• Tidak ada hasil yang ditemukan

MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MELAMPAUI KASUR - SUMUR - DAPUR"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 9

Kesimpulan

Kehidupan rumah tangga nelayan tradisional di Kecamatan Rowosari, Kabupaten Kendal pada umumnya berada di bawah garis kemiskinan. Penyebab kemiskinan berasal dari dalam diri nelayan sendiri maupun dari luar dirinya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk menanggulangi kemiskinan seperti bantuan dari pemerintah atau pihak lain dalam bentuk peralatan untuk pengolahan ikan, pelatihan dan sebagainya. Penanggulangan dari diri nelayan sendiri sulit dilakukan karena keterbatasan mereka. Hal ini tercermin pada umumnya mereka berpendidikan rendah sehingga sulit untuk mencari alternatif pekerjaan lainnya. Pendidikan rendah mengakibatkan kurang kreatif dan inovasinya rendah. Dengan demikian upaya penanggulangan kemiskinan belum memberikan hasil yang memadai.

Kenyataan menunjukkan bahwa istri nelayan tradisional berperan sangat penting untuk mempertahankan kehidupan ekonomi rumah-tangganya. Peran penting istri nelayan bagi rumah-tangganya tercermin manakala istri nelayan di samping melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, mencuci pakaian, membersihkan rumah, mengurus anak dan sebagainya atau kegiatan yang berkaitan dengan kasur- sumur- dapur, juga melakukan kegiatan produktif yang dapat mendatangkan pendapatan seperti berjualan ikan segar hasil tangkapan nelayan atau ngeber, mengolah ikan menjadi ikan asin atau

nggereh, membuat terasi, kerupuk dan bakso. Kegiatan produktif

tersebut tidak membutuhkan keahlian atau keterampilan khusus sehingga semua orang dapat melakukan asal ada kemauan. Memang masih ada istri nelayan tradisional yang tidak mau melakukan kegiatan produktif dengan alasan malu dan malas atau masih mengurus anak-anaknya yang masih kecil.

(2)

Bagi istri nelayan tradisional yang melakukan pekerjaan rumah tangga dan mau melakukan kegiatan produktif yang dapat mendatangkan pendapatan maka telah terjadi pergeseran peran istri nelayan tradisional dalam rumah tangga. Peran istri nelayan tradisional yang semula sebagai perempuan yang bertanggung jawab atas pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan yang berkaitan

kasur-sumur-dapur menjadi perempuan yang mampu melakukan kegiatan produktif

yang dapat mendatangkan pendapatan yang semula menjadi tanggung jawab nelayan atau suami.

Apabila istri nelayan tradisional melakukan pekerjaan rumah tangga dan melakukan kegiatan produktif maka mereka dapat memperoleh banyak manfaat baik dari aspek ekonomi, sosial dan psikologis. Aspek ekonomi yang diperoleh antara lain, bila istri nelayan tradisional yang bersangkutan memperoleh pendapatan berarti dapat menambah pendapatan rumah tangga sehingga lebih dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhannya. Dari aspek sosial, dengan melakukan kegiatan produktif para istri nelayan tradisional dapat bertemu banyak orang, teman bekerja, para pembeli baik konsumen individu dan pedagang maupun wisatawan atau para pengunjung pantai yang kemudian mereka sebut sebagai saudara atau sedulur. Dalam mengikuti kegiatan sosial seperti pertemuan PKK, pengajian diperoleh banyak teman atau saudara sehingga mereka dapat saling bersilahturahmi, saling berbagi pengalaman, saling mengisi kehidupan maka hal ini menjadikan kehidupan rumah tangga mereka semakin baik. Dengan mengikuti pengajian para istri nelayan dapat memperdalam atau memperkuat agamanya. Hal ini terbukti para istri nelayan merasa nyaman, tidak kemrungsung dan semakin percaya bahwa hidup ini ada di tangan Allah, manusia hanya dapat berusaha dan Allah yang menentukan. Jadi aspek psikologis kehidupan para istri nelayan yang melakukan kegiatan produktif menjadi lebih baik.

Istri nelayan tradisional dalam melakukan kegiatan produktif untuk memperoleh pendapatan seperti pembelian bahan baku, pengolahan atau produksi, pemasaran dan pemenuhan modal usaha masih dikelola dengan cara yang sederhana, belum banyak berubah

(3)

yakni berdasarkan pengalaman dari pendahulunya baik orang tua maupun tetangganya. Oleh karena itu pendapatan yang diperolehnya juga relatif kecil sehingga belum bisa mengubah atau meningkatkan kehidupan rumah-tangganya, masih pada tahapan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Hal ini tercermin pada kondisi rumahnya termasuk perabotannya masih terbatas untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Biaya pendidikan anaknya, biaya kesehatan apalagi untuk mendapatkan hiburan atau rekreasi masih dirasa cukup berat.

Dengan demikian peran istri nelayan tradisional dari kegiatan produktif dalam mengelola hasil tangkapan nelayan terhadap kesejah-teraan ekonomi rumah-tangganya belum sesuai dengan konsep atau teori yang telah disampaikan pada Bab 2. Konsep kesejahteraan yang dimaksud adalah adanya beberapa indikator yang harus dipenuhi yakni pendapatan, pekerjaan, perumahan, kesehatan dan pendidikan.

Dalam mengelola hasil tangkapan nelayan serta kontribusinya bagi ekonomi rumah tangga secara empiris sesuai hasil wawancara dari informan bahwa mereka merasa senang karena di samping mendapat-kan uang juga dapat bersilahturami dengan banyak teman atau sedulur, tidak jenuh dengan pekerjaan rumah tangga, tidak kemrungsung dalam menjalani kehidupannya. Kondisi ini menunjukkan bahwa istri nelayan yang melakukan kegiatan produktif dapat mengembangkan kehidupannya. Bila ditinjau secara konseptual, para istri nelayan yang melakukan kegiatan produktif dengan alokasi waktu yang lebih panjang yakni dimulai dari pagi hari sesudah Subuhan mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan siang sampai sore hari melakukan kegiatan produktif, maka hal ini secara konseptual dapat dikatakan istri nelayan tradisional dieksploitasi dalam kehidupannya.

Pada umumnya kehidupan rumah tangga nelayan tradisional di wilayah penelitian adalah miskin. Kemiskinan tersebut dapat ditekan atau dikurangi dengan melibatkan anggota rumah-tangganya. Keterli-batan anggota rumah tangga ini baik untuk melakukan kegiatan rumah-tangganya atau kegiatan yang berkaitan dengan kasur-

sumur-dapur maupun dalam melakukan kegiatan produktif yang dapat

(4)

keterlibatan anggota rumah-tangganya maka kehidupan ekonominya lebih baik meskipun masih terbatas dalam pemenuhan kebutuhan pokok rumah-tangganya. Oleh karena itu anggota rumah tangga dalam melakukan kegiatan harus dengan etos kerja dan kinerja yang baik artinya dengan keuletan dan komitmen yang kuat.

Peran perempuan termasuk istri nelayan tradisional dalam kehidupan rumah tangga pada dasarnya sudah dilakukan sejak lama tanpa disadari oleh mereka. Peran ini dilakukan berdasarkan suatu kebiasaan yang berlangsung dalam masyarakat yang bersangkutan baik karena pengaruh dari orang tuanya maupun tetangganya. Kondisi ini sebenarnya belum mengangkat makna peran istri nelayan dalam melakukan kegiatannya karena belum disertai dengan manajemen yang memadai. Oleh karena itu diperlukan pendampingan kepada mereka agar kemampuan yang telah dimiliki dalam melaksanakan perannya dalam rumah tangga dapat bermanfaat secara nyata, dapat memberdayakan mereka baik secara ekonomi, sosial maupun psikologis. Pendampingan ini perlu diberikan mengingat pada umumnya para istri nelayan berpendidikan rendah. Pendidikan rendah berdampak pada kurangnya kreativitas dan daya inovasinya serta sulitnya menerima masukan dari pihak luar dirinya. Peran pihak lain seperti pemerintah pusat sampai dengan pemerindah daerah, LSM maupun pihak-pihak yang terdorong untuk membantu rumah tangga nelayan perlu memahami kondisi mereka. Bagaimanapun pada diri rumah tangga nelayan memiliki kemampuan dan kekurangan serta perlunya koordinasi antar pihak tersebut, sehingga peran pihak-pihak lain tersebut dapat meningkatkan peran anggota rumah tangga khususnya istri nelayan dalam kehidupan rumah-tangganya

Dalam konteks sosio-kultural tampak jelas bahwa tugas kaum perempuan khususnya istri tidak terbatas semata mata sebagai istri, ibu atau tugas domestik atau kegiatan yang berkaitan dengan

kasur-sumur-dapur. Terlebih dalam era globalisasi kesadaran akan kewajiban,

hak dan peran bagi kaum perempuan semakin meningkat maka tidaklah berlebihan apabila kaum perempuan khususnya istri mengimplementasikan perannya atau kegiatan publiknya dalam

(5)

kehidupan sehari-hari. Implementasi kegiatan di ranah publik, disamping sebagai bentuk aktualisasi diri juga mencerminkan sumbangsih kaum perempuan terhadap lingkungan khususnya bagi sesamanya. Aktualisasi diri mencerminkan upaya memujudkan potensi dan peran setiap individu. Bagi kaum perempuan aktualisasi diri akan mendorong atau meningkatkan posisi kaum perempuan dalam struktur otoritas dalam rumah tangga. Upaya memadukan kegiatan di ranah domestik dan publik juga merupakan perwujudan dari aktualisasi diri dalam rangka menciptakan harmonisasi dalam kehidupan rumah-tangganya. Aktualisasi diri yang dilakukan kaum perempaun juga dapat meningkatkan kemandirian mereka sehingga akan mengurangi ketergantungan terhadap suami.

Sebagaimana dilakukan istri nelayan tradisional di wilayah penelitian, kegiatan publik atau kegiatan produktif yang mereka lakukan juga dimaksud untuk mengurangi ketergantungan terhadap suami khususnya ketergantungan terhadap pendapatan rumah tangga. Peran ganda perempuan sesungguhnya membawa konsekuensi yang tidak ringan bagi kaum perempuan khususnya konsekuensi terhadap pelaksanaan peran domestiknya atau peran dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kasur-sumur-dapur, dalam arti baik sebagai istri, sebagai ibu maupun sebagai subyek yang memiliki tanggung jawab terhadap pengelolaan ekonomi rumah tangga. Oleh sebab itu tidaklah mengherankan implementasi peran domestik dan peran publik pada akhirnya menyebabkan terjadinya “konflik peran”. Konflik peran tersebut dapat diminilisir apabila mendapat dukungan dalam bentuk pengertian atau komitment dari anggota rumah tangga khususnya suami. Pemahaman suami terhadap kegiatan istri dalam implementasi peran publik merupakan kondisi menyejukkan bagi kaum perempuan atau istri dalam menghayati perannya. Dengan demikian sekalipun istri melakukan kegiatan di ranah domestik atau kegiatan yang meliputi kasur- sumur- dapur maupun di ranah publik atau kegiatan yang mendatangkan pendapatan tidak mengganggu kehidupan rumah-tangganya artinya keharmonisan, keserasian dalam rumah tangga tetap terjaga.

(6)

Temuan Penelitian

Terdapat beberapa fakta menarik yang diperoleh kaitannya dengan peran istri nelayan tradisional dalam menguatkan kehidupan rumah-tangganya. Dalam melakukan kegiatan produktif untuk memperoleh bahan baku hasil laut secara kontinyu ternyata banyak usaha yang dijalankan oleh istri nelayan tradisional dengan menggunakan pola kemitraan dengan nelayan yang melaut. Kemitraan yang dibangun adalah dengan memberikan pinjaman modal untuk nelayan yang akan melaut. Pola pinjaman ini memiliki karakteristik yang unik: (a) tidak ada batas waktu pinjaman, (b) tidak ada bunga, (c) sekedar ikatan agar nelayan bersedia menjual hasil tangkapannya kepada pemberi pinjaman, (d) hak membeli dapat diturunkan kepada pewaris selama pinjaman belum dilunasi, (e) harga jual ikan mengikuti harga pasar, (f) jika nelayan menjual hasil tangkapan kepada pihak lain,maka nelayan tersebut wajib melunasi pinjaman, (g) nelayan akan mendapat bantuan jika sakit atau mengalami musibah. Fakta lain yang ditemukan adalah (a) nelayan membeli kapal dengan diangsur kepada Juragan Laut, (b) kewajiban nelayan menjual setengah dari hasil tangkapan dengan harga yang lebih rendah dari harga pasar, (c) pinjaman akan diangsur atau dilunasi jika ada rejeki lain.

Pola pinjaman yang seperti disebutkan di atas menimbulkan beberapa konsekuensi logis, diantaranya adalah adanya kewajiban untuk menjual ikan hasil tangkapan kepada kreditur. Kondisi ini secara tidak langsung telah melahirkan pasar monopsoni. Bagi istri nelayan tradisional yang memiliki modal tentu saja hal tersebut tidak menjadikan masalah yang berarti, pasokan bahan baku akan lancar. Bagi istri nelayan tradisional yang tidak memberikan pinjaman modal melaut kepada nelayan tentu saja akan menimbulkan potensi masalah yang berarti. Pasokan bahan baku untuk usaha hanya akan dipenuhi dari Tempat Pelelangan Ikan atau tengkulak.

Temuan penelitian yang lain ialah strategi memadukan kegiatan di ranah domestik maupun di ranah publik yang dilakukan istri nelayan tradisional di daerah penelitian yakni dengan cara menyerahkan sebagian kegiatan ranah domestik kepada anggota rumah

(7)

tangga khususnya anak yang sudah dewasa atau oarang tua ataupun anggota rumah tangga yang lain. Dengan demikian memben-tuk pribadi yang luhur atau wanito utomo yakni dengan tidak mengabaikan atau meninggalkan kewajiban sesuai kodratnya atau kegiatan di ranah domestik, tetap merupakan keputusan bagi istri nelayan tradisional di wilayah penelitian ini. Apa yang dilakukan oleh istri nelayan tradisional di wilayah penelitian ini pada dasarnya mencerminkan perilaku budaya Jawa yakni menekankan pada keharmonisasn atau keseimbangan baik dengan sesama, terlebih dengan anggota rumah-tangganya maupun dengan lingkungan sosial atau masyarakat. Konstruksi ajaran moral atau etika sesuai dengan alam dan lingkungan dapat ditemukan dalam berbagai pemikiran tokoh- tokoh masyarakat Jawa seperti manuskrip yang ditulis oleh Paku Buwono IV yakni “Serat Wulang Putri” yang ditulis pada tahun 4281 saka atau 1902 M. Serat Wulang Putri berisi ajaran moral bagi kaum perempuan khususnya bangsawan antara lain menekankan pentingnya keseim-bangan untuk harmonisasi manusia dengan sesama dan lingkungan serta keseimbangan antara lahiriah dan batiniah.

Implikasi Kebijakan

Adanya peran ganda bagi istri nelayan tradisional dalam rumah tangga yang semula hanya melakukan kegiatan atau pekerjaan rumah tangga atau kegiatan yang berkaitan dengan kasur-sumur-dapur, yang tidak dibayar kemudian melakukan kegiatan produktif untuk mendapatkan pendapatan, ternyata hal ini dapat mendukung kehidupan ekonomi rumah-tangganya. Sumber pendapatan tidak hanya dari nelayan atau suami tetapi juga dari istri nelayan. Dengan demikian pendapatan rumah tangga nelayan tradisional menjadi lebih besar sehingga akan lebih dapat memenuhi kebutuhannya meskipun masih terbatas dalam pemenuhan kebutuhan pokok.

Upaya untuk menguatkan peran istri nelayan dalam mendukung kehidupan ekonomi rumah tangga dapat dilakukan dengan cara: (a) pemberian bantuan peralatan teknis seperti

(8)

timbangan, cool box dan ember, (b) pemberian pinjaman lunak, (c) pendampingan dari lembaga terkait, (d) pendidikan informal melalui pelatihan teknis, (e) mengubah cara berpikir yang masih sederhana, (f) meningkatkan peran manajemen kelembagaan, (g) program pemberdayaan wanita pesisir, (h) pelatihan pengelolaan manajemen modern, (i) merancang program pemberdayaan yang bersifat bottom

up, (j) peningkatan alokasi anggaran untuk pemberdayaan dan (k)

penyusunan program dan merancang kebijakan yang koordinatif.

Implikasi Teoritis

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang lazim dengan pendekatan yang berorintasi pada terbangunnya teori berdasarkan temuan empiris. Hasil penelitian ini antara lain menunjukkan bahwa: Strategi menyeimbangkan kegiatan di ranah domestik dan publik. Istri nelayan tradisional tetap mengutamakan kegiatan domestik atau kegiatan yang berkaitan dengan kasur-sumur-dapur selama masih memungkinkan yakni sebelum melaksanakan kegiatan publik. Pilihan ini sesungguhnya sesuai dengan budaya Jawa yang selama ini tetap dipegang teguh sesuai dengan kodrat perempuan yakni sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga atau sering diungkapkan dengan kegiatan yang berkaitan dengan kasur – sumur -

dapur.

Kegiatan publik dilakukan baik dengan orientasi ekonomi untuk menambah pendapatan suami atau rumah tangga dan untuk kegiatan sosial. Kegiatan tersebut pada dasarnya merupakan cermin dari aktualisasi diri istri nelayan tradisional.

Aktualisasi diri bagi kaum perempuan dewasa ini merupakan kebutuhan yang esensial terlebih di era globalisasi yang memunculkan berbagai gerakan kesetaraan gender. Keberhasilan aktualisasi diri bagi kaum perempuan akan mendobrak pandangan yang menomorduakan kaum perempuan sebagaimana ungkapan bahwa tugas kaum perempuan adalah semata mata di ranah domestik atau melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kasur- sumur- dapur.

(9)

Aktualisasi diri melalui kegiatan publik juga memberikan sumbangan bagi masyarakat, misalnya mereka semakin menyadari bahwa hidup ini ada yang menentukan yakni Tuhan Yang Maha Esa, manusia hanya bisa berusaha sehingga antar anggota masyarakat akan saling menghargai dan menghormati serta menjaga keharmonisan.

Hasil penelitian ini kiranya dapat memperkuat teori dan atau mendorong munculnya upaya membangun teori yang ada kaitannya dengan kaum perempuan termasuk istri nelayan tradisonal dalam menyeimbangkan antara kegiatan di ranah domestik dengan kegiatan di ranah publik yang dapat menciptakan kondisi keharmonisan dan keselarasan antar anggota rumah-tangganya. Teori yang sudah ada seperti teori Sruktural-Fungsional menekankan pada peran atau fungsi tiap-tiap anggota kelompok dalam kelompok yang besangkutan dan teori livelihood menekankan pada mata pencaharian yang dilakukan dalam kehidupan rumah tangga. Dengan demikian peran dan mata-pencaharian yang dilakukan istri nelayan tradisional jika dilakukan secara bersama-sama maka akan tercipta kehidupan rumah tangga yang harmonis dan selaras.

Keharmonisan dan keselarasan antar anggota rumah tangga ini meliputi aspek ekonomi, sosial dan psikologis. Temuan yang memperkuat teori yang akan dibangun ialah adanya strategi yang dilakukan kaum perempuan untuk menyeimbangkan antara kegiatan di ranah domestik dengan kegiatan di ranah publik sehingga tercipta keseimbangan atau harmonisasi dan keselarasan dalam kehidupan rumah tangga maupun masyarakat. Kegiatan perempuan di ranah domestik atau kegiatan yang berkaitan dengan kasur-sumur-dapur merupakan wujud perempuan sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Di sisi lain kegiatan perempuan di ranah publik merupakan bentuk aktualisasi diri dan juga merupakan bentuk sumbangsih perempuan terhadap kehidupan ekonomi dalam rumah tangga maupun dalam masyarakat.

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara parsial antara variable independen

Perkembangan jumlah kendaraan seperti ini tentu saja dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Provinsi Lampung seperti di Kota Bandar Lampung untuk menarik pajak kepada

pembelajaran Brain Based Learning (BBL) berbantuan Brain Gym nilai rata-rata hasil belajar peserta didik berada pada tingkat kategori sangat tinggi, sedangkan

Penelitian ini adalah penelitian observasionalpada pasien epilepsi dengan kejang umum yang dilaksanakan secara prospektif dengan disain cross sectional, yang mengamati

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan suatu sistem berbasis komputer yang mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan mencatat suatu data

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Strategi Pengembangan Ekowisata Hutan Lindung Gunung Lumut Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur adalah karya saya dengan arahan dari

4 Farah  Sulit dalam menempatkan jari yang dikalikan  Sulit dalam menentukan jari sebagai satuan dan yang dikalikan  Sulit dalam menentukan jari sebagai

Secara teknis, pengunaan faktor produksi benih, pupuk kandang, pupuk NPK dan tenaga kerja sudah efisien, sedangkan penggunaan faktor produksi lahan belum efisien