• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biologi dan Peranan Lamun

2.1.1 Biologi Lamun

Lamun (seagrass) termasuk dalam sub kelas monocotyledonae dan merupakan tumbuhan berbunga (kelas Angiospermae) (Yulianda 2002). Sebagai tumbuhan yang memiliki pembuluh, lamun secara struktur dan fungsional memiliki kesamaan dengan tumbuhan (rumput) pada umumnya (Yulianda 1996).

Di Indonesia sampai saat ini tercatat ada 12 spesies lamun. Kedua belas jenis lamun ini tergolong pada tujuh genus. Ketujuh genus ini terdiri dari tiga genus dari famili Hydrocharitaceae yaitu Enhalus, Thalasia dan Halophila dan empat genus dari famili Potamorgetonaceae misalSyringodium, Cymodea, Holodule, dan Thalassodendrom (Nontji 1993).

Halophila ovalis Enhalus acoroides

Halodule uninervis Halophila spinulosa Gambar 1. Morfologi Lamun

(Sumber: http://marinescienceunpad.files.wordpress.com)

Lamun termasuk ke dalam sub kelas Monocotyledoneae dan merupakan tumbuhan berbunga (Kelas Angiospermae). Secara lengkap, klasifikasi beberapa jenis tumbuhan lamun yang terdapat di perairan pantai Indonesia (Yulianda 1995) adalah sebagai berikut:

(2)

Divisi : Anthophyta

Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Helobiae

Famili : Hydrocharitaceae Genus : Enhalus

Spesies : Enhalus acoroides Genus : Halophila

Spesies : Halophila decipiens Halophila ovalis Halophila spinulosa Halophila minor Genus : Thalassia

Spesies : Thalassia hemprichii Famili : Potamogetonaceae Genus : Cymodocea

Spesies : Cymodocea rotundata Cymodocea serrulata Genus : Halodule

Spesies : Halodule pinifolia Halodule uninervis Genus : Syringodium

Spesies : Syringodium isoetifolium Genus : Thalassodendron

(3)

Tabel 1. Daftar Jenis lamun Yang Ditemukan di Karimunjawa Nama Spesies 1. Cymodocea rotundata 2. Cymodocea serulata 3. Halodule pinifolia 4. Halodule uninervis 5. Syngodium isotifolium 6. Enhalus acoroides 7. Halophila ovalis 8. Thalassia hemprichii 9. Thalassodendrum ciliatum Sumber : BTNKJ Tahun 2012 2.1.2 Peranan Lamun

Peranan lamun adalah mengurangi abrasi pantai akibat arus dan ombak yang tinggi. Dan banyak spesies ikan yang berasosiasi dengan padang lamun. Misalnya penyu hijau dan dugong yang menjadikan lamun sebagai makanan alaminya.

2.1.2.1 Peranan Lamun Dalam Wisata Bahari

Fungsi lamun yaitu untuk memperlambat air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan disekitarnya menjadi tenang. Arus yang tenang merupakan syarat untuk kesesuaian lahan wisata pantai (Yulianda 2007). Jika arus dan ombak terlalu besar maka sangat sulit wisatawan melakukan aktivitas di sekitar pantai, sehingga fungsi dari lamun dapat menenangkan perairan ini cukup penting untuk memajukan suatu kawasan wisata bahari.

Pariwisata adalah sebuah industri yang penting karena hampir 10% jumlah pekerja dunia ini bekerja di sektor pariwisata dan tidak kurang dari 11% GDP (gross domestic product) seluruh dunia juga berasal dari sektor ini. Diperkirakan dalam 10 tahun ke depan sektor pariwisata menjadi sangat vital dan akan menjadi tulang punggung pedapatan berbagai negara (Yulianda 2000).

Pelaksanaan wisata bahari yang berhasil apabila memenuhi kriteria, seperti kelestarian lingkungan alami, kesejahteraan penduduk yang mendiami wilayah tersebut, kepuasan pengunjung yang menikmatinya dan keterpaduan komunitas dengan pembangunannya (Nurisyah 2001).

Dalam pembangunan pariwisata ini diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan yang berkelanjutan. Bukan hanya untuk memperoleh hiburan dari lingkungan pesisir dan lautan, tetapi juga diharapkan wisatawan dapat berpartisipasi langsung untuk membantu mengembangkan konservasi.

(4)

Lewaherilla (2002) dalam Azis (2009) mengemukakan bahwa suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil bila secara optimal didasarkan kepada empat aspek yaitu :

1) Mempertahankan kelesatrian lingkungannya

2) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dikawasan tersebut 3) Menjamin kepuasan pengunjung

4) Meningkatkan keterpaduan dan kesatuan pembangunan masyarakat di sekitar kawasan dan zona pengembangannya.

2.1.2.2 Peranan Lamun dalam Bidang Kelautan dan Perikanan

Padang lamun adalah salah satu habitat yang penting bagi komunitas ikan. Banyak spesies ikan yang berasosiasi dengan padang lamun. Misalnya penyu hijau dan dugong yang menjadikan lamun sebagai pakannya. Ikan karnivora juga memanfaatkan padang lamun yang jauh dari terumbu karang pada malam hari. Hal tersebut memberikan indikasi bahwa padang lamun tersebut merupakan padang penggembalaan atau tempat mencari makan bagi ikan-ikan nokturnal. Jenis-jenis ikan yang berasosiasi dengan lamun yaitu seperti ikan serinding strip merah, ikan baronang, ikan katamba, dan ikan buntal.

Dan jika fungsi lamun ini hilang akibat dari pariwisata, maka akan berpengaruh besar terhadap perikanan yang berasosiasi dengan padang lamun. Kegiatan pariwisata akan memberikan limbah yang salah satunya limbah domestik dan non domestik. Salah satu contohnya yaitu pencemaran minyak dari kapal yang beroperasi, minyak itu akan terbawa air dan akan menutupi perairan yang salah satunya terdapat tumbuhnya lamun. Komponen minyak yang tidak dapat larut di dalam air akan mengapung yang menyebabkan air laut berwarna hitam. Beberapa komponen minyak tenggelam dan terakumulasi di dalam sedimen sebagai deposit hitam pada pasir dan batuan-batuan di pantai. Komponen hidrokarbon yang bersifat toksik berpengaruh pada reproduksi, perkembangan, pertumbuhan, dan perilaku biota laut, terutama pada plankton, bahkan dapat mematikan ikan, dengan sendirinya dapat menurunkan produksi ikan. Proses emulsifikasi merupakan sumber mortalitas bagi organisme, terutama pada telur, larva, dan perkembangan embrio karena pada tahap ini sangat rentan pada lingkungan tercemar (Fakhrudin 2004). Sumadhiharga (1995) dalam Misran (2002) memaparkan bahwa dampak-dampak yang disebabkan oleh pencemaran minyak di laut adalah akibat jangka pendek dan akibat jangka panjang.

Berdasarkan survei yang dilakukan WCS pada Bulan April dan September 2005 di 9 lokasi pengamatan tercatat 68 spesies ikan yang terbagi kedalam 12 famili di daerah lamun, dengan kelimpahan rata-rata ikan 2812 ind/ha. Komposisi spesies didominasi oleh Famili

(5)

Pomacentridae (20 spesies), Labridae (12 spesies), Nemipteridae (6 spesies), Siganidae (4 spesies), Apogonidae (3 spesies) dan Gobiidae (3 spesies), seperti pada tabel berikut.

Tabel 2. Komposisi jumlah spesies untuk setiap famili ikan lamun di Karimunjawa

No Famili ∑Spesies 1 Pomacentridae 20 2 Labridae 12 3 Nemipteridae 6 4 Siganidae 4 5 Apogonidae 3 6 Gobiidae 3 7 Lethrinidae 3 8 Lutjanidae 3 9 Scaridae 3 10 Bleniidae 2 11 Muliidae 2 12 Lainnya 7 Total 68

Sumber : Wildlife Concervation Society Tahun 2005

a. Lamun Sebagai Habitat Biota Laut

Padang lamun merupakan tempat berbagai jenis ikan berlindung, mencari makan, bertelur, dan membesarkan anaknya. Ikan baronang, misalnya adalah ikan yang hidup di padang lamun. Di samping itu, amat banyak biota laut yang berasosiasi dengan padang lamun. Sebut saja, teripang, bintang laut, landak laut, kerang, udang, dan kepiting. Siput laut sering terlihat menempel di daun lamun dan memakan daun tersebut. Penyu laut juga merupakan pemakan tumbuhan lamun. Duyung, merupakan mamalia laut yang hidup sangat bergantung pada tumbuhan lamun. Tanpa lamun, duyung tidak mampu bertahan hidup sebab makanannya adalah rumput laut ini.

b. Lamun Sebagai Produsen Primer

Tumbuhan lamun yang mendominasi flora padang lamun ini merupakan makanan bagi berbagai jenis ikan, siput laut, penyu dan duyung. Lamun mempunyai tingkat produktivitas primer tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada di laut dangkal seperti ekosistem terumbu karang karena ekosistem ini didominasi oleh tumbuhan. c. Lamun Sebagai Penangkap Sedimen

Daun lamun yang lebat akan menambah terjangan air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan di sekitarnya menjadi tenang. Di samping itu, rimpang dan akar

(6)

lamun dapat menahan dan mengikat sedimen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar perairan. Air pun menjadi lebih jernih dan erosi dapat dicegah.

d. Lamun Sebagai Pendaur Zat-zat Hara

Lamun memegang peranan penting dalam pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka di lingkungan laut. Khususnya, zat-zat hara yang dibutuhkan oleh alga epifit. Lamun juga dapat menyaring zat-zat pencemar yang berbahaya.

2.2 Parameter Lingkungan Fisik 2.2.1 Suhu

Perubahan suhu terhadap kehidupan lamun, antara lain dapat mempengaruhi metabolisme, penyerapan unsur hara dan kelangsungan hidup lamun pada kisaran suhu 25-300C akan meningkat dengan meningkatnya suhu. Demikian juga respirasi lamun meningkat dengan meningkatnya suhu, namun dengan kisaran yang lebih luas yaitu 5-350C.

2.2.2 Arus

Kecepatan arus perairan berpengaruh pada produktivitas lamun. Arus tidak dipengaruhi penetrasi cahaya, kecuali jika ia mengangkat sedimen sehingga mengurangi penetrasi cahaya. Kelebihan dari arus terhadap organisme terletak pada transport bahan makanan tambahan bagi organisme dan dalam hal pengangkutan bahan buangan (Moore 1958). Pada daerah arus cepat, sedimen pada lamun terdiri dari lumpur halus dan detritus. Hal ini menunjukkan bahwa lamun untuk mengurangi pengaruh arus sehingga mengurangi transport sedimen (Berwick 1983 dalam Mintane 1998).

2.2.3 Transparansi

Kekeruhan secara tidak langsung dapat mempengaruhi kehidupan lamun karena dapat menghalangi penetrasi cahaya yang dibutuhkan oleh lamun untuk berfotosintesis masuk ke dalam air. Kekeruhan, baik oleh partikel hidup seperti plankton maupun partikel-partikel mati seperti bahan-bahan organik, sedimen dan sebagainya.

2.2.4 Substrat

Lamun dapat ditemukan pada berbagai karakteristik substrat. Di Indonesia padang lamun dikelompokkan ke dalam enam kategori berdasarkan karakteristik tipe substratnya, yaitu lamun yang hidup di substrat lumpur, lumpur pasiran, pasir, pasir lumpuran, puing karang dan batu karang (Kiswara 1997). Sedangkan di kepulauan Spermonde Makassar,

(7)

Erftemeijer (1993) menemukan lamun tumbuh pada rataan terumbu dan paparan terumbu yang didominasi oleh sedimen karbonat (pecahan karang dan pasir koral halus), teluk dangkal yang didominasi oleh pasir hitam dan pantai intertidal datar yang didominasi oleh lumpur halus. Selanjutnya Noor (1993) melaporkan adanya perbedaan penting antara komunitas lamun dalam lingkungan sedimen karbonat dan sedimen terrigen dalam hal struktur, kerapatan, morfologi dan biomassa. Tipe substrat juga mempengaruhi standing crop lamun (Zieman 1986).

2.3 Parameter Kimiawi Lingkungan 2.3.1 Derajat Keasaman

Kisaran pH yang optimal untuk air laut antara 7,5-8,5. Kisaran pH yang baik untuk lamun adalah pada saat pH air laut 7,8-8,5 (Nybakken 1992). Nilai pH sangat mempengaruhi proses biokimiawi perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah. Toksisitas logam memperlihatkan peningkatan pada pH rendah (Novotny dan Olem 1994 dalam Effendi 2003).

2.3.2 Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) merupakan dasar kehidupan tumbuhan dan hewan di perairan. Sumber oksigen terlarut dapat berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfere dan aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton (Novonty dan Olem 1994).

2.3.3 Salinitas

Sebaran salinitas di laut dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai (Nontji 1993). Spesies padang lamun mempunyai toleransi yang berbeda-beda, namun sebagian besar memiliki kisaran yang lebar yaitu 10%-40%. Nilai optimum toleransi lamun terhadap salinitas air laut pada nilai 35% (Dahuri et al. 1996).

2.4 Pengelolaan Komunitas Lamun

Pelestarian ekosistem padang lamun merupakan suatu usaha yang sangat kompleks untuk dilaksanakan, karena kegitan tersebut sangat membutuhkan sifat akomodatif terhadap segenap pihak baik yang berada sekitar kawasan maupun di luar kawasan. Pada dasarnya kegiatan ini dilakukan demi memenuhi kebutuhan dari berbagai kepentingan. Namun demikian, sifat akomodatif ini akan lebih dirasakan manfaatnya bilamana keberpihakan

(8)

kepada masyarakat yang sangat rentan terhadap sumberdaya alam diberikan porsi yang lebih besar.

Dengan demikian, yang perlu diperhatikan adalah menjadikan masyarakat sebagai komponen utama penggerak pelestarian areal padang lamun. Oleh karena itu, persepsi masyarakat terhadap keberadaan ekosistem pesisir perlu untuk diarahkan kepada cara pandang masyarakat akan pentingnya sumberdaya alam persisir (Bengen, 2001).

Salah satu strategi penting yang saat ini sedang banyak dibicarakan orang dalam konteks pengelolaan sumberdaya alam, termasuk ekosistem padang lamun adalah pengelolaan berbasis masyarakat (Community Based Management). Raharjo (1996) mengemukakan bahwa pengeloaan berbasis masyarakat mengandung arti keterlibatan langsung masyarakat dalam mengelola sumberdaya alam di suatu kawasan.

Dalam perencanaan pembangunan pada suatu sistem ekologi pesisir dan laut yang berimplikasi pada perencanaan pemanfaatan sumberdaya alam, perlu diperhatikan kaidah-kaidah ekologis yang berlaku untuk mengurangi akibat-akibat negatif yang merugikan bagi kelangsungan pembangunan itu sendiri secara menyeluruh. Perencanaan dan pengelolaan sumberdaya alam pesisir dan laut perlu dipertimbangkan secara cermat dan terpadu dalam setiap perencanaan pembangunan, agar dapat dicapai suatu pengembangan lingkungan hidup di pesisir dan laut dalam lingkungan pembangunan.

Pengelolaan ekosistem padang lamun pada dasarnya adalah suatu proses pengontrolan tindakan manusia agar pemanfaatan sumberdaya alam dapat dilakukan secara bijaksana dengan mengindahkan kaidah kelestarian lingkungan. Apabila dilihat permasalahan pemanfaatan sumberdaya ekosistem padang lamun yang menyangkut berbagai sektor, maka pengelolaan sumberdaya padang lamun tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri, tetapi harus dilakukan secara terpadu oleh beberapa instansi terkait. Kegagalan pengelolaan sumberdaya ekosistem padang lamun ini, pada umumnya disebabkan oleh masyarakat pesisir tidak pernah dilibatkan, mereka cenderung hanya dijadikan sebagai obyek dan tidak pernah sebagai subyek dalam program-program pembangunan di wilayahnya. Sebagai akibatnya mereka cenderung menjadi masa bodoh atau kesadaran dan partisipasi mereka terhadap permasalahan lingkungan di sekitarnya menjadi sangat rendah. Agar pengelolaan sumberdaya ekosistem padang lamun ini tidak mengalami kegagalan, maka masyarakat pesisir harus dilibatkan.

Referensi

Dokumen terkait

%HUNHPEDQJQ\D GHVD &LPDKL VHEDJDL ORNDVL ]RQD LQGXVWUL WHODK GLNRPXQLNDVLNDQ ROHK &DPDW .ODUL .HSDOD 'HVD &LPDKL PHQLODL EDKZD KDO LQL DNDQ GDSDW PHPEDQWX

Sebagai proses terakhir di hari kedua pertemuan, peserta yang telah dibagi menjadi beberapa kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil evaluasi kegiatan yang

Lapisan D adalah lapisan di bawah lapisan C dengan tahanan jenis relatif rendah kurang dari 20 Ohm.m dan kedalamannya lebih dari 90-100 m, dimana kemungkinan

63/2000, Sistem Manajemen Keselamatan Radiasi (SMKR) yang harus diaplikasikan dalam pemanfaatan zat radioaktif dan/atau sumber radiasi lainnya meliputi 7 komponen yaitu... 38

Media-media yang sesuai dan cocok untuk mempromosikan event Festival Reog Nasional XX tahun 2013 adalah menggunakan media-media yang terdiri dari media utama yaitu

harveyi kloning sel menggunakan metode ELISA kerapatan optik yang terbentuk dari hasil sekresi sel antibodi 1 dan 2 tampak pada Gambar 1 bahwa nilai optikal density pada

Pembangunan yang kurang berorientasi pada lingkungan tersebut pada akhirnya memaksa pemerintah untuk menerapkan konsep pembangunan lain yang lebih memperhatikan

diketahui keduanya melakukan perjalanan keilmuan secara bersama, dengan Musa sebagai seorang murid dan Khidir diposisikan sebagai pengajar yang dipertenukan diantara dua