Oleh :
YUSUF ALFITARIA
NIM. 110500098
PROGRAM STUDI BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA
SAMARINDA
Plantation, Kabupaten Kutai Kartanegara,
Kalimantan Timur
Nama :
Yusuf
Alfitaria
NIM :
110500098
Program Studi
: Budidaya Tanaman Perkebunan
Jurusan :
Manajemen
Pertanian
Pembimbing,
Penguji I, Penguji
II,
Jamaluddin, SP, M.Si
NIP. 197206122001121003
Nur Hidayat, SP, M.Sc
NIP.19721025001121001
Roby, SP, MP
NIP.197305172005011009
Menyetujui/Mengesahkan,
Ketua Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan,
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Nur Hidayat, SP, M.Sc
NIP. 19721025001121001
hasil Praktek Kerja Lapang Mahasiswa yang dilakukan di PT. Kota Bangun
Plantation desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara.
Laporan ini dilaksanakan selama 2 (dua) bulan, yaitu dari bulan Maret – April
tahun 2014.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada :
1. Dosen Pembimbing, yaitu Bapak Jamaluddin, SP, M.Si.
2. Dosen Penguji I, yaitu Bapak Nur Hidayat, SP., M.Sc.
3. Dosen Penguji II, yaitu Bapak Roby, SP, MP.
4. Ketua Program Strudi Budidaya Tananan Perkebunan, yaitu Bapak Nur
Hidayat, SP., M.Sc.
5. Ketua Jurusan Manajemen Pertanian, yaitu Bapak Ir. Hasanudin, MP.
6. Para staf, administrasi dan teknisi di Program Studi Budidaya Tanaman
Perkebunan.
7. Seluruh anggota keluarga atas dukungannya serta semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Walaupun sudah berusaha dengan sungguh-sungguh, penulis menyadari
masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan dalam penulisan ini, namun
semoga laporan PKL ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Amiin.
Penulis
KATA PENGANTAR ...
iii
DAFTAR ISI ...
iv
DAFTAR TABEL ...
vi
DAFTAR LAMPIRAN ...
vii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...
B. Tujuan ...
C. Hasil Yang Diharapkan ...
II.
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Keadaan Umum Perusahaan ...
B. Manajemen Perusahaan ...
C. Waktu dan Lokasi Kegiatan PKL ...
III.
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Pembukaan Lahan dengan Penanaman Penutup Tanah...
B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan ...
1. Perawatan
Piringan
...
2. Pemupukan
...
3. Pengendalian Hama Tikus ...
C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ...
1. Rawat Piringan, Gawangan dan Pasar Pikul ...
2. Pemupukan
...
D. Panen dan Pengangkutan ...
1. Panen
...
2. Pengangkutan
...
2
3
3
4
4
6
7
9
9
12
14
16
16
18
21
21
24
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1.
Pemupukan Benih Mucuna bracteata di Lapangan ...
8
2.
Jenis Pupuk dan Kandungan Hara ... 19
3.
Jumlah berondolan berdasarkan umur tanaman ...
21
1.
Peta Wilayah PT. Kota Bangun Plantation ... 30
2.
Struktur Organisasi PT. Kota Bangun Plantation ... 31
3.
Penanaman Penutup Tanah ...
32
4.
Pengendalian Gulma Manual ...
33
5.
Pengendalian Gulma Kimiawi ...
34
6. Pemupukan
...
40
7. Pengendalian
Hama
Tikus ...
41
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan berupa pengelolaan
perkebunan khususnya kelapa sawit secara besar di pulau Kalimantan dan
Sumatra, karena kedua pulau tersebut memiliki luasan lahan dan keadaan
tanah yang cukup baik sebagai perkebunan kelapa sawit.
Era pengembangan kelapa sawit di Kalimantan Timur dimulai pada
tahun 1982 yang dirintis melalui Proyek Perkebunan Inti Rakyat (PIR) yang
dikelola oleh PTP VI. Sampai saat ini (tahun 2012) luas areal kelapa sawit
baru mencapai 961,802 Ha yang terdiri dari 226,765 Ha sebagai tanaman
plasma atau rakyat, 17,237 Ha milik BUMN sebagai inti dan 717,825 Ha milik
Perkebunan Besar Swasta.
Areal pertanaman kelapa sawit yang cukup luas saat ini terpusat di
Kabupaten Paser yang meliputi Kecamatan Kuaro, Long Ikis, Long Kali,
Paser Belengkong dan Tanah Grogot, Kabupaten Penajam Paser Utara
(Kecamatan Waru dan Penajam), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan
Kembang Janggut, Kenohan dan Kota Bangun), Kabupaten Kutai Timur
(Kecamatan Muara Wahau, Kaliorang, Kongbeng), Kabupaten Kutai Barat
(Kecamatan Tanjung Isuy, Bongan), Kabupaten Berau (Kecamatan Tanjung
Redeb, Talisayan, Lempake, Batu Putih), Kabupaten Nunukan (Kecamatan
Nunukan, Lumbis dan Sebuku) sedangkan beberapa kecamatan lainnya
masih dalam luasan terbatas (Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan
Timur, 2007).
Semakin banyak berkembangnya perkebunan kelapa sawit maka
semakin banyak SDM yang diperlukan perusahaan dengan kebutuhan yang
sesuia ditiap perusahaan perkebunan. Sehubungan dengan hal tersebut
maka Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya Program Studi
Budidaya Tanaman Perkebunan memasukkan program kegiatan PKL dengan
harapan agar para alumni menjadi Ahli Madya yang memiliki tenaga yang
terampil dan handal di bidang perkebunan.
B. Tujuan
Tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL) di PT. Kota Bangun Plantation
adalah untuk :
1. Mahasiswa mengetahui urutan atau tahapan Budidaya Kelapa Sawit di
lapangan.
2. Mahasiswa mengetahui prosedur alat, bahan serta pencapaian target
kerja Budidaya Kelapa Sawit.
C. Hasil Yang Diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari kegiatan PKL, antara lain :
1. Mahasiswa mampu melaksanakan tahapan-tahapan kegiatan Budidaya
Kelapa Sawit di lapangan.
2. Mahasiswa dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
nantinya dan menjadi seorang yang terlatih dan terampil.
3. Mahasiswa dapat melaksanakan proses kegiatan yang ada di
perkebunan khususnya tentang kegiatan-kegiatan budidaya kelapa sawit
dengan baik.
II. TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
A. Keadaan Umum Perusahaan
PT. Kota Bangun Plantation Jembayan Estate merupakan cabang dari
Mahakam Sawit Plantation Group di Kabupaten Kutai Kartanegara. PT. Kota
Bangun Plantation bergerak diperkebunan kelapa sawit yang mempunyai luas
± 7.000 Ha. Areal yang ditanam seluas ± 1.684,41 Ha sampai dengan bulan
Januari 2014, sedangkan sisanya masih dalam pembukaan lahan. Dari
jumlah tersebut dibagi menjadi 4 afdeling, setiap afdeling mempunyai luas :
1. Afdeling I
: 615.01 Ha.
2. Afdeling II
: 451.03 Ha.
3. Afdeling III
: 525.13 Ha.
4. Afdeling IV
: 93.24 Ha.
Tujuan perkebunan kelapa sawit tersebut di Kalimantan Timur adalah
untuk membantu dan meningkatkan taraf hidup masyarakat di desa
setempat, khususnya warga daerah sekitar perkebunan tersebut dapat
menyerap tenaga kerja dari warga sekitar wilayah Kutai Kartanegara,
terutama di desa setempat.
B. Manajemen Perusahaan
1. Project
Manager
Membawahi Asisten kepala, Kepala Tata Usaha, Asisten Kebun,
Mandor, Security dan Karyawan.
2. Kasie
Kasie sama dengan Kepala Tata Usaha, Kasie Administrasi
bertanggung jawab atas semua permasalahan yang ada di Kantor Besar,
seperti masalah Pembukuan, Bagian Tanaman, Personalia, Kasir,
Pembelian, Pergudangan, Krani, dan Office Boy.
3. Asisten
Kepala
Merupakan orang kepercayaan Project Meneger dan di percaya
membawahi Asisten Divisi.
4. Asisten
Divisi
Asisten Kebun merupakan bawahan dari Asisten Kepala, Asisten
Divisi merupakan pemegang jabatan tertinggi di divisinya masing-masing
dan memiliki tanggung jawab atas divisi yang dipegangnya.
5.
Krani
Krani merupakan orang yang membantu Asisten Divisi bertugas
melakukan semua pembukuan atau masalah yang ada di divisi tersebut
termasuk membantu membagi gaji karyawan.
6. Mandor
1
Merupakan mandor kepercayaan Asisten Divisi dan dipercayai
membawahi mandor wilayah.
7. Mandor
Wilayah
Bertanggung jawab penuh pada tiap-tiap wilayah kerja yang
dipimpinya dan membawahi beberapa karyawan.
8. Karyawan Harian Tetap (KHT) dan Buruh Harian Lepas (BHL)
KHT adalah Karyawan yang berstatus resmi atau tetap yang
mendapat tunjangan hidup, sedangakan BHL merupakan karyawan yang
bersetatus ketenaga kerjaanya tidak terikat dengan kontrak kerja atau
perjanjian kerja lainya.
C. Waktu dan Lokasi Kegiatan PKL
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Mahasiswa ini dilaksanakan
selama 2 (dua) bulan, dimulai pada tanggal 01 Maret 2014 sampai dengan 30
April 2014. Tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL) Mahasiswa
adalah :
Nama Perusahaan
: PT. Kota Bangun Plantation
Alamat
:
Ukung
Desa
:
Jembayan
Kecamatan
: Loa Kulu
Kabupaten
: Kutai Kartanegara
Provinsi
: Kalimantan Timur
III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
Di dalam kegiatan pada perusahaan di PT. Kota Bangun Plantation terdiri
dari kegiatan :
A. Pembukaan Lahan
1. Penanaman Tanaman Penutup Tanah
a. Tujuan
Menanam Legume Cover Crop (LCC) di perusahaan kelapa
sawit adalah membangun penutup tanah di atas areal tanaman yang
dipergunakan untuk menekan pertumbuhan gulma (tumbuhan yang
penggangu bagi kelapa sawit), memperbaiki kondisi fisik tanah (aerasi)
dan menjaga kelembaban tanah dan dapat memberi tambahan unsur
hara Nitrogen (N) pada tanah, dan mengurangi erosi tanah secara
langsung, memelihara tekstur tanah, mengurangi pencucian/
kehilangan hara dalam tanah.
b. Dasar
Teori
Tanaman penutup tanah adalah jenis tanaman berupa legum
(kacang-kacangan) yang dibudidayakan pada lahan tanaman
perkebunan yang mempunyai fungsi utama adalah menutupi tanah
(Anwar, 2007).
c. Alat
dan
Bahan
Alat
: Timba dan Parang
Bahan
: Mucuna bracteata (MB).
d. Prosedur
Kerja
1) Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan.
2) Membuat lubang dengan jarak antar lubang 2,5 m.
3) Menugal dengan ke dalaman 5-7 cm; diameter tugal 7 cm.
4) Kemudian kacang dimasukkan ke dalam tanah yang telah di tugal.
5) Setelah kacang ditanam, lubang ditutup kembali dan agak
dipadatkan.
e. Hasil
Kerja
Penanaman benih kacangan jenis Mucuna bracteata dilakukan
1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 2 ha per karyawan dan hasil kerja
yang diperoleh mahasiswa 0,5 ha per mahasiswa.
f. Pembahasan
Benih setelah ditanam seharusnya dilakukanpemupukan untuk
mempercepat tumbuhnya. Karena kacangan jenis Mucuna bracteata ini
pertumbuhannya sangat lambat. Rekomendasi setelah penanaman
sebaiknya diberi pupuk NPK sesuai tabel berikut :
Tabel 1. Pemupukan Benih Mucuna bracteata di Lapangan
Umur Setelah Tanam (bulan)
Jenis Pupuk
Dosis
1
NPK 15-15-6-4
2,5 gram/bibit
2 NPK
15-15-6-4
5
gram/bibit
3 RP
30
gram/bibit
6 RP
50
gram/bibit
B. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan
TBM adalah mulai penanaman sampai tanaman berumur 36 bulan.
Kegiatan dari pemeliharaan tanaman belum menghasilkan yaitu garuk
piringan pokok, pemeliharan gulma di gawangan, membuat dan memelihara
pasar kontrol, membuat dan memelihara pasar pikul, wiping lalang, kastrasi,
tunas pasir, konsolidasi pokok, inventarisasi pokok dan penyisipan di TBM
(Fauzi, dkk. 2006).
Tujuan dari perawatan TBM (Tanaman Belum Menghasilkan) yaitu :
1) Mendorong pertumbuhan vegetatif.
2) Menjamin tanaman yang homogen.
3) Menjamin blok
tuntas.
4) Mempercepat fase Tanaman Menghasilkan (TM).
1. Perawatan
Piringan
a. Tujuan
Untuk memudahkan dalam perawatan, pemupukan dan
mengurangi perebutan unsur hara tanaman dan memudahkan dalam
pemanenam.
b. Dasar
Teori
Pemeliharaan piringan secara manual maupun kimiawi
merupakan item weeding yaitu : Circle, Path, dan TPH. Pekerjaan ini
dilakukan dengan rotasi 3 – 4 kali dalam 1 tahun dengan jari-jari
piringan 2 m dari pangkal tanaman. Perawatan piringan berarti
pembersihan yang dilakukan pada piringan pokok tanaman (Pahan,
2008).
c. Alat dan Bahan
Alat
: Sprayer, Timba, Gelas Ukur, dan Parang.
Bahan
: Herbisida (sistemik), dan Air.
d. Prosedur
Kerja
Ada dua metode yang digunakan untuk perawatan piringan
sebagai berikut :
1) Cara Manual
a) Menentukan blok yang akan di kerjakan.
b) Menyiapkan alat dan bahan.
c) Menentukan lokasi pembuatan piringan.
d) Membersihkan sekitar pokok tanaman dengan jarak dari pokok
sampai sepanjang ujung tajuk tanaman kelapa sawit,
kemudian gawangan dan pasar pikul.
2) Cara Kimiawi
a) Menentukan blok yang akan dilakukan penyemprotan.
b) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu melakukan
identifikasi gulma di blok yang akan disemprot untuk
menentukan jenis herbisida yang akan digunakan untuk
pengendalian gulma.
c) Penyiapan peralatan dan pengecekan alat-alat yang akan
digunakan dan memastikan alat yang digunakan dalam kondisi
baik.
d) Menyiapkan bahan herbisida Dejavu dengan jumlah bahan
disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja.
f) Pertama masukkan air ± 5-10 liter ke dalam keep. Setelah itu
masukkan herbisida dengan konsentrasi Dejavu 20 ml/keep
larutan herbisida, kemudian tambahkan air hingga batas 15
liter. Selanjutnya keep diguncang-guncang hingga laruan
tercampur merata.
g) Pengaplikasian menggunakan nozzle warna merah dengan
lebar semprot 1,8 m. Karyawan memasuki jalur gawangan dan
pasar pikul terlebih dahulu dan melakukan penyemprotan
sampai 1 jalur, serta karyawan juga menyemprot piringan
tanaman.
e. Hasil
Kerja
Perawatan piringan dilakukan masing-masing karyawan selama
1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 1 ha per karyawan dan hasil kerja
yang diperoleh mahasiswa 1 jalur tanaman.
f. Pembahasan
Pengendalian gulma dipiringan yang dilakukan untuk
memudahkan dalam pemupukan dan perawatan tanaman yang lainya.
Hal ini disesuai dengan teori yang ada perawatan piringan kelapa sawit
untuk memudahkan dalam segi pemupukan.
Kegiatan pengendalian gulma diatas dapat dilihat pada lampiran
4 dan lampiran 5.
2. Pemupukan
a. Tujuan
Tujuan pemupukan adalah untuk menambah unsur hara yang
dibutuhkan oleh tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun
generatif. Pemupukan pada periode tanaman belum menghasilkan
bertujuan untuk menunjang sasaran produksi yang optimal pada masa
tanaman menghasilkan. Pemupukan yang tepat dan interval yang
teratur dan didukung oleh faktor-faktor pemeliharaan yang lain maka
akan mempercepat proses TBM ke TM.
b. Dasar
Teori
Pupuk adalah bahan kimia yang mengandung unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Menurut Setyamidjaja (2002), pupuk adalah
semua bahan yang diberikan kepada tanah dengan maksud
memperbaiki sifat-fisik, kimia dan biologi tanah.
Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila
dilakukan dengan prinsip 5T yaitu :
1) Tepat jenis : sesuai kebutuhan.
2) Tepat dosis : sesuai rekomendasi.
3) Tepat waktu : Pemupukan dilakukan sebanyak dua kali dalam satu
tahun, penaburan pupuk NPK dilakukan pada awal musim hujan
dengan kisaran curah hujan 100 – 200 ml/bulan.
4) Tepat aplikasi : merata dan terpupuk tuntas.
5) Tepat tempat : piringan bersih.
c. Alat
dan
Bahan
Alat
: Timba, dan Cangkul.
Bahan
: Pupuk Greenfeed SRF.
d. Prosedur
Kerja
1) Mengecer pupuk di setiap jalan pada blok tanaman yang akan
diberi pupuk.
2) Menyiapkan alat dan bahan.
3) Masukan sebagian pupuk Greenfeed SRF ke dalam timba, agar
mudah untuk di angkat.
4) Pemupukan dilakukan dengan membuat lubang pupuk yang
dicangkul sedalam ± 10 cm.
5) Pupuk dimasukan ke dalam lubang yang telah dibuat (dengan dosis
0,23).
6) Tutup lubang dengan tanah bekas galian.
e. Hasil
Kerja
Pemupukan kelapa sawit dilakukan masing-masing karyawan
selama 1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 1,5 karung untuk 71,5
pokok sawit per karyawan, dan hasil yang diperoleh mahasiswa adalah
0,5 karung (24 pokok).
f. Pembahasan
Cara pengaplikasiannya memasukkan pupuk ke dalam lubang
dengan dosis yang berbeda dan rotasi yang berbeda dari pupuk
lainnya. Pupuk jenis ini termasuk pupuk lepas lambat. Pupuk
Greenfeed mengandung unsur N, P, K, dan Mg. Setiap lubang berisi 23
butir atau setara dengan 380 gram dengan rotasi 6 bulan sekali.
Kegiatan pemupukan diatas dapat dilihat pada lampiran 6.
3. Pengendalian Hama Tikus (Rattus tiomanicus)
a. Tujuan
Untuk menekan populasi hama tikus diperkebunan sawit dan
mencegah kerugian yang ditimbulkan oleh serangan hama tersebut.
b. Dasar
Teori
Pengendalian hama dan penyakit serta tindakan-tindakan
lainnya merupakan perencanaan manipulasi ekosistem yang
melestarikan sumber daya, dan mempertinggi produksi tanaman.
Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya ulat
api, tikus, rayap, serta babi hutan (Pahan, 2008).
Tikus merupakan hama mamalia dari kelompok hama pengerat.
Tikus menyerang kelapa sawit pada semua umur tanaman. Pada
masa TBM tikus menggerat pangkal pelepah dan batang yang dapat
menyebabkan tanaman mati, pada masa TM tikus merusak bunga
jantan, bunga betina, tandan buah segar dan brondolan yang berakibat
hilangnya produksi. Pengendalian hama tikus di tanaman belum
menghasilkan mengunakan rodentisida dengan rotasi 1 : 1 butir umpan
setiap pohon dan diletakkan dekat dengan pangkal batang pada sisi
yang sama agar mudah diamati, pengulangan ganti umpan setiap 3
hari sekali dan diberi tanda lidi dengan warna berbeda setiap ulangan
supaya mudah diamati (Anonim, 2008).
c. Alat
dan
bahan
Alat
: Parang, dan Sarung tangan plastik.
Bahan
: Rodentisida (Sidarat).
d. Prosedur
Kerja
1) Penentuan blok yang akan dilakukan tebar sidarat.
2) Persiapan peralatan dan bahan yang akan digunakan pengendalian
hama tikus.
3) Pemotongan sidarat hingga menjadi 10 biji per batangnya
menggunakan parang.
4) Membagi jalur di setiap penebar sidarat.
5) Pengaplikasian sidarat.
6) Setiap pokok diberi 2 butir sidarat dengan ditaruh di arah yang
sama disamping kiri dan kanan pokok sawit dengan jarak 5-10 cm
atau sedekat mungkin dengan pokok sawit.
e. Hasil
Kerja
Dalam 1 hari kerja mahasiswa berhasil melakukan penebaran
Sidarat sebanyak 7 kg dengan luasan 6 Ha, dengan total Sidarat yang
ditabur 1.716 butir dalam 1 kg Sidarat terdiri dari 240 butir.
f. Pembahasan
Pengendalian hama tikus di PT. Kota Bangun Plantation
menggunakan rodentisida (Sidarat) yang aplikasinya dengan ditebar di
sisi yang sama dekat dengan batang kelapa sawit pada jarak + 5 cm
dari pokok kelapa sawit. Dimana setiap pokok diberi 2 butir.
Kegiatan pengendalian hama tikus diatas dapat dilihat pada
lampiran 7.
C. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan
Pemeliharaan tanaman menghasilkan adalah umur 3 tahun sampai
umur 25 tahun (sampai diremajakan). Kegiatan pemeliharaan tanaman
menghasilkan meliputi, garuk piringan, babat gawangan, dongkel anak kayu,
wiping lalang, tunas pemeliharaan, pemeliharaan saluran air, pemeliaraan
teras dan tanga-tanga panen, inventarisasi pokok dan penyisipan tanaman
(Risza, 1994).
1. Rawat Piringan, Gawangan, dan Pasar Pikul
a. Tujuan
Bertujuan untuk mempermudah aktivitas panen, pemupukan,
penunasan, dan pengawasan serta mengurangi kompetisi dengan
gulma dalam penyerapan unsur hara, air dan cahaya matahari.
b. Dasar
Teori
Perawatan ini dilakukan dengan cara penyemprotan bahan
herbisida, herbisida yang digunakan adalah herbisida kontak
(Gramaxone) dan herbisida sistemik (Ally), kebaikan perawatan
khemist adalah menghemat penggunaan tenaga kerja, pekerjaan lebih
cepat, mengurangi pelapukan akar (Anonim, 1995)
.
c. Alat
dan
Bahan
Alat
: Sprayer, Timba, dan Gelas Ukur.
Bahan
: Herbisida (Sidafos dan Ally), dan Air.
d. Prosedur
Kerja
1) Menentukan blok yang akan dilakukan penyemprotan.
2) Sebelum melakukan penyemprotan terlebih dahulu melakukan
identifikasi gulma di blok yang akan disemprot untuk menentukan
jenis herbisida yang akan digunakan untuk pengendalian gulma.
3) Penyiapan peralatan dan pengecekan alat-alat yang akan
digunakan dan memastikan alat yang digunakan dalam kondisi
baik.
4) Menyiapkan bahan herbisida Sidafos dengan jumlah bahan
disesuaikan dengan jumlah tenaga kerja.
5) Pencampuran herbisida ke dalam sprayer
6) Pertama masukkan air ± 5-10 liter ke dalam keep. Setelah itu
masukkan herbisida dengan dosis Sidafos dan Ally 80-100 ml/keep
larutan herbisida, kemudian tambahkan air hingga batas 15 liter.
Selanjutnya keep diguncang-guncang hingga laruan tercampur
merata.
7) Pengaplikasian mengunakan nozzle warna merah dengan lebar
semprot 1,8 m. Karyawan memasuki jalur gawangan dan pasar
pikul terlebih dahulu dan melakukan penyemprotan sampai 1 jalur,
setelah itu karyawan masuk kembali menyemprot piringan
tanaman.
e. Hasil
Kerja
Perawatan piringan, gawangan dan pasar pikul dilakukan
masing-masing karyawan selama 1 HK dengan frekuensi 1 ha per
karyawan dan hasil kerja yang diperoleh mahasiswa 1 jalur tanaman.
f. Pembahasan
Perawatan piringan, gawangan, dan pasar pikul dilakukan
dengan cara kimiawi menggunakan campuran Sidafos dan Medally.
Rotasi pengendalian gulma ini dilakukan 3 kali setahun.
Perawatan ini bertujuan untuk mempermudah perawatan
seperti pemupukan, penunasan, panen dan pengawasan serta
mengurangi kompetisi dengan gulma dalam penyerapan unsur hara, air
dan sinar matahari.
Kegiatan pengendalian gulma di lahan kelapa sawit diatas dapat
dilihat pada lampiran 5.
2. Pemupukan
a. Tujuan
Pemupukan bertujuan untuk menambah ketersediaan unsur
hara di dalam tanah untuk kesuburan tanah. Selain itu pemupukan
juga bertujuan untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh
tanaman pada proses pertumbuhan vegetatif maupun generatif, serta
menambah daya tahan tanaman terhadap penyakit dan pengaruh iklim
yang tidak menguntungkan.
b. Dasar
Teori
Jenis-jenis pupuk yang dianjurkan dalam budidaya tanaman
kelapa sawit adalah :
Tabel 2. Jenis pupuk dan kandungan hara.
PUPUK HARA
KANDUNGAN
HARA
Za
Urea
RP
TSP
MOP
Abu janjang
Kieserit
Dolomit
HGF Borate
Rustika 15, 15, 5, 4
Rustika 12, 12, 17, 2
N
N
P
P
K
P
Mg
Mg
Bo
N, P, K , Mg.
N, P, K , Mg.
21 %
45 %
36 % P2O5
45 % P2O5
50-60 %K20
30-36 % K2O
26 % MgO
12-22 % MgO
40 % B2O5
15% N, 15% P, 6% K, 4% Mg
12% N, 12% P, 17% K,2% Mg
Sumber : Risza (2004).Pemupukan di TM ditentukan berdasarkan rekomendasi
pemupukan oleh balai penelitian PPM dengan konsep keseimbangan
hara (nutrien blance), dengan faktor-faktor yang digunakan dalam
penapsiran pemberian pupuk adalah : Hasil analisa daun dan tanah,
hasil pengamatan lapangan, potensi produksi, pelaksanaan
pemupukan sebelumnya, hasil percobaan pemupukan pada tanaman
kelapa sawit dan aspek finansial.
Pelaksananan pemupukan akan mencapai sasaran apabila
dilakukan dengan prinsip 5T yaitu : Tepat jenis (sesuai kebutuhan),
tepat dosis (sesuai rekomendasi), tepat waktu (curah hujan 100-200
ml/bulan), tepat aplikasi dengan penebaran merata melingkari piringan
± 30 cm dari tajuk tanaman serta terpupuk tuntas dan Tepat tempat
(di piringan) (Risza, 2004).
c. Alat
dan
Bahan
Alat
: Cangkul, dan Timba.
Bahan
: Pupuk Majemuk.
d. Prosedur
Kerja
1) Mengecer pupuk di setiap jalan pada blok tanaman yang akan
diberi pupuk.
2) Menyiapkan alat dan bahan.
3) Masukan sebagian pupuk Greenfeed HMTF ke dalam timber, agar
mudah untuk di angkat.
4) Pemupukan dilakukan dengan membuat lubang pupuk yang
dicangkul sedalam ± 10 cm.
5) Pupuk dimasukan ke dalam lubang yang telah dibuat (dengan dosis
0,38).
6) Tutup lubang dengan tanah bekas galian.
e. Hasil
Kerja
Pemupukan kelapa sawit dilakukan masing-masing karyawan
selama 1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 0,5 ha (71 pokok) per
karyawan, dan hasil yang diperoleh mahasiswa adalah 0,1 ha (24
pokok).
f. Pembahasan
Cara pengaplikasian memasukkan pupuk ke dalam lubang
dengan dosis yang berbeda dan rotasi yang berbeda dari pupuk
lainnya. Pupuk jenis ini termasuk pupuk lepas lambat. Pupuk
Greenfeed mengandung unsur N, P, K dan Mg. Setiap lubang berisi 23
butir atau setara dengan 380 gram dengan rotasi 6 bulan sekali.
Kegiatan pemupukan diatas dapat dilihat pada lampiran 6.
D. Panen dan Pengangkutan
1. Panen
a. Tujuan
Untuk memperoleh uang dari hasil penjualan Tandan Buah
Segar (TBS) atau penjualan Minyak Kelapa Sawit (MKS) dan Inti
Kelapa Sawit (IKS).
b. Dasar
Teori
Saat buah mulai masak, kandungan minyak dalam daging buah
(mesokarp) meningkat cepat. Setelah minyak dalam buah maksimal,
buah akan lepas dari tandannya (memberondol). Buah siap dipanen
jika berondolan telah mencapai jumlah yang telah ditentukan
(Sastrosayono, 2003). Berikut adalah tabel berondol berdasarkan
umur tanaman :
Tabel 3. Jumlah berondolan berdasarkan umur tanaman
Umur Jumlah
Berondolan
Dibawah 5 tahun
1-5 buah
6-10 tahun
5 buah
10-15 tahun
10 buah
Lebih dari 15 tahun
20 buah
Sumber : Sastrosayono (2003).
c. Alat
dan
Bahan
Alat
: Dodos ukuran 10 cm dengan panjang gagang 2 m,
Gancu, dan Karung pikulan.
d. Prosedur
Kerja
1) Pengorganisasian panen, organisasi panen terjadi dari 1 orang
mandor panen, 1 orang krani panen, pemanen dan pengutip
brondolan, kebutuhan tenaga pamenen dan pengutip brondolan
dengan perbandingan 2 : 1.
2) Penentuan sistem panen, sistem yang digunakan adalah sistem
ancak tetap (seorang pemanen mendapat 2 Ha/ancak atau 8 jalur
tanaman.
3) Penentuan blok yang akan dipanen disesuaikan dengan rotasi
panen yang telah di tentukan.
4) Persiapan peralatan panen.
5) Pelaksanaan panen :
a) Pemanen memasuki ancak pada blok yang akan dipanen
berjalan pada baris tanaman sambil memperhatikan setiap
pokok, mengamati jumlah brondolan pada piringan maupun
tajuk tanaman karena terkadang brondolan tersangkut di
pangkal pelepah.
b) Jika pemanen menjumpai buah matang, pemanen memotong
pelepah dengan menyisakan 2 songgo dan menyusunnya
digawangan mati atau di elsid.
c) Selanjutnya pemanen memotong buah matang atau buah yang
berwarna merah dan telah ada yang memberondol, dengan
menggunakan dodos ukuran 10 cm. setelah itu buah diletakkan
dipinggir pasar pikul. Pemanen diikuti oleh pemunggut brondol
yang mengutip brondolan yang ada dipiringan dan ketiak
pelepah.
d) Setelah pemanen mencapai pertengahan blok pemanen mulai
mengeluarkan buah menggunakan karung pikulan untuk
dikumpulkan ke TPH.
e) TBS yang telah ada di TPH disusun 5 tandan perbaris dengan
tangkai menghadap kearah jalan. Tangkai buah yang terlalu
panjang dipotong sampai rapat atau rata dengan buah.
f) TBS yang telah selesai disusun diberi tanda atau nama
pemanen, untuk memudahkan pengontrolan mandor dan kerani
panen.
e. Hasil
Kerja
Pemanenan kelapa sawit dilakukan masing-masing karyawan
selama 1 hari kerja (HK) dengan frekuensi 1 orang mendapatkan 117
janjang.
f. Pembahasan
Selama mengikuti kegiatan, pemanen berhasil menyelesaikan
ancaknya masing-masing, dengan buah yang diperoleh sesuai basis
yang telah ditentukan yaitu 117 tandan/HK. Jika lebih dari 117 janjang
dihitung premi.
2. Pengangkutan
a. Tujuan
Kegiatan pengangkutan bertujuan untuk mengangkut segera
mungkin tandan buah segar (TBS) beserta berondolanya untuk diolah
di pabrik, sehingga tidak diharapkan terjadi restan buah.
b. Dasar
Teori
Pengangkutan buah (TBS dan brondolan) dari lapangan ke
pabrik harus segera dilakukan pada hari itu juga setelah buah dipanen.
Operasi pengangkutan saling mendukung dengan operasi panen dan
pengolahan, karena sipat pengoprasianya merupakan 3 sub sistem
induk yaitu Panen, Angkut, Olah (PAO). Buah yang sudah ada di TPH
harus sesegera mungkin diangkut ke pabrik karena kalau buah sampai
bermalam di kebun akan menyebabkan Asam Lemak Bebas (ALB)
meningkat dan kandungan rendemen minyak menurun (Anonim,
1995).
c. Alat
dan
Bahan
Alat
: Jaring pengaman buah, Tojok, alat tulis, dan Timbangan.
Kendaraan : Jhondere langsir buah, dan Truk angkut buah.
Bahan
: TBS yang ada di TPH.
d. Prosedur
Kerja
1) Pencatatan jumlah TBS setiap TPH sekaligus penimbangan buah
untuk sampel Berat Janjang Rata-rata (BJR) BJR berfungsi untuk
keperluan pembuatan Surat Pengantar Buah (SPB) dan
pemesanan alat angkut (truk).
2) Persiapan alat angkut yang mana jumlahnya disesuaikan dengan
hasil panen dalam satuan ton.
3) Pelangsiran buah menggunakan jhondere menuju tempat
pemuatan buah pada blok yang jalannya tidak bisa dimasuki
dengan truk. sedangkan blok yang jalannya bisa dimasuki truk buah
langsung dimuat ke truk pengangkut.
4) Pemuatan buah ke truk :
a) Buah dimuat menggunakan tojok ke dalam truk dan dicatat
jumlah janjang yang termuat dan yang afkir.
b) Brondolan dimuat ke dalam truk tanpa disertai karung dan
dicatat kilogram brondolan yang termuat ke dalam truk.
c) Setelah bak truk penuh diisi dengan buah dan brondolan, bak
truk kemudian ditutup menggunakan jaring pengaman buah
agar pada saat jalan buah tidak tumpah atau terjatuh.
5) Setelah semua kegiatan diatas selesai, kerani panen membuatkan
surat pengantar buah yang diberikan kepada operator truk, yang
menyatakan bahwa buah siap diangkut ke Pabrik Kelapa Sawit
(PKS).
e. Hasil
Kerja
Pengangkutan Tandan Buah Segar dari Tempat Pengumpulan
Hasil ini dilakukan oleh pemborong.
f. Pembahasan
Pelaksanaan pengangkutan TBS dari lapangan ke PKS di
Jembayan Estate dilakukan dengan 2 sisitem yaitu : pengankutan
dengan kendaran sendiri dan pengangkutan dengan sistem kontraktor
tidak berbeda dengan pendapat Anonim (2008), yang mengatakan
pelaksanaan pengangkutan TBS dari lapangan ke PKS bisa dilakukan
dengan 2 sistem, yaitu : pengangkutan dengan kendaran kebun
dimana pengangkutan TBS diawasi dan dilaksanakan oleh kebun,
pengangkutan oleh pemborong dilaksanakan oleh kontraktor.
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) Mahasiswa yang telah
dilaksanakan di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT. Kota Bangun
Plantation dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kegiatan yang telah dilakukan selama di perusahaan perkebunan kelapa
sawit meliputi : Rawat Piringan, Gawangan, Pasar Pikul, Pemupukan,
Pengendalian Hama Tikus, melakukan potong buah, melangsir buah ke
TPH dan Transportasi TBS.
2. Prosedur kerja, penggunaan alat dan bahan di lapangan sesuai dengan
Standar Operating Procedure perusahaan.
B. Saran
1. Untuk Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
a. Mengatur jadwal pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapang secara
teratur, sehingga mahasiswa dapat praktek secara tertata di lahan.
b. Mengadakan kerjasama antara pihak Politeknik Pertanian Negeri
Samarinda terkhusus Program Studi Budidaya Tanaman Perkebunan
dengan perusahaan perkebunan negeri maupun swasta bukan hanya
dalam hubungan sebagai tempat PKL namun lebih mengarah kepada
hubungan kerja.
2. Untuk PT. Kota Bangun Plantation
a. Semua kegiatan pemeliharaan tanaman baik TBM maupun TM yang
dilakukan sudah cukup baik hanya saja perlu beberapa perbaikan
dalam sistem pelaksanaan kerja.
b. Penyemprotan pada gulma dilaksanakan secepat mungkin setelah
circle weeding manual, selektif weeding dengan bertujuan unutuk
gulma-gulma yang telah di tebas agar menghambat pertumbuhan
gulma.
c. Sebaiknya dilakukan perbaikan inflastruktur jalan untuk menunjang
efektif dan efisiensi kerja karyawan serta kelancaran dalam proses
pengangkutan buah agar tidak busuk, bahan dan karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1995. Brevat Dasar I Tanaman Kelapa Sawit. Astra Agro Niaga.
Jakarta.
, 2008. Pedoman Teknis Budidaya Kelapa Sawit PT. Jaya Mandiri
Sukses.
Anwar, R. 2007. Diktat Budidaya Tanaman Kelapa Sawit. Politeknik Pertanian
Negeri Samarinda. Samarinda.
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 2007. Statistik Perkebunan
Kalimantan Timur 2007, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur,
Samarinda.
Fauzi, Y dkk, 2006. Kelapa sawit. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pahan Iyang, 2008. Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu hingga Hilir.
Jakarta.
Rizsa, S. 2004. Upaya Peningkatan Produktivitas Kelapa Sawit. Kanisius.
Yogyakarta.
Rizsa, S. 1994. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta.
Setyamidjaja, D. 2002. Pupuk dan Pemupukan. CV Simlek Jakarta.
Lampiran 1. Peta Lokasi Perkebunan
Lampiran 2. Struktur Organisasi PT. Kota Bangun Plantation
Mandor I KHT/ BHL KHT/ BHLMandor
……… Asisten Divisi IIIPengawas Mandor I Operator Kerani Syahril Pujianto, S.St Asisten Divisi II
Kerani Kerani Kerani
Pengawas Mandor I ……….. Asisten Divisi IV KHT/ BHL
Mandor
Mandor
Operator Pengawas Pengawas Operator Operator KHT/ BHLMandor
Mandor I M.H. Farhan, A.md Asisten Divsi I ZainalArifin Kasie Sumarwoto, S.Kom. Askep Rahmawan S.P Project ManagerLampiran 3. Penanaman Penutup Tanah
Gambar 1. Menggutip Macuna
Gambar 3. Penugalan Pada Tanah
Gambar 4. Penanaman Macuna
Gambar 2. Macuna Telah Dikutipi
Lampiran 4. Pengendalian Gulma Manual
Gambar 5. Circle Weeding Manual
Lampiran 5. Pengendal
A. Penyiapan Alat
Gambar 7. Knapsac
Solo 425
Gambar 9. Knapsack
Yoto (16 lt
lian Gulma Kimiawi
ck Sprayer
5 (15 ltr)
Gambar 8. Knapsack Sp
Sa15 (15 ltr)
Sprayer
tr)
Gambar 10. Nozzle Polyj
Merah
prayer
)
Gambar 11. Gelas ukur herbisida
B. Penyiapan Bahan
Gambar 13. Herbisida Dejav bahan aktif : G
Gambar 15. Herbisida Me aktif : Metil m
C. Penyiapan Larutan
vulyphosate Gambar 14. Herbisida Sidafo aktif : Glyphosate
dally bahan
etsulfuron
Gambar 16. Air sum
Semprot
os bahan e