• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PEMAHAMAN PROYEK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II PEMAHAMAN PROYEK"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

2

BAB II

PEMAHAMAN PROYEK

2.1. Pengertian Lifestyle Center

Lifestyle Center adalah sebuah pusat perbelanjaan yang memuat toko kelas menengah sampai atas yang mempunyai fasilitas makan-minum dan rekreasi yang berada pada ruangan semi- outdoor (ICSC, 2017). Sumber lain mengatakan lifestyle center adalah sebuah tipologi pusat perbelanjaan yang terbuka (open air mall), menyediakan belanja serba guna dan fasilitas rekreasi, menyediakan platform kebutuhan ruang publik dan ruang hijau. (Tsiasti, 2014). Dilihat dari preseden yang telah dibangun, lifestyle center menargetkan masyarakat urban dan sub-urban. Sehingga, dapat penulis rangkum bahwa lifestyle center ialah pusat perbelanjaan dengan konsep ruang terbuka yang menyediakan mix use shopping, lifestyle, menyediakan kebutuhan ruang publik dan ruang hijau.

2.2. Tipologi Proyek

Lifestyle center tergabung ke dalam tipologi pusat perbelanjaan sehingga beberapa tipologi dan tinjauan diambil dari referensi-referensi seputar pusat perbelanjaan.

2.2.1 Tipologi Pusat Perbelanjaan

Pusat perbelanjaan dibagi menjadi beberapa jenis (Rubeinstein, 1978). a. Pusat Perbelanjaan Terbuka

Tempat terbuka, tidak semuanya menggunakan pelindung atap. Perlindungan terhadap iklim dan cuaca minim. Muka toko biasanya hanya dilindungi dengan kanopi. Namun, perencanaan teknis lebih mudah dan murah.

Ga mba r 1. Pusa t Perbelanjaan Terbuka Sumber: (Rubeinstein, 1978) b. Pusat Perbelanjaan Tertutup

Terlindungi dari ancaman cuaca, sebagian besar dilindungi atap. Keuntungannya adalah kenyamanan dari cuaca/iklim. Namun, biaya mahal kesan yang diberikan sempit.

(2)

3

Gambar 2. Pusat Perbelanjaan Tertutup Sumber: (Rubeinstein, 1978) c. Pusat Perbelanjaan Terpadu

Setengahnya merupakan tempat tertutup biasanya digunakan untuk belanja barang-barang, makan, dll. Sementara setengahnya lagi merupakan tempat terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk taman.

Gambar 3. Pusat Perbelanjaan Terpadu Sumber: (Rubeinstein, 1978) 2.2.2. Sirkulasi dan Ruang

a. Tatanan Ruang Luar

Menurut Francis D.K Ching, pola sirkulasi luar dibagi menjadi 4 pola yaitu: 1) Pola sirkulasi linear

Sirkulasi berbentuk lurus-linear, bisa berbentuk kurva-linear, bersimpangan dengan jalur lain, bercabang, atau putaran balik.

2) Pola sirkulasi radial

Sirkulasi mempunyai sebuah pusat, menyebar ke semua arah. Jalur dapat menyebar dari suatu titik maupun sebaliknya.

3) Pola sirkulasi spiral

Berupa satu jalur yang menerus, berasal dari titik pusat lalu berputar mengelilingi titik pusat tersebut dengan bergerak melingkar atau berputar menjauhinya.

4) Pola sirkulasi grid

Berupa dua jalur sejajar yang berpotongan dan berkembang ke segala arah serta tidak mempunyai pusat. Pola membentuk bujur sangkar/persegi panjang.

5) Pola sirkulasi jaringan

(3)

4 b. Tatanan Ruang Dalam

Francis DK Ching dalam bukunya mengatakan bahwa pada prinsipnya, tatanan ruang dalam terbagi menjadi dua, yaitu :

1) Single loaded koridor

Koridor terletak pada bagian yang menghadap pada satu alur ruangan. Koridor menghadap langsung ke ruang luar.

2) Double loaded koridor

Double loaded corridor adalah koridor yang diapit oleh ruangan pada kedua bagian koridor. Sehingga akses ruangan lebih luas.

c. Sirkulasi Vertikal 1) Lift/Elevator

Transportasi vertikal untuk mengangkut manusia maupun barang. Biasa digunakan di bangunan bertingkat > 3 atau 4 lantai.

a) Tipe Lift

Berikut adalah beberapa tipe lift (Greeno & Hall, 2009). i. Freight Elevator

Elevator untuk transportasi barang. ii. Car Lift

Elevator untuk mengangkat mobil (parkir). iii. Dumbwaiter

Elevator untuk membawa beban tidak berat. iv. Platform Lift

Elevator untuk pengguna disabilitas. 2) Eskalator

Conveyor untuk mengangkut manusia, terdiri dari tangga terpisah yang dapat bergerak ke atas dan ke bawah mengikuti jalur yaitu rel atau rantai yang digerakkan oleh mesin (Nutranta dan Ariswan, 2008).

a) Jenis Eskalator

(4)

5 Ga mba r 4. Eskalator Jalur Tunggal

Sumber: (Prabawasa ri, 2005)

Eskalator untuk satu orang per-tangga, kecepatan 0,45 m/s dengan lebar 60-81 cm. Daya angkut 170 orang.

ii. Eskalator Jalur Ganda

Ga mba r 5. Eskalator Jalur Ganda Sumber: (Prabawasa ri, 2005)

Eskalator untuk untuk dua orang per-tangga, lebar 100-120 cm . Daya angkut untuk kecepatan 0,45 m/s adalah 340 orang.

b) Tata Letak Eskalator i. Bersilangan

Ga mba r 6. Eskalator Bersilangan Sumber: (Neufert, 1981) ii. Sejajar Arus Berputar

(5)

6 Ga mba r 7. Eskalator Sejaja r Arus Berputa r

Sumber: (Neufert, 1981) iii. Sejajar Arus Menerus

Ga mba r 8. Eskalator Sejaja r Arus Menerus Sumber: (Neufert, 1981) c) Dimensi Eskalator

Kebutuhan ruang untuk pemasangan escalator adalah sebagai berikut:

Ga mba r 9. Dimensi Eskalator Sumber: (Greeno & Hall, 2009)

(6)

7 Ga mba r 10. Tra velator

Sumber: Pinteres t

Sistem transportasi vertikal untuk memindahkan manusia/barang dari suatu lantai ke lantai selanjutnya pada bangunan bertingkat. Travelator terpasang pada posisi mendatar (horisontal) maupun miring (inclined), kemiringan 10o –20o (Greeno & Hall, 2009). Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam memasang travelator yaitu:

 Sudut kemiringan yang harus disesuaikan dengan tinggi dan lebar bangunan

 Sistem operasi, arah travelator ke atas atau ke bawah

 Sistem perletakan, dipasang secara mendatar ataupun miring 2.2.3 Aspek Struktur

Aspek struktur pada bangunan komersial terdiri dari beberapa bagian. Menurut Kevin Ducharme (Ducharme & Paladino, 2012), terdapat tiga bagian struktur yang digunakan dalam bangunan komersial yaitu :

a. Sub-Structure yaitu pondasi b. Supper-Structure yaitu kolom c. Upper-Structure yaitu penutup atap

Sedangkan untuk merancang struktur pada bangunan komersil perlu memerhatikan syarat-syarat yang ada. Persyarat-syaratan tersebut sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tentang Persyaratan Teknis Bangunan dan Gedung, yaitu:

a. Struktur utama bangunan dari site berjarak minimal 10 m ke dalam site.

b. Jika bangunan berbentuk U,L, dan T hendaknya menggunakan dilatasi pada 25 m agar dapat meminimalisir kerusakan gempa. Sehingga struktur bangunan dapat bertahan dan waktu dapat dimanfaatkan untuk evakuasi.

(7)

8 Dalam menentukan struktur bangunan komersial khususnya pusat perbelanjaan, terdapat beberapa kriteria. Pada buku Time Saver Standard (Chiara & Callender, 1983) dijelaskan beberapa kriteria bangunan terkait struktur:

a. Jarak kolom dalam modul disarankan 9 m;7,5 m; atau 6 m b. Tinggi plafond berkisar antara 3 – 4 m

c. Terdapat pilihan antara single level dan multi level, mall dengan multi level memiliki void untuk pandangan secara vertikal.

2.2.4 Aspek Utilitas

Di bawah ini beberapa kriteria perancangan lifestyle center berdasarkan aspek utilitas: a. Sistem Pencahayaan

Pencahayaan pada lifestyle center di antaranya adalah pencahayaan alami dan buatan. a. Pencahayaan Alami

Cahaya matahari merupakan pencahayaan alami terbaik namun tidal dapat diprediksi intensitasnya, tergantung dengan cuaca dan iklim. Tangoro menyebutkan beberapa criteria pencahayaan alami dalam pusat perbelanjaan yaitu:

 Pencahayaan alami diterapkan pada pagi-sore hari guna meminimalisir biaya konsumsi energi lampu.

 Penggunaan pencahayaan alami paling banyak adalah pada atrium. Disarankankan menggunakan skylight agar dapat memberikan pencahayaan optimal di pagi-sore hari.

 Perhatikan orientasi bangunan. Pencahayaan alami lebih efektif untuk masuk pada massa memanjang di sisi timur-barat. Sedangkan massa bulat dapat memasukkan cahaya lebih banyak dan merata.

 Bentuk bangunan dapat dirancang untuk memancing cahaya masuk ke dalam. Dapat diakali dengan bentuk fasad, fasad dengan bentuk se gitiga memudahkan cahaya masuk dari dua sisi bangunan.

2) Pencahayaan Buatan

Pencahayaan buatan membutuhkan daya listrik yaitu menggunakan lampu. Lampu yang digunakan berbeda-beda, tergantung dari jenis kegiatan dan ruang yang digunakan.

Tabel 1. Kebutuhan Caha ya Ruang Jenis Pencahayaan Tingkat

Penerangan

Contoh-contoh Area Kegiatan

(8)

9 terbuka/tertutup dengan

kegiatan sederhana

50 Koridor & panggung 100 Ruang utilitas 150 Ruang pertokoan Interior 200 Kegiatan minimum 300 Kantor pengelola/tempat bekerja karyawan 450 Kegiatan pemeriksaan, menggambar, perakitan mesin, pekerjaan warna 1500 Pekerjaan pengukuran

dan pemeriksaan bagian kecil yang rumit Sumber: (Tangoro, 2009)

b. Sistem Penghawaan

1) Sistem Penghawaan Alami

Sistem ini memanfaatkan angin/udara, cuaca, dan iklim tanpa bantuan alat. Penghawaan ini dapat efektif apabila terdapat lubang/jarak yang cukup pada bangunan untuk angin dapat masuk. Dapat dibuat dengan menciptakan jarak antar bangunan, agar aliran udara dapat bergerak. Gerak udara dapat dipengaruhi oleh penahan diluar bangunan seperti vegetasi. Pada bangunan bertingkat rendah, vegetasi ini dapat meredam kecepatan angin sekaligus menjadi penyejuk alami. Kecepatan angin dapat meningkat seiring meningkatnya ketinggian suatu tempat. Aliran udara pada bangunan sangat didasarkan pada suhu, tekanan udara, dan angin oleh lubang ventilasi pada gedung tersebut (Frick & Suskiyatno, 2007). Lifestyle center merupakan gedung dengan konsep semi open air sehingga banyak menggunakan ruang diluar bangunan. Sehingga diperlukan vegetasi seperti pohon atau tanaman di ruang luar agar dapat mengontrol kecepatan angin dan memengaruhi kenyamanan pengunjung.

2) Sistem Penghawaan Buatan

Sistem pengkondisian udara menurut Sukamta (2015) dibagi menjadi dua cara: a) Sistem tidak langsung (Indirect Cooling)

Sistem ini menggunakan air es yang diproduksi dalam chiller, refrigerant sebagai zat pendingin. Udara dimasukkan pada kumparan pipa dimana air es disirkulasikan, mesin pengolah udara/Air Handling Unit (AHU) yang berisi kumparan pipa (coil), blower, dan filter udara.

b) Sistem ekspansi langsung.

Pendinginan menggunakan refrigerant yang diekspansikan melalui koil pendingin, kemudian sirkulasi udara dihembuskan menggunakan blower/fan

(9)

10 melintasi koil pendingin tersebut. Biasanya digunakan untuk ruangan yang tidak terlalu besar, misal ruang di rumah tinggal.

c. Sistem Pengolahan Air Buangan

Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2 menurut (Khaliq, 2019) yaitu : 1) Sistem pembuangan air bekas

Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian pakaian, cucian peralatan makan, atau peralatan memasak dan beberapa macam cucian lainnya.Pipa pembuangan digunakan pipa-pipa PVC atau pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya. Mengingat panjang PVC 4 m, maka tiap 4 m dibuat sambungan atau dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk pipa vertikal, hubungannya menggunakan sambungan dengan sudut lebih kecil dari 90 derajat sehingga tidak terjadi air memgalir balik. Pembuangan air bekas ini dapat dialirkan ke saluran lingkungan atau saluran kota. Sistem ini juga dikenal sebagai system STP (Sewage Treatment Plant).

Gambar 11. Sistem STP Sumber: (As tuti , 2016) Start

Air limbah domestik dari tenant, restoran

Bak Kontrol Inlet STP

Bar Screen Equalizing Tank Aeration & Sedimentation Tank Chlorine Feeder Effluent Tank Outlet STP •Saluran Pembuangan Kota •Recycling: Air Flushing Toilet, Air

Cooling Tower, Air Siram Taman

(10)

11 2.3. Studi Preseden

a. Minami-Machida Grandberry Park (2019)

Ga mba r 12. Minami -Ma chida Gra ndberry Pa rk Sumber: aasarchi tecture.com

Minami-Machida Grandberry Park merupakan mall terbuka/lifestyle center yang didominasi oleh taman. Mall ini mempunyai luas sebesar 22 hektar dan merupakan proyek dari Tokyu Corp, dengan arsiteknya Tokyu Sekkei Architects. Konsep desain mall ini adalah open air mall dan green architecture yaitu sebagian kawasan bangunan mall dan koridornya dibuat terbuka. Koridor-koridor terintegrasi dengan fasilitas public (skatepark, taman, pedestrian, dan ruang duduk public).

Ga mba r 13. Suasana Ta man Minami -Ma chida Grandberry Pa rk Sumber: gbp.minamima chida-grandberrypa rk.com

Minami-Machida Grandberry Park terdiri dari dua kawasan, yaitu Gathering Market dan Wonder Theater. Gathering Market berisi berbagai macam retail yang berjumlah 241 toko. Toko tersebut menjual baju, souvenir, alat elektronik hingga toko olahraga. Terdapat juga kedai makanan dan minuman. Pada Wonder Theater terdiri dari fasilitas rekreasi seperti bioskop dan museum (Snoopy Museum). Terdapat area ‘parkir tersembunyi’ dan rooftop garden yang dapat menjadi keunikan tersendiri dari mall ini.

(11)

12 Ga mba r 14. Map Area Mi nami-ma chida Gra ndberry Pa rk

Sumber: gbp.minamima chida-grandberrypa rk.com

Setengah dari kawasan Grandberry Mall merupakan area terbuka hijau yang langsung terintegrasi dengan Machida Park. Area taman tersebut juga dimanfaatkan sebagai ruang hijau yang dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas yang memenuhi kegiatan olahraga, tempat bermain, serta area bersantai seperti Sports Field, Tennis Court, Playground of Forest, Playground of Star, Four Season Terrace, dan lain sebagainya.

(12)

13 b. The Breeze BSD

Gambar 15. The Breeze BSD Sumber: thebreeze.bsdcity.com

The Breeze BSD City terletak di dalam 25 Ha BSD Green Office Park di Bumi Serpong Damai, Kota Tangerang Selatan. The Breeze dirancang oleh Jerde, arsitek asal Amerika yang terkenal dengan desain berkonsep luar ruang, modern, open-air zone yang di dalamnya terdapat restoran internasional, food court, bowling, bioskop & art gallery.

Ga mba r 16. Ruang Terbuka The Breeze Sumber: thebreeze.bsdcity.com

The Breeze merupakan lifestyle center dengan tema arsitektur tropis yang menggunakan konsep mall tanpa dinding, sehingga sebagian besar merupakan ruangan outdoor dan pengunjung dapat merasakan suasana yang segar dari alam di sekitarnya seperti pohon, tanaman, kolam ikan, dan danau buatan (danau angsa) dilengkapi juga dengan area pejalan kaki yang nyaman, jalur sepeda, taman tematik, serta danau seluas 2,5 hektar. Konsep ruang terbuka ini juga memerhatikan hubungan antar gerai/retail dengan ruang-ruang luar.

(13)

14 Hal menarik yang menjadi ciri khas The Breeze adalah suasananya yang sejuk karena dipenuhi oleh pohon dan tanaman-tanaman yang rindang di sepanjang jalan.

Ga mba r 17. Wa terfront dan Kolam Ikan The Breeze Sumber: ceciliaadrianto.wordpress .com

The Breeze memiliki konsep penggabungan antara entertainment and leisure. Sejumlah 45% dari jumlah tenant untuk kategori Food and Beverage, dan 55% lainnya untuk Supermarket, Fitness Centre, Gadget, Accessories, Beauty & Pampering dan Cinema. Fasilitas yang terdapat di The Breeze ini antara lain adalah jogging track, bicycle track, nursery room, wheel chair, baby chair, atm center, toilet, dan parking lots. The Breeze mempunyai lebih dari 67 retail makanan/minuman. Diketahui bahwa tempat ini terkenal akan banyaknya variasi restoran dan gerai makanan/minumannya.

(14)

15 c. Beijing CR Land Shopping Center (2020)

Ga mba r 18. Tampak Atas Beiji ng CR Land Shopping Center Sumber: www.a rchdail y.com

Beijing CR Land Shopping Center merupakan kawasan shopping center yang terletak di ruang publik di salah satu jalan di Beijing. Dengan memanfaatkan intervensi desain termasuk jaringan kanopi dan peningkatan tempat duduk, proyek ini merombak distrik yang terabaikan untuk menetapkan tolok ukur baru bagi ruang publik China.

Terletak di Distrik Chaoyang di timur laut Beijing, Instreet sekarang mewakili prototipe ruang publik hibrid yang menjadi semakin populer di kota-kota China. Terdiri dari fungsi komersial serta perumahan, dan biasanya pejalan kaki, mereka menampilkan elemen gaya hidup yang ditujukan langsung pada komunitas. Dalam kasus Instreet, ini termasuk area bermain anak-anak, jaringan kanopi untuk memberikan keteduhan, banyak tempat duduk umum, dan ruang fleksibel untuk pasar, konser, dan segala jenis acara luar ruangan.

(15)

16 Ga mba r 19. Desain Ka nopi Bei jing CR Land Shopping Center

Sumber: www.a rchdail y.com

Lingkungan komersial yang disebut "Instreet" ini memungkinkan transit orang dalam ruang permeabel dengan desain organik di mana permainan kanopi, vegetasi, dan air akan menentukan komposisi proyek. Membebaskan pandangan atas dan penempatan kanopi, memberikan kepribadian organik pada proyek yang kontras dengan ortogonalitas bangunan sekitarnya yang memungkinkan pemahaman proyek sebagai tempat bersantai, tempat istirahat, tempat yang berbeda.

Penataan area ini memperlihatkan pengenalan instrumen yang bertujuan untuk mendorong interaksi dan penggunaan publik. Secara khusus, jaringan kanopi yang membentang di sepanjang jalan secara visual mengisi ruang kosong tersebut. Tidak hanya untaian tempat berteduh memberikan keteduhan, saat malam tiba tidak hanya berfungsi sebagai

(16)

17 penerangan, tetapi juga membawa keselamatan dan keamanan. Menyerupai negara kepulauan, kanopi-kanopi tersebut dirancang sebagai oasis dari berbagai aktivitas. Ini termasuk tempat bermain anak-anak; kelompok pekebun hijau; serta bangku yang banyak. Di tengahnya adalah platform terbuka serbaguna untuk semua jenis acara, selanjutnya membuka Instreet untuk tindakan dan kemungkinan di masa depan.

Ga mba r 20. Retail Beijing CR La nd Shopping Center Sumber: www.a rchdail y.com

Beberapa retail dan fasilitas di shopping center ini adalah clothing, perhiasan, gym, restoran an dan supermarket. Seperti H&M, i.t., Izzue, bread n butter and Beijing's first Hollister.

Selesai pada tahun 2020, peralihan Instreet dari kurang dimanfaatkan, terputus-putus dan kosong, ke ruang yang mengundang interaksi melalui fasilitas yang menarik, berguna, dan fleksibel telah menjadi transformatif baik bagi penghuni, serta perekonomian daerah tersebut. Sekarang menarik bisnis kelas atas, serta inisiatif komunitas melalui platform acara terbuka multiguna, proyek pembaruan perkotaan menetapkan tolok ukur untuk desain ruang publik di Cina.

(17)

18 2.4 Kesimpulan Studi Tipologi dan Preseden

Tabel 2. Analisis Preseden ANALISIS PRESEDEN

Minami-Machida Grandberry Park (2019)

The Breeze BSD (2020) Beijing CR Land Shopping Center (2020) Machida-Tokyo, Jepang BSD City - Tanggerang

Selatan, Indonesia

Chaoyang – Beijing, China

Luas : +/- 22 ha Luas : 13,5 ha Luas : 1,2 ha

Konsep : Green Architecture

Konsep : Green Architecture, Arsitektur

Tropis

Konsep : Hybridized Public Space

241 Retail 67 Retail 20 Retail

Food, Beverages, Rekreasi, Belanja, Dll Foodcourt, Playground,

Hidden Parking, Museum, Souvenir Shops, Cafe, Fashion Store, Sport Store, etc.

Food, Beverages, dan Rekreasi

Restaurant, Food Court, Bowling, Bioskop & Art Gallery, Taman, Playground,

Jogging Track, Bicycle Track

Food, Beverages, Rekreasi, Belanja Fashion Store, Restoran, Foodcourt, Gym, Bioskop,

Jewelry, Dan Playground

Poin-Poin Hasil Analisis:

1. Dari penjelasan serta data rangkuman preseden diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa konsep Sustainable Architecture menjadi solusi dalam mendesain bangunan yang ramah dengan alam sehingga konsep ini dapat diambil serta dikembangkan kedalam sub-mikro konsep yang lebih spesifik seperti penerapan green architecture, Hybridized Public Space , desain biophilik, desain restorative,

(18)

19 BIPV design, dan lain-lain.

2. Dari data preseden juga dapat diambil rata-rata retail yang bisa dibangun yaitu sekitar 90-100 retail dengan juga mempertimbangkan pembagian lahan antara RTH dan bangunan mall.

3. Fasilitas yang dapat disediakan meliputi kebutuhan household, self improvement,hobby, ruang terbuka hijau, serta fasilitas parkir unik seperti hidden parking.

4. Penerapan kawasan one stop entertainment & shopping area dengan mempertimbangkan jenis dan pola kegiatan pengunjung yang akan dikembangkan oleh desain masing - masing individu.

5. Sasaran target pengunjung (Millenial & Keluarga), sebagai pertimbangan dalam desain serta untuk menentukan rasio retail, RTH, dan ruang komunal, ruang publik sebagai fasilitas penunjang yang akan dikembangkan secara individu.

Gambar

Gambar 2. Pusat Perbelanjaan Tertutup  Sumber: (Rubeinstein, 1978)
Gambar 11. Sistem STP  Sumber: (As tuti , 2016) Start
Gambar 15. The Breeze BSD  Sumber: thebreeze.bsdcity.com
Tabel 2. Analisis Preseden

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau dalam melakukan pengembangan Pegawai Negeri Sipil atau Aparatur Sipil Negara sudah berjalan dengan baik antara lain melalui

Berdasarkan table diatas untuk perbedaan produksi usahatani padi dimana hasil uji t diperoleh thitung = - 2.099 dan ttabel 1.686 berarti thitung < ttabel maka Ho ditolak

Dari 6 padi hibrida F 1 yang unggul terhadap rata-rata 4 varietas cek seperti tersebut di atas, hanya IR58025A/Batanghari yang memberikan sifat agak rentan terhadap keracunan Al,

Dalam pelaksanaan penilaian prestasi kerja terhadap karyawan di PT Kemasindo Cepat Nusantara, yang berhak menjadi penilai adalah atasan langsung atau kepala

“Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi mengenai suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh alat perekam (sensor)

Tugas akhir ini meliputi back calculation analysis dari parameter kuat geser tanah, analisis kestabilan lereng asli, analisis kestabilan lereng dengan perkuatan

Penggunaan konjungsi subordinatif karena pada data (3) merupakan konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan klausa-klausa dalam kalimat majemuk bertingkat yang menyatakan

2 Saya terbuka untuk menjalin kerjasama yang baik dengan oranglain atau rekan kerja JELASKAN :. 3 Saya menyukai interaksi yang erat dengan rekan kerja demi kemajuan usaha