• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PROFIL KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI PROFIL KOTA GORONTALO"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Kota Gorontalo VI-1

BAB VI

PROFIL KOTA GORONTALO

6.1. Administrasi Wilayah

Kota Gorontalo merupakan ibu kota Provinsi Gorontalo yang secara astronomis terletak di 00o 28’ 17” LU – 00o 35’ 56” LU dan 122o 59’ 44” BT - 123o 05’ 59” BT. Luas wilayah Kota Gorontalo sebesar 79,03 Km2 atau 7903 Ha dengan persentase sebesar 0,65% dari luas wilayah Provinsi Gorontalo.

Secara geografis letak Kota Gorontalo berbatasan langsung dengan:

 Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Bulango Selatan-Kabupaten Bone Bolango,

 Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila dan Kecamatan Tilongkabila-Kabupaten Bone Bolango,

 Sebelah selatan berbatasan dengan Teluk Tomini, dan

 Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Bolango dan Kabupaten Gorontalo. Jumlah Kecamatan di Kota Gorontalo sebanyak 9 Kecamatan yang terdiri dari 50 Kelurahan, 239 RW dan 753 RT. Kecamatan yang memiliki wilayah terluas adalah Kecamatan Kota Barat sebesar 20, 08 Km2 atau 18,01% dari luas keseluruhan Kota Gorontalo. Sedangkan Kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan Kota selatan dengan persentase sebesar 3,56 dari luas wilayah Kota Gorontalo atau 2,81%.

Banyaknya kelurahan, RW dan RT berdasarkan Kecamatan di Kota Gorontalo serta luas wilayah menurut Kecamatan di Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel 6.1. dan 6.2 berikut ini.

(2)

Kota Gorontalo VI-2

Tabel 6. 1. Banyaknya Kelurahan, RW dan RT menurut Kecamatan di Kota Gorontalo

Kecamatan Kelurahan RW RT Kota Barat 7 34 122 Dungingi 5 23 95 Kota Selatan 5 29 109 Kota Timur 6 25 50 Hulontalangi 5 21 84 Dumbo Raya 5 35 113 Kota Utara 6 29 91 Kota Tengah 6 31 62 Sipatana 5 12 27 Jumlah 50 239 753

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

Tabel 6. 2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo Kecamatan Luas Area (Km2) Persentase (%)

Kota Barat 20,08 25,41 Dungingi 4,67 5,91 Kota Selatan 2,81 3,56 Kota Timur 5,32 6,73 Hulontalangi 14,23 18,01 Dumbo Raya 14,04 17,77 Kota Utara 8,02 10,15 Kota Tengah 4,81 6,09 Sipatana 5,05 6,39 Jumlah 79,03 100

(3)

Kota Gorontalo VI-3

Sumber; Lampiran PERDA No. 40 Tahun 2011 RTRW Kota Gorontalo

(4)

Kota Gorontalo VI-4

6.2. Demografi

Jumlah penduduk Kota Gorontalo pada tahun 20122 berjumlah 201.509 jiwa yang terdiri dari 100.573 jiwa penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 100.936 jiwa penduduk yang berkelamin perempuan. Jumlah penduduk terbanyak ada pada Kecamatan Kota Tengah dengan jumlah 28.837 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk terkecil ada di Kecamatan Hulonthalangi dengan jumlah 17.156 jiwa. Untuk lebih jelasnya penduduk di rinci berdasarkan Kecamatan, jenis kelamin dan rasio jenis kelamin dapat dilihar pada tabel berikut.

Tabel 6. 3. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2012

Kecamatan Penduduk (jiwa) Rasio Jenis

Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah

Kota Barat 11.289 11.515 22.804 98 Dungingi 12.448 12.624 25.072 99 Kota Selatan 12.098 12.335 24.433 98 Kota Timur 13.744 13.827 27.571 99 Hulonthalangi 8.706 8.450 17.156 103 Dumbo Raya 9.513 9.308 18.821 102 Kota Utara 9.290 9.200 18.490 101 Kota Tengah 14.291 14.546 28.837 98 Sipatana 9.194 9.131 18.325 101 Jumlah 100.573 100.936 201.509

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

6.2.1. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Gorontalo pada tahun 2012 sebesar 4,53 persen dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) sebesar 60,11 persen. Sementara itu, pencari kerja yang terdaftar di Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Gorontalo tahun 2012 sebanyak 1.390 orang.

(5)

Kota Gorontalo VI-5

Tabel 6. 4. Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama di Kota Gorontalo, 2009-2012

Jenis Kegiatan Utama 2009 2010 2011 2012

Angkatan Kerja 79.167 76.249 81.400 78.354

Bekerja 72.140 70.213 76.613 74.806

Pengangguran 7.027 6.036 4.787 3.548

Bukan Angkatan Kerja 49.110 52.207 47.479 51.995

Sekolah 14.433 16.582 7.618 8.164

Mengurus Rumah Tangga 29.887 30.403 30.238 32.393

Lainnya 4.790 5.222 9.623 11.439

Jumlah 128.277 128.456 128.879 130.349

TPAK 61,72 59,36 63,16 60,11

TPT 8,88 7,92 5,88 4,53

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

Penduduk Kota Gorontalo yang berumur di atas 15 tahun menurut jenis kegiatan utama didominasi oleh Buruh/Karyawan/Pegawai, dimana pada tahun 2012 berjumlah 41.766 orang. Sedangkan Pekerja Bebas di pertanian adalah jenis kegiatan utama yang paling sedikit, yaitu 635 orang pada tahun 2012. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6. 5. Penduduk berumur 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis Kelamin di Kota Gorontalo, 2012

Jenis Kegiatan Utama 2009 2010 2011 2012

Berusaha Sendiri Tanpa Dibantu Orang Lain 23.242 22.606 15.650 17.692 Berusaha Dibantu Buruh Tidak Tetap 4.652 4.566 6.256 4.305

Berusaha Dibantu Buruh Tetap 3.302 3.335 4.272 4.067

Buruh/Karyawan/Pegawai 34.359 33.655 44.838 41.766

Pekerja Bebas di Pertanian 208 236 806 634

Pekerja Bebas di Non Pertanian 2.895 2.717 1.984 3.117

Pekerja Keluarga/Tidak Dibayar 3.482 3.098 2.807 3.225

Jumlah 72.140 70.213 76.613 74.806

(6)

Kota Gorontalo VI-6

6.2.2. Jumlah Penduduk Miskin

Besar kecilnya jumlah penduduk miskin sangat dipengaruhi oleh Garis Kemiskinan, karena penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah Garis Kemiskinan dikategorikan sebagai penduduk miskin. Selama tahun 2007-2011, Garis Kemiskinan naik sebesar 50,70 %, yaitu dari 175.545 rupiah per kapita per bulan pada tahun 2007 menjadi 264.550 rupiah per kapita per bulan pada tahun 2011.

Jumlah penduduk miskin Kota Gorontalo berdasarkan Dokumen Strategi Penanggulangan kemiskinan Kota Gorontalo tahun 2014-2018, pada tahun 2011 berjumlah sebanyak 11.755 jiwa atau sebesar 5,97 % dari jumlah penduduk Kota Gorontalo di tahun 2011.

6.2.3. Laju Pertumbuhan Penduduk

Data jumlah penduduk yang dihimpun dari tahun 2010 hingga tahun 2012 menunjukan jumlah penduduk Kota Gorontalo mengalami peningkatan selama tiga tahun dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 8,83%.

Tabel 6. 6. Pertumbuhan penduduk Kota Gorontalo

Kecamatan Tahun 2010 2011 2012 Kota Barat 10.220 22.222 22.804 Dungingi 21.568 24.533 25.072 Kota Selatan 20.647 23.941 24.433 Kota Timur 25.195 27.191 27.571 Hulonthalangi 15.341 16.902 17.156 Dumbo Raya 16.960 18.453 18.821 Kota Utara 16.326 17.879 18.490 Kota Tengah 27.047 27.911 28.837 Sipatana 16.823 17.865 18.325 Jumlah 170.127 196.897 201.509

(7)

Kota Gorontalo VI-7 Hasil proyeksi jumlah penduduk berdasarkan dari data yang ada maka pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota Gorontalo adalah 259.762 jiwa dan pada tahun 2019 adalah 364.434 jiwa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini

Tabel 6. 7. Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Gorontalo 2013-2019

Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah Pendududuk

219.308 238.680 259.762 282.707 307.679 334.856 364.434

Sumber: Hasil Analisis Tiem, Tahun 2014

6.2.4. Persebaran dan Kepadatan Pendududuk

Konsentrasi penduduk terbesar di Kota Gorontalo pada tahun 2012 berada di Kecamatan Kota Tengah dengan jumlah penduduk sebesar 28.325 jiwa yang menempati wilayah Kecamatan dengan luas 4,81Km2. Kecamatan Kota Timur berada pada posisi kedua yang memiliki konsentrasi penduduk ke-dua terbanyak di Kota Gorontalo dengan jumlah 27.571 jiwa. Sedangkan Kecamatan Hulonthalangi memiliki konsentras penduduk terkecil yaitu sebanyak 17.156 jiwa.

Tabel 6. 8. Persebaran dan Kepadatan Penduduk Kota Gorontalo, 2013 Kecamatan Luas Wilayah

(Km2) Penduduk (jiwa) Kepadatan (jiwa/Km2) Kota Barat 20,08 22.804 1.136 Dungingi 4,67 25.072 5.369 Kota Selatan 2,81 24.433 8.695 Kota Timur 5,32 27.571 5.183 Hulonthalangi 14,23 17.156 1.206 Dumbo Raya 14,04 18.821 1.341 Kota Utara 8,02 18.490 2.305 Kota Tengah 4,81 28.837 5.995 Sipatana 5,05 18.325 3.629 Jumlah 79,03 201.509 2.550

(8)

Kota Gorontalo VI-8 Kepadatan penduduk yang tinggi berada di Kecamatan Kota selatan sebesar 8.695 jiwa/Km2 disusul Kecamatan Kota Tengah sebesar 5.995.695 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan terkecil berada di Kecamatan Kota Barat, yaitu 1.136.695 jiwa/Km2.

6.3. Topografi

Kondisi topografi Kota Gorontalo umumnya berupa dataran rendah. Bagian selatan yang berbatasan dengan Teluk Tomini diapit dua pegunungan berbatu kapur/pasir. Ketinggian dari permukaan laut antara 0 sampai 470 M.

Berdasarkan tingkat kemiringan lereng, wilayah Kota Gorontalo dapat dikelompokkan kedalam 5 kelompok :

 Wilayah dengan kemiringan lereng 0 – 8% (datar  Wilayah dengan kemiringan lereng 8 – 15% (landai)

 Wilayah dengan kemiringan lereng 15 – 25 % (bergelombang/ berbukit),  Wilayah dengan kemiringan lereng 25 – 40% (berbukit),

 Wilayah dengan kemiringan lereng > 40% (curam sampai sangat curam).

Tabel 6. 9. Rata-rata Tinggi Wilayah di Atas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo

Kecamatan Tinggi DPL (m) Kota Barat 11 Dungingi 10 Kota Selatan 5 Kota Timur 6 Hulonthalangi 9 Dumbo Raya 5 Kota Utara 15 Kota Tengah 11 Sipatana 18

(9)

Kota Gorontalo VI-9

6.4. Geohidrologi

Kota Gorontalo dilaui 3 (tiga) buah sungai yang bermuara di Teluk Tomini. Tiga buah sungai tersebut masing-masing adalah :

 Sungai Bone dengan panjang ±4.500 m yang melewati Kecamatan Dumbo Raya, Kecamatan Kota Timur, dan Kecamatan Hulonthalangi. Memiliki volume air normal sebesar 104 M3/dt dengan ketinggian air 2 M;

 Sungai Bolango dengan panjang ±11.000 m yang melintasi Kecamatan Sipatana, Kecamatan Dungingi, Kecamatan Kota Barat, Kecamatan Kota Selatan, dan Kecamatan Hulonthalangi. Memiliki volume air normal sebesar 58 M3/dt dengan ketinggian air 1,8 M; dan

 Sungai Tamalate dengan panjang ±5.000 m yang melintasi Kecamatan Kota Utara, Kecamatan Kota Timur dan Kecamatan Huntholangi. Memiliki volume air normal sebesar 21 M3/dt dengan ketinggian air 1,6 M.

Sebagai sumber air bersih , Kota Gorontalo juga memiliki 4 lokasi mata air yaitu :  Mata air Botudidiya, di Kelurahan Dembe I. Kondisinya terawat baik dan berjarak

50 meter dengan lokasi permukiman,

 Mata air di Kelurahan Dembe I. Kondisinya tidak terawat dan berjarak 10 meter dengan lokasi permukiman penduduk,

 Mata air Butu, di Kelurahan Lekobalo. Kondisinya cukup terawat walau terdapat di lokasi permukiman penduduk, dan

 Mata air Potanga, di Kelurahan Pilolodaa. Berjarak 25 meter dari lokasi permukiman penduduk.

6.5. Geologi

Struktur geologi Kota Gorontalo tersusun atas Batu Gamping Koral (Ql), Batuan Gunung Api (Qtv), Aluvium dan Endapan Pantai (Qal) dan Batuan Terobosan Granodiorit (Gd). Batuan Gamping Koral (Ql). Batuan ini merupakan batuan putih, pejal terdapat setempat–tempat. Batuan gamping koral tersebar di sepanjang pantai selatan Kecamatan Kota Barat dan Kecamatan Kota Selatan dan membentuk pegunungan yang sejajar dengan pantai.

(10)

Kota Gorontalo VI-10

 Batuan Gunung Api (Qtv). Batuan ini tersebar di bagian selatan Kota Gorontalo, yaitu di Kecamatan Kota Selatan dan Kecamatan Kota Timur yang membentuk perbukitan dengan kemiringan lereng curam. Formasi ini tersusun atas breksi gunung api, tufa dan lava.

 Alluvium dan Endapan Pantai (Qal). Batuan ini tersusun atas pasir, lumpur dan kerikil tersebar hampir di semua wilayah Kecamatan yang ada di wilayah Kota Gorontalo.

 Batuan Terobosan Granodiorit (gd). Batuan ini tersebar di bagian selatan Kota Gorontalo yang meliputi Kecamatan Kota Timur dan Kecamatan Kota Selatan.

6.6. Klimatologi

Kota Gorontalo secara umum memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan musim penghujan. Keadaan ini berkaitan erat dengan arus angin yang bertiup di wilayah Kota Gorontalo. Pada bulan Oktober sampai April arus angin berasal dari barat/barat laut yang banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim penghujan. Sementara itu, pada bulan Juni sampai September arus angin berasal dari timur yang tidak mengandung uap air. Keadaan seperti itu berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan Mei dan Oktober.

Tabel 6. 10. Tekanan Udara Rata-rata (Mb) Menurut Bulan di Kota Gorontalo, 2011-2012

Bulan Tahun 2011 2012 Januari 1.008,10 1.009,20 Februaru 1.008,70 1.009,00 Maret 1.008,60 1.008,80 April 1.009,30 1.009,60 Mei 1.009,60 1.009,70 Juni 1.009,60 1.009,30 Juli 1.009,70 1.009,40 Agustus 1.010,20 1.010,50 September 1.010,50 1.010,40 Oktober 1.009,80 1.010,20 Nopember 1.008,90 1.009,40 Desember 1.008,20 1.009,60

(11)

Kota Gorontalo VI-11 Suhu udara ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat/wilayah tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2012, Gorontalo mempunyai suhu udara dengan rata-rata 26,63 derajat celsius. Sementara itu, rata-rata kelembaban relatif adalah 82,58 persen.

Tabel 6. 11. Rata-rata Suhu Udara dan Kelembapan Udara Setiap Bulan di Kota Gorontalo, 2012

Bulan

Suhu Udara (oC) Kelembapan Udara (%)

Min Maks

Rata-rata 07.00 13.00 18.00 Rata-rata Januari 21,2 34,2 26,6 94 67 82 84 Februaru 19,6 34,8 24,9 95 64 84 85 Maret 20,8 34,7 26,9 93 65 82 84 April 22,2 34,4 26,2 93 67 85 85 Mei 22 34,2 27,4 93 67 82 84 Juni 19,2 34,1 25,9 92 69 82 84 Juli 21,7 34 26,3 94 71 84 85 Agustus 21 34 27 90 61 76 79 September 21,2 35,3 27,5 90 57 72 77 Oktober 21,6 35,8 27,6 89 57 76 78 Nopember 23 35 26,3 92 69 87 85 Desember 20,8 33,7 27 93 62 76 81

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

Kecepatan angin pada tahun 2012 yang dipantau Stasiun Pengamatan BMKG Jalaludin hampir merata setiap bulannya, yaitu pada kisaran antara 1 sampai 3 knot.

(12)

Kota Gorontalo VI-12

Tabel 6. 12. Arah Angin Terbanyak, Kecepatan Maksimal dan Rata-rata Serta Arah Angin Saat Kecepatan Maksimal Menurut Bulan di Kota Gorontalo, 2012

Bulan Arah Angin Terbanyak

Kecepatan Maksimal (knot)

Rata-rata (knot)

Arah Angin Saat Kecepatan Maksimal Januari 360 10 2 360 Februaru 350 15 2 280 Maret 340 12 2 360 April 340 12 1 350 Mei 180 21 2 350 Juni 170 15 2 180 Juli 150 14 2 350 Agustus 140 15 3 170 September 180 13 3 200 Oktober 180 13 2 180 Nopember 360 10 1 340 Desember 360 16 3 350

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

Curah hujan pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan agrografi, dan perputaran/pertemuan arus angin. Karena itu, jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamatan. Catatan curah hujan tahun 2012 berkisar antara 27 - 412 mm. Jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Februari 2012 yaitu 24 hari.

(13)

Kota Gorontalo VI-13

Tabel 6. 13. Jumlah Hari Hujan, Jumlah Curah Hujan, dan Rata-rata Penyinaran Matahari Setiap Bulan di Kota Gorontalo, 2012

Bulan Jumlah Hari Hujan (hari) Jumlah Curah Hujan (mm) Rata-rata Penyinaran Matahari (jam) Januari 17 109 5,2 Februaru 24 130 5,8 Maret 19 67 5,3 April 23 159 5,3 Mei 23 116 5,5 Juni 19 205 5,2 Juli 22 244 4,5 Agustus 8 107 7,6 September 5 46 5,3 Oktober 17 154 6,1 Nopember 20 412 5,5 Desember 10 27 6,7

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

6.7. Sosial dan Ekonomi Wilayah

Kondisi sosial dan ekonomi antara lain menggambarkan tentang nilai budaya, kondisi tingkat pendidikan masyarakat, angka kemiskinan, kondisi PDRB, Laju Investasi dan potensi perekonomian Kota Gorontalo.

6.7.1. Budaya

Potret sehari hari masyarakat Gorontalo dikenal sangat kental dengan paduan nuansa adat dan agama. Cerminan realitas tersebut terkristalisasi dalam ungkapan “Adat Bersendi Syara, Syara Bersendi Kitabullah”. Filosofi hidup ini menjadi bagian yang melingkupi keseluruhan sistem budaya dengan tetap menghargai nilai-nilai, norma dan kaidah yang berlaku secara umum di tengah-tengah masyarakat Kota Gorontalo dan tetap selaras dengan dinamika masyarakat yang semakin terbuka, modern, dan demokratis.

Dalam proses sosialisasi dan komunikasi keseharian masyarakat Gorontalo, selain menggunakan Bahasa Indonesia juga menggunakan pula Bahasa Gorontalo (Hulondalo). Bahasa daerah ini tidak ditinggalkan, kecuali sebagai salah satu kekayaan budaya, penggunaannya memberi label ciri khas Provinsi Gorontalo.

(14)

Kota Gorontalo VI-14

6.7.2. Perkembangan Tingkat Pendidikan Masyarakat

Angka partisispasi sekolah Kota Gorontalo di empat tahun terakhir mengalami peningkatan, mulai dari kelompok umur usia sekolag dasar, usia sekolah lanjutan tingkat pertama dan usia sekolah lanjutan tingkat atas. Pada tahun 2012, Angka Partisipasi Sekolah (APS) pada penduduk kelompok usia sekolah 7-12 tahun sebesar 99,98 persen atau naik dari tahun 2011 yang sebesar 99,40 persen. Sementara itu, APS penduduk kelompok usia sekolah 13-15 tahun dan 16-18 tahun naik jika dibanding tahun sebelumnya.

Angka Partisipasi Murni (APM) tingkat SD/MI pada tahun 2012 sebesar 91,29 persen. Sementara itu, APM tingkat SMP/MTs dan SMA/SMK/MA masing-masing sebesar 64,28 persen dan 56,82 persen.

Tabel 6. 14. Angka Partisispasi Sekolah Menurut Kelompok Umur di Kota Gorontalo, 2009-2012

Kelompok umur Tahun

2009 2010 2011 2012

7 - 12 98,50 98,08 99,40 99,98

13 - 15 89,82 91,14 93,48 96,58

16 - 18 57,11 65,58 70,42 72,38

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

6.7.3. Tingkat kemiskinan

Persentase penduduk miskin Kota Gorontalo pada tahun 2011 mengalami kenaikan setelah pada beberapa tahun sebelumnya mengalami penurunan. Pada tahun 2011 persentase penduduk miskin Kota Gorontalo sebanyak 5,97%. Untuk lebih jelasnya menyangkut jumlah penduduk miskin, garis kemiskinan dan persentase penduduk miskin dapat dilihat pada tabel berikut.

(15)

Kota Gorontalo VI-15

Tabel 6. 15. Garis Kemiskinan dan Persentase Penduduk Miskin di Kota Gorontalo Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Garis Kemiskinan (Rp/kapita/bulan) Penduduk Miskin (jiwa) Persentase Penduduk Miskin (%) 2007 166.324 175.545 13.489 8,11 2008 165.175 176.302 8.639 5,23 2009 170.456 224.387 9.017 5,29 2010 180.127 238.397 9.889 5,49 2011 196.897 264.550 11.755 5,97

Sumber: Dokumenn Strategi penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Gorontalo tahun 2014-2018

6.7.4. Keuangan Daerah

Komposisi APBD tahun 2012 masih seperti Komposisi APBD tahun sebelumnya. Penerimaan daerah masih mengandalkan sumber penerimaan dana perimbangan, yaitu 71,51 persen dari seluruh penerimaan daerah. Realisasi belanja daerah sebesar 584,95 miliar rupiah lebih kecil dibanding penerimaan daerah yang besarnya 588,4 miliar rupiah. Hal ini menyebabkan surplus anggaran sebesar 3,45 miliar rupiah.

Tabel 6. 16. Realisai Pengeluaran Daerah Menurut Jenis Pengeluaran di Kota Gorontalo (miliar rupiah), 2008-2012

(16)

Kota Gorontalo VI-16

Tabel 6. 17. Realisai Penerimaan Daerah Menurut Jenis Penerimaan di Kota Gorontalo (miliar rupiah), 2008-2012

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

6.7.5. Perkembangan PDRB

Pada tahun 2012, nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku sebesar 2.135.682,20 juta rupiah lebih tinggi dari tahun 2011 yang sebesar 1.838.128,36 juta rupiah. Sementara itu, nilai PDRB atas dasar harga konstan 2000, pada tahun 2012 sebesar 699.175,59 juta rupiah.

Pada tahun 2012, struktur perekonomian Kota Gorontalo masih didominasi oleh sektor tersier, yakni sektor jasa-jasa dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Hal ini dapat kita lihat bahwa sektor jasa-jasa masih merupakan sektor yang paling dominan, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran. Peranan yang besar dari kedua sektor tersebut sejalan dengan kedudukan Kota Gorontalo sebagai pusat pemerintahan dan

(17)

Kota Gorontalo VI-17 perdagangan di wilayah Provinsi Gorontalo dan sekitarnya. Pada tahun 2012, pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo mencapai 7,78 persen.

Tabel 6. 18. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Berlaku di Kota Gorontalo (juta rupiah), 2009-2012

(18)

Kota Gorontalo VI-18

Tabel 6. 19. Produk Domestik Regional Bruto atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kota Gorontalo (juta rupiah), 2009-2012

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

6.7.6. Laju Tingkat Inflasi

Selama tahun 2012, Kota Gorontalo mengalami 9 kali inflasi dan 3 kali deflasi. Deflasi terjadi pada Maret (-0,57 persen), Mei (-0,59 persen), dan September (-1,18 persen). Harga eceran beras IR-46 selama tahun 2012 berfluktuasi. Harga eceran tertinggi sebesar 7.333 rupiah dan terendah sebesar 7.167 rupiah. Sementara itu, kenaikan harga beberapa jenis barang lainnya juga berfluktuasi setiap bulannya.

(19)

Kota Gorontalo VI-19

Gambar 6. 2. Laju Inflasi di Kota Gorontalo (persen), 2010-2012

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

6.7.7. Potensi Ekonomi 1. Pertanian

Lahan panen di Kota Gorontalo pada Tahun 2012 seluas 1.528 hektar. Menurut jenis pengairannya, lahan sawah di daerah ini hanya berupa lahan sawah irigasi teknis. Pada tahun 2012, produksi padi sawah di Kota Gorontalo sebesar 8.984,5 ton dimana produksi terbesar terdapat di Kecamatan Kota Utara yakni sebesar 4.698,1 (52,29 persen). Sementara itu, produksi jagung sebesar 165,819 ton. Subsektor hortikultura mencakup tanaman sayuran, buah-buahan, tanaman biofarmaka, dan tanaman hias.

Pada tahun 2012, produksi cabe dan tomat sebesar 11 ton dan 15 ton. Adapun luas panen dari kedua komoditi tersebut masing-masing sebesar 4 hektar dan 6 hektar. Pada tahun 2012, produksi buah-buahan yang memberikan kontribusi terbesar adalah pisang yang mencapai 973 ton. Jumlah tersebut mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

(20)

Kota Gorontalo VI-20

Tabel 6. 20. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Buah-buahan di Kota Gorontalo, 2010-2012

Komoditi 2010 2011 2012 Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produkti vitas (kuintal/ ha) Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produkti vitas (kuintal/ ha) Luas Panen (ha) Produksi (ton) Produkti vitas (kuintal/ ha) Padi Sawah 1.778,0 10.845,8 61,0 2.024,0 12.024,6 59,4 1.528,0 8.984,5 58,8 jagung 51,0 229,5 45,0 68,0 303,4 44,6 31,0 165,8 53,5 kedelai 1,0 1,2 12,0 - - - - Cabe 6,0 7,5 13,0 49,2 4,0 11,0 Tomat 3,0 5,4 11,0 46,0 6,0 15,0 Mangga 20,0 48,0 8,3 166,1 48,0 580,0 Pisang 9,6 40,0 3,2 74,1 8,2 973,0 Pepaya 2,7 14,0 1,7 11,5 2,0 41,0 Nanas 0,3 1,3 6,0 1,3 - - Nangka 7,2 28,0 8,3 28,0 4,0 121,0

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

Populasi ternak terdiri dari sapi potong, kuda, dan kambing. Pada tahun 2012, jumlah populasi tersebut berturut turut 2.986 ekor, 1.057 ekor, dan 9.175 ekor. Populasi unggas yang terdiri dari ayam kampung, ayam petelur, ayam pedaging, dan itik pada tahun 2012 secara berturut-turut adalah 78.873 ekor, 34.852 ekor, 247.766 ekor, dan 10.661 ekor.

Tabel 6. 21. Populasi Ternak dan Unggas di Kota Gorontalo, 2008-2009

Ternak Populasi Ternak (ekor)

2008 2009 2010 2011 2012 Sapi potong 3.592 3.686 3.700 3.675 2.986 Kuda 1.324 1.480 1.480 762 1.057 Kambing 8.168 8,311 8.204 8.868 9.175 Babi 7 7 - - - Ayam kampung 93.700 94.787 108.835 74.432 78.873 Ayam petelur 67.600 41.558 30.681 34.000 34.852 Ayam pedaging 409.000 409.000 414.872 224.800 247.766 Itik 8.669 8.878 8.589 10.554 10.661

(21)

Kota Gorontalo VI-21 Produksi perikanan pada tahun 2012 tercatat 13.818,9 ton, yang terdiri atas 13.741 ton produksi perikanan laut dan 77,9 ton produksi perairan umum. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, produksi perikanan naik sekitar 13,78 persen.

Tabel 6. 22. Produksi Perikanan Tangkap di Kota Gorontalo, 2010-2012

Hasil laut Produksi (ton)

2010 2011 2012

Perikanan Laut 11.483,6 12.070,3 13.741,0

Perairan Umum 37,4 74,6 77,9

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

2. Industri

Pada tahun 2012, di Kota Gorontalo terdapat 2.228 industri yang terdiri dari 1.420 industri makanan dan minuman, 29 industri pakaian jadi, dan 779 industri lainnya. Keberadaan industri-industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 5.708 pekerja.

3. Perdagangan dan jasa

Pada tahun 2012, di Kota Gorontalo terdapat sekitar 644 perusahaan perdagangan, yang terdiri dari 111 PT, 197 CV, 8 koperasi, dan 328 perorangan. Di Kota Gorontalo juga terdapat 16 pedagang besar, 76 pedagang menengah, dan 500 pedagang kecil. Kota Gorontalo memiliki 1 pasar umum yang beroperasi setiap hari dan 6 pasar kelurahan yang beroperasi pada hari-hari tertentu dari Senin sampai Minggu.

Pada tahun 2012, di Kota Gorontalo terdapat 246 koperasi yang tersebar di semua Kecamatan. Sebagian besar koperasi di daerah ini merupakan KSU yakni sebanyak 70 unit.

(22)

Kota Gorontalo VI-22

Gambar 6. 3. Persentase Pedagang Menurut Jenisnya di Kota Gorontalo, 2012

Sumber: BPS, Kota Gorontalo Dalam Angka Tahun 2013

4. Pariwisata

Pada tahun 2012, jumlah hotel di Kota Gorontalo bertambah dari tahun sebelumnya. Sementara itu, jumlah kamar dan tempat tidur masing-masing adalah 1.102 kamar dan 1.517 tempat tidur. Adapun jumlah hotel terbanyak berada di Kecamatan Kota Timur, yakni sebesar 15 unit.

Jumlah wisatawan di Gorontalo pada tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, aitu dari 41.847 wisatawa pada tahun 2011 menjadi 70.606 wisatawan pada tahun 2012 yang terdiri dari 68.855 wisatawan nusantara dan 1.751 wisatawan mancanegara. Secara umum objek wisata di Kota Gorontalo terdiri dari objek wisata alam dan sejarah.

Gambar

Tabel 6. 2. Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo  Kecamatan  Luas Area (Km 2 )  Persentase (%)
Gambar 6. 1.  Peta Wilayah Administrasi Kota Gorontalo
Tabel 6. 3. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Gorontalo, 2012
Tabel 6. 5. Penduduk berumur 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama dan Jenis  Kelamin di Kota Gorontalo, 2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengidentifikasi gambaran kualitas hidup domain psikologis Lansia yang mengalami penyakit kronis di Puskesmas Dulalowo Kecamatan Kota Tengah Kota

dengan Motivasi Guru di SMP Negeri se-Kecamatan Kota Tengah Kota Gorontalo ”.

kecamatan di Kabupaten Simalungun ini pada tahun 2011, maka Kecamatan Bandar menempati peringkat pertama dalam hal jumlah penduduk, yaitu sebesar 63.584 jiwa (7,78%

Perancangan Gorontalo Art Gallery Centre akan berada di kota Gorontalo. Kota Gorontalo sendiri sudah terbagi dalam 9 BWK yang masing-masing memiliki rencana pengembangan

Keadaan rumah pompa (Pump Gate) yang berada di muara sungai Tanggikiki tepatnya berada di kelurahan Biawao kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo dimana ada beberapa

Jumlah penduduk Kota Payakumbuh pada tahun 2015 adalah 127.826 jiwa, dengan. pertumbuhan penduduk pada tahun 2015

Keadaan rumah pompa (Pump Gate) yang berada di muara sungai Tanggikiki tepatnya berada di kelurahan Biawao kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo dimana ada beberapa

Lokasi yang akan menjadi perencanaan pembangunan Rumah Sakit Jiwa Di Kota Gorontalo yaitu berada di Jln. Dr.H.Umar Sidiki, Kelurahan Wongkoditi Kec. Site berada