• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI BENTUK. Bahasa Rupa Modul 13. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI BENTUK. Bahasa Rupa Modul 13. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Modul ke: Fakultas Program Studi

PERSEPSI BENTUK

Bahasa Rupa

Modul 13

Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Desain dan Seni Kreatif Desain Produk

(2)

Modul ke: Fakultas Program Studi

PERSEPSI BENTUK

Bahasa Rupa

Modul 13

Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Desain dan Seni Kreatif Desain Produk

(3)

Modul ke: Fakultas Program Studi

PERSEPSI BENTUK

Bahasa Rupa

Modul 13

Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Desain dan Seni Kreatif Desain Produk

(4)

Modul ke: Fakultas Program Studi

PERSEPSI BENTUK

Bahasa Rupa

Modul 13

Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Desain dan Seni Kreatif Desain Produk www.mercubuana.ac.id

(5)

Modul ke: Fakultas Program Studi

PERSEPSI BENTUK

Bahasa Rupa

Modul 13

Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Desain dan Seni Kreatif Desain Produk

(6)

Bahasa Rupa

Abstract

Bahasa Rupa merupakan suatu bahasa yang

sudah ada sejak manusia mengenal gambar.

Bahasa rupa dapat dilihat dalam bentuk

lukisan gua. Oleh karena itu bahasa rupa

merupakan salah satu bentuk komunikasi yang

digunakan oleh manusia.

(7)

Bahasa Rupa

Kompetensi

Mahasiswa

mengetahui

pengertian

dan

(8)

Bahasa Rupa

A. Pendahuluan B. Bahasa Rupa

1. Ruang Waktu Datar

2. Naturalist, Perspektive, Momentopname (NPM) C. Fungsi Bahasa Rupa

(9)

Bahasa Rupa

A. Pendahuluan

Apa yang dimaksud dengan Bahasa Rupa ? jika mengacu kepada pernyataan Primadi Tabrani (2005) yang secara sederhana menyebut Bahasa Rupa sebagai “gambar yang bercerita”. “gambar” yang dimaksud oleh beliau adalah tidak hanya lukisan tetapi segala karya visual manusia seperti patung, lukisan, atau ornamen dalam benda yang ada di sekitar kehidupan manusia.

(10)

Bahasa Rupa

A. Pendahulun

Sampai saat ini, belum diketahui kapan manusia mulai mengenal gambar. Namun dalam kehidupannya manusia sudah menggunakan gambar sebagai salah satu alat komunikasi untuk dapat berhubungan dengan lingkungannya. Oleh karena itu, manusia sudah mengenal visual atau gambar sejak manusia berada di dunia. Salah satu karya yang ditemukan dalam karya atau artifak masa lalu adalah ungkapan bahasa rupa yang dibuat oleh manusia purba.

(11)

Bahasa Rupa

A. Pendahuluan

Bahasa rupa yang dibuat oleh manusia purba dapat dilihat dari adanya ungkapan oleh manusia itu sendiri yang menggambarkan aktivitas, dan kondisi lingkungannya. Tidak sedikit bukti yang telah ditemukan, hal ini dapat dilihat dari adanya gambar, guratan batu yang ada di dinding gua. Selain itu seiring berkembangnya kehidupan manusia dan alat bahasa rupa juga dapat dilihat dari gambar pada dinding piramid. Atau dinding candi Borobudur dalam reliefnya.

(12)

Bahasa Rupa

A. Pendahuluan

Dengan demikian, manusia pada zaman dahulu sebenarnya telah mampu mengkomunikasikan tanda rupa yang dapat membantu manusia zaman sekarang dalam mempelajari kehidupan mereka. Selain itu dapat juga disimpulkan bahwa zaman dahulu “terdapat manusia yang telah memiliki ketrampilan dalam menggambar”. Entah sekelompok manusia atau secara individu.

Selain itu dapat juga disimpulkan, manusia zaman dahulu sudah mampu mengekspresikan apa yang dilihat, dirasakan atau dibayangkan.

(13)

Bahasa Rupa

A. Pendahuluan

• Dari data yang didapat, pada dasarnya bahasa rupa sama dengan bahasa kata. Dalam ‘bahasa kata’ terdapat kata dan tata bahasa, sedangkan pada ‘bahasa rupa’ terdapat” imaji” dan tata ungkapan. Istilah imaji memiliki makna yang luas, mencakup imaji kasat mata dan imaji khayalan. Namun tidakberbeda dari pengertian yang ada, Agus Sachari (2005).menulis bahwa bahasa rupa adalah suatu sistem tanda yang berupa visual, baik berupa kumpulan tanda atau tanda tunggal yang merupakan tanda komunikasi simbolik atau komunikasi rupa”(Jacobson).

• Dengan adanya pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahasa rupa merupakan bahasa yang sudah ada sejak dahulu namun baru dapat dikembangkan saat ini. Disaat manusia sudah mulai mengalami perkembangan cara berpikir.

(14)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

Disadari atau tidak, dalam kehidupan masyarakat masa kini terdapat bermacam – macam bahasa rupa atau jenis tanda rupa. Dari awal dimulainya kehidupan, aktivitas, “bahkan di tempat umum sampai ke tempat yang bersifat khusus terdapat tanda rupa”. Di dalam suatu tanda rupa, terdapat unsur yang menjadi ungkapan bahasa yang secara tersirat. Seperti adanya tanda panah pada jalan raya, yang secara langsung dapat dimengerti sebagai penunjuk arah. Atau adanya tanda yang berupa larangan serta sampai kepada area yang membatasi seperti adanya tanda untuk membedakan toilet pria dan wanita.

(15)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

Unsur yang terdapat pada tanda tersebut dapat juga dinilai sebagai bahasa rupa.selain dari adanya artefak yang terdapat pada candi. Bahsa rupa tersebut dapat dikatakan mengalami penyederhanaan. Karena jika dibandingkan dengan relief candi maka terdapat berbagai macam adegan yang digambarkan sedangkan untuk tanda yang menjadi unsur rupa hanya digambarkan secara sederhana.

(16)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

Dalam konteks bahasa rupa,” unsur rupa dapat dianalogikan sebagai satu gramatika bentuk, warna dan nilai yang mengungkapkan satu komunikasi verbal.”(Sa’ban,2011) Bahasa rupa dalam arti luas sering digunakan untuk menyebut seluruh hal yang berhubungan dengan rupa suatu gambar. Yang dimaksud dengan gambar adalah sesuatu yang tampak pada suatu bidang yang relatif datar, dan menurut Primadi Tabrani (2005) “gambar yang dimaksud dalam bahasa rupa adalah gambar representative yang merupakan gambar yang mewakili aslinya sehingga dapat dikenali. Dapat berupa deskriptif, ekspresif, stilasi, simbolis, estetis dsb.”

(17)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

• Berbicara tentang bahasa rupa maka tidak dapat lepas dari istilah karya visual yang oleh

Primadi Tabrani (2005) dibagi menjadi dua yaitu: Ruang Waktu Datar (RWD) dan Naturalis, Perspektif, Moment opname (NPM).

Ruang Waktu Datar (RWD)

Penerapan karya visual ruang, waktu, datar disinyalir sudah mulai dilakukan oleh

manusia sejak jaman prasejarah, karena mereka cenderung berfikir “kosmos”, “holistik”, dan “total”. Karena berhubungan dengan suatu kesatuan jagat raya dan isinya. Pada awalnya, seluruh dunia termasuk barat, diketahui menggambar dengan menggunakan sistem Ruang, Waktu, Datar (RWD). Penggunaan ruang dalam karya tersebut, karena adanya penggambaran tempat aktivitas yang berada di luar atau dalam, dan pada gambar tersebut terkadang menggambarkan apa yang sedang dilakukan. Sedangkan waktu yang terdapat pada gambar (RWD), selain dapat menggambarkan suatu keadaan juga dapat memberikan suatu cerita. Karya tersebut dapat dilihat dari berbagai gambar di dalam gua prasejarah, namun dapat juga yang lebih jelas terlihat dalam relief borobudur. Sedangkan untuk datar pada gambar (RWD) bukan karena permukaan rata, namun di dalam karya (RWD) bersifat “horizontal”. Karya RWD dimaksudkan kepada menggambar dari berbagai tempat/arah/waktu. “Gambar yang dihasilkan berupa sekuen yang bisa terdiri dari beberapa adegan, dan gambar tidak dibatasi dalam frame, tapi “bergerak” dalam ruang dan waktu. Seni visual ini lebih sering bercerita dalam dua dimensi meskipun berwujud tiga dimensi.”

(18)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

Terdapat kesulitan di dalam menggambar ruang, waktu, datar. Yaitu disaat menggambar (RWD) harus dapat menjelaskan secara detail tentang aktivitas yang sedang dilakukan. Selain itu dalam menggambar (RWD) harus dapat menggambarkan kondisi dari berbagai tempat, arah, waktu agar orang yang melihat dapat mengetahui kondisi yang sedang terjadi. Serta gambar objek harus dapat mewakili serta menjelaskan apa yang terlihat. Seperti dalam hal menggambarkan binatang. Penggambaran jerapah harus dapat dijelaskan dalam bentuk jerapah namun dalam kondisi media yang datar.

(19)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

2. Naturalist, Perspektive, Momentopname (NPM)

• Dalam kehadirannya sebagai suatu kelompok, masyarakat Yunani dikenal dengan cara berfikir yang “antroposentris” yaitu semua “didasarkan (berpusat) pada manusia,” Seluruh kekuatan yang berada di alam semesta berpusat kepada manusia. Yang menjadikan manusia sebagai kesatuan yang utuh yang memiliki kekuatan. Berdasarkan pemikiran tersebut maka dalam kehidupannya harus berdasarkan kepada manusia sebagai inti kehidupan yang menggunakan logika. Karena dalam penerapannya penglihatan, pendengaran, perbuatan maupun penggambaran harus berdasar kapada manusia.

(20)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

2.Naturalist, Perspektive, Momentopname (NPM)

Seperti halnya dalam menggambar, harus seperti apa dilihat atau terliha oleh mata manusia atau saat ini dikenal sebagai

Naturalist. Serta penggmabaran latar belakang (sudut pandang)

yang menyesuaikan penglihatan manusia yang digambarkan sebagai perspective dan sesaat (momenopname). Berdasarkan data yang didapat, dijelaskan bahwa “sistem NPM menggambarkan dari satu tempat/arah/waktu.” Apa yang terlihat digambarkan menjadi sebuah adegan yang berupa gambar tidak bergerak (still picture), dimana gambar dibatasi dalam sebuah bingkai (frame).”

(21)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

2.Naturalist, Perspektive, Momentopname (NPM)

Diketahui dalam seni rupa barat sejak Reinesance sudah memakai sistem menggambar Naturalist, Perspektive, Moment Opname. Hal ini dapat dilihat dari adanya karya yang menggunakan prisnsip tersebut. Adapun ciri-ciri spesifik NPM adalah ditarik dari satu perspektif, menghilangkan dimensi waktu, dan memenangkan ruang sehingga mampu memvisualisasikan tiga dimensi meski dalam wujud dua dimensi.

(22)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

2.Naturalist, Perspektive, Momentopname (NPM)

Karena

‘budaya

barat’,

saat

ini

di

Indonesia

telah

kadung

berkembang

pengertian

kebanyakan

orang

bahwa

gambar yang bagus adalah gambar yang

naturalis, realis, dan perspektif.

(23)

Bahasa Rupa

B. Bahasa Rupa

2.Naturalist, Perspektive, Momentopname (NPM)

Menurut Prof. Primadi Tabrani, “konsep bahasa rupa di barat adalah NPM (Naturalistic, Perspective, Momentopname). Gambar yang berkembang di budaya Barat sangat logis serta memiliki kesan waktu dibekukan. Sedangkan konsep bahasa rupa tradisi Indonesia adalah STP (Space, Time, Plane). Ruang dan waktu tidak dibekukan, tidak ada garis horizontal, dan multi angle. Sehingga konsep bahwa menggambar yang bagus adalah gambar yang naturalis dan persis dengan gambar aslinya sebenarnya tidak sesuai dengan konsep bahasa rupa tradisi kita.” Karena dilihat dari budayanya, Budaya Indonesia adalah budaya bertutur. Nenek moyang kita terbiasa bertutur melalui media gambar bukan hanya menulis. Penyampaian cerita melalui penggunaan wayang, pemahatan gambar di relief Borobudur, dan batik.

(24)

Bahasa Rupa

(25)

Bahasa Rupa

(26)

Bahasa Rupa

(27)

Bahasa Rupa

(28)

Bahasa Rupa

(29)

Bahasa Rupa

(30)

Bahasa Rupa

(31)

Terima Kasih

Gambar

Gambar yang berkembang di budaya Barat sangat logis serta memiliki kesan waktu dibekukan

Referensi

Dokumen terkait

Jika tingkat pendidikan ibu rendah maka sulit untuk mendapatkan informasi tentang pemenuhan asupan gizi ibu selama kehamilan, asupan gizi yang kurang sangat berpengaruh terhadap

Model TAM (Technology Acceptance Model) yang dikembangkan oleh Davis F.D pada tahun 1989 merupakan salah satu model yang paling banyak digunakan dalam penelitian

Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan pengenalan akan peran penting manajemen strategik dalam manajemen perusahaan dan keterlibatannya untuk menghadapi

• Guru dan peserta didik membuat kesimpulan tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait Kasus-kasus pelanggaran hak asasi manusia dan Upaya Penegakan Hak Asasi

Dalam homili, Romo Herman menyampaikan bahwa Minggu Palma bisa menjadi simbol pembaruan iman untuk menyambut Yesus sebagai Raja dan Tuhan, serta membangun kembali cinta bakti

TWK adalah sebuah perusahaan keluarga (family company) yang didirikan oleh Bpk. MH, yang kemudian bertindak sebagai Direktur Utama. Sebagai pelaksana utama dalam perusahaan

Pada penelitian data rekam medis pasien di rs bedah mitra sehat dengan metode naive bayes dan clustering didapat bebrapa gejala jenis penyakit tersebut dengan beberapa

Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir didapatkan data bahwa pada responden yang tidak mengikuti pendidikan formal, semuanya mengalami bangkitan dalam 1 bulan