• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANG BUDIDAYA KELAPA SAWIT DI PT. KOTA BANGUN PLANTATION DESA JEMBAYAN KECAMATAN LOA KULU KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh :

YUSUF ALFITARIA

NIM. 110500098

PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

Plantation, Kabupaten Kutai Kartanegara,

Kalimantan Timur

Nama :

Yusuf

Alfitaria

NIM :

110500098

Program Studi

: Budidaya Tanaman Perkebunan

Jurusan :

Manajemen

Pertanian

Pembimbing,

Penguji I, Penguji

II,

Jamaluddin, SP, M.Si

NIP. 197206122001121003

Nur Hidayat, SP, M.Sc

NIP.19721025001121001

Roby, SP, MP

NIP.197305172005011009

Menyetujui/Mengesahkan,

Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan,

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Nur Hidayat, SP, M.Sc

NIP. 19721025001121001

(3)

hasil Praktek Kerja Lapang Mahasiswa yang dilakukan di PT. Kota Bangun

Plantation desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara.

Laporan ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu dari bulan Maret – April

tahun 2014.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan kepada :

1. Dosen Pembimbing, yaitu Bapak Jamaluddin, SP, M.Si.

2. Dosen Penguji I, yaitu Bapak Nur Hidayat, SP., M.Sc.

3. Dosen Penguji II, yaitu Bapak Roby, SP, MP.

4. Ketua Program Strudi Budidaya Tananan Perkebunan, yaitu Bapak Nur

Hidayat, SP., M.Sc.

5. Ketua Jurusan Manajemen Pertanian, yaitu Bapak Ir. Hasanudin, MP.

6. Para staf, administrasi dan teknisi di Program Studi Budidaya Tanaman

Perkebunan.

7. Seluruh anggota keluarga atas dukungannya serta semua pihak yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu.

Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari

masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun

semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Amiin.

Penulis

(4)

KATA PENGANTAR ...

iii

DAFTAR ISI ...

iv

DAFTAR TABEL ...

vi

DAFTAR LAMPIRAN ...

vii

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...

B. Tujuan ...

C. Hasil Yang Diharapkan ...

II.

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Keadaan Umum Perusahaan ...

B. Manajemen Perusahaan ...

C. Waktu dan Lokasi Kegiatan PKL ...

III.

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

A. Pembukaan Lahan dengan Penanaman Penutup Tanah...

B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan ...

1. Perawatan

Piringan

...

2. Pemupukan

...

3. Pengendalian Hama Tikus ...

C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ...

1. Rawat Piringan, Gawangan dan Pasar Pikul ...

2. Pemupukan

...

D. Panen dan Pengangkutan ...

1. Panen

...

2. Pengangkutan

...

2

3

3

4

4

6

7

9

9

12

14

16

16

18

21

21

24

(5)

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(6)

1.

Pemupukan Benih Mucuna bracteata di Lapangan ...

8

2.

Jenis Pupuk dan Kandungan Hara ... 19

3.

Jumlah berondolan berdasarkan umur tanaman ...

21

(7)

1.

Peta Wilayah PT. Kota Bangun Plantation ... 30

2.

Struktur Organisasi PT. Kota Bangun Plantation ... 31

3.

Penanaman Penutup Tanah ...

32

4.

Pengendalian Gulma Manual ...

33

5.

Pengendalian Gulma Kimiawi ...

34

6. Pemupukan

...

40

7. Pengendalian

Hama

Tikus ...

41

(8)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan berupa pengelolaan

perkebunan khususnya kelapa sawit secara besar di pulau Kalimantan dan

Sumatra, karena kedua pulau tersebut memiliki luasan lahan dan keadaan

tanah yang cukup baik sebagai perkebunan kelapa sawit.

Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada

tahun 1982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang

dikelola oleh PTP VI. Sampai saat ini (tahun 2012) luas areal kelapa sawit

baru mencapai 961,802 Ha yang terdiri dari 226,765 Ha sebagai tanaman

plasma atau rakyat, 17,237 Ha milik BUMN sebagai inti dan 717,825 Ha milik

Perkebunan Besar Swasta.

Areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini terpusat di

Kabupaten Paser yang meliputi Kecamatan Kuaro, Long Ikis, Long Kali,

Paser Belengkong dan Tanah Grogot, Kabupaten Penajam Paser Utara

(Kecamatan Waru dan Penajam), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan

Kembang Janggut, Kenohan dan Kota Bangun), Kabupaten Kutai Timur

(Kecamatan Muara Wahau, Kaliorang, Kongbeng), Kabupaten Kutai Barat

(Kecamatan Tanjung Isuy, Bongan), Kabupaten Berau (Kecamatan Tanjung

Redeb, Talisayan, Lempake, Batu Putih), Kabupaten Nunukan (Kecamatan

Nunukan, Lumbis dan Sebuku) sedangkan beberapa kecamatan lainnya

masih dalam luasan terbatas (Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan

Timur, 2007).

(9)

Semakin banyak berkembangnya perkebunan kelapa sawit maka

semakin banyak SDM yang diperlukan perusahaan dengan kebutuhan yang

sesuia ditiap perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut

maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi

Budidaya Tanaman Perkebunan memasukkan program kegiatan PKL dengan

harapan agar para alumni menjadi Ahli Madya yang memiliki tenaga yang

terampil dan handal di bidang perkebunan.

B. Tujuan

Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Kota Bangun Plantation

adalah untuk :

1. Mahasiswa mengetahui urutan atau tahapan Budidaya Kelapa Sawit di

lapangan.

2. Mahasiswa mengetahui prosedur alat, bahan serta pencapaian target

kerja Budidaya Kelapa Sawit.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL, antara lain :

1. Mahasiswa mampu melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan Budidaya

Kelapa Sawit di lapangan.

2. Mahasiswa dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi

nantinya dan menjadi seorang yang terlatih dan terampil.

3. Mahasiswa dapat melaksanakan proses kegiatan yang ada di

perkebunan khususnya tentang kegiatan-kegiatan budidaya kelapa sawit

dengan baik.

(10)

II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Keadaan Umum Perusahaan

PT. Kota Bangun Plantation Jembayan Estate merupakan cabang dari

Mahakam Sawit Plantation Group di Kabupaten Kutai Kartanegara. PT. Kota

Bangun Plantation bergerak diperkebunan kelapa sawit yang mempunyai luas

± 7.000 Ha. Areal yang ditanam seluas ± 1.684,41 Ha sampai dengan bulan

Januari 2014, sedangkan sisanya masih dalam pembukaan lahan. Dari

jumlah tersebut dibagi menjadi 4 afdeling, setiap afdeling mempunyai luas :

1. Afdeling I

: 615.01 Ha.

2. Afdeling II

: 451.03 Ha.

3. Afdeling III

: 525.13 Ha.

4. Afdeling IV

: 93.24 Ha.

Tujuan perkebunan kelapa sawit tersebut di Kalimantan Timur adalah

untuk membantu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa

setempat, khususnya warga daerah sekitar perkebunan tersebut dapat

menyerap tenaga kerja dari warga sekitar wilayah Kutai Kartanegara,

terutama di desa setempat.

B. Manajemen Perusahaan

1. Project

Manager

Membawahi Asisten kepala, Kepala Tata Usaha, Asisten Kebun,

Mandor, Security dan Karyawan.

2. Kasie

Kasie sama dengan Kepala Tata Usaha, Kasie Administrasi

bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada di Kantor Besar,

(11)

seperti masalah Pembukuan, Bagian Tanaman, Personalia, Kasir,

Pembelian, Pergudangan, Krani, dan Office Boy.

3. Asisten

Kepala

Merupakan orang kepercayaan Project Meneger dan di percaya

membawahi Asisten Divisi.

4. Asisten

Divisi

Asisten Kebun merupakan bawahan dari Asisten Kepala, Asisten

Divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di divisinya masing-masing

dan memiliki tanggung jawab atas divisi yang dipegangnya.

5.

Krani

Krani merupakan orang yang membantu Asisten Divisi bertugas

melakukan semua pembukuan atau masalah yang ada di divisi tersebut

termasuk membantu membagi gaji karyawan.

6. Mandor

1

Merupakan mandor kepercayaan Asisten Divisi dan dipercayai

membawahi mandor wilayah.

7. Mandor

Wilayah

Bertanggung jawab penuh pada tiap-tiap wilayah kerja yang

dipimpinya dan membawahi beberapa karyawan.

8. Karyawan Harian Tetap (KHT) dan Buruh Harian Lepas (BHL)

KHT adalah Karyawan yang berstatus resmi atau tetap yang

mendapat tunjangan hidup, sedangakan BHL merupakan karyawan yang

bersetatus ketenaga kerjaanya tidak terikat dengan kontrak kerja atau

perjanjian kerja lainya.

(12)

C. Waktu dan Lokasi Kegiatan PKL

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Mahasiswa ini dilaksanakan

selama 2 (dua) bulan, dimulai pada tanggal 01 Maret 2014 sampai dengan 30

April 2014. Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) Mahasiswa

adalah :

Nama Perusahaan

: PT. Kota Bangun Plantation

Alamat

:

Ukung

Desa

:

Jembayan

Kecamatan

: Loa Kulu

Kabupaten

: Kutai Kartanegara

Provinsi

: Kalimantan Timur

(13)

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG

Di dalam kegiatan pada perusahaan di PT. Kota Bangun Plantation terdiri

dari kegiatan :

A. Pembukaan Lahan

1. Penanaman Tanaman Penutup Tanah

a. Tujuan

Menanam Legume Cover Crop (LCC) di perusahaan kelapa

sawit adalah membangun penutup tanah di atas areal tanaman yang

dipergunakan untuk menekan pertumbuhan gulma (tumbuhan yang

penggangu bagi kelapa sawit), memperbaiki kondisi fisik tanah (aerasi)

dan menjaga kelembaban tanah dan dapat memberi tambahan unsur

hara Nitrogen (N) pada tanah, dan mengurangi erosi tanah secara

langsung, memelihara tekstur tanah, mengurangi pencucian/

kehilangan hara dalam tanah.

b. Dasar

Teori

Tanaman penutup tanah adalah jenis tanaman berupa legum

(kacang-kacangan) yang dibudidayakan pada lahan tanaman

perkebunan yang mempunyai fungsi utama adalah menutupi tanah

(Anwar, 2007).

c. Alat

dan

Bahan

Alat

: Timba dan Parang

Bahan

: Mucuna bracteata (MB).

(14)

d. Prosedur

Kerja

1) Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.

2) Membuat lubang dengan jarak antar lubang 2,5 m.

3) Menugal dengan ke dalaman 5-7 cm; diameter tugal 7 cm.

4) Kemudian kacang dimasukkan ke dalam tanah yang telah di tugal.

5) Setelah kacang ditanam, lubang ditutup kembali dan agak

dipadatkan.

e. Hasil

Kerja

Penanaman benih kacangan jenis Mucuna bracteata dilakukan

1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 2 ha per karyawan dan hasil kerja

yang diperoleh mahasiswa 0,5 ha per mahasiswa.

f. Pembahasan

Benih setelah ditanam seharusnya dilakukanpemupukan untuk

mempercepat tumbuhnya. Karena kacangan jenis Mucuna bracteata ini

pertumbuhannya sangat lambat. Rekomendasi setelah penanaman

sebaiknya diberi pupuk NPK sesuai tabel berikut :

Tabel 1. Pemupukan Benih Mucuna bracteata di Lapangan

Umur Setelah Tanam (bulan)

Jenis Pupuk

Dosis

1

NPK 15-15-6-4

2,5 gram/bibit

2 NPK

15-15-6-4

5

gram/bibit

3 RP

30

gram/bibit

6 RP

50

gram/bibit

(15)

B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan

TBM adalah mulai penanaman sampai tanaman berumur 36 bulan.

Kegiatan dari pemeliharaan tanaman belum menghasilkan yaitu garuk

piringan pokok, pemeliharan gulma di gawangan, membuat dan memelihara

pasar kontrol, membuat dan memelihara pasar pikul, wiping lalang, kastrasi,

tunas pasir, konsolidasi pokok, inventarisasi pokok dan penyisipan di TBM

(Fauzi, dkk. 2006).

Tujuan dari perawatan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) yaitu :

1) Mendorong pertumbuhan vegetatif.

2) Menjamin tanaman yang homogen.

3) Menjamin blok

tuntas.

4) Mempercepat fase Tanaman Menghasilkan (TM).

1. Perawatan

Piringan

a. Tujuan

Untuk memudahkan dalam perawatan, pemupukan dan

mengurangi perebutan unsur hara tanaman dan memudahkan dalam

pemanenam.

b. Dasar

Teori

Pemeliharaan piringan secara manual maupun kimiawi

merupakan item weeding yaitu : Circle, Path, dan TPH. Pekerjaan ini

dilakukan dengan rotasi 3 – 4 kali dalam 1 tahun dengan jari-jari

piringan 2 m dari pangkal tanaman. Perawatan piringan berarti

pembersihan yang dilakukan pada piringan pokok tanaman (Pahan,

2008).

(16)

c. Alat dan Bahan

Alat

: Sprayer, Timba, Gelas Ukur, dan Parang.

Bahan

: Herbisida (sistemik), dan Air.

d. Prosedur

Kerja

Ada dua metode yang digunakan untuk perawatan piringan

sebagai berikut :

1) Cara Manual

a) Menentukan blok yang akan di kerjakan.

b) Menyiapkan alat dan bahan.

c) Menentukan lokasi pembuatan piringan.

d) Membersihkan sekitar pokok tanaman dengan jarak dari pokok

sampai sepanjang ujung tajuk tanaman kelapa sawit,

kemudian gawangan dan pasar pikul.

2) Cara Kimiawi

a) Menentukan blok yang akan dilakukan penyemprotan.

b) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu melakukan

identifikasi gulma di blok yang akan disemprot untuk

menentukan jenis herbisida yang akan digunakan untuk

pengendalian gulma.

c) Penyiapan peralatan dan pengecekan alat-alat yang akan

digunakan dan memastikan alat yang digunakan dalam kondisi

baik.

d) Menyiapkan bahan herbisida Dejavu dengan jumlah bahan

disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja.

(17)

f) Pertama masukkan air ± 5-10 liter ke dalam keep. Setelah itu

masukkan herbisida dengan konsentrasi Dejavu 20 ml/keep

larutan herbisida, kemudian tambahkan air hingga batas 15

liter. Selanjutnya keep diguncang-guncang hingga laruan

tercampur merata.

g) Pengaplikasian menggunakan nozzle warna merah dengan

lebar semprot 1,8 m. Karyawan memasuki jalur gawangan dan

pasar pikul terlebih dahulu dan melakukan penyemprotan

sampai 1 jalur, serta karyawan juga menyemprot piringan

tanaman.

e. Hasil

Kerja

Perawatan piringan dilakukan masing-masing karyawan selama

1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 1 ha per karyawan dan hasil kerja

yang diperoleh mahasiswa 1 jalur tanaman.

f. Pembahasan

Pengendalian gulma dipiringan yang dilakukan untuk

memudahkan dalam pemupukan dan perawatan tanaman yang lainya.

Hal ini disesuai dengan teori yang ada perawatan piringan kelapa sawit

untuk memudahkan dalam segi pemupukan.

Kegiatan pengendalian gulma diatas dapat dilihat pada lampiran

4 dan lampiran 5.

(18)

2. Pemupukan

a. Tujuan

Tujuan pemupukan adalah untuk menambah unsur hara yang

dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun

generatif. Pemupukan pada periode tanaman belum menghasilkan

bertujuan untuk menunjang sasaran produksi yang optimal pada masa

tanaman menghasilkan. Pemupukan yang tepat dan interval yang

teratur dan didukung oleh faktor-faktor pemeliharaan yang lain maka

akan mempercepat proses TBM ke TM.

b. Dasar

Teori

Pupuk adalah bahan kimia yang mengandung unsur hara yang

dibutuhkan tanaman. Menurut Setyamidjaja (2002), pupuk adalah

semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud

memperbaiki sifat-fisik, kimia dan biologi tanah.

Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila

dilakukan dengan prinsip 5T yaitu :

1) Tepat jenis : sesuai kebutuhan.

2) Tepat dosis : sesuai rekomendasi.

3) Tepat waktu : Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu

tahun, penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan

dengan kisaran curah hujan 100 – 200 ml/bulan.

4) Tepat aplikasi : merata dan terpupuk tuntas.

5) Tepat tempat : piringan bersih.

(19)

c. Alat

dan

Bahan

Alat

: Timba, dan Cangkul.

Bahan

: Pupuk Greenfeed SRF.

d. Prosedur

Kerja

1) Mengecer pupuk di setiap jalan pada blok tanaman yang akan

diberi pupuk.

2) Menyiapkan alat dan bahan.

3) Masukan sebagian pupuk Greenfeed SRF ke dalam timba, agar

mudah untuk di angkat.

4) Pemupukan dilakukan dengan membuat lubang pupuk yang

dicangkul sedalam ± 10 cm.

5) Pupuk dimasukan ke dalam lubang yang telah dibuat (dengan dosis

0,23).

6) Tutup lubang dengan tanah bekas galian.

e. Hasil

Kerja

Pemupukan kelapa sawit dilakukan masing-masing karyawan

selama 1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 1,5 karung untuk 71,5

pokok sawit per karyawan, dan hasil yang diperoleh mahasiswa adalah

0,5 karung (24 pokok).

f. Pembahasan

Cara pengaplikasiannya memasukkan pupuk ke dalam lubang

dengan dosis yang berbeda dan rotasi yang berbeda dari pupuk

lainnya. Pupuk jenis ini termasuk pupuk lepas lambat. Pupuk

Greenfeed mengandung unsur N, P, K, dan Mg. Setiap lubang berisi 23

butir atau setara dengan 380 gram dengan rotasi 6 bulan sekali.

(20)

Kegiatan pemupukan diatas dapat dilihat pada lampiran 6.

3. Pengendalian Hama Tikus (Rattus tiomanicus)

a. Tujuan

Untuk menekan populasi hama tikus diperkebunan sawit dan

mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama tersebut.

b. Dasar

Teori

Pengendalian hama dan penyakit serta tindakan-tindakan

lainnya merupakan perencanaan manipulasi ekosistem yang

melestarikan sumber daya, dan mempertinggi produksi tanaman.

Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya ulat

api, tikus, rayap, serta babi hutan (Pahan, 2008).

Tikus merupakan hama mamalia dari kelompok hama pengerat.

Tikus menyerang kelapa sawit pada semua umur tanaman. Pada

masa TBM tikus menggerat pangkal pelepah dan batang yang dapat

menyebabkan tanaman mati, pada masa TM tikus merusak bunga

jantan, bunga betina, tandan buah segar dan brondolan yang berakibat

hilangnya produksi. Pengendalian hama tikus di tanaman belum

menghasilkan mengunakan rodentisida dengan rotasi 1 : 1 butir umpan

setiap pohon dan diletakkan dekat dengan pangkal batang pada sisi

yang sama agar mudah diamati, pengulangan ganti umpan setiap 3

hari sekali dan diberi tanda lidi dengan warna berbeda setiap ulangan

supaya mudah diamati (Anonim, 2008).

c. Alat

dan

bahan

Alat

: Parang, dan Sarung tangan plastik.

Bahan

: Rodentisida (Sidarat).

(21)

d. Prosedur

Kerja

1) Penentuan blok yang akan dilakukan tebar sidarat.

2) Persiapan peralatan dan bahan yang akan digunakan pengendalian

hama tikus.

3) Pemotongan sidarat hingga menjadi 10 biji per batangnya

menggunakan parang.

4) Membagi jalur di setiap penebar sidarat.

5) Pengaplikasian sidarat.

6) Setiap pokok diberi 2 butir sidarat dengan ditaruh di arah yang

sama disamping kiri dan kanan pokok sawit dengan jarak 5-10 cm

atau sedekat mungkin dengan pokok sawit.

e. Hasil

Kerja

Dalam 1 hari kerja mahasiswa berhasil melakukan penebaran

Sidarat sebanyak 7 kg dengan luasan 6 Ha, dengan total Sidarat yang

ditabur 1.716 butir dalam 1 kg Sidarat terdiri dari 240 butir.

f. Pembahasan

Pengendalian hama tikus di PT. Kota Bangun Plantation

menggunakan rodentisida (Sidarat) yang aplikasinya dengan ditebar di

sisi yang sama dekat dengan batang kelapa sawit pada jarak + 5 cm

dari pokok kelapa sawit. Dimana setiap pokok diberi 2 butir.

Kegiatan pengendalian hama tikus diatas dapat dilihat pada

lampiran 7.

(22)

C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

Pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah umur 3 tahun sampai

umur 25 tahun (sampai diremajakan). Kegiatan pemeliharaan tanaman

menghasilkan meliputi, garuk piringan, babat gawangan, dongkel anak kayu,

wiping lalang, tunas pemeliharaan, pemeliharaan saluran air, pemeliaraan

teras dan tanga-tanga panen, inventarisasi pokok dan penyisipan tanaman

(Risza, 1994).

1. Rawat Piringan, Gawangan, dan Pasar Pikul

a. Tujuan

Bertujuan untuk mempermudah aktivitas panen, pemupukan,

penunasan, dan pengawasan serta mengurangi kompetisi dengan

gulma dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.

b. Dasar

Teori

Perawatan ini dilakukan dengan cara penyemprotan bahan

herbisida, herbisida yang digunakan adalah herbisida kontak

(Gramaxone) dan herbisida sistemik (Ally), kebaikan perawatan

khemist adalah menghemat penggunaan tenaga kerja, pekerjaan lebih

cepat, mengurangi pelapukan akar (Anonim, 1995)

.

c. Alat

dan

Bahan

Alat

: Sprayer, Timba, dan Gelas Ukur.

Bahan

: Herbisida (Sidafos dan Ally), dan Air.

(23)

d. Prosedur

Kerja

1) Menentukan blok yang akan dilakukan penyemprotan.

2) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu melakukan

identifikasi gulma di blok yang akan disemprot untuk menentukan

jenis herbisida yang akan digunakan untuk pengendalian gulma.

3) Penyiapan peralatan dan pengecekan alat-alat yang akan

digunakan dan memastikan alat yang digunakan dalam kondisi

baik.

4) Menyiapkan bahan herbisida Sidafos dengan jumlah bahan

disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja.

5) Pencampuran herbisida ke dalam sprayer

6) Pertama masukkan air ± 5-10 liter ke dalam keep. Setelah itu

masukkan herbisida dengan dosis Sidafos dan Ally 80-100 ml/keep

larutan herbisida, kemudian tambahkan air hingga batas 15 liter.

Selanjutnya keep diguncang-guncang hingga laruan tercampur

merata.

7) Pengaplikasian mengunakan nozzle warna merah dengan lebar

semprot 1,8 m. Karyawan memasuki jalur gawangan dan pasar

pikul terlebih dahulu dan melakukan penyemprotan sampai 1 jalur,

setelah itu karyawan masuk kembali menyemprot piringan

tanaman.

e. Hasil

Kerja

Perawatan piringan, gawangan dan pasar pikul dilakukan

masing-masing karyawan selama 1 HK dengan frekuensi 1 ha per

karyawan dan hasil kerja yang diperoleh mahasiswa 1 jalur tanaman.

(24)

f. Pembahasan

Perawatan piringan, gawangan, dan pasar pikul dilakukan

dengan cara kimiawi menggunakan campuran Sidafos dan Medally.

Rotasi pengendalian gulma ini dilakukan 3 kali setahun.

Perawatan ini bertujuan untuk mempermudah perawatan

seperti pemupukan, penunasan, panen dan pengawasan serta

mengurangi kompetisi dengan gulma dalam penyerapan unsur hara, air

dan sinar matahari.

Kegiatan pengendalian gulma di lahan kelapa sawit diatas dapat

dilihat pada lampiran 5.

2. Pemupukan

a. Tujuan

Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur

hara di dalam tanah untuk kesuburan tanah. Selain itu pemupukan

juga bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh

tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif, serta

menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan pengaruh iklim

yang tidak menguntungkan.

b. Dasar

Teori

Jenis-jenis pupuk yang dianjurkan dalam budidaya tanaman

kelapa sawit adalah :

(25)

Tabel 2. Jenis pupuk dan kandungan hara.

PUPUK HARA

KANDUNGAN

HARA

Za

Urea

RP

TSP

MOP

Abu janjang

Kieserit

Dolomit

HGF Borate

Rustika 15, 15, 5, 4

Rustika 12, 12, 17, 2

N

N

P

P

K

P

Mg

Mg

Bo

N, P, K , Mg.

N, P, K , Mg.

21 %

45 %

36 % P2O5

45 % P2O5

50-60 %K20

30-36 % K2O

26 % MgO

12-22 % MgO

40 % B2O5

15% N, 15% P, 6% K, 4% Mg

12% N, 12% P, 17% K,2% Mg

Sumber : Risza (2004).

Pemupukan di TM ditentukan berdasarkan rekomendasi

pemupukan oleh balai penelitian PPM dengan konsep keseimbangan

hara (nutrien blance), dengan faktor-faktor yang digunakan dalam

penapsiran pemberian pupuk adalah : Hasil analisa daun dan tanah,

hasil pengamatan lapangan, potensi produksi, pelaksanaan

pemupukan sebelumnya, hasil percobaan pemupukan pada tanaman

kelapa sawit dan aspek finansial.

Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila

dilakukan dengan prinsip 5T yaitu : Tepat jenis (sesuai kebutuhan),

tepat dosis (sesuai rekomendasi), tepat waktu (curah hujan 100-200

ml/bulan), tepat aplikasi dengan penebaran merata melingkari piringan

± 30 cm dari tajuk tanaman serta terpupuk tuntas dan Tepat tempat

(di piringan) (Risza, 2004).

(26)

c. Alat

dan

Bahan

Alat

: Cangkul, dan Timba.

Bahan

: Pupuk Majemuk.

d. Prosedur

Kerja

1) Mengecer pupuk di setiap jalan pada blok tanaman yang akan

diberi pupuk.

2) Menyiapkan alat dan bahan.

3) Masukan sebagian pupuk Greenfeed HMTF ke dalam timber, agar

mudah untuk di angkat.

4) Pemupukan dilakukan dengan membuat lubang pupuk yang

dicangkul sedalam ± 10 cm.

5) Pupuk dimasukan ke dalam lubang yang telah dibuat (dengan dosis

0,38).

6) Tutup lubang dengan tanah bekas galian.

e. Hasil

Kerja

Pemupukan kelapa sawit dilakukan masing-masing karyawan

selama 1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 0,5 ha (71 pokok) per

karyawan, dan hasil yang diperoleh mahasiswa adalah 0,1 ha (24

pokok).

f. Pembahasan

Cara pengaplikasian memasukkan pupuk ke dalam lubang

dengan dosis yang berbeda dan rotasi yang berbeda dari pupuk

lainnya. Pupuk jenis ini termasuk pupuk lepas lambat. Pupuk

Greenfeed mengandung unsur N, P, K dan Mg. Setiap lubang berisi 23

butir atau setara dengan 380 gram dengan rotasi 6 bulan sekali.

(27)

Kegiatan pemupukan diatas dapat dilihat pada lampiran 6.

D. Panen dan Pengangkutan

1. Panen

a. Tujuan

Untuk memperoleh uang dari hasil penjualan Tandan Buah

Segar (TBS) atau penjualan Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti

Kelapa Sawit (IKS).

b. Dasar

Teori

Saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam daging buah

(mesokarp) meningkat cepat. Setelah minyak dalam buah maksimal,

buah akan lepas dari tandannya (memberondol). Buah siap dipanen

jika berondolan telah mencapai jumlah yang telah ditentukan

(Sastrosayono, 2003). Berikut adalah tabel berondol berdasarkan

umur tanaman :

Tabel 3. Jumlah berondolan berdasarkan umur tanaman

Umur Jumlah

Berondolan

Dibawah 5 tahun

1-5 buah

6-10 tahun

5 buah

10-15 tahun

10 buah

Lebih dari 15 tahun

20 buah

Sumber : Sastrosayono (2003

).

c. Alat

dan

Bahan

Alat

: Dodos ukuran 10 cm dengan panjang gagang 2 m,

Gancu, dan Karung pikulan.

(28)

d. Prosedur

Kerja

1) Pengorganisasian panen, organisasi panen terjadi dari 1 orang

mandor panen, 1 orang krani panen, pemanen dan pengutip

brondolan, kebutuhan tenaga pamenen dan pengutip brondolan

dengan perbandingan 2 : 1.

2) Penentuan sistem panen, sistem yang digunakan adalah sistem

ancak tetap (seorang pemanen mendapat 2 Ha/ancak atau 8 jalur

tanaman.

3) Penentuan blok yang akan dipanen disesuaikan dengan rotasi

panen yang telah di tentukan.

4) Persiapan peralatan panen.

5) Pelaksanaan panen :

a) Pemanen memasuki ancak pada blok yang akan dipanen

berjalan pada baris tanaman sambil memperhatikan setiap

pokok, mengamati jumlah brondolan pada piringan maupun

tajuk tanaman karena terkadang brondolan tersangkut di

pangkal pelepah.

b) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong

pelepah dengan menyisakan 2 songgo dan menyusunnya

digawangan mati atau di elsid.

c) Selanjutnya pemanen memotong buah matang atau buah yang

berwarna merah dan telah ada yang memberondol, dengan

menggunakan dodos ukuran 10 cm. setelah itu buah diletakkan

dipinggir pasar pikul. Pemanen diikuti oleh pemunggut brondol

(29)

yang mengutip brondolan yang ada dipiringan dan ketiak

pelepah.

d) Setelah pemanen mencapai pertengahan blok pemanen mulai

mengeluarkan buah menggunakan karung pikulan untuk

dikumpulkan ke TPH.

e) TBS yang telah ada di TPH disusun 5 tandan perbaris dengan

tangkai menghadap kearah jalan. Tangkai buah yang terlalu

panjang dipotong sampai rapat atau rata dengan buah.

f) TBS yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama

pemanen, untuk memudahkan pengontrolan mandor dan kerani

panen.

e. Hasil

Kerja

Pemanenan kelapa sawit dilakukan masing-masing karyawan

selama 1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 1 orang mendapatkan 117

janjang.

f. Pembahasan

Selama mengikuti kegiatan, pemanen berhasil menyelesaikan

ancaknya masing-masing, dengan buah yang diperoleh sesuai basis

yang telah ditentukan yaitu 117 tandan/HK. Jika lebih dari 117 janjang

dihitung premi.

(30)

2. Pengangkutan

a. Tujuan

Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera

mungkin tandan buah segar (TBS) beserta berondolanya untuk diolah

di pabrik, sehingga tidak diharapkan terjadi restan buah.

b. Dasar

Teori

Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke

pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen.

Operasi pengangkutan saling mendukung dengan operasi panen dan

pengolahan, karena sipat pengoprasianya merupakan 3 sub sistem

induk yaitu Panen, Angkut, Olah (PAO). Buah yang sudah ada di TPH

harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai

bermalam di kebun akan menyebabkan Asam Lemak Bebas (ALB)

meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun (Anonim,

1995).

c. Alat

dan

Bahan

Alat

: Jaring pengaman buah, Tojok, alat tulis, dan Timbangan.

Kendaraan : Jhondere langsir buah, dan Truk angkut buah.

Bahan

: TBS yang ada di TPH.

d. Prosedur

Kerja

1) Pencatatan jumlah TBS setiap TPH sekaligus penimbangan buah

untuk sampel Berat Janjang Rata-rata (BJR) BJR berfungsi untuk

keperluan pembuatan Surat Pengantar Buah (SPB) dan

pemesanan alat angkut (truk).

(31)

2) Persiapan alat angkut yang mana jumlahnya disesuaikan dengan

hasil panen dalam satuan ton.

3) Pelangsiran buah menggunakan jhondere menuju tempat

pemuatan buah pada blok yang jalannya tidak bisa dimasuki

dengan truk. sedangkan blok yang jalannya bisa dimasuki truk buah

langsung dimuat ke truk pengangkut.

4) Pemuatan buah ke truk :

a) Buah dimuat menggunakan tojok ke dalam truk dan dicatat

jumlah janjang yang termuat dan yang afkir.

b) Brondolan dimuat ke dalam truk tanpa disertai karung dan

dicatat kilogram brondolan yang termuat ke dalam truk.

c) Setelah bak truk penuh diisi dengan buah dan brondolan, bak

truk kemudian ditutup menggunakan jaring pengaman buah

agar pada saat jalan buah tidak tumpah atau terjatuh.

5) Setelah semua kegiatan diatas selesai, kerani panen membuatkan

surat pengantar buah yang diberikan kepada operator truk, yang

menyatakan bahwa buah siap diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit

(PKS).

e. Hasil

Kerja

Pengangkutan Tandan Buah Segar dari Tempat Pengumpulan

Hasil ini dilakukan oleh pemborong.

f. Pembahasan

Pelaksanaan pengangkutan TBS dari lapangan ke PKS di

Jembayan Estate dilakukan dengan 2 sisitem yaitu : pengankutan

dengan kendaran sendiri dan pengangkutan dengan sistem kontraktor

(32)

tidak berbeda dengan pendapat Anonim (2008), yang mengatakan

pelaksanaan pengangkutan TBS dari lapangan ke PKS bisa dilakukan

dengan 2 sistem, yaitu : pengangkutan dengan kendaran kebun

dimana pengangkutan TBS diawasi dan dilaksanakan oleh kebun,

pengangkutan oleh pemborong dilaksanakan oleh kontraktor.

(33)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Mahasiswa yang telah

dilaksanakan di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Kota Bangun

Plantation dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Kegiatan yang telah dilakukan selama di perusahaan perkebunan kelapa

sawit meliputi : Rawat Piringan, Gawangan, Pasar Pikul, Pemupukan,

Pengendalian Hama Tikus, melakukan potong buah, melangsir buah ke

TPH dan Transportasi TBS.

2. Prosedur kerja, penggunaan alat dan bahan di lapangan sesuai dengan

Standar Operating Procedure perusahaan.

B. Saran

1. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

a. Mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang secara

teratur, sehingga mahasiswa dapat praktek secara tertata di lahan.

b. Mengadakan kerjasama antara pihak Politeknik Pertanian Negeri

Samarinda terkhusus Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan

dengan perusahaan perkebunan negeri maupun swasta bukan hanya

dalam hubungan sebagai tempat PKL namun lebih mengarah kepada

hubungan kerja.

2. Untuk PT. Kota Bangun Plantation

a. Semua kegiatan pemeliharaan tanaman baik TBM maupun TM yang

dilakukan sudah cukup baik hanya saja perlu beberapa perbaikan

dalam sistem pelaksanaan kerja.

(34)

b. Penyemprotan pada gulma dilaksanakan secepat mungkin setelah

circle weeding manual, selektif weeding dengan bertujuan unutuk

gulma-gulma yang telah di tebas agar menghambat pertumbuhan

gulma.

c. Sebaiknya dilakukan perbaikan inflastruktur jalan untuk menunjang

efektif dan efisiensi kerja karyawan serta kelancaran dalam proses

pengangkutan buah agar tidak busuk, bahan dan karyawan.

(35)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1995. Brevat Dasar I Tanaman Kelapa Sawit. Astra Agro Niaga.

Jakarta.

, 2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri

Sukses.

Anwar, R. 2007. Diktat Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Politeknik Pertanian

Negeri Samarinda. Samarinda.

Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 2007. Statistik Perkebunan

Kalimantan Timur 2007, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur,

Samarinda.

Fauzi, Y dkk, 2006. Kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.

Pahan Iyang, 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.

Jakarta.

Rizsa, S. 2004. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Kanisius.

Yogyakarta.

Rizsa, S. 1994. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.

Setyamidjaja, D. 2002. Pupuk dan Pemupukan. CV Simlek Jakarta.

(36)

Lampiran 1. Peta Lokasi Perkebunan

(37)

Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Kota Bangun Plantation

Mandor I KHT/ BHL KHT/ BHL

Mandor

……… Asisten Divisi III

Pengawas Mandor I Operator Kerani Syahril Pujianto, S.St Asisten Divisi II

Kerani Kerani Kerani

Pengawas Mandor I ……….. Asisten Divisi IV KHT/ BHL

Mandor

Mandor

Operator Pengawas Pengawas Operator Operator KHT/ BHL

Mandor

Mandor I M.H. Farhan, A.md Asisten Divsi I ZainalArifin Kasie Sumarwoto, S.Kom. Askep Rahmawan S.P Project Manager

(38)

Lampiran 3. Penanaman Penutup Tanah

Gambar 1. Menggutip Macuna

Gambar 3. Penugalan Pada Tanah

Gambar 4. Penanaman Macuna

Gambar 2. Macuna Telah Dikutipi

(39)

Lampiran 4. Pengendalian Gulma Manual

Gambar 5. Circle Weeding Manual

(40)

Lampiran 5. Pengendal

A. Penyiapan Alat

Gambar 7. Knapsac

Solo 425

Gambar 9. Knapsack

Yoto (16 lt

lian Gulma Kimiawi

ck Sprayer

5 (15 ltr)

Gambar 8. Knapsack Sp

Sa15 (15 ltr)

Sprayer

tr)

Gambar 10. Nozzle Polyj

Merah

prayer

)

(41)

Gambar 11. Gelas ukur herbisida

(42)

B. Penyiapan Bahan

Gambar 13. Herbisida Dejav bahan aktif : G

Gambar 15. Herbisida Me aktif : Metil m

C. Penyiapan Larutan

vu

lyphosate Gambar 14. Herbisida Sidafo aktif : Glyphosate

dally bahan

etsulfuron

Gambar 16. Air sum

Semprot

os bahan e

(43)

Gambar

Gambar 18.

r 17. Penuanggan herbisida ke gelas ukur

(44)

Gambar

Gamba

r 19. Pengisian air kedalam Hand Sprayer

ar 20. Digoyangkan agar herbisida dan air

tercampur

(45)

D.

Penyemprotan

Gambar 21

Gambar 22. Penye

1. Cara mengangkat hand sprayer yang tepat

(46)

Lampiran 6. Pemupukan

A. Penyiapan Alat

Gambar 23. Cangkul

Gambar 24. Timba

B. Penyiapan Bahan

Gambar 25. Pupuk Greenfeed

HMTF

Gambar 26. Pupuk Greenfeed

SRF

(47)

Lampiran 7. Pengendalian Hama Tikus

(Rattus tiomanicus)

A. Penyiapan Alat

Gambar 27. Sarung tangan

plastik

Gambar 28. Parang

B. Penyiapan Bahan

(48)

C. Cara Aplikasi Racun Tikus

Gambar 30. Pemotongan sidarat hingga terbagi kecil-kecil

(49)

Gambar 32. Penaburan Rodentisida Sidarat

(50)

Lampiran 8. Panen dan Pengankutan

Gambar 34. Pemotongan buah

(51)

Gambar 36. Tempat Pengumpulan Hasil

Gambar

Tabel 1. Pemupukan Benih Mucuna bracteata di Lapangan  Umur Setelah Tanam (bulan)  Jenis Pupuk  Dosis
Tabel 2. Jenis pupuk dan kandungan hara.
Tabel 3. Jumlah berondolan berdasarkan umur  tanaman
Gambar 1. Peta Wilayah PT. Kota Bangun Plantation
+7

Referensi

Dokumen terkait

dikembangkan oleh LAN dan/atau Lembaga Penyelenggara Pelatihan Terakreditasi diberikan dalam bentuk soal kasus dengan bobot 10% (sepuluh persen). Tata tertib

001, Tahun 2015 | ISSN: 2477 – 2097 265 Perbedaan nilai hasil pengukuran pada Tabel 2 untuk ketiga bahan uji tidak ada yang sama dapat diindikasikan bahwa sensor volume atau

Berkat rahmat dan hidayah- Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir dengan judul “Rancang Bangun Sistem E-Learning Program Studi Teknik Telekomunikasi Berbasis

Dengan demikian keberadaan komite audit dalam suatu perusahaan dapat mengurangi kecurangan dalam penyajian laporan keuangan sehingga komite audit diharapkan dapat

Metode analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan pada penelitian ini.Tujuan pada penelitian adalah memperoleh model terbaik untuk meramalkan jumlah pengunjung

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbandingan tepung beras, tepung ubi jalar, pati kentang, tepung kedelai dan xanthan gum memberikan pengaruh terhadap karakteristik kimia

Selanjutnya, dilakukan uji signifikansi parameter sehingga diperoleh hasil seperti yang tertera pada Tabel 4.Karena setiap parameter signifikan, maka dapat dilakukan

Prediksi kerugian acak atau risiko pada suatu model dapat dilakukan dengan menentukan distribusi risiko pada waktu risiko akan diprediksi. Selanjutnya risiko dapat diukur dengan