RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI
A
RSITEKTUR TROPISJ
urusan Teknik Arsitektur( Skripsi dan Tugas Akhir Angkatan 58 )
H
al
.11
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
3.1 Latar Belakang Pemilihan Tema
Tema yang diusung dalam pengerjaan proyek Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini adalah “
Arsitektur Tropis “ yang ramah lingkungan. Beberapa alasan yang melatarbelakagi pemilihan tema
tersebut ialah :
Tema Arsitektur Tropis adalah suatu wawasan dalam bidang arsitektur yang mengolah atau mengatasi permasalahan iklim daerah setempat, dilihat dari lokasi perancangan
Resort Dengan Fasilitas Meditasi ini yang terletak di kawasan pinggir pantai dan secara
geografis terletak di bagian negara tropis, dirasa sangat dibutuhkan suatu wawasan arsitektur yang ramah lingkungan dan dapat mengatasi permasalahan iklim tropis.
Kenyamanan iklim dalam wawasan Arsitektur Tropis dilihat dari kualitas fisik ruang dalam yakni suhu ruang rendah, kelembapan relatif tidak terlalu tinggi, pencahayaan
alam cukup, pergerakan udara (angin) memadai, terhindar dari hujan, dan terhindar dari terik matahari. Unsur – unsur tersebut yang dibutuhkan wisatawan untuk
mendapatkan kenyamanan dalam sisi perancangan arsitektur Resort dengan Fasilitas
Meditasi.
Suasana dan kenyaman yang diharapkan dalam perancangan Resort Dengan Fasilitas
Meditasi ini kenyaman yang tidak hanya fasilitas maupun pelayanan, namun kenyaman
dari fungsi bangunan yang mengacu pada wawasan Asitektur Tropis.
3.2 Penjelasan Tema
3.2.1. Pengertian Arsitektur Tropis
Berdasarkan Tri Harso Karyono dalam “ mendefinisikan kembali arsitektur tropis di
indonesia, 2000“, Arsitektur Tropis diartikan sebagai karya arsitektur yang mengarah pada
pemecahan problematik iklim tropis antara lain tingkat curah hujan, radiasi sinar matahari,
suhu udara relatif tinggi, kelembaban yang tinggi, dan kecepatan angin yang rendah. Iklim
tropis dicirikan oleh beberapa karakterteristik, seperti : kelembaban udara yang tinggi ( dapat mencapai angka 90 % ), suhu udara relative tinggi ( 18° s/d 35° C ). faktor - faktor iklim tersebut berpengaruh sangat besar terhadap aspek kenyamanan fisik manusia, terutama aspek kenyamanan suhu.
H
al
.12
tropis, sub tropis, dingin dan lain-lain. Sedangkan cuaca merupakan perubahan kondisi udara
yang sifatnya setempat, dalam kurun waktu pendek, dan terjadi akibat bentang alam seperti pantai, gunung dan padang rumput.
Ada 3 pelaku yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
1. Iklim : Sinar matahari; Angin; Kelembaban; Curah hujan; Suhu udara. 2. Modifier : Pohon; Dinding; Screen
3. Manusia : Modifikasi terbatas: pakaian, makanan, aktivitas, kebiasaan
Dalam penguraiannya, definisi iklim terbagi dalam dua cabang pemgelompokan yakni Iklim mikro adalah faktor-faktor kondisi iklim setempat yang memberikan pengaruh langsung terhadap kenikmatan (fisik) dan kenyamanan (rasa) pemakai di sebuah ruang bangunan. Sedangkan Iklim makro adalah kondisi iklim pada suatu daerah tertentu yang meliputi area yang lebih besar dan mempengaruhi iklim mikro.
Iklim mikro dipengaruhi oleh faktor-faktor: Orientasi bangunan; Ventilasi (lubang-lubang pembukaan di dalam ruang untuk masuknya penghawaan); Sun shading (penghalang cahaya matahari); Pengendalian kelembaban udara; Penggunaan bahan-bahan bangunan; Bentuk dan ukuran ruang; Pengaturan vegetasi. Sedangkan, Iklim makro dipengaruhi oleh
faktor – faktor : Lintasan matahari; Posisi dan model geografis, yang mengakibatkan
pengaruh pada cahaya matahari dan pembayangan serta hal-hal lain pada kawasan tersebut, misalnya radiasi panas, pergerakan udara, curah hujan, kelembaban udara, dan temperatur udara.
Penggolongan daerah berdasarkan Iklim 1. Daerah Tropis Lembab
Daerah Tropis lembab adalah Iklim dengan panas yang berlebihan disertai dengan kelembaban relatif yang tinggi pula. Suhu udara rata-rata di atas 20o C dengan kelembaban
relatif sekitar 80-90 %. Adapun kareteristik Daerah Iklim Tropis Lembab, adalah : 8
Dahlanforum, “ Teori Arsitektur 2 “, 2008
RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI
A
RSITEKTUR TROPISJ
urusan Teknik Arsitektur( Skripsi dan Tugas Akhir Angkatan 58 )
H
al
.13
Curah hujan tinggi; Kelembaban tinggi; Temperatur udara panas tinngi; Angin (aliran
udara) sedikit; Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun); Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air), sehingga air tidak mudah menguap.
2. Daerah Tropis Kering
Daerah Tropis Kering adalah
Iklim dengan panas yang berlebihan, udara kering,
suhu udara rata-rata 25
oC – 45
oC terpanas dan 10
oC terdingin disertai dengan
kelembaban relatif yang sangat rendah.
3.2.2. Tinjauan Arsitektur Tropis
3.2.2.1. Tingkat Kenyaman Terhadap Manusia
Tingkat kenyamanan yang ingin dicapai guna untuk menyeimbangkan antara iklim dan arsitektur, dilakukan dengan memanfaatkan unsur-unsur iklim yang ada seperti angin, suhu udara, dan cahaya matahari, sehingga akhirnya manusia dapat memperoleh kenyamanan yang diharapkan. Kenyamanan dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu:
1. Kenyamanan Thermal : Kenyamanan Thermal adalah Kenyamanan yang
terkait dengan faktor eksterior bangunan; interior; dan selubung bangunan.
2. Kenyamanan Visual : Kenyamanan Visual adalah kenyaman yang terkait
dengan faktor pencahayaan, sehingga intensitas pada masing – masing ruang dapat terpenuhi sesuai fungsinya.
3. Kenyamanan Audial : Kenyamanan Audial adalah kenyaman yang terkait
dengan faktor kebisingan dari lingkungan sekitar, baik itu dari dalam maupun luar ruangan yang terkait pada kebutuhan bidang – bidang peredam sebagai element pembentuk ruang.
Berikut penjabaran yang terkait dengan kenyaman thermal :
Eksterior bangunan : Gubahan massa dipengaruhi oleh : bentuk bangunan; jarak bangunan; ketinggian bangunan; kondisi bangunan sekitarnya; vegetasi ( penutup tanah, tumbuhan ); bentang alam ( sungai; danau; gunung;
mengendalikan angin dan kelembabaan.
udara yang masuk adalah udara yang menimbulkan dan meningkatkan kelembabaan udara dalam
Interior bangunan
perambatan panas pada bangunan. Bangunan dengan bentuk menghantarkan radiasi yang
miring. Hal ini disebabkan karena pada bangunan dengan atap datar, panas yang diradiasikan ke dalam bangunan jatuhnya tegak lur
ruang dalam.
Sedangkan pada bangunan dengan atap miring, panas yang masuk terlebih dahulu masuk ke dalam ruang atap, ditahan dulu oleh udara (mengalami konveksi), sehi
Gambar
Gambar
mengendalikan angin dan kelembabaan. Pada bangunan satu hingga dua lantai
udara yang masuk adalah udara yang menimbulkan dan meningkatkan kelembabaan udara dalam ruangan. ( gambar 3.1 )
Interior bangunan : Bentuk bangunan, seperti bentuk atap, dapat mempengaruhi
perambatan panas pada bangunan. Bangunan dengan bentuk
menghantarkan radiasi yang lebih besar daripada bangunan dengan bentuk atap miring. Hal ini disebabkan karena pada bangunan dengan atap datar, panas yang diradiasikan ke dalam bangunan jatuhnya tegak lurus dan langsung masuk ke ruang dalam.
Sedangkan pada bangunan dengan atap miring, panas yang masuk terlebih dahulu masuk ke dalam ruang atap, ditahan dulu oleh udara (mengalami konveksi), sehingga panas yang masuk ke ruang dalam lebih kecil.
Gambar 3.1 jarak yang mempengaruhi kenyaman thermal
Gambar 3.2 aliran udara berdasarkan jenis atap
H
al
.14
Pada bangunan satu hingga dua lantai udara yang masuk adalah udara yang menimbulkan dan meningkatkan
Bentuk bangunan, seperti bentuk atap, dapat mempengaruhi perambatan panas pada bangunan. Bangunan dengan bentuk atap datar akan daripada bangunan dengan bentuk atap miring. Hal ini disebabkan karena pada bangunan dengan atap datar, panas yang us dan langsung masuk ke
Sedangkan pada bangunan dengan atap miring, panas yang masuk terlebih dahulu masuk ke dalam ruang atap, ditahan dulu oleh udara (mengalami lebih kecil.( gambar 3.2 ) jarak yang mempengaruhi kenyaman thermal
RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI
A
RSITEKTUR TROPISJ
urusan Teknik Arsitektur( Skripsi dan Tugas Akhir Angkatan 58 )
H
al
.15
Selubung bangunan : pada aspek ini pandangan lebih kepada bangunan kecil, kenyamanan thermal dapat dicapai dengan : dinding lebih tipis ( volume dinding
berkurang ); menggunakan material dinding dengan kapasitas panas kecil; menggunakan material dindng dengan konduktivitas ( kemampuan menyalurkan panas ) besar. Pilihan bahan dapat berupa : Bambu atau kayu, karena bersifat
insulasi, yaitu kapasitas panas kecil dan konduktivitas panas kecil; Hindari bahan
logam, karena bersifat konduktor, yaitu kapasitas panas besar dan konduktivitas
panas juga besar.
3.2.2.2. Pengaruh Iklim terhadap kenyamanan manusia
1. Pengaruh suhu udara yang tinggi : Bila suhu lingkungan jauh lebih tinggi
di atas suhu tubuh, maka tubuh akan berkeringat, jika terus menerus akan menyebabkan rasa haus.
2. Pengaruh suhu terlalu rendah : timbulnya rasa dingin dengan cepat. 3. Kelembaban : Sebaiknya kelembaban berada pada daerah 30% – 70%.
Kelembaban baik adalah tidak lebih 60% dan tidak lebih rendah dari 20% dan perubahan tidak melebihi 20% per jam.
Gambar 3.3 aliran udara banguan
H
al
.16
keringat, sehingga kulit akan terasa lebih dingin.
3.2.2.3. Bahan material bangunan
Bahan material bangunan yang digunakan yakni bahan menimbulkan kesan natural dan alami pada bangunan selain itu bahan yang digunakan ialah bahan – bahan memiliki kadar kimia rendah, dapat dipergunakan guna respon iklim sekitar.
3.2.3. Studi banding tema
Indo bali gazebo
Indo Bali Gazebo telah mengembangkan sistem bangunan tropis. Sebuah sistem yang terdiri dari komponen-komponen yang dibuat secara masal yang mudah merakitnya, serta sebuah gaya tropis yang dibuat dari kayu keras tropis yang tahan rayap hingga 95% tanpa perlu menggunakan bahan beracun kimiawi. Dengan menggabungkannya dengan bahan-bahan pendukung yang sesuai, seperti atap sirap kayu besi; anyaman bambu, atap logam bergelombang (corrugated metal), karpet rotan, dan atap alang-alang, dapat menciptakan nuansa tropis itu. Untuk contoh material yang digunakan adalah kayu bangkirai, umur dari kayu bangkirai ini dapat mencapai 30 tahun.
RESORT DENGAN FASILITAS MEDITASI
A
RSITEKTUR TROPISJ
urusan Teknik Arsitektur( Skripsi dan Tugas Akhir Angkatan 58 )
H
al
.17
Casa tropical beach
arsitek mengeksplorasi unsur-unsur sekitarnya seperti matahari, bayangan, air, pohon, dan pohon-pohon kelapa menjadi pelengkap yang sempurna.
Selasar lantai dua dan tiga yang terlihat dari taman dibawah berfungsi sebagai peredam sinar matahari yang jatuh dengan pemanfaatan lebar selasar. Penempatan kisi – kisi membentuk suatu bayangan yang jatuh keruang bawah. Panjang atap yang difungsikan sebagai penghalang radiasi matahari, sementara kisi – kisi untuk menjaganya agar tetap sejuk dibagian selatan, menghindari kebutuhan AC.