• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika,

Bandung

Enggar Septika D.

Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK), ITB

Abstrak

Pada kawasan perkotaan, Jalur pejalan kaki merupakan suatu elemen penataan kota yang sangat penting untuk diperhatikan, Faktor kenyamanan sangat mempengaruhi kualitas dari jalur pejalan kaki. Seperti halnya pada jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung. Untuk mengetahui tingkat kenyamanan perlu dilakukan kajian tingkat kenyamanan untuk mengetahui kondisi pejalan kaki yang nyaman dan dapat dinikmati oleh semua kalangan. Artikel ini dibuat untuk mengetahui dan memahami aspirasi masyarakat untuk menciptakan jalur pejalan kaki yang nyaman, salah satunya dibuat studi untuk mengetahui tingkat kenyamanan pada Jalan Asia Afrika, Bandung. Untuk menampung aspirasi masyarakat dilakukan dengan metode eksploratif dengan proses pengumpulan data survei dengan alat survei wawancara (Online). Hasil analisis merupakan aspirasi tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung. Artikel ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap peningkatan kualitas jalur pedestrian Jalan Asia Afrika, Bandung.

Kata-kunci : jalan asia afrika, bandung, jalur pejalan kaki, tingkat kenyamanan

Pengantar

Jalur pejalan kaki dapat diartikan sebagai suatu media pergerakan atau sirkulasi perpindahan manusia dari suatu tempat asal menuju tempat tujuan dengan berjalan kaki. Shirvani (1985) mengatakan bahwa pengguna jalan memerlukan jalur khusus yang disebut juga dengan pedes-trian, yang merupakan salah satu dari elemen- elemen perancangan kawasan yang dapat me-nentukan keberhasilan dari proses perancangan di suatu kawasan kota.

Menurut Rubenstein (1992), Elemen–elemen yang harus terdapat pada jalur pejalan kaki antara lain :

1. Paving, adalah trotoar atau hamparan yang rata. Dalam meletakkan paving, sa-ngat perlu untuk memperhatikan pola, warna, tekstur dan daya serap air. Material paving meliputi: beton, batu bata, aspal, dan sebagainya.

2. Lampu, adalah suatu benda yang di-gunakan sebagai penerangan di waktu malam hari.

3. Sign atau tanda, merupakan rambu-rambu yang berfungsi untuk memberikan suatu tanda, baik itu informasi maupun larangan. Sign haruslah gampang dilihat dengan jarak mata manusia memandang dan gam-bar harus kontras serta tidak menimbulkan efek silau.

4. Sculpture, merupakan suatu benda yang memiliki fungsi untuk memberikan suatu identitas ataupun untuk menarik perhatian mata pengguna jalan.

5. Pagar pembatas, mempunyai fungsi seba-gai pembatas antara jalur pedestrian de-ngan jalur kendaraan.

6. Bangku, mempunyai fungsi sebagai tempat untuk beristirahat bagi para pengguna jalan.

7. Tanaman peneduh, mempunyai fungsi se-bagai pelindung dan penyejuk area pedes-trian.

8. Telepon umum, mempunyai fungsi sebagai sarana untuk pengguna jalan agar bisa

(2)

berkomunikasi jarak jauh terhadap lawan bicaranya.

9. Kios, shelter, dan kanopi, keberadaannya dapat untuk menghidupkan suasana pada jalur pedestrian sehingga tidak biasa dan menimbulkan aura yang tidak biasanya. Berfungsi sebagai tempat menunggu angkutan dan sebagainya.

10. Jam, tempat sampah. Jam berfungsi se-bagai petunjuk waktu. Sedangkan tempat sampah berfungsi sebagai sarana untuk pejalan kaki yang membuang sampah, agar pedestrian tetap nyaman dan bersih. Elemen-elemen jalur pejalan kaki tersebut dapat menjadi salah satu cara untuk memberikan kenyamanan pada jalur pejalan kaki. Adanya jalur pedestrian yang nyaman akan menim-bulkan keinginan masyarakat untuk berjalan kaki. Semakin tinggi tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki, semakin banyak pula masyarakat yang memilih untuk berjalan kaki untuk men-capai akses aktivitasnya (Diyarni:2015)

Seperti halnya pada Jalur pejalan kaki jalan asia afrika, Bandung. Adanya jalur pejalan kaki pada Jalan asia afrika, Bandung sudah didukung kelengkapan jalur pejalan kaki, dimana terdapat bangku, tempat sampah, pencahayaan, per-kerasan (paving) dan vegetasi.

Namun, seiring dengan penggunaan nya perlu dilakukan kajian terhadap tingkat kenyamanan untuk memastikan bahwa dilengkapinya fasilitas tersebut, benar dapat memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki. Untuk itu dilakukan penelitian “Kajian Tingkat kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung” . Penelitian ini diha-rapkan menjadi masukan untuk meningkatkan kenyamanan jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung.

Metode

Analisis data yang dilakukan menggunakan metode analisis kualitatif (Creswell, 2003). Me-nurut creswell (2003) penelitian kualitatif dapat membangun pernyataan pengetahuan berdasar-kan prespektif-konstruktif (misalnya,

makna-makna yang bersumber dari pengalaman indi-vidu,nilai nilai sejarah, dengan tujuan untuk membangun teori atau pola pengetahuan ter-tentu) atau berdasarkan perspektif partisipatori (misalnya: orientasi terhadap politik, isu, kola-borasi, atau perubahan), atau keduanya. A qualitative approach is one in which the inquirer often makes knowledge claims based primarily on constructivist perspectives (i.e. the multiple meanings of individual experiences, meanings socially and historically constructed, with an intent of developing a theory or pattern) or advocacy/ participatory perspectives (i.e. political, issue-oriented, collaborative or change oriented) or both (Creswell, 2003, hal.18). Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan wawancara kualitatif dengan alat survey kuisi-oner (Online). Pertanyaan yang diberikan dalam kuisioner bersifat tidak terstruktur (Unstruc-tured) dan bersifat terbuka (Open-ended). Me-tode pengumpulan data ini sengaja dilakukan untuk memunculkan pandangan maupun opini para responden (Creswell-.2010:267)

Metode Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian kualitatif di dasarkan pada pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan Grounded Theory (Creswell, 1998) dengan langkah-langkah sebagai berikut :

A. Mengorganisir data

B. Membaca keseluruhan informasi dan mem-beri kode.

C. Open coding, peneliti membentuk kata kunci yang selanjutnya dibuat kategori in-formasi terkait dengan opini responden tentang jalur pejalan kaki, Jalan Asia Afrika, Bandung.

D. Axial coding, dari kategori yang telah ditentukan, peneliti mengidentifikasi, me-nyelidiki frekuensi dari setiap kata kunci yang didapat dari proses open coding. E. Selective coding, peneliti mengidentifikasi

(3)

Analisis yang dilakukan adalah mengko-respondensikan tingkat kenyamanan dan alasan pemilihan tingkat kenyamanan dari masing-masing responden.

Karakteristik Responden

Untuk menampung aspirasi pejalan kaki, di-lakukan analisis data jumah responden yang pernah berjalan kaki di jalur pejalan kaki, Asia Afrika, Bandung, Pertanyaan pertama dalam wawancara adalah asal responden dan seberapa sering responden melewati Jalan Asia Afrika.

Diagram 1. Grafik Mozaik asal responden dengan seberapa sering melewati Jalan Asia Afrika.

Tabel 1. Jumlah responden dengan seberapa sering responden melewati Jalan Asia Afrika.

Total jumlah responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 128 orang dengan 98 orang berasal dari Bandung dan 30 orang berasal dari

didapat hasil 42 responden sering dan 86 jarang melewati Jalan Asia Afrika, Bandung.

Analisis dan Interpretasi

Analisis data dilakukan dengan menterjemahkan jawaban-jawaban responden menjadi suatu data untuk dianalisis lebih lanjut dengan Open coding, axial coding dan selectv koding. Pertanyaan Umum yang diajukan adalah Bagaimana Kondisi Jalur Pejalan Kaki yang nyaman menurut anda? Dalam menganalisis pertanyaan umum ini di-lakukan sampai tahap axial coding, hasil analisis dapat dijadikan faktor yang mempengaruhi ke-nyamanan pedestrian pada umumnya. Setelah melalui tahap open coding dalam pencarian kata kunci dan axial koding didapat frekuensi penda-pat responden mengenai Jalur pedestrian yang nyaman menurut responden sebagai berikut : Dari 128 Responden, 44 responden berpendapat jalan tidak rusak, 28 responden berpendapat tidak ada PKL, 29 responden berpendapat ada jalur diffable, 39 responden berpendapat bersih dar sampah, 31 responden berpendapat jalan lebar(luas), 25 responden berpendapat terdapat pohon rindang, 34 responden berpendapat tidak dilalui kendaraan / parkir, 12 responden berpen-dapat aman dari kejahatan, 6 responden ber-pendapat ada jembatan penyebrangan, 8 res-ponden berpendapat ada lampu penerangan, 6 responden menjawab terdapat tempat beris-tirahat dan 11 responden menjawab ada rambu informasi. Masing-masing responden menjawab lebih dari satu pendapat. Dari analisis tersebut didapat hasil kriteria jalur pejalan kaki yang dianggap dapat memberikan kenyamanan bagi para pejalan kaki.

Selanjutnya dilakukan analisis lebih mendalam terhadap jalur pedestrian jalan asia Afrika, Bandung dengan tahapan open coding, axial coding dan selectiv coding sebagai berikut :

(4)

Diagram 2. Histogram Variabel jalur pejalan kaki yang nyaman menurut responden.

Dilakukan analisis terhadap tingkat kenyamanan jalur pejalan kaki Jalan asia afrika Bandung, dimana responden diberi pertanyaan, Apakah jalan Asia Afrika, bandung sudah nyaman untuk dilalui pejalan kaki ? terdapat 5 pilihan jawaban yaitu : 1. Sangat nyaman 2. Nyaman 3. Agak nyaman 4. Kurang nyaman 5. Tidak nyaman

Dari pertanyaan tersebut didapat jawaban, 14 sangat nyaman, 66 Nyaman, 31 Agak Nyaman, dan 17 orang menjawab kurang nyaman. Dari 128 responden tidak ada responden yang menilai jalan asia afrika tidka nyaman.

Diagram 3. Histogram Tingkat Kenyamanan Responden terhadap Jalan Asia Afrika, Bandung.

histogram diatas dapat menjelaskan bahwa responden paling banyak menyebutkan jalur pejalan kaki Jalan Asia Afrika, Bandung “nyaman” untuk dilewati. Dari hasil analisis tersebut, analisis data text dengan mencari kata kuci dari jawaban pertanyaan, “Mohon menjelaskan anda memberikan jawaban seperti diatas”. Dari hasil jawaban tersebut didapat data text berupa kata kunci yang kemudian di kategorikan. Selan-jutnya dilakukan analisis axial koding dengan menghitung jumlah opini dari setiap kategori. Pada responden yang menjawab “ 1. Sangat nyaman” didapat kata kunci sebagai berikut :

Pada responden yang menjawab “ 2. Nyaman” didapat kata kunci sebagai berikut :

Selanjutnya masyarakat yang menjawab “3. Agak Nyaman” didapat kata kunci sebagai berikut :

No Kata Kunci

1 Terdapat kursi kursi untuk beristirahat 2 Terdapat street furniture, kursi, lampu penerangan 3 Jalan sudah baik, tidak ada yang rusak dan fasilitas sudah terpenuhi . 4 Jalan sudah bersih, terdapat street furniture, memberikan ciri khas.

No Kata Kunci

1 Jalan sudah baik, bagus, tidak licin dan tidak terdapat bolong-bolong 2 Jalur pedestrian sudah cukup lebar (besar), sudah memenuhi standar, aman

untuk dilewati

3 Sudah rapih dan bersih, asri dan sua=dah terdapat rambu informasi untuk memberi petunjuk jalan.

No Kata Kunci

1 Banyak pedagang asongan, banyak pedagang kaki lima. 2 Jalur diffable belum maksimal.

3 Banyak pengamen dipinggir jalan, masih banyak pedagang kaki lima 4 Jika ada event, jalur pedestrian belum dapat menampung jumlah pengunjung

even

(5)

rang nyaman” ditemukan kata kunci sebagai berikut :

Dari kata kunci tersebut kemudian dibuat kategori yang selanjutnya dihitung frekuensi dari setiap kategori tersebut, kategori yang didapat dari alasan masyarakat menjawab kondisi jalur pedestrian Jalan Asia Afrika, Bandung adalah : Respon Positiv

1. Jalan tidak rusak. 2. Bersih dari sampah.

3. Jalan lebar (Sudah memenuhi standar) 4. Aman dari kejahatan

5. Memiliki ciri khas(furniture) 6. Terdapat tempat ber-istirahat 7. Terdapat lampu penerangan 8. Terdapat rambu informasi Respon Negativ

9. Terdapat Pedagang Kaki Lima (PKL) 10. Banyak pengamen

11. Kurang vegetasi

12. Kurang jembatan penyebrangan 13. Jalur diffable belum maksimal 14. Terdapat parkir liar

Diagram 4. Histogram Tingkat Kenyamanan Responden terhadap Jalan Asia Afrika, Bandung

Analisis yang dilakukan adalah mengkorespon-densikan tingkat kenyamanan dan alasan pemi-lihan tingkat kenyamanan dari masing-masing responden.

Berikut hasil analisis korespondensi antara ting-kat kenyamanan dan alasan memeilih tingting-kat kenyamanan, hasil analisis berupa dendogram yang dapat dlihat pada gambar 5 dibawah ini :

Diagram 5. Dendogram hubungan tingkat kenyamanan dan alasan memilih tingkat kenyamanan. Dari hasil analisis korespondensi yang diinter-pretasikan dengan tabel dendogram diatas, dapat diketahui bahwa tingkat jalur pedestrian pada jalan asia Afrika, Bandung dianggap sa-ngat nyaman dikarenakan terdapat tempat ber-istirahat, terdapat lampu penerangan, dan me-miliki ciri khas (furniture). Selain itu jalur pedes-trian tersebut dianggap nyaman dikarenakan jalan tidak rusak, terdapat rambu informasi, jalan lebar(sudah memenuhi standar) serta bersih dari sampah.

Selanjutnya, jalur pedestrian jalan Asia Afrika dianggap agak nyaman dikarenakan terdapat Pedagang kaki Lima (PKL), jalur diffable belum maksimal dan banyak pengamen, dan yang terakhir dikatakan kurang nyaman dikarenakan kurangnya vegetasi, terdapat parkir liar dan kurangnya jembatan penyebrangan.

No Kata Kunci

1 Masih terdapat parkir yang menggunakan badan jalan, kurang penerangan dimalam hari.

2 Tidak terdapat pohon, terdapat motor parkir di jalur pedestrian, kurang jembatan penyebrangan

3 Kurang hijau, estetika kurang, tidak terdapat vegetasi.

Respons Positiv

(6)

Kesimpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan, sebanyak 129 responden dengan jumlah 98 orang berasal dari Bandung dan 30 orang berasal dari luar Bandung. Dari analisis responden tersebut di-dapat hasil 42 responden sering dan 86 jarang melewati Jalan Asia Afrika, Bandung.

Faktor yang mempengaruhi tingkat kenyamanan menurut responden adalah jalan tidak rusak tidak ada PKL ada jalur diffable, bersih dari sam-pah, jalan lebar(luas), terdapat pohon rindang, tidak dilalui kendaraan / parkir, ada jembatan penyebrangan ada lampu penerangan, terdapat tempat beristirahat dan ada rambu informasi. Selanjutnya hasil analisis tingkat kenyamanan jalan asia afrika, dari 128 responden menya-takan tingkat kenyamanan sebagai berikut :

1. 14 responden menyatakan sangat nyaman 2. 66 responden menyatakan Nyaman 3. 31 responden menyatakan Agak Nyaman, 4. 17 responden menyatakan kurang nyaman. 5. 0 responden menyatakan tidak nyaman Setelah melalui tahap mencari kata kunci, membuat kategori dan frekuensi dan melakukan analisis korespondensi tingkat kenyamanan dan alasan responden menjawab, didapat hasil sebagai berikut :

1. Sangat nyaman : Terdapat tempat ber-istirahat, terdapat lampu penerangan, memiliki ciri khas (furniture).

2. Nyaman : Jalan tidak rusak, erdapat rambu informasi, jalan lebar (sudah memenuhi standar), bersih dari sampah.

3. Agak nyaman : Terdapat Pedagang kaki Lima (PKL), jalur diffable belum mak-simal dan banyak pengamen.

4. Kurang nyaman : Kurangnya vegetasi, terdapat parkir liar dan kurangnya jemba-tan penyebrangan.

Daftar Pustaka

Creswell, J.W. (1998). Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. California: SAGE Publication, Inc.

Creswell, J.W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc.

Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Rubenstein, Harvey M. (1992). Pedestrian Malls,

Streetcapes, and Urban Spaces. John Wiiley and Sons: USA

Shirvani, Hamid. (1985). The Urban Design Process. New York. VNR Company.

Gambar

Diagram  1.  Grafik  Mozaik  asal  responden  dengan  seberapa sering melewati Jalan Asia Afrika
Diagram  2.  Histogram  Variabel  jalur  pejalan  kaki  yang nyaman menurut responden
Diagram  5.  Dendogram  hubungan  tingkat  kenyamanan dan alasan memilih tingkat kenyamanan

Referensi

Dokumen terkait

Jika informasi mengenai peraturan lainnya yang berlaku belum tersedia di bagian lain dalam lembaran data keselamatan bahan ini, maka hal ini akan dijelaskan dalam bagian ini.

Dalam proses penyimpanan surat Badan Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur menggunakan sistem subjek yaitu permasalahan sedangkan azas penyimpanan yang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Dampak Bantuan Program Penanggulangan Kemiskinan Terhadap Kehidupan Masyarakat Miskin di Kota Medan (Studi Implementasi Program

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai tingkat kecelakaan lalu lintas Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan judul

Strategi branding yang dilakukan pada kegiatan PKMS ini berupa penambahan variasi produk berupa permen karamel Gulo Puan (Puan Candy), pembuatan logo, pembuatan label

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kadar hormon tiroid bebas (fT4) pada kelompok suplementasi I+Fe, suplementasi I dan suplementasi Fe setelah intervensi,

Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran seseorang atau kelompok orang

Skripsi oleh Tri (2014) yang berasal dari Universitas Jember berjudul “Analisis Diksi dan Stilistika Genetis pada Lirik Lagu Ebiet G. Penelitian ini membahas tentang