• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH NEGERI SEKECAMATAN LUWUK KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH MENENGAH NEGERI SEKECAMATAN LUWUK KABUPATEN BANGGAI SULAWESI TENGAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEPALA SEKOLAH

MENENGAH NEGERI SEKECAMATAN LUWUK KABUPATEN

BANGGAI SULAWESI TENGAH

Oleh:

Hapsa Sangkota

Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tompotika Luwuk Abstrak

Penelitian ini menggunakan deskripsi eksplanatori. Teknik penggumpulan datanya dilakukan secara kuantitafi dan kualitati, dengan pengambilan Sampel Purposive serta pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan angket, Hasil penelitian yaitu (1) identifikasi masalah Kepala Sekolah Menengah Atas berkategori baik dengan persentase 85,77% Artinya identifikasi masalah pada proses pengambilan Keputusan selalu dilakukan Kepala Sekolah (2) Menentukan Kriteria Pemecahan Masalah Kepala Sekolah Menengah Atas berkategori baik dengan persentase 83,87%. Artinya Menentukan Kriteria Pemecahan Masalah pada proses pengambilan Keputusan sering dilakukan Kepala Sekolah, (3) Mengidentifikasi Alternatif Masalah Kepala Sekolah Menengah Atas berkategori baik dengan persentase 85,53% , Artinya Mengidentifikasi Alternatif Masalah pada proses pengambilan Keputusan sering dilakukan Kepala Sekolah, (4)Mengadakan Penilaian terhadap alternatif Kepala Sekolah Menengah Atas berkategori sangat baik dengan persentase penilaian terhadap alternatif 87,75%. Artinya penilaian terhadap alternative selalu dilakukan Kepala Sekolah, (5) Penilaian terhadap alternatif terbaik Kepala Sekolah Menengah Atas baik dengan persentase 85,53% Artinya Menentukan Kriteria Pemecahan Masalah pada proses pengambilan Keputusan selalu dilakukan Kepala Sekolah, (6) mengimplementasikan alternatif Kepala Sekolah Menengah Atas berkategori baik baik dengan persentase 85,77%.artinya mengimplementasikan altertenatif telah dilakukan oleh Kepala Sekolah Sehingga proses pengambilan keputusan Kepala SMA Negeri Sekecamatan Luwuk tergolong sangat baik. Saran 1)Bagi sekolah bahwa hendaknya memberdayakan Sumber daya yang ada dalam pengambilan keputusan, 2) Bagi kepala sekolah hendaknya lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan dan memperhatikan dampak yang terjadi jika keputusan dikeluarkan, 3) Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan di sekolah sehingga menjadi acuan dalam meningkatkan peran prestasi sebagai guru dalam memajukan sekolah, 4)Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk terus proses pengambilankeputusan dengan menitik beratkan pada proses penyampaian oleh keputusan kepala sekolah

(2)

PENDAHULUAN

Pemberian otonomi yang luas pada sekolah merupakan kepedulian pemerintah terhadap gejalah-gejalah yang muncul dimasyarakat serta upaya peningkatan mutu pendidikan secara umum. Kepala Sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan seperti yang dikemukakan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kompotensi Kepala Sekolah maka Kepala Sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaran kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga Kependidikan lainnya, dn pendayagunaan sera pemeliharaan sarana dan prasarana. Sehingga untuk mempertanggung jawabkan hal-hal tersebut, dituntut Kepala Sekolah harus memiliki ilmu managerial, yang berkualitas, artinya bahwa sistem manajemen yang akan diterapkan oleh Kepala Sekolah tidak hanya terfokus pada pengembangan sekolah dan peningkatan kualitas pendidikan, melainkan perlu pula menerapkan.

Pengambilan keputusan yang tepatlah yang akan menghasilkan suatu perubahan terhadap sekolah kearah yang lebih baik, tetapi sebaliknya pengambilan keputusan yang salah akan berdampak buruk pada sekolah. Dengan perkataan apabila personil sekolah merasa yakin terhadap kemampuan Kepala sekolah, maka tugas Kepala sekolah untuk mengambil keputusan akan lebih mudah artinya situasi yang terbangun adalah situasi kondusif dimana antara Kepala Sekolah dan Staf dewan guru akan saling memahami, tidak pesimis, adptif serta apatis. Kondisi inilah yang mempengaruhi tingkat keberhasilan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Sejalan dengan diatas Handoko (2004:130) mengemukakan

bahwa pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai penentuan serangkaian kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Senada dengan Sutopo (2010:249) bahwa proses pengambilan keputusan disekolah meliputi 1) mendefenisikan masalah, 2)menentukan kriteria pemecahan masalah, 3) mengidentifikasi alternative, 4) penilaian terhadap alternatif, 5) memilih alternatif terbaik dan mengimplementasikan alternatif.

Soetopo (2010:249-250) dalam proses pengambilan keputusan ada hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1) mengakui atau menentukan masalah, 2) menganalisis kesulitan, klasifikasi problem, mengumpulkan data, spesifkasi problem, 3) menetapkan criteria pemecahan, 4) mengembangkan rencana atau strategi tindakan,merumuskan alternatif dan konsekuensi setiapa alternative, memilih rencana tindakan, 5) menyusun rencana tindakan, program mengkomunikasikan memonitor dan mengevaluasi. Dan Soetopo (2010:154) menawarkan langkah-langkah tertentu yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusansebagai berikut: 1)Mendefenisikan masalah, 2) menentukan kriteria pemecahan masalah, 3) megidentifikasi alternatif, 4) mengadakan penilaian terhadap alternatif, 5) memilih alternatif terbaik dan 6) mengimplementasikan alternative.

Sesuai hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk menunjukkan proses pengambilan sudah baik meskipun sebagian belum optimal. Bahwa belum optimal karena masih adanya Kecenderungan yang terjadi bahwa Kepala Sekolah mendominasi proses pengambilan keputusan kurang merealisasikan saran-saran dari guru.

(3)

Saran-saran hanya diterima dan ditampung Kepala Sekolah. Kondisi ini berakibat keputusan kurang maksimal serta kurang menandapat dukungan yang memadai dari segenap guru.

Realitas yang dikemukakan diatas diduga menyebabkan proses pengambilan keputusan kurang sesuai dengan konsep ideal yang diharapkan, menyebabkan kulitas keputusan yang dihasilkan kurang baik sehingga kurang mendapat dukungan yang memadai dari segenap guru.

Pemaparan berbagai kesenjangan dan harapan diatas, menggambarkan bahwa analisis proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah penting untuk dilakukan suatu penelitian guna mencari alternatif pemecahannya melalui suatu penelitian sederhana dengan formulasi judul “Analisis Proses Pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah

Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang penelitian di atas, maka dapat di rumuskan masalah penelitian yaitu

1) Bagaimana mendefenisikan masalah dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

2) Bagaimana menentukan kriteria pemecahan masalah dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

3) Bagaimana mengidentifikasi alternatif dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas

Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

4) Bagaimana mengadakan penilaian alternatif dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

5) Bagaimana memilih alternatif terbaik dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

6) Bagaimana mengimplementasikan alternative dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai.

Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1) Untuk mengetahui Kepala Sekolah mendefenisikan masalah dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

2) Untuk mengetahui Kepala Sekolah menentukan kriteria pemecahan masalah dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

3) Untuk mengetahui Kepala Sekolah mengidentifikasi alternatif dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

(4)

4) Untuk mengetahui Kepala Sekolah mengadakan penilaian alternatif dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

5) Untuk mengetahui Kepala Sekolah memilih alternatif terbaik dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

6) Untuk mengetahui Kepala Sekolah mengimplementasikan alternative dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai?

TINJAUAN PUSTAKA

Tiga teori pengambilan keputusan yang sering dibicarakan dalam berbagai kebijaksanaan Negara.Teori tersebut adalah teori rasional komprehensif, teori incremental dan teori pengamatan terpadu. Teori pengambilan yang paling dikenal oleh kalangan luas adalah tori rasional komprehensif, unsur teori ini adalah, 1) pembuat keputusan diperhadapkan pada suatu masalah terentu, 2) tujuan serta nilai-nilai atau sasarn mempedomani pembuat keputusan amat jelas dan ditetapkan sesuai dengan urutan kepentingannya, 3) alternative diteliti secara seksama, 4) akibat/biaya yang ditimbulkan oleh setiap alternative dipilih atau diteliti, 5) setiap alternative dan masing-masing akibat yang menyertainya dpat diperbandingkan, 6) pembuat keputusan akan memilih alternative dan akibatnya yng dapat memaksimasi tercapainya tujuan, nilai,

sasran yang digariskan. Teori incremental dalampengambilan keputusan mencerminkan suatu teori pengambilan keputusan yag menghindaribanyak masalah yang harus dipertimbangkan menggambaran cara yang ditempuh oleh pejabat-pejabat pememrintah dalam mengambil keputusan sehari-hari.

Terkait dengan pengambilan keputusan, Salusu (2004:45) mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternative cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Menurut Soetopo (2010;249-250), dalam proses pengambilan keputusan hal-hal yang harus diperhatikan yaitu: 1) mengakui atau menentukan masalah atau isu, 2) menganalisis kesulitan, klasifikasi, mengumpulkan data, spesifikasi problem, 3) menetapkan criteria pemecahan masalah, 4) mengembangkan rencana atau strategi tindakan,rumuskan alternative, rumuskan konsekuensi tiap alternative, memilih rencana tindakan, program mengkomunikasikan memonitor serta mengevaluasi. maka orang menganalisis secara cermat untuk membuat langkah-langkah untuk mengambil keputusan. (Tahalele,J.F, 2006:103).

Berdasarkan beberapa pendapat diatas disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan disekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut; 1) mendefenisikan masalah, 2) menentukan criteria, 3) mengidentifikasi alternative, 4) mengadakan penilaian terhadap alternatif, 5) memilih alternatif terbaik, dan 6) implementasi alternatif yang dipilih.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan pada sekolah-sekolah Menengah Atas

(5)

Negeri Sekecamatan Luwuk di Kabupaten Banggai terdiri dari tiga sekolah. Dengan populasi 148 orang serta keseluruhan dijadikan sampel penelitian. Penelitian Eksplanatori (Eksplanatori Research) dengan metode kuantitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

a. Tahapan Proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah

Menengah atas dalam

mendefenisikan masalah

Berdasarkan perhitungan WMS, dengan skor yang diperoleh tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah dalam mendefenisikan masalah berada pada kategori sangat baik dengan perolehan skor 89,03% dengan skor pada tahapan proses pengambilan keputusan dalam mendefenisikan masalah dengan skor tertinggi pernyataan guru tentang Kepala Sekolah memperlakukan guru secara ramah tamah dengan perolehan 91,62% dibandingkan dengan Kepala Sekolah Mengumpulkan informasi dari bawahan dengan perolehan 886,76%. Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Skor tentang

proses pengambilan keputusan

Kepala Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah

No Aspek

Skor

rata-rata Persentase

1 Mendefenisikan Masalah 85,77 Baik

2

Menentukan Kriteria

pemecahan masalah 83,87 Baik

3 Mengidentifikasi alternative 85,64 Baik 4 Penilaian terhadap alternative 87,75 Sangat Baik 5 Memilih alternatif terbaik 85,53 Baik

6 Implementasi alternatif 85,77 Baik

Total

Rata-rata

5143,33/6

= 85,72 Baik

Hal ini menunjukkan bahwa Kepala Sekolah dalam proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah cenderung sangat baik memperlakukan guru secara ramah tamah. Jika dilihat dari ringkasan proses pengambilan keputusan kepala Sekolah Menengah Atas Negeri sekecamatan Luwuk diKabupaten Banggai yang diberikan jawaban responden tersebut. Kepala Sekolah menunjukkan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah dalam mendefenisikan masalah misalnya Kepala Sekolah dapat menjelaskan masalah terlebih dahulu, penting bagi kepala sekolah untuk memberi penjelasan kepada guru. Kepala Sekolah bertutur kata dengan jelas, tepat dan realistis, ini penting bagi Kepala Sekolah untuk menyampaikan informasi ataupun masalah, menerima dan mendengar informasi dari bawahan, penting bagi kepala sekolah untuk mengumpulkan sumber sebagai materi bagi pengambilan keputusan semakin banyak informasi semakin baik Kepala Sekolah mengambil keputusan. Menyesuaikan lingkungan, karena mengingat bahwa kepala sekolah dalam pengambilan keputusan selalu beadaptasi dengan lingkungan sekolah, memberi penjelasan mengenai tujuan sekolah, Kepala Sekolah harus memberikan penjelasan tentang pencapaian tujuan kepada guru sehingganya guru akan senantiasa merasa memiliki, dan memperlakukan guru secara ramah tamah, hal ini penting demi mewujudkan keputausan yang berkualitas sehingga kepala sekolah harus melibatkan guru dalam pengambilan keputusan partisipatif. b. Proses pengambilan keputusan dalam Menentukan Kriteria Pemecahan masalah

Berdasarkan perhitungan WMS, dengan skor yang diperoleh tahapan

(6)

proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah dalam menentukan kritria pemecahan masalah berada pada kategori sangat baik dengan perolehan 88,28% skor tertinggi pada tahapan proses pengambilan keputusan dalam menentukan kriteria pemecahan masalah berupa pernyataan dalam guru tentang Kepala Sekolah menekankan kedisiplinan kepada seluruh warga sekolah dengan perolehan 89,73% dibandingkan dengan pengawasan dalam proses belajar dengan skor yang diperoleh 85,59%. Hal ini menunjukkan bahwa Kepala Sekolah dalam Proses pengambilan keputusan terkait menentukan kriteria pemecahan masalah cenderung dalam menekankan kedisiplinan kepada seluruh warga sekolah.

Jika dilihat dari ringkasan proses pengambilan keputusan kepala sekolah menengah Atas dalam menentukan kriteria pemecahan masalah. Kepala Sekolah menekankan kedisiplinan kepada seluruh warga sekolah, ini penting sebab kedisiplinan adalah kunci keberhasilan, pelibatan seluruh warga sekolah dalam perencanaan sekolah, ini sangat penting juga untuk memberdayakan dan mengelola sumberdaya yang ada, Kepala sekolah menekankan guru untuk menyelesaikan tugas tepat waktu sebab menunda-nunda pekerjaan bukanlah hal yang baik, sehingga diperlukan kepala sekolah untuk memotivasi bawahannya, dan Kepala Sekolah memberikan peringatan atau teguran jika pekerjaan tidak cepat diselesaikan.

c. Proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah dalam Mengidentifikasi alternatif

Berdasarkan perhitungan WMS, dengan skor yang diperoleh Tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah dalam mengidentifikasi alternatif

berada pada kategori Baik dengan perolehan 89,09% dengan skor tertinggi pada tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah DiKabupaten Banggai dengan dalam mengidentifikasi alternatif berupa pernyataan guru tentang Kepala Sekolah memberi penjelasan tentang guru mendapatkan informasi yang jelas terkait penyelesaian tugas dan tata kerja yang teratur dengan perolehan skor 89,19% dibandingkan pernyataan guru tentang Kepala Sekolah memberi penjelasan tentang perkembangan dunia pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tahapan proses pengambil keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Banggai cenderung baik dalam menberi penjelasan kepada guru tentang informasi yang jelas terkait penyelesian tugas dan tata kerja yang teratur.

Jika dilihat dari ringkasan proses pengambilan keputusan dalam mengidentifikasi alternatif yang diberikan jawaban responden tersebut, adalah Kepala Sekolah mengidentifikasi masalah dalam pengambilan keputusan. Kepala Sekolah memberi penjelasan tentang perkembangan dunia pendidikan misalnya datangnya kuruikulum berkarakter, pengisiam data melalui On-Line, dan lain sebagainya, Guru harus mendapatkan informasi yang jelas terkait penyelesaian tugas dan tata kerja yang teratur, tugas-tugas diselesaikan sebelum waktunya tiba, misalnya penguncian daftar hadir, daftar hadir di kunci sebelum memasuki bulan berikutnya, dalam mendiskusikan pemecahan masalah Kepala Sekolah melibatkan bawahan dalam hal ini guru-guru yang ada. Pelibatan ini perlu demi tercapainya tujuan, sehingga keputusan yang dikeluarkan Kepala Sekolah dapat disepakati oleh seluruh warga sekolah.Tahap yang paling menentukan

(7)

dalam pengambilan keputusan adalah layak atau tidaknya keputusan yang diambil. Kepala Sekolah juga melakukan Analisi Swot dalam pengambilan

keputusan, analisis

swot(Streghts/kekuatan,

weaknesses/kelemahan, opportunites/ peluang dan thearts/ancaman merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan perencanaan. Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan akan dilaku waktu pada waktu yang akan datang, hal ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang perlu dipersiapkan dalam menghadapi masalah pada keputusan yang dihasilkan.

d. Proses pengambilan keputusan dalam Penilaian terhadap Alternatif

Berdasarkan perhitungan WMS, dengan skor yang diperoleh Tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah dalam mengadakan penilaian alternatif berada pada kategori Sangat Baik dengan perolehan 88,91% dengan skor tertinggi pada tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Di Kabupaten Banggai dalam mengadakan penilaian alternatif berupa pernyataan guru tentang Kepala Sekolah guru mendapat informasi yang jelas tentang peranan dan tanggungjawabnya dengan Perolehan skor 89,59% dibandingkan pernyataan guru tentang Kepala Sekolah menjalin komunikasi dengan perolehan skor 86,89%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tahapan proses pengambiln keputusan skor 70. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tahapan proses pengambiln keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Banggai dalam penilaian terhadap alternatif cenderung sangat baik dalam penilaian terhadap alternatif terhadap Kepala Sekolah

memberi informasi kepada guru secara jelas tentang peran dan tanggungjawabnya.

Jika dilihat dari ringkasan tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas dalam mengadakan penilaian alternatif yang diberikan jawaban responden tersebut, adalah Kepala Sekolah menjalin komunikasi dengan bawahan sebagai mitra dalam pencapaian tujuan. Kepala Sekolah dapat membangun semangat/moral kerja guru, bagi guru yang belum berhasil menyelesaikan tugas diwajibkan Kepala Sekolah untuk menumbuhkan kepercayaan diri bagi guru agar dapat berhasil dalam menyelesaikan tugas, serta guru mendapat informasi yang jelas tentng peran dan tangung jawabnya, ini penting sekali bagi guru dan sangat diharapkan sehingga guru dalam menjalankan tugasnya jelas.

e. Proses pengambilan keputusan dalam Memilih alternatif terbaik

Berdasarkan perhitungan WMS, dengan skor yang diperoleh Tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah dalam mengadakan memilih alternatif terbaik Berdasarkan perhitungan WMS, dengan skor yang diperoleh Tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah dalam mengadakan memilih alternatif terbaik berada pada kategori Sangat Baik dengan perolehan 88,33% dengan skor tertinggi pada tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Negeri sekecamatan Luwuk DiKabupaten Banggai dalam memilih alternatif berupa pernyataan guru tentang Kepala Sekolah mengusulkan kedinas terkait dengan penambahan ruangan dengan perolehan skor 90,68% dibandingkan pernyataan guru tentang Kepala Sekolah mengikutsertakan guru dalam

(8)

merumuskan pengambilan keputusan dengan perolehan skor 86,35. Hal ini menunjukkan bahwa dalam tahapan proses pengambiln keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri sekecamatan Luwuk di Kabupaten Banggai dalam penilaian memilih alternatif cenderung sangat baik dalam mengusulkan kedinas terkait sehubungan dengan penambahan ruangan terhadap Kepala Sekolah mengikutsertakan bawahan dalampengambilan keputusan.

Jika dilihat dari ringkasan tahapan proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah Menengah Atas dalam memilih alternatif terbaik yang diberikan jawaban responden tersebut, adalah Kepala Sekolah mendelegasikan wewenang kepada bawahan ini penting karena proses pembelajaran terjadi disetiap saat, menuntut Kepala Sekolah harus mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan disaat Kepala Sekolah tidak berada ditempat, pendelegasian ini sudah diperhitungkan sebelumnya oleh Kepala Sekolah siapa yang seharusnya dan boleh menjalankan pemerintahannya dikala Kepala Sekolah tidak berada ditempat, Kepala Sekolah selaku meneger pendidikan menuntut untuk memperbaiki sekolah secara keseluruhan mengusulkan kedinas terkait sehubungan dengan penambahan ruangan kelas baru, karena rasio perbandingan antara peserta didik yang tidak memadai, sejalan dengan penambahan ruangan yang ada Kepala Sekolah mengusulkan terkait penambahan guru mata pelajaran tertentu, serta didalam perumusan pengambilan keputusan seyogyanya Kepala Sekolah mengikutsertakan guru dalam pengambilan keputusan, sebaba gurur merupakan pelaksana setiap keputusan Sekolah. Agar keputusan dapat diterima

oleh semua pihak maka guru harus dilibatkan dalam pengambilan keputusan. PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang dilakukan di sekolah Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan Kepala Sekolah dengan indikator penelitian yaitu:

1. Mendefenisikan masalah pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah SMA Negeri sekecamatan Luwuk telah berada pada kategori sangat baik. Artinya mendefenisikan masalah pada proses pengambilan keputusan selalu dilakukan oleh kepala sekolah. 2. Kriteria Pemecahan Masalah pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah di SMA Negeri Sekecamatan LuwukKabupaten Banggai Sulawesi Tengah telah berada pada kategori sangat baik. Artinya Kriteria Pemecahan Masalah pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah selalu dilakukan Kepala Sekolah.

3. Mengidentifikasi alternatif pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah di SMA Negeri Sekecamatan LuwukKabupaten Banggai Sulawesi Tengah telah berada pada kategori Sangat baik. Artinya Mengidentifikasi alternatif pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah selalu dilakukan Kepala Sekolah.

4. Penilaian terhadap alternatif pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah di SMA Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah telah berada pada Sangat baik. Artinya

(9)

Penilaian terhadap alternatif pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah selaludilakukan Kepala Sekolah.

5. Memilih alternatif terbaik pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah di SMA Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah telah berada pada kategori Sangat baik. Artinya Memilih alternatif terbaik pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah selalu dilakukan Kepala Sekolah.

6. Mengimplementasikan alternatif pada proses pengambilan keputusan kepala sekolah di SMA Negeri Sekecamatan Luwuk Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah berada pada kategori sangat baik . Artinya Mengimplementasikan alternatif pada proses pengambilan keputusan selalu dilakukan kepala sekolah. Akan tetapi Kepala sekolah kadang-kadang merubah keputusan yang telah dibuat setelah membandingkan kriteria alternatif dengan pengambilan keputusan yang dihasilkan hal ini dapat dilihat skor rata-rata berada pada pada kategori yang diperoleh..

Saran-saran

Adapun Saran-saran dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagi sekolah bahwa hendaknya memberdayakan Sumber daya yang ada dalam pengambilan keputusan 2. Bagi kepala sekolah hendaknya lebih

berhati-hati dalam mengambil keputusan dan memperhatikan dampak yang terjadi jika keputusan dikeluarkan.

3. Bagi peneliti, dapat memperluas wawasan yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan di sekolah sehingga menjadi acuan dalam meningkatkan peran prestasi sebagai guru dalam memajukan sekolah.

4. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk terus proses pengambilan keputusan dengan menitik beratkan pada proses penyampaian oleh keputusan kepala sekolah.

REFERENSI

Akdon.Strategic management For

educational Management.

Bandung: PT Alfabeta, 2006

Amtu, Onismus : 2011. Manajemen Pendidikan di Era Otonomi Daerah .Bandung Alfabeta

Adair, John. 1995. Pengambilan Keputusan Manajemen Jakarta:Binarupa Chatab, N. 2007.Profil Budaya Organisasi.

Bandung : Alfabeta.

Depdiknas, 2002.Proses pengambilan

KeputusanJakarta :

Dirjendikdasmen

Danim. S. 2012. Otonomi Manajemen Sekolah.Bandung : Alfabeta

Hasbullah, 2007 .Otonomi Pendidikan, Jakarta : PT Rajagrafindo

Iqbal dan Hasan , 2004 . Pokok- pokok

Materi Teori Pengambilan

Keputusan.Jakarta : Ghalia

Indonesia

Kartono Kartini, 2001. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada

Lutfan.F, 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta : Penerbit Andi

Mulyasa, 2011.Kepemimpinan Kepala

Sekolah. Bandung : Remaja

(10)

Mulyasa, 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya

Masaong dan Tilome, 2011.Kepemimpinan

Berbasis Multiple

Intelegence.Bandung : Alfabeta Masaong dan Ansar, 2011. Manajemen

Berbasis Sekolah. Gorontalo : Sentral Media

Nurkolis. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Malang : Sentral Media Riduwan, 2010.Metode dan Teknik

menyusun Tesis.Bandung : Alfabeta Rivai dan Mulyadi, 2012.Kepemipinan dan

Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Rajagrafindo

Sugiyono,2013. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung : Alfabeta Salusu, J. 2004. Pengambilan Keputusan

Strategik untuk Organisasi Publik Jakarta Grasindo

Sagala.2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung : Alfabeta

Sagala,2007. Manajemen Strategic dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Sutopo 2010. Perilaku organisasi .Bandung : Alfabeta

Siagian .S, Filsafat Administrasi .Jakarta : Rineka Cipta

Tahalele, 2006.Bagaimana Memimpin Sekolah Yang efektif.Jakarta : Ghalia

Yukl, G. 2005. Kepemimpinan dalam Organisasi.Jakarta : Indeksbeta

(11)

Referensi

Dokumen terkait

No Jenis/kategori Penilaian Nama Wilayah kerja/ binaan Jumlah nilai5. Gabungan 

Adapun Nilai Tambah yang diperoleh praktikan setelah melaksanakn Praktik pengalaman lapangan 2 selama hampir 3 bulan ini adalah memperoleh pengalaman secara langsung

Soal open ended merupakan suatu masalah yang dapat diselesaikan. dengan banyak solusi atau strategi penyelesaian, dimana siswa dapat

Halid, MMR menyatakan acara deklarasi ini adalah cerminan keberhasilan semua pihak dalam pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Morowali.. Keberhasilan

Hasil yang akan dicapai adalah terciptanya rancangan sistem monitoring chiller yang nantinya berfungsi untuk memantau parameter-parameter chiller yaitu; suhu air masuk

Dimana Animasi ini merupakan penggabungan dari tiga buah gambar yaitu gambar Donal yang sedang berdiri sambil mengamati alam bawah laut dengan kamera, ikan yang bergerak dari arah

POLA ASUH ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI ANAK TUNANETRA TINGKAT SDLB DI SLBN-A PAJAJARAN KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Analisis Faktor Risiko Hipertensi Pada Masyarakat Nagari Bungo Tanjung, Sumatera Barat.. Medan: Universitas