• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOCRPIJM c53b3861d6 BAB IVBab 04 Profil Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DOCRPIJM c53b3861d6 BAB IVBab 04 Profil Kabupaten Simalungun"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Profil Kabupaten Simalungun IV.1

4.1.

Gambaran Geografis dan Administratif Wilayah

Karakteristik fisik dasar yang dimaksud adalah berupa gambaran fisik wilayah Kabupaten Simalungun, terutama yang terjadi secara ilmiah dan telah berlangsung dalam jangka waktu yang lama.

Secara administrasi Kabupaten Simalungun terletak di Provinsi Sumatra Utara, yang tepatnya berada di tengah provinsi. Secara geografis tertelak diantara koordinat 2036’ – 3018’ Lintang Utara dan 980

32’ - 99035’ Bujur Timur. Secara administrasi Kabupaten Simalungun memiliki batas dengan:

 Sebelah Utara berbatasan dengan Serdang Bedagai/Deli Serdang.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Karo.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Asahan/ Batu Bara.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Samosir. Luas kabupaten ini secara keseluruhan sekitar 4.386,60 Km2 dengan rincian diuraikan pada Tabel 4.1

dan Gambar 4.1

TABEL 4.1. LUAS WILAYAH KABUPATEN SIMALUNGUN

No. KECAMATAN LUAS (Km2) PERSENTASE (%)

1. Silimakuta 77,50 1,77 2. Pematang Silimahuta 68,20 1,55 3. Purba 172,00 3,92 4. Haranggaol Horison 34,50 0,79 5. Dolok Pardamean 99,45 2,27 6. Sidamanik 83,56 1,90 7. Pematang Sidamanik 125,19 2,85 8. Girsang Sipangan Bolon 123,00 2,80 9. Tanah Jawa 213,95 4,88 10. Hatonduhan 275,80 6,29 11. Dolok Panribuan 154,30 3,52 12. Jorlang Hataran 92,25 2,10 13. Panei 72,30 1,65 14. Panombeian Panei 82,20 1,87 15. Raya 335,60 7,65 16. Dolok Silau 288,45 6,58 17. Silau Kahean 220,50 5,03 18. Raya Kahean 226,25 5,16 19. Tapian Dolok 116,90 2,66 20. Dolok Batu Nanggar 126,10 2,87 21. Siantar 79,11 1,80 22. Gunung Malela 108,97 2,48

PROFIL KABUPATEN SIMALUNGUN

10

(2)

Profil Kabupaten Simalungun IV.2

23. Gunung Maligas 58,52 1,33 24. Hutabayu Raja 156,13 3,56 25. Jawa Maraja Bah Jambi 73,72 1,68 26. Pematang Bandar 95,00 2,17 27. Bandar Huluan 102,35 2,33 28. Bandar 109,18 2,49 29. Bandar Marsilam 97,92 2,23 30. Bosar Maligas 294,40 6,71 31. Ujung Padang 223,50 5,09 Kabupaten Simalungun 4.386,60 100,00

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka 2013

Dari tabel diatas kecamatan yang paling luas terdapat pada Kecamatan Raya dengan luas wilayah 335,60 Km2 sedang kecamatan yang paling kecil yaitu Kecamatan Haranggaol Horison dengan luas

(3)

Profil Kabupaten Simalungun IV.3

(4)

Profil Kabupaten Simalungun IV.4

4.2.

Gambaran Demografi

4.2.1. Jumlah dan Sebaran Penduduk

Penduduk yang bermukim di kabupaten ini secara administratif termasuk bagian penduduk yang menyebar di 345 desa dan kelurahan dari 22 wilayah kecamatan. Menurut statistik tahun 2011, jumlah penduduk sebanyak 817.720 jiwa yang menempati areal seluas 4.386,60 Km² dengan angka kepadatan penduduk sebesar 186 jiwa/km2.Jika melihat persebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap

kecamatan di Kabupaten Simalungun ini pada tahun 2011, maka Kecamatan Bandar menempati peringkat pertama dalam hal jumlah penduduk, yaitu sebesar 63.584 jiwa (7,78% dari total penduduk kabupaten), dan dengan kepadatan penduduk masing-masing 582 jiwa/km2, sedangkan untuk

persebaran jumlah penduduk terendah yakni terdapat pada Kecamatan Haranggaol Horison sebesar 4.994 jiwa (0,61% dari total jumlah penduduk kabupaten), dengan kepadatan 145 jiwa/km2, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut ini.

TABEL 4.2. JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK

(5)

Profil Kabupaten Simalungun IV.5

30. Bosar Maligas 294,40 38.970 132 31. Ujung Padang 223,50 40.522 181 Kabupaten Simalungun 4.368,60 098 247

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

4.2.2. Laju Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu pada waktu tertentu dibandingkan waktu sebelumnya. Indikator tingkat pertumbuhan penduduk sangat berguna untuk memprediksi jumlah penduduk di suatu wilayah dimasa yang akan datang. Dengan diketahuinya jumlah penduduk yang akan datang, diketahui pula kebutuhan dasar penduduk ini, termasuk kebutuhan dalam bidang sosial dan ekonomi. Berdasarkan data statistik di tingkat kabupaten diketahui bahwa pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2005–2010 adalah sebesar -0,20% jiwa/tahun, seperti yang terlihat pada Tabel 4.3 berikut ini.

TABEL 4.3. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN SIMALUNGUN

No. TAHUN

JUMLAH PENDUDUK (jiwa)

PENAMBAHAN JUMLAH

PENDUDUK (jiwa)

LAJU

PERTUMBUHAN PENDUDUK (%)

1. 2005 826.101 15.097 1,83

2. 2006 841.198 5.131 0,61

3. 2007 846.329 6.783 0,80

4. 2008 853.112 - -

5. 2009 - - -

6. 2010 817.720 - -

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

4.2.3. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur

Struktur umur penduduk Kabupaten Simalungun diidentifikasi dari data BPS yang menunjukkan pembagian penduduk menurut kelompok umur. Data tersebut menunjukkan bahwa kelompok umur terbesar adalah 10-14 tahun (10,97%), diikuti oleh kelompok umur 5-9 tahun (10,80%), dan kelompok umur 0-4 tahun (10,54%), seperti terlihat pada Tabel 4.4.

TABEL 4.4. KOMPOSISI PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR

Kel. Umur Laki-laki (jiwa) Perempuan (jiwa) Total

(jiwa) Persentase (%) 0-4 44.073 42.090 86.163 10,54

(6)

Profil Kabupaten Simalungun IV.6

20-24 28.102 26.337 54.439 6,66 25-29 31.105 30.032 61.137 7,48 30-34 29.604 28.817 58.421 7,14 35-39 28.452 28.499 56.951 6,96 40-44 26.496 27.624 54.120 6,62 45-49 23.704 26.086 49.790 6,09 50-54 21.990 23.392 45.382 5,55 55-59 16.767 17.463 34.230 4,19 60-64 9.938 11.727 21.665 2,65 65-69 7.155 9.329 21.665 2,02 70-74 5.019 6.923 11.942 1,46 75+ 5.363 9.286 14.649 1,79 JUMLAH 407.838 409.882 817.720 100.00

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

Secara umum struktur umur penduduk Kabupaten Simalungun berbentuk piramid namun dengan penonjolan pada kelompok umur 10-14 dan 5-9 tahun.

4.2.4. Jumlah Penduduk Menurut Agama

Kehidupan beragama penduduk di Kabupaten Simalungun sangat baik. Pemeluk Agama Islam mendominasi jumlah penduduk Kabupaten Simalungun. Untuk lebih jelasnya mengenai data jumlah penduduk berdasarkan jenis agama tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini.

TABEL 4.5. JUMLAH PENDUDUK PEMELUK AGAMA

No. Kecamatan ISLAM KRISTEN

PROTESTAN KATHOLIK

LAINNYA

(7)

Profil Kabupaten Simalungun IV.7

21. Siantar 36.091 22.202 3.820 803 22. Gunung Malela 29.963 2.326 302 85 23. Gunung Maligas 25.518 619 16 20 24. Hutabayu Raja 12.327 15.569 1.191 48 25. Jawa Maraja Bah Jambi 13.401 5.780 672 98 26. Pematang Bandar 21.666 8.810 707 141 27. Bandar Huluan 22.124 2.848 434 331 28. Bandar 48.516 12.613 1.288 1.167 29. Bandar Marsilam 22.314 1.822 43 137 30. Bosar Maligas 33.486 5.246 207 31 31. Ujung Padang 37.094 3.149 210 69 Kabupaten Simalungun 468.328 302.302 42.132 4.958

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

4.2.5. Jumlah Penduduk Menurut Matapencaharian

Pada Tahun 2010, struktur mata pencaharian Kabupaten Simalungun dicirikan dengan dominannya sektor pertanian dan bangunan sebagai sumber mata pencaharian penduduk, yaitu masing-masing 57,34% dan 13,80%. Sementara sektor lainnya masing-masing memiliki proporsi yang relatif rendah, seperti perdagangan (8,49%), keuangan (6,86%), jasa (5,27%) industri (5,15%). Adapun sektor mata pencaharian terendah adalah listrik, gas dan air (0,24%), lihat Tabel 4.6.

TABEL 4.6. PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT PEKERJAAN UTAMA

No. LAPANGAN USAHA UTAMA JUMLAH (jiwa) PERSENTASE (%) 1 Pertanian 226.887 57,34

2 Pertambangan dan Penggalian 2.152 0.54 3 Industri 20.366 5,15 4 Listrik, Gas dan Air 963 0,24 5 Konstruksi 54.588 13,80 6 Perdagangan 33.610 8,49 7 Angkutan dan Komunikasi 9.081 2,30 8 Keuangan 27.159 6,86 9 Jasa 20.870 5,27 JUMLAH 395.676 100.00

(8)

Profil Kabupaten Simalungun IV.8

Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor-sektor primer masih menjadi mata pencaharian sebagian besar penduduk Kabupaten Simalungun (lebih dari 50% penduduk). Sementara sektor sekunder dan tersier bersama-sama hanya menyumbang 25% dari total lapangan kerja. Angka tersebut pertama-tama mempertegas data PDRB dimana sektor primer merupakan sektor terbesar dalam perekonomian kabupaten. Selanjutnya informasi ini juga menjadi pertimbangan dalam kebijakan pengembangan kabupaten dimana penyediaan ruang bagi pengembangan sektor-sektor primer menjadi prioritas pemerintah kabupaten.

4.3.

Topografi

Berdasarkan analisa peta Topografi sekala 1:50.000 yang dikeluarkan oleh Bakosutanal, Tahun 1982, bahwa kondisi tofografi Kabupaten Simalungun dominan bergerombang, dan sebagian kecil lahan yang bergunung yang letaknya pada daerah pinggiran Danau Toba ini dominan pegunungan terjal, kalaupun beberapa daerah permukiman yang relatif datar hingga bergelombang. Daerah yang terjal (kemiringan lereng > 45 %) yaitu disepanjang pinggiran Danau Toba di mulai dari Prapat hingga ke Haranggaol. Sedangkan yang datar hingga bergelombang (yang kemiringan lerengnya < 15%) yaitu Danau Toba yang berbatasan dengan pinggiran Kota Parapat. Untuk lebih jelas mengenai kondisi kemiringan lereng ini dapat dilihat Tabel 4.7.

TABEL 4.7. PENYEBARAN KEMIRINGAN KABUPATEN SIMALUNGUN No. Kemiringan Lereng

(%)

Penyebaran (Ha)

Luas (Km2) 1. 0 - 2 98.278 22,40 2. 2 – 15 179.613 40,94 3. 15 – 45 100.984 23,02 4. > 45 59.805 13,63 Kabupaten Simalungun 438.660 100,00

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka 2013

4.4.

Geohidrologi

Di Kabupaten Simalungun banyak terdapat sungai-sungai besar dan kecil yang mengalir dari daerah perbukitan. Diantara sungai-sungai tersebut banyak yang dimanfaatkan sebagai irigasi baik teknis maupun non teknis untuk menunjang lahan pertanian terutama tanaman pangan lahan basah. Selain itu sebagian besar penduduk kabupaten ini masih menggunakan sungai sebagai sumber kebutuhan air bersih sehari-hari seperti masak, mandi dan mencuci.

Berdasarkan Peraturan Menteri PU No. 11A/PRT/M/2006 telah ditetapkan peta wilayah sungai (WS) di Provinsi Sumatera Utara, dimana pada kabupaten ini dilalui oleh:

 Toba Asahan

 Bah Bolon

 Belawan-Ular-Padang.

(9)

Profil Kabupaten Simalungun IV.9

GAMBAR 4.2. PEMBAGIAN WILAYAH SUNGAI (WS) DI PROVINSI SUMATERA UTARA

TABEL 4.8 LUAS DAS DI KABUPATEN SIMALUNGUN

No. Nama DAS Luas (Ha) 1. DAS Silau 65,80 2. DAS Wampu 116,85 3. DAS Bedagai 133,34 4. DAS Asahan 237,21 5. DAS Padang 454,22 6. DAS Silou Tua 511,50 7. DAS Ular 594,01 8. DAS Bahapal 610,47 9. DAS Bah Bolon 1.662,91 JUMLAH 4.386,60

Sumber: RTRW Kabupaten Simalungun

Dari 9 (sembilan) DAS yang terdapat di kabupaten ini, maka ada 9 (sembilan) sungai besar yang mengaliri kabupaten ini, seperti dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut ini.

TABEL 4.9. PANJANG SUNGAI PADA KABUPATEN SIMALUNGUN

No. Nama Sungai Panjang Sungai (Km2)

1. Hapal 58,50

2. Bah Karei 58,50 3. Bah Biak 61,00 4. Bah Lombut 64,70 5. Bah Kasindir 67,50 6. Aek Silou Tuh 85,50 7. Bah Boluk 89,50 8. Bah Tongguran 91,00 9. Bah Bolon/Bah Binoman 118,00

(10)

Profil Kabupaten Simalungun IV.10

4.5.

Klimatologi

Suhu udara rata-rata di Kabupaten Simalungun ini adalah 25,5C dengan suhu terendah 21,1 C dan suhu tertinggi 31,5C. Sementara itu berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan bahwa kelembaban rata-rata berkisar antara 81% hingga 88%. Rata-rata curah hujan dalam 1 (satu) tahun yaitu 269 mm dengan curah hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 477 mm. Sedangkan rata-rata dalam 1 (satu) tahun terdapat 14 hari hujan per bulan dengan hari hujan tertinggi terdapat pada bulan November sebesar 21 hari hujan. Untuk lebih jelasnya curah hujan dan hari hujan di kabupaten ini dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut ini.

TABEL 4.10. DATA CURAH HUJAN DAN HARI HUJAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN

No. BULAN KELEMBABAN UDARA (%)

CURAH HUJAN (mm)

HARI HUJAN (hari)

1. Januari 85 144 12 2. Februari 82 56 4 3. Maret 83 197 13 4. April 84 139 11

5. Mei 84 96 9

6. Juni 86 372 16 7. Juli 86 355 20 8. Agustus 84 408 17 9. September 85 372 20 10. Oktober 81 243 13 11. November 87 477 21 12. Desember 87 370 17 Rata-rata 85 269 14

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka 2013

4.6.

Sumber Daya Alam

Potensi sumber daya alam pada Kabupaten Simalungun ini dapat dilihat dari pola penggunaan lahan dan matapencaharian penduduk/masyarakat. Pada kabupaten ini dapat dikatakan bahwa luas lahan persawahan cukup besar serta sebagian besar masyarakat di kabupaten ini masih mengandalkan pada sektor pertanian, termasuk kegiatan perikanan dan peternakan. Ditinjau dari karakteristik budidaya pertanian yang dilakukan, umumnya dilakukan pada lahan basah (padi sawah), lahan kering (tanaman pangan, tanaman perkebunan dan kehutanan). Sementara pengusahaan kegiatan pertanian pada lahan basah hanya dilakukan untuk tanaman padi sawah.

4.6.1. Pertanian

(11)

Profil Kabupaten Simalungun IV.11

Sektor pertanian, bagi daerah Kabupaten Simalungun ini sampai saat ini masih merupakan tulang punggung perekonomian daerah sebagai penghasil nilai tambah dan devisa maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan pekerjaan sebagian besar penduduknya.

TABEL 4.11. LUAS PANEN TANAMAN PADI SAWAH

No. Kecamatan LUAS PANEN (Ha) PRODUKSI (ton)

PRODUKTIVITAS (ton/Ha) 1. Silimakuta 98 373,30 3,81 2. Pematang Silimahuta 29 110,11 3,80

3. Purba - - -

4. Haranggaol Horison - - - 5. Dolok Pardamean - - - 6. Sidamanik 4.760 23.542,57 4,95 7. Pematang Sidamanik 973 4.788,73 4,92 8. Girsang Sipangan Bolon 815 4.092,69 5,02 9. Tanah Jawa 7.860 42.374,69 5,40 10. Hatonduhan 4.871 26.091,39 5,36 11. Dolok Panribuan 5.772 29.961,64 5,20 12. Jorlang Hataran 3.820 19.788,24 5,18 13. Panei 3.853 19.307,54 5,01 14. Panombeian Panei 4.152 20.547,56 4,95 15. Raya 1.514 6.509,51 4,30 16. Dolok Silau 414 1.785,57 4,31 17. Silau Kahean - - - 18. Raya Kahean 458 2.030,39 4,41 19. Tapian Dolok 320 1.667,30 5,21 20. Dolok Batu Nanggar 1.621 8.387,60 5,17 21. Siantar 4.374 23.678,98 5,41 22. Gunung Malela 5.261 28.586,84 5,43 23. Gunung Maligas 1.467 7.936,79 5,41 24. Hutabayu Raja 9.043 49.582,63 5,48 25. Jawa Maraja Bah Jambi 4.344 23.686,80 5,45 26. Pematang Bandar 6.550 36.360,94 5,55 27. Bandar Huluan 1.075 5.724,37 5,33 28. Bandar 2.059 11.224,93 5,45 29. Bandar Marsilam 544 2.875,12 5,29

(12)

Profil Kabupaten Simalungun IV.12

30. Bosar Maligas - - - 31. Ujung Padang 2.948 15.242,48 5,17 Kabupaten Simalungun 78.995 416.248,70 5,27

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

Hal ini ditunjukkan dari kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB pada tahun 2010 masih tetap dominan yakni mencapai 54,59% dari total PDRB yang dihasilkan.

Mengingat pentingnya sektor pertanian bagi daerah Kabupaten Simalungun yang mana memberikan fasilitas dan dorongan yang lebih terarah bagi perkembangan pembangunan kerakyatan. Pemerintah daerah Kabupaten Simalungun mempunyai visi yakni “Mewujudkan Kemakmuran Masyarakat Berbasis Pertanian dan Agroindustri yang didukung oleh sektor Pariwisata“

Sektor pertanian, terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan, perkebunan, peternakan, kehutanan dan perikanan. Sub sektor pertanian yang paling dominan yang dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Simalungun. Dalam hal ini sub sektor tanaman bahan makanan mencakup tanaman padi, palawija dan hortikultura. Untuk tanaman padi dan palawija, memiliki luas panen terbesar seluas 157.005,00 Ha. Sedangkan untuk tanaman sayuran, cabe memiliki luas panen terbesar yaitu sebesar 18.840 Ha.

Dari tabel diatas maka luas panen padi sawah yaitu seluas 78.995 Ha dengan produksi sebsar 416.248,70 ton, tingkat produktivitas lahan persawahan yaitu 5,27 ton/Ha. Sementara itu untuk lahan padi lading luas panen 14.348 Ha dengan total produksi sebesar 45.045,38 ton, tingkat produktivitas yaitu 3,14 ton/Ha, untuk lebih lelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.12.

TABEL 4.12. LUAS PANEN TANAMAN PADI LADANG

(13)

Profil Kabupaten Simalungun IV.13

23. Gunung Maligas - - - 24. Hutabayu Raja - - - 25. Jawa Maraja Bah Jambi - - - 26. Pematang Bandar - - - 27. Bandar Huluan - - - 28. Bandar - - - 29. Bandar Marsilam - - - 30. Bosar Maligas - - - 31. Ujung Padang - - - Kabupaten Simalungun 14.348 45.045,38 3,14

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

Selain tanaman padi, pada Kabupaten Simalungun juga dominan ditanami ketela rambat, seperti pada Tabel 4.13 berikut ini. Untuk tanaman jagung tingkat produktivitas-nya sebesar 5,06 ton/Ha. Produksi tertinggi terdapat pada Kecamatan Dolok Pardamean dan Purba dengan produksi masing-masing sebesar 25.234 ton dan 20.708 ton.

TABEL 4.13. LUAS PANEN TANAMAN JAGUNG

No. Komoditi Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

1. Jagung 63.712 322.280,58 5,06 2. Ubi Kayu 12.569 353.930,84 28,16 3. Ubi Jalar 4,189 50.736,63 12.11 4. Kedelai 401 494,26 1,23 5. Kacang Tanah 4.358 5.044,72 1,16 6. Kacang Hijau 367 398,36 1,09

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

Untuk tanaman hortikultura, beberapa sentra produksi hortikultura ini diantaranya terdapat di Kabupaten Simalungun, berada di Kecamatan Pematang Bandar, Raya, Panombeian Panei, Purba dan Silimakuta. Sedangkan untuk sentra produksi bawang merah di kabupaten ini terutama di daerah pinggiran Danau Toba. Untuk lebih jelasnya mengenai komoditi sayuran dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut ini.

(14)

Profil Kabupaten Simalungun IV.14

TABEL 4.14. LUAS PANEN TANAMAN SAYURAN

No Komoditi Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

1. Cabai 4.167 27.186,82 6,52 2. Kubis 5.470 142.541,71 26,06 3. Bawang Merah 437 6.118,92 14,00 4. Bawang Putih 29 249,66 8,61 5. Kentang 4.119 13.293,15 3,23 6. Terong 368 7.558,82 20,54 7. Tomat 924 18.811,31 20,36 8. Wortel 66 1.156,65 17,53 9. Petsai/Sawi 436 6.310,35 14,47 10. Buncis 527 9.044,00 17,16 11. Kacang Panjang 491 7.827,64 15,94 12. Ketimun 272 4.585,87 16,86 13. Kangkung 297 4.146,09 13,96 14. Kacang Merah 50 66,42 1,33 15. Bayam 554 7.742,33 13,98 16. Petai 633 4,70 0,08

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

4.6.2. Perkebunan

Pada umumnya perkebunan di Kabupaten Simalungun adalah perkebunan swasta dan rakyat. Walaupun demikian dimasa mendatang diharapkan perkebunan rakyat ini semakin berkembang. Jenis komoditi unggulan yang dibudidayakan masyarakat kabupaten ini adalah tanaman kelapa sawit, coklat, dan kopi. Hal ini terlihat dari besarnya luas tanaman kelapa sawit yaitu seluas 27.359,81 Ha dan luas tanam terbesar ada di Kecamatan Hatonduhan seluas 11.944,78 Ha. Kemudian diikuti oleh tanaman karet dengan luas tanam sebesar 11.073,18 Ha dengan luas tanam terbesar juga terdapat di Kecamatan Raya Kahean yaitu seluas 8.584,98 Ha. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil produksi perkebunan dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini.

(15)

Profil Kabupaten Simalungun IV.15

TABEL 4.15. KONDISI PENANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN

No. Komoditi

Luas Areal (Ha)

Produksi (Ton)

Jumlah Petani (KK) TBM TM TTM Jumlah

1. Kelapa Sawit 2.402,86 24.953,86 3,10 27.359,81 507.949,41 12.964 2. Karet 1.013,04 11.934,20 147,90 13.095,,14 11.073,18 8.192 3. Kopi Arabika 1.385,11 5.384,12 - 6.76,23 7.077,11 16.416 4. Kopi Robusta - 2.470,92 420,18 2.831,10 2.359,33 3.232 5. Kelapa 409,57 2.118,72 419,42 2.947,71 1.854,96 12.5288 6. Coklat 254,70 5.180,49 - 5.419,74 5.509,07 6,0884 7. Cengkeh 103,50 313,58 4,00 421,08 35,31 458 8. Kulit Manis 25,00 362,56 2,00 389,56 83,52 744 9. Kemiri - 444,63 14,00 458,63 788,47 1.154 10. Aren 6,00 669,57 22,60 698,17 632,03 2.986 11. Pinang 8,55 527,00 1,00 536,55 303,64 1.182

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 20113

4.6.3. Perikanan

Kawasan Perikanan pada daerah Kabupaten Simalungun ini selain memiliki Danau Toba juga terdapat kolam, persawahan, rawa dan beberapa aliran sungai yang cukup panjang yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan perikanan. Namun usaha perikanan pada umumnya adalah usaha rumah tangga dalam skala kecil. Menurut sifat usahanya ada yang sudah dikelola secara budidaya dan melalui penangkapan di perairan umum. Rumah tangga budidaya ikan lokasi usahanya ada di kolam dan sawah sedangkan penangkapan ikan dilakukan di sungai, rawa dan danau.

Jumlah rumah tangga budidaya ikan pada tahun 2010 sebanyak 9.651 rumah tangga. Dan hasil produksi sebanyak 12.983,2 ton. Jumlah rumah tangga dan hasil produksi ini menunjukkan kenaikan dari tahun 2009. Dibanding sub sektor lainnya, sub sektor perikanan cukup memiliki potensi yang besar di Kabupaten Simalungun ini. Akan tetapi walaupun demikian beberapa diantaranya masih mengusahakan subsektor ini secara tradisional hanya untuk dikonsumsi sehari-hari maupun untuk diperjual-belikan. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan nila dan ikan mas. Ikan ikan tersebut pada umumnya dibudidayakan dari perairan umum, kolam, mina padi dan KJA (Keramba Jaring Apung). Di sepanjang Danau Toba, petani memelihara ikan nila maupun ikan mas dengan menggunakan keramba jaring apung. Penggunaan KJA ini sering menggunakan pro dan kontra karena menimbulkan pencemaran (kekeruhan) sehingga mengurangi daya tarik kawasan danau dan berdampak pada berkurangnya kunjungan wisatawan domestik maupun internasional.

(16)

Profil Kabupaten Simalungun IV.16

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.16 berikut ini. TABEL 4.16. POTENSI PERIKANAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN

No. JENIS SUMBER JUMLAH

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

4.6.4. Peternakan

Luasnya lahan pertanian di Kabupaten Simalungun, menjadi lahan yang potensial bagi pengembangan peternakan. Dari data

BPS 2011, produksi daging yang terbesar merupakan daging babi sebesar 3.443.262 kg dan diikuti oleh daging sapi sebesar 1.146.369 kg.

TABEL 4.17. PRODUKSI DAGING DI KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010

(17)

Profil Kabupaten Simalungun IV.17 JUMLAH 1.146.369 439.716 120.721 74.589 3.443.262

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

4.6.5. Pertambangan

Pengembangan potensi dari sektor pertambangan dan energi dapat menjadi sektor pendukung dalam pengembangan dan pembangunan daerah. Bahan tambang yang ditemukan di Kabupaten Simalungun ini bervariasi jenisnya dan beberapa diantaranya mempunyai prospek yang cukup cerah untuk dikembangkan, dimana bahan tambang tersebut merupakan komoditi mineral sebagai bahan baku industri dan komoditi eksport. Sedangkan untuk potensi energi panas bumi merupakan energi yang ramah lingkungan dan relatif murah untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Jenis potensi bahan galian tambang logam dan non logam di kabupaten ini adalah berupah batu gamping, granit, granodiorit, pasir kuarsa, marmer, zeolit, feldspar, tembaga, batu kapur, lembung dan andesit.

Untuk lebih jelasnya jumlah perusahaan/usaha sektor pertambangan/penggalian golongan C dan potensi bahan galian tambang logam dan non logam di kabupaten ini dapat dilihat pada Tabel 3.18 berikut ini.

TABEL 4.18. POTENSI BAHAN GALIAN TAMBANG LOGAM DAN NON LOGAM

No. LOKASI JENIS BAHAN GALIAN KETERANGAN 1. Prapat, tersingkap di sekitar Danau Toba,

Kec. Raya Kahean, Kec. Haranggaol Horison

Batu Gamping Tebal ± 300 mtr, bagian atas mengandung urat kalsit, bagian bawah diisi oleh rijang, berumur permorkarbon 2. Prapat Granit dan Granodiorit Granit/Diorit sebagai intrusi

yang bersifat masif 3. Kec. Purba (Urung Pane), Negeri Dolok,

Penahatan, Tanjung Dolok

Pasir Kuarsa Batu pasir kuarsa bercampur dengan konglamrat

4. Siwajan, Panahatan, Kec. Girsang Sipangan Bolon (Sibaganding, Tanjung Dolok)

Marmer Berwarna, hitam, kompak

5. Sati Borno, Urung Pane, Dolok Pardamean Zeolit - 6. Danau Toba, Girsang Sipangan Bolon Feldspar - 7. Dolok Pardamean Tembaga - 8. Negeri Dolok Tinggi Raja Batu Kapur - 9. Ujung Padang Lempung - 10. Se- Kecamatan Andesit -

(18)

Profil Kabupaten Simalungun IV.18

4.6.6. Pariwisata

Industri pariwisata memegang peranan penting dalam pembangunan kawasan ini baik bagi sektor ekonomi maupun budayanya. Sejalan dengan rencana pembangunan bahwa pembangunan pariwisata adalah sektor unggulan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kondisi pariwisata di kawasan ini dibedakan atas: wisata alam, wisata budaya, wisata agro dan wisata rekreasi. Kegiatan pariwisata yang paling mendominasi di kawasan ini adalah wisata alam sebanyak 31 objek wisata. Selengkapnya jenis dan jumlah obyek wisata menurut kecamatan di kawasan ini dapat dilihat pada Tabel 3.19 dan Tabel 3.20.

TABEL 4.19.JENIS DAN JUMLAH OBJEK WISATA

No. KECAMATAN

JENIS WISATA

(19)

Profil Kabupaten Simalungun IV.19

TABEL 4.20. OBJEK WISATA MENURUT KECAMATAN DAN LOKASINYA

No. KECAMATAN OBJEK WISATA JENIS WISATA 1. Purba a. Rumah Bolon Wisata Budaya 2. Haranggaol Horison a. Kohan Road Wisata Alam

b. Haranggaol Wisata Alam c. Liang Atas Wisata Alam d. Liang Nangka Wisata Alam e. Pantai Silumbak Wisata Alam 3. Dolok Pardamean a. Simarjarunjung Wisata Alam b. Tiga Ras Wisata Alam 4. Pematang Sidamanik a. Tanjung Unta Wisata Alam b. Toba Sari Wisata Agro c. Sidamanik Wisata Agro d. Bah Butong Wisata Agro e. Sipolha Wisata Alam f. Air Terjun Nagori Sihilon Wisata Alam 5. Girsang Sipangan Bolon

a. Danau Toba Wisata Alam b. Batu Gantung Wisata Alam c. Camping Ground Wisata Remaja d. Air Terjun Halimbingan Wisata Alam e. Huta Sibatu Loting Parherekan Wisata Alam f. Sibaganding/Batu Gorga Wisata Alam g. Sip. Bolon/Tanaman Nenas Wisata Agro h. Dolok Simarbalatuk Wisata Alam i. Batu Lubang Wisata Alam j. Dolok Sae-sae Wisata Alam k. Liang Majontik Wisata Alam l. Liang Bolon Wisata Alam m. Mual Bolon Wisata Alam 6. Dolok Panribuan

(20)

Profil Kabupaten Simalungun IV.20

Lanjutan Tabel 3.20.

No. KECAMATAN OBJEK WISATA JENIS WISATA 7. Jorlang Hataran

a. Batu Silaon Wissata Budaya b. Kasinder Wisata Agro 8. Silau Kahean

a. Tinggi Raja Wisata Alam 9. Siantar

a. Museum Wisata Budaya b. Perkebunan Marihat Wisata Agro c. Permandian Bah Tio Wisata Rekreasi 10. Gunung Maligas

a. Karang Anyer Wisata Rekreasi 11. Gunung Malela

a. Perk. Karet Bangun Wisata Agro 12. Dolok Batu Nanggar

a. Dolok Ilir Wisata Rekreasi b. Dolok Merangir Wisata Agro c. Bah Bolon/Air Terjun Wisata Agro d. Bah Bolon/Kolam Air Tawar Wisata Agro e. Bah Tobu/Brombus Wisata Alam f. Dolok Hataran Wisata Alam 13. Panaombeian Panei

a. Marjandi Wisata Agro 14. Bandar

a. Kramat Kubah Wisata Budaya 15. Hatonduhan

a. Air Terjun Bah Hapusuk Wisata Alam 16. Tanah Jawa

a. Air Terjun Turunan Bunhit Wisata Alam b. Perk. Belimbingan Wisata Agro 17. Jawa Maraja Bah Jambi

a. Bah Jambi Wisata Agro b. Moho Wisata Alam 18. Raya

a. Sampuran Bah Bala Wisata Alam b. Pemandian Sampuran Tarak Ni

Onggang

Wisata Alam

c. Panjat Tebing Panatapan Dolok Simarsola dan Simarsumpit

Wisata Alam

19. Pematang Bandar

a. Kerasan I Wisata Alam b. Maeriah Bandar Wisata Alam 20. Bosar Maligas

a. Air terjun Turgit Sandi Wisata Rekreasi 21. Tapian Dolok

(21)

Profil Kabupaten Simalungun IV.21

22. Huta Bayu Raja

a. Perk. Dolok Sinumbah Wisata Agro

Sumber: RTRW Kabupaten Simalungun

Industri Pariwisata Kabupaten Simalungun sebagai salah satu sektor andalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat hingga saat ini masih mengalami kelesuan, rendahnya tingkat penghunian kamar Hotel (Hotel Occupancy Rate) untuk seluruh kelas hotel masih dibawah 30%.

4.7.

Kondisi Sosial dan Ekonomi

4.7.1. Sarana Pendidikan

Pada tahun 2010, jumlah sarana pendidikan yang ada di Kabupaten Simalungun sebanyak 1.034 unit sekolah yang terdiri dari 59 unit TK, 842 unit SD, 142 unit SMP, dan 90 unit SMA/SMK. Data sarana pendidikan ini diperoleh dari buku Kabupaten Dalam Angka, 2013, yang diterbitkan oleh BPS dan tidak merinci penyebaran sarana pendidikan tingkat TK dan tidak mencantumkan jumlah dan penyebaran fasilitas pendidikan tingkat perguruan tinggi dan akademi. Untuk lebih jelasnya lihat Tabel 4.21.

TABEL 4.21. JUMLAH SARANA PENDIDIKAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN

No. TINGKAT PENDIDIKAN SEKOLAH GURU MURID 1. TK Negeri 2 4 57 2. TK Swasta 57 163 981 3. SD Negeri 789 7.632 101.764 4. SD Swasta 44 347 8.077 5. SLTP Negeri 51 1.882 38.799 6. SLTP Swasta 91 1.209 4.381 7. SMA/SMK Negeri 24 744 11.385 8. SMA Swasta 66 1.156 17.298

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

Untuk sarana pendidikan tingkat TK, kecamatan yang belum memiliki sarana pendidikan ini ada 10 kecamatan, yaitu Kecamatan Pematang Silimahuta, Purba, Dolok Pardamean, Dolok Panribuan, Panombeian Panei, Dolok Silou, Silou Kahean, Raya Kahean, Tapian Dolok, dan Gunung Maligas. Untuk sarana pendidikan tingkat SD dan SLTP pada tiap kecamatan telah memiliki fasilitas untuk jenjang pendidikan ini.

Untuk sarana pendidikan tingkat SMA, kecamatan yang belum memiliki sarana pendidikan ini ada 3 kecamatan, yaitu Kecamatan Pematang Silimahuta, Haranggaol Horison, dan Hatonduhan.

4.7.2. Sarana Kesehatan

(22)

Profil Kabupaten Simalungun IV.22

TABEL 4.22. JUMLAH SARANA KESEHATAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN

No. KECAMATAN

FASILITAS KESEHATAN (unit) RUMAH

SAKIT PUSKESMAS

PUSKESMAS

PEMBANTU POSYANDU 1. Silimakuta 1 1 2 19

2. Pematang Silimahuta - 1 2 17 3. Purba - 1 6 33 4. Haranggaol Horison - 1 1 16 5. Dolok Pardamean - 1 6 29 6. Sidamanik - 1 5 33 7. Pematang Sidamanik - 1 6 39 8. Girsang Sipangan Bolon 1 1 2 28 9. Tanah Jawa 1 1 7 73 10. Hatonduhan - 1 6 37 11. Dolok Panribuan - 1 8 42 12. Jorlang Hataran - 1 2 33 13. Panei - 1 4 56 14. Panombeian Panei - 1 4 35 15. Raya 1 1 11 67 16. Dolok Silau - 1 7 23 17. Silau Kahean - 1 6 33 18. Raya Kahean - 1 5 32 19. Tapian Dolok 1 1 5 47 20. Dolok Batu Nanggar 1 1 7 59 21. Siantar - 2 5 64 22. Gunung Malela - 1 5 41 23. Gunung Maligas - 1 5 28 24. Hutabayu Raja - 2 9 57 25. Jawa Maraja Bah Jambi - 1 3 29 26. Pematang Bandar - 2 8 58 27. Bandar Huluan 1 1 5 50 28. Bandar 1 1 9 82 29. Bandar Marsilam - 1 4 42 30. Bosar Maligas - 1 5 72 31. Ujung Padang - 1 9 50 KABUPATEN SIMALUNGUN 8 34 169 1.324

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka,, 2013

4.7.3. Sistem Transportasi

(23)

Profil Kabupaten Simalungun IV.23

A.

Transportasi Darat

Sistem transportasi darat yang terdapat pada Kabupaten Simalungun mencakup jaringan jalan. Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder, dimana sistem jaringan primer merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua kawasan, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat pelayanan.

Sistem jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan. Kabupaten Simalungun dilalui oleh jalan arteri primer yang menghubungkan kota-kota di Sumatera Utara bagian timur dengan dataran tinggi (bagian tengah Sumatera Utara).

Kondisi jalan di Kabupaten Simalungun tediri dari 1.205,86 Km dengan kondisi baik atau sebesar 41,23% dari seluruh panjang jalan di kabupaten ini, 742,17 Km dengan kondisi sedang atau 25,38% dari seluruh panjang jalan di kabupaten ini, 730,50 Km dengan kondisi rusak atau 24,98% dari seluruh panjang jalan di kabupaten ini, sedangkan panjang jalan dengan kondisi rusak berat 245,95 Km atau 8,41% dari total panjang jalan di Kabupaten Simalungun. Untuk melihat kondisi jaringan jalan di Kabupaten Simalungun ini dapat dilihat pada Tabel 3.23 berikut ini.

TABEL 4.23. PANJANG JALAN MENURUT STATUS DAN JENIS PERMUKAAN

No. STATUS JALAN

KONDISI JALAN (Km) JUMLAH (Km) BAIK SEDANG RUSAK RUSAK

BERAT

1. Jalan negara 77,98 10,68 1,43 - 90,08 2. Jalan Provinsi 104,09 74,42 27,89 33,26 239,66 3. Jalan Kabupaten 944,00 566,00 631,00 81,00 2.222,00 4. Jalan kecamatan 79,79 91,07 70,18 131,69 372,74

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

Sedangkan kondisi jaringan jalan di kawasan ini menurut jenis permukaan dan keadaan jalan yaitu, jalan yang sudah diaspal berdasarkan panjang jalan menurut status jalan berkisar 1.997,60 Km, jalan kerikil berkisar 535,88 Km dan jalan tanah berkisar 361,00 Km. Untuk lebih jelasnya panjang jalan menurut jenis permukaan dan keadaan jalan di kabupaten ini tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 4.24 berikut ini.

TABEL 4.24. PANJANG JALAN MENURUT STATUS DAN KONDISI JALAN

No. STATUS JALAN

KONDISI JALAN (Km) JUMLAH (Km) DIASPAL KERIKIL TANAH LAINNYA

(24)

Profil Kabupaten Simalungun IV.24

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

Pada kabupaten ini terdapat beberapa terminal, lokasi terminal ini terletak:

 Terminal Perdagangan, dengan luas 16.700 m2 dan

 Terminal Sukadane, dengan luas 28.000 m2.

Lokasi terminal ini sangat baik dan terletak tidak jauh dari pusat kota dengan sarana jalan yang memadai dan memiliki jalan kolektor sebagai penghubung sehingga tingkat pencapaian aksesibilitasnya mudah.

B.

Transportasi Danau

Transportasi danau yang terdapat pada Kabupaten Simalungun ini merupakan penghubung antara Kabupaten Sima-lungun dengan kabupaten yang ada di Kawasan Danau Toba. Lokasi dermaga/pelabuhan di kabupaten ini berada di dermaga Prapat, Tiga Raja, Haranggaol dan Tigaras. Kapasitas pelabuhan penyeberangan Tiga Raja yaitu sebesar 15 GRT, dengan luas dermaga 750 m m2.

Untuk lebih jelasnya jumlah angkutan kapal, penumpang dan barang pada pelabuhan angkutan sungai, danau dan penyeberangan di kabupaten ini dapat dilihat pada Tabel 4.25. Kunjungan penumpang pelayaran di kabupaten ini sebesar 562.106 jiwa, dengan kunjungan kapal pada tahun 2010 sebesar 43.969 unit.

TABEL 4.25. JUMLAH ANGKUTAN KAPAL, DAN PENUMPANG YANG MASUK DAN KELUAR MENURUT DERMAGA PENYEBERANGAN

No. BULAN JUMLAH KUNJUNGAN KAPAL/SHIP (BUAH/UNIT)

PENUMPANG (jiwa)

1. Prapat 8.827 211.604 2. Tigaraja 26.840 222.385 3. Haranggaol 4.812 8.143 4. Tigaras 3.490 119.974

JUMLAH 43.969 562.106

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

4.7.4. Sistem Pengairan

Sistem jaringan irigasi yang ada di kawasan ini hanya terdapat di Kabupaten Simalungun. Pola jaringan pengairan/irigasi di Kabupaten ini yaitu mengikuti bentuk areal persawahan, dengan tingkat jaringan irigasi adalah tetap (T), semi tetap (ST), saluran drainase (SD) dan irigasi desa. Kondisi irigasi di kawasan ini yaitu dengan kondisi sedang dan ada beberapa yang rusak berat (tanggul jebol), sehingga areal beralih fungsi menjadi tanaman keras dan ada juga yang beralih fungsi menjadi

(25)

Profil Kabupaten Simalungun IV.25

pembangkit listrik. Untuk lebih jelasnya pola jaringan dan kondisi pengairian/irigasi di kabupaten dapat dilihat pada Tabel 4.26.

Saluran irigasi di kabupaten ini dibedakan atas 2 (dua) yaitu: saluran pembawa induk & sekunder dan saluran pembuangan drainase. Panjang saluran pembawa induk dan sekunder yaitu 5.270,90 meter, sedangkan panjang saluran pembuang/drainase adalah 615,46 meter. Saluran pembawaan induk dan sekunder berada di Kecamatan Tanah Jawa dengan panjang 147,24 meter.

Luas baku areal irigasi di kabupaten ini pada Tahun 2010 adalah sebesar 41.794 Ha. Luas baku areal irigasi yang paling besar berada di Kecamatan Hutabayu Raja yaitu sebesar 5.031 Ha, sedangkan luas baku areal irigasi yang paling kecil berada di Kecamatan Tapian Dolok yaitu sebesar 152 Ha.

TABEL 4.26. KONDISI LAHAN PERSAWAHAN IRIGASI DI KABUPATEN SIMALUNGUN

(26)

Profil Kabupaten Simalungun IV.26

Sumber: Kabupaten Simalungun Dalam Angka, 2013

Daerah irigasi di kabupaten ini berada di 21 (dua puluh satu) kecamatan. Sumber air yang digunakan untuk irigasi pada kabupaten ini berasal dari sungai yang mengalir pada kabupaten ini. Untuk lebih sumber air irigasi dapat dilihat pada Tabel 4.27.

TABEL 4.27. DAFTAR SUNGAI/SUMBER AIR DI KABUPATEN SIMALUNGUN

No.

PENGGOLONGAN SUNGAI PANJANG ALIRAN SUNGAI PELUAPAN 7. Bah Silimbas/Simata Huting 5,50 8. Bah Butong 12,00

Sumber: Dinas PU Pengairan Kabupaten Simalungun, 2013

(27)

Profil Kabupaten Simalungun IV.27

Jumlah pelanggan PLN di Kabupaten Simalungun sekitarnya pada tahun 2010 berjumlah 181.581 pelanggan, artinya hampir di setiap kecamatan di kabupaten ini sudah terlayani jaringan listrik.

Standar kebutuhan listrik untuk setiap rumah tangga adalah 90 VA/orang untuk domestik, 22,5 VA/jiwa untuk sarana umum/sosial, dan untuk komersial dan lain-lain yaitu 112,5 VA/jiwa. Pembangkit listrik pada kawasan ini terdapat di Kecamatan Raya Kahean yaitu berupa PLTG, sedangkan untuk jaringan listrik berupa gardu induk berada di Kota Pematangsiantar. Untuk lebih jelasnya jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Simalungun dapat dilihat Tabel 4.28 berikut ini.

TABEL 4.28. JUMLAH PELANGGAN LISTRIK MENURUT PELANGGAN DI KABUPATEN SIMALUNGUN

No. JENIS PELANGGAN JUMLAH PELANGGAN

TAHUN 2009 TAHUN 2010 1. Rumah Tangga (KK) 168.499 173.943 2. Sosial 3.529 3.529 3. Pemerintahan 624 593 4. Bisnis 3.297 3.409 5. Industri 108 107 KABUPATEN SIMALUNGUN 176.057 181.581

Sumber: PLN Wilayah II Pematangsiantar, 2013

Kabupaten Simalungun ini juga memiliki potensi energi dari beberapa air terjun. Air terjun yang digunakan untuk menghasilkan energi adalah Air terjun Karai 1-17 yang terdapat di Kecamatan Silau Kahean, Air terjun Silau 1 dan 2 di Kecamatan Hatonduhan, Air terjun Siporkas di Kecamatan Raya dan Air terjun Nionggang di Kecamatan Raya. Selain energi air terjun, juga terdapat potensi panas bumi Dolok Merawan sebesar 225 Mwe yang terdapat di Kecamatan Silau Kahean. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.29 berikut ini.

TABEL 4.29. POTENSI ENERGI AIR TERJUN DI KABUPATEN SIMALUNGUN

(28)

Profil Kabupaten Simalungun IV.28

20. Air terjun Hatonduhan - Silau Kahean 21. Air terjun Siporkas - Silau Kahean 22. Air terjun Tarak Nionggang - Silau Kahean

Sumber: Dinas Pertambangan dan Energi, 2013

4.7.6. Telekomunikasi

Dalam menunjang kegiatan kawasan terutama kegiatan perdagangan dan perkantoran maka akan semakin menuntut sarana jaringan komunikasi. Sarana telekomunikasi di kabupaten ini ini telah dilayani oleh PT. Telkom, serta operator HP seluler.

Saat ini, pelayanan jaringan telekomunikasi hanya melayani sebagian kawasan yang letaknya dekat dengan perkotaan (Kota Pematangsiantar dan ibukota kecamatan di Kabupaten Simalungun). Untuk kawasan yang tidak terlayani oleh PT. Telkom, telah terjangkau jaringan telekomunikasi selular. Sarana yang sangat membantu masyarakat perdesaan juga tersedia warung telepon (wartel) yang ada di desa-desa yang belum terjangkau jaringan telepon selular.

Kapasitas sambungan telepon dan sistem jaringan distribusi telepon belum seluruhnya dapat melayani kebutuhan masyarakat yang ada saat ini, walaupun ada, hanya untuk melayani kebutuhan yang vital, seperti pada kantor pemerintahan, perdagangan dan sebagian perumahan.

Sistem distribusi jaringan telepon ini yang digunakan dengan jaringan primer dan jaringan sekunder. Jaringan primer menghubungkan sentral dengan daerah-daerah lokasi, sedangkan jaringan sekunder menghubungkan jaringan primer dengan rumah-rumah penduduk.

4.7.7. Pengelolaan Lingkungan (Sampah, Air Limbah dan Air Bersih)

A. Persampahan

Sistem pengelolaan persamahan di kabupaten ini sampai saat ini masih melayani masyarakat di sepanjang jalan negara terutama di sekitar pasar dan terminal. Namun pada umumnya masyarakat di kabupaten ini masih menggunakan pengelolaan sampah dengan sistem individual yaitu dengan cara mengumpulkan sampah pada satu tempat dan kemudian sampah tersebut dibakar, ditimbun ataupun dibuang ke hutan.

Wilayah yang dilayani masih terbatas pada pusat-pusat kota, pusat perdagangan, jalan-jalan protokol dan kawasan permukiman yang padat penduduknya. Pada kawasan tersebut di atas terlihat cukup bersih dengan tidak adanya tumpukan-tumpukan sampah pada jumlah yang relatif besar yang terkesan tidak tertangani.

Pada kawasan yang tidak terlayani, masyarakat melakukan pengelolaan sampahnya secara swadaya dengan cara ditimbun/dibakar yang masih dapat pada halaman rumah masing-masing.

Cara pelayanan sampah yang dilaksanakan saat ini untuk kawasan ini, dilakukan dengan siklus operasional, sebagai berikut:

 Pasar

Timbulan sampah Container Baja Arm Roll Truck TPA (tempat pembuangan akhir di Kecamatan Bandar)

 Permukiman

Timbulan sampah Perwadahan Drump Truck TPA (tempat pembuangan akhir di Kecamatan Bandar)

(29)

Profil Kabupaten Simalungun IV.29

 Sulit melayani permukiman padat pada jalan-jalan lingkungan yang relatif sempit untuk dilalui truck sampah.

 Pengumpulan sampah menggunakan truck akan cenderung mengurangi efektifitas pengangkutan sampah sehingga rotasi perhari ke TPA berkurang.

Pengembangan sistem sampah secara off site sistem kemungkinan akan lebih efisien dilakukan dengan pengembangan sebagai berikut:

 Pengumpulan sampah menggunakan becak sampah atau gerobak sampah pada wilayah yang sulit dilalui oleh truck sampah.

Penyediaan lokasi transfer sampah dari becak/gerobak ke truck sampah untuk permukiman padat yang tidak dapat dilalui truck sampah.

B. Air Limbah

Pada umumnya sistem air limbah di kabupaten ini adalah sistem pembuangan air limbah setempat (on site system). Lumpur tinja diolah pada septic tank pribadi. Sedangkan air limbah rumah tangga masih menyatu dengan saluran drainase.

Penduduk yang memiliki sarana sanitasi masih sangat kecil, dimana penduduk pada umumnya membuang limbah tinja di sungai atau ruang-ruang terbuka lainnya.

Pengelolaan air limbah rumah tangga di kawasan ini dilakukan dengan cara:

 Membuang kotoran WC ke dalam spetic tank di kawasan perumahan, perkantoran, ruko dll.

 Membuang air limbah kamar mandi dan dapur ke saluran darinase, dengan memisahkan saluran air limbah WC dan kamar mandi/dapur.

 Masyarakat yang tingal dipinggiran kota sebagian masih menggunakan cubluk, berupa galian tanah sebagai sarana pembuangan kotoran WC.

Untuk industri diwajibkan membuat sarana pengolaan air limbah sebelum membuang air limbahnya ke sungai, pengawasan pengelolaan air imbah industri ini berada pada Bappedalda (Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah).

Hitam dan berbaunya air parit/saluran drainase menjadi indikasi tercemarnya saluran drainase tersebut dengan air limbah rumah tangga. Hal ini terjadi karena septic tank dibangun dengan outlet langsung ke saluran drainase tanpa adanya bidang resapan. Kondisi ini dapat dilihat pada saluran drainase di sepanjang jalan protokol dan jalan lingkungan permukiman. Padatnya permukiman akibat terbatas dan sempitnya luas kavling di kawasan ini, akan berdampak pada menurunnya kualitas air tanah dangkal seperti sumur gali karena jaraknya septic tank kurang dari 15 meter.

Tidak adanya sekat ruang pengendapan pada konstruksi septic tank mengakibatkan tinja dapat mengalir ke saluran drainase dan tidak penuhnya septic tank, sehingga permintaan jasa pengurasan truk tinja dikeluhkan sangat rendah oleh Dinas Pasar dan Kebersihan yang menyediakan sarana tersebut.

Pengembangan pengendalian/pengelolaan air limbah rumah tangga secara umum, antara lain:

 Persyaratan pembuatan septic tank dengan konstruksi yang memenuhi syarat dikaitkan pada pengeluaran izin SIMB (surat izin mendirikan bangunan).

 Pembangunan perumahan dilengkapi dengan prasarana saluran drainase yang terpadu hingga saluran primer yang ada.

(30)

Profil Kabupaten Simalungun IV.30

C. Air Bersih

Saat ini pelayanan air bersih di kabupaten ini hampir tersedia di setiap kecamatan, sedangkan kecamatan yang belum terlayani jaringan air bersih terdapat di Kecamatan Pematang Silimahuta, Pematang Sidamanik, Hatonduhan, Raya Kahean, Hutabayu Raja, Bandar Huluan, Bandar Marsilam, Bosar Maligas dan Ujung Padang, dalam hal ini masyarakat umumnya masih menggunakan sumur, mata air dan air sungai. Bagi daerah yang berada pada pinggiran Danau Toba masyarakat masih menggunakan air danau tersebut sebagai pemenuhan akan kebutuhan air bersih sehari-hari.

Banyaknya pelanggan air bersih di Kabupaten Simalungun ini pada tahun 2011 didominasi oleh penggunaan untuk rumah tangga yaitu sebesar 30.099 pelanggan untuk rumah tangga, selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.30.

Kapasitas pelanggan air bersih ini diperuntukan oleh: rumah tangga, hotel, badan sosial rumah sakit, tempat ibadah, umum, toko, dan industri, instansi pemerintah dan penggunaan lain-lain.

Volume pelayanan air bersih di kawasan ini yang paling banyak digunakan untuk rumah tangga yaitu sebesar 5.049.690 m3, sedangkan penggunaan air bersih yang paling sedikit adalah penggunaan

sarana hotel dengan 17.000 m3.

TABEL 4.30. JUMLAH PELANGGAN AIR MINUM

(31)

Profil Kabupaten Simalungun IV.31

26. Pematang Bandar 1.468 - 58 9 27. Bandar Huluan - - - - 28. Bandar 760 - 203 21 29. Bandar Marsilam - - - - 30. Bosar Maligas - - - - 31. Ujung Padang 437 - 8 4

JUMLAH

Gambar

TABEL 4.2. JUMLAH DAN KEPADATAN PENDUDUK
TABEL 4.3. LAJU PERTUMBUHAN PENDUDUK KABUPATEN SIMALUNGUN
TABEL 4.5. JUMLAH PENDUDUK PEMELUK AGAMA
TABEL 4.6. PENDUDUK BERUMUR 15 TAHUN KE ATAS YANG BEKERJA MENURUT PEKERJAAN UTAMA
+7

Referensi

Dokumen terkait

penduduk Kabupaten Gayo Lues yang belum terlayani air bersih tidak memiliki dana.. untuk membangun sarana dan prasarana air bersih yang dapat

Peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Jember pada tahun 2007 tentu.. saja berdampak pada peningkatan kepadatan

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Mesuji bahwa jumlah penduduk di wilayah Kabupaten Mesuji pada tahun 2016 berjumlah sebanyak 196.913 jiwa, meliputi jumlah penduduk

Secara umum perkembangan kontribusi sektor dalam PDRB Kabupaten Simeulue lima tahun terakhir (2007-2011) mengalami penurunan dengan besaran yang bervariasi, dimana sektor

Laju pertumbuhan penduduk Kota Tarakan lima tahun terakhir adalah 6,15% dilihat dari pertambahan penduduk yang terjadi antara tahun 2008 dan tahun 2012 yakni sebesar 49.911

Gambaran umum mengenai keadaan kependudukan di Kota Medan dapat dilihat dari jumlah dan laju pertumbuhan penduduknya dalam kurun waktu 5 tahun terakhir maupun distribusi dan

Dilihat menurut kecamatan, jumlah Surat Izin Usaha Perdagangan yang paling banyak dikeluarkan adalah di Kecamatan Singkawang Barat sebanyak 161 izin usaha dan

Jumlah Penduduk Kabupaten Brebes pada akhir tahun 2013 adalah.. 1.764.648 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak