• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Berfikir Positif dengan Makna Hidup pada Pasien Penyakit Kanker di RSUD dr. Pirngadi Medan

Laili Alfita Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

Pradina Willi Fakultas Psikologi Universitas Medan Area

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan berfikir positif dengan makna hidup pada pasien penyakit kanker di RSUD Dr. Pirngadi Medan.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Teknik pengambilan data menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Skala yang digunakan adalah skala berfikir positif menurut Albrecht (1980) yang berjumlah 32 aitem, sedangkan makna hidup menurut Frankl (1992) yang berjumlah 54 aitem. Reliabilitas skala berfikir positifrbt= 0,935, reliabilitas skala makna hiduprbt = 0,928. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis korelasi Product Moment digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Dengan menggunakan SPSS versi 18,0. Hasil analisis diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara berfikir positif dengan makna hidup, dimana rxy = -0,038 ; p= 0.000< 0,010. Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini adalah berfikir positif tergolong tinggi sebab nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 112.942 lebih besar dari nilai rata-rata hipotetik yaitu 77.5 dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 9,116, sedangkan makna hidup juga tergolong tinggi sebab nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 157.134 lebih besar dari nilai rata-rata hipotetik yaitu 115 dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 15,321. Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima.

Kata Kunci: Berfikir Positif, Makna Hidup, Pasien Kanker

PENDAHULUAN

Setiyartomo (2004),

mengatakan bahwa dalam berbagai penelitian psikologis telah

menunjukkan pentingnya

kebermaknaan hidup sebagai faktor yang berpengaruh kuat terhadap kesehatan fisik, kepercayaan diri, kebahagiaan seseorang, dan kesehatan mental. Kondisi psikologis yang dialami seperti perasaan tidak berdaya, putus asa, depresi, marah dan sedih yang dapat menghilangkan tujuan dan

motivasi seseorang, dapat menghilangkan makna hidup dan dapat menghambat seseorang untuk mendapatkan kebahagiaan.

Hal ini memberikan penjelasan bahwa pasien tersebut telah menemukan makna dalam penyakitnya, mereka tahu apa yang seharusnya dilakukan dalan kondisi tersebut. Dalam kondisi sakit mereka masih mampu mengambil sikap yang positif, mengarahkan pemikirannya pada hal-hal yang positif. Sesuai dengan

(2)

penuturan Frankl yang mendukung

pernyataan ini bahwa

kebermaknaan hidup sebagai keadaan yang menunjukkan sejauh mana seseorang telah mengalami dan menghayati kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang dirinya sendiri (Frankl, 2003).

Melalui pemusatan perhatian pada aspek yang positif dari suatu keadaan atau situasi yang sedang dihadapi akan membantu individu untuk menghadapi situasi yang mengancam atau menimbulkan stress, sehingga dia mampu memberi reaksi dalam segala peristiwa yang terjadi secara positif. Orang yang berpikir positif tidak akan menilai sesuatu secara sederhana, tetapi akan memahami secara mendalam baru kemudian menetapkan penilaian, dan tidak terpengaruh oleh penilaian orang lain, tetapi selalu memikirkan lebih jauh dan mendalam kemudian mengambil keputusan. Hal ini membuat seseorang memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang lebih besar dalam menyikapi masalah, kemudian mengubahnya menjadi positif (El-Bahdal, 2010).

KAJIAN PUSTAKA

Positive thinking with the meaning of life

Frankl (2003) mengungkapkan bahwa kebermaknaan hidup adalah keadaan yang menunjukkan sejauh mana seseorang telah mengalami dan menghayati kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang dirinya sendiri.

Kemudian Hanik (2004)

menambahkan bahwa dalam kebermaknaan hidup terdapat dua arti dasar yaitu, kebermaknaan lebih merujuk pada interpretasi terhadap pengalaman atau hidup pada umumnya, dan kebermaknaan lebih merujuk pada tujuan-tujuan dan motivasi-motivasi yang membuat individu memiliki respek terhadap pengalamannya atau

hidupnya. Makna hidup

mempunyai arti yang berbeda pada setiap individu tergantung dari sudut pandang mana ia melihatnya dan mengartikannya.

Teori tentang makna hidup dikembangkan oleh Frankl (1996), dimana teori ini dituangkan ke dalam suatu terapi yang dikenal dengan nama logoterapi. Logoterapi memiliki tiga konsep dasar yakni:

(3)

a. Kebebasan berkehendak (the freedom to will)

b. Hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning)

c. Makna hidup (the meaning of life).

Banyak ahli yang telah meneliti tentang keberadaan hidup dan memberikan pengertian mengenai makna hidup. Setiap individu mempunyai keinginan untuk meraih hidup bermakna, seperti yang dikemukakan Frankl (dalam Bastaman, 1996) bahwa dalam setiap keadaan, termasuk dalam penderitaan sekalipun kehidupan ini selalu mempunyai makna, di mana hidup secara bermakna merupakan motivasi utama setiap orang. Dalam batas-batas tertentu manusia memiliki kebebasan dan tanggung jawab pribadi untuk memilih dan menemukan makna dan tujuan hidupnya. Makna dan tujuan hidup merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan.

Rasa penuh makna tersebut tercapai ketika subjek merasa telah menyesuaikan diri secara memadai dengan tata nilai yang menjadi kerangka orientasi hidupnya

(Koeswara, 1992). Berdasarkan penelitian Crurabaugh dan Maholick (dalam Koeswara, 1992) seseorang yang merasa hidupnya bermakna mampu menggunakan mekanisme pertahanan secara memadai dibanding dengan subjek yang kurang bermakna hidupnya. Makna hidup sebagaimana dikonsepkan oleh Frankl (dalam Bastaman, 1996) memiliki karakteristik, yaitu:

a. Makna hidup itu sifatnya unik, personal dan temporer. b. Makna hidup itu spesifik dan konkrit

c. Makna hidup memberi pedoman dan arah

Sedangkan aspek-aspek

kebermaknaan hidup menurut Frankl (1992) didukung oleh: tujuan hidup, kebebasan berkeinginan, keinginan akan makna atau kepuasan hidup, sikap terhadap kematian, pikiran tentang bunuh diri, dan kepantasan hidup. Positive thinking with the meaning of life cancer disease in patients

Albrecht (1980), mengatakan bahwa dalam berpikir positif tercakup hal-hal sebagai berikut, yaitu harapan yang positif, afirmasi

(4)

diri, pernyataan yang tidak menilai dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Kecenderungan berpikir seseorang akan sangat

mempengaruhi kondisi

kejiwaannya. Oleh karena itu, berpikir positif mempunyai pengaruh yang positif terhadap kondisi psikologis, daya tahan terhadap stres, dan kesehatan fisik. Pasien yang mampu berpikir positif akan lebih mampu menemukan makna dalam hidupnya, karena memiliki keyakinan kuat atas keinginannya, termasuk sembuh dari penyakit yang diderita.

Hal ini juga sejalan dengan pendapat yang mengatakan bahwa kecenderungan berpikir seseorang (positif atau negatif) akan membawa pengaruh terhadap penyesuaian diri dan kehidupan psikisnya (Lazarus & Lazarus, 1978). Seseorang yang berpikir positif akan memandang peristiwa yang dialami maupun keadaan dirinya dari sisi yang positif. Seseorang yang berpikir positif akan memandang peristiwa yang dialami maupun keadaan dirinya dari sisi positif sehingga ia akan melakukan tindakan yang positif kemudian kebermaknaan hiduplah

yang didapat. Frankl (dalam Schultz, 1995), berdasarkan

pengalaman hidupnya

mengemukakan bahwa individu yang mengubah pola berpikir ke arah yang positif dan menyenangkan, maka kesakitan, ketakutan, penderitaan akan hilang karena fikiran positif akan membangkitkan jiwa yang tertekan dan memberikan kekuatan untuk mengatasi penderitaan dan keputusasaan pada suatu keadaan.

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 52 orang, dimana subyek adalah pasien yang menderita penyakit kanker dan menjalani rawat inap di rumah sakit Pirngadi Medan. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling, yaitu sampel yang digunakan mencakup keseluruhan populasi. Oleh karena itu, sample diambil sebanyak total populasinya yaitu 52 subyek.

Alat Ukur

Berpikir positif diungkap dengan menggunkan skala berpikir positif yang diambil berdasarkan

(5)

pada aspek-aspek berpikir positif yang kemukakan oleh (Albrecht, 1980) terdiri atas harapan yang positif, afirmasi diri, pernyataan yang tidak menilai, dan penyesuaian diri terhadap lingkungan. Indikasi positif ditunjukkan dengan skor total yang diperoleh dalam skala berpikir positif.

Makna hidup dapat diungkap melalui skala makna hidup yang didapat berdasarkan aspek-aspek makna hidup dari Frankl (1996), yaitu: tujuan hidup, kebebasan berkeinginan, kepuasan hidup, sikap terhadap kematian, pikiran tentang bunuh diri, dan kepantasan hidup.

Metode pengumpulan data dengan model skala Likert dengan empat alternatif jawaban.

Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur

Dalam penelitian ini digunakan teknik uji validitas internal dengan mengkorelasikan nilai tiap butir dengan nilai totalnya. Korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. Adapun rumus korelasi product moment tersebut adalah :

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antar tiap butir dengan skor total.

XY= Jumlah hasil kali antar setiap butir dengan skor total.

X = Jumlah skor seluruh subjek untuk tiap butir.

Y = Jumlah skor keseluruhan butir pada subjek.

n = Jumlah subjek.

Nilai validitas setiap butir (koefisien r product moment) sebenarnya masih perlu dikoreksi karena kelebihan bobot. Kelebihan bobot ini terjadi karena skor butir yang dikorelasikan dengan skor total, ikut sebagai komponen skor total, dan hal ini menyebabkan koefisien r menjadi lebih besar (Hadi, 1986). Teknik untuk membersihkan kelebihan bobot ini dipakai formula part whole. Adapun formula part whole adalah sebagai berikut:

Keterangan :

rbt = Koefisien r setelah dikoreksi

rxy = Koefisien r sebelum dikoreksi (product moment)

SDx = Standar Deviasi skor butir

SDy = Standar Deviasi skor total

Uji reliabilitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisa varians yang dipakai adalah teknik anava dari Alpha Cronbach (Azwar,

(6)

1992) dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Val= Korelasi keandalan Alph Vt =Varian total

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekhnik korelasi product moment dari Karl Pearson.

Sebelum dilakukan analisis data dengan teknik analisis product moment, maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi terhadap data penelitian yang meliputi:

a. Uji normalitas, yaitu untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing-masing variabel telah menyebar secara normal.

b. Uji linieritas, yaitu untuk mengetahui apakah data dari variabel bebas memiliki hubungan yang linier dengan variabel tergantung.

Semua data penelitian, mulai dari uji coba skala sampai kepada pengujian hipotesis, dianalisa dengan menggunakan komputer berprogram SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Hasil penelitian yang menggunakan skala berpikir positif kembali dilihat validitasnya yang berjumlah 31 item dengan teknik Corrected Item-Total Correlation. Dari uji validitas menunjukan nilai koefisien validitas bergerak dari 0,352 sampai 0,761. Sedangkan hasil penelitian skala makna hidup validitas berjumlah 46 aitem dengan teknik Corrected Item-Total Correlation. Dari uji validitas menunjukan nilai koefisien validitas bergerak dari 0,303 sampai 0,657.

Teknik yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas skala berpikir positif dan makna hidup ini adalah teknik Alpha Croncbach. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai Alpha Croncbach Berpikir Positif 0,935dan nilai Alpha Croncbach Makna Hidup 0,928. Dengan demikian kedua skala tersebut dapat dikatakan reliabel.

Selanjutnya dari hasil uji coba alat ukur berpikir positif yang berjumlah 32 butir, diketahui bahwa terdapat 1 butir yang gugur dan 31 butir yang valid mencapai 0,300 ke atas dan hasil uji coba alat ukur makna hidup yang berjumlah 54 butir, diketahui bahwa terdapat

(7)

8 butir yang gugur dan 46 yang valid mencapai 0,300 ke atas. Butir berpikir positif yang valid memiliki koefisien validitas antara 0,352 sampai 0,761 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,935, dan butir makna hidup yang valid memiliki koefisien validitas antara 0,303 sampai 0,657 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,928.

Berdasarkan hasil uji coba alat ukur penelitian diketahui bahwa untuk aitemberpikir positif yang tidak valid berjumlah 1 butir, sedangkanaitem makna hidup tidak valid berjumlah 8 butir.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Analisis Korelasi Product Moment. Hal ini dilakukan sesuai dengan judul penelitian dan identifikasi variabel-variabelnya, dimana Analisis Korelasi Poduct Moment digunakan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikat.

Hasil makna hidup

perhitungan uji normalitas sebaran adalah sebagai berikut:

Nilai rata-rata (157,134)

Koefisien Kolmogorov-Smirnov ( 0,182).

Simpangan Baku (15,321).

Peluang terjadinya kesalahan (0.898)

Pada Uji linearitas untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian, yaitu variabel berpikir positif dan makna hidup memiliki hubungan linear. Dari hasil uji linieritas menunjukkan bahwa variabel berpikir positif berhubungan secara linier dengan variabel makna hidup, yang ditunjukkan oleh koefisien linieritas F = 0,087 dengan p < 0,05. Uji linearitas dilakukan dengan menggunakan teknik interactive graph yang menghasilkan diagram pencar (plot) dan dengan analisis Varians (ANAVA) dengan menggunakan SPSS for Windows 18.0.

Tabel 1. Hasil Perhitungan Uji Linieritas Hubungan

Korelasional f beda p beda Keterangan

X – Y 0,087 0,000 Linier

Keterangan :

X = Berpikir Positif Y = Makna Hidup F BEDA = Koefisien linieritas p BEDA = Proporsi peluang ralat

Berdasarkan hasil analisis dengan metode analisis korelasi Product Moment, diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang

(8)

signifikan antara berpikir positif dengan makna hidup, dimana rxy =

-0,038 ; p= 0.000< 0,010. Artinya semakin tinggi berpikir positif, maka akan semakin tinggi makna hidup, dan sebaliknya semakin rendah berpikir positif, maka semakin rendah makna hidup. Dari hasil penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dinyatakan diterima.

Koefisien determinan (r2) dari

hubungan antara variabel bebas X dengan variabel terikat Y adalah sebesar r2 = 0,791. Ini

menunjukkan bahwa makna hidup dibentuk oleh berpikir positif sebesar79,1%.

Hasil perhitungan mean hipotetik dan mean empiric ntuk variabel berpikir positif, jumlah butir yang valid adalah sebanyak 31 butir yang diformat dengan skala Likert dalam 4 pilihan jawaban, maka mean hipotetiknya adalah {(31 X 1) + (31 X 4)} : 2 = 77,5. Kemudian untuk variabel makna hidup, jumlah butir yang valid adalah sebanyak 46 butir yang diformat dengan skala Likert dalam 4 pilihan jawaban, maka mean hipotetiknya adalah {(46 X 1) + (46 X 4)} : 2 = 115.

Skor total keseluruhan subjek untuk berpikir positif adalah sebesar 4736 dibagi denganjumlah subjek 52 orang, maka mean empiriknya adalah 5873 : 52 = 112,942. Skor total keseluruhan subjek untuk makna hidup adalah sebesar 8171 dibagi denganjumlah subjek 52 orang, maka mean empiriknya adalah 8171 : 52 = 157,134.

Tabel 2. Hasil Perhitungan Mean Hipotetik dan Mean Empirik

Berdasarkan perbandingan kedua nilai rata-rata di atas (mean hipotetik dan mean empirik), maka dapat dinyatakan bahwa pasien memiliki berpikir positif yang tinggi dan makna hidup yang tinggi juga. Hal ini bisa terjadi karena sebagian besar pasien yang menjadi sampel dalam penelitian ini telah menjalani operasi dan terapi, maka mereka memiliki harapan dan semangat hidup yang besar, inilah yang memicu tingginya berpikir positif dan makna hidupnya

(9)

Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan korelasi r product moment dapat diketahui bahwa terdapat hubungan positif antara berpikir positif dengan makna hidup padapasien penyakit kanker rxy = -0,038 dengan

p < 0,05. Artinya berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat dinyatakan bahwa ada hubungan positif pada hubungan antara berpikir positif dengan makna hidup pada pasien penyakit kanker dengan hasil semakin tinggi berpikir positif maka akan semakin tinggi pula makna hidupnya. Berdasarkan hasil ini, maka hipotesis yang telah diajukan dalam penelitian ini dinyatakan diterima.

Meninjau dari hasil penelitian ini diketahui bahwa, berpikir positif yang dimiliki oleh pasien penyakit kanker berpengaruh pada makna hidupnya, yang artinya bahwa semakin tinggi berpikir positif yang dimiliki oleh pasien penyakit kanker tersebut maka semakin tinggi makna hidup. Hal ini memberikan penjelasan bahwa pasien tersebut telah menemukan makna dalam penyakitnya, mereka tahu apa yang seharusnya

dilakukan dalan kondisi tersebut, melakukan operasi atau menjalani berbagai terapi merupakan salah satu bentuk semangat mereka untuk sembuh. Dalam kondisi sakit mereka masih mampu mengambil sikap yang positif, mengarahkan pemikirannya pada hal-hal yang positif. Sesuai dengan penuturan

Frankl yang mendukung

pernyataan ini bahwa

kebermaknaan hidup sebagai keadaan yang menunjukkan sejauh mana seseorang telah mengalami dan menghayati kepentingan keberadaan hidupnya menurut sudut pandang dirinya sendiri (Frankl, 2003).

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa 79,1% makna hidup dibentuk oleh berpikir positif. Hal ini berarti terdapat 20,9% sumbangan dari faktor atau variabel lain terhadap terbentuknya makna hidup. Faktor-faktor lain tersebut antara lain adalah pola sikap, konsep diri,

corak penghayatan atau

kepercayaan, ibadah, dan kepribadian, menurut Frankl (dalam Schultz, 1995).

Dengan memusatkan perhatian pada aspek yang positif dari suatu

(10)

keadaan atau situasi yang sedang dihadapi akan membantu individu untuk menghadapi situsasi yang mengancam atau menimbulkan stress, sehingga dia mampu memberi reaksi dalam segala peristiwa yang terjadi secara positif. Orang yang berpikir positif tidak akan menilai sesuatu secara sederhana, tetapi akan memahami secara mendalam baru kemudian menetapkan penilaian, dan tidak terpengaruh oleh penilaian orang lain, tetapi selalu memikirkan lebih jauh dan mendalam kemudian mengambil keputusan. Hal ini membuat seseorang memiliki kemampuan menyesuaikan diri yang lebih besar dalam menyikapi masalah, kemudian mengubahnya menjadi positif (El-Bahdal, 2010).

Kemudian Hanik (2004) menambahkan bahwa dalam kebermaknaan hidup terdapat dua arti dasar yaitu, kebermaknaan lebih merujuk pada interpretasi terhadap pengalaman atau hidup pada umumnya, dan kebermaknaan lebih merujuk pada tujuan-tujuan dan motivasi-motivasi yang membuat individu memiliki respek terhadap pengalamannya atau

hidupnya. Makna hidup

mempunyai arti yang berbeda pada setiap individutergantung dari sudut pandang mana iamelihatnya dan mengartikannya.

Hasil lain yang diperoleh dari penelitian ini, diketahui bahwa berpikir positif yang dimiliki oleh pasien penyakit kanker RSUD Dr. Pirngadi Medan tergolong tinggi. Hal ini didasarkan pada nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 112,942 lebih besar dari nilai rata-rata hipotetik yaitu 77,5dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 9,116. Hal ini berarti pasien mengarahkan pikirannya pada kesembuhan, merasa dibutuhkan, melawan rasa takutnya. Selanjutnya untuk variabel makna hidup, diketahui bahwa pasien penyakit kanker RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki makna hidup yang tergolong tinggi, sebab nilai rata-rata empirik yang diperoleh yaitu 157,134 lebih besar dari nilai rata-rata hipotetik yaitu 115 dengan selisih yang melebihi nilai SD atau SB yang besarnya 15,321. Hal ini juga dikarenakan pasien telah menjalani operasi dan terapi, juga adanya dukungan yang kuat dari

(11)

mengeluhkan sakitnya, bisa tersenyum pada keluarga yang menjenguk, dan tetap menjalankan ibadah.

Berdasarkan pernyataan diatas bahwa inividu yang mengubah pola berpikirnya ke arah yang positif dan menyenangkan, maka kesakitan, ketakutan, penderitaan akan hilang karena pikiran positif akan membangkitkan jiwa yang tertekan dan memberikan kekuatan untuk mengatasi penderiataan pada suatu keadaan, Frankl (dalam Schultz, 1995).

Ketika seseorang menemukan makna hidup maka ia akan menentukan tujuan hidup yang pada akhirnya akan membuat segala kegiatan menjadi lebih terarah. Kebermaknaan hidup merupakan perasaan subjektif bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri subjek mempunyai dasar kokoh dan penuh arti atau dengan kata lain subjek merasa bahwa dirinya benar, dan tepat (Erikson dalam Cremers, 1989). Benar dan tepat dalam mengambil tindakan atau keputusan baik yang berhubungan dengan dirinya sendiri maupun orang lain akan menimbulkan rasa penuh makna.

Adanya hubungan signifikan antara berpikir positif dengan makna hidup, maka dapatlah dikatakan bahwa para pasien RSUD Dr. Pirngadi Medan memiliki pikiran yang positif meskipun dalam keadaan sakit sehingga dapat menemukan makna dalan penderitaan dalam hidupnya. Seseorang yang berpikir positif akan memandang peristiwa yang dialami maupun keadaan dirinya dari sisi yang positif. Sebaliknya, mereka yang berpikir negatif akan melihat dari sudut negatif. Akibatnya seseorang yang berpikir positif akan mempunyai mood (suasana hati) yang lebih positif serta tingkatan energi yang lebih tinggi (Eperson dalam Goodhart, 1985). Sementara harapan dan pikiran yang negatif akan mendorong seseorang untuk menjadi depresi. Dapat diketahui adanya pengaruh caraberpikir seseorang terhadap reaksi seseorang dalam menghadapi problem-problem kehidupannya yang dapat mempengaruhi kesehatan mental maupun fisik.

Bastaman (1995) mengatakan bahwa orang yang menghayati hidupnya bermakna menunjukkan

(12)

kehidupan yang penuh gairah dan optimis, terarah, dan bertujuan, mampu beradaptasi, luwes dalam bergaul dengan tetap menjaga identitas diri dan apabila dihadapkan pada suatu penderitaan ia akan tabah dan menyadari bahwa ada hikmah di balik penderitaan.

Orang yang berpikir positif adalah orang sering berbicara sukses dari pada kegagalan, cinta dari pada kebencian, kebahagiaan dari pada kepedihan, persahabatan dari pada permusuhan, rasa percaya diri dari pada raa takut, kepuasan dari pada ketidak puasan, kebaikan dari pada kejahatan, dan berita yang bagus dari pada berita yang

buruk, serta bagaimana

menyelesaikan masalah dari buruknya masalah itu sendiri.

Begitulah pikiran positif yang selalu aktif sepanjang waktu tanpa pengaruh apapun dan siapa pun. Dalam kondisi kritis sebagian orang bisa menguasai kondisinya, karena ia tahu bahwa setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Dengan begitu,

seseorang akan mampu

mewujudkan impian hidup dan menjalaninya dengan ketentraman

batin dalam setiap aspek kehidupan.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, G. 1996. 50 Kiat Menghadapi Vonis Kanker. Gramedia: Pustaka Utama Bastaman, H.D. 1996. Meraih

Hidup Bermakna. Jakarta: Paramadina.

Bastaman, H.D. 2007. Logoterapi Psikologi Untuk Menemui Makna Hidup. Jakarta: Rajawali Press.

El-Bahdal, M.R. 2010. Asyiknya Berpikiran Positif. Jakarta: Zaman.

Cremers. 1989. Kebermaknaan Hidup dalam Seseorang. Jakarta: Bumi Aksara

Frankl, V.E. 2003. Man’s Search

For Meaning; an

introduction to Logotherapy.

Edisi Terjemahan.

Yogyakarta: Kreasi Wacana. Frankl, V.E. 2004. Man’s Search

For Meaning. Mencari Makna Hidup. Bandung: Nuansa.

Goodhart. 1985. Positive Thinking. Jakarta: Rineka Pustaka. Hadi, Purnomo. 2014. Berfikir

Positif. Jakarta: Platinum. Koeswara, E. 1992. Logoterapi

Psikoterapi Victor Frankl. Yogyakarta: Kanisius.

(13)

Lazarus. 1978. Arti Berfikir Positif. Gramedia: Pustaka Utama. Rasyid, Musa. 2010. Asyiknya

Berpikiran Positif. Jakarta: Zaman.

Schultz, John W. 1995. Psikologi Pertumbuhan, Model-Model

Kepribadian Sehat.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga H 0 diterima, tidak ada perbedaan hasil belajar peserta didik yang menggunakan media edmodo dengan yang menggunakan lembar kerja peserta didik.Dari hasil

Secara otomats, nilai kesalahan baku akan terhitung pada output program MS Excel maupun SPSS, yaitu standard error of

• Homeless / gelandangan: orang-orang yang hidup dalam keadaan tidak sesuai dengan norma dan kehidupan yang layak dalam masyarakat setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal

Discussion: Summary of the research was maternal dominant communication to fetus was stroking the belly when the fetus moving and kicking and reciting verses from the Holy

OPTIMALISASI WAKTU PERENDAMAN BUAH LADA ( MUNTOK WHITE PEPPER ) DENGAN PERLAKUAN PERLUKAAN MEKANIS DAN PENAMBAHAN DAUN.. PEPAYA ( Carica papaya

Mengacu pada kebijakan nasional dan strategi pembangunan sistem drainase tersebut di atas dan dari hasil analisis penanganan sistem drainase sampai saat ini, dimana permasalahan utama

Dari pengertian diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa kode etik jurnalistik adalah norma atau landasan moral yang mengatur tindak-tanduk seorang wartawan

Sedangkan tingkat penghasilan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan WP dikarenakan pajak terutang didasarkan atas tingkat penghasilan wajib pajak sebagai objek