• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRAKTIKUM TINGKAH LAKU IKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRAKTIKUM TINGKAH LAKU IKAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

Pengetahuan tentang tingkah laku ikan merupakan cabang ilmu yang dapat diaplikasikan dalam bidang perikanan tangkap. Penerapan ilmu ini sangat terbatas dilakukan. Hal ini dapat dilihat dari minimnya kegiatan penelitian tentang pengembangan perikanan tangkap yang didasarkan dari pendekatan tingkah laku ikan.

Mata kuliah tingkah laku ikan merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang respon ikan terhadap stimulus yang berhubungan dengan faktor internal dan eksternal yang berupa pola tingkah laku sebagai adaptasi ikan terhadap habitatnya. Pengetahuan tentang hal ini sangat penting digunakan dalam penentuan aspek teknologi alat tangkap yang akan dikembangkan.

Pada prakteknya cukup sulit untuk menentukan stimulus yang menyebabkan terjadinya respon berupa pola tingkah laku ikan. Hal itu terjadi karena banyak faktor yang mendasari respon-respon tersebut dapat dikaitkan dengan natural behavior ikan yang berupa stimulus kimia dan fisik, misalnya: rangsangan penglihatan (optical stimuli), rangsangan kimiawi (chemical stimuli), rangsangan pendengaran (accoustic stimuli), rangsangan listrik (electrical stimuli), dan lain-lain.

Oleh karena itu, buku penuntun pelatihan asisten mata kuliah ini berfungsi untuk memuat cara-cara untuk mengkaji natural behavior ikan serta beberapa stimulus-stimulus yang mempengaruhi pola tingkah laku ikan sbb:

(1) tingkah laku ikan mulai dari awal menetas, tingkah laku pada saat pembesaran, tingkah laku pada waktu pemijahan;

(2) respon penglihatan ikan terhadap perbedaan warna; (3) respon penciuman ikan terhadap umpan; dan (4) respon ikan terhadap perubahan suhu.

(2)

2

1. TINGKAH LAKU ALAMI IKAN (Natural Behavior)

A. Pengantar Teori Praktikum

Menurut Indonesian Coral Reef Foundation(2004), ikan dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pengelompokkan ikan berdasarkan perannya. Pengelompokkan ikan berdasarkan periode aktif mencari makan dibagi lagi atas tiga kelompok yaitu:

1. Ikan nokturnal, merupakan jenis ikan yang aktif pada malam hari. contohnya pada ikan-ikan dari suku Holocentridae (swanggi), suku Apogonindae (beseng), dan lain-lain.

2. ikan-ikan diurnal, merupakan jenis ikan yang aktif pada siang hari. contohnya pada ikan-ikan dari suku Pornacentridae (injel, napoleon), Acanthuridae (keramba lencam) dan lain-lain.

3. ikan crepuscular, merupakan ikan yang aktif antara waktu siang dan malam. contohnya pada ika-ikan dari suku Sphyraenidae (Baracudas), Serrenaide (kerapu), Carangidae (ikan kue), dan lain-lain.

Pengelompokan ikan berdasarkan peranannya juga dibagi atas tiga kelompok yaitu:

1. Ikan target, merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal juga dengan ikan ekonomis penting atau ikan konsumsi, seperti Serranidae (kerapu), Lutjanidae (kakap), Lethrinidae (ketamba lencam), Acanthuridae (botana), dan Siganidae ( barong).

2. Ikan indikator, merupakan ikan penentu keberadaan terumbu karang karena ikan ini erat hubungannya dengan tingkat kesuburan terumbu karang, yaitu ikan kepe-kepe dari Famili Chaetodontidae.

3. Ikan lain (mayor famili), ikan jenis ini umumnya dalam jenis banyak dan umumnya dijadikan ikan hias air laut. Contohnya kakaktua dari famili Scaridae, swanggi dari famili Holocentridae, dan lain-lain.

Nontji (1993) mengatakan bahwa ikan yang berasal dari perairan karang yang mempunyai nilai ekonomis penting dalam produksi perikanan antara lain ikan ekor kuning dan pisang-pisang (Caesio spp.), berbagai macam ikan hias, dan ikan yang sering disajikan, misalnya beronang (Siganus), lencam (Lethrinus), kuweh (Caranx), kakap (Lutjjanus), dan kerapu (Epinephelus).

(3)

3 Ikan kerapu, termasuk famili Serranide, dikenal sebagai ikan yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi. Penyebarannya meliputi daerah tropis dan subtropis. Biasanya hidup di perairan karang berkedalaman kurang lebih 27 m (Departemen Pertanian, 1987) Ikan kerapu (Epinephelus sp) merupakan satu diantara sekian jenis ikan laut yang bernilai ekonomis tinggi yang banyak dipasarkan dalam keadaan hidup untuk restoran-restoran elit, baik di dalam maupun di luar negeri (Pramu 1994). Produksi ikan kerapu di Indonesia mencapai 6-30 ton per tahun (Hartati at a. 2004).

Di Indonesia ikan kerapu terdapat di seluruh wilayah perairan teluk Banten, Ujung Kulon, Kep. Riau, Kep. Karimunjawa, Kep. Seribu, dan NTB (Mayunar, 1991). Ada berbagai jenis ikan kerapu yang terdapat di Indonesia, di antaranya adalah kerapu lumpur (Epinephelus suillus), kerapu sunu (Plectropomus leopardus), kerapu tikus (Cromileptes altivelis), kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus), kerapu lodi (Plectropomus maculatus), kerapu merah (Epinephelus fasciatus), kerapu tutul (Epinephelus melanustigma), kerapu batu (Cephalopholis boenack), kerapu hitam (Cephalopholis microprion), dan kerapu lokal (Epinephelus gouyanus) (Balai Penelitian Perikanan Laut 2007).

Ikan dari famili Serranidae di alam, aktif makan pada siang dan malam hari. selanjutnya ikan kerapu dalam mencari makanan akan berenang-renang di antara batu karang, atau celah-celah batu yang merupakan tempat persembunyian dan hanya kepalanya yang terlihat. dari tempat inilah ikan kerapu menunggu mangsanya. bila mangsanya telah tampak, ikan kerapu segera melesat dengan cepat menangkap mangsanya dan menelannya, setelah itu akan kembali ke tempat persembunyiannya (Sugama et al. 1986).

B. Tujuan

Mengetahui tingkah laku ikan mulai dari awal menetas, tingkah laku pada saat pembesaran, tingkah laku pada waktu pemijahan.

C. Kompetensi

Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tingkah laku ikan mulai dari awal menetas, tingkah laku pada saat pembesaran, tingkah laku pada waktu pemijahan.

(4)

4

D. Prosedur Kerja a. Metode

- Mengamati dan mencatat secara langsung tingkah laku ikan pada masing-masing akuarium

- Mencatat penjelasan dari pemateri

- Tanya jawab serta diskusi dengan pemateri.

b. Lembar Hasil Pengamatan Nama umum Ikan :

Nama ilmiah : MORFOLOGI IKAN

1

a. bentuk tubuh ikan : b. bentuk dan letak mulut : c. bentuk sirip ekor : d. warna ikan :

………. ………. ………. ………. 2 Deskripsi Singkat morfologi ikan :

KUALITAS AIR YANG BERPENGARUH

(5)

5 Diskripsi Singkat Kualitas Air yang berpengaruh:

TINGKAH LAKU KEBIASAAN MAKAN

Diskripsi singkat tingkah laku kebiasaan makan :

TINGKAH LAKU PEMIJAHAN

Diskripsi singkat tingkah laku pemijahan:

(6)

6

TINGKAH LAKU PEMIJAHAN SECARA ALAMI

Diskripsi singkat tingkah laku pemijahan secara alami

TINGKAH LAKU KHUSUS

(7)

7

2. RESPON PENGLIHATAN IKAN TERHADAP PERBEDAAN WARNA (Optical Stimuli)

A. Pengantar Teori Praktikum

Gambaran umum tentang ketajaman penglihatan ikan dan kemampuan membedakan warna dapat digunakan dalam menentukan metode dan teknologi penangkapan ikan.

Penglihatan ikan berhubungan erat dengan kemampuan penginderaan mata ikan yang memungkinkan ikan dapat melihat hampir ke seluruh bagian dari lingkungan sekelilingnya. Hanya satu bagian sempit pada bagian sebelah belakang ikan tidak dapat dicakup oleh luasnya area yang yang daat dilihat oleh ikan.

Penentuan jarak penglihatan selain dipengaruhi oleh kemampuan indera penglihatan ikan juga dipengaruhi oleh keadaan penglihatan dalam air. Pada kejernihan air yang baik dan terang, jarak penglihatan bergantung pada kemampuan penglihatan mata ikan itu sendiri. Pada jarak tertentu ikan dapat membedakan titik yang sangat berdekatan sebagai dua titik dan tidak sebagai satu titik atau kabur pengelihatannya.

Bebetapa jenis ikan mempunyai kemampuan untuk bisa melihat benda yang kontras dengan latar belakangnya pada jarak beberapa puluh meter (Purbayanto et.al, 2010).

Dalam praktikum ini akan diobservasi bagaimana rangsangan yang ditujukan untuk organ penglihatan (mata) ikan. Rangsangan yang dapat diterima oleh mata ikan dapat berupa bentuk, warna dan gerak. Cahaya (warna) digunakan sebagai salah satu bentuk rangsangan untuk menarik perhatian ikan yang dianalogikan dapat menjadi atraktor/ alat bantu pengumpul ikan atau bahkan sebagai alat bantu untuk menakuti ikan.

B. Tujuan

Mengetahui respons ikan terhadap perbedaan warna cahaya.

C. Kompetensi

Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan berbagai macam respon ikan terhadap cahaya dan menghubungkannya dengan proses penangkapan.

(8)

8

D. Prosedur Kerja a. Bahan

1. Ikan air laut sebanyak 12 ekor : sebagai objek yang diamati tingkah lakunya

2. Air laut : sebagai media hidup ikan

b. Alat

1. Akuarium : untuk tempat percobaan serta wadah pengadaptasian ikan setelah pemindahan.

2. Sekat : untuk menyekat antara lampu satu dengan yang lainnya

3. Lampu dengan daya 5 watt masing-masing berwarna merah, biru, kuning : untuk membandingkan respon ikan pada masing-masing cahaya tersebut, adapun dipakai merah, biru, dan kuning adalah karena menurut penelitian yang terdahulu ikan lebih cenderung tertarik pada 3 warna tersebut.

4. Stop kontak : untuk mematikan dan menghidupkan lampu pada saat perlakuan

5. Stopwatch : untuk menghitung waktu yang digunakan

6. Sterofoam : Untuk pengkondisian gelap (agar cahaya yang diluar tidak masuk dan sebaliknya)

7. Tongkat : untuk menggantungkan lampu. 8. Kabel : untuk menghubungkan arus listrik.

(9)

9

c. Skema Kerja

a. Lampu 1

Hasil Catat

Ulangi perlakuan di atas sebanyak 2 kali Hidupkan lampu ruangan , matikan lampu 1, dan matikan stopwatch secara bersamaan selama 2 menit

Amati dan hitung jumlah ikan yang mendekati setiap lampu selama 5 menit pada 10 detik terakhir pada

tiap menitnya

Matikan lampu ruangan, nyalakan lampu 1, dan hidupkan stopwatch secara bersamaan Tutup seluruh sisi akuarium dengan sterofoam

(10)

10 b. Lampu 2

Hasil Catat

Ulangi perlakuan di atas sebanyak 2 kali Hidupkan lampu ruangan , matikan lampu 1, dan

matikan stopwatch secara bersamaan selama 2 menit

Amati dan hitung jumlah ikan yang mendekati setiap lampu selama 5 menit pada 10 detik terakhir pada

tiap menitnya

Matikan lampu ruangan, nyalakan lampu 2, dan hidupkan stopwatch secara bersamaan Tutup seluruh sisi akuarium dengan sterofoam

(11)

11 c. Lampu 3

Hasil Catat

Ulangi perlakuan di atas sebanyak 2 kali Hidupkan lampu ruangan , matikan lampu 1,

dan matikan stopwatch secara bersamaan selama 2 menit

Amati dan hitung jumlah ikan yang mendekati setiap lampu selama 5 menit pada

10 detik terakhir pada tiap menitnya Matikan lampu ruangan, nyalakan lampu 3, dan hidupkan stopwatch secara bersamaan Tutup seluruh sisi akuarium dengan sterofoam

(12)

12

d. Lembar Hasil Pengamatan

Nama ikan: Nama Ilmiah :

Data jumlah ikan yang mendekati cahaya setiap menit

Pengamatan ke.

Menit ke / warna lampu

Merah Biru Kuning

1. 1. 2. 3. 4. 5. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 4. 1. 2. 3. 4. 5. 5. 1. 2. 3. 4. 5.

(13)

13 6. 1. 2. 3. 4. 5. Nama ikan: Nama Ilmiah :

Data jumlah ikan yang mendekati cahaya setiap menit

Pengamatan ke.

Menit ke / warna lampu

Merah Biru Kuning

1. 1. 2. 3. 4. 5. 2. 1. 2. 3. 4. 5. 3. 1. 2. 3. 4. 5. 4. 1. 2. 3. 4. 5.

(14)

14 5. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1. 2. 3. 4. 5. Pembahasan : ... ... Kesimpulan : ……… ………

(15)

15

3. RESPON PENCIUMAN (Chemical Stimuli)

A. Pengantar Teori Praktikum

Reseptor kimia merupakan hal yang penting yang dibutuhkan ikan dalam melakukan aktivitas hidupnya. aktivitas yang dilakukan ikan yang berhubungan dengan reseptor kimia antara lain pencarian makan, pengenalan jenis kelamin (sex) pada satu kelompok, membedakan antar individu pada satu kelompok spesies yang sama (schooling) atau kelompok yang berbeda (shoaling), mendekati penempatan dan kehadiran makanan, mencari pasangan, pemangsaan, atau mencari lokasi tempat bertelur (Hara (1993) dalam purbayanto et.al, 2010).

Rangsangan kimiawi memegang peranan yang penting terhadap penggunaan umpan. Kandungan kimia pada umpan yang mampu direspon ikan oleh indera penciuman adalah asam amino dan asam lemak. Setiap spesies ikan memiliki ketertarikan yang berbeda-beda terhadap jenis asam amino.

Dalam praktikum ini dilakukan percobaan untuk mengetahui respon penciuman ikan terhadap umpan yang berbeda-beda. Respon penciuman ikan terhadap rangsangan kimia dapat dibedakan menjadi empat fase, yaitu:

1. Arousal/ Detect (menerima rangsangan)  fase dimana ikan mulai mendeteksi adanya rangsangan.

2. Searching/ React (mencari)  fase ikan mulai mencari makanan. 3. Finding (menemukan)  ikan menemukan umpan.

4. Uptake (memakan)  ikan memakan umpan

Percobaan akan melibatkan ketiga fase awal respon ikan. Pencatatan terhadap ketiga fase ini akan dapat menentukan tingkat preferensi ikan terhadap umpan jenis tertentu.

B. Tujuan

Mengetahui respon ikan terhadap rangsangan bau yang ditimbulkan suatu obyek yang berbeda.

C. Kompetensi

Mahasiswa mengetahui dan menjelaskan bagaimana respon ikan terhadap rangsangan bau yang ditimbulkan suatu obyek yang berbeda.

(16)

16

D. Prosedur Kerja a. Bahan

1. 3 ekor ikan air tawar (fresh water fish) : Objek yang akan diamati

tingkah lakunya

2. 3 Umpan (cumi-cumi, ikan rucah dan udang) : Sebagai perangsang

indera pembau dan pengecap pada ikan

3. Air tawar : sebagai media hidup ikan dan sebagai perantara zat kimia

pada umpan

b. Alat

1. Akuarium : untuk tempat percobaan 2. Bak : Untuk tempat pengadaptasian ikan

3. Sekat perlakuan : untuk memberi batas antar area 4. Termometer : untuk mengukur suhu air dalam akuarium

5. Aerator : Untuk memberikan suplai oksigen serta memberikan arus terhadap air yang ada di akuarium

6. Serok : Untuk memindahkan ikan dari bak ke akuarium uji

7. Penggaris : Untuk mengukur jarak start ikan dan mengukur jarak start dengan umpan

8. Benang : untuk mengikat umpan dan menghubungkannya pada tongkat

9. Tongkat : untuk menggantung tali umpan 10. BoardMarker : menandai akuarium

11. Aerator : untuk suplai oksigen dan menyebarkan aroma umpan 12. Stopwatch : untuk menghitung waktu yang digunakan dalam

(17)

17

c. Skema Kerja a. Umpan Udang

Hasil

Diamati dan dicatat tingkah laku ikan sesuai 3 fase respon yaitu Aurosal, Searching, dan Finding selama tidak lebih dari 10 menit

Diangkat sekat perlakuan secara perlahan Tahan ikan di area start menggunakan sekat perlakuan bersamaan dengan diturunkannya umpan udang selama 5

menit

Giring ikan ke area start Siapkan alat dan bahan

(18)

18

b. Umpan Cumi-cumi

Hasil

Diamati dan dicatat tingkah laku ikan sesuai 3 fase respon yaitu Aurosal, Searching, dan Finding selama tidak lebih dari 10 menit

Diangkat sekat perlakuan secara perlahan Tahan ikan di area start menggunakan sekat perlakuan bersamaan dengan diturunkannya umpan cumi-cumi selama

5 menit

Giring ikan ke area start Siapkan alat dan bahan

(19)

19

c. Umpan Rucah

d. Lembar Hasil Pengamatan

Nama ikan : Nama ilmiah :

Fase

Waktu (menit) & Tingkah Laku Ikan

Umpan 1 Umpan 2 Umpan 3

Tingkah laku Waktu Tingkah laku Waktu Tingkah laku Waktu

Arousal

Hasil

Diamati dan dicatat tingkah laku ikan sesuai 3 fase respon yaitu Aurosal, Searching, dan Finding selama tidak lebih dari 10 menit

Diangkat sekat perlakuan secara perlahan Tahan ikan di area start menggunakan sekat perlakuan bersamaan dengan diturunkannya umpan ikan rucah selama

5 menit

Giring ikan ke area start Siapkan alat dan bahan

(20)

20 Pembahasan : ... ... ... ... ... ... ... Kesimpulan ... ... ... Searching Finding Total Waktu

(21)

21

4. RESPON TERHADAP PERUBAHAN SUHU

A. Pengantar Teori Praktikum

Suhu merupakan faktor penting yang mempengaruhi distribusi, pergerakan dan kapasitas renang ikan. Distribusi secara vertikal maupun horisontal yang disebabkan oleh suhu dapat melokalisasi konsentrasi ikan sehingga dapat dengan mudah/ rentan terhadap alat tangkap (vulnerable to fish) (He, 2010). Hal ini sangat berperan dalam setting alat tangkap gillnet yang membutuhkan informasi tentang fishing range atau area potensial tangkap ikan yang akan meningkatkan efisiensi alat tangkap tersebut.

Perubahan suhu yang ekstrim dapat menimbulkan respon stres pada ikan. Ikan akan menghasilkan respon primer yaitu dengan peningkatan produksi kortikosteroid dan katekolamin. Kortikosteroid dikeluarkan ikan untuk beradaptasi dengan lingkungan yang menyebabkannya stres akut. Sedang pelepasan katekolamin menyebabkan peningkatan denyut jantung, gula darah, pernapasan, penyerapan oksigen, dan aliran darah ke insang. Ini mempersiapkan ikan untuk lebih baik dalam mengatasi terhadap ancaman wilayah dan keselamatan.

Dalam praktikum ini akan diobservasi respon primer ikan berupa pelepasan kedua hormon tersebut yang tampak pada bukaan operculum dan kibasan sirip dada terhadap lingkungan yang ekstrim (suhu panas dan dingin). Hal ini akan berguna untuk mengetahui tingkat stres pada kondisi tersebut.

B. Tujuan

Mengetahui respon ikan terhadap berbagai lingkungan yang ekstrim

C. Kompetensi

Mahasiswa mampu menjelaskan dengan benar respon ikan terhadap perubahan lingkungan sekelilingnya.

(22)

22

D. Prosedur Kerja a. Bahan

1. 3 ekor Ikan air tawar (fresh Water Fish) : Objek yang akan diamati tingkah lakunya

2. Air tawar dengan suhu normal : sebagai media hidup ikan dan pengondisian suhu normal

3. Air Dingin (es) : untuk pengkondisian suhu rendah 4. Air Panas : untuk pengkondisian suhu tinggi

b. Alat

1. Akuarium : untuk tempat uji percobaan

2. Nampan : Sebagai tempat alat yang digunakan 3. Stopwatch : untuk menghitung waktu yang dipakai

4. Handtally Counter : untuk menghitung jumlah bukaan operculum dan

kibasan sirip pectoral

5. Termometer : untuk mengukur suhu air dalam akuarium 6. Termos : Untuk wadah air panas sementara

7. Cool box : Untuk wadah air dingin / es batu 8. Heater : Untuk memanaskan air

c. Skema Kerja

1. Akuarium Perlakuan Suhu Panas a. Sebelum Perlakuan Suhu Panas

Hasil

Dicatat jumlah bukaan operculum dan kibasan sirip pectoral pada setiap menitnya

Diamati dan dihitung bukaan operculum dan kibasan sirip pectoral bersamaan dengan dinyalakannya stopwatch selama 5 menit

Diukur suhu normal air pada akuarium (……..oC)

(23)

23

b. Perlakuan Suhu Panas

2. Akuarium Perlakuan Suhu Dingin a. Sebelum Perlakuan Suhu Dingin

Hasil

Dicatat jumlah bukaan operculum dan kibasan sirip pectoral pada setiap

it

Diamati dan dihitung bukaan operculum dan kibasan sirip pectoral bersamaan dengan dinyalakannya stopwatch

selama 5 menit

Diukur suhu air pada akuarium setelah dimasukkan air panas secara perlahan hingga suhu mencapai (……0C) dan

pertahankan suhu selama perlakuan

Hasil

Dicatat jumlah bukaan operculum dan kibasan sirip pectoral pada setiap menitnya

Diamati dan dihitung bukaan operculum dan kibasan sirip pectoral bersamaan dengan dinyalakannya stopwatch selama 5 menit

Diukur suhu normal air pada akuarium (……..oC)

(24)

24

b. Perlakuan Suhu Dingin

d. Lembar Hasil Pengamatan

Nama Ikan : Nama Ilmiah : Data Hasil pengamatan :

Parameter & Ulangan Suhu Panas (Perlakuan 1) Suhu Dingin (Perlakuan 2) A. Jumlah Bukaan operculum Sebelum (normal) Sesudah Sebelum (normal) Sesudah Menit ke-1 2 3 4 5 Hasil

Dicatat jumlah bukaan operculum dan kibasan sirip pectoral pada setiap

menitnya

Diamati dan dihitung bukaan operculum dan kibasan sirip pectoral bersamaan dengan dinyalakannya

stopwatch selama 5 menit

Diukur suhu air pada akuarium setelah dimasukkan air dingin(es) secara perlahan hingga suhu mencapai (……0C)

(25)

25 B. Jumlah Kibasan sirip dada Menit ke-1 2 3 4 5 Pembahasan : ... ... ... ... ... ... ... Kesimpulan ... ... ... ... ...

(26)

26 FISH BEHAVIOUR CREW 2014:

No Nama NIM No. HP

1 Rifki Arihafiki 115080200111004 089680515855

2 Vita Nurlita 115080201111037 087755523464

3 Andi Mei Putra 115080213111001 08970685996

4 Mihrobi Khalwatu Rihmi 115080201111012 085236555589

5 Jihan Assyifa 115080200111020 082130888624

6 Ratna Astuti Nugraheningtyas 115080200111046 085785664920

7 Ratna Trisnaningrum 115080200111026 081805167469

8 Agnes Kusuma Prembayun 115080201111006 085645709101

9 Ahmad Teguh Pribadi 115080200111005 085730083323

10 Novita Putri Firman Aji 115080201111025 085730578434

Referensi

Dokumen terkait

Pemilihan segmentasi khu- susnya untuk penjualan produk bisnis surat dan paket PT Pos Indonesia memilih lebih fokus dalam memilih pelanggan yang ingin ditarik

1) Mengamati aktivitas menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan yaitu untuk melihat peningkatan aktivitas siswa dalam berpartisipasi dan antusiasme pada

Pada siklus II peneliti juga memberikan tes untuk mengetahui hasil belajar siswa, dengan membagi lembar soal kepada siswa dengan jumlah 1 soal yang diikuti oleh 32 siswa.

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa politik adalah bermacam kegiatan dalam suatu sistem politik (atau negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan tersebut.. Pengambilan

Dengan adanya alasan untuk lebih mengikat rasa persaudaraan antara sesama pecinta freestyle di atas motor dengan jenis motor Kawasaki Ninja tersebut, maka pada

Ukuran biji (bobot 100 biji) memiliki korelasi negatif dengan jumlah N yang diremobilisasi dari tajuk, hal ini diduga disebabkan oleh kandungan N daun pada varietas

SLTA dan S1 menunjukkan bahwa pengusaha memiliki kemampuan berfikir dengan wawasan yang cukup luas serta memiliki pengalaman selama untuk Kelurahan Tugu Hiu 4

Ditinjau dari segi materi pembelajaran, pembelajaran PAI bagi anak tuna grahita di SDLB/C Widya Bhakti sudah menggunakan materi sesuai ketentuan dari Badan Standar