• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Zaman mengalami perubahan dan perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan demi kemajuan telah dialami oleh manusia, dan kemajuan-kemajuan baik yang bersifat keilmuan maupun kebudayaan tersebut telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Di tengah-tengah kemajuan tersebut, iklim kompetisi (persaingan) baik yang bersifat pribadi hingga kolektif menjadi konsekuensi logis dari keinginan untuk maju dari pribadi-pribadi maupun dari kelompok-kelompok yang ada di masyarakat.Persaingan yang terjadi ditunjukkan dengan banyaknya perusahaan yang muncul, berkembangan, dan aktif dalam lingkungan sehari-hari. Persaingan yang sehat merupakan hal positif bagi setiap perusahaan. Namun tidak selamanya persaingan sehat yang berjalan, sebab kadangkala muncul persaingan yang tidak sehat pula. Hal ini menjelaskan bahwa betapa ketatnya persaingan di dunia usaha.

Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh faktor-faktor pendukung seperti sumber daya manusia, karyawan atau tenaga kerja, sarana dan prasarana yang mendukung. Sehebat apapun faktor pendukung yang dimiliki suatu perusahaan, tanpa adanya sumber daya yang memadai makan perusahaan akan sulit untuk mencapai visi dan misi perusahaan. Kualitas sumber daya manusia atau karyawan dapat diukur dari kinerja karyawan tersebut dan produktivitasnya.Perusahaan selalu berusaha untuk terus meningkatkan produktivitas karyawannya agar dapat bertahan, berkembang, serta mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.

Produktivitas karyawan dapat ditentukan oleh budaya yang dimiliki perusahaannya (corporate culture). Keberhasilan dalam mengelola perusahaan saat ini tidak hanya terpaku dalam keberhasilan prinsip manajemen seperti dalam melakukan planning, organizing, leading, controlling, tetapi masih ada faktor lain yang dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya. Faktor lain itu seperti budaya perusahaan yang dapat membantu penerapan manajemen dengan baik.

(2)

Budaya perusahaan secara langsung dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Kesadaran pemimpin perusahaan akan pentingnya budaya perusahaan dapat memberikan semangat yang kuat untuk mempertahankan, memelihara, dan mengembangkan budaya perusahaan untuk mendorong kemajuan perusahaan tersebut. Budaya perusahaan yang kuat akan menciptakan rasa tanggung jawab yang besar dalam diri karyawan dan dapat memberikan motivasi kepada karyawan untuk terus menampilkan kinerja yang memuaskan sehingga bisa meningkatkan produktivitas kerjanya.

Pemilihan PT. Surya Toto Indonesia Tbk, dilakukan karena budaya perusahaan yang menerapkan budaya dari Negara Jepang. PT. Surya Toto Indonesia Tbk mengawali usahanya sebagai CV Surya, yang bergerak di bidang penjualan material bangunan, terutama produk saniter.Pada tahun 1968, perusahaan ini kemudian menjadi agen penjualan resmi TOTO Ltd, Jepang, sebuah merek produk Saniter yang ternama di dunia. Perusahaan mencapai tonggak sejarah penting saat menjalin usaha bersama ( joint venture) dengan TOTO Ltd, Jepang pada bulan Juli 1977. CV Surya, kemudian berganti nama menjadi PT. Surya Toto Indonesia (STI).

Pemasaran Lokal seluruh hasil produksi PT. Surya Toto Indonesia Tbk dipercayakan pemasarannya kepada PT. Surya Pertiwi, sebuah Perseroan swasta nasional yang telah mempunyai pengalaman pemasaran barang-barang Saniter lebih dari 40 tahun lamanya.Untuk pemasaran Luar negeri, pemasaran dilakukan melalui 11 agen di luar negeri dengan mengekspor barang Saniter, Fitting, serta produk peralatan System Dapur.

Saat ini pemasaran perusahaan sudah sampai ke lebih dari 30 negara tujuan utama di Asia, Eropa, Amerika, Timur Tengah, serta lainnya. Negara tujuan ekspor yang selama ini dipasok adalah Malaysia, Amerika Serikat, Barbados, Jepang, Korea, Hongkong, China, Taiwan, Brunei, Singapura, Kuwait, Uni Emirat Arab, Inggris, Perancis, dan masih akan terus dikembangkan lagi pemasarannya ke beberapa negara. Untuk saat ini PT. Surya Toto Indonesia Tbk menguasai pasar Indonesia untuk produk fitting dan juga satu-satunya Negara yang melakukan ekspor produk fitting di Negara ASEAN. Mengenai persaingan usaha di pasar domestik, untuk saat ini belum ada Perusahaan yang memproduksi dan menjual barang-barang Saniter, Fitting, dan Peralatan Sistem Dapur secara bersamaan.

(3)

Proses produksi mulai dilakukan sejak perusahaan berdiri pada tahun 1917, Toto Ltd di Jepang telah memiliki pengalaman dan teknologi yang luar biasa dan Perusahaan mendapatkan akses akan teknologi tersebut mulai dari pemilihan bahan baku sampai dengan teknologi produksi, sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas tinggi serta tidak membahayakan pada kesehatan manusia. Selain itu, Perusahaan hanya memproduksi produk-produk yang berkualitas guna memperoleh kepuasan para konsumen.

Berikut ini adalah kapasitas produksi fitting perusahaan selama tahun 2014, 2013, 2012:

Table 1.1 Kapasitas Produksi Produk 2014 2013 2012 Fitting (set) 523.270 492.836 443.654

Sumber : PT. Surya Toto Indonesia Tbk, 2014

Seiring dengan peningkatan taraf hidup masyarakat, dimana saat ini banyak dari masyarakat yang ingin memiliki tempat tinggal yang layak, maka perusahaan yakin bahwa perusahaan memiliki prospek bisnis yang baik untuk kedepannya. Terlebih lagi dengan mulai munculnya kesadaran masyarakat akan sanitasi yang baik dan cara hidup yang lebih higienis akan memberikan dampak kepada peningkatan penjualan produk perusahaan.

Perusahaan melakukan riset pasar untuk mencermati produk-produk yang diminati oleh pelanggan. Perusahaan terus berinovasi, melakukan penelitian dan pengembangan untuk menciptakan produk yang berkualitas dengan biaya rendah. Saat ini perusahaan sudah memiliki hampir semua fasilitas produksi dan penunjangnya. Perusahaan juga melakukan modifikasi atas mesin-mesin yang ada sehingga dapat meningkatkan efisiensi produksi.

Dalam melakukan proses produksi, komponen biaya terbesar terhadap produk perusahaan berasal dari bahan baku dan bahan pembantu, upah, biaya operasional pabrik, dan energi. Untuk produksi yang kualitasnya tidak sesuai akan dihancurkan dan dibuang. Oleh sebab itu proses pemilihan bahan baku serta bahan pembantu yang berkualitas menjadi salah satu kunci keberhasilan produksi.

(4)

Penjualan perusahaan selama tahun 2014 mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan membaiknya situasi perekonomian di Indonesia dan juga meningkatnya perminatan di sector property. Adapun rincian penjualan selama tahun 2014 adalah sebagai berikut:

• Penjualan Lokal sebesar Rp 1.561.852 juta, meningkat sebesar 16% dibandingkan tahun 2013

• Penjualan Ekspor sebesar Rp 491.779 juta, meningkat sebesar 35% dibandingkan tahun 2013 Table 1.2 Penjualan Tujuan 2014 2013 Juta (Rp) % Juta (Rp) % Ekspor 363,152 21% 491,778 24% Lokal 1,348,155 79% 1,561,852 76% Sumber : PT Surya Toto Indonesia Tbk, 2014

Berikut adalah table penjualan Fitting PT. Surya Toto Indonesia Tbk selama 5 tahun terakhir:

Table 1.3 Penjualan Domestik

Penjualan Domestic 2014 2013 2012 2011 2010 Fitting Rp billion 887 740 681 594 460

(5)

Gambar 1.1 Grafik Penjualan Domestik Sumber: PT Surya Toto Indonesia Tbk, 2014

Table 1.4 Penjualan Ekspor

Penjualan Ekspor 2014 2013 2012 2011 2010 Fitting Rp billion 259 188 161 198 190

Sumber : PT Surya Toto Indonesia Tbk, 2014

Gambar 1.2 Grafik Penjualan Ekspor Sumber: PT Surya Toto Indonesia Tbk, 2014

Penjualan PT. Surya Toto Indonesia Tbk pada tahun 2014 berdasarkan segmentasi produk terdiri dari penjualan Saniter Rp 868.061 juta, meningkat 16% dibandingkan tahun 2013, penjualan Fitting Rp 1.145.899 juta, meningkat 23% dibandingkan tahun 2013, penjualan Peralatan System Dapur

(6)

Rp 30.804 juta, meningkat 16% dibandingkan tahun 2013, dan penjualan Peralatan Elektronik dan Aksesoris Rp 8.866 juta, meningkat 35% dibandingkan tahun 2013. Margin kotor penjualan Saniter 22%, margin kotor penjualan Fitting 31%, margin kotor penjualan Elektronik dan aksesoris 31%, sementara penjualan Peralatan System dapur mengalami kerugian dengan margin negative 62% karena belum tercapainya kapasitas penuh.(PT. Surya Toto Indonesia Tbk, 2015)

Banyak orang berpendapat bahwa semakin besar produksi yang dihasilkan maka semakin besar juga tingkat produktivitasnya. Para pakar pada umumnya setuju bahwa produktivitas ialah output per input, atau output dibagi input. Produktivitas tidaklah berdiri sendiri melainkan adanya hubungan dengan berbagi variable, dan pembicaraan tentang produktivitas sering dikaitkan dengan etos kerja, budaya perusahaan, kemakmuran, motivasi, dan sebagainya. (Sutrisno, 2011)

Budaya perusahaan menjadi salah satu peluang untuk membangun Sumber Daya Manusia menjadi lebih baik melalui aspek perubahan sikap dan perilaku yang mampu menyesuaikan diri terhadap tantangan yang sedang dihadapi maupun yang akan datang. Negara Jepang merupakan salah satu Negara dengan perusahaan multinasional terbanyak yang ada di Indonesia. Pada tahun 2006 jumlah Perusahaan Jepang tercatat 783 perusahaan.Pada tahun 2014 jumlah perusahaan Jepang yang ada di Indonesia mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Negara Jepang dikenal memiliki nilai-nilai, filosofi, dan semangat yang kuat yang dapat ditularkan ke seluruh dunia salah satunya melalui budaya perusahaan pada perusahaan multinasional yang tersebar di dunia.(Noviantoro, 2014)

Kehadiran Perusahaan Multinasional dari Jepang di Indonesia memberikan dampak positif dengan memberikan contoh kebiasaan rakyat Jepang.Kebiasaan rakyat Jepang ini dikenal dengan budaya Kaizen.Kaizen adalah istilah bahasa Jepang terhadap konsep continous incremental improvement. Kai berarti perubahan dan Zen berarti baik.Jadi, Kaizen berarti penyempurnaan yang berkesinambungan yang melibatkan semua orang dalam segala hal. Dalam budaya Kaizen, semua cara hidup baik dalam halpekerjaan ataupun kehidupan sosial atau bahkan kehidupan pribadi perlu disempurnakan setiap saat.

(7)

Budaya Kaizen mempunyai beberapa point penting dalam penerapannya, diantaranya; Konsep 3M (Muda, Mura, dan Muri), Budaya 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke), Konsep PDCA, dan Konsep 5W+1H. Penerapan tersebut dijadikan filosofi dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang dan merupakan nilai yang kuat serta terus dipertahankan dalam kehidupan mereka dan juga dipertahankan dalam budaya perusahaan.

PT. Surya Toto Indonesia Tbk menerapkan gerakan 5S sebagai budaya kerja organisasi. Budaya 5S dalam Bahasa Indonesia berarti Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin (5R). Namun terdapat beberapa permasalahan dalam penerapan Budaya 5S di perusahaan, seperti kurangnya konsistensi karyawan dalam menjaga kerapihan area kerja dan masih banyaknya karyawan yang tidak meletakan kembali barang-barang yang digunakan ke tempat semula atau meletakan barang di bukan tempatnya. Hal ini menyebabkan area tempat kerja yang kurang efisien dan timbulnya pemborosan waktu untuk mengambil barang yang berada tidak pada tempatnya, sehingga menurunnya produktivitas dalam bekerja.

Selain menerapkan budaya 5S, PT. Surya Toto Indonesia Tbk menerapkan Sistem Menejement Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3/K3) supaya lebih efisien dan lebih produktifitas dalam bekerja. Motto K3 ialah mengutamakan K3 di setiap aktivitas kerja. Penerapan K3 merupakan salah satu wujud nyata dukungan Perusahaan dalam meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja setiap karyawan.

Penerapan Sistem Menejemen K3 di perusahaan dilakukan untuk melindungi karyawan dari terjadinya kecelakaan kerja atau hal-hal yang tidak diinginkan lainnya. Namun dalam melakukan penerapan ini masih terdapat beberapa permasalahan yang menyebabkan menurunnya produktivitas dalam perusahaan.

Kecelakaan kerja berhubungan dengan hubungan kerja di perusahaan. Hubungan kerja dimaksudkan adalah kecelakaan kerja yang terjadi dikarenakan oleh pekerja atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Ada banyak faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat menimbulkan kecelakaan bagi pekerja, antara lain mesin, peralatan yang digunakan, bahan dan cara pengolahan, keadaan tempat kerja, dan lingkungan serta cara melakukan pekerjaan tersebut.

(8)

Kecelakaan kerja sering terjadi pada saat berlangsungnya proses produksi. Banyaknya terjadi kecelakaan dalam bekerja karena karyawan yang tidak mematuhi aturan-aturan yang dibuat perusahaan, seperti karyawan yang terkena percikan serbuk saat melakukan gurinda atau pemotongan barang produksi dikarenakan tidak menggunakan kaca mata pelindung. Selain itu banyak karyawan yang tidak menggunakan sarung tangan saat akan memegang barang panas sehingga melukai tangannya. Dan masih banyak permasalahan yang terjadi karena kurangnya konsistensi karyawan dalam melaksanakan penerapan K3 di perusahaan yang dapat menurunkan produktivitas perusahaan.

Perusahaan telah menetapkan angka kecelakaan yang terjadi disetiap pabrik yaitu satu kecelakaan kerja yang terjadi. Perusahaan juga mengharapkan sekali tidak terjadinya kecelakaan kerja di bagian manapun di dalam pabrik (zero accident), karena kecelakaan yang terjadi dapat menyebabkan waktu kerja hilang sehingga produktivitas menurun.

Selain itu faktor yang penting dalam menjaga produktivitas perusahaan selain penerapan budaya Kaizen dan K3 adalah dengan mengadopsi standar ISO untuk kebutuhan perusahaan, ISO saat ini telah menjadi standar sistem mutu yang paling diakui oleh dunia internasional.Perusahaan yang telah menerapkan ISO maka kredibilitas dan imagenya semakin meningkat. Berbagai kalangan kemudian mempromosikan pentingnya sertifikasi ISO dengan menekankan mengenai manfaat yang dapat diperoleh.

Perusahaan yang menerapkan ISO 9001:2008 memperoleh manfaat eksternal berupa pengakuan dari masyarakat (konsumen), reputasi perusahaan, dan peningkatan permintaan konsumen/ pangsa pasar di samping itu, perusahaan yang menerapkan ISO juga memperoleh manfaat internal berupa peningkatan kesadaran mutu karyawan, peningkatan efisiensi operasi, dan pengurangan biaya (akibat produk gagal).(Annual Report PT. Surya Toto Indonesia Tbk, 2014)

Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 merupakan model untuk menjamin mutu, desain, pengembangan, produksi, pemasangan dan pelayanan. Dengan menerapkan system manajemen mutu ISO 9001:2008 maka perusahaan diharapkan dapat meningkatkan produktivitasnnya melalui peminimalisiran fakto-faktor yang dapat mengganggu proses produksi.

(9)

Penerapan ISO 9001:2008 dalam perusahaan dapat dilakukan dengan cara rutin melakukan pengecekan terhadap barang-barang yang diproduksi yang terdapat dalam catatan mutu produk. Namun masih banyak permasalahan yang menjadi kendala karena karyawan yang tidak mencatat atau lupa memberikan tanda checklist pada form pemeriksaan produk hasil produksi. Hal tersebut dapat menurunkan produktivitas perusahaan karena harus melakukan pengecekan ulang pada barnag-barang produksi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan diatas mengenai beberapa penerapan dilakukan PT. Surya Toto Indonesia Tbk yang dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan, ada beberapa rumusan masalah untuk mengkaji lebih dalam dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana pengaruh budaya 5S terhadap produktivitas PT. Surya Toto Indonesia Tbk ?

2. Bagaimana pengaruh Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3)terhadap produktivitas PT. Surya Toto Indonesia Tbk ?

3. Bagaimana pengaruh ISO 9001:2008 terhadap produktivitas PT. Surya Toto Indonesia Tbk ?

4. Bagaimana pengaruh budaya 5S, Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3), dan ISO 9001:2008 terhadap produktivitas PT. Surya Toto Indonesia ? 1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disampaikan diatas, penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh budaya 5Sterhadap produktivitas PT. Surya Toto Indonesia Tbk

2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) terhadap produktivitas PT. Surya Toto Indonesia Tbk

3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh ISO 9001:2008terhadap produktivitas PT. Surya Toto Indonesia Tbk

4. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh budaya 5S, Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3), dan ISO 9001:2008 terhadap produktivitas PT. Surya Toto Indonesia Tbk

(10)

1.4 Ruang Lingkup

Penelitian ini akan dilakukan di PT. Surya Toto Indonesia Tbk yang memproduksi fitting di Gading Serpong.

Untuk memfokuskan pada tujuan penelitian maka peneliti membatasi ruang lingkup skripsi ini. Adapun yang menjadi ruang lingkup adalah:

1. Penerapan Budaya 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu dan Shitsuke) untuk meningkatkan produktivitas perusahaan

2. Penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) untuk meningkatkan produktivitas perusahaan

3. Standarisasi ISO 9001:2008 (kompetensi, pelatihan, kepedulian, infrastruktur dan lingkungan kerja) untuk meningkatkan produktivitas perusahaan

1.5 Manfaat Penelitian

• Bagi Perusahaan, dengan melakukan penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengetahui apakah penerapan budaya perusahaan yang selama ini dilakukan berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan, dan apakah ada para karyawan dapat menerima penerapan-penerapan yang dilakukan persudahaan demi meningkatkan produktivitas perusahaan. Hasil dari penelitian ini bisa perusahaan gunakan untuk mengevaluasi penerapan apa saja yang bisa dan tidak bisa diterima oleh karyawan. • Bagi Penulis, dengan melakukan penelitian ini, penulis berharap

mendapatkan pengetahuan dan wawasan tentang budaya perusahaan dan penerapan apa saja yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi dan meningkatkan produktivitas dari perusahaan tersebut. • Bagi Akademis, dengan hasil penelitian ini penulis berharap para

pembaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai penerapan yang dapat dilakukan perusahaan demi mencapai tujuan perusahaan terutama bagaimana meningkatkan produktivitas perusahaan, dan bagaimana penerapan-penerapan tersebut bisa mempengaruhi produktivitas perusahaan.

(11)

1.6 State of the Art

Table 1.5 State of Art

No. Penulis (th), Judul, Nama Jurnal

Metode Hasil Penelitian Adaptasi

1 P. Katsuro; C. T. Gadsirayi; Taruwona M(2010), “Impact of occupational health and safety on worker productivity: A case of Zimbabwe food industry”, African Journal of Business Management Vol.4(13) Penelitian Deskriptif, Teknik pengumpulan data menggunakan Wawancara, Observasi, Kuesioner, dan studi kepustakaan Penelitian ini menemukan bahwa masalah K3 terkait pengaruh negatif kapasitas produktif pekerja di industri makanan menghasilkan output pekerja berkurang . Pekerja mengembangkan sikap negatif dan moral rendah terhadap pekerjaan . Insiden tinggi kecelakaan kerja juga terjadi . penelitian ini merekomendasika n bahwa pabrik industri makanan harus meng-upgrade K3 mereka melalui Teori pengaruh K3 terhadap produktivitas

(12)

No. Penulis (th), Judul, Nama Jurnal

Metode Hasil Penelitian Adaptasi

program pelatihan dan menggunakan peralatan up- to-date .

2 Supriyanto, Agus (2014), “Pengaruh Sikap Kerja 5S ( Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, Shitsuke) terhadap

Produktivitas”, Riset Manajemen & Akuntansi Volume 5 Nomor 9 Edisi Maret 2014 : 23-31 Metode Analisis Regresi Linear Sederhana, Kuesioner Hasil penelitian ini mengemukakan bahwa sikap kerja 5S berpengaruh positif dan signifikan pada produktivitas kerja, dapat diartikan bahwa jika karyawan dapat menerapkan sikap kerja 5S, maka akan berdampak pada peningkatan produktivitas di tempat kerja. -Teori metode 5S 3 Evangelos L. Psomas; Angelos Pantouvakis; Dimitrios P. Kafetzopoulos (2012),“The impact of ISO 9001effectiveness on the performanceof Kuesioner, Analisis Regresi Linear Berganda Mengidentifikasi dan mengukur efektivitas ISO 9001 sebagai pencapaian tujuan standard an menentukan dampaknya terhadap kinerja -Teknik pengumpulan data

(13)

No. Penulis (th), Judul, Nama Jurnal

Metode Hasil Penelitian Adaptasi

service companies” perusahaan jasa

yang berkaitan dengan kualitas produk/jasa, serta operasional dan keuangan. 4 Muhammad Fahmi, Andi Tri Haryono, Aziz Fathoni (2015),“THE EFFECT OF CULTURE KAIZEN AND COMPENSATION OF EMPLOYEES WITH THE SPIRIT OF ORGANIZATION COMMITMENT ASAN INTERVENING VARIABLE CASE STUDY OF EMPLOYEES PT . SMARTFREN TELECOM Tbk. SEMARANG”, Journal of Management. ISSN : 2442-4064 Analisis Regresi Berganda dengan Two Stage Least Square (2SLS) dan uji Goodness of Fit secara parsial dan simultan. Metode Kuantitatif Berdasarkan hasil Analisis Regresi Berganda dengan Two Stage Least Square diketahui bahwa variable budaya kaizen memberikan pengaruh terbesar terhadap komitmen organisasi dan pengujian Goodness of Fit secara parsial menunjukan variable budaya kaizen dan kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi. -Teori Budaya KAIZEN -Teknik analisis data

(14)

No. Penulis (th), Judul, Nama Jurnal

Metode Hasil Penelitian Adaptasi

5 Osha Silvia Anggraeini (2014), “Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Disiplin Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan Bagian ProduksiPT. Pura Barutama Unit Paper Mill Kudus”,

Jurnal Ilmu Administrasi Bisnis Metode Analisis Regresi Linear Sederhana dan Berganda, uji Validitas dan Reliabilitas Hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa perusahaan harus mampu meningkatkan produktivitas kerja karyawan dengan memberikan K3 yang baik kepada karyawan dan mempertahankan disiplin karyawan - Teori K3 - Hipotesis Sumber : Penulis, 2015

Gambar

Table 1.3 Penjualan Domestik
Gambar 1.1 Grafik Penjualan Domestik Sumber: PT Surya Toto Indonesia Tbk, 2014
Table 1.5 State of Art  No.  Penulis (th), Judul,

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya dengan pengetahuan komunikasi terapeutik perawat, kemampuan perawat yang sebagian besar pada kategori cukup baik tersebut kemungkinan karena adanya

Penelitian yang dilakukan di TK AndiniSukarame Bandar Lampung betujuan meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal konsep bilangan melalui media gambar pada usia

Ketersediaan informasi lokasi rumah sakit, fasilitas dan layanan yang tersedia di rumah sakit dan tempat kejadian dapat tersedia secara jelas dan terkini sehingga penentuan

Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji syukur dan sembah sujud, penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah, dan kasih sayang-Nya sehingga penyusun

H1: (1) Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan yang diberi insentif dengan karyawan yang tidak diberi insentif (2) Terdapat perbedaan

7.4.4 Kepala LPPM menentukan tindakan perbaikan yang harus dilakukan pada periode Pelaporan Hasil Pengabdian kepada masyarakat berikutnya.. Bidang Pengabdian kepada masyarakat

Ketika orang-orang dari budaya yang berbeda mencoba untuk berkomunikasi, upaya terbaik mereka dapat digagalkan oleh kesalahpahaman dan konflik bahkan

Dengan cara yang sama untuk menghitung luas Δ ABC bila panjang dua sisi dan besar salah satu sudut yang diapit kedua sisi tersebut diketahui akan diperoleh rumus-rumus