• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah PBT Karet.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah PBT Karet.docx"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

KARET ALAM DAN SINTESIS

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Pengetahuan Bahan Teknik

yang dibina oleh Dr. Hj. Sukarnati, MM

Oleh:

Dewi Izzatus Tsamroh130511616269

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK MESIN PRODI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga dapat berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Karet Alam dan Sintesis”.

Makalah ini berisikan informasi tentang masalah pengetahuan bahan teknik yang banyak digunakan dalam dunia industri/teknik. Proses bagaimana cara memperolah bahan tersebut hingga proses pengolahan serta pemanfaatannya dalam dunia industri. Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada pembaca tentang bagaimana mengelola karet yang baik dan benar. Ketika penyusunan makalah pembelajaran ini, banyak pihak yang turut membantu serta memberikan dorongan pemikiran dan materi. Oleh karena itu, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberi sumbangan dalam penyelesaian makalah ini. Ucapan terima kasih penyusun sampaikan kepada Ibu Sukarnati atas bimbingan, tuntunan, dan bantuan selama proses penyusunan makalah ini.

Akhir kata penyusun menyadari bahwa makalah masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, November 2014

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 1

1.3 Tujuan Penyusunan... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Bahan Baku Karet Alam ... 3

2.2 Pengolahan Lateks ... 8

2.3 Bahan Baku Karet Sintesis ... 9

2.4 Pengolahan Karet Sintesis ... 10

2.5 Pemanfaatan Karet Alam dan Sintesis dalam Dunia Teknik..11

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan ... 18

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia teknik tentunya banyak bahan teknik yang digunakan dalam kegiatan produksi. Terdapat banyak macam bahan teknik yang dapat diklasifikasikan dari logam hingga non-logam. Bahan teknik non-logam sendiri dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu plastik, karet, kayu dan lain-lain.

Bahan teknik non-logam sendiri banyak ditemukan di Indonesia, terutama karet, karena Indonesia merupakan salah satu dari tiga negara produsen karet terbesar di dunia. Tanaman karet kebanyakan hidup di negara beriklim tropis, tanaman ini memiliki nama ilmiah Havea brasiliensis. Berdasarkan asalnya, karet dapat dibedakan menjadi karet alam dan karet sintesis yang mana masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing

Berdasarkan uraian di atas, maka penyusun tertarik untuk mengkaji karet alam dan karet sintesis dalam industri. Baik bagaimana cara memperolehnya dan cara pengolahannya dengan judul “Karet Alam dan Sintesis”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara memperoleh bahan baku karet alam? 2. Bagaimana cara mengolah karet alam?

3. Bagaimana cara memperoleh bahan baku karet sintesis? 4. Bagaimana cara mengolah karet sintesis?

(5)

1.3 Tujuan Penyusunan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, dapat disimpulkan tujuan penyusunan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui cara memperoleh bahan baku karet alam 2. Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah karet alam 3. Untuk mengetahui cara memperoleh bahan baku karet sintesis 4. Untuk mengetahui bagaimana cara mengolah karet sintesis

5. Untuk mengetahui pemanfaatan karet alam dan karet sintesis dalam dunia teknik.

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bahan Baku Karet Alam 2.1.1 Bahan Baku Karet Alam

Bahan baku karet alam yang digunakan dalam dunia teknik didapatkan dengan cara melakukan pengumpulan lateks di kebun (TPH) oleh para petani yang kemudian diangkut ke pabrik. Bahan baku lateks akan tersedia setiap hari karena penyadapan selalu dilakukan setiap hari.

Sumber bahan baku industri karet berasal dari perkebunan karet baik Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Negara maupun Perkebunan Swasta. Pada perkebunan besar negara maupun swasta, bahan baku yang dihasilkan (lateks) biasanya langsung diolah di pabrik sendiri atau dikirim ke pabrik yang seinduk, sedangkan untuk prosesor yang tidak memiliki kebun harus berusaha untuk mendapatkan bahan baku dari perkebunan karet rakyat, baik melalui pembelian langsung ataupun melalui lelang yang diadakan pada waktu-waktu tertentu.

Kondisi bahan baku industri karet baik kuantitas, kualitas maupun kontinuitas pasokan dipengaruhi oleh sumber bahan baku itu sendiri. Pada perkebunan besar hal ini tidak begitu menjadi masalah. Bahan baku yang berasal dari perkebunan karet rakyat yang biasanya sangat bervariasi kualitasnya.

Untuk menjaga kualitas dan kontinuitas bahan baku, maka dilakukan pengawasan pada tiap penyadap. Dari hasil penyadapan, dapat ditentukan. 1. Bobot atau isi lateks : Penyadap menuangkan lateks dari ember-ember

pengumpul ke dalam ember-ember takaran melalui sebuah saringan kasar dengan ukuran lubang 2 mm, maksudnya untuk menahan lump yang terjadi karena prakoagulasi.

(7)

2. Kadar Karet Kering (KKK) : Penentuan kadar karet kering (KKK) sangat penting dalam usaha mencegah terjadinya kecurangan para penyadap.

Lateks sebagai bahan baku berbagai hasil karet, harus memiliki kualitas yang baik. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas lateks, sebagai berikut.

1. Faktor dari kebun (jenis klon, sistem sadap, kebersihan pohon, dan lain-lain).

2. Iklim (musim hujan mendorong terjadinya prakoagulasi, musim kemarau keadaan lateks tidak stabil).

3. Alat-alat yang digunakan dalam pengumpulan dan pengangkutan (yang baik terbuat dari aluminium atau baja tahan karat).

4. Pengangkutan (goncangan, keadaan tangki, jarak, jangka waktu). 5. Kualitas air dalam pengolahan.

6. Bahan-bahan kimia yang digunakan. 7. Komposisi lateks.

Untuk mengetahui susunan bahan-bahan yang terkandung dalam lateks dapat dilihat pada tabel Dari bahan-bahan yang terkandung dalam lateks segar masih terdapat fraksi kuning latoid (2-10 ppm), enzim peroksidase dan tyrozinase. Fraksi kuning dianggap normal bila mencapai 0,1-1,0 mg tiap 100 gram lateks kering.

Kandungan Bahan-Bahan dalam Lateks Segar dan Lateks yang Dikeringkan Bahan Lateks Segar (%) Lateks yang Dikeringkan (%)

Kandungan karet 35,62 88,28

Resin 1,65 4,10

Protein 2,03 5,04

(8)

Zat gula 0,34 0,84

Air 59,62 1,00

Sumber: Setyamidjaja (1993)

Menurut pengolahannya bahan olah karet dibagi menjadi 4 macam : lateks kebun, sheet angin, slab tipis dan lump segar.

a. Lateks kebun adalah cairan getah yang didapat dari bidang sadap pohon karet. Cairan getah ini belum mengalami penggumpalan entah itu dengan tambahan atau tanpa bahan pemantap ( zat anti koagulan). Lateks kebun mutu 1 mempunyai kadar karet kering 28% dan lateks kebun mutu 2 mempunyai kadar karet kering 20%.

b. Sheet angin adalah bahan olah karet yang dibuat dari lateks yang sudah disaring dan digumpalkan dengan asam semut, berupa karet sheet yang sudah digiling tetapi belum jadi. Sheet angin mutu 1 mempunyai kadar karet kering 90% dan sheet angin mutu 2 mempunyai kadar karet kering 80%. Tingkat ketebalan pertama 3mm dan tingkat ketebalan kedua 5mm. c. Slab tipis adalah bahan olah karet yang terbuat dari lateks yang sudah

digumpalkan dengan asam semut. Slab tipis mutu 1 mempunyai kadar karet kering 70% dan slab tipis mutu 2 mempunyai kadar karet kering 60%. Tingkat ketebalan pertama 30mm dan tingkat ketebalan kedua 40mm d. Lump segar adalah bahan oalh karet yang bukan berasal dari gumpalan lateks kebun yang terjadi secara ilmiah dalam amngkuk penampungan. Lump segar mutu 1 mempunyai kadar karet kering 60% dan lump segar mutu 2 mempunyai kadar karet kering 50%. Tingkat ketebalan pertama 40mm dan tingkat ketebalan kedua 60mm.

2.1.2 Karet Alam Konvensional

Ada beberapa macam karet olahan yang tergolong karet alam konvensional. Jenis itu pada dasarnya hanya terdiri dari golongan karet sheet dan crepe. Jenis-jenis karet olahan yang tegolong konvensional beserta standar mutunya menurut Green Book adalah sebagai berikut

a. Ribbed smoked seheet atau biasa disingkat RSS adalah jenis karet berupa lembaran sheet yang mendapat proses pengasapan dengan baik.

(9)

b. White crepe dan pale crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna putih atau muda. White crepe dan pale crepe juga ada yang tebal dan tipis. c. Estate brown crepe, jenis ini merupakan crepe yang berwarna coklat.

Disebut estate brown crepe karena banyak dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan besar atau estate.

d. Thin brown crepe remilis, jenis ini merupakan crepe coklat yang tipis karena digiling ulang. Bahan pembuat crepe ini sama dengan bentuk crepe lain, tetepi digiling lagi untuk menghasilkan crepe yang tebalnya sesuai dengan yang telah ditentukan.

e. Combo crepe adalah jenis crepe yang dibuat dari bahan lump,scrap pohon,potongan-potongan sisa dari RSS atau slab basah.

f. Thick blanket crepes ambers, jenis ini merupakan crepe blanket yang tebal dan berwarna coklat, biasanya dibuat dari slab basah, sheet tanpa proses pengasapan, dan lump serta scrap dari perkebunan atau kebun rakyat yang baik mutunya.

g. Flat bark crepe, sebenarnya jenis ini merupakan karet tanah atau earth rubber, yaitu jenis crepe yang dihasilkan dari scrap karet alam yang belum diolah, termasuk scrap tanah yang berwarna hitam.

h. Pure smoked blanket crepe jenis ini merupakan crepe yang diperoleh dari penggilingan karet asap yang khusus berasal dari ribbed smoked sheet, termasuk juga block sheet atau sheet bongkah atau dari sisa potongan ribbed smoked sheet.

2.1.3 Lateks pekat

Lateks pekat adalah jenis karet yang berbentuk cairan pekat, tidak berbentuk lembaran atau padatan lainnya. Lateks pekat yang dijual di pasaran ada yang dibuat melalui proses pendadihan atau creamed lateks dan melalui proses pemusingan atau centrifuged lateks biasanya lateks pekat banyak digunakan untuk pembuatan bahan-bahan karet yang tipis dan bermutu tinggi. Standar mutu lateks pekat baik lateks pusingan atau lateks dadih dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(10)

Tabel Standard Mutu Lateks Pekat Lateks pusingan (Centrifugated latex) Lateks dadih (Creamed Latex) 1. Jumlah padatan (total solids)

minimum

2. Kadar Karet Kering (KKK) minimum

3. Perbedaan angka butir 1 dan 2 maksimum

4. Kadar amoniak (berdasar jumlah air yang terdapat dalam lateks pekat) minimum

5. Viskositas maksimum pada suhu 25°C

6. Endapan (sludge) dari berat basah maksimum

7. Kadar koagulan dari jumlah padatan, maksimum

8. Bilangan KOH (KOH number) maksimum

9. Kemantapan mekanis (mechanical stability) minimum 10. Persentase kadar tembaga dari

jumlah padatan maksimum

11. Persentase kadar mangan dari jumlah padatan maksimum

12. Warna

13. Bau setelah dinetralkan dengan asam borat 61,5% 60,0% 2,0% 1,6% 50 Centipoises 0,10% 0,08% 0,80 475 detik 0,001% 0,001% Tidak biru Tidak kelabu Tidak boleh Berbau busuk 64,0% 62,0% 2,0% 1,6% 50 Centipoise s 0,10% 0,08% 0,80 475 detik 0,001% 0,001% Tidak biru Tidak kelabu Tidak boleh Berbau busuk

(11)

2.2 Pengolahan Lateks

1. Penerimaan Lateks Kebun

Tahap awal dalam pengolahan karet adalah penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Setelah proses penerimaan selesai, lateks kemudian dialirkan ke dalam bak koagulasi untuk proses pengenceran dengan air yang bertujuan untuk menyeragamkan Kadar Karet Kering.

2. Pengenceran

Tujuan pengenceran adalah untuk memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %. Pengenceran dilakukan hingga KKK mencapai 12-15 %. Lateks dari tangki penerimaan dialirkan melalui talang dengan terlebih dahulu disaring menggunakan saringan aluminium Pedoman Teknis Pengolahan Karet Sit Yang Diasap (Ribbed Smoked Sit). Lateks yang telah dibekukan dalam bentuk lembaran-lembaran (koagulum).

3. Pembekuan

Pembekuan lateks dilakukan di dalam bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet. Jumlah tersebut dapat diperbesar jika di dalam lateks telah ditambahkan zat antikoagulan sebelumnya. Penggunaan asam semut didasarkan pada kemampuannya yang cukup baik dalam menurunkan pH lateks serta harga yang cukup terjangkau bagi petani karet dibandingkan bahan koagulan asam lainnya. Tujuan dari penambahan asam adalah untuk

(12)

menurunkan pH lateks pada titik isoelektriknya sehingga lateks akan membeku atau berkoagulasi, yaitu pada pH antara 4.5-4.7. Asam dalam hal ini ion H+ akan bereaksi dengan ion OH- pada protein dan senyawa lainnya untuk menetralkan muatan listrik sehingga terjadi koagulasi pada lateks.

Penambahan larutan asam diikuti dengan pengadukan agar tercampur ke dalam lateks secara merata serta membantu mempercepat proses pembekuan. Pengadukan dilakukan dengan 6-10 kali maju dan mundur secara perlahan untuk mencegah terbentuknya gelembung udara yang dapat mempegaruhi mutu sit yang dihasilkan. Kecepatan penggumpalan dapat diatur dengan mengubah perbandingan lateks, air dan asam sehingga diperoleh hasil bekuan atau disebut juga koagulum yang bersih dan kuat. Lateks akan membeku setelah 40 menit. Proses selanjutnya ialah pemasangan plat penyekat yang berfungsi untuk membentuk koagulum dalam lembaran yang seragam.

2.3 Bahan Baku Karet Sintesis

Karet buatan (sintetis) sebagian besar dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. Pengembangan karet sintetis secara besar-besaran dilakukan sejak zaman perang dunia II. Negara –negara industri maju merupakan pelopor berkembangnya jenis-jenis karet sintetis. Sekarang banyak karet sintetis yang dikenal. Biasanya tiap jenis memiliki sifat tersendiri yang khas. Ada jenis yang tahan terhadap panas atau suhu tinggi, minyak, pengaruh udara, dan bahkan ada yang kedap air.

Sifat Karet Buatan (Sintesis)

1. Memiliki daya elastisitas atau daya lenting sempurna. 2. Memiliki plastisitas baik, sehingga mudah diolah. 3. Mempunyai daya aus tinggi

(13)

4. Tidak mudah panas (low heat build up)

5. Memiliki daya tahan tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance)

2.4 Pengolahan Karet Sintesis a. Polimerization

Polymerisasi ialah merupakan proses awal dari pembuatan karet sintetik, pada tahap ini ada tiga metode yang digunakan yaitu emulsion, microemulsion, and suspension polymerization. Proses ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan besar sekelas Du Pont, Dow, GE, Ausimont, Daikin and Dyneon.

b. Isolation

Pada tahap ini, backbone polymers diisolasi, dikeringkan, dan dibersihkan. Setelah tahap ini, maka polimer tersebut sudah siap untuk diolah oleh compounder.

c. Compounding(mixing)

Tahap ini merupakan tahap yang paling penting dalam menentukan sifat2 tambahan dari suatu polimer/karet. Karena pada tahap inilah compounder meracik resepnya untuk menghasilkan bahan baku yang sesuai keinginannya/pesanan. Pengalaman dan pengetahuan compounder pada tahap ini sangat krusial untuk menghasilkan material yang berkualitas.

d. Extrusion/Forming/Premolding

Setelah selesai di mixing, maka material yang masih berbentuk lembaran dibentuk lagi menyerupai produk akhir supaya dapat dengan mudah diproses pada molding nantinya. misalnya untuk O-Ring, material tersebut dibentuk menyerupai kabel panjang.

e. Molding

Proses inilah yang menentukan akan berbentuk seperti apakah produk akhir. dengan kombinasi panas dan tekanan yang sesuai, maka akan didapat produk akhir yang sempurna.

(14)

f. Flash Removal

Setelah dari proses molding, biasanya pada produk masih terdapat sisa-sisa material yang menempel, pada tahap ini sisa-sisa tersebut dipisahkan sehingga didapat produk akhir yang sesusai dengan cetakan.

g. Post Curing

Terkadang pada tahap molding tidak semua proses kimia dapat terjadi dengan sempurna, sehingga untuk menghabiskan sisa-sisanya dilakukan proses curing.

h. Finishing & Inspection

Setelah selesai diproses, maka produk akhir hendaknya dibersihkan dan dilakukan pengetesan apakah sudah sesuai dengan harapan atau tidak.

i. Cleaning

Semua proses telah selesai dan produk akhir yang didapat telah sempurna, maka produk tersebut dicuci bersih dari kotoran-kotoran yang mungkin menempel pada proses produksi sebelumnya.

j. Packaging

Setelah produk akhir sudah bersih, dan siap untuk dikirim/disimpan. sebaiknya dimasukan kemasan agar tidak terkontaminasi dari lingkungan luar.

2.5 Pemanfaatan Karet Alam dan Sintesis dalam Dunia Teknik 2.5.1 Perbedaan Karet Alam dan Karet Sintesis

Walaupun karet alam sekarang ini jumlah prroduksi dan konsumsinya jauh dibawah karet sintetis atau karet buatan pabrik, tetapi sesungguhnya karet alam belum dapat digantikan oleh karet sintetis. Bagaimanapun, keunggulan yang dimiliki karet alam sulit ditandingi oleh karet sintetis. Ada

(15)

pun kelebihan-kelebihan yang dimiliki karet alam dibanding karet sintetis adalah sebagai berikut:

- Memiliki daya elastis atau daya lenting yang sempurna,

- Memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah. - Mempunyai daya aus yang tinggi,

- Tidak mudah panas (low heat build up),dan

- Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakkan (groove cracking resistance)

Walaupun demikian,karet sintetis memiliki kelebihan seperti tahan terhadap berbagai zat kimia dan harganya yang cendrung bisa dipertahankan supaya tetap stabil. Bila ada pihak yang menginginkan karet sintetis dalam jumlah tertentu, maka biasanya pengiriman atau suplai barang tersebut jarang mengalami kesulitan. Hal seperti ini sulit diharapkan dari karet alam. Harga dan pasokan karet alam selalu mengalami perubahan, bahkan kadang-kadang bergejolak. Harga bisa turun drastis sehingga merusak pasaran dan merisaukan para produsennya. Kadang-kadang karena suatu sebab seperti keluarnya peraturan pemerintah di negara produsen yang menginginkan suatu kondisi tertentu terhadap industri karet dalam negrinya,maka akan mempengaruhi pasaran internasional. Suatu kebijaksanaan politik entah itu dari pihak penguasa maupun pemerintah memiliki pengaruh yang besar terhadap usaha perkarettan alam secara luas.

Walaupun memiliki beberapa kelemahan dipandang dari sudut kimia maupun bisnisnya, akan tetapi menurut beberapa ahli, karet alam akan tetap mempunyai pngsa pasar yang baik. Beberapa industri tertentu tetap memiliki ketergantungan yang besar terhadap pasokan karet alam, misalnya industri ban yang merupakan pemakai terbesar karet alam.

2.5.2 Pemanfaatan Karet Alam

Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Barang yang dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kenderaan (dari sepeda, motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang) sepatu karet, sabuk, penggerak mesin besar dan mesin kecil, pipa karet, kabel, isolator dan bahan-bahan

(16)

pembungkus logam. Bahan baku karet banyak digunakan untuk membuat perlengkapan seperti sekat atau tahanan alat-alat penghubung dan penahan getaran, misalnya shockabsorbers. Karet juga bisa dgunakan untuk tahanan dudukan mesin. Pemakaian lapisan karet pada pintu, kaca pintu, kaca mobil dan pada alat-alat lain membuat pintu terpasang kuat dan tahan getar serta tidak tembus air. Dalam pembuatan jembatan sebagai penahan getaran juga digunakan karet. Bahan karet yang diperkuat dengan benang-benang sehingga cukup kuat, elastis dan tidak menimbulkan suara yang berisik dapat dipakai sebagai tali kipas mesin. Sambungan pipa minyak, pipa air, pipa udara dan macam-macam oil seals banyak juga yang menggunakan bahan baku karet, walau kini ada yang menggunakan bahan plastik. Bagian-bagian ruang atau peralatan-peralatan yang terdapat dalam bagunan-bangunan besar banyak yang dibuat dari bahan karet, seperti alas lantai dari karet yang dapat dibentuk dengan bermacam-macam warna dan desain yang menarik. Alat-alat rumah tangga dan kantor seperti kursi, lem, perekat barang, selang air, kasur busa serta peralatan menulis juga menggunakan karet sebagai bahan pembuatnya. Peralatan dan kenderaan perang juga banyak yang bagian - bagiannya dibuat dari karet, misalnya pesawat tempur, tank, panser berlapis baja, truk-truk besar, dan jeep. Sebagai pencegah lecet atau rusaknya kulit dan kuku ternak karena lantai semen yang keras, maka alas lantai yang dibuat dari karet banyak dipergunakan di peternakan-peternakan besar. Alas lantai dari karet ini mudah dibersihkan dan cukup meyehatkan bagi ternak seperti sapi dan kerbau.

2.5.3 Pemanfaatan Karet Sintetik

Umumnya karet sintetik diklasifikasikan kedalam 2(dua) kelompok utama,yaitu :

a. Kegunaan Umum

Karet jenis ini sebanyak 60 persen untuk keperluan pembuatan ban pneumatik. Contoh: karet SBR,poliisoprena,polibutadiena,EPDM

(17)

Karet jenis ini untuk keperluan pembuatan produk-produk karet yang tahan terhadap aksi bahan kimia. Contoh : karet-karet IIR, polikloroprena, NBR

2.5.3.1 Karet Untuk Kegunaan Umum 1. Karet Stirena Butadiena

Karet Stirena Butadiena adalah karet sintetik yang paling populer, merupakan kopolimer acak dari butadiena dan stirena (25% stirena dan 75% butadiena) yang diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi Dibanding karet alam, karet Stirena Butadiena memiliki beberapa kelebihan seperti : tidak memerlukan proses mastikasi, lebih toleran terhadap extender oil tanpa menyebabkan terjadinya penurunan sifat (deteoriozation in properties), dan ketahanan terhadap penuaan

dan abrasi seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga tidak tahan terhadap minyak api, karena gugus sisi (stirena) yang besar, maka karet Stirena Butadiena merupakan polimer amorfus yang tidak menguat sendiri (self reinforced rubber), sehingga perlu penambahan pengisi penguat saat komponding. Seperti karet alam, karet Stirena Butadiena juga divulkanisasi dengan mengguanakan sistem vulkanisasi sulfur terakselerasi, oleh karena ikatan gandanya lebih sedikit dibandingkan karet alam maka jumlah hidrogen alilik juga lebih sedikit, sehingga jumlah sulfur yang dipakai tidak sebanyak yang digunakan untuk karet alam, tetapi bahan pencepat digunakan lebih banyak.

2. Karet Polibutadiena (Butadiene Rubber/BR)

Dibuat dengan cara polimerisasi emulsi dan larutan, Polimerisasi larutan menghasilkan karet karet BR yang stereo regular, untuk keperluan pembuatan ban yang lebih tahan terhadap abrasi jalan raya, lebih lentur dan resilien dibanding karet alam. Polimerisasi emulsi menghasilkan polimer campuran yang acak (Cis dan Trans poli butadiene). Kegunaan utama adalah sebagai bahan untuk pembuat ban, karena dapat meningkatkan ketahanan abrasi. Digunakan secara adonan

(18)

(campuran ) dengan karet SBR maupun karet alam, kelebihan terutama dalam mengurangi terjadinya pemanasan dalam (hysteresis) pada produk ban.

3 Karet Isobutilena-Isoprena (Isobutylene-Isoprena Rubber/IIR)

Karet Butil (IIR) terdiri dari kopolimer isobutilena dan Isoprena merupakan karet yang tidak tahan terhadap minyak dan api, tidak berkutub (nonpolar) tapi sangat tahan terhadap beberapa pelarut polar seperti ester fosfat. Karet yang dapat mengkristal sehingga mempunyai kekuatan gum (vulkanisasi tanpa pengisi penguat) yang tinggi. Kegunaan utama untuk pipa gas, berbagai barang mekanik, tube dalam untuk ban pneumatic, produk karet yang terkena sinar matahari, barang-barang untuk kegunaan suhu tinggi seperti gasket,pipa dan selang radiator,penebalan kabel,produk tahan bahan kimia atau barang-barang yang tahan terhadap bahan kimia seperti pembuatan pipa untuk industri kimia.

2.5.3.2 Karet Untuk Kegunaan Khusus 1. Karet Akrilonitril Butadiena (NBR)

Disebut juga dengan karet nitril, seperti karet stirena butadena, diproduksi dengan cara polimerisasi emulsi. Karet nitril terdiri dari kopolimer butadiena dan akrilonitril. Jenis karet nitril tergantung kepada kandungan akrilonitril (25 s/d 50%), gugus akrilonitril (AcN) menyebabkan karet ini berkutub serta tahan terhadap bahan yang tidak berkutub seperti minyak bumi/minyak mineral, dan gugus akrilonitril pada sisi tulang belakang molekul karet ini menghalangi terjadinya penghabluran atau penguatan sendiri. Semakin meningkat kadar

akrilonitril, maka semakin baik ketahanan pengembangan rantai molekul (swelling resistance), suhu peralihan glass (Tg), kekerasan, kekuatan tarik. Semakin buruk resiliens, sifat-sifat elastisitas ( terutama suhu rendah).

(19)

2. Karet Polikloroprena (CR)

Polikloroprena terdiri dari 88-92 persen gugus-gugus trans-1,4-kloro-2 butenilena,7-12 persen cis-1,4 dan penambahan 1,2 yaitu 1,5 persen dan penambahan 3,4,1 persen. Kehadiran atom klorin yang bermuatan negatif menjadikan polimer ini berkutub dan tahan terhadap serangan minyak. Kebanyakan kloroprena mempolimer dalam konfigurasi trans. Akibatnya suatu polimer yang menguat sendiri dihasilkan. CR banyak digunakan karena sifatnya yang tahan terhadap serangan ozon, minyak, panas, dan lentur. Ia juga mempunyai ketahanan kepada cuaca sekitaran. Sifat-sifat dinamik yang amat baik,rintangan api dan juga rintangan lelasan. Antara kegunaan CR dalam industri ialah dalam pembuatan hose tube, hose hidraulik, tube dan penutup untuk kegunaan industri, dalam automotif untuk pembuatan tube, barangan teracuan dan tali sawat berprestasi tinggi. Dalam industri pembinaan-pipa gasket, gasket pelabuhan dan filem untuk bumbung bangunan.

3. Elastomer Uretana

Uretana dihasilkan dengan mereaksikan bahan-bahan yang mengandung hidroksil dengan bahagian yang bersentuhan dengan bahan organik isosianat. Dengan pemilihan isosianat, poliol dan bahan pematangan yang sesuia, resin penyalutan, busa uretana,polimer cair dan polimer gam dapat dihasilkan polimer gam yang digunakan dalam industri karet dibuat dengan mereaksikan poliol yang berlebih sedikit dengan isosianat. Untuk pematangan dengan sulfur, sedikit monomer tak jenuh digunakan. Polimer yang terhasil adalah tahan kepada ozon dan mempunyai sifat-sifat penuaan yang baik. Ia juga tahan kepada minyak dan mempunyai kekeuatan tensil,koyok yang tinggi serta rintangan lelasan yang amat baik.

4. Elastomer Polisulfida

Elastomer polisulfida juga dinamakan “Thiokol” oleh Thiokol Chemical Corporation. Thiokol digunakan dalam pembuatan barangan

(20)

mekanik dan hose karena sifat keboleh telapannya yang rendah dan ketahanannya kepada pelarut keton dan ester. Ia juga digunakan dalam sektor pembinaan dan marina karena ketahanan cuaca persekitaran yang baik, merupakan polimer yang stabil dan tahan kepada bahan kimia serta untuk membuat bahan tampal. Polimer polisulfida disediakan dengan reaksi kimia kondensasi dengan mereaksikan dihalida organik dengan larutan cairan natrium polisulfida dalam kehadiran agen penyebaran dan pembahasan. Hasil ini kemudian dibasuh untuk menyingkirkan garam terlarut dan seterusnya digumpalkan dengan asam. Reaksi kimia seperti ditunjukkan dibawah

C1CH2CH2CL + Na2S4 (CH2CH2S4)11 + 2 NaCl

Dua jenis Thiokol dihasilkan.(Indra Surya,.2006). Peremahan karet memungkinkan pembersihan karet dengan lebih sempurna dan memungkinkan tercapainya hasil yang lebih seragam. Kedua sifat inilah kebersihan dan uniformitas karet sangat penting bagi karet alam, karena justru kekurangan dalam dua hal ini menyebabkan kurang menariknya karet alam terhadap karet sintetis. Dengan cara peremahan ini maka upgrading karet-karet mutu rendah dapat dilaksanakan lebih muda. (Sumarno kartowardojo.1970)

(21)

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan

Karet merupakan salah satu bahan teknik non-logam yang mana Indonesia sendiri menjadi salah satu produsen terbesar di dunia. Menurut bahan bakunya, karet dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu karet alam dan karet sintesis. Karet alam didapat dari bahan baku lateks, yaitu hasil penyadapan dari getah pohon karet, sedangkan karet sintesis merupakan karet buatan yang dibuat dari minyak bumi, batu bara, dan gas alam. Keduanya memiliki kelebihan masing-masing, kelebihan dari karet alam adalah sebagai berikut: memiliki daya elastisitas dan plastisitas yang baik, pengolahannya mudah, tidak mudah aus, tahan terhadap keretakan, memiliki daya lengket yang tinggi terhadap bahan, serta tidak mudah panas. Karet alam biasanya digunakan untuk membuat ban pesawat terbang dan ban mobil balap. Sedangkan karet sintesis memiliki kelebihan sebagai berikut, ia tahan terhadap berbagai zat kimia, harganya cenderung stabil, serta pengirimannya jarang mengalami kesulitan. Jenis beberapa karet sintesis antara lain adalah sebagai berikut, IIR, NBR, EPR, CR. Proses pengolahan karet alam adalah sebagai berikut: penerimaan lateks kebun-pengenceran-pembekuan. Sedangkan proses pengolahan karet sintesis adalah sebagai berikut:

(22)

polymerization-isolation-compounding-extrusion-molding-flash removal-post curing-finishing & inspection-cleaning-packaging.

DAFTAR PUSTAKA

Aghil, Ibrahim. 2012. Laporan Lateks. (Online)

http://ibrahimaise.blogspot.com/2012/12/laporan-pengolahan-lateks.html diakses pada 10 Oktober 2014

Nafiati, Cholifa. 2012. Industri Karet Buatan. (Online)

http://karetbuatan.blogspot.com/ diakses pada 30 Oktober 2014

Supardianningsih. 2014. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Klaten: Intan Pariwara

_______________. 2013. Pengolahan 2013.Pengolahan Karet dan Pengolahan Getah Karet (Lateks). (Online)

http://www.pupukkaretdansawit.com/2013/02/12/pengolahan-karet-dan-pengolahan-getah-karet-lateks/ diakses pada 10 Oktober 2014

Gambar

Tabel Standard Mutu Lateks Pekat Lateks pusingan (Centrifugated latex) Lateks dadih(CreamedLatex) 1

Referensi

Dokumen terkait

51 BIANA HASTARI,S.Pd TK DHARMA WANITA SENDANGHAJI MERAKURAK 52 NISWATIL ELYA, S.Pd,S.PdI TK TUNAS HARAPAN KORO MERAKURAK 53 ZUMROTUL AINI LAILATUL. FITRI,S.Pd TK BINA

(2) Tarif Layanan Akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 untuk mahasiswa sebelum angkatan tahun 20 14/20 15 ditetapkan dengan Keputusan Rektor Badan Layanan

Dalam proses pemesanan yang sedang terjadi, marketing di lapangan yang melakukan pencatatan dengan buku untuk menerima order /pesanan dari konsumen/klien.. Selain

Timing belt juga perlu untuk diperiksa apakah kondisi karet bagus, apakah ada bagian yang apakah kondisi karet bagus, apakah ada bagian yang muali terlihat getas, retak- muali

Sistem ini tidak akan menjurnal akun persediaan dan harga pokok apabila terjadi transaksi namun pada akhir periode perusahaan harus menghitung jumlah dan nilai yang dimaksud

Reflect on what you learn through these exercises and articulate the two or three concrete things you think are most important for people to know about you as a leader and how you

Hasil Analisis Western Blot Protein Isolat Virus AI dari Beberapa Daerah di Jawa Timur yang Direaksikan dengan Antibodi Spesifik AI dan Divisualisasi dengan

Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak, sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi