BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Literacy
2.1.1.1 Pengertian Financial Literacy
Perkembangan industri jasa keuangan semakin meningkat dan semakin kompleks sehingga mengubah kondisi pasar keuangan. Oleh karena itu, setiap individu perlu memahami pengetahuan dasar keuangan yang berhubungan dengan kunci keamanan keuangan modern (Mandell dan Klein, 2007). Garman dan Forgue (2010:4) menyebutkan bahwa financial literacy merupakan pengetahuan tentang fakta, konsep, prinsip, dan alat teknologi yang mendasari untuk cerdas dalam menggunakan uang. Lebih lanjut dijelaskan, financial literacy menurut Huston (2010:307-308) diartikan sebagai komponen sumber daya manusia yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan keuangan.
Seseorang dikatakan melek keuangan ketika memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut. Dengan kata lain, melek keuangan pribadi merupakan kemampuan untuk membaca, menganalisis, mengelola, dan berkomunikasi tentang kondisi keuangan pribadi yang mempengaruhi kesejahteraan ekonomi. Hal ini mencakup kemampuan untuk membedakan pilihan keuangan, mendiskusikan masalah keuangan, rencana masa depan, dan kompetensi menanggapi peristiwa kehidupan yang mempengaruhi keputusan keuangan sehari-hari maupun peristiwa dalam perekonomian secara umum (Rohmah, 2014). Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa financial literacy merupakan pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola keuangan guna meningkatkan kesejahteraan.
2.1.1.2 Dimensi Financial Literacy
Financial literacy mencakup beberapa dimensi keuangan yang harus dikuasai. Chen dan Volpe (1998) menyebutkan beberapa dimensi financial literacy yang meliputi pengetahuan umum keuangan, tabungan dan pinjaman, asuransi, serta investasi.
a) Pengetahuan umum tentang keuangan
Menurut S.P Wagland dan S. Taylor (2009), pengetahuan tentang keuangan mencakup pengetahuan keuangan pribadi, yakni bagaimana mengatur pendapatan dan pengeluaran, serta memahami konsep dasar keuangan. Konsep dasar keuangan tersebut mencakup perhitungan tingkat bunga sederhana, bunga majemuk, pengaruh inflasi, opportunity cost, nilai waktu uang, likuiditas suatu aset, dan lain-lain.
b) Tabungan dan pinjaman
Menurut Garman dan Forgue (2010:376), tabungan adalah akumulasi dana berlebih yang diperoleh dengan sengaja mengkonsumsi lebih sedikit dari pendapatan. Dalam pemilihan tabungan, ada enam faktor yang perlu dipertimbangkan (Kapoor, et al., 2004:147), yaitu:
1. tingkat pengembalian (persentase kenaikan tabungan),
2. inflasi (perlu dipertimbangkan dengan tingkat pengembalian karena dapat mengurangi daya beli),
4. likuiditas (kemudahan dalam menarik dana jangka pendek tanpa kerugian atau dibebani fee),
5. keamanan (ada tidaknya proteksi terhadap kehilangan uang jika bank mengalami kesulitan keuangan, dan
6. pembatasan-pembatasan dan fee (penundaan atas pembayaran bunga yang dimasukkan dalam rekening dan pembebanan fee suatu transaksi tertentu untuk penarikan deposito).
c) Asuransi
Menurut Mehr dan Cammack (1980:16), asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi risiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit eksposur (exposure) dalam jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan. Kemudian, kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang tergabung.
d) Investasi
Menurut Garman dan Forgue (2010:376), investasi adalah menyimpan atau menempatkan uang agar bisa bekerja sehingga dapat menghasilkan uang yang lebih banyak. Cara yang sering digunakan seseorang dalam berinvestasi yakni dengan meletakkan uang ke dalam surat berharga termasuk saham, obligasi dan reksa dana, atau dengan membeli real estate.
2.1.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Financial Literacy
Tingkat financial literacy yang dimiliki oleh setiap orang berbeda-beda. Perbedaan tingkat financial literacy itulah yang menyebabkan terjadinya perbedaan signifikan antara individu satu dengan yang lainnya dalam
mengumpulkan aset, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Huston (2010:311) menjelaskan bahwa faktor seperti kebiasaan, kognitif, ekonomi, keluarga, teman sebaya, komunitas dan institusi dapat berdampak pada perilaku keuangan (financial behavior).
Monticone (2010) menjelaskan bahwa tingkat financial literacy seseorang dipengaruhi oleh: karakteristik demografi (gender, etnis, pendidikan dan kemampuan kognitif), latar belakang keluarga, kekayaan serta preferensi waktu. Sedangkan Capuano dan Ramsay (2011) menjelaskan bahwa faktor personal (intelegensi dan kemampuan kognitif), sosial dan ekonomi dapat mempengaruhi financial literacy dan financial behavior seseorang. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi financial literacy seseorang, baik faktor dari dalam diri individu seperti kemampuan kognitif dan psikologi maupun faktor di luar individu seperti keadaan sosial dan ekonomi. Dalam penelitian ini, faktor-faktor sosiodemografi yang diteliti terdiri dari gender, jurusan, dan pendapatan orangtua.
2.1.1.4 Kategorisasi Tingkat Financial Literacy
Chen dan Volpe (1998) mengkategorikan tingkat financial literacy menjadi tiga kelompok yaitu, rendah (<60%), sedang (60%<80%), dan tinggi (≥80%). Pengkategorian ini didasarkan pada persentase jawaban responden yang benar dari sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk mengukur financial literacy. Selain itu, untuk menganalisis financial behavior berdasarkan tingkat financial literacy yang dimilikinya, Chen dan Volpe (1998) juga mengkategorikan financial literacy berdasarkan median. Responden yang memiliki tingkat literasi
keuangan di bawah median masuk dalam kategori responden dengan tingkat financial literacy yang relatif rendah, sedangkan responden yang memiliki tingkat literacy diatas median masuk dalam kategori responden dengan tingkat financial literacy relatif tinggi.
2.1.2 Financial Behavior
2.1.2.1 Pengertian Financial Behavior
Financial behavior mempelajari bagaimana manusia secara aktual berperilaku dalam sebuah penentuan keuangan, khususnya mempelajari bagaimana psikologi mempengaruhi keputusan keuangan, perusahaan dan pasar keuangan (Wicaksono, 2015). Menurut Shefrin (2002 dalam Lubis, et al., 2013:16), perilaku keuangan merupakan hasil interaksi dari psikologis dengan tingkah laku keuangan dan performa dari semua tipe kategori investor. Perilaku keuangan menjadi gambaran cara individu berperilaku ketika dihadapkan dengan keputusan keuangan yang harus dibuat. Perilaku keuangan juga dapat diartikan sebagai suatu teori yang didasarkan atas ilmu psikologi yang berusaha memahami bagaimana emosi dan penyimpangan kognitif mempengaruhi perilaku investor (Tilson 2005:1 dalam Lubis, et al., 2013:16).
Di tengah perkembangan ekonomi global saat ini, setiap individu harus dapat menjadi konsumen yang cerdas untuk dapat mengelola keuangan pribadinya dengan cara membangun melek finansial yang mengarah pada perilaku keuangan yang sehat. Kendali diri merupakan perilaku keuangan yang sangat bermanfaat bila dipahami dan dapat diterapkan di kehidupan sehari-hari (Lubis, et al., 2013:22). Melek finansial mendorong individu dalam pengambilan keputusan
yang lebih baik. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menemukan hubungan antara apa yang orang tahu berkaitan dengan pengelolaan keuangan pribadi dan bagaimana pengetahuan yang mereka miliki mempengaruhi perilaku keuangan mereka. Chinen dan Endo (2012) mengatakan bahwa individu yang memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang benar tentang keuangan tidak akan memiliki masalah keuangan di masa depan dan menunjukkan perilaku keuangan yang sehat serta mampu menentukan prioritas kebutuhan bukan keinginan. Perilaku keuangan yang sehat ditunjukkan oleh aktivitas perencanaan, pengelolaan serta pengendalian keuangan yang baik.
2.1.2.2 Dimensi Financial Behavior
Menurut Brant A. Marsh (2006, dalam Zahroh, 2014), Financial behavior mencakup tiga dimensi keuangan yang harus dikuasai, yaitu:
1. Perilaku mengorganisasi, yaitu bagaimana mahasiswa mengatur anggarannya agar dapat digunakan selama satu bulan.
2. Perilaku pengeluaran, yaitu kegiatan atau kebiasaan penggunaan dana yang dilakukan mahasiswa setiap bulannya.
3. Perilaku menabung, yaitu simpanan yang dapat digunakan saat ada kebutuhan mendesak.
2.2 Penelitian Terdahulu
Pada Tabel 2.1 disajikan penelitian-penelitian yang menganalisis tentang financial literacy dan financial behavior sebagai berikut:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Peneliti
(Tahun) Judul Penelitian
Variabel
Penelitian Analisis Data Hasil Penelitian
1. Fatimatus Zahroh (2014) Menguji Tingkat Pengetahuan Keuangan, Sikap Keuangan Pribadi, dan Perilaku Keuangan Pribadi Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Semester 3 dan Semester 7 Variabel: 1. Pengetahuan Keuangan 2. Sikap Keuangan Pribadi 3. Perilaku Keuangan Pribadi Analisis statistik deskriptif, uji validitas, uji reabilitas, dan uji t –test Terdapat perbedaan signifikan terhadap tingkat pengetahuan, sikap keuangan pribadi, dan perilaku keuangan pribadi antara mahasiswa
semester 3 dan mahasiswa semester 7. 2. Vincentius Andrew dan Nanik Linawati (2014) Hubungan Faktor Demografi dan Pengetahuan Keuangan dengan Perilaku Keuangan Karyawan Swasta di Surabaya V.Independen: 1. Faktor Demografi 2. Pengetahuan Keuangan V.Dependen: Perilaku Keuangan Analisis korespondensi dan chi square
1. Terdapat hubungan yang signifikan antara faktor demografi dengan perilaku keuangan karyawan swasta di Surabaya, khususnya pada variable jenis kelamin dan pendapatan. 2. Terdapat hubungan yang siginifikan antara pengetahuan keuangan dengan perilaku keuangan karyawan swasta di Surabaya. 3. Carlo de Bassa Scheresberg (2013) Financial Literacy and Financial Behavior among Young Adults: Evidence and Implications V.Independen: 1. Financial Literacy 2. Socio-demographic Charateristic V.Dependen: Financial Behavior Multiple multivariat regression 1. Tingkat financial literacy berpengaruh signifikan terhadap financial behavior. 2. Karakteristik sosio- demografi, khususnya jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap tingkat literasi keuangan dan perilaku keuangan.
Lanjutan Tabel 2.1
No. Peneliti/Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Analisis
Data Hasil Penelitian
3. Nujmatul Laily (2013) Pengaruh Literasi Keuangan Terhadap Perilaku Mahasiswa Dalam Mengelola Keuangan V.Independen: 1. Gender 2. Usia 3. Academic Ability 4. Pengalaman Kerja V.Dependen: 1. Literasi Keuangan 2. Perilaku Keuangan Path analysis
Literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa akan tetapi gender, usia, kemampuan akademis dan pengalaman kerja tidak terbukti memiliki korelasi dengan perilaku keuangan mahasiswa. 4. Irin Widayati (2012) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Literasi Finansial Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya V.Independen: 1. Status Sosial Ekonomi Orangtua 2. Pendidikan Pengelolaan Keuangan Keluarga 3. Pembelajaran di Perguruan Tinggi V.Dependen: 1. Tingkat Literasi Finansial Aspek Kognitif 2. Tingkat Literasi Finansial Aspek Sikap Analisis jalur
1. Status sosial ekonomi orangtua berpengaruh langsung positif signifikan terhadap
pendidikan pengelolaan keuangan keluarga. 2. Status sosial ekonomi orangtua tidak
berpengaruh langsung terhadap literasi finansial aspek kognitif dan aspek sikap.
3. Pendidikan
pengelolaan keuangan keluarga berpengaruh langsung positif signifikan terhadap literasi finansial aspek kognitif dan aspek sikap. 4. Pembelajaran di perguruan tinggi berpengaruh langsung positif signifikan terhadap literasi finansial aspek kognitif dan aspek sikap.
Lanjutan Tabel 2.1
No. Peneliti/Tahun Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Analisis
Data Hasil Penelitian 5. Status sosial ekonomi
orangtua berpengaruh tidak langsung positif signifikan terhadap literasi finansial aspek kognitif dan aspek sikap yang dimediasi oleh pendidikan pengelolaan keuangan keluarga. 6. Cliff A. Robb dan Ann S. Woodyard (2011) Financial Knowledge and Best Practice Behavior V.Independen: 1. Personal Financial Knowledge 2. Financial Satisfaction 3. Demographic V.Dependen: Financial Behavior Analisis Regresi Linier Berganda 1. Personal Financial knowledge secara subjektif dan objektif berpengaruh terhadap financial behavior, dimana pengetahuan subjektif memiliki pengaruh relatif lebih besar. 2. Financial satisfaction dan demographic berpengaruh signifikan terhadap financial behavior.
7. Ida dan Cinthia
Yohana Dwinta (2010) Pengaruh Locus of Control, Financial Knowledge, Income Terhadap Financial Management Behavior V.Independen: 1. Locus of Control 2. Financial Knowledge 3. Income V.Dependen: Financial Management Behavior Analisis Regresi Linier Berganda
1. Tidak terdapat pengaruh locus of control dan personal income terhadap financial management behavior. 2. Terdapat pengaruh financial knowledge terhadap financial management behavior.
2.3 Kerangka Konseptual
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa financial literacy memiliki hubungan positif dengan perilaku keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Laily (2013) menunjukkan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku keuangan mahasiswa. Penelitian tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Andrew dan Linawati (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan yang siginifikan antara pengetahuan keuangan dengan perilaku keuangan karyawan swasta di Surabaya. Karyawan dengan pengetahuan keuangan yang lebih tinggi cenderung lebih bijak dalam perilaku keuangannya bila dibandingkan dengan responden yang memiliki pengetahuan keuangan yang lebih rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Ida dan Dwinta (2010) menunjukkan bahwa financial knowledge berpengaruh signifikan terhadap financial management behavior mahasiswa Universitas Kristen Maranatha.
Scheresberg (2013) mengemukakan bahwa karakteristik sosiodemografi, khususnya jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap tingkat literasi keuangan dan perilaku keuangan individu usia 25-34 tahun yang terdaftar di US National Financial Capability Study (NFCS). Penelitian yang dilakukan oleh Amaliyah dan Witiastuti (2015) juga menunjukkan bahwa gender dan tingkat pendidikan berpengaruh terhadap tingkat literasi pemilik UMKM di kota Tegal, sedangkan tingkat pendapatan tidak berpengaruh terhadap tingkat literasi keuangan pemilik UMKM kota Tegal. Selanjutnya, Andrew dan Linawati (2014) menemukan bahwa terdapat hubungan yang siginifikan antara faktor
demografi (jenis kelamin dan pendapatan) dengan perilaku keuangan karyawan swasta di Surabaya.
Penelitian yang dilakukan oleh Widayati (2012) menunjukkan bahwa status sosial ekonomi orang tua yang dilihat dari pekerjaan dan pendapatan orangtua tidak berpengaruh langsung terhadap literasi finansial aspek kognitif dan aspek sikap. Sedangkan pembelajaran di perguruan tinggi berpengaruh positif signifikan terhadap literasi finansial aspek kognitif dan aspek sikap mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Nababan dan Sadalia (2012) mengemukakan bahwa terdapat perbedan tingkat financial literacy mahasiswa berdasarkan program studi (jurusan) yang diambil mahasiswa. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa pendapatan orangtua tidak mempengaruhi tingkat financial literacy dan financial behavior mahasiswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Zahro (2014) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan terhadap tingkat pengetahuan keuangan, sikap keuangan pribadi, dan perilaku keuangan pribadi antara mahasiswa semester 3 dan mahasiswa semester 7 jurusan manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro. Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Rohmah (2014) menemukan bahwa terdapat perbedaan tingkat financial literacy mahasiswa pelaku usaha di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta berdasarkan kemampuan kognitif.
Tingkat Financial Literacy: 1. Relatif Rendah
2. Relatif Tinggi
Financial Behavior
≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠ ≠
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang juga didukung oleh tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual penelitian ini digambarkan seperti pada gambar 2.1 berikut :
Uji Beda Kruskal-Wallis Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
5. Terdapat perbedaan tingkat financial literacy mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 berdasarkan faktor sosiodemografi yang terdiri dari gender, jurusan, dan pendapatan orangtua.
6. Terdapat perbedaan financial behavior mahasiswa baru Universitas Sumatera Utara Tahun 2016 berdasarkan faktor sosiodemografi yang terdiri dari gender, jurusan, dan pendapatan orangtua.
Gender Jurusan Pendapatan Orangtua Gender Jurusan
Pendapatan Orangtua Laki-Laki Perem-puan IPA <5 juta 5-10 juta >10 juta IPS Laki-Laki Perem-puan IPA IPS <5 juta 5-10 juta >10 juta