• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado."

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

119

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN MASA KERJA DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PETANI SAAT PENYEMPROTAN PESTISIDA DI KELURAHAN RURUKAN KECAMATAN TOMOHON TIMUR.

Jacqualine N. N. Kaligis*, Odi Pinontoan*, Paul A. T. Kawatu*.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

ABSTRAK

Petani merupakan pekerja yang sering terpapar dengan pestisida sehingga rentan terhadap bahaya pestisida yang dapat menimbulkan keracunan. Salah satu pengendalian dampak negatif pestisida yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan masa kerja dengan penggunaan APD petani saat penyemprotan pestisida di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur. Jenis penelitian merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional. Responden berjumlah 67 petani yang melakukan penyemprotan pestisida selama bulan September 2015. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan lembar checklist. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pengetahuan dengan penggunaan APD (p value = 0, 015), tidak ada hubungan sikap dengan penggunaan APD (p value = 0,271) dan ada hubungan antara masa kerja dengan penggunaan APD (p value = 0,023). Saran bagi petani supaya lebih menambah wawasan tentang K3, sehingga lebih mengetahui bahaya dari penggunaan pestisida, petani dapat menyediakan APD dan lebih disiplin dalam menggunakannya saat penyemprotan pestisida.

Kata Kunci: Petani, Penyemprotan Pestisida, Pengetahuan, Sikap, Penggunaan Alat Pelindung Diri.

ABSTRACT

Farmers are the workers are often exposed to pesticides that are susceptible to the dangers of pesticides that can cause poisoning. One of the ways to control the negative impacts of pesticides is using Personal Protective Equipment (PPE). This research is aims to knowing the relationship of knowledge, attitudes and working time with practice of using PPE when spraying pesticides at farmers in rurukan village east tomohon district. This type of research is an analytic survey with cross sectional design. The respondent amounted to 67 farmers spraying pesticides during September 2015. The data was collected by questionnaires and checklist sheets. Statistical tests were used to analyze the relationship between variables using chi-square test. The results show there is a relationship of knowledge with the use of PPE (p value = 0,015), there is no relationship attitude with the use of PPE (p value = 0,271) and there is a relationship working time with the use of PPE (p value = 0,023). The suggestion for farmer is more adds knowledge about K3, so it is more aware of the dangers of pesticides, famers can provide PPE and using more disciplined when spraying pesticides.

(2)

120

PENDAHULUAN

Petani merupakan salah satu pekerja di sektor informal yang perlu diperhatikan kesehatan dan keselamatan kerjanya. Faktor resiko kecelakaan akibat kerja yang dipengaruhi oleh cara dan posisi kerja yang salah serta faktor resiko terjadinya penyakit yang berhubungan dengan kerja perlu dikendalikan serendah mungkin. Salah satu masalah kesehatan yang sering dijumpai pada petani adalah penggunaan pestisida yang sangat beresiko sehingga berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan kerja petani.

Menurut World Health Organization (WHO), di seluruh dunia diperkirakan per tahunnya terjadi 4 ratus ribu sampai 2 juta orang mengalami keracunan pestisida yang menyebabkan kematian antara 10.000-40.000 orang. Keracunan yang sangat tragis terjadi di Irak pada petani melarat yang telah diperlakukan dengan fungsida P-toluen sulfonanilida dan tercemarnya perairan oleh fungsida tersebut diperkirakan 5.000-50.000 orang telah meninggal dunia lebih dari 100.000 orang atau bahkan mungkin sampai 500.000 orang menjadi cacat seumur

hidup. Menurut Setiono, di Indonesia diperkirakan terjadi 300.000 kasus keracunan setiap tahunnya, walaupun hanya sebagian kecil yang bersifat fatal. (Khamdani, 2009).

Ilmu Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) memiliki peranan penting dalam pengendalian dampak negatif pestisida, salah satu pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD). Berdasarkan Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida (Kementerian Pertanian, 2011), jenis APD yang diperlukan bagi pengguna pestisida adalah pakaian yang menutupi tubuh, celemak, penutup kepala, pelindung mulut dan lubang hidung, pelindung mata, sarung tangan, sepatu boot.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan Mokoagow (2013) di Kelurahan Rurukan memuat data dari Puskesmas Rurukan selama 1 tahun terakhir (2013) terdapat 109 orang dengan keluhan mual, muntah, dan pusing yang diduga ada hubungannya dengan keracunan pestisida.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti pada petani di Kelurahan Rurukan bulan Agustus 2015, ditemukan ada beberapa petani

(3)

121 penyemprot pestisida belum menggunakan APD yang lengkap, diantaranya sebagian petani tidak sering menggunakan masker dan sarung tangan saat pengaplikasian pestisida. Melihat gambaran di atas, maka peneliti ingin mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap, dan masa kerja dengan tindakan penggunaan APD petani saat penyemprotan pestisida di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur Kota Tomohon.

METODE

Jenis penelitian merupakan survei analitik dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur pada bulan Agustus-Oktober 2015. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh petani pengguna pestisida di Kelurahan Rurukan yang berjumlah 296 orang. Sampel dihitung menggunakan rumus Slovin, n = 𝑁

1+𝑁(𝑑2)

Keterangan:

n : jumlah sampel N : jumlah populasi

d : batas toleransi kesalahan (error tolerance) = 0,1

Selanjutnya dihitung hingga mendapatkan hasil sebagai berikut:

n = 296

1+296(0,12)

n= 296

3,96=74,74=75

Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi yaitu petani yang melakukan penyemprotan pestisida selama bulan September 2015 dan yang ada di lokasi bertani saat penelitian berlangsung sehingga responden yang diperoleh berjumlah 67 petani. Data dikumpulkan melalui observasi dan wawancara dengan menggunakan kuesioner dan lembar checklist. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan uji chi-square.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hubungan Pengetahuan dengan

Penggunaan APD Petani Saat Penyemprotan Pestisida

(4)

122

Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Penggunaan APD Tingkat

Pengetahuan

Penggunaan APD

Jumlah Nilai p Baik Tidak Baik

n % n % n % Baik Cukup Kurang 18 5 3 26,9 7,5 4,5 14 12 15 20,9 17,9 22,4 31 17 18 47,8 25,4 26,9 0,015 Jumlah 26 38,8 41 61,2 67 100 Berdasarkan tabel diketahui

bahwa 31 orang responden memiliki tingkat pengetahuan baik tentang APD, 18 diantaranya memiliki tindakan baik dalam menggunakan APD atau 26,9% dan sisanya sebanyak 14 orang atau 20,9% memiliki tindakan tidak baik dalam menggunakan APD. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan cukup sebanyak 17 orang atau 25,4%, 5 diantaranya memiliki tindakan baik dalam menggunakan APD dan sebanyak 12 orang atau 17,9% tidak baik dalam menggunakan APD. Responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang sebanyak 26,9% atau 18 orang hanya 3 orang atau 4,5% yang memiliki tindakan penggunaan APD baik sedangkan sisanya 15 orang atau 22,4% memiliki tindakan penggunaan APD tidak baik. Hasil yang diperoleh dari uji chi square menunjukkan nilai p value

sebesar 0,015 (p value < 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan penggunaan APD petani saat penyemprotan pestisida di Kelurahan Rurukan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Khamdani (2009) pada petani pengguna pestisida semprot di Desa Angkatan Kidul bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pemakaian APD dengan nilai p 0,001 (p value < 0,05).

Hasil penelitian ini juga membuktikan pernyataan yang dikemukakan Sunaryo bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan diperlukan sebagai dorongan psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku setiap hari, sehingga dapat dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi

(5)

123 terhadap tindakan seseorang (Kholid, 2014).

Pengetahuan dapat mempengaruhi seseorang dalam bersikap dan bertindak. Penggunaan APD yang lengkap dapat mencegah terjadinya penyakit atau dampak

buruk pestisida dan mengurangi resiko dari bahaya penggunaan pestisida.

2. Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD Petani Saat Penyemprotan Pestisida

Tabel 2. Hubungan Sikap dengan Penggunaan APD

Sikap

Penggunaan APD

Jumlah

Nilai p Baik Tidak Baik

n % n % n % Baik Kurang 15 11 22,4 16,4 18 23 26,9 34,3 33 34 49,3 50,7 0,271 Jumlah 26 38,8 41 61,2 67 100

Berdasarkan tabel diketahui bahwa dari 33 orang atau 49,3% responden yang memiliki sikap baik, 15 (22,4%) diantaranya memiliki tindakan penggunaan APD baik, sebanyak 18 orang atau 26,9% memiliki tindakan tidak baik dalam menggunakan APD. Responden yang memiliki sikap kurang sebanyak 34 orang atau 50,7%, didalamnya terdapat 11 orang (16,4%) yang memiliki tindakan baik, dan 23 orang atau 34,3% memiliki tindakan penggunaan APD tidak baik.

Hasil yang diperoleh dari uji chi square menunjukkan nilai p value

sebesar 0,271 (p value > 0,05), artinya tidak ada hubungan yang signifikan antara sikap dengan penggunaan APD petani saat penyemprotan pestisida di Kelurahan Rurukan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Shobib (2013) pada petani pengguna pestisida di

Desa Curut (p value = 0,902) yang menunjukkan ada kesesuaian dengan teori yang diungkapkan Azwar dalam Kholid (2014) bahwa sekalipun diasumsikan sikap merupakan predisposisi evaluasi yang banyak menentukan cara individu bertindak,

(6)

124 akan tetapi sikap dan tindakan seringkali jauh berbeda.

Azwar menyatakan bahwa tindakan nyata ditentukan tidak hanya oleh sikap, akan tetapi oleh berbagai faktor eksternal lainnya. Sikap berbeda dengan perilaku, begitu pula perilaku tidak selalu mencerminkan sikap seseorang, sebab seringkali terjadi seseorang menunjukkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya (Kholid, 2014).

Salah satu faktor yang mempengaruhi tindakan penggunaan APD ialah faktor kenyamanan kerja. Sebagian petani menganggap APD yang dipakai saat bekerja dapat menganggu kenyamanan kerja serta

dapat membatasi gerak petani saat mengaplikasikan pestisida. Sebagian petani juga masih menganggap remeh bahaya pestisida.

Faktor lain yang mempengaruhi penggunaan APD ialah ketersediaan APD itu sendiri. Sebagian petani belum memiliki APD yang diperlukan seperti masker, sarung tangan, maupun penutup kepala. Mereka hanya menggunakan baju berlengan panjang dan celana panjang saat mengaplikasikan pestisida.

3. Hubungan Masa Kerja dengan Penggunaan APD Petani Saat Penyemprotan Pestisida

Tabel 3. Hubungan Masa Kerja dengan Penggunaan APD Masa

Kerja

Penggunaan APD

Jumlah

Nilai p Baik Tidak Baik

n % n % n % Baru Lama 11 15 16,4 22,4 7 34 10,4 50,7 18 49 26,9 73,1 0,023 Jumlah 26 38,8 41 61,2 67 100

Berdasarkan hasil statistik diketahui terdapat 18 orang atau 26,9% responden yang memiliki masa kerja baru, 11 diantaranya memiliki tindakan penggunaan APD baik atau

16,4 % dan sisanya sebanyak 7 orang atau 10,4 % memiliki tindakan tidak baik dalam menggunakan APD. Responden yang memiliki masa kerja lama sebanyak 49 orang atau 73,1% 15 diantaranya atau 22,4% memiliki

(7)

125 tindakan penggunaan APD baik sedangkan sisanya 34 orang atau 50,7% memiliki tindakan penggunaan APD tidak baik.

Hasil yang diperoleh dari uji chi square menunjukkan nilai p value dengan tingkat signifikansi 0,023 (p value < 0,05), artinya ada hubungan yang signifikan antara masa kerja dengan penggunaan APD petani saat penyemprotan pestisida di Kelurahan Rurukan.

Pengalaman untuk selalu waspada terhadap resiko bahaya dan kecelakaan di tempat kerja bertambah sesuai dengan usia dan lamanya bekerja di tempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja baru biasanya belum mengetahui secara mendalam seluk beluk pekerjaan dan keselamatannya, selain itu tenaga kerja baru sering mementingkan selesainya sejumlah pekerjaan sehingga tidak terlalu memperhatikan keselamatan dalam bekerja. Menurut Silalahi (1985) yang dikutip dalam Mulyanti (2008), lama kerja seseorang dapat dikaitkan dengan pengalaman yang didapatkan di tempat kerja. Semakin lama seseorang bekerja, semakin banyak pengalaman dan semakin tinggi pengetahuannya

dan keterampilannya. Menurut Pandji (2001) tenaga kerja yang mempunyai masa kerja yang lama akan lebih terampil dan berpengalaman di dalam mengerjakan pekerjaannya sehingga hasilnya akan lebih baik dan aman.

Petani yang sudah lama melakukan aktivitas penyemprotan pestisida, sudah lebih berpengalaman dan terampil dalam melakukan pekerjaannya. Semakin banyak pengalaman yang diperoleh, semakin mampu menguasai situasi pekerjaan termasuk cara bekerja dengan aman.

KESIMPULAN

1. Ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penggunaan APD petani saat penyemprotan pestisida di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur.

2. Tidak ada hubungan antara sikap dengan tindakan penggunaan APD petani saat penyemprotan pestisida di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur. 3. Ada hubungan antara masa kerja

dengan tindakan penggunaan APD petani saat penyemprotan

(8)

126 pestisida di Kelurahan Rurukan Kecamatan Tomohon Timur.

SARAN

1. Petani diharapkan lebih sering membuka wawasan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), sehingga lebih mengetahui bahaya dari penggunaan pestisida yang beresiko. Diharapkan petani dapat menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) untuk dipakai saat menggunakan pestisida serta lebih disiplin dalam menggunakan APD. 2. Pemerintah diharapkan dapat

meningkatkan program promosi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) bagi petani pengguna pestisida lewat kerjasama dengan Puskesmas setempat serta melakukan pengawasan langsung pada petani baik saat mengaplikasikan pestisida maupun memantau kondisi kesehatan mereka sebelum dan setelah bekerja.

3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian dengan desain penelitian yang berbeda serta

meneliti faktor lain yang berhubungan dengan penggunaan alat pelindung diri untuk memperoleh hasil penelitian yang mendalam dan kompleks.

DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pertanian. 2011. Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida. Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Direktorat Pupuk dan Pestisida. Khamdani, Faris. 2009. Hubungan

Antara Pengetahuan dan Sikap dengan Pemakaian Alat Pelindung Diri Pestisida Semprot pada Petani di Desa Angkatan Kidul Pati. Skripsi: Universitas Negeri Semarang.

Kholid, A. 2014, Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori Perilaku, Media, dan Aplikasinya untuk Mahasiswa dan Praktisi

Kesehatan. Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada.

Mokoagow, D. 2013. Hubungan Antara Masa Kerja, Pengelolaan Pestisida dan Lama Penyemprotan dengan Kadar Kolinesterase Darah Pada Petani Sayur di Kelurahan Rurukan Kecamatan

(9)

127 Tomohon Timur Kota Tomohon. Jurnal: Universitas Sam Ratulangi Manado.

Mulyanti, D. 2008. Faktor Predisposing, Enabling dan Reinforcing Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri Dalam Asuhan Persalinan Normal di Rumah Sakit Meuraxa Banda Aceh. Tesis: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Pandji, A. 2001. Psikologi Kerja. Penerbit Liberty Yogyakarta. Shobib, M. 2013. Hubungan Antara

Pengetahuan dan Sikap Dengan FPraktik Pemakaian (APD) Alat Pelindung Diri Pada Petani Pengguna Pestisida di Desa Curut Kec. Penawangan Kab. Grobogan. Jurnal: Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut dibutuhkan karena persaingan pasar saat ini sangatlah ketat, sehingga suatu perusahaan hams mampu mengembangkan suatu strategi yang dapat membuat pemsahaannya tetap

Pemerintah Daerah berkewajiban dan bertanggung jawab untuk melaksanakan upaya perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan melalui: melaksanakan kebijakan

7 8 5 aANTUAN SUMUR GAUAN Dwi. RABAT JALAN Dwi. SARANA DRAINASE JAJAN DSN BETON DS. PanbanQunan Balai Peiteimian Dwi. BANTUAN LAPANGAN BOLA VOLY DSN SAREN DS. RABAT JALAN DSN,

Pengertian Pedagogical Content Knowledge (PCK) menurut Shulman (1986) adalah gabungan dari ilmu pedagogik dan konten materi, yaitu tentang bagaimana seorang pendidik

Selain itu penelitian ini juga menemukan bahwa perpindahan dari layanan personal ke self- service technology mempunyai efek yang negatif terhadap ikatan sosial dalam

Pemerintah Kabupaten Bogor telah menetapkan pada sebagian besar wilayah daerah penyangga atau yang berbatasan langsung dengan TNGHS dengan peruntukan bagi tanaman

Petani juga berhubungan dengan sistem perusahaan atau industri pengolahan kopi dimana perusahaan membutuhkan bahan baku dari yang di hasilkan, petani juga membutuhkan

Berdasarkan uji chi-square diperoleh nilai signifikan p value (0,028) &lt; (0,05) ada hubungan yang signifikan antara Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan