• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang pada era globalisasi ini. Sebagai negara berkembang Indonesia membutuhkan jaringan infrastruktur yang menunjang. Infrastruktur dalam hal ini adalah sebagai salah satu kebutuhan dasar fisik sangat diperlukan untuk menunjang perkembangan baik dalam bidang perekonomian maupun industri. Infrastruktur fisik yang mendukung jaringan struktur seperti fasilitas antara lain dapat berupa jalan, kereta api, air bersih, bandara, kanal, waduk, tanggul, pengelolahan limbah, perlistrikan, telekomunikasi, dan pelabuhan. Salah satu jaringan struktur yang sedang dikembangkan pemerintah Indonesia adalah perlistrikan.

Program pemerintah Indonesia yang sedang hangatnya adalah pemerataan sumber listrik di seluruh pulau yang ada di Indonesia. Hal tersebut dicanangkan dalam bentuk pembangunan sumber pembangkit listrik. Untuk menunjang program tersebut maka pemerintah mencoba untuk memanfaatkan kondisi alam Indonesia yang memiliki sumber panas bumi dan sumber air. Salah satu jenis pemanfaatannya adalah dengan menggunakan sungai sebagai sumber alami yang bisa menunjang pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).

Salah satu desa yang sedang direncanakan akan membangun PLTM adalah desa Kertamukti di kab. Sukabumi. Sungai Citatih yang mengalir di sekitar desa akan dimanfaatkan untuk pembangunan bangunan air dengan membendung aliran sungai tersebut. Air sungai akan dialirkan melalui saluran-saluran sehingga menghasilkan debit aliran air yang optimal yang dapat menghasilkan tenaga untuk menggerakkan turbin PLTM. Kontur yang dilalui oleh saluran ini adalah daerah perbukitan dan lereng-lereng. Untuk menjaga kelestarian alam dan mempermudah                      

(2)

Lereng (slope) adalah suatu permukaan tanah yang miring yang membentuk sudut tertentu terhadap bidang horizontal. Pada permukaan yang tidak horizontal, komponen gravitasi menggerakkan tanah ke bawah. Apabila perlawanan komponen gravitasi terhadap geseran yang dapat dikerahkan tanah pada bidang terlampaui, maka akan terjadi kelongsoran lereng. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan analisis stabilitas lereng, yang bertujuan untuk mengetahui apakah lereng tersebut memiliki daya dukung yang mampu menahan beban akibat berat sendiri dan beban luar baik beban saluran sehingga tidak terjadi kelongsoran dan saluran dapat berdiri dengan stabil.

Pada proyek PLTM ini direncanakan pembangunan saluran yang dibagi menjadi dua bagian, yaitu dimulai dari STA 0+000 sampai STA 1+050 dan dari STA 1+300 sampai STA 2+289, saluran yang direncakanan tersebut banyak melewati lereng-lereng. Untuk mengetahui kondisi tanah pada proyek tersebut maka dilakukan pengujian lapangan dengan pengeboran. Pengeboran dilakukan di 15 titik berbeda, yang selanjutnya data tanah juga di uji di laboratorium.

Selain data pengujian tanah di lapangan dan di laboratorium terdapat juga peta topografi. Peta topografi menggambarkan geometri tanah pada proyek tersebut. Dari peta topografi tersebut kemudian dibuatlah potongan-potongan melintang pada lokasi titik-titik pengeboran. Berikut ini adalah potongan melintang dari titik-titik pengeboran tersebut.

               

(3)

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG (a) BH-01 (b) BH-02 (c) HB-01 (d) HB-02                      

(4)

(e) HB-03 (f) HB-04 (g) BH-04 (i) HB-05                

(5)

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG (j) HB-06 (k) HB-07 (l) HB-08 (m) HB-09                      

(6)

(n) HB-10 (o) BH-06

Gambar 1.1 Potongan melintang titik-titik pengeboran

Dari gambar potongan-potongan melintang tersebut diketahui elevasi-elevasi pada setiap titik pengeboran. Salah satu titik dengan kemiringan paling kritis adalah titik pengeboran HB-02, dimana elevasi muka tanah dasar tertinggi berada di +251,000 m dan elevasi muka tanah dasar terendah berada di +225,000 m. Titik ini berada pada STA 0+338,000 m yang dilalui oleh bangunan air berupa saluran. Pada tugas akhir ini dipilih titik HB-02 untuk dilakukan analisis. Geometri lereng yang dipilih sebagai titik tinjauan pada tugas akhir ini adalah geometri lereng yang memiliki kemiringan lereng tercuram dari berbagai potongan melintang lereng di lokasi dan dianggap sebagai lereng kritis, yang memiliki potensi kelongsoran terbesar. Kriteria ini ditetapkan dengan pertimbangan bahwa jika lereng kritis didesain sedemikian rupa sehingga aman terhadap bahaya kelongsoran, maka diharapkan lereng-lereng lain memiliki tingkat keamanan lebih tinggi dan mampu menahan beban saluran yang melintas di atasnya.                

(7)

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

1.2 Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dari analisis saluran pada lereng adalah : 1. Mengetahui kondisi lereng paling kritis.

2. Mengetahui stabilitas lokal saluran berupa daya dukung dan stabilitas geser. 3. Mengetahui pengaruh global (lereng) terhadap stabilitas saluran.

Tujuan yang hendak dicapai dari analisis stabilitas saluran pada lereng adalah:

1. Mendapatkan stabilitas saluran yang sesuai.

2. Mencari penanganan kelongsoran tanah yang mungkin terjadi.

3. Memberikan rekomendasi perencanaan kestabilan saluran pada lereng sesuai dengan standar yang diinginkan.

1.3 Rumusan Permasalahan

Permasalahan yang umumnya terjadi pada stabilitas lereng adalah tidak mampunyai tanah untuk menahan tekanan aktif maupun pasif berupa gaya dorongan dari luar tanah dan karena konstruksi ini merupakan bangunan air maka tanah harus bisa menahan gerakan aliran air yang dibendung. Adapun permasalahan yang dirumuskan adalah bagaimana kemampuan lereng yang dilalui saluran dapat kuat dan kokoh serta mampu menerima beban sendiri, beban saluran, dan juga akibat aliran air yang terjadi serta seperti apa bentuk lereng yang stabil.

1.4 Ruang Lingkup dan Batasan Permasalahan

Ruang lingkup permasalahan pada kajian tugas akhir ini adalah analisis stabilitas saluran pada lereng. Berikut ini adalah ruang lingkup permasalahannya: 1. Analisis stabilitas lereng dengan bantuan aplikasi program (software) Slope/W.                      

(8)

Pada tugas akhir ini, metode analisis stabilitas lereng dengan menggunakan metode perhitungan dengan bantuan Slope/W dengan mentitikberatkan pada perhitungan Bishop. Sedangkan perkuatan lereng yang digunakan adalah pondasi tiang.

1.5 Lokasi Pengamatan

Lokasi yang akan ditinjau pada pengerjaan Tugas Akhir ini adalah bangunan air berupa saluran di daerah sepanjang aliran sungai Citatih, Desa Kertamukti, Kab. Sukabumi. Titik yang menjadi tinjauan adalah titik pengeboran HB-02 pada STA 0+. Berikut ini adalah peta topografi dari daerah dan potongan melintang titik HB-02.

Gambar 1.2 Peta topografi potongan 2

Titik HB-02

               

(9)

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG                      

(10)

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

1.6 Garis Besar Metoda Penyelesaian Masalah

Pada laporan Tugas Akhir ini penulis membuat metode penyelesaian yang disesuaikan dengan waktu penyelesaian Tugas Akhir. Metoda tersebut berupa perhitungan analisis stabilitas lereng eksisting dengan menggunakan bantuan software Slope/W. Setelah ditemukan bentuk kelongsoran yang dianggap dapat mewakili keadaan lapangan. Jika kondisi eksisting memberikan hasil FS < 1, maka dilakukan perbaikan kondisi eksisting. Selanjutnya menghitung dimensi saluran sebagai beban yang akan dibangun di daerah lereng dan dilakukan analisis perhitungan faktor keamanan lereng akibat beban saluran. Apabila nilai keamanan setelah ada saluran tidak memenuhi persyaratan, maka beban saluran yang membebani lereng dipindahakan ke pondasi. Tahapan berikutnya adalah melakukan perhitungan daya dukung tanah aksial dan lateral untuk menahan beban saluran. dilakukan kembali analisis stabilitas global (lereng).

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini, terdiri atas 5 bab yang dapat diperinci sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang kajian Tugas Akhir, maksud dan tujuan, ruang lingkup pembahasan, garis besar metoda penyelesaian, manfaat, dan sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Membahas tentang referensi-referensi dasar teori yang digunakan, rumus-rumus, dan defnisi-defini berbagai macam hal                

(11)

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

yang dibahas pada kajian tugas akhir mengenai analisis stabilitas lereng.

BAB III METODOLOGI

Membahas tentang uraian metoda, prosedur atau langkah pengerjaan, pengumpulan data, dan teknik analisis yang dilakukan.

BAB IV PEMBAHASAN/ANALISIS STABILITAS

Menguraikan tentang analisis perhitungan stabilitas saluran pada lereng, mendesain penanganan kelongsoran lereng, dan analisa global (lereng).

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Membahas tentang kesimpulan dari analisis tugas akhir secara keseluruhan, serta saran saran yang mengarah terhadap kesimpulan tersebut.                      

Gambar

Gambar 1.1 Potongan melintang titik-titik pengeboran
Gambar 1.2 Peta topografi potongan 2

Referensi

Dokumen terkait

adalah untuk membantu proses belajar dan mengajar dari persiapan Ujian Nasional pada mata pelajaran ekonomi dan merancang sebuah sistem e-learning berupa website yang dapat digunakan

Bentuk yang dipilih akan sangat berpengaruh pada kondisi ruangan, karena tujuan utamanya adalah efisiensi ruangan sehingga bentuk yang digunakan adalah bentuk

Pertemuan ini dilakukan agar tidak terjadi overproduction yang disebabkan produksi baterai secara berlebih atau melebihi permintaan customer dan juga mengurangi

grounded dan penelitian tindakan partisipatoris. Penggalian data menggunakan kelompok diskusi terfokus, wawancara, observasi partisipan dan kuesioner terbuka. Analisis

Yang menjadi fokus utama pesantren tradisional adalah pendalaman ilmu-ilmu agama ( tafaqquh fiy al-din ). Sumber rujukan yang digunakan hanya mengandalkan kitab

memiliki kemampuan argumentasi yang tinggi dalam berhadapan dengan masyarakat. Meskipun komunikasi antara pemimpin publik dengan masyarakatnya cukup terpelihara, tetapi pada umumnya

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa tindak direktif anak usia prasekolah yang diujarkan dengan strategi tidak langsung banyak menggu- nakan bentuk pertanyaan dan

Dijangka tidak menghasilkan kesan buruk yang bererti apabila arahan penggunaan yang disarankan dipatuhi.. Penyedutan,