• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Penyusunan Anggaran, Psychological Capital, dan Kinerja Manajerial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Partisipasi Penyusunan Anggaran, Psychological Capital, dan Kinerja Manajerial"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak. Partisipasi dalam proses penganggaran adalah bentuk keterlibatan nyata seorang individu, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kinerja manajerial individu yang bersangkutan. Kinerja manajerial akan efektif jika tujuan anggaran dapat dicapai dan bawahan memiliki kesempatan untuk terlibat atau berpartisipasi dalam proses penyusunan anggaran. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial dengan psychological capital sebagai variabel mediasi. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Responden dipilih dengan metode purposive sampling dengan kriteria sebagai berikut: bekerja dan menduduki jabatan struktural di perguruan tinggi, minimal memiliki satu tahun pengalaman sebagai pejabat struktural, dan terlibat aktif dalam proses penyusunan anggaran. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis jalur. Hasil penelitian memberikan bukti empiris mengenai pengaruh positif partisipasi anggaran pada psychological capital, pengaruh positif dari psychological capital terhadap kinerja manajerial, dan pengaruh positif dari partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian ini juga berhasil menunjukkan peran psychological capital sebagai variabel mediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

Kata kunci: Partisipasi Penyusunan Anggaran, Psychological Capital, Kinerja Manajerial, Kuesioner, Pejabat Struktural.

Abstract. Participation in the budgeting process is a form of real involvement of an individual, which in turn will affect the individual's managerial performance. Managerial performance will be effective if the budget goals can be achieved and subordinates have a chance to get involve or participate in the process of budget arrangement. This research was conducted to determine the effect of budget participation on managerial performance with psychological capital as mediating variables. Data used in this research is primary data that obtained through questionnaires. Respondents were selected by purposive sampling method with the following criteria: work and have structural positions in college, at least one year of experience as a structural officials, and actively involved in the budgeting process. The analysis technique used in this study is path analysis. This study provides empirical evidence about the positive effect of budget participation on psychological capital, the positive effect of psychological capital on the managerial performance, and the positive effect of budget participation on the managerial performance. Also this research reveals the role of psychological capital as a mediating variable on the budget participation and managerial performance relationship.

Keywords: Budget Participation, Psychological Capital, Managerial Performance, Questionnaires, Structural Position.

Received: 25 Agustus 2015, Revision: 17 Nopember 2015, Accepted: 08 Desember 2015

Print ISSN: 1412-1700; Online ISSN: 2089-7928. DOI: http://dx.doi.org/10.12695/jmt.2015.14.3.5

Copyright@2015. Published by Unit Research and Knowledge, School of Business and Management - Institut Teknologi Bandung (SBM-ITB) Lina

(2)

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh secara signifikan dan positif terhadap PsyCap dan melalui mediasi PsyCap pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja pekerjaan. Penelitian ini tidak menemukan pengaruh langsung partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pekerjaan. Dengan kata lain, penelitian ini berhasil memberikan bukti empiris mengenai peran variabel intervening yaitu PsyCap dalam studi partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja pekerjaan. Hasil ini memberikan tambahan literatur dalam studi penganggaran. Penelitian Soleha et al. (2013) menguji pengaruh partisipasi anggaran t e r h a d a p k i n e r j a p e g a w a i d e n g a n menggunakan variabel intervening PsyCap dan komitmen organisasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupaten Lebak. DPPKD Kabupaten Lebak merupakan salah satu dari 21 satuan kerja yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lebak berfungsi sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta yang menangani urusan pemerintahan umum bidang pengelolaan keuangan daerah atau Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). DPPKD ini yang memiliki posisi penting dalam mengatur u a n g r a k y a t u n t u k m e r e n c a n a k a n pembangunan. Pegawai DPPKD mencakup Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi dengan masa kerja lebih dari 2 tahun.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap PsyCap dan komitmen organisasi, partisipasi anggaran juga memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja pegawai, PsyCap berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini juga berhasil membuktikan peran PsyCap dan komitmen organisasi sebagai variabel intervening yang memediasi hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja pegawai.

Penelitian yang dilakukan saat ini adalah replikasi penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian di Indonesia dengan memberikan bukti empiris mengenai peran PsyCap sebagai variabel yang mampu memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial serta dapat menjadi bahan tambahan literatur terkait teori penganggaran. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) dimana berfokus pada satu industri yaitu industri pendidikan. Responden dalam penelitian ini adalah pejabat struktural di perguruan tinggi dengan masa jabatan minimal 1 tahun dan terlibat aktif dalam proses penyusunan anggaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa pejabat struktural di perguruan tinggi didominasi oleh dosen. Penelitian ini ingin melihat PsyCap dari para dosen, yang meliputi tingkat percaya diri (efficacy) yang dimiliki, tingkat optimisme, ketekunan dalam mencapai tujuan dan senantiasa menaruh harapan akan masa depan (hope), serta kemampuan untuk bertahan (resiliency) dalam menghadapi kesulitan. Keterlibatan dalam proses penyusunan anggaran diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap PsyCap dan pada akhirnya akan mempengaruhi juga kinerja manajerial secara positif.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap literatur akuntansi manajemen khususnya yang berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran dan juga terhadap riset perilaku dengan melihat peran mediasi variabel PsyCap. Banyak penelitian berfokus pada dysfunctional behaviors yang disebabkan oleh partisipasi dalam proses penyusunan ang g aran. Anthony dan Govindradjan (2007) menyatakan bahwa mekanisme anggaran akan mempengaruhi perilaku bawahan yaitu mereka akan merespon positif atau negatif tergantung pada penggunaan anggaran. Bawahan dan atasan akan berperilaku positif apabila tujuan pribadi bawahan dan atasan sesuai dengan tujuan organisasi. Selanjutnya bawahan akan 1. Pendahuluan

Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran merupakan bentuk nyata keterlibatan seorang i n d i v i d u y a n g p a d a a k h i r n y a a k a n mempengaruhi kinerja manajerial individu tersebut. Saat seorang individu terlibat aktif dalam proses penyusunan anggaran artinya individu tersebut termotivasi dan bertanggung jawab dalam melakukan berbagai upaya maksimal untuk mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Partisipasi dalam penyusunan anggaran lebih memungkinkan bagi bawahan untuk melakukan negosiasi mengenai target anggaran yang menurut mereka dapat dicapai. Partisipasi pengang garan menyediakan kesempatan bawahan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan atasannya bahkan mampu mempengaruhi target anggaran yang ingin mereka peroleh. Anggaran yang berhasil dicapai mencerminkan keberhasilan individu. Semakin tinggi partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, semakin tinggi pula kinerja manajerial yang dapat dicapai.

Penelitian dengan topik pengaruh partisipasi dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial merupakan sejarah panjang dalam literatur akuntansi manajemen (seperti penelitian Argyris 1952; Brownell 1981, 1982a, 1983; Frucot and Shearon 1991; Kren 1992; Chow et al. 1991, 1994, 1996, 1999, Leach-López 2007, Indarto dan Ayu 2011, Venkatesh dan Blaskovich 2012, Soleha, et al. 2013, Rani 2013, Giri 2014). Penelitian ini masih menarik untuk dilakukan karena partisipasi penyusunan anggaran pada umumnya diakui sebagai pendekatan manajerial yang masih relevan hingga saat ini dan dipercaya memiliki pengaruh terhadap perilaku dan kinerja karyawan yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran tersebut.

Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Sejumlah hasil penelitian terkait topik ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Indriantoro (1993), Frucot dan Shearon (1991), Brownell

dan McInnes (1986), dan Brownell (1982) menemukan bahwa terdapat hubungan posistif antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Penelitian Nor (2007) menunjukkan hasil yang konsisten. Sardjito dan Muthaher (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja secara langsung maupun tidak langsung melalui variabel moderating budaya organisasi dan komitmen organisasi. Penelitian Leach-Lopez et al. (2007) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial untuk sampel manajer US sedangkan untuk sampel manajer Meksiko ditemukan bahwa tidak terdapat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) dan Soleha et al. (2013) menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Sejumlah penelitian seperti yang dilakukan oleh Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan Hirst (1986), dan Supomo (1996) menemukan hasil yang berbeda yaitu partisipasi penyusunan anggaran tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial. Govindarajan (1986) mengungkapkan bahwa ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut dapat diatasi dengan menggunakan pendekatan kontinjensi yang melihat pengaruh berbagai variabel terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Variabel ini akan dipandang sebagai variabel moderating atau variabel intervening.

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012). Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) adalah penelitian pertama di Amerika Serikat yang menguji Psychological Capital (PsyCap) sebagai variabel yang memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian tersebut terdiri dari karyawan yang bekerja dan terlibat langsung dalam proses penyusunan anggaran.

(3)

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh secara signifikan dan positif terhadap PsyCap dan melalui mediasi PsyCap pada akhirnya dapat mempengaruhi kinerja pekerjaan. Penelitian ini tidak menemukan pengaruh langsung partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pekerjaan. Dengan kata lain, penelitian ini berhasil memberikan bukti empiris mengenai peran variabel intervening yaitu PsyCap dalam studi partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja pekerjaan. Hasil ini memberikan tambahan literatur dalam studi penganggaran. Penelitian Soleha et al. (2013) menguji pengaruh partisipasi anggaran t e r h a d a p k i n e r j a p e g a w a i d e n g a n menggunakan variabel intervening PsyCap dan komitmen organisasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah (DPPKD) Kabupaten Lebak. DPPKD Kabupaten Lebak merupakan salah satu dari 21 satuan kerja yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Lebak berfungsi sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta yang menangani urusan pemerintahan umum bidang pengelolaan keuangan daerah atau Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). DPPKD ini yang memiliki posisi penting dalam mengatur u a n g r a k y a t u n t u k m e r e n c a n a k a n pembangunan. Pegawai DPPKD mencakup Kepala Dinas, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Kepala Bidang, dan Kepala Seksi dengan masa kerja lebih dari 2 tahun.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap PsyCap dan komitmen organisasi, partisipasi anggaran juga memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja pegawai, PsyCap berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Penelitian ini juga berhasil membuktikan peran PsyCap dan komitmen organisasi sebagai variabel intervening yang memediasi hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja pegawai.

Penelitian yang dilakukan saat ini adalah replikasi penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012). Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap penelitian di Indonesia dengan memberikan bukti empiris mengenai peran PsyCap sebagai variabel yang mampu memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial serta dapat menjadi bahan tambahan literatur terkait teori penganggaran. Penelitian ini berbeda dengan penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) dimana berfokus pada satu industri yaitu industri pendidikan. Responden dalam penelitian ini adalah pejabat struktural di perguruan tinggi dengan masa jabatan minimal 1 tahun dan terlibat aktif dalam proses penyusunan anggaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa pejabat struktural di perguruan tinggi didominasi oleh dosen. Penelitian ini ingin melihat PsyCap dari para dosen, yang meliputi tingkat percaya diri (efficacy) yang dimiliki, tingkat optimisme, ketekunan dalam mencapai tujuan dan senantiasa menaruh harapan akan masa depan (hope), serta kemampuan untuk bertahan (resiliency) dalam menghadapi kesulitan. Keterlibatan dalam proses penyusunan anggaran diharapkan mampu memberikan pengaruh positif terhadap PsyCap dan pada akhirnya akan mempengaruhi juga kinerja manajerial secara positif.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap literatur akuntansi manajemen khususnya yang berkaitan dengan partisipasi penyusunan anggaran dan juga terhadap riset perilaku dengan melihat peran mediasi variabel PsyCap. Banyak penelitian berfokus pada dysfunctional behaviors yang disebabkan oleh partisipasi dalam proses penyusunan ang g aran. Anthony dan Govindradjan (2007) menyatakan bahwa mekanisme anggaran akan mempengaruhi perilaku bawahan yaitu mereka akan merespon positif atau negatif tergantung pada penggunaan anggaran. Bawahan dan atasan akan berperilaku positif apabila tujuan pribadi bawahan dan atasan sesuai dengan tujuan organisasi. Selanjutnya bawahan akan 1. Pendahuluan

Partisipasi dalam proses penyusunan anggaran merupakan bentuk nyata keterlibatan seorang i n d i v i d u y a n g p a d a a k h i r n y a a k a n mempengaruhi kinerja manajerial individu tersebut. Saat seorang individu terlibat aktif dalam proses penyusunan anggaran artinya individu tersebut termotivasi dan bertanggung jawab dalam melakukan berbagai upaya maksimal untuk mencapai anggaran yang telah ditetapkan. Partisipasi dalam penyusunan anggaran lebih memungkinkan bagi bawahan untuk melakukan negosiasi mengenai target anggaran yang menurut mereka dapat dicapai. Partisipasi pengang garan menyediakan kesempatan bawahan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan atasannya bahkan mampu mempengaruhi target anggaran yang ingin mereka peroleh. Anggaran yang berhasil dicapai mencerminkan keberhasilan individu. Semakin tinggi partisipasi dalam proses penyusunan anggaran, semakin tinggi pula kinerja manajerial yang dapat dicapai.

Penelitian dengan topik pengaruh partisipasi dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial merupakan sejarah panjang dalam literatur akuntansi manajemen (seperti penelitian Argyris 1952; Brownell 1981, 1982a, 1983; Frucot and Shearon 1991; Kren 1992; Chow et al. 1991, 1994, 1996, 1999, Leach-López 2007, Indarto dan Ayu 2011, Venkatesh dan Blaskovich 2012, Soleha, et al. 2013, Rani 2013, Giri 2014). Penelitian ini masih menarik untuk dilakukan karena partisipasi penyusunan anggaran pada umumnya diakui sebagai pendekatan manajerial yang masih relevan hingga saat ini dan dipercaya memiliki pengaruh terhadap perilaku dan kinerja karyawan yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran tersebut.

Kinerja dinilai berdasarkan pencapaian target anggaran dan efisiensi pelaksanaan anggaran. Sejumlah hasil penelitian terkait topik ini menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Penelitian yang dilakukan oleh Indriantoro (1993), Frucot dan Shearon (1991), Brownell

dan McInnes (1986), dan Brownell (1982) menemukan bahwa terdapat hubungan posistif antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Penelitian Nor (2007) menunjukkan hasil yang konsisten. Sardjito dan Muthaher (2007) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap kinerja secara langsung maupun tidak langsung melalui variabel moderating budaya organisasi dan komitmen organisasi. Penelitian Leach-Lopez et al. (2007) juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial untuk sampel manajer US sedangkan untuk sampel manajer Meksiko ditemukan bahwa tidak terdapat pengaruh positif partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) dan Soleha et al. (2013) menemukan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

Sejumlah penelitian seperti yang dilakukan oleh Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan Hirst (1986), dan Supomo (1996) menemukan hasil yang berbeda yaitu partisipasi penyusunan anggaran tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial. Govindarajan (1986) mengungkapkan bahwa ketidakkonsistenan hasil penelitian tersebut dapat diatasi dengan menggunakan pendekatan kontinjensi yang melihat pengaruh berbagai variabel terhadap hubungan antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Variabel ini akan dipandang sebagai variabel moderating atau variabel intervening.

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012). Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) adalah penelitian pertama di Amerika Serikat yang menguji Psychological Capital (PsyCap) sebagai variabel yang memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian tersebut terdiri dari karyawan yang bekerja dan terlibat langsung dalam proses penyusunan anggaran.

(4)

Investig asi, mer upakan suatu proses pengendalian yang tarafnya lebih tinggi dimana dalam taraf investigasi sudah ada indikasi adanya suatu penyimpangan sehing ga diperlukan adanya suatu penyelidikan.

2). Pengkoordinasian merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah dari suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa adanya koordinasi dalam suatu organisasi maka individu akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi sehingga mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri yang sering merugikan pencapaian organisasi secara keseluruhan.

3). Evaluasi merupakan tindakan yang memberikan penilaian dan pengukuran secara objektif terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang telah direncanakan apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

4). Pengawasan merupakan penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

5). Pemilihan Staf memiliki karyawan yang cakap dan terampil dalam suatu organisasi merupakan suatu hal yang mutlak, sehingga dalam melaksanakan pemilihan staf yang akan berperan serta dalam pengelolaan usaha, manajemen harus bersikap selektif dan memilih staf yang sesuai dengan kualifikasi yang seharusnya dimiliki dalam posisi yang ditawarkan.

6). Negosiasi merupakan bagian dari kegiatan usaha yang berkaitan dengan melakukan tawar menawar dengan pihak luar separti pemasok untuk pemenuhan kebutuhan usaha. Kemampuan melakukan negosiasi merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Hal ini karena kemampuan negosiasi akan sangat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaannya dalam menghadapi orang lain serta untuk menyelesaikan suatu masalah.

7). Perwakilan merupakan kegiatan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, memberikan penerangan

ataupun penjelasan kepada masyarakat serta mempromosikan keberadaan perusahaan yang dipimpinnya kepada masyarakat (Giri 2014). 1.3. Psychological Capital

PsyCap berasal dari penelitian perilaku dan didefinisikan sebagai suatu pernyataan positif individual mengenai perkembangan psikologi yang dikarakteristikan dengan: 1). Memiliki rasa percaya diri (efficacy) untuk mengambil bagian dalam upaya membuat berhasil berbagai tugas yang menantang, 2). Membuat suatu alasan positif (optimism) mengenai keberhasilan saat ini dan di masa mendatang, 3). Tekun mencapai tujuan, dan jika diperlukan, mengarahkan kembali langkah terhadap tujuan (hope) untuk mencapai keberhasilan, dan 4). Ketika mengalami kesulitan, tetap bertahan (resiliency) untuk mencapai sukses (Luthans et al., 2007). PsyCap bersifat positif dan mencakup perkembangan level individual terkait dengan efficacy, optimism, hope, dan resiliency. Venkatesh dan Blaskovich (2012) menyatakan bahwa PsyCap berfokus pada pengembangan dan pembangunan kekuatan individu dalam upaya berkonsentrasi pada proses pengurangan atau eliminasi kelemahan individu.

2. Pengembangan Hipotesis

2.1. Partisipasi Penyusunan Anggaran dan PsyCap Peningkatan partisipasi karyawan dalam proses penyusunan anggaran seharusnya secara positif akan mempengaruhi level of hope dari setiap karyawan yang terlibat (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Selama proses penyusunan anggaran, karyawan dapat memperoleh pengarahan dan umpan balik dari atasan mereka dalam proses pencapaian sasaran yang pada akhirnya akan menumbuhkan level of efficacy (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Penyusunan anggaran partisipasi adalah p r a k t e k y a n g m e l i b a t k a n h u b u n g a n interpersonal antara atasan dan bawahan d i m a n a b a w a h a n s e h a r u s n y a d a p a t mengkomunikasikan kesulitan yang dihadapi dalam proses pencapaian sasaran dan berupaya mencari solusi atas kesulitan yang dihadapi. berperilaku negatif apabila anggaran tidak

diadministrasikan dengan baik sehingga bawahan dapat menyimpang dari tujuan organisasi. Perilaku dysfunctional ini diwujudkan dalam budget slack (Warindrani 2006). Bradshaw (2007) menyatakan bahwa budget slack memungkinkan anggaran menjadi mudah untuk dicapai. Penelitian yang dilakukan oleh Veronica dan Komang (2009) dan Afiani (2010) menunjukkan hasil bahwa partisipasi yang ting gi dalam proses penyusunan anggaran dapat menimbulkan budget slack yang tinggi pula. Gallani et al. (2015) memberikan bukti bahwa anggaran partisipatif akan mendorong psychological contract para manajer dan pada akhirnya akan menyebabkan budgetary slack dalam anggaran yang dibuat. Sebaliknya, fokus penelitian yang dilakukan saat ini adalah melihat potensi partisipasi penyusunan anggaran yang dikombinasikan dengan PsyCap dalam meningkatkan kinerja manajerial para pejabat struktural di perguruan tinggi.

Dasar dari penelitian ini adalah teori akuntansi manajemen khususnya yang berhubungan dengan anggaran dan Positive Organizational Behavior (POB). POB adalah studi dan aplikasi kapasitas psychological dan kekuatan sumber daya manusia yang dapat diukur, dikembangkan, dan dikelola secara efektif untuk meningkatkan kinerja dalam lingkungan kerja saat ini (Luthans 2002). PsyCap adalah turunan dari POB yang merupakan suatu inti yang dibangun di atas empat konstruk individual: hope, efficacy, resiliency, dan optimism. PsyCap dapat bervariasi secara individual dalam kondisi kontekstual (seperti dalam konteks partisipasi penyusunan anggaran) dan dapat bervariasi berdasarkan karakteristik individual seperti sifat atau kesehatan fisik (Luthans et al. 2007).

Perumusan masalah dalam penelitian ini: 1). Apakah partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap PsyCap? 2). Apakah PsyCap berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial? 3). Apakah partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial? 4). Apakah PsyCap merupakan variabel yang memediasi

pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial? Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai: 1). Pengaruh positif partisipasi penyusunan anggaran terhadap PsyCap, 2). Pengaruh positif PsyCap terhadap kinerja manajerial, 3). Pengaruh positif partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, 4). PsyCap merupakan variabel yang memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

1.1. Partisipasi Penyusunan Anggaran

P e n y u s u n a n a n g g a r a n p a r t i s i p a t i f memperbolehkan keterlibatan manajer tingkat bawah dalam proses penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran partisipatif mendorong manajer tingkat bawah memahami tanggung jawab dalam pencapaian anggaran yang sudah ditetapkan. Melalui pendekatan ini, sasaran anggaran perusahaan akan menjadi sasaran pribadi dari para manajer yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran tersebut. Dengan kata lain, penyusunan anggaran partisipatif dapat mendorong terciptanya goal congruence (Mowen et al. 2012).

1.2. Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen, yaitu seberapa jauh manajer m a m p u m e l a k s a n a k a n f u n g s i - f u n g s i manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan (Mahoney, et al. 1963) dalam Giri (2014).

Berikut ini diuraikan setiap fungsi yang ada: 1). Perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Tanpa rencana manajer tidak dapat mengetahui bagaimana mengorganisasikan orang dan sumber daya yang dimiliki secara efektif, serta manajemen hanya mempunyai peluang kecil untuk mencapai sasaran atau mengetahui adanya penyimpangan secara dini.

(5)

Investig asi, mer upakan suatu proses pengendalian yang tarafnya lebih tinggi dimana dalam taraf investigasi sudah ada indikasi adanya suatu penyimpangan sehing ga diperlukan adanya suatu penyelidikan.

2). Pengkoordinasian merupakan proses pengintegrasian tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan pada satuan-satuan yang terpisah dari suatu organisasi untuk mencapai tujuan organisasi secara efisien. Tanpa adanya koordinasi dalam suatu organisasi maka individu akan kehilangan pegangan atas peranan mereka dalam organisasi sehingga mereka akan mulai mengejar kepentingan sendiri yang sering merugikan pencapaian organisasi secara keseluruhan.

3). Evaluasi merupakan tindakan yang memberikan penilaian dan pengukuran secara objektif terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dari suatu kegiatan yang telah direncanakan apakah sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

4). Pengawasan merupakan penemuan dan penerapan cara dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

5). Pemilihan Staf memiliki karyawan yang cakap dan terampil dalam suatu organisasi merupakan suatu hal yang mutlak, sehingga dalam melaksanakan pemilihan staf yang akan berperan serta dalam pengelolaan usaha, manajemen harus bersikap selektif dan memilih staf yang sesuai dengan kualifikasi yang seharusnya dimiliki dalam posisi yang ditawarkan.

6). Negosiasi merupakan bagian dari kegiatan usaha yang berkaitan dengan melakukan tawar menawar dengan pihak luar separti pemasok untuk pemenuhan kebutuhan usaha. Kemampuan melakukan negosiasi merupakan suatu hal yang penting yang harus dimiliki oleh seorang manajer. Hal ini karena kemampuan negosiasi akan sangat diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaannya dalam menghadapi orang lain serta untuk menyelesaikan suatu masalah.

7). Perwakilan merupakan kegiatan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan dengan perusahaan lain, memberikan penerangan

ataupun penjelasan kepada masyarakat serta mempromosikan keberadaan perusahaan yang dipimpinnya kepada masyarakat (Giri 2014). 1.3. Psychological Capital

PsyCap berasal dari penelitian perilaku dan didefinisikan sebagai suatu pernyataan positif individual mengenai perkembangan psikologi yang dikarakteristikan dengan: 1). Memiliki rasa percaya diri (efficacy) untuk mengambil bagian dalam upaya membuat berhasil berbagai tugas yang menantang, 2). Membuat suatu alasan positif (optimism) mengenai keberhasilan saat ini dan di masa mendatang, 3). Tekun mencapai tujuan, dan jika diperlukan, mengarahkan kembali langkah terhadap tujuan (hope) untuk mencapai keberhasilan, dan 4). Ketika mengalami kesulitan, tetap bertahan (resiliency) untuk mencapai sukses (Luthans et al., 2007). PsyCap bersifat positif dan mencakup perkembangan level individual terkait dengan efficacy, optimism, hope, dan resiliency. Venkatesh dan Blaskovich (2012) menyatakan bahwa PsyCap berfokus pada pengembangan dan pembangunan kekuatan individu dalam upaya berkonsentrasi pada proses pengurangan atau eliminasi kelemahan individu.

2. Pengembangan Hipotesis

2.1. Partisipasi Penyusunan Anggaran dan PsyCap Peningkatan partisipasi karyawan dalam proses penyusunan anggaran seharusnya secara positif akan mempengaruhi level of hope dari setiap karyawan yang terlibat (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Selama proses penyusunan anggaran, karyawan dapat memperoleh pengarahan dan umpan balik dari atasan mereka dalam proses pencapaian sasaran yang pada akhirnya akan menumbuhkan level of efficacy (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Penyusunan anggaran partisipasi adalah p r a k t e k y a n g m e l i b a t k a n h u b u n g a n interpersonal antara atasan dan bawahan d i m a n a b a w a h a n s e h a r u s n y a d a p a t mengkomunikasikan kesulitan yang dihadapi dalam proses pencapaian sasaran dan berupaya mencari solusi atas kesulitan yang dihadapi. berperilaku negatif apabila anggaran tidak

diadministrasikan dengan baik sehingga bawahan dapat menyimpang dari tujuan organisasi. Perilaku dysfunctional ini diwujudkan dalam budget slack (Warindrani 2006). Bradshaw (2007) menyatakan bahwa budget slack memungkinkan anggaran menjadi mudah untuk dicapai. Penelitian yang dilakukan oleh Veronica dan Komang (2009) dan Afiani (2010) menunjukkan hasil bahwa partisipasi yang ting gi dalam proses penyusunan anggaran dapat menimbulkan budget slack yang tinggi pula. Gallani et al. (2015) memberikan bukti bahwa anggaran partisipatif akan mendorong psychological contract para manajer dan pada akhirnya akan menyebabkan budgetary slack dalam anggaran yang dibuat. Sebaliknya, fokus penelitian yang dilakukan saat ini adalah melihat potensi partisipasi penyusunan anggaran yang dikombinasikan dengan PsyCap dalam meningkatkan kinerja manajerial para pejabat struktural di perguruan tinggi.

Dasar dari penelitian ini adalah teori akuntansi manajemen khususnya yang berhubungan dengan anggaran dan Positive Organizational Behavior (POB). POB adalah studi dan aplikasi kapasitas psychological dan kekuatan sumber daya manusia yang dapat diukur, dikembangkan, dan dikelola secara efektif untuk meningkatkan kinerja dalam lingkungan kerja saat ini (Luthans 2002). PsyCap adalah turunan dari POB yang merupakan suatu inti yang dibangun di atas empat konstruk individual: hope, efficacy, resiliency, dan optimism. PsyCap dapat bervariasi secara individual dalam kondisi kontekstual (seperti dalam konteks partisipasi penyusunan anggaran) dan dapat bervariasi berdasarkan karakteristik individual seperti sifat atau kesehatan fisik (Luthans et al. 2007).

Perumusan masalah dalam penelitian ini: 1). Apakah partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap PsyCap? 2). Apakah PsyCap berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial? 3). Apakah partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial? 4). Apakah PsyCap merupakan variabel yang memediasi

pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial? Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris mengenai: 1). Pengaruh positif partisipasi penyusunan anggaran terhadap PsyCap, 2). Pengaruh positif PsyCap terhadap kinerja manajerial, 3). Pengaruh positif partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial, 4). PsyCap merupakan variabel yang memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

1.1. Partisipasi Penyusunan Anggaran

P e n y u s u n a n a n g g a r a n p a r t i s i p a t i f memperbolehkan keterlibatan manajer tingkat bawah dalam proses penyusunan anggaran. Proses penyusunan anggaran partisipatif mendorong manajer tingkat bawah memahami tanggung jawab dalam pencapaian anggaran yang sudah ditetapkan. Melalui pendekatan ini, sasaran anggaran perusahaan akan menjadi sasaran pribadi dari para manajer yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran tersebut. Dengan kata lain, penyusunan anggaran partisipatif dapat mendorong terciptanya goal congruence (Mowen et al. 2012).

1.2. Kinerja Manajerial

Kinerja manajerial didasarkan pada fungsi-fungsi manajemen, yaitu seberapa jauh manajer m a m p u m e l a k s a n a k a n f u n g s i - f u n g s i manajemen yang meliputi perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan (Mahoney, et al. 1963) dalam Giri (2014).

Berikut ini diuraikan setiap fungsi yang ada: 1). Perencanaan merupakan pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode, sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Tanpa rencana manajer tidak dapat mengetahui bagaimana mengorganisasikan orang dan sumber daya yang dimiliki secara efektif, serta manajemen hanya mempunyai peluang kecil untuk mencapai sasaran atau mengetahui adanya penyimpangan secara dini.

(6)

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Studi Leach-Lopez et al. (2007) dilakukan terhadap manajer asal Korea Selatan yang bekerja dan terlibat dalam proses penyusunan anggaran pada perusahaan yang dikontrol oleh Amerika Serikat dan yang dikontrol oleh Asia. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara partisipasi dalam proses penyusunan ang garan dengan kinerja manajerial dalam kedua kelompok yang diteliti. Soleha et al. (2013) melakukan penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Lebak. Pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Lebak dinilai masih lemah. Buruknya pengelolaan keuangan daerah dapat disebabkan buruknya kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan ang g aran. Penganggaran memerlukan kerja sama para pimpinan satuan kerja serta para pegawai dalam organisasi pemerintahan. Partisipasi dalam proses penganggaran dinilai dapat meningkatkan kinerja pegawai satuan kerja yang pada akhirnya meningkatkan kinerja pemerintah secara keseluruhan. Hasil penelitian Soleha et al. (2013) berhasil membuktikan bahwa kinerja pemerintah meningkat seiring dengan tingginya tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran. Lina dan Stella (2013) melakukan penelitian dengan topik pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan kepuasan kerja dan job relevant information sebagai variabel intervening. Responden dalam penelitian tersebut adalah manajer lini tengah dalam per usahaan manufaktur yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

Penelitian Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan Hirst (1986), dan Supomo (1996) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) j u g a m e n e mu k a n b a h wa p a r t i s i p a s i

penyusunan anggaran tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Ada variabel lain yang diduga memediasi hubungan ini. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah:

H : Partisipasi penyusunan anggaran memiliki 3 pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

2.4. PsyCap Memediasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) adalah penelitian pertama di Amerika Serikat yang menguji PsyCap sebagai variabel yang memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitiannya tidak menemukan hubungan langsung antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa PsyCap sepenuhnya memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Hal ini menambah literatur baru dalam teori penganggaran dengan memperkenalkan model intervensi-variabel dalam studi partisipasi dan kinerja. Kontribusi utama penelitian tersebut adalah pengenalan PsyCap sebagai variabel mediasi antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Secara khusus penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap PsyCap, dimana pada akhirnya mempengar uhi kinerja pekerjaan.

Melalui penelitiannya terhadap Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Lebak, Soleha et al. (2013) berhasil membuktikan bahwa PsyCap merupakan variabel intervening yang memediasi hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja pegawai. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung. Semakin tinggi tingkat keterlibatan pegawai dalam proses penyusunan anggaran maka pegawai tersebut akan memiliki kepercayaan diri (self-efficacy), tingkat optimisme (optimism), tingkat harapan (hope), dan tingkat ketahanan (resiliency) yang tinggi pula.

Atasan berada dalam posisi mendorong favorable assessment (optimism) para bawahan (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Pada umumnya, perusahaan mengijinkan karyawan untuk terlibat dalam proses penyusunan anggaran untuk meningkatkan probabilita hasil yang positif ketika menghadapi sejumlah risiko dan ketidakpastian (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Dengan kata lain level of resiliency akan meningkat. Venkatesh dan Blaskovich (2012) menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap PsyCap. Soleha et al. (2013) melakukan penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pekerjaan dengan PsyCap dan komitmen organisasi sebagai variabel intervening. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil yang konsisten dengan penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012). Berdasarkan uraian di atas, jelas terlihat bahwa semakin tinggi partisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan memperkuat PsyCap. H : Partisipasi penyusunan anggaran memiliki 1

pengaruh positif terhadap PsyCap.

2.2. PsyCap dan Kinerja Manajerial

Sejumlah penelitian dalam literature perilaku organisasi menemukan bahwa PsyCap memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial (Luthans et al. 2005a, 2005b, Larson and Luthans 2006, Luthans et al. 2007, Luthans et al. 2008, Gooty et al. 2009, Luthans dan Avolio 2009). Namun sejumlah penelitian tersebut tidak melihat secara spesifik dalam konteks penyusunan anggaran. Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) berhasil membuktikan secara empiris bahwa PsyCap memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Kinerja manajerial dalam penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) berhubungan secara langsung dengan partisipasi penyusunan anggaran. Penelitian Soleha et al. (2013) juga mendukung hasil penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012).

Luthans et al. 2007 mengungkapkan bahwa setiap individu memiliki karakteristik tertentu yang akan mempengaruhi perilaku mereka di tempat kerja. Salah satu karakteristik yang

dapat mempengaruhi perilaku tersebut adalah ciri psikologis individu yang bersifat positif. Sifat positif inilah yang tercermin pada PsyCap. PsyCap dapat membantu individu untuk berkembang sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya dalam organisasi. PsyCap merupakan suatu pernyataan positif individual yang dikarakteristikan melalui rasa percaya diri (efficacy) untuk mengambil bagian dalam upaya membuat berhasil berbagai tugas yang menantang, rasa optimis (optimism) akan keberhasilan saat ini dan masa mendatang, ketekunan dalam mencapai tujuan (hope), dan kemampuan untuk tetap bertahan (resiliency) dalam kondisi apapun untuk mencapai kesuksesan. Jika individu memiliki PsyCap maka probabilita keberhasilan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan adalah tinggi. Semakin tinggi PsyCap, maka akan semakin tinggi pula kinerja yang dicapai.

H : PsyCap memiliki pengaruh positif terhadap 2 kinerja manajerial.

2.3. Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial

Penelitian Nouri dan Parker (1998), Indriantoro (1993), Frucot dan Shearon (1991), Brownell dan McInnes (1986), dan Brownell (1982) menunjukkan bahwa partisipasi dalam proses penganggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Indar to dan Ayu (2011) menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Semakin tinggi derajat keterlibatan dalam proses penyusunan anggaran maka semakin tinggi pula kinerja manajerial yang dihasilkan. Penelitian Venkatesh dan B l a s k o v i c h ( 2 0 1 2 ) b e l u m b e r h a s i l membuktikan pengaruh positif partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian Rani (2013) adalah manajer/kepala divisi di Perusahaan BUMN sektor industri pengolahan yang terlibat dalam pembuatan anggaran.

(7)

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Studi Leach-Lopez et al. (2007) dilakukan terhadap manajer asal Korea Selatan yang bekerja dan terlibat dalam proses penyusunan anggaran pada perusahaan yang dikontrol oleh Amerika Serikat dan yang dikontrol oleh Asia. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara partisipasi dalam proses penyusunan ang garan dengan kinerja manajerial dalam kedua kelompok yang diteliti. Soleha et al. (2013) melakukan penelitian pada Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Lebak. Pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Lebak dinilai masih lemah. Buruknya pengelolaan keuangan daerah dapat disebabkan buruknya kinerja pemerintah daerah dalam pengelolaan ang g aran. Penganggaran memerlukan kerja sama para pimpinan satuan kerja serta para pegawai dalam organisasi pemerintahan. Partisipasi dalam proses penganggaran dinilai dapat meningkatkan kinerja pegawai satuan kerja yang pada akhirnya meningkatkan kinerja pemerintah secara keseluruhan. Hasil penelitian Soleha et al. (2013) berhasil membuktikan bahwa kinerja pemerintah meningkat seiring dengan tingginya tingkat partisipasi dalam penyusunan anggaran. Lina dan Stella (2013) melakukan penelitian dengan topik pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial dengan kepuasan kerja dan job relevant information sebagai variabel intervening. Responden dalam penelitian tersebut adalah manajer lini tengah dalam per usahaan manufaktur yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh langsung partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

Penelitian Milani (1975), Kenis (1979), Brownell dan Hirst (1986), dan Supomo (1996) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu partisipasi penyusunan anggaran tidak berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) j u g a m e n e mu k a n b a h wa p a r t i s i p a s i

penyusunan anggaran tidak memiliki pengaruh langsung terhadap kinerja manajerial. Ada variabel lain yang diduga memediasi hubungan ini. Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang diajukan adalah:

H : Partisipasi penyusunan anggaran memiliki 3 pengaruh positif terhadap kinerja manajerial.

2.4. PsyCap Memediasi Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran terhadap Kinerja Manajerial

Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) adalah penelitian pertama di Amerika Serikat yang menguji PsyCap sebagai variabel yang memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitiannya tidak menemukan hubungan langsung antara partisipasi penyusunan anggaran dengan kinerja manajerial. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa PsyCap sepenuhnya memediasi pengaruh partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Hal ini menambah literatur baru dalam teori penganggaran dengan memperkenalkan model intervensi-variabel dalam studi partisipasi dan kinerja. Kontribusi utama penelitian tersebut adalah pengenalan PsyCap sebagai variabel mediasi antara partisipasi penyusunan anggaran dan kinerja manajerial. Secara khusus penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh secara signifikan dan positif terhadap PsyCap, dimana pada akhirnya mempengar uhi kinerja pekerjaan.

Melalui penelitiannya terhadap Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Lebak, Soleha et al. (2013) berhasil membuktikan bahwa PsyCap merupakan variabel intervening yang memediasi hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja pegawai. Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pengaruh tidak langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh langsung. Semakin tinggi tingkat keterlibatan pegawai dalam proses penyusunan anggaran maka pegawai tersebut akan memiliki kepercayaan diri (self-efficacy), tingkat optimisme (optimism), tingkat harapan (hope), dan tingkat ketahanan (resiliency) yang tinggi pula.

Atasan berada dalam posisi mendorong favorable assessment (optimism) para bawahan (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Pada umumnya, perusahaan mengijinkan karyawan untuk terlibat dalam proses penyusunan anggaran untuk meningkatkan probabilita hasil yang positif ketika menghadapi sejumlah risiko dan ketidakpastian (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Dengan kata lain level of resiliency akan meningkat. Venkatesh dan Blaskovich (2012) menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap PsyCap. Soleha et al. (2013) melakukan penelitian mengenai partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja pekerjaan dengan PsyCap dan komitmen organisasi sebagai variabel intervening. Hasil penelitiannya menunjukkan hasil yang konsisten dengan penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012). Berdasarkan uraian di atas, jelas terlihat bahwa semakin tinggi partisipasi dalam penyusunan anggaran maka akan memperkuat PsyCap. H : Partisipasi penyusunan anggaran memiliki 1

pengaruh positif terhadap PsyCap.

2.2. PsyCap dan Kinerja Manajerial

Sejumlah penelitian dalam literature perilaku organisasi menemukan bahwa PsyCap memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial (Luthans et al. 2005a, 2005b, Larson and Luthans 2006, Luthans et al. 2007, Luthans et al. 2008, Gooty et al. 2009, Luthans dan Avolio 2009). Namun sejumlah penelitian tersebut tidak melihat secara spesifik dalam konteks penyusunan anggaran. Penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) berhasil membuktikan secara empiris bahwa PsyCap memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Kinerja manajerial dalam penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012) berhubungan secara langsung dengan partisipasi penyusunan anggaran. Penelitian Soleha et al. (2013) juga mendukung hasil penelitian Venkatesh dan Blaskovich (2012).

Luthans et al. 2007 mengungkapkan bahwa setiap individu memiliki karakteristik tertentu yang akan mempengaruhi perilaku mereka di tempat kerja. Salah satu karakteristik yang

dapat mempengaruhi perilaku tersebut adalah ciri psikologis individu yang bersifat positif. Sifat positif inilah yang tercermin pada PsyCap. PsyCap dapat membantu individu untuk berkembang sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerjanya dalam organisasi. PsyCap merupakan suatu pernyataan positif individual yang dikarakteristikan melalui rasa percaya diri (efficacy) untuk mengambil bagian dalam upaya membuat berhasil berbagai tugas yang menantang, rasa optimis (optimism) akan keberhasilan saat ini dan masa mendatang, ketekunan dalam mencapai tujuan (hope), dan kemampuan untuk tetap bertahan (resiliency) dalam kondisi apapun untuk mencapai kesuksesan. Jika individu memiliki PsyCap maka probabilita keberhasilan dalam setiap pekerjaan yang dilakukan adalah tinggi. Semakin tinggi PsyCap, maka akan semakin tinggi pula kinerja yang dicapai.

H : PsyCap memiliki pengaruh positif terhadap 2 kinerja manajerial.

2.3. Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Kinerja Manajerial

Penelitian Nouri dan Parker (1998), Indriantoro (1993), Frucot dan Shearon (1991), Brownell dan McInnes (1986), dan Brownell (1982) menunjukkan bahwa partisipasi dalam proses penganggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Indar to dan Ayu (2011) menemukan bahwa partisipasi penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Semakin tinggi derajat keterlibatan dalam proses penyusunan anggaran maka semakin tinggi pula kinerja manajerial yang dihasilkan. Penelitian Venkatesh dan B l a s k o v i c h ( 2 0 1 2 ) b e l u m b e r h a s i l membuktikan pengaruh positif partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial. Responden dalam penelitian Rani (2013) adalah manajer/kepala divisi di Perusahaan BUMN sektor industri pengolahan yang terlibat dalam pembuatan anggaran.

(8)

3. Metodologi Penelitian

Data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya baik dengan kuesioner maupun wawancara langsung. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui metode survei dengan meng gunakan kuesioner yang merupakan daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada perguruan tinggi. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling. Adapun kriterianya adalah: 1). Karyawan yang memiliki jabatan struktural saat ini, 2). Telah menduduki jabatan minimal 1 tahun, dan 3). Terlibat aktif dalam proses penyusunan anggaran.

Tabel 1. Ringkasan Kuesioner

Kriteria ini digunakan karena pada umumnya anggaran dibuat satu tahun sekali sehingga setidaknya karyawan yang memiliki jabatan yang ikut dalam proses penyusunan anggaran tersebut telah memiliki pengalaman di dalam proses penyusunan angggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Penelitian ini memilih fokus pada perguruan tinggi karena: 1). Kemudahan akses, dan 2). Perguruan tinggi adalah tempat yang dipercaya dapat “menciptakan” generasi penerus bangsa, oleh karena itu ingin dilihat bagaimana PsyCap dari para pejabat struktural di perguruan tinggi. Berikut ini disajikan ringkasan kuesioner yang dibagikan, diterima kembali, dan digunakan dalam penelitian ini.

Seluruh perilaku psikologis positif ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pegawai tersebut.

H : PsyCap memediasi pengaruh partisipasi 4 penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

Jurnal Jurnal

2.5. Model Penelitian dan Prosedur Penelitian

Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Partisipasi Penyusunan Anggaran Psychological Capital Kinerja Managerial H1 H2 H3 H4 e2 Pengaruh Tidak Langsung

e1 Pengaruh Langsung

Gambar 2. Prosedur Penelitian

Latar Belakang Masalah Penelitian Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu Hipotesis Penelitian Tujuan Penelitian

Data Penelitian DataPrimer

Variabel Penelitian Variabel Independen – Partisipasi Penyusunan Anggaran Variabel Dependen – Kinerja Manajerial Variabel Mediasi – Psychological Capital Analisis Jalur Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan Keterbatasan Rekomendasi Gambar 1. Model Penelitian

Prosedur penelitian berikut ini disajikan untuk memperjelas alur penelitian yang dilakukan.

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dibagikan 150

Kuesioner yang diterima kembali 94

Kuesioner diisi oleh responden yang tidak terlibat dalam penyusunan anggaran (8)

Kuesioner yang tidak lengkap diisi (6)

Kuesioner yang dapat diolah 81

3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

3.1.1. Variabel Dependen-Partisipasi Penyusunan Anggaran

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel partisipasi penyusunan anggaran adalah instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975). Instrumen ini terdiri dari 5 butir pernyataan (lihat lampiran) yang harus ditanggapi oleh responden dengan memilih skala Likert satu sampai dengan lima. Skala rendah (satu) menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah sedangkan skala tinggi (lima) menunjukkan partisipasi yang tinggi.

3.1.2. Variabel Mediasi - Psychological Capital Kuesioner PsyCap yang dikembangkan oleh Luthans et al. (2007) digunakan dalam penelitian ini. Empat ukuran standar (lihat lampiran) dari kuesioner PsyCap digunakan

dalam penelitian ini yaitu hope (Synder et al. 1996), resiliency (Wagnild and Young 1993), optimism (Scheier and Carver 1985), dan self-efficacy (Parker 1998). Jawaban dari setiap ukuran standar ini dijumlahkan dan dirata-rata. Rata-rata dari setiap ukuran standar ini d i j u m l a h k a n d a n d i r a t a - r a t a u n t u k mendapatkan nilai PsyCap.

3.1.3. Variabel Dependen - Kinerja Manajerial Instrumen self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963) masih dinilai relevan dan efektif untuk digunakan terkait dengan proses penyusunan ang garan (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Setiap responden diminta untuk menilai kinerjanya sendiri terkait dengan 8 dimensi kinerja yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, pengawasan, penilaian staf, perwakilan, negosiasi, dan evaluasi.

(9)

3. Metodologi Penelitian

Data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari sumber aslinya baik dengan kuesioner maupun wawancara langsung. Data primer dalam penelitian ini diperoleh melalui metode survei dengan meng gunakan kuesioner yang merupakan daftar pertanyaan terstruktur yang ditujukan kepada responden. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja pada perguruan tinggi. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling. Adapun kriterianya adalah: 1). Karyawan yang memiliki jabatan struktural saat ini, 2). Telah menduduki jabatan minimal 1 tahun, dan 3). Terlibat aktif dalam proses penyusunan anggaran.

Tabel 1. Ringkasan Kuesioner

Kriteria ini digunakan karena pada umumnya anggaran dibuat satu tahun sekali sehingga setidaknya karyawan yang memiliki jabatan yang ikut dalam proses penyusunan anggaran tersebut telah memiliki pengalaman di dalam proses penyusunan angggaran yang menjadi tanggung jawabnya. Penelitian ini memilih fokus pada perguruan tinggi karena: 1). Kemudahan akses, dan 2). Perguruan tinggi adalah tempat yang dipercaya dapat “menciptakan” generasi penerus bangsa, oleh karena itu ingin dilihat bagaimana PsyCap dari para pejabat struktural di perguruan tinggi. Berikut ini disajikan ringkasan kuesioner yang dibagikan, diterima kembali, dan digunakan dalam penelitian ini.

Seluruh perilaku psikologis positif ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pegawai tersebut.

H : PsyCap memediasi pengaruh partisipasi 4 penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial.

2.5. Model Penelitian dan Prosedur Penelitian

Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut. Partisipasi Penyusunan Anggaran Psychological Capital Kinerja Managerial H1 H2 H3 H4 e2 Pengaruh Tidak Langsung

e1 Pengaruh Langsung

Gambar 2. Prosedur Penelitian

Latar Belakang Masalah Penelitian Tinjauan Pustaka dan Penelitian Terdahulu Hipotesis Penelitian Tujuan Penelitian

Data Penelitian DataPrimer

Variabel Penelitian Variabel Independen – Partisipasi Penyusunan Anggaran Variabel Dependen – Kinerja Manajerial Variabel Mediasi – Psychological Capital Analisis Jalur Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan Keterbatasan Rekomendasi Gambar 1. Model Penelitian

Prosedur penelitian berikut ini disajikan untuk memperjelas alur penelitian yang dilakukan.

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dibagikan 150

Kuesioner yang diterima kembali 94

Kuesioner diisi oleh responden yang tidak terlibat dalam penyusunan anggaran (8)

Kuesioner yang tidak lengkap diisi (6)

Kuesioner yang dapat diolah 81

3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

3.1.1. Variabel Dependen-Partisipasi Penyusunan Anggaran

Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel partisipasi penyusunan anggaran adalah instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975). Instrumen ini terdiri dari 5 butir pernyataan (lihat lampiran) yang harus ditanggapi oleh responden dengan memilih skala Likert satu sampai dengan lima. Skala rendah (satu) menunjukkan tingkat partisipasi yang rendah sedangkan skala tinggi (lima) menunjukkan partisipasi yang tinggi.

3.1.2. Variabel Mediasi - Psychological Capital Kuesioner PsyCap yang dikembangkan oleh Luthans et al. (2007) digunakan dalam penelitian ini. Empat ukuran standar (lihat lampiran) dari kuesioner PsyCap digunakan

dalam penelitian ini yaitu hope (Synder et al. 1996), resiliency (Wagnild and Young 1993), optimism (Scheier and Carver 1985), dan self-efficacy (Parker 1998). Jawaban dari setiap ukuran standar ini dijumlahkan dan dirata-rata. Rata-rata dari setiap ukuran standar ini d i j u m l a h k a n d a n d i r a t a - r a t a u n t u k mendapatkan nilai PsyCap.

3.1.3. Variabel Dependen - Kinerja Manajerial Instrumen self-rating yang dikembangkan oleh Mahoney et al. (1963) masih dinilai relevan dan efektif untuk digunakan terkait dengan proses penyusunan ang garan (Venkatesh dan Blaskovich 2012). Setiap responden diminta untuk menilai kinerjanya sendiri terkait dengan 8 dimensi kinerja yaitu perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, pengawasan, penilaian staf, perwakilan, negosiasi, dan evaluasi.

(10)

Kuesioner dibagikan kepada pejabat struktural yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran di perguruan tinggi. Perguruan tinggi yang dipilih karena kemudahan akses terdiri dari Universitas Pelita Harapan – Karawaci, Universitas Tarumanagara, STIE Trisakti, Universitas Kristen Krida Wacana, Universitas Trisakti, Universitas Pramita Indonesia, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, dan Universitas Kristen Maranatha.

4.2. Pengujian Nonresponse Bias

Pengujian nonresponse bias dalam penelitian ini mengacu pada Riyadi (1997) yaitu dengan mengelompokkan kuesioner yang diterima menjadi 2 kelompok. Kelompok awal adalah kuesioner yang diterima sebelum batas waktu yang ditentukan yaitu 15 Maret 2015. Kelompok akhir adalah kuesioner yang diterima setelah batas waktu yang ditentukan. Dari 81 kuesioner yang dapat digunakan, 48 kuesioner dapat dikelompokkan dalam kelompok awal dan sisanya dikelompokkan dalam kelompok akhir. Hasil pengujian nonresponse bias dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3. Hasil Pengujian Nonresponse Bias

4.3.1.1. Partisipasi Penyusunan Anggaran

Hasil pengujian validitas pada tabel berikut ini menunjukkan bahwa semua butir pernyataan adalah valid karena nilai r hitung lebih besar daripada nilai r tabel.

Tabel 4. Hasil Pengujian Validitas - Partisipasi Penyusunan Anggaran

3.2. Metode Analisis Data

A n a l i s i s d a t a d a l a m p e n e l i t i a n i n i menggunakan pendekatan analisis jalur. Koefisien jalur adalah standardized koefisien regresi. Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural, yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan. Model penelitian diuraikan dalam bentuk persamaan berikut ini.

PC = b PA + e (model pertama)1 1

KP = b PA + b PC (model kedua)1 2

Keterangan:

PC = Psychological Capital

PA = Partisipasi Penyusunan Anggaran KP = Kinerja Majerial

3.2.1. Uji Kualitas Data 3.2.1.1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali 2011). Pengujian validitas dalam penelitian ini akan menggunakan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor konstruk. Korelasi bivariate ini dengan melihat pearson coefficients correlation.

3.2.1.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali 2011). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha > 0.70 (Nunnaly 1994 dalam Ghozali 2011).

3.2.2. Uji Hipotesis

3.2.2.1. Uji Regresi Simultan (F)

Uji regresi simultan (uji F) digunakan untuk menguji apakah model regresi yang digunakan sudah layak. Ketentuan yang digunakan dalam uji F adalah jika signifikansi F < 0,05, berarti model regresi layak untuk digunakan.

3.2.2.2. Uji Regresi Parsial (Uji-t)

Uji t atau uji koefisien regresi secara parsial digunakan untuk mengetahui apakah secara variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen. Pengujian menggunakan tingkat signifikansi 0,05 (α = 0.05). Jika tingkat signifikansi t < 0.05, berarti bahwa variabel independen memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. (Priyatno 2012).

4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Statistik Deskriptif

Berikut ini disajikan statistik deskriptif mengenai deskripsi demografik responden. Tabel 2. Statistik Deskriptif - Demografik Responden

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa jumlah responden adalah 81orang. Responden memiliki kisaran umur 27 – 68 tahun, rata-rata umur 43,57 tahun, nilai median 42 tahun, dan standar deviasi sebesar 8.06 tahun. Empat puluh enam orang responden berjenis kelamin laki-laki sedangkan responden wanita berjumlah sebanyak 35 orang. Rata-rata lama pengalaman menduduki jabatan adalah 56,51 bulan dengan kisaran 12 - 252 bulan, median sebanyak 42 bulan, dan standar deviasi 47,37 bulan. Responden memiliki tingkat pendidikan rata-rata S2 yaitu sebanyak 61,73%. Dua puluh dua koma dua puluh dua persen responden memiliki tingkat pendidikan S3 dan sisanya adalah responden dengan tingkat pendidikan S1.

Jurnal Jurnal

Demografik Jumlah dan Nilai dalam %

Jumlah Responden 81 UMUR Rata-rata 43.57 Kisaran 27-68 Median 42 Standar Deviasi 8.06 JENIS KELAMIN Laki-laki 46 (56.80%) Perempuan 35 (43.20%)

LAMA PENGALAMAN MENDUDUKI JABATAN (DALAM BULAN) Rata-rata 56.51 Kisaran 12-252 Median 42 Standar Deviasi 47.37 TINGKAT PENDIDIKAN S1 13 (16.05%) S2 50 (61.73%) S3 18 (22.22%)

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variabel dalam penelitian ini memiliki nilai p > 0,05. Hasil ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan jawaban antara kelompok awal dan kelompok akhir.

4.3. Pengujian Kualitas Data 4.3.1.Pengujian Validitas

Melalui pengujian pearson correlation diperoleh nilai r hitung. Nilai r hitung ini akan dibandingkan dengan nilai r tabel pada tingkat signifikansi 5% dan degree of freedom = n – 2 = 81 – 2 = 79. Jika r hitung lebih besar daripada r tabel maka butir pertanyaan atau butir pernyataan adalah valid.

Variabel Awal (48) Akhir (33) p Nilai Rata-rata Nilai Rata-rata Partisipasi Penyusunan Anggaran 39.42 43.30 0.463 Psychological Capital 41.83 39.79 0.700 Kinerja Manajerial 40.45 41.80 0.798

Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai r hitung semua butir pernyataan menunjukkan nilai lebih besar daripada nilai r tabel. Hal ini berarti bahwa semua butir pernyataan adalah valid. 4.3.1.3. Kinerja Manajerial

Semua butir pernyataan variabel kinerja manajerial adalah valid. Hal ini ditunjukkan dengan nilai r hitung yang lebih besar daripada nilai r tabel.

4.3.1.2. Psychological Capital

Tabel 5. Hasil Pengujian Validitas - Psychological Capital

No. Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0.829 0.219 Valid

2 0.727 0.219 Valid

3 0.849 0.219 Valid

4 0.832 0.219 Valid

Gambar

Gambar 2. Prosedur Penelitian
Tabel 3. Hasil Pengujian Nonresponse Bias
Tabel 4. Hasil Pengujian Validitas - Partisipasi  Penyusunan Anggaran
Tabel 8. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua dan  Ketiga
+4

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini telah dilakukan dengan baik pada siklus 1 dan 2 Hal ini terlihat dari kemampuan menulis paragraf eksposisi siswa kelas X-1 SMA Negeri 6 Binjai tahun

Pada kasus ini, penulis tidak menemukan tanda-tanda infeksi atau komplikasi yang mungkin akan terjadi pada ibu maupun janin karena penanganan ibu bersalin

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP RSI

613 1.03.01 DPU Peningkatan Jalan Lorong Baru Dusun III Desa Kuta

Perlu kita ketahui bahwa terhadap pengertian penitipan adalah suatu penyimpanan harta berdasarkan Akad antara Bank Umum Syariah (BUS) dan penitip, dengan ketentuan Bank

Dari hasil analisis data diperoleh F hitung 58,383 signifikansinya 0,000 dengan hasil penelitian ada pengaruh optimisme terhadap hardiness pada pasien penyakit jantung koroner (Y

[r]

Kebijakan merger selain dapat menciptakan efisiensi bagi pelaku usaha dapat juga menghilangkan persaingan yang ada antara pihak yang melakukan merger. Hal ini