A. Waktu dan tempat penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan September 2011 sampai dengan bulan maret 2015. Penelitian ini merupakan studi empiris yang dilakukan dengan mengambil data sekunder dari perusahaan industry property, real estate dan building contrition yang terdaftar di BEI periode 2011-2015.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan (metode) penelitian kausal, karena peneliti bertujuan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh satu atau beberapa variable, diantaranya variable independen (KI, KM, DIR, KOM, dan AUD) terhadap variable dependen (KP)
C. Definisi dan Operasional Variable
Pada bagian ini akan secara operasional didefinisikan sebuah konsep mengenai pengukuran variable independen (bebas) dan dependen (terikat) hal tersebut dilakukan dengan melihat pada dimensi perilaku, aspek, atau sifat yang ditunjukan oleh konsep dengan menggunakan skala nominal sebagai pengukurannya.
1. Variabel Dependen
Menurut Sekan (2010) Variabel dependen atau biasa disebut variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan.
a) Kinerja Perusahaan
Menurut Hasibuan dan Sujak (1990) Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Dengan kata lain bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya sesuai kriteria yang ditetapkan. Dengan rumus sebagai berikut:
2. Variable Independen
Menurut Sekan (2010) Variable Independen atau variable bebas adalah variable yang membantu menjelaskan varians dalam variable terikat (Sekaran, 2010). Variabel independen yang akan diuji dalam penelitian ini adalah Kepemilikan Institusional (INST), Kepemilikan Manajerial (KPMJ), Dewan Direksi (DD), Komisaris Independen (KI), Komite Audit (KA)
a) Kepemilikan Institusional
Menurut Siregar dan Utama (2005), Kepemilikan Institusional merupakan kepemilikan saham perusahaan oleh institusi keuangan perusahaan. Menurut Guna dan Herawaty (2010), Kepemilikan Institusional diukur
dengan skala rasio melalui jumlah saham yang dimiliki oleh institusi dibandingkan dengan total saham perusahaan yang beredar, Dengan rumus sebagai berikut:
b)Kepemilikan Manajerial
Menurut Gideon (2005), Kepemilikan Manjerial adalah jumlah kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang dikelola. Menurut Susiana dan Herawaty (2007), Kepemilikan Manajerial diukur menggunakan skala rasio melalui persentase jumlah saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh saham yang beredar, yang dirumuskan sebagai berikut:
c) Dewan Direksi
Menurut Fama (1980) dewan direksi merupakan mekanisme pengendalin internal utama yang memonitor manajer. Ukuran dewan direksi dapat diukur dengan jumlah anggota dewan direksi yang ada di dalam perusahaan. Oleh karena itu, semakin banyak dewan direksi dalam perusahaan akan memberikan suatu bentuk pengawasan terhadap kinerja perusahaan yang semakin baik. Dengan rumus sebagai berikut:
DD = Jumlah Dewan Direksi d)Komisaris Independen
Menurut Wulandari (2006), Komisaris independen diukur dengan menggunakan indikator proposi jumlah dewan komisaris independen
terhadap total dewan komisaris yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel, dengan rumus sebagai berikut:
e) Komite Audit
Menurut Istanta (2008), Komite audit diukur menggunakan skala rasio melalui persentase anggota komite audit yang berasal dari luar komite audit terhadap seluruh anggota komite audit, Dengan rumus sebagai berikut:
Tabel 3.1
Ringkasan Definisi Operasional Variable
No Variable Proksi Skala
1. Kinerja Perusahaan Rasio 2. Kepemilikan Institusional Rasio 3. Kepemilikan Manajerial Rasio
4 Dewan Direksi DD = Jumlah Dewan Direksi Rasio
5. Komisaris Independen Rasio 6. Komite Audit Rasio
E. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), Populasi (population) adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu.
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan industry property, real estate dan building constrution yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2015.
Tabel 3.2
Populasi dan Sampel Penelitian
No Jenis Jumlah
Real estate dan property 25
Construction building 23
Jumlah Populasi 48
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin diteliti.sampel dianggap sebagai perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan gejala yang diamati.Dalam penelitian ini sampel dipilih dengan menggunakan metode non probability, dengan teknik purposive sampling, yaitu merupakan tipe pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu dimana disesuaikan dengan masalah penelitian.
a) Perusahaan industry property, real estate dan building countruction yang terdaftar di BEI.
b) Perusahaan tidak dinyatakan merugi selama masa periode penelitian. c) Perusahaan yang rutin melaporkan laporan keuanganya ke BEI
Berdasarkan kriteria sampel penelitian diatas bahwa perusahaan yang memenuhi kriteria sampel adalah 30 perusahaan dalam setahun dengan rincian sebagai berikut: (lihat table 3.3 dan 3.4) dibawah ini:
Tabel 3.3
Kriteria Pemilihan Sampel
No. Keterangan Jumlah
Perusahaan
1. Jumlah Populasi 48
2. Perusahaan mengalami rugi selama periode 2011-2015 (8)
3. Perusahaan yang tidak rutin melaporkan laporan
keuanganya ke BEI (10)
4 Jumlah sampel selama 5 tahun penelitian 30 Jumlah sampel selama 5 tahun penelitian 30x5 150 Sumber data: diolah
Tabel 3.4
Daftar Perusahaan Sampel
No Kode Perusahaan Nama Perusahaan
1. APLN Agung Podomoro Land Tbk
2. ASRI Alam Sutera Reality Tbk
3. BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk
4. BKSL Sentul City Tbk
5. BSDE Bumi Serpong Damai Tbk
6. CTRA Ciputra Development Tbk
7. CTRP Ciputra Property Tbk
8. CTRS Ciputra Surya Tbk
9. DART Duta Anggada Realty Tbk
10. DILD Intiland Development Tbk
11. DUTI Duta Pertiwi Tbk
12. EMDE Megapolitan Development Tbk
13. GAMA Gading Development Tbk
14. GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk
15. GPRA Perdana Gapura Prima Tbk
16. GWSA Greenwood Sejahtera Tbk
17. JRPT Jaya Real Property Tbk
18. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk
19. LAMI Lamicitra Nusantara Tbk
20. LPCK Lippo Cikarang Tbk
21. LPKR Lippo Karawaci Tbk
22. MDLN Modernland Realty Tbk
23. MKPI Metropolitan Kentjana Tbk
24. MTLA Metropolitan Land Tbk
25. PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk
26. PWON Pakuwon Jati Tbk
27. RDTX Roda Vivatex Tbk
29. SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk
30. SMRA Summarecon Agung Tbk
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, penulis melakukan teknik pengumpulan data sebagai berikut
a) Studi literatur (kepustakaan)
Studi ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca dan mengumpulkan data informasi dari jurnal, buku, makalah atau media lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
b) Studi lapangan (field research)
Studi lapangan dilakukan dengan mengumpulkan data-data akuntansi perusahaan yang berasal dari Annual Report yang telah diaudit serta data lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.
F. Metode Analisa Data 1. Statistik Deskriptif
Menurut Sugiono (2010), analisis ini digunakan untuk menganalisa data dengan cara pendeskripsian atau penggambaran data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau general.
Menurut Ghozali (2006), Statistik deskriptif pula digunakan untuk mendiskripsikan suatu data yang dilihat dari mean, median, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum.
Menurut Iqbal (2003), Statistik hanya berhubungan dengan hal yang menguraikan atau memberikan keterangan-keterangan mengenai suatu data atau keadaan atau fenomena.
Dengan kata lain, statistik deskripstif hanya berfungsi memberikan keterangan mengenai keadaan, gejala, persoalan atau fenomena. Dengan kata lain, statistik deskripstif hanya berfungsi memberikan keterangan mengenai keadaan, gejala, persoalan.
2. Uji Asumsi Klasik a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan untuk menghindari terjadinya bias, data yang digunakan sebaiknya berdistribusi normal. Uji normalitas juga melihat apakah model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk menguji data berdistribusi normal atau tidak digunakan uji normalitas.
Kolmogrof Smirnov
Dasar pengembalian keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika angka signifikan (SIG) > 0,05 maka data berdistribusi normal.
2) Menurut Sutrisno (2011), Jika angka signifikan (SIG) < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
b) Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini multikolinearitas dapat dilihat dari nilai varianceinflation factor (VIF). Ukuran ini menunjukkan setiap
variable independen manakah yang dijelaskan oleh variable independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variable independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainya. Jadi niali tolerance yang tinggi sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF = 1/Tolerance). Menurut Ghozali (2005:92), Pada umumnya niali cut off yang digunakan untuk menunjukan ada atau tidaknya multikolinearitas adalah niali Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Uji Durbin Watson (DW) dijadikan sebagai ukuran dalam menentukan ada atau tidaknya masalah autokorelasi, dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika d lebih kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka hipotesis nol ditolak yang berarti terdapat autokorelasi.
Jika d terletak antara dU dan (4-dU) maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada autokorelasi.
d) Uji Heteroskedastistas
Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 3. Uji Kesesuaian Model
a) Uji Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa kemampuan model dapat dalam menerapkan variasi dependen. Nilai koefiensi determinasi antara nol dan satu. Nilai koefisien determinasi yang paling kecil berarti kemampuan variable-variabel dalam menjelaskan variasi variable dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hamper semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variable dependen. Menurut Ghozali (2009) dalam Irmala (2010), Secara umum koefisiensi determinasi untuk data silang (cross section) relatif rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamat, sedangkan untuk data runtut waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisiensi determinan yang tinggi.
Kelemahan dari penggunaan koefisiensi determinan ini adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variable dependen, maka koefisien determinasi pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk disesuaikan koefisien determinasi pada saat mengevaluasi mana model regresi yang baik.
Menurut Ghozali (2009) dalam Irmala (2010), Nilai disesuaikan koefisien determinasi dapat naik turun apabila satu variabel independen ditambah ke dalam model.
b) Uji Signifikansi Serentak (Uji F)
Menurut Sugiono (2010), Uji F digunakan untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara bersama-sama antara variable independen (X) terhadap variable dependen (Y).
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Jika F hitung > F table, maka mempunyi pengaruh yang signifikan. 2) Jika F hitung < F table,maka tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan Atau
1) Jika sig > α (0,05) maka koefisien regresi tidak signifikan. 2) Jika sig < α (0,05) maka koefisien regresi signifikan. 4. Uji Hipotesis
a) Uji Signifikansi Parsial (Uji T)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah koefisien regresi tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak secara parsial antara variable independen (X) terhadap variable dependen (Y). Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
2) Jika t hitung < t table, maka tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
Atau
1) Jika sig > α (0,05) maka koefisien regresi tidak signifikan. 2) Jika sig < α (0,05) maka koefisien regresi signifikan b) Analisis Regresi Linear Berganda
Untuk menguji pengaruh antara variable independen (independent variable) dengan kinerja perusahaan.persamaan secara sistematis sebagai berikut:
Roa = b1KI + b2KM + b3DDr + b4Kom + b5KA + e Dimana:
α: Konstanta persamaan regresi Roa: Kinerja Perusahaan KI: Kepemilikan Institusional KM: Kepemilikan Manajerial DD: Dewan Direksi
Kom: Komisaris Independen KA: Komite Audit
e: error term model (variable residual)
Dalam penelitian ini penulis menyajikan statistik deskriptif yang mencakup jumlah observasi, nilai minimum, nilai maksimum, dan rata-rata variable yang digunakan dalam penelitian.