan pengembalian service, ada tiga faktor yang perannya sangat penting diperhatikan yaitu kecepatan, antisipasi, dan ketepatan sasaran serta arah pukulan. Ada empat macam bentuk dan arah pengembalian service yaitu:

a) Pengembalian service secara di net

Pengembalian service secara di net dilakukan dengan cara di spin atau diputar dan shuttlecock dipotong dan ditempatkan secara didorong saja sambil diangkat melambung secara melengkung dekat dengan net sehingga jatuhnya shuttlecock tegak lurus dengan net. b) Pengembalian service secara dilambungkan ke belakang

Pengembalian service ini dilakukan dengan cara melambungkan shuttle cock ke belakang lapangan lawan ke daerah boundary line. c) Pengembalian service secara menyamping

Pengembalian service ini dengan cara menempatkan shuttlecock secara mendatar ke daerah samping sebelah kiri atau kanan dekat dengan garis samping dari pemain yang melakukan service.

d) Pengembalian service secara mengarahkan ke arah badan servisr. Pengembalian service ini dilakukan dengan cara mengarahkan shuttlecock kearah badan lawan setinggi dada lawan secara mendadak dan keras.

Return service ini adalah menerima service pendek atau short service dan bukannya service panjang karena kalau service panjang atau lob berarti pukulan yang dilakukan oleh penerima sudah merupakan pukulan diatas kepala seperti sudah dalam permainan atau rally (Tohar, 1992).

Pengertian Keterampilan Bermain Bulutangkis

Keterampilan bulutangkis adalah, macam-macam tes bulutangkis, dimana dalam keterampilan bulutangkis ini dengan menggunakan tes kecakapan bermain bulutangkis. Keterampilan bulutangkis bertujuan untuk memahami dan dapat mengevaluasi keterampilan bermain bulutangkis yang mencakup keterampilan teknik pukulan, kecakapan bermain dan bermainan menurut peraturan proses penilaian yang dilakukan.

Tes keterampilan bulutangkis ini mempunyai dua bagian yang saling berkaitan yaitu: (1) pemahaman penguasaan teori dari permainan bulutangkis, proses penilaian ini mencakup tentang perkembangan sejarah bulutangkis peraturan permainan, peraturan fasilitas alat-alat dan perlengkapan, peraturan mengikuti pertandingan, peraturan pelaksanaan kejuaraan serta aturan-aturan yang harus dipahami tentang cara melakukan

(10)

kegiatan yang berhubungan langsung dengan pemberian tugas dalam permainan bulutangkis, (2) menyangkut masalah penguasaan kecakapan yang harus dikuasai baik penguasaan teknik pukulan, pola pukulan maupun cara bermain bulutangkis (Tohar 1992).

Dalam penelitian ini tes keterampilan bermain bulutangkis menggunakan penilaian yang ke dua, yaitu menyangkut masalah kecakapan yang harus dikuasai menggunakan tes kecakapan bulutangkis sebagai bahan banding menilai bermain bulutangkis, yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kecakapan bermain bulutangkis pada pemain merupakan tes bateri yang terdiri dari empat macam item (Tohar 1992), yaitu:

1. Wally Volley

Terutama untuk mengukur ketangkasan shuttlecock dengan gerakan koordinasi yang mencakup unsure-unsur rekreasi, kelincahan, keluwesan dan kecepatan.

2. Servis Pendek

Terutama digunakan untuk mengukur ketelitian dan kecepatan seseorang dalam memilih tempat pada waktu melakukan servis pendek. 3. Servis Panjang

Juga ditujukan untuk mengukur ketelitian ketepatan shuttlecock kea rah sasaran terutama dengan pukulan panjang atau servis tinggi.

4. Clear Test

Digunakan untuk mengukur kekuatan memukul

METODE

Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskriptif masalah-masalah dalam masyarakat serta tata cara yang dilakukan dalam masyarakat, serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari fenomena-fenomena tertentu (Arikunto. 2006). Sampel dalam penelitian yaitu berjumlah 31 orang mahasiswa. Dari uraian tersebut maka penelitian ini dapat diterang sebagai penelitian deskriptif kualitatif yang mengungkapkan tentang keterampilan bermain bulu tangkis pada mahasiswa Penjaskesrek Universitas Abulyatama.

HASIL PEMBAHASAN

Bulutangkis adalah olahraga permainan yang dilakukan dengan intesitas tinggi, sehingga olahraga atau pebulutangkis dituntut untuk dapat

(11)

melakukan gerakan-gerakan eksplosif dan lincah seperti meloncat untuk smash, melenting untuk menerima bola lob dan tiba-tiba membungkuk saat menerima dropshot, dengan istirahat yang sangat singkat. Dalam permainan bulutangkis teknik dasar harus dipelajari lebih dahulu guna mengembangkan mutu permainan. Bulutangkis dimainkan oleh dua regu ataupun ada juga perorangan. Mengingat permainan bulutangkis ada yang beregu, maka kerjasam antar pemain mutlak diperlukan sifat toleransi antar kawan serta saling percaya dan saling mengisi kekurangan dalam regu. Atlet untuk dapat berprestasi semaksimal mungkin, maka suatu tim harus menguasai teknik dasar permainan bulutangkis agar strategi yang diterapkan oleh pelatih akan berjalan disekitar pertandingan.

Keterampilan bulutangkis adalah, macam-macam tes bulutangkis, dimana dalam keterampilan bulutangkis ini dengan menggunakan tes kecakapan bermain bulutangkis. Keterampilan bulutangkis bertujuan untuk memahami dan dapat mengevaluasi keterampilan bermain bulutangkis yang mencakup keterampilan teknik pukulan, kecakapan bermain dan bermainan menurut peraturan proses penilaian yang dilakukan. Tes keterampilan bulutangkis ini mempunyai dua bagian yang saling berkaitan yaitu: (1) pemahaman penguasaan teori dari permainan bulutangkis, proses penilaian ini mencakup tentang perkembangan sejarah bulutangkis peraturan permainan, peraturan fasilitas alat-alat dan perlengkapan, peraturan mengikuti pertandingan, peraturan pelaksanaan kejuaraan serta aturan-aturan yang harus dipahami tentang cara melakukan kegiatan yang berhubungan langsung dengan pemberian tugas dalam permainan bulutangkis, (2) menyangkut masalah penguasaan kecakapan yang harus dikuasai baik penguasaan teknik pukulan, pola pukulan maupun cara bermain bulutangkis (Tohar 1992).

Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata yang keterampilan bermain bulu tangkis mahasiswa Universitas Abulytama adalah 521,06 hal tersebut dapat dinyatakan bahwa rata-rata keterampilan mahasiswa Universitas Abulytama berada pada kategori sedang. Hasil perhitungan klasifikasi persentasi dapat diuraikan bahwa mahasiswa Universitas Abulytama yang memiliki kemampuan bemain bulu tangkis berada pada kategori sedang sebanyak 25 orang dengan persentase 80,65%, kategori kurang sebanyak 6 orang dengan persentase 19,35%. Dengan demikian dapat disimpulkan bawah tingkat keterampilan bermain bulu tangkis mahasiswa Universitas Abulytama berada pada kategori sedang.

(12)

PENUTUP

Sehubungan dengan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata yang keterampilan bermain bulu tangkis mahasiswa Universitas Abulytama adalah 521,06 hal tersebut dapat dinyatakan bahwa rata-rata keterampilan mahasiswa Universitas Abulytama berada pada kategori sedang.

2. Hasil perhitungan klasifikasi persentasi dapat diuraikan bahwa mahasiswa Universitas Abulytama yang memiliki kemampuan bemain bulu tangkis berada pada kategori sedang sebanyak 25 orang dengan persentase 80,65%, kategori kurang sebanyak 6 orang dengan persentase 19,35%. Dengan demikian dapat disimpulkan bawah tingkat keterampilan bermain bulu tangkis mahasiswa Universitas Abulytama berada pada kategori sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Cet. VII Jakarta. Rinneka Cipta.

Hadi, Sutrisno. 1992. Metodologi Research. Universitas Gadjah Mada Press: Yogyakarta.

Hasan, Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Jakarta. Bumi Aksara Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Chalia Indonesia. Jakarta

Purnama, Sapta Kunta. 2010. Kepelatihan Bulu Tangkis Modern.

Surakarta. Yuma Pusaka.

Sajoto, M., 1988. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik

dalam Olahraga, Semarang.

Tohar. 1994. Ilmu Kepelatihan Lanjut. Semarang: FIK UNNES

Wirjasantosa, Rata. 1984. Supervisi Pendidikan Olahraga. Jakarta. Universitas Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

memberikan prestasi belajar yang lebih baik daripada model pembelajaran konvensional dan NHT, sedangkan model pembelajaran NHT memberikan prestasi belajar yang lebih baik

Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah pemodelan pertumbuhan ekonomi di wilayah Sulawesi Barat dan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada

Penyusunan rekomendasi tindak lanjut hasil.. monev * Peningkatan kemampuan pegawai dalam mutu pelayanan #apat pembahasan hasil kinerja bulanantribulana n melalui lokmin

Pada awalnya, memang yang datang menginap hanya pasangan suami-istri yang Pada awalnya, memang yang datang menginap hanya pasangan suami-istri yang tengah berlibur ² menurut

Pada bab ini dikemukakan rencana program, kegiatan serta pendanaan Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten

Dengan kata lain, merupakan keharusan bagi Aquinas bahwa sebuah perang menjadi adil yang dimulai oleh otoritas yang sah, terlepas dari akibat tak terduga atau yang tak diharapkan,

Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Kosa kata khusus terkait dengan technology.. Peserta didik kemudian diberi

terhadap employee engagement termasuk kedalam kategori sangat baik dengan nilai persentase sebesar 84,37% dan aspek vigor memiliki persentase yang paling besar diantara