Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
JAKARTA, 11 Oktober 2017
POTENSI BISNIS SEKTOR PERTANIAN YANG RAMAH LINGKUNGAN
PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI
DI KAWASAN PERTANIAN
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PERTANIAN BIOINDUSTRI
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
TREND PEMBANGUNAN PERTANIAN 1980-2045
3
• Industrialisasi Pangan dan Pertanian menjadi salah
satu kunci kejayaan Indonesia beyond 2045
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KERANGKA DASAR STRATEGI INDUK PEMBANGUNAN
PERTANIAN (SIPP)
Pertanian Indonesia yang
Bermartabat, Mandiri, Maju, Adil dan Makmur
VISI: Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan
sehat dan produk bernilai tambah tinggi dari sumberdaya pertanian dan kelautan tropika terbarukan
MISIDAN SASARAN
PILAR DAN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN EKONOMI MAKRO KEBIJAKAN AGRARIA DAN PENATAAN RUANG KEBIJAKAN LEGISLASI DAN REGULASI PRASYARAT KEBERHASILAN:
1. Politik pembangunan dan kebijakan publik yang menjiwai pertanian-bioindustri; 2. Pengambilan keputusan berbasis inovasi, sains dan rekayasa hayati; 3. Sistem konektivitas, logistik dan rantai nilai yang efisien; dan 4. Sumber daya insani (SDI) berkualitas dan amanah.
PRINSIP DASAR:
1.Tatakelola Pemerintahan yang baik (Good Governance); 2. Pembuatan kebijakan dan program yang baik (Good policy
making process); 3. Pembangunan inklusif berkelanjutan; 4. Paradigma Pertanian untuk Pembangunan; 5. Pembangunan
pertanian berkelanjutan berbasis Masyarakat, Lingkungan Alam dan Pelaku Agribisnis; 6. Pembangunan pertanian berorientasi pengembangan usaha pertanian rakyat; 7. Berbasis sumber daya lokal; 8. Lingkungan pemberdaya biobisnis
(biobusiness enabling environment) sebagai infrastruktur publik; dan 9. Sistem pasar bersaing sehat dan berkeadilan.
KEBIJKAKAN KETAHANAN PANGAN,
AIR DAN ENERGI
KEBIJAKAN SISTEM PERTANIAN-BIOINDUSTRI 4 Bioindustri untuk pangan dan produk pertanian bernilai tambah tinggi
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PERTANIAN DAN BIOEKONOMI
Fotosintesa Mineral 2 CO H O 2 Produk Berkelanjutan • Pangan, Pakan, • Material, Kimiawi • Energi Pangan dan Pakan Limbah dan Kotoran hewan Limbah dan Kotoran hewan
Produk samping dan limbah pengolahan, kompos, mineral dan nutrisi dan energi
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
SISTEM PERTANIAN-BIOINDUSTRI
6 6
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PEMBANGUNAN PERTANIAN MASA DEPAN
Tuntutan transformasi ekonomi dari berbasis fosil ke berbasis biomasa
Pertanian sebagai basis dan poros revolusi bioekonomi Pertanian sebagai basis revolusi bioekonomi memerlukan rencana jangka panjang
Rencana pembangunan pertanian jangka panjang belum tersedia
Tahun 2045 sebagai momentum kemerdekaan Indonesia yang ke-100
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PENGGERAK UTAMA PERUBAHAN PERTANIAN
NO TREN BESAR KONSEKUENSI
1. ENERGI ASAL FOSIL MAKIN LANGKA: ABAD 21 MENURUN, ABAD 22 HABIS
URGENSI TRANSFORMASI EKONOMI DARI FOSIL BASED KE BIO BASED URGENSI SUMBER ENERGI TERBARUKAN DAN BERKELANJUTAN BIO-ENERGI
2. PENINGKATAN KEBUTUHAN PANGAN, PAKAN, ENERGI DAN SERAT
TRADE OFF FOOD-FEED-FUEL-FIBRE BERBASIS BAHAN PANGAN DAN
PETROKIMIA
URGENSI PENGEMBANGAN BIOPRODUK
URGENSI PERUBAHAN POLA HIDUP, POLA KONSUMSI (BIOKULTURA) 3. PERUBAHAN IKLIM GLOBAL PENINGKATAN KAPASITAS ADAPTASI DAN MITIGASI SISTEM PERTANIAN 4. PENINGKATAN KELANGKAAN SUMBERDAYA LAHAN
DAN AIR
URGENSI EFISIENSI DAN KONSERVASI
PENGENDALIAN KONVERSI LAHAN DAN PERBAIKAN JARINGAN IRIGASI PERTANIAN DENGAN LIMBAH MINIMAL
PERTANIAN DENGAN MINIMUM INPUT PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN 5. PENINGKATAN PERMINTAAN TERHADAP JASA
LINGKUNGAN
PELUANG PENGEMBANGAN PERTANIAN EKOLOGIS
KUALITAS LANSEKAP PERTANIAN
6. PENINGKATAN PETANI MARGINAL URGENSI PENGEMBANGAN PLURICULTURE (SISTEM BIOSIKLUS TERPADU)
PENINGKATAN AKSES PADA KEGIATAN OFF-FARM DAN NON-FARM DI PERDESAAN (AGROINDUSTRI)
7. KEMAJUAN IPTEK BIOSCIENCE DAN
BIOENGINEERING REVOLUSI HAYATI
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
REVOLUSI HIJAU DAN REVOLUSI HAYATI
No ASPEK REVOLUSI HIJAU REVOLUSI HAYATI
1. Sasaran output Bahan pangan (beras, terigu, jagung)
Biomassa (bahan pangan, feedstock biorefinery)
2. Sifat teknologi • Input • Pengolahan lahan • Toleransi lingkungan •Tinggi •Intensif
•Rendah, atau lingkungan disesuaikan dengan teknologi
•Rendah
•Tanpa (Minimum) olah lahan
•Tinggi, atau teknologi disesuaikan dengan lingkungan
3. Sistem usahatani Monokultur Sistem plurifarming terpadu 4. Cakupan komoditas Tanaman pangan pokok: padi,
jagung, gandum
Tanaman pangan, hutan, rumput, cacing, mikroba, ternak, ikan
5. Industri pengolahan Industri pangan dan pakan Bioindustri
6. Produk Pangan dan pakan Pangan, pakan, bionergi, biokimiawi, enzym, biomaterial
7. Kepemilikan teknologi Publik (terbuka untuk mum) Privat (terbuka unytuk umum)
8. Pelaku disseminasi Pemerintah Pemerintah, swasta, komunitas, individu, keluarga
9. Dampak SOSEK Kontroversial Kontroversial 10. Dampak lingkungan Kontroversial Ramah lingkungan
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
TREN BARU PENGEMBANGAN BIOEKONOMI GLOBAL
1. Bioeconomy Initiative Malaysia (BIM) 2012:
National Biomass Strategy 2020: New Walth Creation for the Palm Oil Industry
2. OECD: The Bioeconomy to 2030 Designing A Policy Agenda: 2009 3. UNI EROPA:
The European Biorefinery Vision 2030: 2011
Strategy for "Innovating for Sustainable Growth: A Bioeconomy for Europe“: 2012
4. AMERIKA SERIKAT
The BioPreferred program: USDA 2009
Presidential Memorandum - Driving Innovation and Creating Jobs in Rural America
through Biobased and Sustainable Product Procurement: 2012
NATIONAL BIOECONOMY BLUEPRINT 2012
5. The Canadian Blueprint Beyond Moose And Mountains How We Can Build The World’s Leading Bio-based Economy: 2008
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KAWASAN PERTANIAN
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Gabungan sentra-sentra pertanian
yang terkait secara fungsional baik
dalam faktor sumber daya alam,
sosial budaya, maupun
infrastruktur, sedemikian rupa
sehingga memenuhi batasan
luasan minimal skala ekonomi dan
efektivitas manajemen
pembangunan wilayah
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Banyak komoditas, lokasi tersebar, skala kecil
Pendekatan parsial, mono komoditas Tidak efisien
Pembinaan sulit (komoditas beragam,
lokasi tersebar)
Pemanfaatan sumberdaya kurang
optimal (parsial, mono komoditas)
Anggaran tidak efisien
Dampak tidak terlihat (skala kecil)
Sedikit komoditas, Terkonsentrasi di lokasi tertentu, skala luas/skala KAWASAN
Pendekatan holistik, integrasi komoditas Efisien
Pembinaan mudah (komoditas homogen,
terkonsentrasi)
Pemanfaatan sumberdaya lebih optimal
(holistik, integrasi komoditas)
Anggaran lebih efisien (efek skala
manajemen)
Dampak lebih terlihat (skala luas)
Pengembangan kawasan (Cluster)
SEMULA MENJADI
PENGEMBANGAN KAWASAN (CLUSTER) PERTANIAN
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KEBIJAKAN KAWASAN
• PERMENTAN Nomor 50/Permentan/OT.140/8/2012:
pengembangan komoditas unggulan nasional perlu
dilaksanakan dengan pendekatan kawasan
• KEPMENTAN Nomor 03, 43, 45 dan 46 tahun 2015
menetapkan “
Kawasan Pertanian Nasional
“
• PERMENTAN Nomor 56 Tahun 2016 tentang Pedoman
Pengembangan Kawasan Pertanian
• KEPMENTAN Nomor 830 Tahun 2016 tentang Lokasi
Kawasan Pertanian Nasional
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN
Pendekatan Pembangunan Pertanian: Fokus Komoditas dan Fokus Lokasi
Berbasis Cluster
Fokus komoditas mencakup pangan dan komoditas berdaya saing: padi,
jagung, kedelai, sapi dan tebu, bawang merah, cabai, kelapa sawit, karet, kopi dan kakao
Fokus lokasi mencakup wilayah sentra produksi pangan dan komoditas unggulan lainnya (baik kawasan existing maupun kawasan baru)
Pengutuhan kegiatan yang sudah ada (existing) menjadi cluster berbasis komoditas unggulan
Rancangan program/kegiatan di lokasi cluster disusun secara terpadu dan
multi-years
Standar Pelayanan Minimum (SPM) harus ada di setiap daerah, mencakup aspek perbenihan, penyuluhan, tekologi, pengendalian OPT, infrastruktur dan lainnya
Pendekatan hulu - hilir, integratif, holistik
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
FOKUS KAWASAN SENTRA PANGAN STRATEGIS
PADI JAGUNG KEDELAI TEBU • 31 Provinsi dan 284 kabupaten SAPI POTONG BAWANG MERAH CABAI • 30 Provinsi dan 166 kabupaten • 21 Provinsi dan 107 kabupaten • 9 Provinsi dan 51 kabupaten • 33 Provinsi dan 153 kabupaten • 28 Provinsi dan 79 kabupaten • 33 Provinsi dan 191 kabupaten KELAPA SAWIT KARET KOPI KAKAO TEH • 9 Provinsi dan 34 kabupaten • 10 Provinsi dan 33 kabupaten • 16 Provinsi dan 59 kabupaten • 18 Provinsi dan 61 kabupaten • 2 Provinsi dan 8 kabupaten 16
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
RANCANGAN TAHAPAN PENGEMBANGAN KAWASAN
17 KAWASAN BELUM BERKEMBANG - ON FARM - TEKNOLOGI BUDIDAYA - SARANA & PRASARANA - PENYULUHAN
1) Pembagian tugas yang jelas Pusat, Prov, Kab/Kota
2) Swasta, BUMN, dan masyarakat pelaku utama kawasan
3) Pertanian basis penggerak ekonomi 4) Didukung infrastruktur memadai.
KAWASAN SUDAH BERKEMBANG: - KELEMBAGAAN - MUTU - PEMASARAN - OFF FARM KAWASAN CUKUP BERKEMBANG: - KELEMBAGAAN - ON FARM - SARANA & PRASARANA
INISIASI
KAWASAN
BARU
PENUMBUHAN PENGEMBANGAN PEMANTAPANEXISTING :
KINAK,KIMBUN, AGROPOLITAN, PRIMATANI, DLLKementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KLASIFIKASI PERKEMBANGAN KAWASAN
No Ciri-ciri Kelas Kawasan
Belum berkembang (Penumbuhan) Cukup berkembang (Pengembangan) Sudah berkembang (Pemantapan)
1 Masih dominan kegiatan
on-farm
Kegiatan on-farm sudah berkembang
Kelembagaan pelayanan terkait pertanian sdh beragam jenisnya 2 Teknologi budidaya belum
maju
Kelembagaan pelayanan terkait pertanian sudah mulai dibentuk
Pemasaran produk sdh berkembang, bahkan keluar wilayahnya
3 Sarana dan prasarana belum lengkap
Sarana dan prasarana sudah lebih lengkap Keg berproduksi sdh mengutamakan kualitas/mutu 4 Diperlukan penguatan kegiatan on-farm
Diperlukan kegiatan industri hilir Keg off farm sdh mulai berkembang
5 Masih memerlukan
bimbingan dari Penyuluh Pertanian
Diperlukan penyuluhan bidang budidaya
Penguatan penyuluhan di bidang hilir & pemasaran
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PROSES IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN
KAWASAN PERTANIAN
Target Kementerian
Pertanian
Koordinasi Kerja antar sektor, antar jenjang Prov
vs Kab/Kota, antar Kab/Kota Pedoman Pengembangan Kawasan Pertanian E-Proposal = Renja 2015 Master Plan dan Rencana Aksi
Implementasi Pengembangan
Kawasan Pertanian
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN
PADI NASIONAL
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN
JAGUNG NASIONAL
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN
KEDELAI NASIONAL
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN
UBI KAYU NASIONAL
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
POTENSI PENGEMBANGAN KAWASAN PADI PULAU JAWA
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PELIBATAN MULTI STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN
Pemerintah Pusat Pemerintah Prov/Kab/ Kota BUMN STAKEHOLDER LAINNYA SWASTA • Anggaran • Infrastruktur • Pembinaan • Dll
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Alokasi untuk kawasan 30% dari anggaran
non operasional
KEBIJAKAN PENGALOKASIAN APBN KAWASAN
Kebijakan 2015
Alokasi untuk kawasan 50% dari anggaran
non operasional
Kebijakan 2016
Alokasi untuk kawasan 65% dari anggaran
non operasional
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
IMPLEMENTASI BIOINDUSTRI DI
KAWASAN PERTANIAN
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
BIOINDUSTRI DAN
PILOT PROJECT
KAWASAN PERTANIAN
BIOINDUSTRI • Percontohan • Center of excelent BIOINDUSTRI BIOINDUSTRI BIOINDUSTRI
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
KERAGAAN MODEL PERTANIAN BIO INDUSTRI DI LAHAN
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id Tanam an Hortikultura Sayuran Buah-buahan Tanaman Hias Seledri Kentang Tomat Cabe kecil Cabe besar Sawi putih Chaisin Kubis Pepaya Nenas Gumitir / Kenikir Krisan
Ternak Sapi (Penggem ukan & Pem bibitan)
Kolam ikan /Embung
Hidram
Pup uk organik p adat
Pup uk organik cair
Limbah sayuran
Welcom e drink & oleh-oleh
Pakan sapi
Air minum
Pakan ikan
Pupuk tanaman
Bahan baku produk olahan
Kandang, rumah bibit, gudang pakan
Mata air
Air hujan
Menyiram tanaman
Slurry instalasi Bio gas
Pisang Entog Ikan Nila Tanam an Hortikultura S ayuran Buah-buahan Tanaman Hias Seledri Tomat Cabe kecil Cabe besar Sawi putih Chaisin Kubis Pepaya lokal Nenas Gumitir / Kenikir
Ternak Sapi (Penggem ukan & Pem bibitan)
Embung keci l penampung ai r hujan
Pup uk organik t anp a ferment asi
Limbah say uran Pisang
Berry
Model Sistem Usahatani Integrasi Tanaman ternak yang dikembangkan berbasis Ternak – Hortikultura
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
IMPLEMENTASI INOVASI TEKNOLOGI
Inovasi Teknis Sebelum bioindustri Target 2016 Target 2017 1. Aplikasi kompos kotoran sapi
sebagai pupuk dasar
2. Aplikasi bio urin konsentrasi 1:5 setiap minggu sekali
Kotoran sapi dimanfaatkan tanpa proses fermentasi Urin sapi tidak
dimanfaatkan
Tersusun SOP tek budidaya sayuran spesifik lokasi untuk menghasilkan produk berkualitas SOP telah dijadikan standar budidaya di seluruh kooperator
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Peningkatan pendapatan
Inovasi Teknis Sebelum bioindustri Tahun 2015-2016 Target 2016
4. Tek. Penggemukan sap - Tek. Konvensional, (penggemukan 1 – 1,5 tahun - PBBH 0,3 kg/hari - Penggemukan selama 0,6 – 8 bulan - PBBH 0,6 kg/hari - Peningkatan pendapatan 33% - 50% SOP penggemukan sapi SOP tek pemeliharaan bakalan
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Inovasi Teknis Sebelum bioindustri Tahun 2015-2016 Target 2016
5. Pengembangan HMT
unggul dengan gizi berimbang dari lahan
- Tidak memperhatikan kandungan gizi pakan dari sumbernya (lahan/pembatas lahan) - Pengembangan gamal
diantara rumput gajah/raja di pematang l
- Pengembangan rumput gajah odot
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
Inovasi Teknis Sebelum bioindustri Tahun 2016
6. Perangkap kuning & lampu diatas kolam
- Insektisida melalui
penyemprotan maupun ditimbun di lahan
- Perangkap kuning dipasang di tepi
kebun sayuran,
- Lampu dipasang di atas kolam
(embung)
Mengurangi penggunaan
pestisida
• Perangkap kuning
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
BIOINDUSTRI BERBASIS
KORPORASI PETANI
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id KOPERASI AR-RAHMAH KELOMPOK TANI Bantuan dana pinjaman • Penyiapan Benih • Penanggungan bunga pinjaman 6% • Penanggungan cadangan resiko gagal panen (premi) petani 1% • 1.000 Ha 5.000 Ha • 3.000 petani 16.000 RTP Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL)
• Pengolahan gabah ke beras,
pemasaran • Berbentuk PT
PASAR
Penyertaan saham ke perusahaan 49%• Bantuan peningkatan produksi padi • Fasilitasi penyiapan modal usaha • Bantuan alsin prapanen
• Bantuan alsin pasca panen &
pengolahan
• Pengawalan dan pendampingan
penyuluh
Bank & Lembaga Pembiayaan
MODEL BISNIS KORPORASI PETANI
PEMERINTAH
38
Bantuan dana pinjaman
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PT. MITRA BUMDES BERSAMA (tingkat kec) PT. MITRA BUMDES NUSANTARA PENYERTAAN MODAL
49%
PENYERTAAN MODAL51%
• Dividen/SHU• Fasilitasi input (benih,
pupuk, obat2n)
• Penyewaan Jasa alsintan • Fasilitasi Pinjaman • Penanggungan Bunga Pinjaman • Fasilitasi Asuransi • Penanggungan premi asuransi
• Fas. Pengolahan dari
Gabah menjadi Beras
• Fasilitasi input
• Pergudangan (gabah/beras) • Akses Pasar
IJK dan IJKNB
Industri Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan Non Bank
• D ividen /S H U
• Bantuan peningkatan produksi padi • Bantuan alsin prapanen, pasca panen &
pengolahan
• Pengawalan dan pendampingan penyuluh
1 2 7 5 8
KONSEP PEMBENTUKAN
KORPORASI PETANI
Integrasi lintas K/L 3 AKSES PASAR K EMEN TA N 9 Rp Rp Rp UnitPembibitan Unit JasaSaprotan
Unit Perbengkela
n Unit
Pengolahan PemasaranUnit
6
Asuransi BantuanModal Gapoktan Bersama / Koperasi Tani BUMDes Bersama BUMDes • Penjualan gabah 4
Manfaat bagi petani: 1. Jaminan pasar
2. Bantuan modal kerja dan sarana produksi
3. Jaminan ketersediaan input
4. Bebas premi asuransi 5. Bebas bunga pinjaman
- Kartu tani
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id
PT. MITRA GAPOKTAN (tingkat kec)
LP3E
Lembaga Perlindungan dan Pemberdayaan Petani PENYERTAAN MODAL
49%
PENYERTAAN MODAL51%
• Dividen/SHU• Fasilitasi input (benih,
pupuk, obat2n)
• Penyewaan Jasa alsintan • Fasilitasi Pinjaman • Penanggungan Bunga Pinjaman • Fasilitasi Asuransi • Penanggungan premi asuransi
• Fas. Pengolahan dari
Gabah menjadi Beras
• Fasilitasi input
• Pergudangan (gabah/beras) • Akses Pasar
IJK dan IJKNB
Industri Jasa Keuangan dan Industri Jasa Keuangan Non Bank
• D ividen /S H U
• Bantuan peningkatan produksi padi • Bantuan alsin prapanen, pasca panen &
pengolahan
• Pengawalan dan pendampingan penyuluh
1 2 6 5 8
KONSEP PEMBENTUKAN
KORPORASI PETANI
Kementerian Pertanian
3 AKSES PASAR K EMEN TA N 7 Rp Rp Rp UnitPembibitan Unit JasaSaprotan
Unit Perbengkela
n Unit
Pengolahan PemasaranUnit
Asuransi BantuanModal Gapoktan Bersama /
Koperasi Tani
• Penjualan gabah
4
Manfaat bagi petani: 1. Jaminan pasar
2. Bantuan modal kerja dan sarana produksi
3. Jaminan ketersediaan input
4. Bebas premi asuransi 5. Bebas bunga pinjaman
- Kartu tani
Kementerian Pertanian www.pertanian.go.id41 UNIT PEMBELIAN PETANI / GAPOKTAN Panen & Perontokan GKP PENGOLAHAN GABAH •Pengeringan •Pembersihan •Pengumpulan, dll. UNIT PENGGILINGAN •Penggilingan •Penyosohan •Pengemasan, dll. GKG BERAS UNIT PEMBIAYAAN
PASAR
UNIT PEMASARAN KOPERASI - 5000 Ha - 16000 RTP Bank & Lembaga Pembiayaan lainKUR & pinjaman lainnya
Budidaya
Penyuluh Lapangan Panen
& Perontokan
PROSES BISNIS KORPORASI PETANI BERBASIS KAWASAN PADI
41
BU
MDes
Asuransi Pertanian UNIT SAPRODIKementerian Pertanian www.pertanian.go.id