• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN. Rencana penelitian yang digunakan adalah penelitian true eksperimental,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN. Rencana penelitian yang digunakan adalah penelitian true eksperimental,"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

29

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Rencana penelitian yang digunakan adalah penelitian true eksperimental,

dengan menggunakan post test only control group design. Metode yang dipakai

adalah difusi cakram dan dilusi tabung untuk mengetahui efek antimikroba ekstrak

daun papaya terhadap bakteri P. acnes. Metode dilusi tabung untuk menentukan

KBM. Sedangkan metode difusi cakram untuk menentukan KHM.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada Bulan November 2019, di Laboratorium

Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah bakteri P. acnes yang diperoleh

dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang.

4.3.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah bakteri P. acnes yang diperoleh

dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Malang yang diambil dengan teknik sampling.

4.3.3 Teknik Sampling

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan Simple

(2)

4.3.4 Estimasi jumlah pengulangan

Penelitian menggunakan 8 kelompok perlakuan ekstrak daun pepaya

dan 2 kelompok kontrol sehingga ada 10 kelompok. Berdasarkan rumus

Federer berikut r adalah jumlah perlakuan dan t adalah jumlah pengulangan,

maka : (t-1) (r-1) ≥ 15 (t-1) (10-1) ≥ 15 9(t-1) ≥ 15 9t-9 ≥ 15 9t ≥ 15 + 9 9t ≥ 24 t ≥ 2, 67 ≈ 3

Berdasarkan rumus berikut t adalah jumlah kelompok dan r jumlah

pengulangan. Dari perhitungan diatas, diperlukan tiga kali perhitungan

sampel (Muntaha, et al., 2015).

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah ekstrak daun pepaya

(Carica papaya L.) menggunakan konsentrasi 100%, 50%, 25%, 12,5%,

(3)

4.4.2 Variabel tergantung

Variabel tergantung pada penelitian ini adalah zona hambat

pertumbuhan bakteri P.acnes yang dapat dilihat dari KHM dan jumlah

koloni bakteri yang dapat dilihat dari KBM.

4.5 Definisi Operasional

Tabel 4. 1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Operasional Cara

Pengukuran Indikator Penilaian Skala Variabel Bebas 1. Ekstrak daun papaya (Carica papaya L.)

Ekstrak daun pepaya muda yang berasal dari 3 lapis daun dari pucuk tanaman dengan metode ekstraksi maserasi dengan larutan etanol

96% kemudian

dilakukan penyaringan untuk memisahkan filtrat dari ampas kemudian diuapkan dengan rotatory evaporator sehingga dihasilkan ektrak daun pepaya muda yang bebas dari pelarut etanol 96%. Diekstrasi dan dimaserasi dengan etanol 96% lalu diuapkan dalam rotatory evaporator. Konsentrasi: 1. 100% 2. 50% 3. 25% 4. 12,5% 5. 6,25% 6. 3,125% 7. 1,56% 8. 0,78% 9. 0,39% 10. 0% Ordinal Variabel Terikat 2. Pertumbuhan P.acnes Pertumbuhan bakteri yang dilihat dengan menghitung jumlah koloni. Penghitungan dengan Colony Counter. Jumlah koloni pada media agar padat . Rasio

(4)

4.6 Alat dan Bahan Penelitian

Tabel 4. 2 Alat dan bahan identifikasi bakteri

Alat Bahan

Ose lurus, ose lengkung Isolat P.acnes

Minyak emersi Pewarnaan gram (Kristal, violet,

lugol,alkohol 96%, safranin)

Mikroskop Media pembenihan kosong : NAP

dan Nutrient Broth

Gelas objek Bahan tes katalase, koagulase

Lampu spirtus

Tabel 4.3 Alat dan bahan pembuatan ekstrak daun pepaya

Alat Bahan

Kain saring Simplisia daun pepaya muda

Tabung ekstraktor Etanol 96%

Pendingin spiral Aquades

Water pump Evaporator

Tabel 4. 4 Alat dan bahan pembuatan Nutrient Agar Plate

Alat Bahan

Labu Erlenmeyer Agar nutrient

Pengaduk kaca Aquades

Microwave Autoklaf

Cawan Petri 3. KBM (Kadar

Bunuh Minimal)

Konsentrasi minimal ekstrak daun papaya (Carica papaya L.) muda yang dapat membunuh bakteri ditandai dengan penurunan 99,9% koloni bakteri pada Nutrient Agar Plate.

Penghitungan dengan Colony Counter yang dibandingkan dengan kontrol bakteri. Jumlah koloni pada Nutrient Agar berjumlah kurang dari 0,1%. Rasio 4. KHM (Kadar Hambat Minimal) Konsentrasi minimal ekstrak daun papaya (Carica papaya L.) muda yang mampu menghambat

pertumbuhan bakteri P.acnes yang ditandai dengan terdapatnya zona inhibisi pada difusi cakram Metode difusi cakram yang dilihat zona inhibisi disekitar cakram Diameter zona inhibisi di sekitar cakram pada metode difusi cakram Rasio

(5)

Tabel 4. 5 Alat dan bahan pembuatan Nutrient Broth

Alat Bahan

Labu Erlenmeyer Beef ekstrak 3 gr

Tabung reaksi Bacto peptone 5 gr

Kapas Aquades 1000 cc

Autoklaf

Tabel 4. 6 Alat dan bahan pembuatan Mueller Hinton Agar

Alat Bahan

Labu Erlenmeyer Cawan petri

Tabung reaksi MHA

Kapas Aquades 1000 cc

Autoklaf

Tabel 4. 7 Alat dan bahan uji kepekaan ekstrak daun pepaya

Alat Bahan

Tabung reaksi steril Perbenihan cair bakteri

Mikropipet 1 ml Ekstrak daun papaya muda

Lampu spirtus Nutrient broth

Vortex Medium (Nutrient Agar Plate)

Colony counter Ose lengkung Inkubator Label Spektrofotometer Neraca analitik 4.7 Prosedur Penelitian 4.7.1 Sterilisasi alat

a. Mencuci alat yang akan digunakan menggunakan sabun hingga bersih

dan kering.

b. Alat-alat dibungkus dengan kertas dan disterilisasi menggunakan

autoklaf pada suhu 1210C dan tekanan 15 atm selama 15

(6)

disterilisasi menggunakan alcohol 70% selama 20 menit (Hafsan &

Masri, 2015).

4.7.2 Ekstraksi daun pepaya

a. Simplisia daun papaya muda yang terletak di bagian pucuk tanaman

diperoleh dari Kota Batu.

b. Simplisia dimaserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan direndam

dalam etanol selama 24 jam.

c. Filtrat daun pepaya dipekatkan dengan menggunakan vacuum rotatory

evaporator dan didapatkan ekstrak kental (Sari, et al., 2016).

4.7.3 Identifikasi bakteri P.acnes ( Bukti identifikasi bakteri bisa dilihat

dilampiran)

4.7.3.1 Pewarnaan gram

Sampel bakteri P.acnes berdasarkan penelitian Dewi, 2013,

diidentifikasi dengan pewarnaan gram. Cara melakukan pewarnaan Gram:

a. Ambil satu ose aquades steril diteteskan pada gelas objek, kemudian

diambil sedikit bakteri dan dibuat hapusan setipis mungkin,

dikeringkan dan difiksasi di atas spirtus.

b. Preparat ditetesi dengan karbol gentian violet selama 2 menit dan

warna dibuang.

c. Teteskan lugol dan tunggu selama 1 menit.

d. Kemudian, preparat dilunturkan dengan alkohol 96% dan biarkan 1

(7)

e. Cuci preparat dengan aquades dan beri pewarna fuschine selama 2

menit dan bilas dengan aquades.

f. Keringkan dan amati morfologi sel dan warna di mikroskop.

g. Bakteri P.acnes termasuk bakteri gram positif karena selnya

berwarna ungu (Dewi , 2013).

4.7.3.2 Uji Katalase

a. Sediakan isolate bakteri di atas gelas objek

b. Teteskan larutan H2O2 dengan konsentrasi 3% diatasnya

c. Bakteri P.acnes menunjukkan hasil positif yang berarti bakteri

membentuk katalase yang ditandai dengan timbulnya

gelembung-gelembung udara (Thahirah , 2016).

4.7.3.3 Uji Koagulase

a. Teteskan aquades atau Nacl fisiologis pada gelas objek

b. Lalu suspensikan 1 ose biakan P.acnes

c. Teteskan 1 tetes plasma kemudian aduk hingga tercampur dan

goyangkan

d. Reaksi positif terjadi apabila dalam waktu 2-3 menit terbentuk

presipitat granuler (Dewi, 2013).

4.7.4 Pembuatan medium Nutrient Agar Plate

a. Menimbang agar nutrient 7,25 gram dan dimasukan ke dalam labu

erlenmeyer

b. Tambahkan aquades hingga volume menjadi 250 cc dan diaduk

(8)

c. Rebuslah larutan agar sampai agar nutrient campur merata selama

10 menit

d. Larutan yang telah direbus disterilisasi menggunakan autoklaf

pada suhu 1210C selama 15 menit

e. Tunggu hingga suhu menjadi lebih dingin sekitar 40-450C

f. Tuangkan larutan yang telah disterilisasi ke dalam masing-masing

cawan petri sebanyak 20 cc

g. Larutan dibiarkan hingga memadat (Narulita, 2017).

4.7.5 Pembuatan Nutrient brooth

Tujuan dari pembuatan nutrient brooth adalah untuk pembiakan dan

pengenceran konsentrasi bakteri dan pengenceran konsentrasi larutan antara

ekstrak daun papaya dengan bakteri, dengan langkah sebagai berikut:

a. Pembuatan media NB dilakukan dengan cara menimbang sebanyak 3.25

gram NB. Kemudian dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer

b. Tambahkan dengan 250 ml aquades. NB dan aquades dalam labu

erlenmeyer dipanaskan dengan menggunkan hotplate selama ±10 menit

hingga NB larut.

c. Media yang telah homogen disterilisasi di dalam autoklaf selama 15 menit

pada suhu 121°C (Narulita, 2017).

4.7.6 Pembuatan Mueller Hinton Agar

a. Larutkan 38 gram MHA dalam 1 L akuades kemudian dipanaskan dan

(9)

b. Sterilkan media dengan mengguanakan autoklaf pada suhu 1210C,

tekanan 1,5 atm dan selama 15 menit.

c. Setelah disterilisasi dimasukkan ke dalam cawan petri sebanyak 15 ml

yang akan digunakan sebagai medium dalam uji antibakteri (Hudaya, et

al., 2014).

4.7.7 Pembuatan Suspensi Bakteri 106 bakteri/ml

Suspensi bakteri P.acnes yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah bakteri dengan kepadatan 106 bakteri/ml. Pembuatan suspensi

bakteri tersebut distandarisasi dengan menggunakan metode Mc. Farland 1

yaitu setara dengan kepadatan bakteri 108 bakteri/ml.

Pembuatan suspensi bakteri 106 bakteri/ml bisa melalui

langkah-langkah berikut:

a. Ambil 4-10 ose bakteri dari media NAP yang telah diinkubasi selama

24 jam, dimasukkan ke dalam tabung yang berisi aquadest, kemudian

dihomogenkan. Suspensi bakteri tersebut disetarakan kekeruhannya

dengan larutan standar Mc Farland 1, sehingga menjadi suspensi bakteri

dengan kepadatan 108 bakteri/ml.

b. Ambil 1 ml suspensi bakteri dengan kepadatan bakteri 108 bakteri/ml

tersebut, dan masukkan ke dalam tabung yang telah diisi 9 ml aquadest.

Kepadatan bakteri sekarang menjadi 107 bakteri/ ml.

c. Ambil lagi 1 ml suspensi bakteri dengan kepadatan bakteri 107

(10)

ml NB. Kepadatan bakteri sekarang menjadi 106 bakteri/ ml (Munfaati,

2015).

4.7.8 Uji kepekaan ekstrak daun pepaya terhadap P.acnes

4.7.8.1 Metode dilusi tabung

Uji kepekaan ekstrak daun papaya terhadap kuman P.acnes dengan

cara sebagai berikut :

Hari ke-1 :

a. Sediakan 10 tabung steril dan ditandai dengan tabung 1, tabung 2,

tabung 3, tabung 4, tabung 5, tabung 6, tabung 7, tabung 8, tabung 9

dan tabung 10. Masing – masing diberi perlakuan ekstrak daun pepaya

8 konsentrasi yang berbeda dan 2 tabung kontrol (kontrol ekstrak dan

kontrol bakteri).

b. Masukkan 1 ml nutrient broth pada tabung 3, 4, 5,6,7,8,9 dan 2 ml

ekstrak daun pepaya pada tabung 1 serta 2 ml bakteri pada tabung 10.

c. Memasukkan masing – masing 1 ml ekstrak (tabung 1) ke dalam tabung

3 dan 4. 2 ml ekstrak daun pepaya 1 ml nutrient broth 2 ml Propionibacterium acnes

(11)

2 3 2 3

d. Campur hingga rata nutrient broth dengan ekstrak daun pepaya pada

tabung 3, kemudian pindahkan 1 ml ke dalam tabung 4.

3 4 3 4

e. Lakukan hal yang sama terhadap tabung 4, 5, 6, 7, 8 dan 9.

f. Pada tabung 9 setelah larutan tercampur rata dibuang 1 ml.

g. Dari pengenceran diatas, maka konsentrasi awal antimikroba dari

masing – masing tabung adalah :

100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,125% 1,56% 0,78%

Setelah itu tabung 2 sampai 9 ditambahkan dengan perbenihan cair

bakteri 1 ml dan menambahkan 2 ml ekstrak pada tabung 1.

h. Dengan demikian, volume masing – masing tabung menjadi 2 ml

sehingga konsentrasi akhir antimikroba berubah seperti berikut ini :

Konsentrasi ekstrak daun pepaya :

Tabung 3  1 ml (50%) Tabung 4  2 ml (25%)

Konsentrasi ekstrak daun pepaya :

Tabung 2  1 ml (100%) Tabung 3  2 ml (50%)

(12)

100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,125% 1,56% 0,78% 0,39% 0%

Kemudian semua tabung diinkubasikan ke dalam inkubator pada suhu 37oC

selama 18-24 jam.

Hari ke-2

Pada hari ke-2 tabung dikeluarkan dari inkubator, didapatkan KHM

dengan cara melihat kejernihan tabung. Tingkat kejernihan tabung dinilai

sebagai berikut :

1= jernih ( berwarna sama dengan nutrient brooth)

2= keruh ( belum beerwarna sama dengan nutrient brooth)

Kemudian dari masing – masing tabung diambil 1 ose dan

diinokulasikan pada medium NAP. Lalu diinkubasikan lagi 18-24 jam pada

suhu 37oC.

Hari ke-3

NAP dikeluarkan dari inkubator lalu dilakukan pengamatan

kuantitatif pada masing-masing konsentrasi dengan cara menghitung

jumlah dari koloni bakteri dengan menggunakan colony counter sehingga

(13)

4.7.8.2 Metode difusi cakram

Uji kepekaan ekstrak daun pepaya terhadap P.acnes metode difusi cakram

sebagai berikut :

a. Untuk pembuatan konsentrasi awal siapkan tabung 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10 tanpa tabung kontrol kuman

b. Lakukan pengenceran ekstrak dengan cara seperti metode dilusi tabung

mulai dari tahap b, c, dan d.

c. Lakukan hal yang sama terhadap tabung 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10.

d. Pada tabung 10 setelah tercampur rata, larutan dibuang sebanyak 1 ml,

dari pengenceran diatas maka konsentrasi ekstrak dari masing-masing

tabung adalah :

100% 50% 25% 12,5% 6,25% 3,125% 1,56% 0,78% 0,39% e. Siapkan MHA yang sudah di streaking bakteri P.acnes.

f. Tempelkan 9 disk blank pada cawan MHA, jarak disk blank dengan tepi

plate tidak kurang dari 15 mm dan jarak disk blank dengan tepi disk

blank lainnya tidak kurang 24 mm.

g. Tetesi 9 disk blank dengan masing-masing konsentrasi (100%, 50%,

(14)

h. Diamkan 3 menit agar konsentrasi meresap kedalam cakram.

i. Kemudian cawan diinkubasi ke dalam inkubator selama 18-24 jam

dengan suhu 300C.

j. Setelah diinkubasi, tentukan KHM dari ekstrak daun pepaya dengan

melihat zona inhibisi terendah pada cakram dengan cara diameter

(15)

4.8 Alur penelitian

4.8.1 Metode Dilusi

Gambar 4. 1 Skema alur penelitian dilusi tabung Volume menjadi 2 ml dan konsentrasi menjadi

12,5% 6,25%

25% 3,125% 1,56% 0,78% 0,39%

Identifikasi bakteri P.acnes (bisa dilihat di lampiran)

Pengenceran larutan ekstrak daun pepaya dalam tabung dengan 8

konsentrasi, @ 1 ml Ekstrak daun pepaya muda (Carica papaya l.)

50%

Penambahan 1 ml bakteri pada masing-masing tabung konsentrasi ekstrak daun pepaya

Inkubasi 18-24 jam, 370C

Inkubasi 18-24 jam, 370C

Kekeruhan yang telah terjadi diamati dan dibandingkan dengan kontrol positif (kontrol bahan), kemudian tentukan KHM

Penggoresan pada NAP pada setiap tabung dengan konsentrasi yang berbeda beda

Hitung jumlah koloni dan tentukan KBM 100%

Analisis hasil

(16)

4.8.2 Metode Difusi Cakram

Gambar 4. 2 Skema alur penelitian difusi cakram Cawan NAP yang sudah di

streaking bakteri P. acnes

Menempelkan kertas cakram pada cawan

Pembuatan ekstrak daun pepaya muda

Pengenceran larutan ekstrak daun papaya dalam tabung

dengan 9 konsentrasi

Meneteskan pada kertas cakram sebanyak 10µl

Inkubasi selama 18-24 jam dengan suhu 300C

Menentukan KHM dengan mengamati zona inhibisi terendah

(17)

4.9 Analisis Data

Pada penelitian ini, data yang akan dianalisis yaitu jumlah koloni P.acnes

yang tumbuh pada NAP berdasarkan tingkat konsentrasi ekstrak daun papaya

(Carica papaya L.).

1. Uji normalitas dilakukan menggunakan uji Saphiro – Wilk (n < 50) untuk

mengetahui apakah kelompok data penelitian terdistribusi normal atau tidak

normal. Distribusi data normal jika p > 0,05.

Namun, jika pada penelitian ini data terdistribusi tidak normal (p < 0,05) dilakukan

transformasi data agar distribusi data menjadi normal. Lalu dilakukan uji normalitas

kembali sehingga data menjadi terdistribusi normal. Jika data hasil transformasi

tidak terdistribusi normal, maka pilih uji nonparametrik yaitu Kruskal-Wallis dan

lanjut dengan uji Post Hoc Mann-Whitney.

2. Jika data terdistribusi normal dilanjutkan dengan menggunakan uji homogenitas

Levene untuk mengetahui varian data termasuk sama atau homogen. Varian data sama atau homogen bila sig > 0 ,05.

3. Jika data termasuk sebaran normal dan varian data sama. Lakukan uji one way

ANOVA lalu Post Hoc Bonferroni. Namun, jika varian data tidak sama, maka

Gambar

Tabel 4. 1 Definisi Operasional Variabel
Tabel 4. 2 Alat dan bahan identifikasi bakteri
Tabel 4. 5 Alat dan bahan pembuatan Nutrient Broth
Gambar 4. 1 Skema alur penelitian dilusi tabung
+2

Referensi

Dokumen terkait

Disebuah tempat wisata khususnya wisata budaya atau sejarah biasanya terdapat pemandu wisata yang akan mengarahkan dan menjelaskan apa yang ada di obyek tersebut, begitu

Panjang tiap langkah yang dibuat pelari dapat dianggap sebagai jumlah dari tiga jarak yang terpisah : Jarak takeoff (takeoff distance), yaitu jarak horisontal titik berat badan

1) Perancangan dan pembuatan aplikasi game merawat hewan peliharaan ini dibangun menggunakan macromedia flash 8.0. Flash merupakan suatu program aplikasi untuk

Gambar 2 merupakan tampilan menu utama yang berbentuk Peta Indonesia yang berisi beberapa pilihan tombol dalam bentuk gambar pulau yaitu, Sumatera, Kalimantan,

Korelasi Antara Betalain dan Aktivitas Antioksidan Cookies Tapioka dengan Berbagai Variasi Konsentrasi Pewarna Serbuk Bit Merah Selama Pemanggangan... Korelasi Antara Tekstur

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh lama perendaman dan pemberian soda kue dengan berbagai konsentrasi terhadap kadar asam sianida tempe koro

3.1 Teknik studi pustaka, yaitu dengan cara mencari, membaca, dan mencatat hal-hal pokok yang akan dikemukakan/disosialisasikan/ dijadikan landasan: (a) dalam

(4) Tiap tiap Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (3}, dipimpin oleh seorang Kepala Bagian yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur